• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH: DUSKI SAMAD. Ketua MUI Kota Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH: DUSKI SAMAD. Ketua MUI Kota Padang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

DUSKI SAMAD

Ketua MUI Kota Padang

Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau “shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab

al-kadzibu”.

Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna:(1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;

(2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Dalam bahasa Indonesia, jujur merupakan kata dasar dari kejujuran, menurut jenis katanya, jujur merupakan kata sifat sedangkan kejujuran merupakan kata benda. Menurut KBBI, kata

"jujur" berarti lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa adanya); 2 tidak curang (misal dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku): mereka itulah orang-orang yang jujur dan disegani; 3 tulus; ikhlas; Sedangkan "kejujuran" berarti sifat (keadaan) jujur;

ketulusan (hati); kelurusan (hati): ia meragukan kejujuran anak muda itu.

Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya dapat mendapat kepercayaan dari orang lain.

Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan umum karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah. Amanah adalah ibarat barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Berhasil atau tidaknya suatu amanat sangat tergantung pada kejujuran orang yang memegang amanat tersebut. Jika orang yang memegang amanah adalah orang yang jujur maka amanah tersebut tidak akan terabaikan dan dapat terjaga atau terlaksana dengan baik.

Begitu juga sebaliknya, jika amanah tersebut jatuh ke tangan orang yang tidak jujur maka

‘keselamatan’ amanah tersebut pasti ‘tidak akan tertolong

(2)

Kejujuran adalah perhiasan orang yang berbudi mulia dan orang yang berilmu. Oleh sebab itu, sifat jujur sangat dianjurkan untuk dimiliki setiap umat Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.” (Q.S. an-Nisa: 58). “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu menghianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

” (Q.S. al-Anfal: 27).

Kejujuran merupakan pondasi utama atas tegaknya nilai-nilai kebenaran karena jujur itu identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman dala al-Qur'an yang Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.

” (Q.S. al-Ahz?b/33:70) Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya (jujur) karena sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan

perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “

Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

” (Q.S. ash-Saff/61:2-3)

Jujur merupakan sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik itu berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanah disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamai al-Amin karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik gangguan yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perusahaan, perniagaan, dan hidup bermasyarakat. Sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Nabi

Muhammad saw. berhasil dalam membangun masyarakat Islam. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayat beliau sehingga ia mendapat gelar

al-Amin

(orang yang dapat dipercaya atau jujur).

Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-benar bersih. Namun

sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita temui, kejujuran sekarang ini

menjadi barang langka. Saat ini kita membutuhkan teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi

amanah umat dan menjalankan amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan

(3)

teladan yang paling baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu Rasulullah saw. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang yang berilmu. Ha i orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama

orang-orang yang benar.

QS. At-Taubah: 119

Dalam hadis dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibn mas’ud menuturkan bahwa nabi SAW bersabda: Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Berhati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan kepada neraka. Jika seseorang suka berdusta dan erupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.

(Hadis Sahih, lihat: Muslim, Sahih Muslim, jilid 4, hal. 2012. Al-Tirmizi, Sunan al-Tirmizi, jilid 4, hal. 347)

PUASA DAN KEJUJURAN

Puasa dalam bahasa Al-Qur’an adalah Al-Shiyam, yang makna generiknya adalah Al-Imsak yang artinya “ menahan “. Secara istilah, puasa diartikan sebagai “menahan makan dan minum serta sesuatu yang merusaknya mulai fajar hingga terbenam matahari”. Pengertian ini secara materil, kita yang berpuasa dilarang melakukan perbuatan yang secara materil berhubungan aktifitas kebendaan seperti makan, minum dan berhubungan badan (seksualitas). Tetapi makna tersebut sesungguhnya hanya pada wilayah kebendaan yang bersifat memberikan kepuasan yang bersifat fisik semata secara mikro.

Sedangkan Al-Shiyam secara makro diartikan sebagai upaya menahan diri dari hal yang membatalkan secara kebendaan, maupun hala-hal yang merusaknya secara spiritual seperti perkataan kotor, perbuatan terlarang, dusta, pandir, jahil dengan seluruh kawan-kawannya, berikut melakukan amalan-amalan wajib dan sunnat yang berkaitan dengannya. Pengertian Shiyam seperti inilah yang dikehendaki oleh Allah SWT, sehingga kepada orang-orang beriman dipanggil untuk melakukannya (Al-Shiyam) sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah;

183. Sudah pasti orang-orang beriman yang melakukan shiyam seperti tersebut diatas menjadi

(4)

manusia beriman yang muttaqin sebagai tujuan diwajibkannya shiyam.

Ibadah puasa itu “rahasia”. Yang tahu hanya dirinya dan Allah swt. Tak ada orang yang bisa tahu bahwa si Fulan sedang berpuasa hanya melihat penampilannya saja yg, misalnya, kelihatan lemes. Lain dengan ibadah lain, misalnya shalat, yg kelihatan. Puasa merupakan kesempatan emas yang diberikan oleh Allah swt untuk melatih dan mendidik kejujuran. Kalau kejujuran dalam puasa ini kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari maka kita hidup tenang.

Kalau jujur, jabatan apapun yang kita emban, membuat tidur kita nyenyak. Tapi kalau tidak jujur, siang-malam dihantui kecemasan. Wasiat nenek moyang menganjurkan agar kita jujur agar luhur nantinya dan selamat menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Jujur itu perbuatan kebajikan

Jujur akan menjadikan manusia memiliki prediket taqwa, atau muttaqin. Adapun manusia

“muttaqin” itu ialah: mereka yang memiliki tiga tanda dalam kehidupannya. Yaitu: menjaga diri dari segala sesuatu yang dimurkai Allah, tidak merusak dirinya, dan tidak pula merusak / merugikan orang lain. Disini Shiyam mendidik manusia beriman untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan distruktif atau perbuatan menyimpang (anomali) lain. Sehingga keberadaannya sebagai muttaqin tetap terjaga sepanjang kehidupannya.

Jujur menjalani seluruh aktivitas kehidupan menjadi syarat mutlak dalam diri setiap orang beriman, atau dalam bahasa gaul “jangan ada dusta diantara kita” Dengan demikian maka Shiyam mempunya poros utamanya adalah kejujuran, sehingga segala yang bersangkutan dengan Shiyam memerlukan kejujuran didalamnya. Tanpa kejujuran dalam Shiyam maka tidak ada artinya sama sekali kecuali hanya sekedar merasakan lapar dan haus saja. Hal inilah yang diperingatkan Rasul dalam hadistnya riwayat Ibn Majah dari Abu Hurairah “Betapa banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga” (Al-Hadist).

Kita telah bershiyam (puasa) sepanjang umur kehidupan kita semenjak menjadi usia baligh.

Maka nilai dari pendidikan Shiyam itu seharusnya dapat merubah kepribadian kita. Yaitu: dari pribadi yang tidak suka dengan perbuatan jujur (destruktif), menjadi sosok pribadi yang taqwa (konstruktif), termasuk dari yang suka berbohong menjadi cinta pada kejujuran. Seharusnya demikian (das sein), tetapi ternyatanya (das sollen) tidak seindah itu. Lalu apakah ada yang

salah ( something wrong? ) Jujur kita akui

bahwa masyarakat  di negeri ini banyak yang berpuasa, berhaji, berzakat dan masih membaca dua kalimat syahadat, tetapi implementasinya tidak sebanyak itu, alias hanya sedikit sekali.

Sehingga dikatakan ada yang salah itu artinya keberagamaan kita masih bersifat

simbolik-situsional ketimbang berkepribadian agama secara otentik (satunya kata dengan

perbuatan).

(5)

Perintah beragama itu secara substansial adalah membentuk kepribadian yang shaleh secara pribadi maupun shaleh secara sosial. Itulah hakekat beragama (berislam) yang sebenarnya untuk mendapatkan hasanah di dunia sekaligus hasanah di hari akhirat kelak sebagai dambaan setiap mukmin dalam do’a yang disebut sapu jagad (QS:Al-Baqarah : 201). Jika demikian

halnya, maka puasa dan kejujuran harus menjadi pakaian batin dalam keseharian kita. Dia harus menghiasi dan memperindah diri kita dalam setiap aktivitas dimana dan kapanpun kita berada. Jangan ada penyimpangan (anomali) dalam diri orang beriman.

Akhirnya patut diingatkan bahwa kedatangan bulan Ramadhan dengan puasa sebagai ibadah utamanya dan didukung oleh pendidikan dan latihan (diklat) ruhaniyah dalam bentuk pengajian agama, membaca al-qur’an, itikaf di masjid, ta’jil memberikan makan kaum papa adalah

moment paling berharga untuk membentuk umat yang jujur. Umat yang melekat pada dirinya karakter jujur, benar, ikhlas dan bertanggung jawab bagi kebaikan dan berjihad melawan kemungkaran. Semoga taqwa dapat diraih sepanjang masa. Amin.ds.11062016. (ed. En)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengambil judul “Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Menyiapkan Organisasi Perangkat Daerah Di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2015” Latar belakang

Selain kriteria tersebut di atas, PBB juga menggunakan ekonomi pasar (market economy) sebagai salah satu kriterianya. Di Indonesia, masalah yang ada adalah belum

Produksi padi di Indonesia cenderung terus meningkat. Pola pertumbuhan di Jawa dan di luar Jawa sama dengan pertumbuhan padi nasional. Pada tahun 2015 luas panen padi di

Ekstrak petroleum eter daun sirih merah pada konsentrasi yang diuji (500 mg/mL, 250 mg/ mL, 125 mg/mL, 62,50 mg/mL dan 31,25 mg/mL) tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri

Pada penelitian ini, telah dilakukan percobaan sintesis senyawa trimetiltimah N-maleoilglisinat yang mengandung gugus karboksilat sebagai salah satu gugus organiknya, yaitu

Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa hasil tes beajar siswa kelas VIII B pada saat menerima mata pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi

Hasil penelitian pertama adalah bantuan Bank Dunia pada sektor pendidikan di beberapa negara termasuk Indonesia, bahwa pemenuhan hak pendidikan di negara-negara berkembang perlu

2.28 Terhadap KJPP lain atau Penilai/ Tenaga Ahli yang terlibat sebagai bagian dari kontrak penugasan Klien kepada KJPP 1 , Pimpinan KJPP atau petugas yang ditunjuk wajib