Pajak Penghasilan (PPh) Orang
Pribadi
Dasar Hukum
Pasal 21 UU No. 36/2008
Tentang PPh
PMK No.101/PMK.010/2016
PMK No.102/PMK.010/2016
PMK No.262/PMK.03/2010
Peraturan Dirjen Pajak No. PER
Kasus-3
Imam pegawai tetap pada RS Bumi Insani, memperoleh gaji
yang dibayar harian sebesar Rp 250.000,00 imam berstatus belum menikah. RS Bumi Insani masuk program jamsostek dimana premi jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan 1% dan 0,3% dari gaji.
RS Bumi Insani membayar iuran jaminan hari tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji. Dan Imam membayar iuran pensiun Rp 15.000 dan jaminan hari tua sebesar 2% dari gaji
jawab
Penghasilan sebulan = 26 x Rp 250.000 Rp 6.500.000
Premi jaminan kecelakaan kerja Rp 65.000
Premi jaminan kematian Rp 19.500
Penghasilan bruto Rp 6.584.500
Pengurang:
1. Biaya jabatan 5% x Rp 6.584.500 Rp 329.225
2. Iuran pensiun Rp 15.000
3. Iuran jaminan hari tua Rp130.000
Rp 474.225
Penghasilan netto setahun
12 x Rp 6.110.275 Rp 73.323.300
PTKP:
- Untuk wajib pajak Rp 54.000.000
-
Penghasilan kena pajak Rp 19.323.300
Pajak yang harus dipotong:
5% x Rp 19.323.300 = Rp 966.165,00/th Rp 80.513,00/bln Rp 3.096/hari
Kasus-4
Pak Asikin bekerja sebagai tenaga Perawat di Rumah Sakit
Tanjung Sari Blitar. Pada tahun 2019 memperoleh penghasilan sbb: gaji sebulan Rp 6.500.000,00 Setiap bulan Pak Asikin membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00. Pak Asikin telah menikah dan memiliki dua orang anak.
Hitung PPh 21 yang harus dipotong oleh RS Tanjungsari
Blitar atas penghasilan Pak Asikin?
Gaji Pokok 6.500.000,00
Penghasilan bruto per bulan 6.500.000,00 (Biaya Jabatan) (325.000,00)
(iuran pensiun) (200.000,00) (525.000,00)
Penghasilan nettoper bulan 5.975.000,00
Penghasilan netto per tahun 71.700.000,00
(PTKP)
WP sendiri (54.000.000,00)
Status kawin ( 4.500.000,00)
Tanggungan 2 anak ( 9.000.000,00) (67.500.000,00) Penghasilan Kena Pajak 4.200.000,00 Pajak terhutang setahun
5% x 4.200.000,00 Rp 210.000,00
Pajak terhutang per bulan Rp 17.500,00
Jika pak asikin tidak memiliki NPWP maka pajak terhutang per
bulan = 120% x Rp 17.500,00
= Rp 21.000,00 Jurnal pemberi kerja
Beban gaji 6.500.000,00
Utang dana pensiun 200.000,00
Utang PPh Ps.21 17.500,00
Kas 6.282.500,00
Uang rapel
Pak Asikin sebagaimana didiskripsikan di atas
menerima kenaikan gaji di bulan september 2019 , sehingga gaji pokoknya menjadi Rp 7.500.000,00 kenaikan tersebut berlaku surut sejak 1 januari 2019, sehingga asikin menerima uang rapel sejumlah Rp 8.000.000,00 untuk kekurangan di periode Januari- Agustus
Hitung PPh Pasal 21 yang dikenakan atas uang rapel Pak Asikin
Gaji pokok 7.500.000,00
Penghasilan bruto per bulan 7.500.000,00 (biaya jabatan) (375.000,00)
(Iuran pensiun) (200.000,00) (575.000,00)
Penghasilan netto sebulan 6.925.000,00
Penghasilan netto setahun 83.100.000,00
(PTKP)
WP Sendiri (54.000.000,00)
Menikah ( 4.500.000,00)
Tanggungan 2 anak ( 9.000.000,00) 67.500.000,00 Penghasilan kena pajak 15.600.000,00 Pajak terhutang setahun
5% x Rp 15.600.000,00 Rp 780.000,00
Pajak yang seharusnya dipotong
selama Jan – Agustus (8 x Rp 65.000,00) Rp 520.000,00
Pajak yang telah dipotong selama
Jan – Agustus (8 x Rp 17.500,00) Rp 140.000,00
Kasus 5
Joko (tidak menikah) bekerja sebagai marketing di Rumah
Sakit Kusuma Bangsa dengan memperoleh gaji sebesar Rp 5.750.000,00 sebulan
Karena prestasinya sebagai marketing cukup bagus dalam
tahun yang bersangkutan joko menerima bonus sebesar Rp 50.000.000,00.
Setiap bulannya joko membayar iuran pensiun ke dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan sebesar Rp 150.000
Hitung PPh Pasal 21 yang harus dipotong atas gaji? Hitung PPh Pasal 21 atas bonus?
Jawab
PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus
Gaji setahun (12 x Rp 5.750.000) Rp 69.000.000
Bonus Rp 50.000.000
Penghasilan bruto setahun Rp119.000.000
Pengurang:
1. Biaya jabatan
5% x Rp 119.000.000 Rp 5.950.000
2. Iuran pensiun setahun
12 x Rp 150.000 Rp 1.800.000
Rp 7. 750.000
PTKP
-Untuk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan kena pajak Rp 57.250.000
PPh Pasal 21 terhutang:
5% x Rp 50.000.000 =Rp 2.500.000,00
15% x Rp 7.250.000 =Rp 1.087.500,00
PPh Pasal 21 atas gaji setahun
Gaji setahun 12 x Rp 5.750.000 Rp 69.000.000 Pengurang:
1.Biaya jabatan
5% x Rp 69.000.000 Rp 3.450.000
2. Iuran pensiun setahun
12 x Rp 150.000 Rp 1.800.000
Rp 5.250.000
Penghasilan netto setahun Rp 63.750.000
PTKP (Rp 54.000.000)
PPh Pasal 21 terhutang:
5% x Rp 9.750.000 =Rp 487.500
PPh Pasal 21 atas Bonus: Rp 3.587.500 – Rp 487.500 Rp 3.100.000
Kasus - 6
Pak aji adalah pegawai pada RS Al Izhar, menikah dengan satu
anak dan memperoleh gaji sebulan Rp 6.350.000. RS Al Izhar mengikuti program Jamsostek dan Iuran Pensiun, sehingga Rumah Sakit harus membayar premi yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah masing-masing 0.5%, 0.3%, dan 3.7% dari gaji, serta Rp 82.500,00 per bulan.
Pak Aji sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00 dan JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Mengingat dua hari raya keagamaan tiba berdekatan di tahun berjalan, Rumah Sakit Al Izhar memberikan THR lebih tinggi dari biasanya, yakni Rp 5.500.000,00 untuk setiap pegawai.
Hitung PPh ps. 21 yang dikenakan atas gaji Pak Aji? Hitung PPh Ps.21 yang dikenakan atas THR Pak aji
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan):
Penghitungan PPh Atas Gaji
18
JawabanPenghasilan bruto per bulan: 6.400.800 (Biaya jabatan) (320.040)
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (127.000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (65.000) (512.040) Penghasilan netto per bulan 5.888.760 Penghasilan netto setahun 70.665.120 (PTKP)
WP sendiri (54.000.000) Status kawin (4.500.000)
Tanggungan satu anak (4.500.000) (63.000.000) Penghasilan Kena Pajak 7.665.120
Pembulatan PKP 7.665.120
Pajak terutang atas gaji
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh
Atas Gaji dan THR
19
JawabanPenghasilan sebelum THR per bulan: 6.400.800
Penghasilan sebelum THR setahun 76.809.600
THR 5.500.000
Penghasilan bruto setahun 82.309.600
(Biaya jabatan) (4.115.480)
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (1.044.000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (780.000) (5.939.480)
Penghasilan netto setahun 76.370.120
(PTKP)
WP sendiri (54.000.000)
Status kawin (4.500.000)
Tanggungan satu anak (4.500.000) (63.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 13.370.120
Pembulatan PKP 13.370.120
Pajak terutang atas gaji dan THR
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan):
Penghitungan PPh Atas THR
20
Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas gaji = Rp 668.506,00 - Rp 383.256,00 = Rp 285.250
PPh 21 Terkait APBN/
APBD
Penggunaan APBN/ APBD, PPh 21 Dipotong Bendaharawan Penggajian PNS Berstatus Tetap. Penggajian Tenaga Honorer, Wiyata Bakti, dan Pegawai Tidak Tetap Lain. Remunerasi kepada bukan pegawai yang dimanfaatkan jasanya. Kompensasi bagi peserta kegiatan, perlombaan, dan sejenisnya. 21Pola Pembayaran
Penghasilan Dibebankan ke APBN/ APBD Bersifat Tetap dan Teratur DPP = Penghasilan Netto - PTKP Berlaku tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a)Bersifat Tidak Tetap dan Tidak
Teratur DPP = Penghasilan Bruto Berlaku tarif khusus, bersifat final. 22
Biaya perjalanan dinas bukan merupakan penghasilan.
Tarif Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur (PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)
15% dari Penghasilan bruto, atas:
Penghasilan bagi PNS Gol. IV, Perwira Menengah & Tinggi TNI/ Polri, berikut pensiunannya.
5
% dari Penghasilan bruto, atas:Penghasilan bagi PNS Gol. III, Perwira Pertama TNI/ Polri, berikut pensiunannya.
0% dari Penghasilan bruto, atas:
Penghasilan bagi PNS Gol. I & II, Tamtama & Bintara TNI/ Polri, berikut pensiunannya.
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
24
Hafidz Mahendra PNS Golongan IV (berstatus menikah dengan dua anak) merupakan perawat di RSUD Cilacap. Setiap bulan, ia menerima penghasilan berupa gaji pokok sebesar Rp 4.450.000,00, tunjangan istri sebesar 10% dari gaji pokok, tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok per anak, tunjangan jabatan sebesar Rp 1.350.000,00, dan tunjangan beras sebesar Rp 425.000,00. Hafidz mengikuti pula program pensiun dengan iuran bulanan sebesar 4,75% dari gaji pokok. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas penghasilan Hafidz Mahendra? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
25
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji 4.450.000 Beban tunjangan 2.390.000 UtangDanaPensiun 211.375 Utang PPh 21 33.461,25 Kas 6.595.164 Gaji pokok 4.450.000 Tunjangan istri 445.000 Tunjangan anak 178.000 Tunjangan jabatan 1.350.000 Tunjangan beras 425.000
Penghasilan bruto per bulan 6.848.000
(Biaya jabatan) (342.400)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (211.375) (553.775)
Penghasilan netto per bulan 6.294.225
Penghasilan netto setahun 75.530.700
(PTKP)
WP sendiri (54.000.000)
Status kawin (4.500.000)
Tanggungan dua anak (9.000.000) (67.500.000)
Penghasilan Kena Pajak 8.030.700
Pembulatan PKP 8.030.700
Pajak terutang setahun
5% x 34,606,000 8.030.700 401.535 Rp401.535,00
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur)
26
Ismaya (berstatus menikah dengan tiga anak) merupakan seorang PNS golongan IV B dan eselon II. Ismaya diberikan penugasan sampingan untuk memberikan materi dalam tiga rangkaian pelatihan mengenai akuntabilitas pelaksanaan fungsi keuangan SKPD terhadap SKPD – SKPD lain. Atas tugas tersebut, Ismaya menerima honor sebesar Rp 3.000.000,00 per pelatihan Bagaimanakah perlakuan PPh 21 atas penghasilan Ismaya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban :
PPh terutang = 15% x 3 x 3.000.000 = Rp 1.350.000,00
Pemotongan atas honor bersifat final.
Jurnal Beban honor 9.000.000
Utang PPh final 1.350.000
Penghasilan tidak tetap dan
tidak teratur
Ibu Indah Noor (PNS Golongan IIID) ditugaskan
oleh Rumah Sakit RSUD Cilacap mengikuti
pelatihan selama 2 hari di Yogyakarta. Selama 2 hari Ibu Indah Noor memperoleh Uang saku Rp
200.000 per hari. Bagaimana perlakuan PPh Ps.21 atas penghasilan Ibu Indah Noor
PPh Terutang : 5% x Rp 400.000,- : Rp 20.000,-
Pencatatan Transaksi PPh 21
Pembayaran Imbalan oleh Pemberi Kerja
Jumlah yang ditanggung pemberi kerja
Menambah beban gaji.
Jumlah yang ditanggung pegawai
Mengurangi kas yang diterima pegawai.
Jumlah komitmen pada pihak lain
Diakui sebagai utang (misal pajak, iuran pensiun, dan asuransi).
Teknis Penghitungan
Upah harian, Satuan, Borongan
Upah Harian/ Upah Hasil Konversi Penghasilan kumulatif per bulan < Rp 4.500.000,00 Penghasilan harian
< Rp 450.000,00 Tidak dikenai pajak
Penghasilan harian > Rp 450.000,00
DPP = Penghasilan yang melebihi Rp
450.000,00 Tarif berlaku adalah
tarif lapis pertama (5%) Penghasilan kumulatif per bulan > Rp 4.500.000,00 DPP = Penghasilan harian – PTKP harian
Tarif berlaku adalah tarif lapis pertama
(5%) Penghasilan kumulatif per bulan > Rp 6.000.000,00 DPP = Penghasilan disetahunkan - PTKP Tarif berlaku
adalah tarif progresif pasal 17.
Ilustrasi
Upah harian
Aji (berstatus menikah & memiliki seorang anak) selama bulan januari 2020 bekerja sebagai tenaga kerja lepas di Rumah Sakit Cahaya Bunda selama 15 hari dan menerima upah harian Rp 165.000.
Berapa PPh Ps.21 yang harus dipotong oleh
Rumah Sakit Cahaya Bunda atas penghasilan Aji
RS Cahaya Bunda Tidak melakukan
pemotongan Pajak PPh Ps.21 atas penghasilan Aji, Karena Penghasilan Aji Kurang dari Rp
Ilustrasi
upah satuan
Iswanto (berstatus lajang) bekerja secara tidak
tetap sebagai pemelitur bangku dengan menerima upah satuan. Upah senilai Rp 22.500,00 untuk
setiap bangku yang dibayarkan setiap dua pekan (12 hari kerja).
Secara rata – rata untuk setiap periodenya iswanto dapat mengecat 100 bangku.
Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya
Upah per periode (100 x Rp 22.500) Rp 2.250.000 Upah per hari Rp 187.500 DPP = Rp 187.500 - (Rp 54.000.000 : 360) = Rp 187.500 - Rp 150.000 = Rp 37.500 PPh Ps.21 per Periode = 5% x 12 x Rp 37.500 = Rp 22.500
Upah harian dibayarkan bulanan
Tabri bekerja sebagai pegawai tidak tetap yang
mengerjakan penyolderan komputer bagi suatu Rumah Sakit.
Selama bulan Januari 2020, tabri bekerja selama
18 hari dengan upah harian sebesar Rp 135.000,00 yang dibayarkan secara bulanan.
Jika tabri berstatus belum menikah, berapakah
besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan terhadapnya?
Upah harian dibayarkan bulanan
Jawaban :
Upah selama Januari (18 x 135.000) Rp 2.430.000,00
Penghasilan netto setahun Rp 29.160.000,00 PTKP:
WP sendiri Rp 54.000.000