6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Fungsi dan Arti Penting Akuntansi
Fungsi dasar akuntansi adalah menyediakan informasi dana suatu entitas atau unit organisasi. Dianalogikan dengan kendaraan sepeda motor, papan panel (dashboard) menyajikan beragam informasi yang diperlukan pengendara. Speedometer menunjukkan kecepatan laju kendaraan, tachometer menunjukkan kecepatan putaran mesin per menit (RPM – round per minute), dan fuel indicator menujukkan tingkat ketersediaan bahan bakar. Jenis kendaraan yang lebih canggih akan semakin banyak informasi yang tersaji di papan panel. Dengan informasi ini pengendara dapat mengetahui keadaan selama berkendara.
Hampir setiap orang memperoleh dana (berupa gaji, kiriman orang tua, dll) dan menggunakan dana (berupa pembelian buku, membayar sewa, dll). Yang perlu diketahui, dana tidak terbatas uang tunai atau di tabungan. Sesuatu yang bernilai (valuable things) dan dapat diukur menggunakan satuan uang layak disebut sebagai dana. Di era sekarang uang merupakan salah satu alat pertukaran dalam banyak aktivitas. Oleh karena itu, adalah wajar jika pengelolaan dana merupakan hal yang krusial.
Untuk itu akuntansi sangat dibutuhkan dalam rangka memberikan informasi tentang kondisi maupun perkembangan dana. Warsono (2013:1)
2. Akuntansi sebagai Sistem Informasi
Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) fungsi utama berurutan, yaitu :
a) Fungsi penginputan, akuntansi menyiapkan input secara memadai.
Input akuntansi berupa transaksi, yaitu peristiwa atau kejadian yang menyebabkan perubahan dana.
b) Fungsi pemrosesan; akuntansi mengolah setiap input dalam rangka menghasilkan informasi yang berkualitas. Proses dasar berupa pencatatan yang terdiri dari penjurnalan dan pemindahan buku.
c) Fungsi pengoutputan; akuntansi menyajikan informasi dana sesuai kebutuhan pengguna agar dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Berikut ini gambaran sistem akuntansi yang meliputi 3 fungsi utama di atas. Warsono (2013:1)
Bagan 1
Akuntansi sebagai Sistem
kuntansi
Sumber: Warsono (2013:1)
Hukum dana menyatakan bahwa “penggunaan dana harus selalu sama dengan pemerolehan dana”. Hukum ini merupakan gambaran dari realita. Akuntansi mendasarkan diri pada hokum dana yang dituangkan dalam persamaan aljabar. Bentuk penggunaan dana lazimnya terdiri dari elemen Aset, Beban, dan Pengembalian dana untuk kepentingan pemilik. Di sisi lain sumber pemerolehan dana lazimnya terdiri dari Liabilitas, Ekuitas, dan Penghasilan. Dengan demikian maka hukum dana di akuntansi dapat dituliskan dalam persamaan aljabar (lazim disebut persamaan akuntansi) sebagai berikut: Warsono (2013:5)
Penggunaan Dana = Pemerolehan Dana
Aset + Beban + Pengembalian Ke Pemilik = Liabilitas + Ekuitas + Penghasilan
3. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Mulyadi (2012:7)
Dalam arti luas biaya adalah penggolongan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas:
1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2) Diukur dalam satuan uang,
3) Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, 4) Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Mulyadi
(2012:8) Transaksi ke-1
Transaksi ke-2
Transaksi ke-3
Penjurnalan Transaksi
Pemindah- bukuan Transaksi
Informasi dana
Beragam pengguna
Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur dimulai dengan memproses produk, pemrosesan diawali dengan perolehan dan pemakaian bahan baku, bersama tenaga kerjanya, dan overhead pabrik dalam kegiatan produksi, setelah selesai diproses akan diperoleh barang jadi yang dimasukan dalam gudang dan siap dijual.
Sujarweni (2015:17)2)
Dalam akuntansi biaya terdapat 3 (tiga) kelompok persediaan yaitu sebagai berikut:
a) Persediaan bahan baku adalah bahan mentah sebagai komponen utama produksi.
b) Persediaan barang dalam proses adalah persediaan untuk barang yang pada saat pelaporan masih dalam proses produksi.
c) Persediaan barang jadi adalah persediaan barang yang sudah selesai diproses dalam bentuk barang jadi yang siap dijual.
Bagan 2
Siklus Akuntansi Biaya
Sumber: Mulyadi (2012:36)
Penentuan harga pokok bahan baku
yang dibeli
Penentuan harga pokok bahan baku
yang dipakai Biaya tenaga
kerja langsung
Biaya overhead pabrik
Pengumpulan biaya produksi
Penentuan harga pokok produk jadi
Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar. Untuk menampung biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, di dalam buku besar dibentuk rekening-rekening berikut ini:
Tabel 1
Siklus Akuntansi Biaya melalui hubungan Rekening- rekening Buku Besar
Barang Dalam Proses Digunakan untuk mencatat biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer kebagian gudang (kredit) Persediaan Bahan Baku Digunakan untuk mencatat
harga pokok bahan baku yang di beli (debit), dan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit).
Gaji dan Upah Rekening ini merupakan rekening antara (clearing account) yang digunakan untuk mencatat utang gaji dan upah (debit) dan upah langsung yang digunakan untuk mengolah produk (kredit).
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan di muka (kredit) Biaya Overhead Pabrik
yang Sesungguhnya
Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (debit).
Persediaan Produk Jadi Digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang (debit), dan harga pokok produk jadi yang dijual (kredit).
Lanjutan . . . Persediaan Produk dalam Proses
Digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang pada akhir periode masih dalam proses (debit).
Sumber: Mulyadi (2012:36-37) Bagan 3
Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar
Sumber: Mulyadi (2012:37)
Secara garis besar proses pengolahan produk dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu:
a. Metode Harga Pokok Pesanan
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi produk berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan. Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan berikutnya.
2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
3) Produksi ditunjukkan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang. Mulyadi (2012:38) Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi dibagi menjadi dua kelompok: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada pesanan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Untuk mencatat biaya produksi baik yang langsung maupun tidak
Persediaan Bahan Baku
Gaji dan Upah
Biaya Overhead Pabrik
Barang dalam proses
Persediaan Produk Jadi
langsung didalam buku besar disediakan rekening barang dalam proses. Untuk merinci biaya produksi yang dicatat dalam rekening barang dalam proses tersebut, dibentuk rekening pembantu berupa kartu harga pokok. Mulyadi (2012:53-54)
Tabel 2
Kartu Harga Pokok Pesanan Kartu Harga Pokok Pesanan
No. Pesanan : Nama Pemesanan : Jenis Produk : Sifat Pemesanan : Tgl Pesanan : Jumlah : Tgl Selesai : Nilai Kontrak :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Tgl No.
BPBG
Ket Jumlah Tgl No.
Kartu Jam Kerja
Jumlah tgl Jam mesin
tarif jumlah
Sumber: Mulyadi (2012:45)
Jurnal yang digunakan untuk harga pokok pesanan antara lain sebagai berikut:
1) Pencatatan Pembelian Bahan
Persediaan Bahan XXX
Kas/Hutang Usaha XXX
2) Pencatatan Pemakaian Bahan
Produk Dalam Proses By. Bahan XXX
Pers. Bahan XXX
3) Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
Gaji dan Upah XXX
Hutang Gaji dan Upah XXX
4) Pembagian Biaya Tenaga Kerja
Produk Dalam Proses-BTKL XXX
Gaji dan Upah XXX
5) Pembayaran Biaya Tenaga Kerja
Hutang Gaji dan Upah XXX
Kas XXX 6) Pencatatan BOHP yang dibebankan
Tarif BOHP = Taksiran jumlah BOHP selama setahun taksiran jumlah jam TKL setahun
Produk Dalam Proses-BOHP XXX
BOHP yang dibebankan XXX
7) Pencatatan BOHP sesungguhnya
BOHP sesungguhnya XXX
Akumulasi Depresiasi XXX
Biaya Asuransi XXX
Biaya Pemeliharaan XXX
8) Menutup Akun BOHP dibebankan
BOHP dibebankan XXX
BOHP Sesungguhnya XXX
9) Selisih BOHP
Selisih BOHP XXX
BOHP Sesungguhnya XXX
10) Pencatatan Harga Pokok Jadi
Persediaan Produk Jadi XXX
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan XXX
Barang Dalam Proses-BTKL XXX
Barang Dalam Proses-BOHP XXX
Mulyadi (2015:46-53) b. Metode Harga Pokok Proses
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan dalam perusahaan.
Dalam perusahaan yang berproduksi, massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut:
1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar 2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah
sama
3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. Mulyadi (2013:63)
Masalah pokok yang terdapat dalam metode harga pokok proses adalah bagaimana menentukan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang dan bagaimana menentukan harga pokok
yang ada pada akhir periode masih dalam proses di suatu departemen. Untuk menentukan harga pokok produk tersebut, diperlukan perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen. Untuk menghitung biaya per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen, perlu ditentukan unit ekuivalensi. Unit ekuivalensi ini dipengaruhi oleh jumlah produk selesai yang ditransfer ke departemen selanjutnya atau ke gudang, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses pada akhir periode, dan ada tidaknya produk yang hilang dalam proses. Mulyadi (2013:91)
Jurnal yang digunakan untuk harga pokok proses antara lain sebagai berikut:
1) Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:
Barang Dalam Proses–Biaya Bahan Baku XXX
Persediaan Bahan Baku XXX 2) Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong XXX
Persediaan Bahan Penolong XXX 3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja:
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja XXX
Gaji dan Upah XXX 4) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik:
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik XXX
Berbagai Rekening yg dikreditkan XXX 5) Jurnal untuk mencatat harga produk jadi yang di transfer ke gudang:
Pesediaan Produk Jadi XXX
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku XXX Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong XXX Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja XXX Barang Dalam Proses-Biaya Ov. Pabrik XXX 6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses
yang belum selesai diolah pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan Produk Dalam Proses XXX
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku XXX Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong XXX Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja XXX Barang Dalam Proses-Biaya Ov. Pabrik XXX Mulyadi (2013:71-72)
4. Daftar Nama Akun dan Kode Akun
Kode akun adalah suatu kerangka yang menggunakan angka, huruf atau kombinasi keduanya untuk memberikan tanda pada akun- akun yang sudah di rancang. Adapun beberapa kode akun yaitu sebagai berikut:
Sujarweni (2016:32)1)
Tabel 3
Akun Riil (Akun Neraca)
Kode Akun Nama Akun
1 11 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 12 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 13 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310
ASSET Aset Lancar Kas
Surat Berharga Piutang Usaha
Cadangan Kerugian Piutang Usaha Piutang Usaha/Wesel Tagih
Piutang Karyawan Piutang Lain-lain Perlengkapan
Persediaan Barang Dagangan Biaya Dibayar di Muka Aset Tidak Lancar a. Aset Tetap Berwujud Tanah
Gedung
Akumulasi Penyusutan Gedung Kendaraan
Akumulasi Penyusutan Kendaraan Mesin – Mesin
Akumulasi Penyusutan Mesin Peralatan
Akumulasi Penyusutan Peralatan b. Aset Tetap Tidak Berwujud Hak Paten
Akumulasi Amortisasi Hak Paten Goodwill
Akumulasi Amortisasi Goodwill Hak Cipta
Akumulasi Amortisasi Hak Cipta Merek Dagang
Akumulasi Amortisasi Merek Dagang Lisensi
Akumulasi Amortisasi Lisensi
Lanjutan . . . 14 1401 1402 1403 1404 14…
Aset Sumber Daya Alam Batu Bara
Akumulasi Depresiasi Batu Bara Minyak Bumi
Akumulasi Depresiasi Minyak Bumi DLL
Sumber: Pura (2013:35)
Tabel 4
Akun Nominal (Akun Laba Rugi)
Kode Akun Nama Akun
4 41 4101 4102 4103 42 4201 4202 4203 4204
5 5101 5102 5103 5104
6 61 6101 6102 6103 6104 6105 6106 6107 6108 6109 6110 6111 6112
PENDAPATAN Pendapatan Operasi Penjualan
Retur Penjualan Potongan Penjualan
Pendapatan di Luar Usaha/Non Operasi Pendapatan Bunga
Laba Penjualan Aset Tetap Laba Penjualan Surat Berharga Pendapatan Lainnya
PEMBELIAN Pembelian Retur Pembelian Potongan Pembelian Beban Angkut Pembelian BIAYA-BIAYA
Biaya Operasi Beban Gaji Beban Sewa Beban Asuransi
Beban Reparasi & Pemeliharaan Beban Penyusutan Gedung Beban Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Mesin Beban Penyusutan Peralatan Beban Amortisasi Goodwill Beban Depleso Batu Bara Beban Listrik, Air, dan Telepon Beban Perlengkapan
Lanjutan . . . 6113 6114 6115 6116 6119 62 6201 6202 6203
Beban Angkut Penjualan Beban Iklan
Kerugian Piutang
Beban Pemasaran Lainnya Beban Lain-lain
Biaya Non Operasi /Di Luar Usaha Beban Bunga
Rugi Penjualan Aset Tetap Rugi Penjualan Surat Berharga Sumber: Pura (2013:36)
5. Siklus Akuntansi
Satu periode akuntansi dapat bervariasi baik dalam rentan waktu (minggu, bulan, tahun, dsb) maupun tanggal awal dan akhir. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok waktu yaitu :
a. Siklus akuntansi selama periode berjalan : terdiri dari urutan aktivitas untuk mencatat transaksi yang terjadi selama periode berjalan.
b. Siklus akuntansi pada akhir periode : terdiri dari urutan aktivitas dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Warsono (2013:2)
Bagan 4 Siklus Akuntansi Selama Periode Berjalan
A. Penginputan & Pemrosesan
Sumber : Warsono (2013:2) 1) Pengidentifikasian transaksi
Bagi perusahaan, transaksi yang merupakan input di akuntansi dapat didefinisikan sebagai setiap peristiwa atau kejadian yang menyebabkan perubahan dana perusahaan. Sebagai catatan, transaksi tidak selalu melibatkan uang tunai karena dana perusahaan dapat beragam. Termasuk transaksi adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara barter dan secara kredit. Warsono (2013:7)
01. Pengindentifika sian transaksi
02. pengukuran transaksi
03. pendokumentasian Transaksi
04. Peringkasan Transaksi (Penjurnalan) 05. Pengklasifikasian Transaksi (Pemindah
Bukuan )
01. Pembuatan Daftar Saldo Percobaan
02. Pencatatan Penyesuain (termasuk pencatatan
pengoreksi)
03. Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penyesuaian
04. Penyajian Laporan Laba Rugi
05. Pencatatan Penutup
06. Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Posisi Keuangan
& Laporan Arus Kas
07. Pencatatan Pembalik jika diperlukan
Peristiwa bisnis dapat diklasifikasikan sebagai transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut:
a) Menyebabkan perubahan dana
b) Dapat diukur menggunakan satuan uang.
Warsono (2013:49) 2) Pengukuran Transaksi
Pengukuran merupakan salah satu fungsi yang penting dan krusial di akuntansi. Pengukuran yang tidak tepat ataupun tidak akurat akan menghasilkan informasi keuangan yang berisiko menyesatkan. Warsono (2013:50)
Pengukuran di akuntansi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a) Penghitungan nilai moneter; pengukuran yang dimaksudkan untuk menghitung besarnya nilai moneter suatu transaksi.
Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang melibatkan pihak eksternal.
b) Penetapan nilai moneter; pengukuran yang dimaksudkan untuk menetapkan besarnya nilai moneter suatu transaksi.
Pengukuran ini lazimnya dilakukan untuk transaksi yang bersifat internal.
Warsono (2013:51) 3) Pendokumentasian Transaksi
Agar proses akuntansi dapat berjalan lancer, transaksi yang telah diukur menggunakan satuan moneter selanutnya direkam ke dalam dokumen yang lazim disebut transaksi. Bukti transaksi berfungsi untuk:
a) Merekam transaksi
b) Mengurangi kemampuan kesalahan
c) Menetapkan tanggung jawab atas timbulnya transaksi
d) Menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Bukti transaksi sangat penting digunakan sebagai dasar dalam pemrosesan akuntansi selanjutnya.
Dilihat dari sumber pembuatannya, bukti transaksi dapat berasal dari:
a) Internal; bukti yang dibuat perusahaan sendiri. Contoh: bukti pembayaran honorarium dan surat tagihan ke pelanggan (disebut faktur penjualan).
b) Eksternal; bukti yang dibuat oleh pihak eksternal dan diterima oleh perusahaan. Contoh: surat tagihan dari rekanan (disebut faktur pembelian) dan bukti pelunasan utang dari pelanggan.
Pengarsipan secara manual lazimnya menggunakan salah satu metode sebagai berikut:
a) Berbasis tanggal
b) Berbasis nomor c) Berbasis abjad Warsono (2013:53) 4) Penjurnalan Transaksi
Penjurnalan adalah meringkas transaksi secara sistematis. Di akuntansi, fungsi ini lazim disebut juga pencatatan pertama.
Secara spesifik, sistem pencatatan berpasangan di penjumlahan menuntut terjadinya 2 hal berikut:
a. Minimal 2 akun berubah
b. Total perubahan nilai moneter dicatat secara seimbang di kedua sisi, yaitu sisi debet (kiri) dan sisi kredit (kanan).
Warsono (2013:65)
Media penjurnalan lazimnya disebut buku jurnal, terdapat 2 tipe buku jurnal, yaitu :
a) Buku jurnal umum
Perusahaan kecil lazimnya menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 jenis buku jurnal yang menampung semua jenis transaksi yang terjadi di perusahaan.
Tabel 5 Buku jurnal umum
Tgl Nama Akun Debet Kredit
Total Sumber: Warsono (2013:66) b) Jurnal Khusus
Perusahaan besar lazimnya menggunakan buku jurnal khusus yang terdiri dari beberapa buku. Buku jurnal khusus membantu perusahaan mengetahui total nilai transaksi tertentu secara lebih mudah. Setiap buku menampung jenis transaksi tertentu. Buku jurnal khusus lazimnya terdiri dari (1) Buku jurnal penjualan kredit
(2) Buku jurnal pembelian kredit (3) Buku jurnal penerimaan kas (4) Buku jurnal pengeluaran kas (5) Buku jurnal umum
5) Pemindahan Buku Transaksi
Pemidah bukuan adalah memindahkan akun-akun yang tercantum di buku jurnal ke akun-akun yang sama di buku besar.
Pemindah bukuan dapat dilakukan secara periodik, misalnya per akhir hari, minggu, bulan, ataupun seketika/langsung pada saat penjurnalan transaksi diselesaikan. Informasi penting yang ada di buku jurnal lazimnya juga disertakan dalam pemindah bukuan tersebut. Informasi yang
dicantumkan di akun terkait dengan fungsi pemindah bukuan lazimnya, meliputi yaitu:
a) Tanggal transaksi b) Nilai moneter
c) Posisi nilai moneter; debet atau kredit d) Deskripsi singkat
Warsono(2013:68) 6) Pembuatan Daftar Saldo Percobaan
Daftar saldo percobaan berisi saldo setiap akun yang terdapat di buku besar utama. Tujuan membuat daftar saldo percobaan adalah mengetahui saldo masing-masing dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan mencerminkan hukum dana.
Akuntansi menyajikan informasi keuangan yang terdiri dari saldo masing-masing akun. Perhitungan saldo akun sepenuhnya mendasarkan matematika, yaitu menghitung selisih antara total moneter di sisi debet dengan total moneter di sisi kredit.
Akun di akuntansi lazimnya memiliki saldo normal tertentu, sesuai dengan jenis emelen dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Akun-akun yang merupakan elemen asset, beban, dan pengembalian ke pemilik bersaldo normal debet.
b) Akun merupakan elemen liabilities, ekuitas, dan penghasilan bersaldo normal kredit.
Warsono (2013:90) 7) Pencatatan Penyesuaian
Informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi diharapkan mencerminkan semua perubahan dana yang terjadi di perusahaan. Selama periode berjalan, sistem akuntansi dimungkinkan tidak mencatat setiap perubahan dana yang terjadi, baik sengaja atau tidak sengaja. Dua faktor yang memungkinkan hal ini adalah karena prinsip dasar yang berlaku di akuntansi dan karena adanya kesalahan dalam pencatatan selama periode berjalan yang diketahui pada saat hendak menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu adalah kelaziman jika perusahaan melakukan pencatatan penyesuaian agar semua transaksi yang terjadi dalam satu periode dip roses secara lengkap.Warsono (2013:92)
8) Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penyesuian
Setelah pencatatan penyesuaian diselesaikan, maka akun- akun di buku besar seharusnya telah merekam semua transaksi yang terjadi selama 1 periode. Untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan maka perusahaan perlu membuat daftar saldo setelah penyesuaian berisi saldo akun pada tanggal tertentu yang ada di buku besar utama setelah dilakukan pembaruan karena adanya pencatatan penyesuaian.
Warsono (2013:99) 9) Penyajian Laporan Laba/Rugi
Terdapat 2 bentuk laporan laba/rugi, yaitu :
a) Langkah bertahap (multiple step); laporan laba/rugi disajikan dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi pertama, misalnya laporan menyajikan laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan operasional. Klasifikasi berikutnya, laporan menyajikan laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan non operasional dsb.
Tabel 6
PT ROY AKASE, TBK Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2007
Komponen Jumlah
Pendapatan Pokok (Operasional Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor Operasi Biaya Umum dan Administrasi Biaya Penjualan
Biaya Lainnya
Total Biaya Operasional Laba Bersih Operasional Pendapatan Non Operasi Biaya Non Operasi
Laba Bersih Sebelum Pajak Pajak
Laba Bersih Sesudah Pajak
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX XXX
XXX Sumber: Kasmir, 2013:50
b) Langkah tuggal (single step): laba/ rugi disajikan dengan cara menjumlahkan semua penghasilan dan menguranginya dengan semua beban tanpa memisahkan jenis laba/rugi dari kegiatan operasional dari non operasional. Warsono (2013:113)
Tabel 7
PT ROY AKASE, Tbk Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2007
Komponen Jumlah
Pendapatan Pokok (Operasional)
Pendapatan diluar Usaha Pokok
Total Pendapatan Harga Pokok Penjualan Biaya Pokok
Biaya diluar Usaha Pokok Total Biaya
Laba Bersih Sebelum Pajak Pajak
Laba Bersih Sesudah Pajak
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX XXX
XXX
Sumber: Kasmir, 2013:50
Perbedaan antara laporan laba-rugi perusahaan pemanufakturan dan laporan laba rugi perusahaan dagang terletak di bagian beban pokok penjualan.
Sodikin ( 2016:278)
Tabel 8
Perbedaan Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang dan Manufaktur
Perusahaan Dagang
Laporan Laba Rugi untuk tahun 2015 Beban Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan awal Xxx (+) Pembelian Bersih Xxx Tersedia untuk dijual Xxx (-) Persediaan Barang dagangan awal Xxx Beban Pokok Penjualan Xxx
Perusahaan Manufaktur Laporan Laba Rugi untuk tahun 2015 Beban Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi Awal Xxx (+) Harga Pokok Produksi Xxx Tersedia untuk dijual Xxx (-) Persediaan Barang jadi akhir Xxx Beban Pokok Penjualan Xxx
Sumber: Sodikin (2016:278) 10) Pencatatan penutup
Setelah penyusunan laporan laba/rugi, akun-akun nominal atau lazim disebut akun sementara dipindahkan ke elemen ekuitas.
Tiga elemen nominal persamaan akuntansi, yaitu:
a) Penghasilan b) Beban
c) Pengembalian ke pemilik
Pemindahan akun nominal ke elemen ekuitas dilakukan dengan menutup akun tersebut melalui tahap pencatatan penutup.
Teknik yang dilakukan untuk pemindahan ini berbasis matematika sederhana. Oleh karena akuntansi tidak mengenal nilai moneter negatif maka penutupan akun dilakukan dengan menuliskan sisi lainnya dalam nilai moneter yang sama.
Setelah pencatatan penutup dilakukan maka akun penghasilan, beban, dan pengembalian ke pemilik bersaldo nol atau dengan kata lain akun tersebut tidak muncul lagi.
Teknik pencatatan penutup pada dasarnya sama dari waktu ke waktu, yaitu mendebetkan akun penghasilan, dan mengkreditkan akun beban dan akun pengembalian kepada pemilik. Jika perusahaan mengalami rugi maka pencatatan penutup dilakukan dengan mencatat debet akun saldo dan mencatat di kredit akun Ikhtisar Laba Rugi menyebabkan pengurangan atas saldo laba. Warsono (2013:114)
11) Penyajian laporan keuangan
Dalam pengertian sederhana, laporan keuangan adalah:
Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi keuangan tertentu adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba/rugi).
Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bukan untuk kepentingan internal perusahaan.
Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Kasmir (2015:7)
Laporan keuangan terdiri dari : a) Laporan laba rugi
Laporan laba rugiadalah laporan yang disusun sistematis, isinya penghasilan yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan beban-beban yang terjadi dalam perusahaan selama periode tertentu. Dalam laporan rugi laba menjabarkan elemen-elemen penghasilan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi… Untuk perusahaan dagang dan
manufaktur istilah penghasilan dalam laporan keuangan adalah penjualan. Sujarweni (2016:55)
Laporan laba rugi memasukkan semua penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode, kecuali SAK EMKM mensyaratkan lain. SAK EMKM mengatur perlakuan atas dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian retrospektif terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan. IAI (2016:11) b) Perubahan ekuitas
Akun-akun ekuitas mencerminkan sumber pendanaan yang berasal dari lain-lain termasuk diantaranya laba/rugi yang dihasilkan perusahaan dan pegembalian ke pemilik. Perubahan ekuitas dapat terjadi selama periode berjalan maupun pada saat penyusunan laporan keuangan. Beragam transaksi dapat menyebabkan perubahan ekuitas, antara lain transaksi berikut ini:
(1) Setoran modal tambahan selama periode berjalan (2) Laba/rugi (pada saat pencatatan penutup)
(3) Pengembalian ke pemilik (pada saat pencatatan penutup) (4) Penerimaan bantuan/subsidi dari pemerintah
(5) Penerimaan sumbangan dari masyarakat Warsono (2013:116)
Tabel 9
Laporan Perubahan Ekuitas PT ADIL SEIMBANG
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Periode yang 1 Jan – 31 Des 2012 Ekuitas:
Modal, awal periode 3.000.000 (+) setoran modal selama periode berjalan… 1.000.000 Saldo Modal 4.000.000 (+/-) Laba/rugi satu periode 270.000 (-) Dividen (100.000)
Ekuitas akhir, per 31 Desember 2012 4.170.000 Sumber: Warsono (2013:116)
c) Laporan Posisi Keuangan ( Neraca)
Laporan posisi keuangan menyajikan informasi keuangan tentang asset maupun ragam liabilitas dan ekuitas, lazim disebut akun riil atau akun permanen. Laporan posisi keuangan menyajikan keseimbangan penggunaan dana dan pemerolehan dana yang harus selalu terjaga sebagai perwujudan dari hukum dana.Warsono ( 2013:117)
Persediaan disajikan dalam kelompok aset dalam laporan keuangan. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban periode di mana pendapatan yang terkait diakui. IAI (2016:21)
Tabel 10
Perbedaan neraca perusahaan dagang dan manufaktur pada bagian aset lancar
Perusahaan Dagang Bagian Aset Lancar 31 Desember 2015
Perusahaan Manufaktur Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015 Aset Lancar:
Kas Xxx Piutang (bersih) Xxx Pers. Barang Dagangan Xxx
Aset Lancar:
Kas Xxx Piutang Usaha (bersih) Xxx Persediaan Barang Jadi Xxx Pers. Brng dlm Proses Xxx Pers. Bhn Penolong Xxx Sumber: Sodikin (2016:278)
d) Laporan Arus Kas
Di era sekarang ini sebagian besar transaksi menggunakan kas sebagai alat pertukaran. Dengan demikian, informasi tentang kas dapat digunakan sebagai salah satu indicator untuk mengenali perusahaan dengan baik. Demikian pula, perusahaan harus mengelola kas dengan hati-hati agar kegiatan usaha dapat berjalan lancer. Meskipun perusahaan memiliki jenis asset lainnya yang banyak tetapi jika terjadi kekurangan kas maka berisiko memunculkan permasalahan. Oleh karena itu, informasi arus kas yang disajikan dalam laporan arus kas merupakan hal yang sangat penting.
Warsono (2013:118)
Dalam rangka menyusun informasi arus kas, ketentuan akuntansi sejauh ini mengklasifikasi aktifitas perusahaan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1) Aktivitas operasi; meliputi beragam transaksi kas yang terkait dengan kegiatan utama usaha. Contoh : penerimaan kas dan penjualan barang/jasa.
2) Aktivitas Investasi; meliputi beragam transaksi kas yang terkait dengan investasi. Contoh: pembelian tunai aset tetap kendaraan.
3) Aktivitas pendanaan; meliputi beragam transaksi kas yang terkait dengan kegiatan keuangan. Contoh: penerimaan kas dari pinjaman hipotek.
Warsono (2013:118) B. Hasil Penelitian Terdahulu
Dari tugas akhir ini penulis mempunyai beberapa referensi tugas akhir penelitian terdahulu yang hubungannya sama dengan pembahasan yang diangkat. Bertujuan untuk bahan panduan dan perbaikan menyusun tugas akhir ini, berikut komparasi dan hasil penelitian terdahulu:
Komparasi Hasil Penelitian dengan Penulis Tabel 11
Hasil Penelitian Terdahulu Identitas
Penelitian Aspek
Adiska Farida Amalia
A03130012
Politeknik Negeri Banjarmasin
Supian A03120056 Politeknik Negeri Banjarmasin
Adinda Lisa Maulida
A03140001 Politeknik Negeri Banjarmasin 1. Judul Penerapan
Akuntansi Pokok Untuk Menyusun Laporan Keuangan Pada CV Klistron Banjarmasin
Penerapan Akuntansi Pokok Untuk Menyusun Laporan
Keuangan Pada CV Sukses Jaya (Printing &
Advertising) Banjarmasin
Penerapan
Akuntansi Pokok Untuk Menyusun Laporan
Keuangan Pada PT Cempaga Alam Sutra
2. Objek Penelitian
CV Klistron Banjarmasin
CV Sukses Jaya (Printing &
Advertising)
PT Cempaga Alam Sutra 3. Permasalahan Bagaimana
penerapan
akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan pada CV Klistron Banjarmasin
Bagaimanakah Penerapan Akuntansi Pokok untuk menyusun laporan keuangan pada CV Sukses Jaya
(Printing &
Advertising)
Bagaimana Penerapan Akuntansi Pokok untuk menyusun laporan keuangan pada PT Cempaga Alam Sutra
Lanjutan . . . 4. Tujuan
Penelitian
Menerapkan akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan pada CV Klistron Banjarmasin
Untuk menyusun laporan keuangan pada CV Sukses Jaya (Printing &
Advertising) sesuai prinsip akuntansi berterima umum (PABU)
Menerapkan akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan
pada PT
Cempaga Alam Sutra
5. Metode Penelitian
Jenis penelitian:
Studi Kasus Jenis Data:
1. Kualitatif 2. Kuantitatif Sumber Data:
1. Primer 2. Sekunder Pengumpulan Data:
1. Survey, 2. Studi Pustaka, 3. Dokumentasi.
Teknik Analisis Data:
1. Pembuatan kode dan nama rekening akuntansi;
2. Menghitung Aset Tetap 3. Membuat
Neraca Saldo Awal
4. Melakukan identifikasi biaya dalam proses
produksi yang terbagi menjadi:
a. Biaya Persediaan Bahan b. Biaya
Tenaga Kerja Langsung c. Biaya
Wawancara (interview) dan Dokumentasi
Jenis penelitian:
Studi Kasus Jenis Data:
1. Kualitatif 2. Kuantitatif Sumber Data:
1. Primer 2. Sekunder Pengumpulan Data:
1. Observasi 2. Wawancara, 3. Dokumentasi.
4. Studi Pustakas Teknik Analisis Data:
1. Pembuatan kode dan nama rekening akuntansi;
2. Menghitung Aset Tetap 3. Membuat
Neraca Saldo Awal
4. Melakukan identifikasi biaya dalam proses
produksi yang terbagi menjadi:
a. Biaya Persediaan Bahan b. Biaya
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik 5. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal dengan metode:
a. Metode kontrak selesai untuk pengakuan pendapatan dan laba b. Metode
harga pokok pesanan untuk alokasi biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya BOHP;
6. Memposting ke buku besar;
7. Pembuatan Daftar Saldo Percobaan;
8. Pencatatan Penyesuaian;
9. Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penyesuaian;
10. Menyusun Laporan Laba Rugi;
11. Menyusun laporan perubahan ekuitas;
12. Menyusun Neraca 13. Menyusun
Laporan arus kas;
14. Membuat Jurnal Penutup 15. Membuat
Daftar Saldo Setelah Jurnal
c. Biaya Overhead Pabrik 5. Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal dengan metode:
a. Metode persentase selesai untuk pengakuan pendapatan dan laba b. Metode
harga pokok produksi untuk alokasi biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya BOHP;
6. Memposting ke buku besar;
7. Pembuatan Daftar Saldo Percobaan;
8. Mencatat Penyesuaian;
9. Membuat Daftar Saldo Setelah Penyesuaian;
10. Menyusun Laporan Laba Rugi;
11. Menyusun laporan perubahan ekuitas;
12. Menyusun Neraca 13. Menyusun
Laporan arus
Penutup; kas;
14. Membuat Jurnal Penutup 15. Membuat
Daftar Saldo Setelah Jurnal Penutup 6. Hasil
Penelitian
Hasil penerapan akuntansi pokok oleh penulis pada CV Klistron menghasilkan laporan keuangan
yang dapat
diperoleh informasi
mengenai aktivitas operasional dan posisi keuangan perusahaan per 31 Desember 2015, yaitu seperti :
a. Asset Rp
572.678.650,0 0
b. Kewajiban Rp
5.400.000,00 c. Ekuitas
Rp
406.778.447,0 0
d. Laba Rp
160.500.203,0 0
Untuk menerapkan Akuntansi Pokok untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, maka perlu adanya laporan keuangan yang berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
Hasil Penerapan Akuntansi Pokok oleh Penulis Pada PT Cempaga Alam Sutra menghasilkan laporan keuangan yang dapat diperoleh informasi mengenai aktivitas operasional dan posisi keuangan per 31 Desember 2016 yaitu seperti:
a. Asset Rp 6.368.740.632 b. Kewajiban Rp 271.842.000 c. Ekuitas Rp
6.096.898.632 d. Laba Rp
240.900