• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA DHARMAWACANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA DHARMAWACANA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DHARMAWACANA

Gede Agus Jaya Negara1; I Nyoman Buda Asmara Putra2 Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Email: gedeagusjayanegara@gmail.com1; inyomanbudaasmaraputra29@gmail.com2

ABSTRACT

The development of information and communication technology is developing very rapidly, almost all people of the world are now addicted to technology that is very indulgent, it cannot be denied that the presence of information and communication technology has an impact on religious activities that cause changes to the way of carrying out Hindu or dharmawacana information. What used to be done by face to face, but now can be done by utilizing the presence of social media. The presence of social media makes people who want to watch, listen to dharmawacana can be done wherever they want. The important thing is they have the tools to use social media applications. Likewise for pendharmawacana can now utilize this technology to spread Hindu teachings more widely without being limited by space and time.

Keywords: Social Media, Dharmawacana Media

I. PENDAHULUAN

Pesatnya arus media sosial pada masa ini harus dimanfaatkan oleh elemen masyarakat untuk mengembangkan diri kearah yang jauh lebih maju, temasuk oleh para penyuluh agama Hindu. Agama Hindu adalah agama yang tertua didunia dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh umat manusia. Agama Hindu mengajarkan pada umatnya tentang banyak hal dan sifat ajarannya sangat fleksibel dimana ajaran ajaran yang terdapat dalam kitab-kitab sucinya mampu berkembang dan senantiasa relevan sepanjang waktu dan sepanjang jaman meskipun terjadi perubahan yang ekstrim. Hindu juga dikenal dengan nama Sanatana Dharma dan Waidika Dharma.

Sanatana Dharma artinya agama yang abadi, karena agama Hindu sendiri bisa dikatakan sama tuanya dengan umur alam semesta itu sendiri, Hindu merupakan induk dari semua agama, karena naskah-naskah suci Hindu merupakan yang tertua dimuka bumi ini.

Disebut Sanatana Dharma, bukan hanya karena ia abadi tetapi juga karena ia dilindungi Tuhan dan ia dapat membuat kita abadi.

Waidika Dharma artinya agama dari Weda, dimana Weda merupakan naskah-naskah yang mendasari Hinduisme, para rsi dan orang- orang bijaksana India dahulu kala telah menyatakan pengalaman-pengalaman spiritual intuisi mereka (aparoksa-anubhuti), dalam

(2)

kitab-kitab Upanisad dinyatakan bahwa pengalaman-pengalaman ini sifatnya langsung dan sempurna. Hindu memandang pengalaman-pengalaman spiritual maha rsi jaman dahulu itu sebagai autoritasnya, kebenaran-kebenaran yang tak ternilai, yang telah diketemukan oleh para rsi dan orang- orang bijak sejak ribuan tahun lalu, membentuk kemuliaan dari Hindu. Oleh sebab itu Hindu merupakan sebuah agama wahyu (Yayasan Sanatana Dharmasrama Surabaya, 2003).

Untuk menyebarluaskan kembali pengalaman-pengalaman para maha rsi yang tertuang di dalam kitab-kitab suci agama Hindu maka, diperlukan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai bidang keagamaan serta integritas yang tinggi dalam menjalankan dharmanya. Pada masa lalu penyampaian ajaran suci keagamaan hanya dilakukan oleh para Pendanda dan para pemangku. Namun sedikit demi sedikit terus megalami perkembangan dan perubahan bukan hanya Pendanda dan pemangku saja yang bertugas memberikan pendalaman mengenai ajaran agama, namun ada juga penyuluh agama Hindu yang diberikan tugas sebagai orang penyebarluasan, pembinaan maupun penyelesaian masalah dalam bidang keagamaan.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai duta dharma para penyuluh agama Hindu dimasa kemajuan teknologi komunikasi era 4.0 ini, sangat banyak cara yang bisa dikembangkan para penyuluh agama Hindu. Tidak hanya terpaku dengan melaksanakan dharmawacana atau dharmatula secara konvensional namun

bisa dilaksanakan dengan cara yang modern yakni dengan memanfaatan media sosial. Di jaman sekarang media sosial telah menjadi kebutuhan serta fashion hampir dari segala lapisan masyarakat, sangat fenomenal, menglobal dan mengakar. Siapa yang tidak mengikuti perkembangan dari media ini akan ditinggalkan menjadi orang yang GAPTEK (gagap teknologi).

Seperti kita ketahui bersama, ada banyak sekali aplikasi-aplikasi media sosial yang sudah dibuat menjadi bagian tak terpisahkan dari alat komunikasi yang sering kita gunakan dalam membantu kegiatan sehari- hari seperti Komputer, Laptop, Notebook, Tablet ataupun Smartphone. Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi komunikasi berbasis jaringan dan internet, maka pengguna akan sangat dimanjakan dalam mengoprasikan dan menggunakan berbagai macam aplikasi media sosial.

Penggunaan media sosial oleh masyarakat Indonesia yang di unggah di situs Kominfo menunjukan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial (Kominfo, 2020). Rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia mencapai 3 jam 26 menit per hari. Angka itu juga di atas rata-rata global yang mencatat waktu 2 jam 24 menit per hari.

Filipina menjadi negara yang paling sering membuka media sosial dengan total waktu 3 jam 53 menit per hari ( (Kumparan, 2017)).

Dari penggunaan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan internet dan

(3)

durasi penggunaan media sosial oleh masyarakat Indonesia secara umum cukup tinggi.

Tingginya penggunaan media sosial dimasyarakat dunia tidak dapat dipisahkan dari infltrasi aplikasi-aplikasi dari media sosial.

Dimanapun kapanpun setiap orang bisa mengakses media sosial selama tidak ada gangguan dari jaringan internet serta kuota internet yang dimiliki. Media sosial yang digunakan selain sebagai media berkomunikasi, juga bisa sebagai media untuk mendapatkan informasi, baik informasi yang bersifat postif dan berguna dalam kehidupan manusia sampai informasi yang sifatnya negatif. Dengan semakin masifnya penggunaan media sosial oleh masyarakat, sangat disayangkan apabila media sosial hanya digunakan untuk bersosialita, update status, mengngunggah tiktok, update story dan lainnya.

Para penyuluh agama Hindu bisa memanfaatkan media sosial dalam menyampaikan ajaran-ajaran keagamaan tanpa harus monoton hanya menggunakan metode tatap muka langsung dengan masyarakat.

Dengan media sosial penyuluh akan mampu memberikan pencerahan lebih banyak lagi kepada umat yang membutuhkan dengan efektif dan efisien tanpa adanya sekat waktu dan tempat.

II. PEMBAHASAN 2.1 Media Sosial

Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses,

mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

Informasi ini nantinya yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat computer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Untuk berhubungan dengan media daring maka lahirlah yang namanya media sosial (Lamatenggo, 2011)

Media sosial adalah sebuah media online yang dibuat sebagai wadah bagi penggunanya bisa dengan sangat mudah untuk ikut serta, saling berbagi dan menciptakan isi didalamnya dalam bentuk isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog dan jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di selurug dunia.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content” (Kaplan & Haenlein, 2010) .

Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web

(4)

page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain You Tube, Facebook, Whatshapp, Instagram, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas (Putri, Nurwati, & Budiarti S, 2016).

2.2 Perkembangan Media Sosial

Perkembangan media sosial dewasa ini dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkembangan teknologi informasi berdampak pada bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi komunikasi. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan media sosial pada masa ini disebabkan oleh setiap orang yang memiliki gawai, laptop ataupun komputer yang tersambung dengan internet sepertinya bisa memiliki media atau ruangnya tersendiri dalam dunia maya. Jika untuk memiliki media tradisional seperti radio, televisi atau koran dibutuhkan modal yang besar dan membutuhkan banyak tenga kerja, maka berbeda dengan media sosial digital. Seorang pengguna bisa mengakses media sosial dan

fasilitas jaringan internet yang lambat sekalipun, biaya yang murah, alat yang tidak mahal dan yang bisa dilakukan sendiri tanpa membutuhkan karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, dan memodifikasi (baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model content lainnya.

Media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa yang saling membagi ide, bekerja sama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Menggunakan media sosial menjadikan seseorang sebagai diri sendiri.

Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menghapus batasan- batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka bereda dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam (http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/).

SementaraJejaring sosial merupakan layanan internet yang ditujukan sebagai komunitas online bagi pengguna yang memiliki kesamaan aktivitas, ketertarikan, atau kesamaan latar balakang pada bidang tertentu.Jejaring sosial juga didefinisikan sebagai jaringan pertemanan yang dilengkapi dengan beragam fitur bagi penggunanya sehingga dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi (Sri Widiantari & Kartika Herdiyanto, 2013)

(5)

Perkembangan media sosial sungguh pesat, bisa dilihat dari banyaknya jumlah anggota yang dimiliki masing-masing situs jejaring sosial. Berikut tabel jumlah anggota dari masing-masing situs per Januari 2020.

Sumber data : https://datareportal.com/

reports/digital-2020-Indonesia

2.3 Klasifikasi Media Sosial

Sosial media merupakan elemen yang paling sering diakses oleh para pengguna teknologi masa kini. Tentu saja maraknya hal tersebut memancing para pengembang aplikasi (developer) untuk terus berinovasi dan berlomba-lomba dalam menciptakan sosial media dengan fitur unik, sehingga menarik masyarakat untuk menggunakannya (VIEGA, 2019). misalnya majalah digital, forum-forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, jejaring sosial, podcast, video, rating dan bookmark sosial dan lain sebagainya. Masing- masing memiliki kelebihannya tersendiri

Menurut Kaplan dan Haenlein (2010:53) ada enam jenis media sosial, yang dapat dilihat sebagai berikut.

a. Proyek Kolaborasi

Situs web mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di situs web ini. Contohnya Wikipedia.

b. Blog dan Mikroblog

Pengguna lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini, seperti curhat (curahan hati) atau kritik terhadap kebijakan pemerintah. Contohnya Twitter.

c. Konten

Para pengguna situs web ini saling berbagi konten-konten media, seperti video, gambar, dan buku-el (buku elektronik).

Contohnya YouTube.

d. Situs Jejaring Sosial

Aplikasi yang di dalamnya terdapat “izin”

bagi pengguna untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain.

Informasi pribadi itu bisa berbentuk foto- foto atau video. Contohnya Facebook.

e. Virtual Game World

Dunia permainan virtual, merupakan replikasi “lingkungan” 3D (tiga dimensi), user atau pengguna bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan dan dapat berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya permainan daring (online game).

f. Virtual Social World

Dunia virtual sosial, yang di dalamnya seorang pengguna merasa hidup di dunia

(6)

virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan lain orang.

Namun, Virtual social world sifatnya lebih bebas dan lebih ke arah kehidupan nyata/

realistis. Contohnya second life.

2.4 Media Dharmawacana

Media sosial pada masa kini menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk menyampaikan informasi dengan cepat dalam berbagai bentuk baik itu berupa teks, suara maupun video, bisa juga dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang sangat efisien dan efektif.

Salah satu kegiatan yang bisa kita lakukan dengan memanfaatkan media sosial dan berguna untuk menambah ilmu wawasan dalam hal ilmu beragama ialah kegiatan- kegiatan seperti dharmawacana online, tanya jawab seputar agama, dan membuat tulisan tulisan yang bisa membuka cakrawala masyarakat mengenai ajaran suci agama Hindu.

Pada saat ini kita ketahui bersama masyarakat sudah sangat disibukkan dengan kegiatan sehari-hari, mulai dari bekerja, mengurus rumah tangga dan bermasyarakat, dan akhirnya aktivitas tersebut mengakibatkan kebosanan, kejenuhan, stress pada pikiran. Akibat tingginya mobilitas masyarakat tersebut maka perlu diseimbangkan dengan memberikan penyegaran dan siraman kerohanian..

Metode Pencerahan dan siraman rohani yang paling disukai oleh masyarakat beragama Hindu adalah (1) dharmawacana, yaitu metode penerangan agama Hindu yang artinya

berbicara mengenai ajaran agama atau dharma.

(2) Dharmatula adalah tanya jawab tentang agama yang melibatkan semua potensi terutama generasi muda agar dapat menampilkan topik tertentu untuk kemudian dibahas bersama atau dalam kelompok yang ada (3) membuat tulisan- tulisan mengenai intisari ajaran agama Hindu (Penyusun, 2010).

Dalam berdharmawacana, dharmatula, dan menggunggah tulisan menggunakan media sosial banyak yang meminati dan bahkan sudah banyak yang melakukannya, karena audien merasa dipermudah untuk bisa mengikuti dharmawacana tersebut. Audien bisa mengikuti sambil melaksanakan aktifitasnya di kantor, di rumah atau memang dalam keadaan senggang. Hanya dengan menggunakan smartphone, laptop, tablet ataupun komputer yang tersambung jaringan data untuk bisa mengakses media sosial tersebut.

Media-media sosial yang sangat efektif digunakan sebagai tempat menyampaikan dharmawacana secara online yaitu :

1. Facebook

Facebook atau disingkat FB merupakan salah satu situs jejaring sosial dengan jumlah pengguna terbesar di dunia. Didirikan pada Februari 2004 oleh seorang mahasiswa Harvard beserta beberapa temannya. Pada bulan Februari 2009, dilaporkan bahwa Facebook menempati urutan pertama dalam jumlah penggunaannya, yaitu sekitar 1 milyar lebih pengguna dalam satu bulan (Mukhamad Nurkamid, 2010).

Dharmawacana akan cepat tersosialisai apabila menggunakan media satu ini.

(7)

Pendharmawacana adalah salah satu faktor dalam kegiatan dharmawacana yang menempati posisi yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan dharmawacana.

Untuk itu seorang pendharmawacana juga harus mengetahui bagaimana karakteristik pesan Facebook, bahasa yang digunakan harus relatif singkat dan mudah dipahami.

Dan pemilihan materi dharmawacana juga harus benar-benar diperhatikan (Subagiasta, 2012).

Dharmawacana melalui Facebook tentunya penguasaan teknologi informasi mutlak diperlukan oleh umat Hindu, karena hal itu merupakan salah satu cara paling efektif guna menyampaikan dharmawacana. Karena dengan menguasai teknologi internet akan dapat mewujudkan strategi yang tepat sasaran sehingga nilai- nilai ajaran agama yang terdapat di dalam materi dharmawacana dapat diterima dengan baik oleh sesama umat Hindu dan umat-umat lain yang ingin mengetahui tentang nilai -nilai ajaran agama Hindu.

2. Instagram

Instagram merupakan aplikasi yang juga menyediakan fitur seperti update status, check-in, retweet , seperti pesan langsung, dan merekomendasikan bagi pengguna untuk memperbarui informasi. Instagram awalnya hanya digunakan sebagai sarana untuk fotografi secara daring, sekarang berubah sebagi penyedia informasi yang cepat, tepat dan akurat serta sebagai sarana

untuk berpromosi, pemasaran, distribusi baik untuk barang ataupun jasa (Kurniawati, 2017).

Dalam pemanfaatan instagram sebagai media penyampaian dharmawacana, masyarakat sudah banyak memiliki aplikasi instagram bisa memanfaatkannya sebagai akses membaca, menonton dharmawacana dari berbagai akun pencerahan mengenai ajaran agama Hindu seperti peneranganagamahindu_stahn, melekhindu, ajiktriguna dan masih banyak lagi yang lain.

3. YouTube

YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang populer di dunia dibuat oleh tiga mantan karyawan PalPay pada Februari 2005. Situs web ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Youtube merupakan situs dengan konten video yang paling banyak dan sering dikunjungi oleh pengguna internet.

(Deny Setyawan, 2016).

Seperti yang bisa kita lihat sekarang generasi milenial lebih banyak menyukai konten di internet dibandingkan dengan media elektronik konvensional seperti televisi (TV) dan radio. Sehingga terjadi pergeseran pengguna dari media konvensional seperti TV ke penggunaan media sosial seperti youtube. Pergeseran ini merupakan sebuah perubahan budaya masyarakat nyata menjadi masyarakat maya (digital). Dengan banyaknya pengguna media sosial youtube menjadi peluang tersendiri bagi setiap kalangan pembuat konten, salah satunya

(8)

memberikan peluang bagi para Pendharmawacana karena belum banyaknya pendharmawacana yang menggunakan media sosial ini dalam melaksanakan pencerahan agama Hindu melalui media sosial youtube.

2.5 Etika di Media Sosial

Kita saat ini berada dalam masyarakat yang berkembang pesat dengan modernitas yang tiada terbendung. Revolusi industri di abad pertengahan telah menjadi titik awal bagi modernitas yang melaju cepat, menyeruak dalam berbagai sendi kehidupan manusia.

Berbarengan dengan kemajuan teknologi komputer, revolusi industri gaya baru diintroduksi dengan nama revolusi industri 4.0.

Otomatisasi dan robotisasi yang terfasilitasi oleh teknologi digital yang terkoneksi ke dalam jaringan internet menjadi keniscayaan.

Revolusi industri membawa tantangan baru dalam etika, seperti bagaimana peran manusia, bagaimana teknologi robot menggantikan manusia, bagaimana posisi manusia yang tergeser oleh teknologi robot, bagaimana tentang privasi data pribadi dan sebagainya.

Kemampuan manusia bertindak secara otonom semakin teraktualisasi dalam era revolusi industri 4.0. Kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bertanggung jawab mendapat tantangannya di era revolusi industri 4.0 (Junaedi, 2019:12).

Etika memberikan peran penting kepada kita dalam orientasi kepada kita sebagai manusia untuk menjawab pertanyaan:

bagaimanakah saya harus hidup dan bertindak?

(Suseno, 1987:13). Sebenarnya, sejak kecil kita sebagai manusia telah banyak mendapat nasihat dan petuah tentang bagaimana harus hidup dan bertindak dalam kehidupan kita. Adat istiadat, idelogi, negara, dan lingkungan sosial juga telah memberikan versinya masing-masing kepada kita dalam berperilaku. Namun, masing-masing memiliki versinya sendiri-sendiri, bahkan bisa jadi ada yang saling bertolak belakang dan berlainan. Jika demikian, mana yang harus kita ikuti menjadi problematis. Dalam situasi inilah etika hadir untuk memberikan orientasi kepada kita dalam hidup dan berperilaku. Etika membuat kita berperilaku secara bertanggung jawab, bukan hanya dengan ikut-ikutan.

Dengan etika, kita bisa memiliki pengertian perilaku apa yang seharusnya kita lakukan, bagaimana kita melakukannya, dan mengapa kita melakukannya (Junaedi,2019:12-13).

Media sosial kini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Seiiring semakin terjangkaunya harga komputer dan gawai, penetrasi media sosial semakin menguat. Media sosial memungkinkan audiens berperan sebagai produsen dan konsumen pesan yang terdistribusikan secara masif kepada audiens. Beragam aplikasi media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter digunakan secara luas dengan berbagai motif. Mulai dari motif pertemanan, motif hiburan, motif mencari informasi, motif membangun solidaritas dan bahkan untuk motif ekonomi (Junaedi, 2019:153). Pemanfaatan media sosial sebagai sebagai media dharmawacana untuk memberikan informasi kepada khalayak luas harus memperhatikan etika komunikasi. Etika

(9)

komunikasi di media sosial sangat penting untuk menghindari informasi bohong, ujaran kebencian yang melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 45A menyebutkan: (1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 45B juga menyebutkan: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) (https://web.kominfo.go.id)

Ajaran agama Hindu banyak sekali tentang etika salah satunya adalah tri kaya parisudha yakni tiga perbuatan yang disucikan terdiri atas kayika parisudha yakni tingkah laku yang disucikan, wacika parisudha yakni perkataan yang disucikan dan manacika parisudha yakni pikiran yang disucikan. Dalam Kakawin Nitisastra (V.3) menyebutkan sebab akibat perkataan tersebut yaitu :

Wasita nimittanta manemu laksmi Wasita nimittanta pati kapangguh Wasita nimittanta manemu duhka Wasita nimittanta manemu mitra

Terjemahannya:

Oleh perkataan engkau mendapatkan kebahagiaan

Oleh perkataan engkau mendapatkan kematian Oleh perkataan engkau mendapatkan kesedihan Oleh perkataan engkau mendapatkan teman

Memahami sangat pentingnya etika berkomunikasi di media sosial, kita harus mengaplikasikan ajaran tri kaya parisudha.

Dengan begitu niscaya menciptakan suasana yang kondusif dan tidak melanggar Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

III. PENUTUP

Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penyampaian penerangan agama atau dharmawacana tidak hanya monoton dilakukan di pura ataupun di bale banjar. Tapi dapat dikembangkan lebih modern lagi dengan menyesuaikan dengan kemajuan

(10)

teknologi yakni dengan memanfaatkan media sosial. Karena sifat dari teknologi ini sangat praktis bisa dinikmati dimana saja dan kapan saja ketika masyarakat ingin menikmati konten atau isi yang tersedia disaat diinginkan.

Dharmawacana melalui media sosial tidak hanya bisa dilakukan dengan wadah kelembagaan atau institusi resmi, melalui akun pribadi, seseorang dapat menyampaikan isi yang terdapat di dalam ajaran-ajaran suci agama Hindu. Dengan tujuannya adalah memberikan pencerahan, kesejukan, dan penyegaran kepada umat Hindu dimanapun berada. Etika dalam menggunakan media sosial sangat penting untuk menjaga suasana tetap kondusif di dalam keberagaman, tidak ada menyinggung kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

DAFTAR PUSTAKA

https://datareportal.com/reports/digital-2020- indonesia

http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/.

(n.d.). Retrieved Juni 5, 2020, from http:/

/www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/:

http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial- media/

Junaedi, fajar. 2019. Etika Komunikasi Di Era Siber. Depok: Rajawali Pers.

Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons .

Kominfo. (2020, Juni 11). www.kominfo.go.id.

Retrieved Juni 11, 2020, from www.kominfo.go.id: https://

www.kominfo.go.id/content/detail/3415/

kominfo-pengguna-internet-di-indonesia- 63-juta-orang/0/berita_satker

Kumparan. (2017, Januari -). Kumparan.com.

Retrieved Juni 11, 2020, from Kumpara.com: https://kumparan.com/

kumparantech/ r iset - 64 - penduduk - i n do n e s i a - s ud ah - pa ka i - i nt er ne t - 1ssUCDbKILp/full

Kurniawati, W. D. (2017). Pemanfaatan Instagram Oleh Komunitas Wisata Grobogan dalam Mempromosikan Potensi Pariwisata Daerah. Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi , 127-143.

Lamatenggo, H. B. (2011). Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mukhamad Nurkamid, M. D. (2010).

PEMANFAATAN APLIKASI JEJARING SOSIAL FACEBOOK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN. SIMETRIS: JURNAL TEKNIK MESIN, ELEKTRO DAN ILMU KOMPUTER .

Penyusun, T. (2010). Puspamanjari. Surabaya:

Paramita.

Putri, W. S., Nurwati, N., & Budiarti S, M.

(2016). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU REMAJA.

Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (pp. 59-68).

Bandung: http://jurnal.unpad.ac.id/.

(11)

Sri Widiantari, K., & Kartika Herdiyanto, Y.

(2013). Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana , 106- 115.

Subagiasta, I. K. (2012). Praktik Agama Hindu.

Denpasar: Pustaka Bali Post.

Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar:

Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.

Yogyakarta: Kanisius.

VIEGA. (2019, April 10). https://

sis.binus.ac.id/2019/04/10/klasifikasi- sosial-media/#. Retrieved Juni 17, 2020, from https://sis.binus.ac.id/2019/04/10/

klasifikasi-sosial-media/#: https://

sis.binus.ac.id/

Yayasan Sanatana Dharmasrama Surabaya.

(2003). Intisari Ajaran Hindu. In Intisari Ajaran Hindu (p. 296). Surabaya:

Paramita Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian laboratorium tentang kapasitas momen maksimum dan beban lateral dapat yang mampu ditahan oleh tiang pendek berbentuk silindris akibat beban lateral

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk menghidrolisis pati menjadi glukosa dengan bantuan enzim dan mencari aktivitas enzim α- amilase dengan

Artinya: Jika seorang wanita yang sedang hamil terbunuh dengan sengaja ataupun tidak sengaja, orang yang membunuhnya tidak harus membayar denda bagi janinnya. Jika

Atas dasar kebutuhan dalam penggunaan TI sebagai penunjang fungsi bisnis inilah maka Subdit Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan Direktorat Keswan

Pada dasarnya aktor bukanlah bagian dari usecase diagram, namun untuk dapat terciptanya suatu usecase diagram diperlukan aktor, dimana aktor tersebut merepresentasi

1) Mampu menyajikan alternative solusi sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat dalam memecahkan masalah Biologi terutama /khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sumber

Penurunan kinerja karyawan kantor distribusi PT.PLN (Persero) Jawa Barat dan Banten di kota Bandung, terjadi karena kesenjangan antara target kerja dengan hasil

Forum kerjasama menjadi alternatif yang tepat sebagai bentuk interaksi kelembagaan pemanfaatan sumber daya air Muncul karena forum ini memiliki