5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Akuntansi Biaya
“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”(Mulyadi, 2016:7).
“Akuntansi biaya adalah suatu proses pengidentifikasian pelaporan, pengukuran, dan analisi berbagai unsur biaya langsung dan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan proses menghasilkan dan memaksukkan produk”(Riwayadi, 2014:25).
“Akuntansi biaya didefiniskan sebagai proses pengukuran, penganalisian, perhitungan dan pelaporan biaya, profabilitas dan kinerja operasi”(siredar, Baldric dkk, 2013:10).
Akuntansi biaya adalah suatu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Awal mula adanya akuntansi biaya yaitu hanya untuk menetukan harga pokok produk atau jasa yang dihasilka, tetapi dengan semakin pentingnya biaya non produksi, yaitu bbiaya pemasaran dan administrasi yang membuat akuntansi biaya ditunjukkan sebagai alat penyajian informasi biaya bagi manajemen baik biaya produksi maupun nonproduksi. Oleh karena itu akuntansi biaya dapat digunakan untuk perusahaan manufaktur ataupun nonmanufaktur (Surjadi Lukman, 2013:12).
Dari beberapa pengertian diatas,dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu proses pencatatan, pengukuran, pengidentifikasian, pengevalusian dan penyajian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membuat produk itu jadi dan bisa dijual. Selain itu akuntansi biaya merupakan sistem akuntansi yang
mengendalikan, mengawasi mengenai perhitungan harga pokok produki dengan tujuan membantu penentuan laba atau rugi dari barang yang diproduksi.
2. Tujuan akuntansi biaya
Tujuan akuntansi biaya yaitu menyajikan informasi bagi manajemen untuk menentukkan harga pokok produksi.
Tujuan akuntansi biaya adalah sebagai berikut : a. Penentuan biaya produksi
“untuk memenuhi tujuan harga pokok produk dilakukan pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengevaluasian dan penyajian biaya-biaya dari pengolahan bahan baku menjadi bahan produk jadi”(Mulyadi,2015:7).
b. Pengendalian biaya
“pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan untuk memproduksi satu satuan dengan produk yang sesungguhnya yang terjadi” (Mulyadi, 2015:7).
c. Pengendalian keputusan khusus
“untuk pengambilan keputusan, akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang masa yang akan dating karena pengembalian keputusan berhubungan dengan masa yang akan dating”
(Mulyadi,2015:7).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi biaya adalah memberikan informasi bagi manajemen bagi manajemen dalam melakukan analisis data sehingga akan membantu dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian biaya yang diperlukan dalam membuat suatu produk dan juga bisa membantu dalam menghitung harga pokok produksi atau jasa yang dihasilkan secara tepat danteliti.
3. Pengertian biaya
Biaya mempunyai arti yang sangat luas, karena adanya perbedaan tujuan biaya maka pengertian biaya juga berbeda-beda pula.
“biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu” (Mulyadi, 2012:8).
Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas : a. Biaya merupakan pengorbanan ekonomi
b. Alat pengukurannya dalam bentuk satuan uang c. Yang telah terjadi atau tidak terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2012:8).
“Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang digunakan untuk memperoleh pendapatan” (Baldric Siregar dkk, 2013:23).
1. Penggolongan biaya
Menurut Mulyadi menyatakan penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai melalui penggolongan tersebut.
Biaya golongan sebagai berikut : a. Objek pengeluaran
Penggolongan ini adalah merupakan dasar penggolongan biaya. Misalkan nama objek pengeluaran yaitu bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar.
Golongan dasar objek pengeluaran yaitu ada tiga : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2015:13).
b. Fungsi pokok dalam perusahaan
Biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok :
1) Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi ada tiga yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2015:14).
a) Biaya bahan baku dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya bahan baku langsung dan biaya bahan baku tidak langsung. Biaya bahan baku langsung adalah bahan yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi. Sedangkan biaya bahan baku tidak langsung adalah biaya untuk bahan baku tidak langsung yang dipakai,
diklasifikasikan sebagai biaya overhead pabrik (Riwayadi, 2014:48-49).
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku langsung : BDP-Biaya Bahan Baku Rp xxx
Persedian Bahan Baku Rp xxx
b) “Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke produk, dalam hal ini upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pembuatan barang jadi dan pembayaran upahnya berdasarkan unit yang dihasilkan atau berdasarkanjam kerja”(Riwayadi, 2014:73).
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung : BDP-Biaya tenaga Kerja Langsung Rp xxx
Gaji dan Upah Rp xxx
c) “Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung”
(Riwayadi, 2014:76).
“Biaya Overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja lain”. (V. Wiratna Sujarweni, 2015:11) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :
BDP-Biaya Overhead pabrik Rp xxx
Berbagai rekening yang dikredit Rp xxx 2) “Biaya Pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Misalnya biaya iklan biaya promosi, biaya angkutan dari gedung perusahaan kegudang pembeli”(Mulyadi, 2015:14).
3) Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Misalnya biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemberiaan angkutan, biaya photocopy (Mulyadi, 2015:14).
c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Biaya erat hubungannya dengan produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Biaya yang terjadi yang dengan mudah ditelusuri ke suatu produk dan ada yang sulit.
Ada dua golongan biaya : 1) Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena sesuatu yang biayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Misalnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Mulyadi, 2015:15).
2) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung disebut juga dengan istilah biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2015:15).
d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas
Volume kegiatan perusahaan dapat berubah-ubah sesuai dengan permintaan pasar dan kemampuan yang dimiliki perusahaan. Jika permintaan pasar meningkat dan sesuai dengan kemampuan perusahaan akan menaikkan volume produksinya.
Sebaliknya, jika permintaan turun maka perusahaan akan mengurangi volume produksinya.
Menurut Kausar Reza Salman penggolongan biaya ini dapat digolongkan menjadi:
1) Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang totalnya meningkat secara proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proposional terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variable termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak
langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang dan unit-unit yang rusak. Dibawah ini adalah daftar biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variabel :
a) Perlengkapan b) Bahan bakar c) Peralatan kecil
d) Kerusakan dan bahan reklamasi e) Biaya pemasaran
f) Royalty
g) Biaya komunikasi h) Upah lembur
i) Penanganan bahan baku 2) Biaya semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang memperlibatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Misalkan biaya semivariabel ini adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, beberapa perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsun, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas, dan biaya representasi.
Dibawah ini adalah contoh lain dari biaya overhead semivariabel :
a) Inspeksi
b) Jasa departemen biaya c) Jasa departemen penggajian d) Jasa departemen personalia e) Jasa kantor pabrik
f) Jasa bahan baku dan persediaan g) Air dan limbah
h) Pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin pabrik i) Asuransi kecelakaan dan kesehatan
j) Pajak penghasilan
k) Pemanasan, listrik dan generator 3) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Meskipun beberapa jenis biaya terlihat sebagai biaya tetap , semua biaya sebenarnya bersifat variabel dalam jangka panjang. Misalnya dari jenis biaya ini adalah overhead pabrik memasukan item seperti supervise, penyusutan, sewa, asuransi properti, pajak property semuanya secara umum dianggap sebagai biaya tetap.
Dibawah ini adalah contoh biaya overhead pabrik yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap:
a) Gaji eksekutif produksi b) Depresiasi
c) Pajak property d) Amortiasasi paten e) Gaji penyedia\
f) Asuransi proferti dan kerugian g) Gaji satpam dan pegawai kebersihan
h) Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan i) Sewa (Kausar Riza Salman, 2013:25).
e. Jangka waktu dan manfaatnya
Biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :
1) Pengeluaran modal
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
2) Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut. Misalnya biaya iklan dan biaya tenaga kerja ( Mulyadi, 2015:16).
2. Pengertian Harga Pokok
“Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang untuk memperoleh aktiva atau dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi” (Mulyadi, 2012:8).
3. Pengertian Harga Pokok Produksi
Perusahaan perlu untuk menentukan harga pokok produksi yang didapatkan. Suatu harga pokok produksi dapat diketahui jumlahnya dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk tersebut.
“Harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi suatu produk” (Mulyadi, 2015:17).
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa harga pokok produksi yaitu meliputi biaya-biaya yang disediakan dari pengadaan bahan baku sampai menjadi produk yang siap untuk dijual.
4. Unsur-unsur biaya produksi
Unsur-unsur biaya produksi dibagi menjadi 3, yaitu : a. Biaya bahan baku
“Biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi” (Mulyadi,2015:275).
b. Biaya tenaga kerja
“biaya tenaga kerja adalah biaya usaha fisik dari seorang karyawan untuk mengolah produk mulai bahan baku sampai produk jadi. Jadi, biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja dari manusia tersebut” (Mulyadi, 2015:319).
c. Biaya overhead pabrik
“biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung” (Mulyadi, 2015:194- 195).
Biaya-biaya produksi yang termasuk biaya overhead pabrik digolongkan menjadi tiga cara yaitu :
1) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu :
a) Biaya Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan baku yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relativ kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai ( factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan, pekakas labotarium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
c) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya yang tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Contohnya upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.
d) Biaya yang timbul sebagai penilaian terhadap aktiva tetap Biaya yang termasuk sebagai penilaian terhadap aktiva tetap adalah biaya-biaya yang depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin, pekakas
labotarium, alat kerja dan aktiva tetap lainnya yang digunakan pabrik.
e) Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu
Yang termasuk biayanya adalah biaya asuransi gedung, asuransi mesin, asuransi kendaraan, kecelakaan karyawan dan biaya amortisasi kerugian.
f) Biaya overhead pabrik lain yang langsung memerlukan pengerluaran tunai
Yang termasuk biaya overhead pabrik adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luas perusahaan, biaya listrik (Mulyadi, 2015:194-195).
2) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perusahaan volume produksi
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dibagi menjadi tiga golongan :
a. Biaya Overhead Pabrik Tetap
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.
b. Biaya overhead pabrik variabel
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya yang overhead pabrik yang sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel
“Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan” (mulyadi, 2015:194-195).
3) Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya dengan Departemen
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen- departemen yang ada didalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok :
a) Biaya overhead pabrik langsung departemen
Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya yang overhead terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.
b) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen
Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu deppartemen (Mulyadi, 2015:194-195).
5. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi perhitungan harga pokok produk dalam akuntansi biaya dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu :
a. Metode full costing
Metode full costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian kos produksi menurut metode ini terdiri daei unsur biaya produksi sebagai berikut:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx+
Harga pokok produksi xxx
Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi ditambah dengan biaya nonproduksi variabel dan tetap.
b. Metode variabel costing
Metode variabel costing adalah penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan harga pokok produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Dengan demikian biaya produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produksi xxx
Harga pokok produksi dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel den biaya tetap ( Mulyadi, 2015:17).
6. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam biaya produksi adalah metode harga pokok pesanan dan harga pokok proses. Untuk Penerapan metode tersebut pada perusahaan tergantung pada sifat atau karakteristik pengolahan menjadi bahan jadi atau produk selesai akan mempengaruhi metode pengumpulan harga pokok yang digunakan.
Perusahaan yang memproduksi sesuai pesanan mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Untuk perusahaan yang berprosuksi masa pengumpulan kos produksinya dengan menggunakan metode harga pokok produksi proses.
Supaya perhitungan biaya berdasarkan pesanan-pesanan harus diidentifikasikan secara terpisah. Supaya perincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, agar terdapat pembedaan penting dalam biaya perunit suatu pesanan dengan pesanan lainnya. Misalnya PT Muda Kreatif Barabai menerima pesanan seperti Spacer Equalizer Spacing Tebal 2 mm, Bushing Equalizer Material Teflon, Spacer Equalizer dan lain-lain. Maka selain pesanan- pesanan tersebut dapat dengan mudah dipisahkan berdasarkan karakteristik dan biaya-biaya perunit dari barang pesanan tersebut ( Mulyadi, 2015:63).
7. Metode Pengumpulan Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi biaya perpetual yang menghimpun biaya menurut pekerjaan-pekerjaan pesanan tertentu. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi seperti, bengkel meubel, kostruksi, percetakkan, pembuatan kapal dan lain-lain (Firdaus Ahmad Dunia, 2012:54).
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk :
a. Menentukan harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya produksi yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain. Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan sebagai berikut :
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xxx Taksiran biaya non produksi yang
Dibebankan kepada pesanan Rp xxx + Taksiran total biaya pesanan Rp xxx
Laba yang diinginkan Rp xxx
Taksiran harga jual yang
dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Dari formula diatas terlihat bahwa taksiran biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan yang diinginkan oleh pemesan yang dipakai sehingga salah satu dasar untuk menentukan harga jual yang dibebankan kepada pemesan. Untuk menafsir biaya produksi pesanan tersebut maka perlu dihitung biaya sebagai berikut :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx +
Taksiran biaya produksi Rp xxx
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
Informasi harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi manajemen agar didalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kalau perusahaan tidak memiliki informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta oleh pesanan, sehingga keputusan yang perlu dilakukan manajemen adalah menerima atau
menolak pesanan. Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya sebagai berikut :
Biaya produksi pesanan :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx Taksiran biaya tenaga kerja Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx Taksiran total biaya produksi Rp xxx Biaya non produksi :
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp xxx
Taksiran biaya pemasaran Rp xxx
Taksiran biaya non produksi Rp xxx
Taksiran total harga pokok pesanan Rp xxx c. Memantau realisasi biaya produksi
Informasi taksiran biaya produksi pesanan tertentu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu dasar untuk menempatkan harga jual yang akan dibebankan kepada pesanan. Informasi ini digunakan untuk mempertimbangkan diterima atau tidaknya suatu pesanan.
Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu yang dilakukan dengan formula berikut ini:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx Total biaya produksi sesungguhnya Rp xxx d. Menghitung laba atau rugi bruto
Untuk mengetahui pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mendapatkan laba bruto atau mendapatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan. Laba atau rugi bruto bisa dihitung dengan cara sebagai berikut :
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx Biaya produksi pesanan tertentu :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rpxxx Taksiran biaya prosuksi pesanan Rp xxx
Laba bruto Rp xxx
e. Menentukan harga pokokpersediaan barang jadi
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang
melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan (Mulyadi, 2015:39-42).
8. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan akan berpengaruh pada pengumpulan biaya produksi. Dibahwah ini adalah metode pengumpulan biaya produksi yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Suatu perusahaan memproduksi bermacam-macam produk sesuai dengans pesifikasi pemesan dan setiap jenis produk dihitung dengan harga pokok produksinya secara individual.
b. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan berhubungannya dengan
produk menjadi dua kelompok berikut yaitu biaya produksi langsung dan tidak langsung.
c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan.
e. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan ( Mulyadi, 2015:38).
9. Kartu Harga Pokok
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai buku rekening pembantu yang digunakan sebagai pengumpulan biaya produksi tiap pesanan produk.
10. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
a. Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka adalah sebagai berikut :
1) Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah- ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lainnya.
2) Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi persatuan pada saat pesanan selesai dikerjakan (Mulyadi, 2015:196-197).
b. Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu:
1) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Tiga cara untuk kapasitas yang dapat dipakai untuk dasar pemuatan anggaran biaya overhead pabrik :
a) Kapasitas Teoritis : suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu.
b) Kapasitas Normal : kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.
c) Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan kapasitas yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan dating (Mulyadi, 2015:197-198).
2) Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah:
a) Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi
b) Biaya overhead pabrik yang dominan dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan pembebanan yang dipakai.
3) Menghitung tarif biaya overhead pabrik
Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun.
11. Pencatatan Akuntansi Metode Harga Pokok Pesanan
Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan meliputi organisasi formulir, catatan-catatan dan laporan-laporan yang terkoordinasi dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk melayani pesanan (Mulyadi, 2015:46).
12. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Laporan keuangan merupakan proses akuntansi. Kegiatan perusahaan manufaktur adalah terdiri dari pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain. Dalam pendekatan full costing, sebagai pengorbanan sumber ekonomi ini disajikan dalam laporan laba rugi, yang dikelompokkan ke dalam 3 golongan:
a. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menajdi produk jadi.
b. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi.
c. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan pemasaraan produk (Mulyadi, 2015:21).
13. Pengertian Depresiasi Aktiva Tetap
Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.
Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi
yang akan dibedakan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
b. Memiliki masa manfaatnya terbatas.
c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa., untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi (Zaki Baridwan, 2013:305).
14. Metode Perhitungan Depresiasi/Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria sebagai berikut:
a. Berdasarkan waktu 1) Metode garis lurus
Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu dari pada aspek keuangan. Metode ini paling sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah.
2) Metode jumlah angka tahun
Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa).
metode saldo menurun
metode ini juga merupakan metode penurunan penyusutan yang menggunakan tingkat penyusutan yang merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangi dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat disusutkan.
b. Berdasarkan penggunaan 1) Metode jam-jasa
Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk setiap periode.
2) Metode jumlah unit produksi
Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan hasil produksi sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode.
c. Berdasarkan Kriteria lainnya
1) Metode berdasarkan jenis dan kelompok
Metode penyusutan biasanya digunakan untuk satu aktiva tetap. Dalam keadaan tertentu bagaimanapun juga ada berbagai macam aktiva yang disusutkan dengan menggunakan satu tarif penyusutan.
2) Metode anuitas
Dalam metode ini beban penyusutan yang dihasilkan pada tahun periode awal adalah rendah dan akan meningkat jumlah tiap periode berikutnya.
3) Sistem persediaan
Metode penyusutan ini biasanya untuk menilai aktiva berwujud yang nilainya kecil (Windariyani Fitrima, 2013:168- 169).
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penulis memaparkan hasil penelitian terdahulu karena mempunyai informasi dan buku yang sama dan sebagai bahan acuan atau pertimbangan untuk pembaharuan tugas akhir ini. Adapun hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek Dewi (2018) Siti Halisya Aulia Fitri (2019)
Yuliana (2020) Judul Perhitungan Harga
Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan pada UD Asia Jaya Aluminium Banjarmasin
Perhtungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan Pada Meubel
“Sekawan” Barabai
Perhitungan harga pokok produksi menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan pada PT Muda Kreatif Barabai Institusi
yang Diteliti
D Asia Jaya Aluminium Banjarmasin
Meubel “Sekawan”
Barabai
PT Muda Kreatif Barabai
Periode Analisis
Oktober – Desember 2017
Januari – Maret 2019 Oktober – Desember 2019
Rumusan Masalah
Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada UD Asia Jaya Aluminium Banjarmasin
Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan yang sesuai dengankonsep akuntansi biaya pada Meubel “Sekawan”
Barabai
Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada PT Muda kreatif Barabai
Tujuan Penelitian
Mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada UD Asia Jaya Aluminium Banjarmasin
Mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada Meubel “Sekawan”
Barabai
Mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada PT Muda Kreatif Barabai
Metode Penelitian
Studi Kasus Studi Kasus Studi Kasus
Hasil Penelitian
Perhitungan harga pokok produksi menurut penulis lebih besar untuk produk kanopi 4x4m, kusen aluminium 4x4m, dan pintu rolling dorr 2,5x2,5m dibandingkan dengan perhitungan- perhitungan perusahaan yang menyebabkan terpengaruhnya penentuan harga jual
Perhitungan biaya produksi masih belum sesuai dengan konsep akuntansi biaya karena perubahan hanya memasukan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
Perhitungan produk masih belum sesuai dengan konsep akuntnasi biaya karena perusahaan hanya memasukan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Sumber : (Dewi) 2018 dan (Siti halisya Aulia Fitri) 2019