• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENDEKATAN LAPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III PENDEKATAN LAPANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENDEKATAN LAPANG

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe eksplanatori.

Penelitian eksplanatori merupakan penelitian penjelasan yang menyoroti hubungan antarvariabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun dan Effendi, 1989). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung oleh data kualitatif seperti jawaban responden atas pertanyaan terbuka dalam angket dan kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dan informan. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara detail tentang hal-hal yang sedang menggejala dan mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan (Wahyuni & Muljono, 2009).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2002). Data primer ini diperoleh melalui wawancara kepada responden yang telah ditentukan dengan menggunakan panduan wawancara berupa kuesioner. Adapun data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002). Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan

(2)

studi literatur yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti buku, artikel, skripsi, tesis dan karya ilmiah lainya.

3.3 Teknik Penentuan Responden

Pada penelitian ini, terdapat dua subjek penelitian, yang terdiri dari informan dan responden. Informan adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya. Adapun informan kunci yang dipilih adalah tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk melengkapi data yang didapatkan dari informan kunci, diperlukan data dari informan-informan lainnya yang kemudian didiskusikan dengan informan kunci.

Pemilihan tokoh masyarakat setempat menjadi informan kunci didasarkan pada asumsi bahwa mereka adalah orang-orang yang mengetahui secara mendalam terkait permasalahan mobilitas penduduk khususnya mobilitas penduduk perempuan di desa tersebut.

Responden didefinisikan sebagai bagian dari kerangka sampling yang sebelumnya telah ditentukan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 orang. Adapun kerangka sampling dari penelitian ini adalah penduduk perempuan asli maupun pendatang Kampung Cengal, Desa Karacak yang berusia di atas lima belas tahun, baik yang pernah melakukan mobilitas penduduk maupun yang belum pernah melakukan mobilitas penduduk. Dengan pembatasan kerangka sampling seperti ini, didapatkan 39 orang stayer, 33 orang return migrant, dan 20 orang pendatang. Teknik yang digunakan dalam mendapatkan seluruh kerangka sampling tersebut adalah teknik snowball. Setelah kerangka sampling terkumpul, diambil 30 orang di antaranya untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.

(3)

Pemilihan responden dilakukan dengan Teknik Pengambilan Sampling Acak Tak Proporsional Berdasarkan Stratifikasi. Teknik ini dilakukan ketika proporsi sub kategori-kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi, karena sub kategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya (Nasution, 2007). Sampel dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga jenis responden, yaitu 10 orang stayer, 10 orang return migrant, dan 10 orang pendatang. Selain itu, penentuan jumlah sampel didasarkan pada pengalaman mobilitas yang dimiliki. Stayer yang memiliki pengalaman mobilitas cenderung seragam satu dengan yang lainnya hanya diambil 10 orang meskipun jumlahnya dalam kerangka sampling lebih banyak dari return migrant dan pendatang.

Adapun return migrant dan pendatang dianggap memiliki pengalaman mobilitas yang tinggi, sehingga diambil 10 orang return migrant dan 10 orang pendatang, meskipun jumlah mereka tidak sebanyak stayer. Hal ini dilakukan agar didapat beragam pengalaman mobilitas dari masing-masing responden tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data primer di lapangan dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi baik dari responden maupun informan. Pada responden, teknik ini digunakan dengan menggunakan kuesioner sebagai panduan wawancara. Selain itu, dilakukan pula wawancara mendalam pada responden-responden tertentu yang memiliki informasi lebih mengenai pengalamannya dalam melakukan mobilitas, yaitu para responden yang tergolong return migrant.Adapun pada informan, wawancara dilakukan secara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara yang telah dibuat sebelumnya.

(4)

Informasi yang didapatkan dari responden selanjutnya diolah secara kuantitatif. Data-data yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif diperoleh berdasarkan jawaban responden atas jenis pertanyaan terbuka dalam kuesioner, hasil wawancara mendalam dengan informan, dan cerita-cerita yang dituturkan baik oleh responden maupun informan yang terangkum dalam catatan harian.

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengkodean. Kegiatan ini bertujuan untuk menyeragamkan data. Setelah pengkodean, tahap selanjutnya adalah perhitungan persentase jawaban responden dan dipresentasikan melalui analisis deskriptif berupa table frekuensi, grafik, ukuran pemusatan, dan ukuran penyebaran.

Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah secara statistik deskriptif dengan mengunakan software SPSS for Windows versi 16.0 dan Microsoft Excel 2007.

Metode analisis berikutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis inferensia untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan tabulasi silang. Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula analisis data kualitatif sebagai pendukung dengan mengutip hasil pembicaraan dengan responden atau informan dan disampaikan secara deskriptif untuk mempertajam hasil penelitian.

3.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini terdiri dari 17 kampung dengan karakteristik migrasi yang relatif seragam atau homogen di setiap kampungnya, oleh karena itu penelitian ini difokuskan hanya pada satu

(5)

kampung yaiu Kampung Cengal sebagai kampung terbesar cakupannya di desa tersebut. Untuk pembahasan selanjutnya, Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor Jawa Barat akan disebut sebagai “Desa Karacak”.

Alasan yang mendasari pemilihan Desa Karacak sebagai lokasi penelitian, seperti telah diuraikan pada Bab Pendahuluan adalah di saat begitu banyak perempuan yang terlibat dalam mobilitas penduduk, bahkan merambah pada migrasi internasional, perempuan-perempuan Kampung Cengal, Desa Karacak masih ada yang tetap bertahan di desa. Letak desa yang terbilang dekat dari pusat kota Bogor, dengan akses kendaraan umum yang juga relatif mudah ternyata tidak mendorong penduduk perempuan Desa Karacak yang bertahan di desa ini untuk melakukan mobilitas penduduk ke luar desa seperti rekan-rekannya yang lain di desa tersebut. Alasan ini dirasa sesuai dengan judul penelitian yang sedang disusun.

Penelitian ini dilakukan dari Oktober 2010 sampai dengan Desember 2010 yang terdiri dari proses observasi awal dan investigasi, pendekatan terhadap masyarakat setempat, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, lalu berakhir dengan penulisan laporan penelitian berupa skripsi. Penelitian ini dilakukan setelah peneliti menyelesaikan proposal penelitian terlebih dahulu.

(6)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak

Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan salah satu desa terluas di antara desa lain yang berada di Kecamatan Leuwiliang yaitu seluas 710, 023 Ha. Desa Karacak dibatasi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut:

sebelah utara berbatasan dengan Desa Barengkok, selatan berbatasan dengan Desa Karyasari, barat berbatasan dengan Desa Pabangon, dan timur berbatasan dengan Desa Situ Udik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber: http://maps.google.co.id/, diakses pada: 23 Januari 2011, pukul:

16.30 WIB

Gambar 3. Peta Lokasi Desa Karacak Tahun 2010

(7)

Secara adminstratif, Desa Karacak dibagi menjadi 17 kampung dan 5 dusun, diantaranya adalah Babakan, Cengal, Cengalsirna, Ciletuh Ilir, Darmabakti, Hegarmanah, Karyabakti, Lebak Kaum, Lebak Sirna, Nariti, Pakusarakan, Rawarejo, Sukamaju, Sukasirna, Sumberjaya, dan Wanakarya. Jarak ke kecamatan sekitar 5 Km dengan waktu tempuh selama 15 menit jika ditempuh dengan kendaraan bermotor dan 30 menit jika ditempuh dengan kendaraan non bermotor, jarak dari ibukota kabupaten sekitar 42 Km dengan waktu tempuh selama 3 jam, dan jarak dari ibu kota provinsi sekitar 153 Km dengan waktu tempuh selama 6 jam.

Desa Karacak mempunyai ketinggian dari permukaan laut yaitu 5000 mdl.

Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 4683 mm. Luas areal tanah secara keseluruhan adalah 710, 023 Ha, yang meliputi pemukiman penduduk, pembangunan , pertanian sawah, perkebunan, sarana rekreasi dan olah raga, dan perikanan darat / air tawar. Adapun komoditas utama dari desa ini adalah buah manggis, cempedak dan melinjo.

4.2. Kependudukan

Berdasarkan hasil sensus terbaru (2010), Desa Karacak memiliki jumlah penduduk total sebanyak 10.862 orang, dengan komposisi laki-laki sebanyak 5.512 orang (50,75 persen) dan perempuan sebanyak 5.350 orang (49,25 persen).

Adapun jumlah kepala keluarga di Desa Karacak adalah sebanyak 2.855 Kepala Keluarga. Jika dibandingkan dengan luas wilayahnya, maka kepadatan penduduk Desa Karacak adalah 65, 36 per Km2.

(8)

Penduduk di Desa Karacak, lebih dari setengahnya masih berusia muda, yaitu 6 – 30 tahun, dengan persentase sebanyak 57, 33 persen. Berdasarkan perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan, maka dapat diketahui bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) desa ini adalah sebesar 103, artinya setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 103 orang penduduk laki-laki. Berikut rincian jumlah penduduk Desa Karacak berdasarkan komposisi umur dan jenis kelaminnya:

Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Karacak Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Rentang Usia (tahun)

Jumlah Penduduk

Total Persentase Laki- (%)

Laki Perempuan

0 – 5 603 564 1167 10.74

6 – 12 979 995 1974 18.17

13 – 21 1248 1214 2462 22.67

22 – 30 927 864 1791 16.49

31 – 37 350 354 704 6.48

39 – 45 656 635 1291 11.89

46 – 55 385 352 737 6.79

56 – 65 289 286 575 5.29

65+ 75 86 161 1.48

Total 5512 5350 10862 100.00

Sumber: Data Monografi Desa Karacak 2010

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat diketahui jumlah penduduk usia produktif di Desa Karacak adalah sebanyak 6.732 jiwa sehingga Rasio Beban Tanggungan (RBT) penduduk Desa Karacak adalah 62, artinya 100 orang penduduk usia produktif menanggung 62 orang penduduk usia non produktif.

(9)

Mayoritas penduduk Desa Karacak, yaitu sebesar 21,83 persen merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD), selanjutnya diikuti oleh penduduk tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 16,77 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Penduduk Desa Karacak menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010

Tingkat Pendidikan

Jumlah Penduduk

Total Persentase Laki- (%)

Laki Perempuan Tidak pernah sekolah &

Tidak Tamat SD 72 160 232 4.70

Tamat SD 103 975 1078 21.83

Tidak tamat SMP 247 351 598 12.11

Tamat SMP 428 400 828 16.77

Tidak tamat SMA 592 643 1235 25.01

Tamat SMA 461 403 864 17.50

Diploma, Sarjana, Master 58 45 103 2.09

Total 1961 2977 4938 100.00

Sumber: Data Monografi Desa Karacak 2010

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa banyak penduduk yang mengalami putus sekolah, baik dari SD ke SMP, maupun dari SMP ke SMA. Jumlah penduduk putus sekolah lebih banyak didominasi oleh penduduk perempuan dibandingkan penduduk laki-laki.

Mata pencaharian penduduk Desa Karacak sebagian besar adalah sebagai petani dengan jumlah 912 orang, atau sekitar 52,20 persen. Selanjutnya, diikuti oleh buruh tani, yaitu sebanyak 547 orang atau sekitar 31,31 persen. Hal ini menunjukkan adanya suatu ketergantungan yang tinggi masyarakat Desa Karacak

(10)

terhadap pertanian. Selain di sektor pertanian, penduduk Desa Karacak juga bekerja pada sektor-sektor lainnya yang secara rinci dijelaskan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Karacak Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010

Jenis Pekerjaan

Jumlah Penduduk

Total Persentase Laki-

laki Perempuan

Petani 711 201 912 52.20

Buruh Tani 328 219 547 31.31

Buruh Migran 4 9 13 0.74

PNS 42 31 73 4.18

Pedagang Keliling 30 15 45 2.58

Lain-lain 89 68 157 8.99

Total 1204 543 1747 100.00

Sumber: Data Monografi Desa Karacak 2010

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan yang berpartisipasi dalam dunia pekerjaan publik lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk perempuan yang terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan diatas hanyalah sebesar 31,08 persen.

4.3. Potensi Sarana dan Prasarana

Prasarana transportasi darat terdiri dari jalan desa, jalan antar desa, jembatan desa, jembatan antar desa/kecamatan, sarana transportasi darat meliputi truk umum, angkutan pedesaan dan objek. Prasarana komunikasi dan informasi penduduk Desa Karacak mayoritas adalah televisi sebanyak 1.257 unit. Selain itu ada pula warga yang memanfaatkan telepon rumah dan telepon genggam sebagai alat komuikasi.

(11)

Desa karacak memiliki prasarana peribadatan berupa 20 buah masjid. Selain itu, di desa ini juga terdapat 23 buah mushola. Prasarana kesehatan yang terdapat di Desa Karacak terdiri dari Puskesmas pembantu sebanyak 1 unit, 10 Posyandu, 1 unit tempat praktek dokter. Sarana kesehatan yang tersedia terdiri dari 1 dokter umum, 4 dukun bersalin terlatih, dan 1 bidan desa, dan 6 dukun pengobatan alternatif.

Prasarana pendidikan di Desa Karacak seluruhnya merupakan milik sendiri dan bukan sewaan, dengan rincian sebagai berikut: gedung TK/PAUD 6 unit, gedung SD/sederajat 8 unit, Gedung SMP/sederajat 3 unit, gedunf SMA/sederajat 1 unit, dan Lembaga Pendidikan Agama 1 unit.

4.4. Profil Kampung Cengal

Kampung Cengal adalah kampung terbesar di Desa Karacak. Kampung ini terletak di RW.05. Kampung Cengal menaungi dua buah RT yang terletak di RW.05, yaitu RT.01 dan RT.02. Nama Cengal berasal dari nama sebuah pohon yang konon di zaman dahulu tumbuh besar di kampung ini.

Mayoritas lahan di Kampung Cengal berbentuk perkebunan, dengan manggis adalah komoditi andalan kampung ini. Seluruh lahan di Kampung Cengal dimiliki oleh warga sendiri dan ada pula yang dimiliki oleh penduduk luar desa yang tinggal di kota dan membiarkan lahan perkebunannya diurus oleh warga lokal dengan sistem-sistem bagi hasil tertentu. Selain manggis, kampung ini juga penghasil komoditi lainnya seperti buah kaweni dan melinjo.

Di Kampung Cengal terdapat banyak kelompok pengajian atau majelis taklim yang biasa diikuti oleh ibu-ibu penduduk Kampung Cengal. Selain itu, ada pula organisasi pemuda yang bernama CERMIN. Kelompok ini cukup aktif dalam

(12)

memajukan Kampung Cengal lewat kegiatan-kegiatannya yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan masyarakat. Kampung Cengal juga tergabung dalam organisasi CENDAWASARI yang merupakan gabungan dari beberapa kampung di Desa Karacak. Cendawasari merupakan organisasi hasil inisiatif masyarakat yang salah satu kegiatannya adalah pengadaan Kampung Wisata dengan bererja sama bersama CERMIN. Namun sayangnya, penyelenggaraan Kampung Wisata ini bergantung pada pemesan jasa Kampung Wisata, sehingga keberadaan Kampung Wisata ini tidak bisa dijadikan sebagai tempat penyerapan tenaga kerja utama bagi penduduk setempat.

4.5. Ikhtisar Bab IV

Gambaran secara umum Desa Karacak merupakan desa terluas di kecamatan Leuwiliang dengan luas sebesar 710,023 Ha. Sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perkebunan dengan luas 270,510 Ha atau seluas 38,10 persen. Komoditas utama dari desa ini adalah manggis dan cempedak.

Desa Karacak memiliki jumlah penduduk total sebanyak 10.862 orang, dengan komposisi laki-laki sebanyak 5.512 orang (50,75 persen) dan perempuan sebanyak 5.350 orang (49,25 persen). Mayoritas penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Petani adalah jenis mata pencaharian yang banyak ditemukan di Desa Karacak.

Desa ini terdiri tujuh belas kampung, yang salah satunya dijadikan sebagai lokasi penelitian yaitu Kampung Cengal. Penduduk laki-laki di Kampung Cengal cukup banyak yang melakukan mobilitas penduduk, begitupun beberapa penduduk perempuan kampung ini juga terlibat dalam mobilitas penduduk, namun

(13)

sebagian besar penduduk perempuannya memutuskan untuk tetap tinggal di desa, sehingga lokasi ini dijadikan sebagai lokasi penelitian.

Gambar

Gambar 3. Peta Lokasi Desa Karacak Tahun 2010
Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Karacak Berdasarkan Umur dan Jenis  Kelamin Tahun 2010  Rentang Usia  (tahun)  Jumlah Penduduk  Total  Persentase Laki-(%) Laki Perempuan  0 – 5  603  564  1167  10.74  6 – 12  979  995  1974  18.17  13 – 21  1248  1214  24
Tabel 2. Komposisi Penduduk Desa Karacak menurut Tingkat Pendidikan Tahun  2010  Tingkat Pendidikan  Jumlah Penduduk  Total  Persentase  Laki- (%)  Laki  Perempuan  Tidak pernah sekolah &
Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Karacak Menurut Mata Pencaharian Tahun  2010  Jenis Pekerjaan  Jumlah Penduduk  Total  Persentase   Laki-laki  Perempuan  Petani  711  201  912  52.20  Buruh Tani  328  219  547  31.31  Buruh Migran  4  9  13  0.74  PNS  42

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan responden terhadap kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan dilihat dari kesempatan yang perusahaan berikan kepada karyawan untuk mencapai posisi

Indikator Soal : Disajikan teks bacaan, siswa mampu menganalisis pengaruh interaksi manusia terhadap lingkungan bagi masyarakat. Level Kognitif : 3

Transport Team Evaluation for Junior Researcher in Kabupaten..

Dalam satuannya sebagai Perangkat Daerah Kota Singkawang, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Singkawang mempunyai tugas membantu Walikota melaksankan

Nilai impor Sulawesi Tenggara pada bulan Mei 2015 tercatat US$ 36,66 juta atau mengalami peningkatan sebesar 52,24 persen dibanding impor April 2015 yang tercatat US$ 24,08

Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa tekanan hampir tidak dirasakan oleh siswa, dimana hal tersebut dapat dilihat dari seringnya siswa mengisi waktu luang

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengidentifikasi gulma yang ditemukan pada pertanaman jagung serta menginterpretasikan pengendalian

Dalam kedudukannya sebagai Pemilik Rekening (yang untuk selanjutnya disebut Pemilik Rekening ) dengan ini menyatakan tunduk pada ketentuan yang berlaku di PT