• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA KANDUNGAN KLOROFIL, KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN DAN DAYA HASIL PADA KACANG TANAH ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KORELASI ANTARA KANDUNGAN KLOROFIL, KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN DAN DAYA HASIL PADA KACANG TANAH ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman, 1-2 Agustus 2006.

Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Bogor. Hal. 316 – 319. 2007.

Yudiwanti1*), Basuki Wirawan2), Desta Wirnas1)

1) Dosen pada Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB,

2) Alumni Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB,

*) Personal untuk komunikasi, Jl. Meranti Kampus IPB Darmaga - Bogor, Telp.&Faks. (0251) 629353, e-mail: yudiwanti_wahyu@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari korelasi antara kandungan klorofil, ketahanan terhadap penyakit bercak daun yang disebabkan oleh fungi Cercospora sp., dengan daya hasil pada kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di KP Inlitpa Muara, Bogor. Bahan tanaman yang digunakan adalah 26 galur F8 hasil persilangan varietas Gajah dan GP-NCW S4, serta galur GH 532, varietas Gajah dan varietas Lokal Malang sebagai pembanding. Percobaan disusun dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan klorofil, ketahanan terhadap penyakit bercak daun yang ditunjukkan oleh persentase panjang batang utama yang bebas serangan dan bobot biji per tanaman mempunyai nilai heritabilitas yang tinggi yaitu masing- masing 72.98%, 80.77 % dan 95.96%. Kandungan klorofil berkorelasi positif dan searah dengan ketahanan terhadap penyakit bercak (r = 0.72) dan bobot biji (r = 0.42). Diharapkan kandungan klorofil dapat digunakan sebagai kriteria seleksi tidak langsung dalam perakitan kacang tanah tahan penyakit bercak daun yang berdaya hasil tinggi.

Kata kunci: kacang tanah, penyakit bercak daun, klorofil, korelasi

PENDAHULUAN

Penyakit bercak merupakan salah satu penyakit utama yang menyerang kacang tanah. Penyakit tersebut dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga 50-70% (Sujadi, 1989). Oleh karena itu salah satu arah pemuliaan kacang tanah adalah pengembangan varietas yang tahan terhadap penyakit bercak daun dan berdaya hasil tinggi. Akan tetapi upaya tersebut terkendala oleh terdapatnya korelasi negatif antara tingkat ketahanan dengan daya hasil berdasarkan kriteria seleksi gejala penyakit visual sehingga perlu dicari karakter yang mewaris kuat, berkorelasi positif dengan tingkat ketahanan terhadap penyakit bercak dan daya hasil, serta mudah diamati untuk dijadikan kriteria seleksi tidak langsung.

(2)

Galur GH 532 adalah genotipe yang digolongkan tahan terhadap penyakit bercak daun, dan warna daun genotipe tersebut hijau tua yang menunjukkan kandungan klorofilnya yang tinggi (Kusumo, 1996). Kandungan klorofil tinggi umumnya diikuti oleh kandungan karotenoid tinggi pula terkait dengan perannya sebagai fotoprotektif apparatus fotosintesis terhadap kerusakan akibat aktivitas klorofil pada saat intensitas cahaya tinggi (Young, 1991). Patogen bercak daun menghasilkan toksin berupa pigmen yang disebut cercosporin. Karotenoid dapat mengurangi efek toksisitas dari toksin cercosporin terhadap sel (Daub dan Payne, 1989). Diharapkan kandungan karotenoid yang tinggi dalam daun yang lebih hijau dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit bercak daun.

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keragaan karakter kandungan klorofil, ketahanan terhadap penyakit bercak daun berdasarkan gejala visual dan daya hasil masing-masing genotipe, serta menentukan korelasi antar ketiga karakter tersebut.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di KP Inlitpa Muara, Bogor pada ketinggian 250 m dpl dan laboratorium Pusat Studi Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB, yang berlangsung dari bulan April hingga Agustus 2000. Bahan tanaman yang digunakan adalah 26 genotipe F8 hasil persilangan antara varietas Gajah (tetua rentan terhadap penyakit bercak daun dan berdaya hasil tinggi) dan GP-NC WS4 (tetua tahan terhadap penyakit bercak daun), GH- 532 sebagai pembanding tahan serta varietas Gajah dan Lokal Malang sebagai pembanding rentan. Sebagai sumber inokulum alami digunakan varietas Gajah.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan perlakukan tunggal yaitu genotipe kacang tanah dan setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 87 satuan percobaan.

Karakter yang diamati adalah kandungan klorofil, persentase batang utama bebas serangan penyakit dan bobot biji per tanaman.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan karakter kuantitatif 10 genotipe terbaik dari 26 galur yang diuji serta pembanding tahan dan pembanding peka terdapat pada Tabel 1. GH 532 sebagai pembanding tahan memiliki bobot biji per tanaman paling tinggi. Selain memiliki kandungan klrofil yang tinggi, GH-532 juga memiliki karakteristik lebar pembukaan stomata yang sempit dan lapisan palisade yang tebal. Ketiga karakter sangat berperan dalam ketahanan terhadap penyakit bercak (Kusumo 1996).

Tabel 1. Keragaaan karakter kuantitatif 10 genotipe terbaik berdasarkan bobot biji dan genotipe pembandingnya

Genotipe Kandungan klorofil (mg/g bb daun)

Panjang batang utama bebas serangan (%)

Bobot biji per tanaman (g)

GWS 7 13.51 42 11.86

GWS 97 13.66 34 10.75

GWS 127 15.09 28 10.31

GWS 71 13.70 54 9.92

GWS 72 12.69 40 9.19

GWS 4 14.12 28 9.04

GWS 8 12.66 36 8.25

GWS 33 11.97 32 7.48

GWS 139 12.42 41 7.06

GWS 73 12.07 36 6.68

GH-532 14.23 46 14.50

Gajah 11.97 32 8.92

Jika dibadingkan dengan varietas Gajah maka terdapat enam genotipe terbaik yang memiliki bobot biji per tanaman lebih tinggi. Bobot biji per tanaman yang lebih baik pada keenam genotipe disebabkan oleh tingkat ketahanan yang lebih tinggi terhadap penyakit bercak yang ditunjukkan oleh kandungan klorofil lebih tinggi dari varietas Gajah. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi kandungan klorofil yang nyata dan searah dengan bobot biji per tanaman (Tabel 2).

(4)

Tabel 2. Nilai duga heritabilitas dan koefisien korelasi karakter ketahanan terhadap penyakit bercak pada kacang tanah

Karakter Nilai heritilitas arti luas

(%)

Koefisien korelasi dengan bobot biji

per tanaman

Kandungan klorofil 72.98 0.718

Panjang batang utama bebas serangan 80.77 0.418

Bobot biji per tanaman 95.96

Nilai heritabilitas sangat menentukan efisiensi seleksi karena nilai heritabilitas menggambarkan proporsi ragam genetik yang diwariskan oleh tetua pada zuriatnya. Di samping nilai heritabilitas, nilai korelasi dengan karakter utama juga menjadi pertimbangan jika seleksi dilakukan secara tidak langsung (Roy, 2000). Seleksi secara tidak langsung akan memaksimalkan kemajuan seleksi jika menggunakan karakter yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi dan berkorelasi positif dengan daya hasil (Wricke dan Weber, 1996; Falconer dan Mackay, 1996).

Dalam penelitian ini diperoleh bahwa ketiga karakter yang diamati mempunyai nilai heritabilitas yang sangat tinggi. Kandungan klorofil dan persentase batang utama bebas serangan berkorelasi positif dengan bobot biji per tanaman (Tabel 2). Persentase panjang batang utama bebas penyakit bercak daun merupakan peubah yang diajukan untuk menilai secara kuantitatif tingkat ketahanan genotipe kacang tanah terhadap bercak daun (Kusumo, 1996). Evaluasi tingkat ketahanan genotipe acak menggunakan karakter tersebut menunjukkan korelasi negatif dengan daya hasil (Yudiwanti et al., 1998). Penerapan karakter yang sama untuk menilai tingkat ketahanan pada populasi genotipe yang telah diseleksi tingkat ketahanannya terhadap penyakit bercak daun dengan memperhatikan antara lain karakter tingkat kehijauan daun dalam penelitian ini menunjukkan korelasi yang positif antara tingkat ketahanan dengan bobot biji.

Memperhatikan bahwa korelasi antara kandungan klorofil dengan bobot biji bersifat positif, maka karakter kandungan klorofil, yang secara visual ditunjukkan oleh tingkat kehijauan daun (Gambar 1), dapat digunakan sebagai kriteria seleksi

(5)

secara tidak langsung untuk mengembangkan varietas kacang tanah yang tahan penyakit bercak dan berdaya hasil tinggi.

Gambar 1. Tingkat kehijauan daun galur yang tahan dan rentan pada kondisi tidak terserang penyakit bercak

Salah satu target pemuliaan untuk lingkungan bercekaman adalah perbaikan daya hasil. Perbaikan daya hasil tanaman pada kondisi lingkungan bercekaman dapat dicapai dengan perbaikan potensi hasil dan perbaikan daya adaptasi atau ketahanan tanaman dengan membuat tanaman menjadi lebih sesuai dengan lingkungan target (Acevedo dan Fereres, 1993).

Pengembangan varietas berdaya hasil tinggi pada kondisi terdapat serangan penyakit selalu melibatkan gen-gen resistensi. Daya hasil yang stabil dapat diperoleh jika varietas yang dikembangkan juga memiliki ketahanan terhadap penyakit (Chalal dan Gosal, 2002). Pemuliaan untuk mengembangkan varietas berdaya hasil tinggi dan juga memiliki ketahanan dapat dilakukan sekaligus dengan cara melakukan seleksi daya hasil pada kondisi optimum kemudian dilanjutkan dengan seleksi ketahanan pada kondisi terserang penyakit.

Seleksi juga dapat dilakukan secara simultan pada kondisi terdapat serangan penyakit untuk mengembangkan varietas berdaya hasil tinggi dan memiliki ketahanan terhadap penyakit. Daya hasil dan ketahanan terhadap penyakit adalah karakter kuantitatif yang dikendalikan oleh gen-gen yang berbeda sehingga sangat memungkinkan melakukan seleksi secara bersamaan atau simultan.

rentan tahan rentan

(6)

KESIMPULAN

Kandungan klorofil dan persentase utama batang bebas serangan bercak daun berkorelasi positif dengan bobot biji per tanaman.Kandungan klorofil dapat dijadikan kriteria seleksi untuk mengembangkan varietas tahan terhadap penyakit bercak daun dan berdaya hasil tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Accevedo E., E. Fereres. 1993. Resistance to abiotic stress, pp. 281-313. In M.D.

Hayward, N. O. Bosemark, I. Romagosa (Eds.) Plant Breeding: Principles and Prospect. Chapman and Hall. London.

Chahal, G.S., S.S. Gosal. 2002. Principles and Procedures of Plant Breeding:

Biotechnological and Conventional Approaches. Narosa Publishing House.

Kolkata. p 604.

Daub, M.E., G.A. Payne. 1989. The role of of carotenoids in resistance of fungy to cercosporin. Phytopatology. 79: 185-193.

Falconer, D.S., T.F.C. Mackay. 1996. Introduction to Quantitative Genetics. 4th edition. Longman. Essex. 464p.

Kusumo, Yudiwanti W.E. 1996. Analisis genotipik ketahanan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap penyakit bercak daun hitam disebabkan oleh Pheoisariopsis personata (Berk. & Curt.) v. Arx. Disertasi Program Pascasarjana IPB. Bogor.

126 hal.

Roy, D. 2000. Plant Breeding: Analysis and Exploitation of Variation. Narosa Publishing House. New Delhi. p 701.

Sudjadi. 1989. Ketahanan varietas unggul dan kehilangan hasil kacang tanah terhadap penyakit karat daun cercospora. Penelitian Pertanian. 9: 19-22.

Wrickle, G ., W.E. Weber. 1986. Quantitative Genetics and Selection in Plant Breeding. Welter de Gruyter. Berlin. 406p.

Young, A. J. 1991. Photoprotective role of carotenoid in higher plants. Physiologia Plantarum. 82: 702-708.

Yudiwanti, S. Sastrosumarjo, S. Hadi, S. Karama, A. Surkati, dan A.A. Mattjik.

1998. Korelasi genotipik antara hasil dengan tingkat ketahanan terhadap penyakit bercak daun hitam pada kacang tanah. Bull. Agron. 26(1):16-21.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ditjen DIKTI Depdikbud (kini DEPDIKNAS) yang telah membiayai penelitian ini melalui program Hibah Bersaing Perguruan Tinggi periode tahun 1994-1999.

Gambar

Tabel 1. Keragaaan karakter kuantitatif 10 genotipe terbaik berdasarkan bobot biji  dan genotipe pembandingnya
Tabel 2.  Nilai duga heritabilitas dan koefisien korelasi karakter ketahanan  terhadap penyakit bercak pada kacang tanah
Gambar 1.  Tingkat  kehijauan daun galur yang  tahan dan  rentan pada kondisi  tidak terserang penyakit bercak

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, 2) Pengaruh kinerja manajerial terhadap

Dari hasil tabulasi silang diperoleh hasil yang menyatakan bahwa usia dapat membedakan tingkat pengetahuan masyarakat Kediri tentang keuntungan (profit) dalam program CSR

Peranan PPAT dalam pembuatan akta peralihan hak atas tanah dan/atau bangunan bekas Hak Milik Adat berkaitan dengan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah

Penelitian mengenai teknik relaksasi benson telah dilakukan oleh Masoume Rambod, dkk (2013) dengan judul “The Effect of Benson’s Relaxation Technique on Quality of Sleep

Berdasarkan hasil pencapaian kegiatan yang dilihat dari peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku pekerja, maka terlihat bahwa hanya tingkat pengetahuan yang mencapai hasil

- Yang terhormat, Prof.Dr.dr.H.Zainal Arifin Adnan, SpPD-KR, selaku Ketua Program Studi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/

Mengenai pengelompokan pelanggan, terdapat beberapa alasan mengenai adanya perbedaan penerapan tarif jual beli air PDAM Surya Sembada di Pondok Benowo Indah Kecamatan

d. Ruler atau penggaris: berfungsi untuk mengukur kertas dan gambar yang digunakan. Ada dua macam ruler, yaitu ruler horizontal dan ruler vertical. Docker window: