• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH. (PPn BM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH. (PPn BM)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPn BM)

Mata Kuliah : Perpajakan II

Ruang , Hari /Jam kuliah : M 504, Minggu, Jam :16.15 – 18.45 WIB Tatap Muka : Ke – 14

Dosen : Sugianto, Ak., MSi

UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM KELAS KARYAWAN KAMPUS MENTENG

(2)

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Latar Belakang

Pengenaan PPnBM bukan pengenaan pajak yang baru. PPnBM sudah dikenakan sejak Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983, PPnBM ini dikenakan disamping pengenaan PPN. Adapun alasan dikenakan PPn BM adalah:

a. perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi

b. perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah

c. perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional d. perlu untuk mengamankan penerimaan negara

Berdasarkan Penjelasan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah adalah:

a. bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau

b. barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau

c. pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau

d. barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau

e. apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, seperti minuman beralkohol.

Struktur Tarif PPnBM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000, berlaku mulai 1 Januari 2001

- Kendaraan Bermotor

10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, dan 75%

- Non Kendaraan Bermotor

10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 75%

(3)

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH

BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Tarif

(%)

Jenis Barang Kena Pajak

10 kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima belas)orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semidiesel), dengan semua kapasitas isi silinder;

kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder tidak lebih dari 1500 cc;

25 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau dengan nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc;

kendaraan bermotor dengan kabin ganda (double cabin), dalam bentuk kendaraan bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 (tiga) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 (lima) ton.

30 kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc;

kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.

50 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar

(4)

cetus api, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc sampai dengan 3000 cc;

kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc;

kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc; dan

semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.

60 kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500 cc; dan

kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.

75 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc;

kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc;

kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc;

trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.

(5)

KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN

ATAS BARANG MEWAH Tarif

(%)

Jenis Barang Kena Pajak

10 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, dan pesawat penerima siaran televisi;

kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga;

kelompok mesin pengatur suhu udara;

kelompok alat perekam atau reproduksi gambar, pesawat penerima siaran radio;

kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapannya;

20 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain yang dikenakan tariff 10%;

kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, town house, dan sejenisnya;

kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena, selain yang dikenakan tariff 10%;

kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering;

pesawat elektromagnetik dan instrumen musik;

kelompok wangi-wangian;

30 kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum;

kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tariff 10%;

40 kelompok minuman yang mengandung alcohol;

kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan;

kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wool;

kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu;

kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam mulia atau dari logam yang dilapisi logam mulia atau campuran

(6)

daripadanya;

kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain yang dikenakan tarif 30%, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum;

kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak;

kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara;

kelompok jenis alas kaki;

kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor;

kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah lempung cina atau keramik;

Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu selain batu jalan atau batu tepi jalan;

50 kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus;

kelompok pesawat udara selain yang dikenakan tarif 40%, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga;

kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tarif 10% dan tarif 30%;

kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara.

75 kelompok minuman yang mengandung alkohol selain yang dikenakan tariff 40%;

kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau mutiara atau campuran daripadanya;

kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum."

PPnBM Kendaraan Bermotor

Definisi

- Kendaraan angkutan orang adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan penumpang baik lebih dari 10 orang termasuk pengemudi maupun kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, termasuk sedan atau station wagon.

- Kendaraan angkutan barang adalah kendaraan bermotor dalam bentuk kendaraan

(7)

bak terbuka atau kendaraan bak tertutup, dengan jumlah penumpang tidak lebih dari 3 (tiga) orang termasuk pengemudi yang digunakan untuk kegiatan

pengangkutan barang baik yang disediakan untuk umum maupun pribadi.

- Kendaraan angkutan umum adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan orang dan/atau barang yang disediakan untuk umum dengan dipungut bayaran selain dengan cara persewaan, baik dalam trayek maupun tidak dalam trayek, sepanjang menggunakan plat dasar polisi dengan warna kuning.

- Kendaraan protokoler kenegaraan adalah semua jenis kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan rombongan kepresidenan atau yang digunakan

berkenaan dengan penyambutan tamu-tamu kenegaraan, tidak termasuk kendaraan bermotor yang digunakan oleh pejabat atau karyawan.

Ketentuan Khusus PPn BM

Kendaraan yang dikenakan PPn BM :

- kendaraan angkutan orang -

-

kendaraan khusus

kendaraan bermotor beroda dua lebih dari 250 CC

Kendaraan yang tidak dikenakan PPn BM:

- kendaraan CKD;

- kendaraan sasis;

- kendaraan angkutan barang;

- kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 250 CC.

Kendaraan yang dibebaskan dari PPn BM:

-kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaran tahanan, kendaraan angkutan umum;

-untuk tujuan protokoler kenegaraan, sepanjang dananya berasal dari APBN/APBD;

-kendaraan bermotor angkutan lebih dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, yang digunakan untuk kegiatan dinas TNI/POLRI sepanjang dananya berasal dari

(8)

APBN/APBD;

-untuk keperluan patroli TNI/POLRI sepanjang dananya berasal dari APBN/APBD.

Pembebasan PPn BM

SKB PPn BM

-TNI atau POLRI atau Orang atau Badan atau Pengusaha Angkutan Umum atau pihak lain yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan kendaraan bermotor tersebut wajib mempunyai Surat Keterangan Bebas (SKB) PPn BM yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP.

-Permohonan untuk memperoleh SKB PPn BM, TNI atau POLRI atau Orang atau Badan atau Pengusaha Angkutan Umum atau pihak lain wajib mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak.

-Direktur Jenderal Pajak memberikan keputusan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah surat permohonan diterima dengan lengkap.

-SKB PPn BM diterbitkan sebelum impor kendaraan bermotor oleh pemohon SKB atau penyerahan kendaraan bermotor kepada pemohon SKB.

Dasar Pengenaan Pajak

PPN

- Impor

Sebesar nilai impor

- Penyerahan Dari Pabrikan

Sebesar harga jual tidak termasuk PPn BM - Penyerahan Dari Non Pabrikan

Sebesar harga jual termasuk PPn BM

PPn BM

-Impor

- CKD : Belum terutang - CBU : Sebesar Nilai Impor -Penyerahan Dari Pabrikan

(9)

Sebesar harga jual

-Penyerahan Dari Non Pabrikan Sebesar harga jual

Restitusi

Distributor/Dealer/Agen/Penyalur yang menjual kendaraan dinas TNI/POLRI, kendaraan patroli TNI/POLRI, kendaraan Protokoler Kenegaraan, kendaraan

ambulan, kendaraan tahanan, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan jenazah, dan kendaraan angkutan umum yang memperoleh SKB PPn BM, dapat mengajukan surat permohonan restitusi atas PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala KPP tempat Distributor/Dealer/Agen/ Penyalur dikukuhkan

- Pengusaha angkutan umum yang telah dipungut PPn BM atas impor/pembelian kendaraan sebelum/tanpa mendapatkan SKB PPn BM, dapat mengajukan surat permohonan restitusi atas PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala KPP tempat importir atau pembeli terdaftar (berdomisili)

- TNI/POLRI yang telah dipungut PPn BM atas impor atau pembelian kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan kendaraan dinas atau patroli TNI/POLRI, atau Sekretariat Negara yang telah dipungut PPn BM atas impor atau pembelian kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan Protokoler Kenegaraan dapat mengajukan permohonan restitusi PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala KPP dimana Bendaharawan TNI/POLRI atau Bendaharawan Sekretariat Negara

terdaftar.

- Importir/pembeli yang telah dipungut PPn BM atas impor atau pembelian kendaraan ambulan, tahanan, pemadam kebakaran, dan jenazah, dapat mengajukan

permohonan restitusi atas PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala KPP tempat importir atau pembeli terdaftar (berdomisili)

Tata Cara Restitusi

-Mengajukan Surat Permohonan dengan dilengkapi dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam KEP-586/PJ./2001 tanggal 29 Agustus 2001.

-Permohonan diajukan paling lambat 12 bulan setelah bulan terjadinya penyerahan kendaraan kepada pembeli atau setelah bulan terjadinya impor.

-Atas permohonan restitusi tersebut harus diterbitkan surat ketetapanpaling lambat 2

(10)

bulan setelah tanggal diterimanya permohonan secara lengkap.

Pemungut PPn BM

Pemungut PPn BM dapat dibedakan dalam 3 kategori:

- Ditjen Bea dan Cukai, untuk PPn BM impor.

- “Pabrikan” kendaraan bermotor atau pihak yang bertindak sebagai pabrikan kendaraan bermotor.

- ·Perusahaan Perakitan atau Perusahaan karoseri, untuk penyerahan kendaraan hasil perakitan/pengubahan apabila pihak yang menyuruh melakukan perakitan atau pengubahan adalah selain ATPM, Distributor, Dealer, Agen, Penyalur, Showroom.

Kewajiban sebagai pemungut PPn BM (selain DJBC):

- memungut PPn BM atas setiap penyerahan kendaraan bermotor.

- menyetorkan PPn BM yang telah dipungut.

- ·melaporkan pemungutan PPn BM dalam SPT Masa PPN setiap Masa Pajak dan melampirkan Laporan Pemungutan PPN dan PPn BM (sesuai KEP-199/PJ./2000).

Hubungan Istimewa

Dalam hal terdapat hubungan istimewa di antara pabrikan dan distributor

(agen/penyalur) dan harga pasar wajar tidak diketahui, maka harga pasar wajar atas penyerahan kendaraan bermotor ditentukan dengan melalui pemeriksaan.

FASILITAS PPN

Barang Kena Pajak Tertentu Yang Dibebaskan

BKP Tertentu yang atas impor dan atau penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN:

1. Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di udara, kendaraan lapis baja, kendaraan angkutan khusus lainnya, dan komponen atau bahan yang diperlukan dalam pembuatan senjata dan amunisi oleh PT.

PINDAD, untuk keperluan TNI dan POLRI yang belum dibuat di dalam negeri;

2. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program PIN

3. Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;

(11)

4. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan atau diserahkan dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;

5. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan atau diserahkan dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Niaga Nasional;

6. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan atau diserahkan dan digunakan oleh PT. Kereta Api Indonesia; dan

7. Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia.

8. Rumah Sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro,asrama mahasiswa, dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendengar Pertimbangan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Jasa Kena Pajak Tertentu Yang Dibebaskan

JKP Tertentu yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN:

1. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional yang meliputi : jasa persewaan kapal, jasa kepelabuhan yang meliputi jasa tandu, jasa tambat, dan jasa labuh, dan jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal;

2. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang meliputi : jasa persewaan pesawat udara dan jasa perawatan atau reparas pesawat udara;

3. Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT.Kereta Api Indonesia;

4. Jasa yang diserahkan oleh oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya dan pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah;

5. Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat

(12)

sederhana;

6. Jasa yang diserahkan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam rangka tersedianya data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia.

Barang Strategis

BKP Strategis yang atas impor dan atau penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN:

1. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan BKP, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas tidak termasuk suku cadang;

2. Makanan ternak, unggas, dan ikan, dan atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas, dan ikan;

3. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan kehutanan, peternakan, penangkaran atau perikanan;

4. Bahan baku perak dalam bentuk butiran (granule) dan atau perak dalam bentuk batangan;

5. Bahan baku berupa kertas uang dan logam uang yang dipergunakan oleh Bank Indonesia dan atau Perum Peruri pembuatan uang kertas rupiah dan uang logam rupiah.

BKP Strategis yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN:

1. Barang hasil pertanian yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk hasil pemrosesannya yang dilakukan dengan cara tertentu yang diserahkan oleh petani atau kelompok petani;

2. Air bersih yang dialirkan melaui pipa atau dialirkan dengan cara lain baik oleh Perusahaan Air Minum milik Pemerintah maupun Swasta;

3. Listrik, kecuali perumahan dengan daya di atas 6600 watt.

Fasilitas di Karimun dan Bintan PPN dan PPn BM Tidak Dipungut atas :

1. Impor BKP;

(13)

2. Pemanfaatan BKP tdk berwujud/JKP dari luar Daerah Pabean, sepanjang utk menghasilkan BKP ekspor;

3. Perolehan Dalam Negeri BKP maupun JKP.

oleh Pengusaha yang melakukan kegiatan konstruksi dan kegiatan operasi pembangunan dalam rangka pengembangan Kawasan Karimun dan Bintan

Impor Barang Yang Tidak Dipungut PPN

Sepanjang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk, PPN dan PPn BM yang terutang tidak dipungut atas impor barang berikut ini:

a. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan azas timbal balik;

b. barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan terdaftar pada Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia;

c. barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau kebudayaan;

d. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum;

e. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;

f. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;

g. barang pindahan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, mahasiswa yang belajar di luar negeri, Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas di luar negeri sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun, sepanjang barang tersebut tidak untuk diperdagangkan dan mendapat rekomendasi dari Perwakilan Republik Indonesia setempat;

h. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang- undangan Pabean;

i. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum;

j. perlengkapan militer termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara.

(14)

Impor atau Penyerahan BKM Mewah Kendaraan Bermotor Yang PPnBM-nya Dibebaskan

1. Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan pengangkutan umum;

2. Kendaraan protokoler kenegaraan;

3. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi, yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI atau POLRI;

4. Kendaraan patroli TNI/POLRI

Dibebaskan dari Pengenaan PPN/PPn BM

1. Dibebaskan dari pengenaan PPN/PPn BM atas Pembelian BKP atau perolehan JKP yang dilakukan oleh:

- Perwakilan Negara Asing.

- Badan-badan Internasional yang memperoleh kekebalan diplomatik, serta pejabat-pejabat/tenaga ahlinya.

2. Pembebasan PPN/PPn BM kepada perwakilan negara asing hanya diberikan atas dasar asas timbal balik (perlakuan timbal balik)

3. Dalam hal PPN/PPn BM yang dibebaskan tersebut terlanjur dipungut, PPN/PPn BM yang terlanjur dipungut tersebut dapat diminta kembali/direstitusi oleh pihak yang terpungut. Permintaan restitusi agar diajukan kepada Dirjen Pajak dengan disertai rekomendasi dari Departemen Luar Negeri atau Sekretariat Kabinet.

Fasilitas Ppn Bagi Pengusaha Kawasan Berikat (PKB) Dan PKP Di Kawasan Berikat (PFKB) Berikat

Pengertian Kawasan Berikat :

Suatu kawasan dengan batas-batas tertentu, di wilayah Daerah Pabean Indonesia yang di dalamnya diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus di bidang pabean terhadap barang yang dimasukkan dari luar Daerah Pabean atau dari dalam Daerah Pabean lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea, cukai, dan/atau pungutan lainya sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor, ekspor, atau reekspor.

(15)

1. Pengusaha di Kawasan Berikat ( PDKB ) adalah perseroan terbatas atau koperasi yang melakukan kegiatan usaha industri di kawasan berikat ( KB ).

2. Barang Modal atau peralatan adalah barang yang dipergunakan oleh penyelenggara kawasan berikat dalam rangka pembangunan/konstruksi KB dan peralatan atau perlengkapan yang diperlukan seperti generating set, air conditioner atau peralatan listrik lainnya

Fasilitas PPN/PPn BM Tidak Dipungut :

a. Impor barang modal, peralatan pabrik, dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh PKB termasuk PKB yang merangkap sebagai PDKB

b. Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB.

c. Impor barang dan/atau bahan untuk diolah di PDKB.

d. Pemasukan BKP dari Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL) ke PDKB untuk diolah lebih lanjut.

e. Penyerahan barang hasil produksi PDKB kepada PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut atau dari PKP EPTE kepada PDKB.

f. Penyerahan jasa dalam rangka melakukan pekerjaan sub kontrak kepada PDKB oleh perusahaan industri di DPIL, PKP EPTE, atau PDKB lainnya.

g. Peminjaman mesin dan/atau peralatan pabrik dalam rangka sub kontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL, PKP EPTE, atau PDKB lainnya (lama maksimum 24 bulan).

h. Penyerahan BKP dari Kawasan Berikat kepada pihak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor.

i. Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas Bapeksta di DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh PDKB.

j. Pengeluaran mesin dan peralatan pabrik ke DPIL untuk direparasi (lama maksimum 12 bulan)

(16)

DAFTAR PUSTAKA

_____________, 2000, Undang Undang RI Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

_____________, 2007, Undang-undang RI Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.

Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Keputusan dan Surat Edaran Dirjen Pajak yang terkait.

Mardiasmo, Perjapakan, Andi Yokyakarta, Edisi Revisi 2008

Website : www.pajakonline.com

Website : www.ortax.com

Referensi

Dokumen terkait

(3) Atas impor dan atas penyerahan di dalam Daerah Pabean, kendaraan bermotor angkutan orang kurang dari 10 orang termasuk pengemudi jenis sedan/station wagon dengan kapasitas

(3) Atas impor atau penyerahan di dalam Daerah Pabean, kendaraan bermotor angkutan orang kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, jenis sedan atau station wagon dengan

Sebutkan dan jelaskan secara lengkap apa saja HAK ATAS TANAH yang menjadi OBYEK Bea Perolehan Hak atas Tanah &

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM) yang terutang atas impor atau penyerahan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dapat dibebaskan

piston pembakaran dalam bolak-balik cetus api dengan kapasitas silinder melebihi 3.000 cc tetapi tidak melebihi 4.000 cc, termasuk kendaraan hybrid (kendaraan bermotor dengan kedua

Diisi dengan jumlah PPn BM yan tercantum dalam Mota Retur masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur atau dalam Masa Pajak yang diterimanya Nota Retur tersebut,

Dalam rangka menganalisis pengaruh pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada kendaraan bermotor roda empat terhadap daya beli konsumen,

(2) Kelompok Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 20% (dua