• Tidak ada hasil yang ditemukan

KADAR KLOROFIL DAUN RUMPUT ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott) PADA PERLAKUAN DOSIS PUPUK BOKASHI SLUDGE BIOGAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KADAR KLOROFIL DAUN RUMPUT ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott) PADA PERLAKUAN DOSIS PUPUK BOKASHI SLUDGE BIOGAS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN : 2580-6165

e-ISSN : 2597-8632 | 550

KADAR KLOROFIL DAUN RUMPUT ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott) PADA PERLAKUAN DOSIS PUPUK BOKASHI SLUDGE BIOGAS

Yonce Melyanus Killa1*), I Made Ade Sudarma2

*Corresponding author: yonce@unkriswina.ac.id

1 Program Studi Agroteknologi, Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

2 Program Studi Peternakan, Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Abstrak

Penelitian dilakukan untuk mendapat informasi tentang kadar klorofil daun rumput odot (P. purpureum cv. mott) pada perlakuan beberapa dosis pupuk bokashi sludge biogas.

Penelitian dilakukan dua tahap, pertama yaitu kegiatan budidaya rumput odot di Kelurahan Kawangu Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur dan tahap kedua kegiatan pengukuran kadar klorofil dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Kristen Wira Wacana Sumba. Penelitian menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu P0 : tanpa pupuk (kontrol); P1: pupuk bokashi sludge biogas 10 ton-1; P2:

pupuk bokashi sludge biogas 20 ton-1; P3: pupuk bokashi sludge biogas 30 ton-1; P4: pupuk bokashi sludge biogas 40 ton-1 dan diulang 4 kali. Uji hipotesis menggunakan Anova One Way pada taraf signifikansi 5% dilanjutkan dengan uji Duncan untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk bokashi sludge biogas berpengaruh nyata terhadap klorofil-a, klorofil-b dan klorofil total.

Kata kunci: rumput odot, bokashi sludge, biogas

(2)

p-ISSN : 2580-6165

e-ISSN : 2597-8632 | 551

CHLOROPHIL LEVELS OF ODOT GRASS (Pennisetum Purpureum cv. Mott) IN TREATMENT OF BOKASHI SLUDGE FERTILIZER DOSAGE

Abstract

This research was conducted to obtain information on the chlorophyll content of odot grass leaves (P. purpureum cv. mott) in the treatment of several doses of bokashi sludge biogas fertilizer. This research was carried out by several activities, namely odot grass cultivation activities carried out in Kawangu Village, Pandawai District, East Sumba Regency and the second stage of chlorophyll level measurement activities carried out at the Integrated Laboratory of Wira Wacana Christian University, Sumba.. This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments, namely P0: no fertilizer (control);

P1: bokashi sludge biogas fertilizer 10 tons-1; P2: 20 ton-1 biogas sludge bokashi fertilizer; P3: bokashi sludge biogas fertilizer 30 tons-1; P4: bokashi sludge biogas fertilizer 40 tons-1 and repeated 4 times. Hypothesis testing using Anova One Way at a significance level of 5% was followed by Duncan's test to see the differences between treatments. The results showed that the treatment of bokashi sludge biogas fertilizer had a significant effect on chlorophyll-a, chlorophyll-b and total-chlorophyll.

Keywords: odot grass, bokashi sludge biogas

PENDAHULUAN

Rumput odot atau rumput gajah mini (P. Purpureum Cv. Mott) adalah salah satu alternatif hijauan pakan dan merupakan rumput yang unggul dan sangat mudah dibudidayakan (Kusuma, 2019). Selain merupakan rumput yang mudah dibudidaya rumput odot juga merupakan rumput yang tahan terhadap penyakit dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan yang bervariasi (Ressie dkk., 2018). Rumput ini juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi (PK 17-19%), TDN mencapai 64,31% dan persentase lignin hanya 2,5% dari bahan kering (Herdian dan Putra, 2014 dalam Ressie dkk., 2018).

Kandungan nutrisi yang ada pada rumput odot ini sangat berhubungan dengan kegiatan fotosintesis. Salah satu bagian terpenting yang mengendalikan tanaman melakukan kegiatan fotosintesis adalah klorofil. Violita et al. (2017) menyatakan bahwa klorofil merupakan pigmen yang mampu menyerap cahaya matahari dengan gelombang dan adanya kemampuan tersebut proses fotosintesis dapat berlangsung dengan optimal.

Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau dan kandungannya berbeda antara tumbuhan (Wenno & Sinay, 2019). Kondisi klorofil daun akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dan kondisi tanah (Song & Banyo, 2011).

Ketersediaan air dan kondisi tanah dapat mempengaruhi rumput odot karena rumput odot sebagai salah satu tanaman pakan sangat membutuhkan unsur hara khususnya unsur Nitrogen dari tanah untuk pertumbuhannya dan berbagai senyawa penyusun tanaman termaksuk penyusun klorofil. Unsur hara dari tanaman dapat diserap oleh tanaman jika tersedia air yang cukup dalam tanah. Ketersediaan air dan unsur hara ini dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk baik anorganik maupun organik. Penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus dan tanpa aturan dapat mengganggu keseimbangan sifat tanah, menurunkan produktivitas lahan, dan mempengaruhi produksi tanaman (Sulaiman et al., 2018). Salah satu solusi dalam mengatasi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan

(3)

p-ISSN : 2580-6165

e-ISSN : 2597-8632 | 552

yaitu dengan penggunaan pupuk yang ramah lingkungan, memiliki kadar hara yang dibutuhkan tanaman (Darwis dan Rachman, 2019 dalam Putra & Ningsi, 2019).

Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan untuk mendukung ketersediaan air dan unsur hara bagi rumput odot adalah pupuk bokashi sludge biogas. Sludge biogas merupakan materi berbentuk lumpur yang telah mengalami proses fermentasi dan berpotensi sebagai pupuk organik. Akan tetapi belum sempurna digunakan sebagai pupuk karena mempunyai karakteristik dengan bau menyengat, tekstur kompak, dan kandungan air yang masih tinggi (Marlina et al., 2013). Hal ini sehingga perlu dibuat dalam bentuk pupuk bokashi agar pengomposan dapat berjalan dengan baik dan unsur hara dapat tersedia dengan baik.

Adanya peningkatan ketersediaan unsur hara dari pupuk bokashi sludge biogas diharapkan dapat meningkatkan proses pembentukan klorofil daun yang dapat berpengaruh terhadat proses fotosintesis dan produksi dari tanaman. Penelitian yang dilakukan untuk mendapat informasi tentang kadar klorofil daun rumput odot (P. purpureum cv. mott) pada perlakuan beberapa dosis pupuk bokashi sludge biogas.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama kegiatan budidaya rumput odot yang dilakukan di Kelurahan Kawangu Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur dan tahap kedua kegiatan pengukuran kadar klorofil dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Kristen Wira Wacana Sumba pada bulan Juni- September 2021.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, ember, timbangan, alat tulis menulis, sekop, terpal, dan alat-alat laboratorium yang digunakan untuk pengukuran kadar klorofil. Bahan yang digunakan yaitu sludge biogas, bahan untuk pembuatan pupuk bokashi, bahan-bahan laboratorium untuk pengukuran kadar klorofil.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu P0 : tanpa pupuk (kontrol); P1: pupuk bokashi sludge biogas 10 ton-1; P2: pupuk bokashi sludge biogas 20 ton-1; P3: pupuk bokashi sludge biogas 30 ton-1; P4: pupuk bokashi sludge biogas 40 ton-1 dan diulang 4 kali.

Prosedur Penelitian

Kegiatan budidaya tanaman yang akan diuji dilaksanakan meliputi persiapan lahan, pembuatan pupuk bokashi sludge biogas, persiapan bibit, penanaman, dan penyiraman.

Perlakuan pupuk dilakukan pada persiapan lahan dengan mencampurkan pada petakan sesuai dengan dosis pupuk bokashi sludge biogas. Pada saat tanaman berumur 30 HST diambil sampel daun tanaman yang akan dianalisis kadar klorofil yaitu daun ke-3 dan ke-4 dari bawah. Selanjutnya sebanyak 1 gr sampel di mortar dengan etanol 95 % sebanyak 50 mL kemudian disaring dan ditambahkan etanol 95% hingga mencapai 100 mL. Hasil ekstrak dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV Vis pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Penghitungan kandungan klorofil (mg/L) ditentukan menurut Perhitungan Wintermans dan De Mots (1965) dalam Posumah (2017):

Klorofil a = (13.7 x A665) – (5.76 x A649) Klorofil b = (25.8 x A649) – (7.60 x A665) Klorofil Total = 20.0 D-649 + 6.10 D-665

(4)

p-ISSN : 2580-6165

e-ISSN : 2597-8632 | 553

HASIL PENELITIAN

Kandungan Klorofil a

Hasil analisis varians menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk bokashi sludge biogas berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a (tabel 1). Hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a pada daun, akan tetapi pada beberapa perlakuan dosis pupuk didapatkan ada yang tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a. Pada perlakuan P3 dan P4 tidak berbeda nyata dengan perlakuan Po (kontrol) dibandingkan dengan P1 dan P2 yang berbeda nyata, hal ini kemungkinan karena pupuk bokashi mengalami imobilitas hara sehingga tanaman mengalami defisiensi unsur hara. Ressie et al. (2018) menyatakan pemberian bahan organik yang berlebihan akan diserang oleh mikroba (bakteri maupun fungi) sehingga hara yang seharusnya disediakan untuk tanaman diambil mikroba untuk proses pertumbuhannya. Adanya kandungan klorofil a akan meningkatkan partisipasi dalam perubahan radiasi untuk kegiatan fotosintesis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sirait, 2008).

Tabel 1. Kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total rumput odot pada perlakuan berbagai dosis pupuk bokashi sludge biogas

Perlakuan Kandungan Klorofil Daun (mg/l)

Klorofil a Klorofil b Total Klorofil

P0 5,78 a 2,54 a 8,30 a

P2 13,77 b 4,52 b 18,27 b

P3 8,83 a 6,08 b 14,89 b

P4 9,94 a 5,99 b 15,91 b

P1 12,04 b 5,30 b 17,32 b

Keterangan: angka yang bernotasi sama pada kolom yang sama berarti tidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT pada P=0,05, P0: Kontrol, P1: pupuk bokashi 10 ton-1, P2: pupuk bokashi 20 ton-1, P3: pupuk bokashi 30 ton-1, P4: pupuk bokashi 40 ton-1

Kandungan Klorofil b

Hasil analisis varians menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk bokashi sludge biogas berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil b (tabel 1). Hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil b pada daun.

Perbedaan yang terjadi antara perlakuan dan kontrol mengindikasikan bahwa pemberian pupuk bokashi sludge biogas dapat mempengaruhi tidakan klorofil b dalam menyerap sinar matahari. Sirait (2008) menyatakan, bahwa adanya peningkatan klorofil b berdampak positif terhadap efektivitas penyerapan energi radiasi. Peningkatan kandungan klorofil b pada tanaman berkaitan dengan peningkatan protein klorofil sehingga dapat meningkatkan efisiensi fungsi antena fotosintetik pada Lingh Harvesting Complex II (LHC II) (Posumah, 2017).

Kandungan Klorofil Total

Hasil analisis varians menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk bokashi sludge biogas berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil total (tabel 1). Hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap kandungan total klorofil pada daun.

(5)

p-ISSN : 2580-6165

e-ISSN : 2597-8632 | 554

Pada tanaman yang diberi pupuk bokashi terlihat jelas perbedaanya dengan perlakuan kontrol, hal ini karena pada perlakuan kontrol tanaman kurang adanya suplai unsur hara yang dapat menunjang pembentukan klorofil. Menurut Posumah (2017), bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil, salah satunya unsur hara terutama unsur N, Mg dan Fe. Unsur-unsur ini akan berfungsi sebagai katalisator dalam sintesis klorofil. Berdasarkan penelitian (Sitinjak, 2018), bahwah pupuk sludge mengandung NPK dan C-Organik sesuai standar kebutuhan tanaman yakni N-total 2,53%, P2O5 2,58, K2O 1,30% dan C-Organik 26,12%. Sehingga pemberian pupuk bokashi sludge biogas dapat meningkatkan kandungan klorofil pada daun.

KESIMPULAN

Perlakuan pupuk bokashi sludge biogas berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil-a, klorofil-b dan total klorofil. Kandungan klorofil tertinggi pada perlakuan pupuk bokashi sludge biogas 20 ton-1

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, M. E. (2019). Respon Rumput Odot ( Pennisetum purpureum . Cv . Mott ) Terhadap Pemberian Bokashi Kotoran Ayam pada Tanah Berpasir. Ilmu Hewani Tropikal, 8(2), 71–76.

Marlina, E. T., Hidayati, Y. A., K, T. B. A., & Juanda, W. (2013). Analisis Kualitas Kompos dari Sludge Biogas Feses Kerbau. Ilmu Ternak, 13(1), 31–34.

Posumah, D. (2017). Uji Kandungan Klorofil Daun Tanaman Cabai Merah ( Capsicum annum L .) Melalui Pemanfaatan Beberapa Pupuk Organik Cair. Mipa Unsrat Online, 6(2), 101–104.

Putra, B., & Ningsi, S. (2019). Peranan Pupuk Kotoran Kambing Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Lebar dan Luas daun Total Pennisitum purpureum cv. Mott.

Stock Peternakan, 2(2).

Ressie, M. L., Mullik, M. L., & Dato, T. D. (2018). Pengaruh Pemupukan dan Interval Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumpu Gajah Odot (Pennisetum purpereum cv Mott). Sains Peternakan Indonesia, 13(2), 182–188.

Sirait, J. (2008). Luas Daun , Kandungan Klorofil dan Laju Pertumbuhan Rumput pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. JITV, 13(2), 109–116.

Sitinjak, W. (2018). Uji Kualitas Sludge Kotoran Ternak Ayam. Jurnal Ilmiah Maksitek, 3(3), 87–96. https://makarioz.sciencemakarioz.org/index.php/JIM/article/view/83/80 Song, N., & Banyo, Y. (2011). Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan

Air Pada Tanaman. Ilmiah Sains, 11(2), 166–173.

Sulaiman, W. A., Dwatmadji, & Suteky, T. (2018). Pengaruh Pemberian Pupuk Feses Sapi dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv. Mott) di Kabupaten Kepahiang. Sains Peternakan Indonesia, 13(4), 365–376.

Violita, Putri, I. L. E., & Ritonga, M. R. (2017). Respon Pertumbuhan dan Kadar Klorofil Beberapa Varietas Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Kondisi Kekeringan.

Berkalah Ilmiah Bidang Biologi, 1(2016), 33–43.

Wenno, S. J., & Sinay, H. (2019). Kadar Klorofil Daun Pakcoy (Brassica Chinesis L.) Setelah Perlakuan Pupuk Kandang dan Ampas Tahu Sebagai Bahan Ajar Matakuliah Fisiologi Tumbuhan. Biopendix, 3(2), 130–139.

Gambar

Tabel 1. Kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total rumput odot pada perlakuan  berbagai dosis pupuk bokashi sludge biogas

Referensi

Dokumen terkait

nya metode-metode kajian yang diadopsi dari Barat, metode itu digunakan untuk mengkaji Islam dalam presfektif Islam, sedangkan dampak negativenya adalah pandangan

Kekurangan visualisasi dari storyboard dan pentingnya proses perancangan layout dalam pembuatan film animasi 3D mendorong penulis untuk membahas tentang topik ini dengan lebih

Perencanaan perkuatan kombinasi dengan alternatif geotextile wall dan penggantian tanah dasar/ replacement ; geotextile wall.. dan cerucuk Kontrol

umumnya direncanakan dengan pondasi tiang pancang, sehingga tidak mengalami penurunan, sedangkan timbunan oprit jembatan mengalami penurunan karena konsolidasi pada

Pemodelan kecelakaan sepeda motor pada ruas jalan yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk menjelaskan kondisi yang ada, yaitu kecelakaan sepeda motor pada

Pendekatan den- gan menggunakan model simulasi ini perlu dilakukan, sebab melalui model simulasi dan pendefinisian berbagai pola kebijaksanaan dan perubahan faktor eksternal

Dari hasil pengamatan di lapangan dan pengolahan data primer, maka dapat disimpulkan bahwa kelas kesesuaian lahan pada sebagian lahan pertanaman nanas ( Ananas Comosus [L]

Perhitungan terhadap biaya yang dilakukan pada proses pemesinan benda uji tarik berpenampang lingkaran, dipengaruhi oleh komponen biaya persiapan, biaya material