Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 1 BAB. 6
DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
1. Momen Gaya
Benda hanya dapat mengalami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya momen gaya maka benda akan mengalami perubahan kecepatan sudut, sehingga momen gaya merupakan perkalian silang antara antara posisi (r) dan gaya (F). dimana r = l sin θ Secara matematis momen gaya dirumuskan sebagai berikut:
𝜏 = 𝑟 𝑥 𝐹 atau 𝜏 = −𝐹 𝑙 sin 𝜃 τ = negatif jika berputar berlawanan arah jarum jam 𝜏 = 𝐹 𝑙 sin 𝜃 τ = positif jika berputar searah jarum jam
torsi berlawanan arah jarum jam torsi searah jarum jam (negatif) (Positif)
Jika pada benda bekerja lebih dari satu gaya, resultan momen gaya yang bekerja pada benda merupakan jumlah vector dari setiap momen gaya
𝜏 = ∑(𝑟 𝑥 𝐹) Catatan
Jika arah rotasi yang ditimbulkan oleh F, searah dengan arah jarum jam maka τ berharga positif.
Jika arah rotasi yang ditimbulkan oleh F, berlawanan arah dengan arah jarum jam maka τ berharga negatif.
2. Momen Kopel
Momen kopel merupakan pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar, dan berlawan arah.
Momen kopel (M) adalah perkalian silang antara vector gaya dan vektor jarak antara dua gaya tersebut
𝑀 = 𝐹 𝑥 𝑑
Penentuan arah momen kopel sesuai aturan sekrup (aturan tangan kanan) Jika arah (M) masuk bidang gambar dianggap positif
Jika arah (M) keluar bidang gambar dianggap negative
F F
l l
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 2 Jika pada sebuah gambar sebuah benda ada beberapa buah kopel sebidang, putaran resultan momen kopelnya merupakan jumlah aljabar dari setiap momen kopelnya.
𝑀𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑀 𝑑 = |𝑀
𝐹| d = pergeseran titik tangkap gaya
3. Momen Inersia benda titik (partikel)
Kecenderungan benda untuk selalu mempertahankan geraknya
Momen inersia tergantung pada massa dan posisi massa benda ke sumbu putarnya, semakin jauh posisi massa benda ke pusat rotasinya, maka semakin besar momen inersia benda tersebut.
𝐼 = 𝑚𝑟2
Momen inersia sebuah benda yang tersusun oleh partikel-partikel dapat ditulis menjadi 𝐼 = ∑ 𝑚𝑛𝑟𝑛2
𝑛
4. Momen Inersia benda tegar
𝐼 = ∫ 𝑥2(𝑚 𝑙)
𝑥2 𝑥1
𝑑𝑥 = (𝑚
𝑙) ∫ 𝑥2𝑑𝑥
𝑥2 𝑥1
No Gambar Nama Momen Inersia
1
Batang terhadap sumbu yang
melalui pusat 𝐼 = 1
12𝑚𝑙2
2
Batang terhadap sumbu pada
satu ujungnya 𝐼 =1
3𝑚𝑙2
3
Cincin tipis terhadap sumbu silinder
𝐼 = 𝑚𝑅2 l
l
R
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 3
No Gambar Nama Momen Inersia
4
Piringan atau cakram titik
terhadap sumbu melalui pusat 𝐼 =1 2𝑚𝑅2
5 Silinder pejal terhadap sumbu
silinder 𝐼 =1
2𝑚𝑅2
6 Silender berongga terhadap
sumbu melalui titik pusat 𝐼 =1
2𝑚(𝑅12 + 𝑅22)
7 Bola pejal terhadap sumbu
melalui titik pusat 𝐼 =2
5𝑚𝑅2
8
Bola berongga terhadap sumbu
melalui titik pusat 𝐼 =2
3𝑚𝑅2
Uji Kompetensi
1. Jika diketahui panjang batang adalah 1 meter, maka resultan momen gaya yang bekerja pada engsel
a. 1,50 Nm b. 1,25 Nm c. 1,50 Nm d. 2,75 Nm e. 2,90 Nm
2. Sebuah pesawat sederhana digunakan untuk mengangkat beban bermassa 10 kg, jika panjang batang pengungkit 2 m dan letak penumpu 0,75 m dari ujung beban, maka gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat beban adalah …
a. 30 N b. 40 N c. 50 N d. 60 N e. 70 N R
l
R1
R2
2R
2R
F1 = 10 N F2 = 5 N
F3 = 10 N 0,25 m
engsel 300
0,75 m
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 4 3. Sebuah batang panjangnya l, massa m, dan
sumbu rotasi terletak pada 1
3𝑙 dari ujung kiri batang dan tegak lurus terhadap batang, tentukan besarnya momen inersia batang terhadap sumbu rotasinya…
a. 𝐼 =1
3𝑚𝑙2 b. 𝐼 =1
6𝑚𝑙2 c. 𝐼 =1
9𝑚𝑙2 d. 𝐼 = 1
12𝑚𝑙2 e. 𝐼 = 1
24𝑚𝑙2
4. Pada titik sudut sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi 3 cm dan 5 cm, ditempat titik materi dengan massa mA = 5 gram, mB =
10 gram dan mc = 20 gram. Tentukan momen inersia titik-titik materi tersebut jika sumbu rotasi di titik A dan tegak lurus bidang ABC.
a. 190 g.cm2 b. 290 g.cm2 c. 390 g.cm2 d. 490 g.cm2 e. 590 g.cm2
5. Sebuah segitiga siku-siku, panjang sisi miringnya AC = 50 cm, pada titik sudutnya ditempatkan partikel bermassa 0,01 kg, sebuah sumbu putar melalui titik A dan tegak lurus garis AB, tentukan momen inersianya.
(cos 37 = 0,8 dan sin 37 = 0,6)
a. 0,1 g.cm2 b. 0,2 g.cm2 c. 0,3 g.cm2 d. 0,4 g.cm2 e. 0,5 g.cm2
B. DINAMIKA GERAK ROTASI
Telah diketahui bahwa penyebab gerak translasi adalah gaya dan penyebab gerak rotasi momen gaya, kedua gerak tersebut dapat diungkapkan menggunakan hukum II Newton, dari keadaan diam diam sebuah benda bermassa m dapat memiliki percepatan a karena pengaruh F sehingga hubungan tersebut dapat ditulis dengan F = ma. Demikian juga dari keadaan diam sebuah roda yang memiliki inersia I dapat memiliki percepatan sudut α karena pengaruh momen gaya F, sehingga secara matematis dapat di tulis dengan τ = Iα
l
1 3 𝑙
A B
C
3 cm 5 cm
A B
C
50 cm
370
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 5 Analogi dan hubungan antara persamaan gerak translasi benda tegar sepanjang garis lurus dan gerak rotasi mengelilingi sumbu rotasi dapat di lihat seperti table
Gerak translasi Gerak rotasi Hubungan
Jarak linier s Jarak (posisi) sudut Θ s = θR
Kecepatan linier 𝑣 =𝑑𝑠
𝑑𝑡 Kecepatan sudut 𝜔 =𝑑𝜃
𝑑𝑡 v = ωR
Percepatan
tangensial 𝑎𝑡= 𝑑𝑣
𝑑𝑡 Percepatan sudut 𝛼 =𝑑𝜔
𝑑𝑡 a = αR
Kelembaman
translasi (massa) m
Kelembaman rotasi benda tegar (momen
inersia)
I 𝐼 = ∑ 𝑚𝑅2
𝑁
𝑖=1
Gaya F = ma Torsi (momen gaya) τ = Iα τ = r F
Energi Kinetik 𝐸𝑘 =1
2𝑚𝑣2 Energi kinetik 𝐸𝑘 =1
2𝐼𝜔2 -
Momentum linier p = mv Momentum sudut L = Iω -
Daya p = F v Daya p = τω -
Aplikasi Gerak Rotasi
1. Katrol dihubungkan dengan beban
a. Tinjau gaya-gaya pada beban m dengan menggunakan Hukum II Newton
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 𝑚𝑔 − 𝑇 = 𝑚𝑎
b. Tinjauan gaya-gaya pada katrol untuk gerak rotasi Hukum II Newton untuk gerak rotasi pada katrol
∑ 𝜏 = 𝐼𝛼 dengan 𝛼 =𝑎
𝑅
𝑇𝑅 = 𝐼𝑎
𝑅 𝑇 = 𝐼 𝑎
𝑅2
mg a α
T T
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 6 Dengan mensubsitusi kedua persamaan tersebut diperoleh hubungan sebagai berikut:
𝑎 = 𝑚𝑔
𝑚 + 𝐼 𝑅2
2. Menggelinding pada bidang horizontal
a. Tinjau gaya-gaya pada benda dengan menggunakan
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 dan ∑ 𝐹 = 0 𝐹 − 𝑓𝑠 = 𝑚𝑎 dan 𝑁 − 𝑚𝑔 = 0
b. Tinjauan gaya-gaya pada katrol untuk gerak rotasi Hukum II Newton untuk gerak rotasi pada katrol
∑ 𝜏 = 𝐼𝛼 dengan 𝛼 =𝑎
𝑅
𝑓𝑠𝑅 = 𝐼𝑎
𝑅 𝑓𝑠 = 𝐼 𝑎
𝑅2
Dengan mensubsitusi kedua persamaan tersebut diperoleh hubungan sebagai berikut:
𝑎 = 𝐹
𝑚 + 𝐼 𝑅2
3. Menggelinding pada bidang miring
a. Tinjau gaya-gaya pada benda dengan menggunakan
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 dan ∑ 𝐹 = 0
𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝑓𝑠 = 𝑚𝑎 dan 𝑁 − 𝑚𝑔 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 0 b. Tinjauan gaya-gaya pada katrol untuk gerak rotasi
Hukum II Newton untuk gerak rotasi pada katrol
∑ 𝜏 = 𝐼𝛼 dengan 𝛼 =𝑎
𝑅
𝑓𝑠𝑅 = 𝐼𝑎
𝑅 𝑓𝑠 = 𝐼 𝑎
𝑅2
Dengan mensubsitusi kedua persamaan tersebut diperoleh hubungan sebagai berikut:
𝑎 =𝑚𝑔 sin 𝜃 𝑚 + 𝐼
𝑅2
N
F
Fs
mg α
N
fs
mg sin θ
mg con θ
mg
θ
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 7 4. Energi Kinetik dan Hukum kekekalan energi kinetik
𝐸𝑘 =1
2𝑚𝑣2+1
2𝐼𝜔2 dan 𝐸𝑘1+ 𝐸𝑝1 = 𝐸𝑘2+ 𝐸𝑝2
Uji Kompetensi
1. Tentukan besarnya momentum sudut dari sebuah piringan CD yang massanya 60 gram, jari-jarinya 5 cm ketika sedang berotasi dengan sumbu putar melalui titik pusat massa dan tegak lurus piringan dengan kecepatan sudut 10 rad/s. …
a. 5 kgm2s-2 b. 5 kgm2s-2 c. 5 kgm2s-2 d. 5 kgm2s-2 e. 5 kgm2s-2
2. Diketahui massa katrol 1 kg, jari-jari 5 cm, massa beban m1 =0,4 kg, dan m2 = 0,6 kg tentukan percepatan linier system
a. 1/3 m/s2 b. 2/3 m/s2 c. 4/3 m/s2 d. 5/3 m/s2 e. 7/3 m/s2
3. Sebuah bola pejal dapat melakukan gerakan translasi dan rotasi pada sebuah bidang miring yang memiliki ketinggian 1 m, jika g = 10 m/s2 . tentukan kecepatannya pada kaki bidan miring.
a. 3,0 m/s b. 3,3 m/s c. 3,6 m/s d. 4,3 m/s e. 4,6 m/s
4. Silinder pejal bermassa 20 kg dan jari-jari 10 cm, didorong dengan gaya 100 N pada bidang datar yang kasar, maka percepatan yang dialami benda adalah …
a. 3,33 m/s2 b. 4,33 m/s2 c. 5,33 m/s2 d. 6,33 m/s2 e. 7,33 m/s2
5. Sebuah cincin tipis bermassa 20 gram
menggelinding tanpa slip pada sebuah bidang miring dengan sudut 300 terhadap bidang horizontal dengan kecepatan awal 2 m/s, tentukan percepatan dan kecepatan cincin setelah menempuh jarak 1 m …
a. ..
b. ..
c. ..
d. ..
e. ..
m1 m2
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 8 C. KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
Menurup hukum I Newton, jika resultan gaya-gaya sama dengan nol, percepatan partikel sama dengan nol, maka benda dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, dan partikel dalam keadaan diam dikatakan mengalami kesetimbangan statis, sedangkan patikel dalam kedaan bergerak dengan kecepatan tetap mengalami kesetimbangan dinamis. (∑𝐹 = 0)
1. Syarat kesetimbangan benda tegar translasi
∑ 𝐹𝑥 = 0 ; ∑ 𝐹𝑦 = 0; ∑ 𝐹𝑧 = 0 2. Syarat kesetimbangan benda tegar rotasi
∑ 𝜏𝑥 = 0 ; ∑ 𝜏𝑦 = 0; ∑ 𝜏𝑧 = 0
salah satu contoh kesetimbangan benda tegar translasi, dan cara penyelesaian persoalannya, Perhatikan gambar dibawah kita dapat menentukan tegangan tali (T1 dan T2)
∑ 𝐹𝑥 = 0 dan ∑ 𝐹𝑦 = 0
Semua gaya yang bekerja pada system harus diproyeksikan pada Sumbu-x dan sumbu-y
∑ 𝐹𝑥 = 0 𝑇2cos 30 − 𝑇1cos 60 = 0 𝑇2(1
2√3) − 𝑇1(1
2) = 0 …. (1)
∑ 𝐹𝑦 = 0 𝑇1sin 60 + 𝑇2sin 30 − 𝑤 = 0 𝑇1(1
2√3) + 𝑇2(1
2) − 100 = 0 …. (2) Subsitusikan persamaan (1) dan persamaan (2)
Pers (1) 𝑇2(1
2√3) − 𝑇1(1
2) = 0 𝑇2(√3) − 𝑇1 = 0 𝑇2(√3) = 𝑇1 Pers (2) 𝑇1(1
2√3) + 𝑇2(1
2) − 100 = 0 𝑇1(√3) + 𝑇2− 200 = 0 T2 cos 30
T1 cos 60
T1 sin 60 T2 sin 30
w=mg
T1 T2
m=10 kg
600 300
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 9 𝑇2(√3)(√3) + 𝑇2− 200 = 0
𝑇2 3 + 𝑇2− 200 = 0 4𝑇2 = 200
𝑇2 = 50 𝑁
Untuk menentukan T1 yaitu dengan menggunakan salah satu persamaan Pers (1) 𝑇2(√3) = 𝑇1 𝑇1 = 50√3
Berikut contoh kesetimbangan benda tegar translasi dan rotasi
pada batang homogen, lantai dan dinding kasar, datang tepat akan meluncur.
Syarat kesetimbangan benda tegar translasi pada sumbu xy
∑ 𝐹𝑥 = 0 ∑ 𝐹𝑦 = 0
𝑓𝐴− 𝑁𝐵 = 0 … (1) 𝑓𝐵+ 𝑁𝐴− 𝑤 = 0 …. (2) Syarat kesetimbangan benda tegar rotasi dengan tinjauan pusat Momen gaya di A
∑ 𝜏𝐴 = 0 𝑤.1
2𝑙 cos 𝛼 − 𝑁𝐵. 𝑙 sin 𝛼 − 𝑓𝐵. 𝑙 cos 𝛼 = 0 …(3)
Dengan mensubsitusikan ketiga persamaan dapat ditentukan besarnya gaya yang bekerja pada tiap titik pada batang homogen tersebut.
D. TITIK BERAT BENDA Titik berat adalah titik tangkap gaya berat sebuah benda
Untuk benda bidang : untuk benda bermassa 𝑦0 =∑ 𝐴𝑦
∑ 𝐴 𝑦0 =∑ 𝑤𝑦
∑ 𝑤
fB
B NB
w
fA
NA
α l
A
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 10 Titik berat benda berbentuk garis dan busur
Gambar Nama Letak titik berat Hubungan
Garis lurus
𝑦0 =1
2𝐴𝐵 Z = tengah tengan AB 𝐴𝐵 = 𝑡𝑎𝑙𝑖 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵
Busur lingkaran
𝑦0 = 𝑅𝐴𝐵 𝐴𝐵̂
𝐴𝐵 = 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵̂ R = Jari-jari
Busur setengah
lingkaran 𝑦0 =2𝑅
3𝜋
R = Jari-jari lingkaran
Titik berat benda berbentuk bidang himogen
Gambar Nama Letak titik berat Hubungan
Juring lingkaran
𝑦0 =1 2𝑅𝐴𝐵
𝐴𝐵̂
𝐴𝐵 = 𝑡𝑎𝑙𝑖 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 𝐴𝐵̂ = 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵 R = Jari-jari
Setengah lingkaran
𝑦0 =4𝑅 3𝜋
R = Jari-jari lingkaran
Titik berat benda berbentuk selimut
Gambar Nama Letak titik berat Hubungan
Selimut setengah bola
𝑦0 = 1
2𝑅 R = Jari-jari bola
Selimut limas
𝑦0 =1
3𝑡 t = tinggi limas A Z B
y0
A y0 B R
M
Z
z
M y0
z
M y0
A B
M R y0
z
z y0
M R
y0
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 11
Gambar Nama Letak titik berat Hubungan
Selimut kerucut
𝑦0 =1
3𝑡 t = tinggi kerucut
Titik berat benda berbentuk pejal homogeny
Gambar Nama Letak titik berat Hubungan
Setengah bola pejal
𝑦0 = 3
8𝑅 R = jari-jari bola
Limas Pejal
𝑦0 =1
4𝑡 t = tinggi limas
Kerucut pejal
𝑦0 =1
4𝑡 t = tinggi kerucut
Uji Kompetensi
1. Sebuah benda dengan berat 480 N digantung dalam keadaan setimbang, seperti pada gambar, maka besar tegangan tali T1 adalah
a. 500 N b. 480 N c. 240 N d. 120 N e. 80 N
2. Sebuah tangga AB homogen panjangnya 5 m dan beratnya 100 N, ujung A terletak pada lantai dan ujung B pada dinding, ujung A berjarak 3 meter dari dinding, koefisien statis A dan B sama yaitu 0,5, maka jarak terjauh yang dapat dicapai seseorang yang memanjat tangga dengan berat 500 N adalah (tangga belum tergelincir)
a. 3,5 m b. 3,6 m c. 3,7 m d. 3,8 m e. 3,9 m z y0
M R
y0
y0
y0
T1 T2
w
530 370
B
A
Modul Fisika Kelas XI. IPA Kurikulum 2013 12