• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA VENS BEAUTY DI SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA VENS BEAUTY DI SURABAYA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

JURNAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA VENS BEAUTY DI SURABAYA

Oleh : DINDA SAGITA

NIM : 01213071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

2017

(2)

2

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA VENS BEAUTY DI SURABAYA

Dinda Sagita

*) Jurusan Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Manajemen, Universitas Narotama Jl. Arief Rachman Hakim 51, Surabaya 60117

ABSTRACT

ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENTS TO MEASURE FINANCIAL PERFORMANCE AT VENS BEAUTY IN SURABAYA

Estination of healthy company obtained with analysis statement finances in order to know about the finances performance. One of the analysis component that we can used is analysis finance ratio. The purpose of this research is to analyze finance performance on Vens Beauty reviewed from analysis finance ratio. The used of analysis method is qualitative descriptive resort to measuring liquidity ratio, solvability, activity, and profitability.

The result indicate that finance performance of Vens Beauty which based on analysis liquidity ratio overall refer that the company is on good condition (likuid) and from the ratio of solvability the company is solvable or in a good condition to ensure it debt. But depend on activity ratio the company is less efficient eventhough it increased in every year. Whereas from the profitability ratio the company is on a good position (efficient).

Keywords: Finance Statement, Finance Ratio, Finance Performance

(3)

3

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan salah satu penggerak perekonomian bangsa, terlebih lagi dalam situasi globalisasi dan persaingan sekarang ini mengakibatkan banyaknya UMKM yang bermunculan dan tidak sedikit yang mengalami kebangkrutan, sehingga perusahaan dituntut mempunyai kemampuan bersaing, baik yang berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi internasional. Keberhasilan dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh kinerja perusahaan dan memiliki strategi yang matang termasuk dalam hal manajemen keuangan.

Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap eksistensi suatu perusahaan agar dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat

mengembangkan dan

mempertahankan aktivitas serta keberadaan perusahaan dalam persaingan global yang terjadi.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat kesehatan perusahaan adalah dengan melihat

laporan keuangan, karena dalam mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah melalui laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan perusahaan serta dapat digunakan untuk menilai keadaan keuangan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinan di masa yang akan datang sebagai dasar pengambilan keputusan.

Tetapi, tidak cukup hanya melihat laporan keuangan saja.

Laporan keuangan dapat memberikan sebuah informasi yang bermanfaat jika sudah dilakukan sebuah analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan digunakan sebagai acuan atau sebagai dasar pengambilan sebuah keputusan. Yang sering digunakan pada umumnya dalam melakukan analisis adalah perhitungan rasio

Analisis rasio keuangan ini

dapat membantu mengetahui tingkat

kinerja keuangan perusahaan apakah

baik atau sebaliknya. Analisis rasio

diklasifikasikan dalam berbagai jenis,

diantaranya yaitu rasio likuiditas,

solvabilitas, aktivitas, dan

profitabilitas. Dari hasil analisis

tersebut akan diperoleh gambaran

(4)

4

perkembangan usaha pada

perusahaan yang bersangkutan serta dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Informasi atas laporan keuangan yang telah dievaluasi sangat diperlukan bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap kondisi keuangan dan hasil dari operasional perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu melakukan analisis terhadap kinerja keuangan pada setiap periode sehingga dapat digunakan untuk melihat kemampuannya dalam menghasilkan laba, serta bagaimana kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dan aktivitas operasional perusahaan dapat dilakukan secara maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, maka terlihat bahwa penggunaan analisis rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan yang telah dicapai pada perusahaan terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk menganalisis kinerja keuangan pada Vens Beauty ditinjau dari analisis rasio keuangan.

2. Landasan Teori Rerangka Teori

Manajemen Keuangan

Dalam mempertahankan serta mengembangkan perusahaan selalu membutuhkan dana untuk memenuhi semua kegiatan operasional perusahaan. Dengan manajemen

keuangan usaha untuk

mengalokasikan dana tersebut dapat dilakukan secara efisien.

Menurut Dodo, H. dan

Herman, W. (2006:36) dalam

Brigham dan Houston (2001)

menyatakan bahwa manajemen

keuangan merupakan bidang yang

terluas dari tiga bidang keuangan, dan

memiliki kesempatan karir yang

sangat luas. Bambang Riyanto

(2008:4) adalah : “Keseluruhan

aktivitas perusahaan yang

berhubungan dengan usaha

mendapatkan dana yang diperlukan

dengan biaya yang minimal dan

syarat-syarat yang paling

menguntungkan beserta usaha untuk

(5)

5

menggunakan dana tersebut seefisien

mungkin”.

Menurut Wiagustini (2010:5) Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien (Suad Husnan,2000).

Laporan Keuangan

Dalam manajemen keuangan tidak terlepas dari laporan keuangan.

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi keuangan perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Harahap (2008:1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Kasmir (2015:7) menjelaskan laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Bila disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang dapat memberikan suatu informasi

mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Kinerja Keuangan

Secara umum, kinerja (performance) mencerminkan suatu gambaran mengenai keberhasilan atau kegagalan dari suatu organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi tersebut.

Menurut Fahmi (2012:2) menyatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Mulyadi (2009:428) Kinerja keuangan merupakan kemampuan atau prestasi, prospek pertumbuhan serta potensi perusahaan dalam menjalankan usahanya yang secara finansial ditunjukkan dalam laporan keuangan.

Dari definisi tersebut dapat

disimpulkan, kinerja keuangan

adalah suatu kemampuan yang

(6)

6

dicapai oleh suatu perusahaan yang

digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan sebuah perusahaan.

Analisis Laporan Keuangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “analisis” sendiri didefinisikan sebagai berikut :

“Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.”

Menurut Bactiar dan Nurwahyu (2008:3) analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.

Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2007:71) Memberikan definisi terhadap analisis laporan keuangan adalah menguraikan adanya trend tertentu dalam laporan keuangan.

Jika disimpulkan, analisis laporan keuangan adalah kegiatan yang digunakan untuk memperoleh

informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan yang bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dimasa yang akan datang sehingga dijadikan dasar untuk mengambil keputusan

Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-

angka yang ada dalam laporan

keuangan dengan cara membagi satu

angka dengan angka lainnya (Kasmir

(2012:104)). menurut Warsidi dan

Bambang yang dikutip oleh Irham

Fahmi (2012:45), “Analisis rasio

keuangan merupakan instrument

analisis prestasi perusahaan yang

menjelaskan berbagai hubungan dan

indikator keuangan, yang ditunjukkan

untuk menunjukkan perubahan dalam

kondisi keuangan atau prestasi

operasi di masa lalu dan membantu

menggambarkan trend pola

perubahan tersebut, untuk kemudian

menunjukkan risiko dan peluang yang

(7)

7

melekat pada perusahaan yang

bersangkutan.

Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian yang dikembangkan seperti tersaji pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

3. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan yang bersifat deskriptif kualitatif.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek

atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:11).

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda – benda yang lain. Populasi dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan Vens Beauty di Surabaya. Adapaun sampel dalam penelitian ini yaitu leporan keuangan perusahaan yang diterbitkan selama lima tahun terakhir.

Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Wawancara (interview); 2) Studi Dokumentasi dan 3) Studi Kepustakaan ( Library Research )

Teknik Analisa Data

1. Mengumpulkan data-data laporan

keuangan Vens Beauty selama

periode tahun 2012-2016.

(8)

8

2. Mengumpulkan akun-akun yang

dibutuhkan untuk menghitung rasio keuangan.

3. Melakukan rekapitulasi laporan keuangan tahunan.

4. Menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio likuditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas.

5. Membuat tabel atas hasil perhitungan rasio keuangan.

6. Melakukan analisis dan interpretasi kinerja keuangan.

7. Memberikan kesimpulan dan saran.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum perusahaan

Vens Beauty merupakan salah satu usaha dagang dibidang kosmetik yang berkembang di Surabaya. Usaha ini di Jl. Simokerto III No. 19 Surabaya oleh Veni, owner Vens Beauty. Menurut pemiliknya, nama Vens Beauty berasal dari gabungan nama yaitu Ven adalah Veni dan S adalah Syaikhu yang merupakan nama dari suaminya sedangkan

Beauty yang artinya kecantikan karena menjual produk-produk kecantikan. Vens Beauty ini sudah cukup dikenal sebagai store yang menjual berbagai produk-produk kecantikan terutama brand kosmetik para artis ternama seperti Dissy Cosmetic, Ashanty Beauty Cosmetics, Bunga Skin Care, Inul Beauty, Daita Skin care, Sabbie Beauty, dan produk kecantikan lokal lainnya.

Hasil penelitian dan pembahasan Hasil

1. Rasio likuiditas a. Current Ratio

Current Ratio

=Asset Lancar x100%

Kewajiban Lancar

Tabel 1

Current Ratio Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Tahun Assets Lancar

Hutang Lancar

Curren t Ratio (%) 2012 285,700,000 80,000,000 357.13 2013 349,350,000 100,000,000 349.35 2014 476,000,000 115,500,000 412.12 2015 492,500,000 115,000,000 428.26 2016 521,000,000 150,000,000 347.33 Sumber: Data diolah, 2017

(9)

9

Terlihat dalam Tabel 1, bahwa

perhitungan current ratio tahun 2012- 2016. Pada tahun 2012 current ratio sebesar 357.13% namun pada tahun 2013 terjadi penurunan rasio menjadi 349.35% ini menunjukkan penurunan sebesar 7.78%. Sedangkan perhitungan rasio pada tahun 2014- 2015 terjadi peningkatan yaitu sebesar 412.12% menjadi 428.26%

ini menunjukkan peningkatan sebesar 16.14%. Dan pada tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 347.33%, ini terjadi karena terjadi peningkatan pada nilai hutang lancar lebih besar dari nilai assets lancarnya.

b. Quick Ratio

Quick Ratio = Asset Lancar – Persediaan x 100%

Kewajiban Lancar

Tabel 2

Quick Ratio Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 2, bahwa perhitungan quick ratio dari tahun

2012-2016. Pada tahun 2012 quick ratio sebesar 179.63% namun terjadi penurunan pada tahun 2013-2014 sebesar 171% menjadi 167.10% ini menunjukkan penurunan sebesar 3.9% sedangkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi sebesar 180.22 % kemudian pada tahun 2016 terjadi penurunan kembali sebesar 153.17%.

c. Cash Ratio

Cash Ratio = Kas x 100%

Hutang Lancar

Tabel 3

Cash Ratio Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Tahun Kas Hutang

Lancar

Cash Ratio (%) 2012 138,200,000 80,000,000 172.75 2013 165,000,000 100,000,000 165.00 2014 185,500,000 115,500,000 160.61 2015 200,000,000 115,000,000 173.91 2016 223,000,000 150,000,000 148.67 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 3, bahwa

perhitungan cash ratio tahun 2012-

2016. Pada tahun 2012 cash ratio

sebesar 172.75% namun pada tahun

2013-2014 terjadi penurunan rasio

yaitu sebesar 165% dan 160.61%

(10)

10

kemudian pada tahun 2015 terjadi

peningkatan sebesar 13.30% sehingga menjadi 173.91% dan terjadi penurunan kembali pada tahun 2016 sebesar 25.24% menjadi 148.67%. Ini menandakan semakin kecil kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansialnya yang disebabkan berkurangnya kas dan diikuti semakin meningkatnya hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas a. Debt to Equity Ratio

Tabel 4

Debt to Equity Ratio Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Tahun Total Hutang

Modal (%)

2012 80,000,000 435,000,000 18.39 2013 100,000,000 478,000,000 20.92 2014 115,500,000 590,000,000 19.58 2015 115,000,000 607,000,000 18.95 2016 150,000,000 600,500,000 24.98 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 4, bahwa perhitungan debt to equity ratio dari tahun 2012-2016. Pada tahun 2012- 2013 nilai rasio ini terjadi peningkatan yaitu tahun 2012 sebesar 18.39% dan

tahun 2013 sebesar 20.92% kemudian pada tahun 2014-2015 terjadi penurunan yaitu tahun 2014 sebesar 19.58% dan tahun 2015 sebesar 18.95 ini menunjukkan penurunan sebesar 0.63% namun pada tahun 2016 terjadi peningkatan kembali sebesar 6.03%

sehingga menjadi 24.98%. Peningkatan ini terjadi karena total hutang jauh lebih meningkat dibandingkan dengan total modal yang cenderung menurun.

b. Debt to Total Assets Ratio

Tabel 5

Debt to Total Assets Ratio Vens Beauty

Selama Tahun 2012-2016

Tahun Total Hutang

Total Aktiva

(%)

2012 80,000,000 515,000,000 15.53 2013 100,000,000 578,000,000 17.30 2014 115,500,000 705,500,000 16.37 2015 115,000,000 722,000,000 15.93 2016 150,000,000 750,500,000 19.99 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 5, bahwa

perhitungan debt to total assets ratio

dari tahun 2012-2016. Pada tahun

2012 nilai rasio sebesar 15.53% dan

terjadi peningkatan pada tahun 2013

sebesar 17.30%, peningkatan yang

(11)

11

terjadi sebesar 1.77%. Kemudian

terjadi penurunan pada tahun 2014- 2015 yaitu tahun 2014 sebesar 16.37%

dan tahun 2015 sebesar 15.93% ini menunjukkan penurunan sebesar 0.44% namun pada tahun 2016 terjadi peningkatan kembali sebesar 4.06%

sehingga menjadi 19.99%. Terjadinya peningkatan hal ini menandakan kondisi perusahaan dalam keadaan kurang baik.

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turnover

Total Assets Turnover = Penjualan Total Aktiva Tabel 6

Total Assets Turnover Vens Beauty

Selama Tahun 2012-2016

Tahun Penjualan Total Aktiva

Hasil

2012 930,000,000 515,000,000 1.81 2013 1,075,000,000 578,000,000 1.86 2014 1,245,000,000 705,500,000 1.76 2015 1,350,000,000 722,000,000 1.87 2016 1,420,000,000 750,500,000 1.89 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 6, bahwa perhitungan total assets turnover masing-masing ditahun 2012 sebesar 1.81, tahun 2013 sebesar 1.86, tahun 2014 sebesar 1.76, tahun 2015 sebesar

1.87, dan tahun 2016 sebesar 1.89.

Dilihat dari tahun ke tahun Total Assets Turnover pada perusahaan ini tidak terjadi perubahan yang signifikan,

b. Inventory Turnover

Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan Persediaan

Tabel 7

Inventory Turnover Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Tahun HPP Rata-rata Persediaan

Hasil

2012 548,000,000 433,625,000 1.26 2013 573,150,000 417,625,000 1.37 2014 685,000,000 441,500,000 1.55 2015 701,750,000 301,675,000 2.33 2016 733,750,000 261,000,000 2.81 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 7, bahwa perhitungan inventory turnover masing-masing ditahun 2012 sebesar 1.26, tahun 2013 sebesar 1.37, tahun 2014 sebesar 1.55, tahun 2015 sebesar 2.33, dan tahun 2016 sebesar 2.81.

Dilihat dari tahun ke tahun inventory turnover perusahaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

4. Rasio Profitabilitas

a. Net Profit Margin

(12)

12

Tabel 8

Net Profit Margin Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Tahun EAT Penjualan Bersih

NPM (%) 2012 240,300,000 930,000,000 25.84 2013 328,750,000 1,075,000,000 30.58 2014 354,150,000 1,245,000,000 28.45 2015 415,750,000 1,350,000,000 30.80 2016 433,712,000 1,420,000,000 30.54 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 8, bahwa perhitungan net profit margin tahun 2012-2016. Pada tahun 2012 nilai rasio sebesar 25.84%, terjadi peningkatan pada tahun 2013 sebesar 30.58% hal ini berarti untuk setiap Rp 1,000 penjualan dapat menghasilkan laba usaha sebesar Rp 305,-. Namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 28.45%

sehingga menghasilkan laba usaha sebesar Rp 284,- kemudian mengalami peningkatan kembali tahun 2015 sebesar 30.80% hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 2.35% dan mengalami penurunan kembali tidak terlalu signifikan pada tahun 2016 yaitu sebesar 0.26% sehingga menjadi 30.54%.

b. Return On Assets

Return On Assets = Laba Bersih x 100%

Total Aktiva

Tabel 9

Return On Asset Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Tahun Laba Bersih

Total Aktiva

ROA (%) 2012 240,300,000 515,000,000 46.66 2013 328,750,000 578,000,000 56.88 2014 354,150,000 705,500,000 50.20 2015 415,750,000 722,000,000 57.58 2016 433,712,000 750,500,000 57.79 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 9, bahwa perhitungan return on assets masing- masing ditahun 2012 sebesar 46.66%

hal ini berarti untuk setiap Rp 10.000 aktiva yang dimanfaatkan perusahaan hanya dapat menghasilkan laba usaha sebesar Rp 4,666. Pada tahun 2013- 2014 sebesar 56.88% menjadi sebesar 50.20% hal ini menunjukkan terjadinya penurunan sebesar 6.68%. Kemudian tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 57.58%, dan tahun 2016 sebesar 57.79% ini menunjukkan terjadi kenaikan sebesar 0.21%.

c. Return On Equity

Return On Equity = Laba Bersih x 100%

Modal Sendiri

Tabel 10

(13)

13

Return On Equity Vens Beauty

Selama Tahun 2012-2016

Tahun Laba Bersih

Modal ROE (%) 2012 240,300,000 435,000,000 55.24 2013 328,750,000 478,000,000 68.78 2014 354,150,000 590,000,000 60.03 2015 415,750,000 607,000,000 68.49 2016 433,712,000 600,500,000 72.23 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 10, bahwa perhitungan return on equity dari tahun 2012-2016. Pada tahun 2012 nilai rasio sebesar 55.24%. Mengalami penurunan pada tahun 2013-2014 yaitu tahun 2013 sebesar 68.78% dan tahun 2014 sebesar 60.03%.

Penurunan yang terjadi sebesar 8.75%

dan pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan yaitu tahun 2015 sebesar 68.49% dan tahun 2016 menjadi sebesar 72.23% ini menunjukkan peningkatan sebesar 3.74%.

d. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin = Laba Kotor x 100%

Penjualan

Tabel 11

Gross Profit Margin Vens Beauty Selama Tahun 2012-2016

Tahun Laba Kotor

penjualan GPM (%)

2012 382,000,000 930,000,000 41.08 2013 501,850,000 1,075,000,000 46.68 2014 560,000,000 1,245,000,000 44.98 2015 648,250,000 1,350,000,000 48.02 2016 686,250,000 1,420,000,000 48.33 Sumber: Data diolah, 2017

Terlihat dalam Tabel 11, bahwa perhitungan gross profit margin dari tahun 2012-2016. Diketahui bahwa pada tahun 2012 sebesar 41.08%, terjadi peningkatan pada tahun 2013 sebesar 46.68% namun pada tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 44.98.

Penurunan yang terjadi pada tahun 2013-2014 sebesar 1.7% dan kemudian terjadi peningkatan kembali pada tahun 2015-2016 yaitu tahun 2015 sebesar 48.02% dan tahun 2016 sebesar 48.33%

ini menunjukkan peningkatan yang terjadi tidak banyak yaitu sebesar 0.31%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan

rasio yang telah diuraikan, maka

dapat diketahui kondisi keuangan

Vens Beauty yang akan dinilai

melalui kinerja keuangan perusahaan

meliputi rasio likuiditas, solvabilitas,

aktivitas, dan profitabilitas.

(14)

14

Tabel 12

Penilaian Kinerja Keuangan Vens Beauty Surabaya

Tahun 2012-2016 a. Likuiditas

Tahun Current Ratio

Quick Ratio

Cash Ratio 2012 357.13% 179.63% 172.75%

2013 349.35% 171% 165.00%

2014 412.12% 167.10% 160.61%

2015 428.26% 180.22% 173.91%

2016 347.33% 153.17% 148.67%

Rata-rata 378.84% 170.22% 164.19%

Kriteria 200% 150% 50%

Keterangan Likuid Likuid Likuid

b. Solvabilitas

Tahun Debt to

Equity Ratio

Debt to Total Assets Ratio

2012 18.39% 15.53%

2013 20.92% 17.30%

2014 19.58% 16.37%

2015 18.95% 15.93%

2016 24.98% 19.99%

Rata-rata 20.56% 17.02%

Kriteria 90% 35%

Keterangan Solvable Solvable

d. Profitabilitas

Tahun NPM ROA ROE GPM

2012 25.84% 46.66% 55.24% 41.08%

2013 30.58% 56.88% 68.78% 46.68%

2014 28.45% 50.20% 60.03% 44.98%

2015 30.80% 57.58% 68.49% 48.02%

2016 30.54% 57.79% 72.23% 48.33%

Rata- rata

29.24% 53.82% 64.95% 45.82%

Kriteria 20% 40% 40% 30%

Ket. Efisien Efisien Efisien Efisien

c. Aktivitas

Tahun Total Assets Turnover

Inventory Turnover

2012 1.81x 1.26x

2013 1.86x 1.37x

2014 1.76x 1.55x

2015 1.87x 2.33x

2016 1.89x 2.81x

Rata-rata 1.84x 1.86x

Kriteria 2x 20x

Keterangan Kurang Efisien

Tidak Efisien

1. Likuiditas a. Current Ratio

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2015 sebesar 428.26% dan current ratio terendah pada tahun 2016 sebesar 347.33%. Secara keseluruhan rata-rata current ratio sebesar

378.84%

dengan demikian current ratio

dikatakan likuid atau berada dalam

kondisi baik karena besarnya hasil

perhitungan dan rata-rata tersebut

(15)

15

berada diatas rata-rata standar industri

rasio keuangan.

b. Quick Ratio

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2015 sebesar 180.22% dan terendah pada tahun 2016 sebesar 153.17%

secara keseluruhan rata-rata quick ratio sebesar 170.22% dengan demikian quick ratio dikatakan likuid atau berada dalam kondisi baik karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada diatas rata-rata standar industri rasio keuangan.

c. Cash Ratio

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2015 sebesar 173.91% dan terendah pada tahun 2016 sebesar 146.67%.

Secara keseluruhan rata-rata cash ratio sebesar 164.19% dengan demikian cash ratio dikatakan likuid atau berada dalam kondisi baik karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada diatas rata-rata standar industri rasio keuangan.

2. Solvabilitas

a. Debt to Equity Ratio

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2016 sebesar 24.98% dan terendah pada tahun 2012 sebesar 18.39%.

Secara keseluruhan rata-rata debt to equity ratio sebesar 20.56% dengan demikian debt to equity ratio dikatakan solvable atau berada dalam posisi yang baik karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada dibawah rata-rata standar industri rasio keuangan.

b. Debt to Total Assets Ratio

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2016 sebesar 19.99% dan terendah pada tahun 2012 sebesar 15.53%.

Secara keseluruhan rata-rata debt to total assets ratio sebesar 17.02%

dengan demikian debt to total assets ratio dikatakan solvable, walaupun selama tahun terakhir mengalami peningkatan namun kondisi perusahaan masih dalam posisi yang baik karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada dibawah rata-rata standar industri rasio keuangan.

3. Aktivitas

a. Total Assets Turnover

(16)

16

Berdasarkan tabel penilaian

kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar 1.89x dan terendah pada tahun 2014 sebesar 1.76x.

Secara keseluruhan rata-rata total assets turnover sebesar

1.84x

. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya kurang efisien karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada dibawah rata-rata standar industri rasio keuangan.

b. Inventory Turnover

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2016 sebesar 2.81x dan terendah pada tahun 2012 sebesar 1.26x. Secara keseluruhan rata-rata inventory turnover sebesar

1.86x.

Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam mengelola persediaannya tidak efisien karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada dibawah rata-rata standar industri rasio keuangan.

4. Profitabilitas

a. Net Profit Margin

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun

2015 sebesar 30.80% dan terendah tahun 2012 sebesar 25.84%. Secara keseluruhan rata-rata net profit margin sebesar

29.24%.

Dengan demikian net profit margin dikatakan efisien atau perusahaan berada dalam keadaan yang baik karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada diatas rata-rata standar industri rasio keuangan.

b. Return On Assets

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2016 sebesar 57.79% dan terendah pada tahun 2012 sebesar 46.66%.

Secara keseluruhan rata-rata return on assets sebesar

53.82% d

engan demikian return on assets dikatakan efisien karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada diatas rata-rata standar industri rasio keuangan.

c. Return On Equity

Berdasarkan tabel penilaian

kinerja keuangan diatas dari tahun

2012-2016 hasil tertinggi pada tahun

2016 sebesar 72.23% dan terendah

tahun 2012 sebesar 55.24%. Secara

keseluruhan rata-rata return on equity

sebesar

64.95%.

Dengan demikian

return on equity dikatakan efisien

(17)

17

karena besarnya hasil perhitungan

dan rata-rata tersebut berada diatas rata-rata standar industri rasio keuangan.

d. Gross Profit Margin

Berdasarkan tabel penilaian kinerja keuangan diatas dari tahun 2012-2016 hasil tertinggi pada tahun 2016 sebesar 48.33% dan terendah tahun 2012 sebesar 41.08%. Secara keseluruhan rata-rata gross profit margin sebesar 45.82%. Dengan demikian gross profit margin dikatakan efisien karena besarnya hasil perhitungan dan rata-rata tersebut berada diatas rata-rata standar industri rasio keuangan.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1. Berdasarkan rasio likuiditasnya berada dalam posisi sangat baik.

Secara keseluruhan current ratio, quick ratio, dan cash rastio dikatakan likuid karena besarnya rata-rata tersebut diatas rata-rata standar industri rasio keuangan. Hal ini menandakan dimana perusahaan sangat mampu dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.

2. Berdasarkan rasio solvabilitasnya dari debt to equity ratio dan debt to

total assets ratio, maka dapat dikatakan berada pada posisi solvable karena dibawah rata-rata standar industri rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan perusahaan sangat baik.

3. Berdasarkan rasio aktivitasnya dari total assets turnover dan inventory turnover masih dapat dikatakan baik karena menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.

Namun rata-rata aktivitas dikatakan kurang efisien karena berada dibawah rata-rata standar industry rasio keuangan.

4. Berdasarkan rasio profitabilitasnya dilihat dari net profit margin, return on assets, return on equity, dan gross profit margin maka dapat dikatakan sangat efisien karena berada diatas rata-rata standar industri rasio keuangan. Hal ini menandakan perusahaan berada dalam posisi yang baik.

Saran

1. Perusahaan harus tetap mempertahankan tingkat likuiditasnya dengan lebih memanfaatkan assets lancarnya secara optimal.

2. Untuk tingkat solvabilitas

perusahaan berada pada posisi yang

(18)

18

baik namun sebaiknya untuk tahun

selanjutnya perusahaan mengurangi jumlah hutangnya dan lebih mengutamakan penggunaan aset yang ada.

3. Dalam aktivitasnya perusahaan berada dalam posisi kurang baik.

Keadaan ini bisa diperbaiki perusahaan dengan meningkatkan tingkat aktivitasnya terutama pada perputaran persediaan.

4. Perusahaan harus mampu meningkatkan volume penjualan dengan cara menekankan atau mengelola biaya-biaya perusahaan lebih efisien diharapkan setiap tahunnya perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang terus meningkat.

5. Perusahaan hendaknya menyusun laporan keuangannya secara berkala untuk dapat dijadikan sebagai pembanding kinerja keuangannya dari tahun ke tahun.

Daftar Pustaka

Bactiar, M. dan Nurwahyu. 2008.

Manajemen Keuangan (Finance Manajement) . Cetakan Kedua. Bogor. Galila Indonesia.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar- dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta.

Penerbit GPFE.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung.

Alfabeta.

Harahap, S.S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT.

Rajagrafindo Persada.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama.

Cetakan Kedelapan, Jakarta.

PT. Rajagrafindo Persada Mulyadi. 2009. Sistem Perencanaan

dan Pengendalian

Manajemen: Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Yogyakarta.

Aditya Media.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung. Alfabeta.

Weston, J. Fred dan Eugene F.

Brigham. 2001. Manajemen

Keuangan. terjemahan Dodo

Suharto. Jilid Pertama, Edisi

(19)

19

Kedelapan, Cetakan Pertama.

Jakarta. Erlangga.

Wiagustini. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.

Denpasar. Udayana University

Press.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

a) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran. b) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

Kesepuluh subyek perempuan gugat cerai di Desa Pengkol rata-rata telah mampu melakukan regulasi emosi dengan baik yang dipengaruhi oleh faktor dukungan sosial dari keluarga

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan selulosa kulit rotan dengan rendemen optimum dalam bentuk serat pendek atau panjang dengan metoda fermentasi padat kapang

3.1 Pola Pemanfaatan Lahan Usahatani Padi Menanam padi lokal spesifik lokasi merupakan salah satu kearifan lokal yang masih tetap dilakukan dan dipertahankan oleh

Pada Gambar 8b dapat dilihat defleksi maksimum pada chassis dengan material JIS G 3445 sebesar 0,61 mm pada node 8761 atau terletak pada posisi depan chassis yang terkena

Penjaringan yang dilakukan pihak pus- kesmas biasanya hanya dilakukan setahun sekali di tahun ajaran baru yaitu pada siswa SD kelas 1, dan tentu upaya penanggulangan kasus obesi-

Proses diagnosa tersebut dilakukan dengan cara memformulasikan konsep dari kepribadian yang sehat berdasarkan penelitian terhadap orang-orang yang dianggap memiliki

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rivera- Becerril et al., (2002) bahwa keberadaan logam berat kadmium dalam tumbuhan dapat menimbulkan penurunan pertumbuhan dan