• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Analisis Kebijakan Peternakan SW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Analisis Kebijakan Peternakan SW"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MATA KULIAH ANALISIS KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PETERNAKAN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ir. H.M. AFDAL, M. Phil, M. Sc

POTENSI PENGEMBANGAN HIJAUAN PAKAN DAN

TERNAK SAPI PASCA PENAMBANGAN BATU ALAM

DI KECAMATAN MUARA SABAK BARAT

OLEH:

NURSHOLEH

NIM. P2E115002

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PETERNAKAN

PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah–Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Tanaman Pakan Potensi Pengembangan Hijauan Pakan dan Ternak Sapi Pasca Penambangan Batu Alam di Kecamatan Muara Sabak Barat. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas terselesainya makalah ini kepada Dr. Ir. HM. AFDAL, M. Phil, M. Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Tanaman Pakan. Penulis menyadari akan kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami ke depan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa dan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak semoga budi baik beliau dibalas oleh-Nya.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI ... BAB I. PENDAHULUAN ... 1.1Latar Belakang... 1.2Rumusan Masalah... 1.3Tujuan ... BAB II. PEMBAHASAN... 2.1 Gambaran Umum Wilayah Calon Lokasi... 2.2 Usaha Pengembangan Ternak Sapi... 2.3 Sumber Daya Manusia... 2.4Pengolahan Lahan... 2.4.1 Topografi lahan... 2.4.2 Ketersediaan Air... 2.5 Pengembangan Ternak Sapi pada lahan Bekas Tambang... 2.6 Pengembaangan Hijauan pada Lahan Bekas Tambang

2.7 Strategi Pengembangan Peternakan Ternak sapi... BAB III. KESIMPULAN...

(4)

BAB I signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena mayoritas penduduk masih memperoleh pendapatan utamanya disektor ini. Peternakan merupakan salah satu sub sektor yang terkandung didalamnya, memiliki peranan yang cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat setempat khususnya dan perekonomian negara ini pada umumnya.

Keberhasilan suatu peternakan tidak pernah lepas dari efisiensi kualitas dan kuantitas pakan. Hijauan pakan ternak atau biasa disebut Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi ternak terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Hijauan pakan ternak menjadi bahan pakan yang sangat disukai oleh ternak ruminansia.

Pemerintah daerah menargetkan arah pembangunan yang akan dicapai dari sasaran pengembangan sub sektor peternakan adalah meningkatkan populasi ternak ruminansia besar khususnya sapi sebagai sumber produksi daging dalam upaya perbaikan mutu gizi masyarakat serta mendorong penyediaan ternak yang berkualitas untuk kebutuhan konsumsi daerah maupun peningkatan ekspor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani. Menurut Sugeng (2004), bahwa usaha ternak sapi merupakan usaha yang menarik sehingga mudah merangsang pertumbuhan usaha, sebaliknya hewan ternak yang mempunyai nilai kemanfaatan dan ekonominya rendah pasti mudah terdesak mundur dengan sendirinya, hal ini dapat dilihat dari manfaat sapi secara luas dan nilai ekonomi tinggi yaitu : 1) Mutu dan harga daging; 2) Kulit menduduki peringkat atas; 3) Sapi merupakan salah satu sumber daya masyarakat; 4) Sapi sebagai tabungan; 5) Hasil ikutannya masih berguna; dan 6) Memberikan kesempatan kerja.

(5)

tenaga, juga merupakan komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan reproduksi ternak.Jenis hijauan seperti rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun karena jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh ternak. Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada ternak perlu memiliki sifat-sifatyaitu disukai (palatable), mudah dicerna, nilai gizinya tinggi dan dalam waktu yang pendek maupun tumbuh kembali. Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua bagian yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa (semak dan pohon).

Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali (Sumarno, 1998).

Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai saat ini tingkat kemampuan pasokan produksi daging dari ternak sapi tergolong sangat rendah sekali bila dibandingkan dengan pertumbuhan permintaan hasil ternak yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan Kabupaten Tanjung Jabung Timur menjadi salah satu pangsa pasar yang sangat terbuka bagi wilayah lain dalam memasarkan hasil peternakannya. Kondisi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah baik hijauan maupun limbah pertanian dan perkebunan sawit, sangat memungkinkan untuk mengembangkan usaha ternak sapi. Selain hijauan yang melimpah Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga memiliki wilayah pertambangan yang melimpah pula.

Kecamatan Muara Sabak Barat merupakan salah satu dari sebelas kecamatan di Tanjung Jabung Timur yang memiliki kekayaan alam berupa hasil tambang batu alam. Batu alam digunakan untuk pembuatan pondasi rumah maupun untuk proyek pembuatan jalan lintas provinsi dan lain sebagainya.

(6)

merupakan solusi yang terbaik sebagai sumber pendapatan juga bahan baku reklamasi lahan bekas tambang.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaiamana prospek di Kecamatan Muara Sabak Barat sebagai daerah Pengembangan Hijauan Pakan dan Ternak Sapi?

2. Usaha Pengembangan Hijauan Pakan dan Ternak Sapi sebagai usaha alternatif pasca tambang?

3.

Bagaimana pemanfaatan kotoran ternak sapi sebagai bahan baku pupuk kandang dalam reklamasi lahan tambang?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui prospek di Kecamatan Muara Sabak Barat sebagai daerah Pengembangan Hijauan Pakan dan Ternak Sapi?

2. Untuk mengetahui minat masyarakat untuk mengembangkan hijauan pakan dan beternak pasca penambangan batu alam.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Lahan Calon Lokasi

Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak di Provinsi Jambi dengan luas lebih kurang 5.444 km2 atau 10,2% dari luas wilayah provinsi Jambi, namun sejalan dengan berlakunya undang-undang No.27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk perairan dan 29 pulau kecil (11 diantaranya belum bernama) menjadi 13.102,25 km2. Disamping itu memiliki pantai sekitar 191 km2 atau 90.5% dari panjang pantai provinsi Jambi. Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak di pantai timur pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan provinsi Kepulauan Riau dan merupakan hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi Singapura-Batam-Johor (SIBAJO).

Lahan calon lokasi pembangunan Hiajuan Makan Ternak terletak di Kelurahan Parit Culum II Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lahan calon lokasi merupakan lahan yang terletak Kelurahan Parit Culum II.

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Baru.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Parit Culum I. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Transos.

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka Maju.

(8)

Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Lahan calon lokasi berjarak sekitar 2 km dari jalan lintas Jambi – Sabak. Lokasi dapat dicapai melalui jalur darat selama ± 5 menit dari jalan raya. Kecamatan Muara Sabak Barat memiliki posisi strategis karena terletak antara Ibukota Kabupaten dan Ibukota Provinsi Jambi, sehingga secara umum dari aspek aksesibilitas pelayanan publik dan tenaga pengelola relatif mudah dijangkau. Posisi ini juga menunjukkan aksesibilitas pasar yang baik terutama untuk pasar lokal (Kabupaten) maupun domestik (Provinsi Jambi).

(9)

Timur diperkirakan untuk mencapai lahan calon lokasi dibutuhkan sekitar 30 menit, sedangkan dari Kota Jambi diperkirakan dibutuhkan waktu tidak lebih dari 1 jam 30 menit. Aksesibilitas yang baik ini akan menjadi faktor pendukung utama dalam meningkatkan daya saing baik ditinjau dari aspek efisiensi pasar maupun efektifitas pembinaan VBb dan pelayanan publik.

2.2 Usaha Pengembangan Ternak Sapi

Sebelum memulai usaha peternakan ternak sapi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu prospek pengembangan usaha dengan melihat potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, ketersediaan ternak, dan pangsa pasar. Dari penjelasan pendahuluan diatas dapat dilihat begitu besar potensi pasar kebutuhan ternak sapi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan melihat ketersediaan ternak sapi begitu kecil, tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus dipasok dari luar daerah. Usaha ternak sapi merupakan usaha yang sangat menarik, sehingga sangat merangsang pertumbuhan usaha karena ternak sapi mempunyai nilai manfaat dan ekonomi yang tinggi.

Usaha ternak sapi dapat dirumuskan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara teratur dan terus menerus dalam suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan komersial. Menurut Rahardi dan Hartono (2005), bahwa usaha peternakan kegiatan yang diusahakan meliputi : (1) Penghasil ternak (ternak bibit/potong, telur dan susu); (2) Penggemukan suatu jenis ternak; (3) Pengumpulan, pengedaran dan pemasaran produk-produk peternakan. Manfaat dari pengembangan ternak sapi secara luas dan ekonomi antara lain penyediaan daging dengan mutu dan harga yang terjangkau, pemanfaatan kulit sebagai bahan industri, sebagai sumberdaya masyarakat, sumber tabungan peternak, limbah dapat dimanfaatkan, dan membuka kesempatan kerja.

(10)

peningkatan pendapatan perkapita dan kesempatan kerja serta kecenderungan naiknya harga daging di pasaran.

2.3 Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia sebagai pelaksana pembangunan pada dasarnya dapat dilakukan mulai dari pembinaan lingkungan keluarga, perbaikan gizi dan kesehatan, latihan kerja, lingkungan masyarakat. Dalam pemeliharaan ternak selain kita harus memperhatikan bibit dan pakan yang baik, tenaga kerja juga harus dipertimbangkan, karena sebagai pelaksana dilapangan harus dapat melaksanakan tugasnya secara benar. Ketersediaan tenaga kerja dalam usaha tani selain dari luar, juga ada tenaga kerja keluarga petani yang terdiri dari ayah, isteri, dan anak-anak petani. Keberhasilan dalam usaha ternak sapi potong ditentukan oleh ternak itu sendiri sebagai subjek dalam usaha peternakan dan kemampuan peternak dalam mengelola usahanya. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia menjadi sangat penting bagi usaha peternakan untuk dapat bersaing dengan usaha lain. Menurut Latief (1993), bahwa dalam usaha peternakan peningkatan kualitas sumberdaya manusia harus diperhatikan, karena keberhasilan dalam berusaha merupakan tujuan sehingga peningkatan kualiats sumberdaya manusia harus ditingkatkan.

2.4. Pengolahan Lahan 2.4.1 Topografi Lahan

Berdasarkan topograsi secara umum lahan calon lokasi layak untuk pengembangan pusat pembibitan sapi potong dan pengembangan Hijauan sebagai sumber utama makanan ternak sapi. Lahan yang akan digunakan sebagai loksasi pembibitan relatif datar dengan tingkat kemiringan kurang dari 5°. Pada beberapa tempat

(11)

Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian (2008). Lokasi untuk pusat pengendali pembibitan (farmstead) dan kandang penanganan (cattle yard), disarankan juga dibangun pada areal yang relatif datar. Sementara untuk lokasi pastura disarankan dibangun pada areal dengan tingkat kemiringan tidak lebih dari 15°.

Gambar 2. Lahan Penambangan Batu Alam

2.4.2 Ketersediaan Air

Ketersediaan sumberdaya air untuk kebutuhan ternak dan areal budidaya hijauan dapat berasal dari sumber air permukaan maupun sumber air tanah. Sumber air permukaan cukup tersedia yang berasal dari genangan galian lahan yang sudah diambil batu alamnya, sedangkan untuk air tanah akan dikembangkan dari sumur dangkal dengan dilengkapi dengan tower penampung dan genset.

(12)

Keterangan :

(A)Sumber air yang berasal dari bekas galian tanah yang sudah diambil batu Alamnya

(B) Sumber air yang berasal dari sumur dangkal galian (C) Penampungan air dari drum

Beberapa hal yang menyebabkan berkurangnya tingkat kelayakan lahan karena akan mempengaruhi proses produksi ternak dan hijauan adalah:

a. Belum adanya jaringan listrik yang sudah mendekati areal lahan calon lokasi produksi ternak dan hijauan.

b. Lokasi lahan cukup jauh dari pusat pemukiman sehingga rekruitmen tenaga kerja lokal terutama tenaga harian lepas dari desa sekitar calon lokasi tetap membutuhkan sarana dan sarana pemukiman khusus.

2.5 Pengembangan Ternak Sapi pada Lahan Bekas Tambang

Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatu kebutuhan penting bagi setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumberdaya alam. Oleh sebab itu, sumberdaya alam perlu dijaga dan dipertahankan untuk kelangsungan hidup manusia kini, maupun untuk generasi yang akan datang. Manusia merupakan posisi kunci penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat, akibatnya terjadi peningkatan permintaan akan lahan seperti pertanian dan pertambangan. Sejalan dengan hal tersebut dan dengan semakin hebatnya kemampuan teknologi untuk memodifikasi alam, maka manusia lah yang merupakan faktor yang paling penting dan dominan dalam merestorasi ekosistem rusak.

(13)

umumnya seperti sawah, kebun campuran, semak belukar, kebun kelapa sawit, perkebunan rakyat dan belukar rawa.

Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat lahan yang secara umum sudah tidak potensial lagi sebagai lahan pertanian maupun perkebunan yaitu pada lahan bekas tambang. Lahan-lahan ini jumlahnya sangat luas dan hanya sebagian kecil yang sudah masuk dalam program pemerintah dan perguruan tinggi sebagai lahan reklamasi dan revitalisasi lahan tambang. Pemanfaatan lahan bekas tambang sangat cocok untuk pengembangan kawasan peternakan ternak sapi. Lahan bekas tambang miskin akan unsur hara sehingga tanamanpun sulit untuk tumbuh. Lahan-lahan tersebut biasanya dibiarkan begitu saja tanpa ada perlakuan khusus. Dengan usaha peternakan sapi sebagai salah satu solusi reklamasi lahan, dimana ternak akan menyediakan kotorannya sebagai pupuk kandang bahan baku unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

2.5 Pengembangan Lahan Hijauan pada Lahan Bekas Tambang

Kegiatan pembangunan pada tahap awal menggunakan sumber bibit dari luar tetapi perluasan areal sumber HMT menggunakan sumber bibit sendiri yaitu bibit HMT kebun koleksi. Kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan padang penggembalaan (pastura) dalam kawasan lahan bekas tambang meliputi kegiatan :

1. Pembersihan Lahan dan Pengolahan Tanah: Pengolahan tanah bermanfaat bagi kondisi fisik tanah tersebut, karena akan memperbaiki struktur tanah. Disamping itu dapat pula diberikan pupuk anorganik seperti KCl, SP-36 dan urea, disesuaikan dengan jenis tanah setempat.

(14)

(pools), untuk jenis yang membentuk stolon ataupun rhizome penanaman

2.6 Strategi Pengembangan Peternakan Ternak Sapi

(15)

utama yang harus dipertimbangkan agar usaha tersebut bisa berjalan secara efektif dan efisien. Secara umum pemilihan lokasi usaha peternakan harus mempertimbangkan aspek kelancaran bisnis dan alur operasional peternakan.

Konsep pengembangan wilayah peternakan yang utama diperhatikan adalah potensi alam suatu daerah, karena ini akan menentukan jenis-jenis dan jumlah ternak yang dapat dikembangkan di daerah tersebut. Potensi alam dapat ditentukan oleh tersedianya tanah/lokasi pertanian dan peternakan, kesuburan tanah, iklim, topografi, tersedianya air sepanjang tahun dari pola pertanian yang ada. Menurut Irfan (1992), bahwa peternakan yang baik biasanya terdapat di daerah yang dapat menghasilkan makanan bagi ternak dan mempunyai lokasi yang tidak bersaing dengan manusia.

(16)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.

Pengembangan usaha ternak sapi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai prospek yang cukup baik, didukung dengan potensi lahan yang masih cukup luas, lahan pertanian, lahan perkebunan, serta limbah pertanian, perkebunan dan tanaman lainnya. Usaha ternak sapi sebagai salah satu alternatif dalam penanganan lingkungan pada lahan-lahan bekas tambang dalam pengelolaan restorasi/reklamasi lahan yang tandus agar didapatkan kembali kesuburan tanahnya.

3.2. Saran.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Irfan, M. 1992. Perencanan Tata Ruang Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Latief, Abdul. 1993. Membangun SDM yang Mandiri dan Profesional. Depnaker RI Jakarta

Rahardi, F dan Rudi Hartono. 2005. Agribisbis Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahmawaty, 2002. Restorasi Lahan Bekas Tambang berdasarkan Kaidah Ekologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Gambar

Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Gambar 2. Lahan Penambangan Batu Alam

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul: Bimbingan Akhlak Oleh Orang Tua Terhadap Anak Remaja Putus Sekolah Di Desa Purwosari Baru Rt 9 Kecematan Tamban Kabupaten Barito Kuala, ditulis

tersebut.. Dengan hal tersebut maka konsumen telah mengambil sebuah keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang karena faktor “tertolong”. Pengambilan keputusan didasari

Menanggapi hal tersebut salah satu cara yang memungkinkan agar membuat siswa tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran, mem- buat siswa lebih aktif dan dapat

Dalam hadis Nabi Muhammad Saw, diriwayatkan oleh Ibnu Mas‟ud ra, dia berkata: “Allah melaknat wanita yang mentato dan yang minta ditato, yang mencabut bulu alis dan

1 JADWAL KULIAH PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNTAD JADWAL MATA KULIAH SEMESTER GANJIL.. PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN

Dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, maka peneliti akan mencari dan mendiskripsikan implementasi Culturally Responsive Teaching pada mata pelajaran

Sedangkan perbedaannya adalah sistem diatas menyediakan aplikasi sistem informasi berbasis web, sedangkan aplikasi yang akan dibuat penulis khusus untuk pengguna

Keefektifan dari bahan dan teknik enkapsulasi yang digunakan untuk menghasilkan probiotik terenkapsulasi dapat dievaluasi dari beberapa parameter kualitatif,