• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI ROSTOW

Tujuan Umum Komptensi Utama

Kompetensi Pendukung

Evaluasi Mahasiswa dapat

menjelaskan arti penting teori pertumbuhan ROSTOW bagi negara sedang berkembang

Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut ROSTOW

Mahasiswa mampu

mendiskripsikan teori

pertumbuhan ROSTOW dengan kondisi riil di Indonesia

Resume

6

(2)

6.1. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN

Dari berbagai macam teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, nampaknya teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow ini yang paling terkenal. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kritikan-kritikan yang ditujukan terhadap teori tersebut. Bahkan negara-negara sedang berkembang sendiri menjadikan teori ini menjadi semacam pedoman yang digunakan dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di negaranya, termasuk di Indonesia sendiri. Nama Rostow bukan suatu yang asing dalam birokrat pemerintahan.

Pada awalnya teori yang dikemukakan oleh Rostow ini hanyalah sebagai suatu artikel yang dimuat dalam Economic Journal dan dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya : The Stage of Economic Growth. Menurut Rostow perkembangan perekonomian suatu negara atau terkenal dengan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat digolongkan menjadi lima (Sadono Sukirno, 2006) yaitu :

a. The traditional socienty (masyarakat tradisonal)

b. The precondition for take off (prasyarat untuk lepas landas) c. The take off (lepas landas)

d. The drive to maturity (gerakan kearah kedewasaan)

e. The age of high mass consumption (masa konsumsi tinggi)

Analisa Rostow ini dalam teorinya lebih banyak/ ditekankan pada peranan beberapa faktor tertentu yang menimbulkan pertumbuhan ekonomi dan menganalisa tentang ciri-ciri perubahan yang tercipta dalam tiap-tiap tahap pembangunan suatu masyarakat. Analisa ini berdasarkan pada suatu keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi tercipta sebagai akibat dari timbulnya perubahan yang fundamental bukan saja dalam

(3)

corak kegiatan ekonomi tetapi juga dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi merupakan pembangunan yang berdimensi banyak, pembangunan bukan saja berarti suatu perubahan dalam struktur perekonomian yaitu perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri tetapi juga merupakan suatu perubahan dalam :

1. Orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial.

2. Pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga.

3. Kegiatan dalam penanaman modal.

4. Cara masyarakat menentukan nilai seseorang dalam masyarakat.

5. Cara pandang mengenai sumber alam.

Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Pada awalnya orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial mengarah ke dalam suatu daerah menjadi berubah, yaitu menjadi berorientasi ke luar, atau yang pada awalnya hanyalah berpandangan sempit kemudian berubah dalam lingkup yang lebih luas. Mengenai jumlah anak dalam keluarga juga mengalami pergeseran, yang digambarkan oleh Rostow bahwa pada awalnya menginginkan jumlah anak banyak bergeser menjadi membatasi jumlah anak dalam keluarga.

Dalam melakukan penanaman modal masyarakat juga melakukan perubahan dari penanaman modal yang tidak produktif seperti membeli emas, membangun rumah dan sebagainya sebagai suatu simbol kekayaan berubah menjadi penanaman modal yang produktif.

Penilaian mengenai seseorang dalam masyarakat juga mengalami pergeseran, yang pada awalnya ditentukan oleh kedudukan keluarga atau suku bangsanya dalam masyarakat menjadi ditentukan oleh kesanggupan melaksanakan pekerjaannya.

(4)

Pada awalnya pandangan masyarakat mengenai alam berkeyakinan bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh keadaan alam sekitarnya dan selanjutnya berpendapat bahwa manusia harus memanipulasi keadaan alam sekitarnya untuk menciptakan kemajuan.

Menurut Rostow perubahan-perubahan ini akan selalu mengikuti perkembangan tingkat kegiatan ekonomi suatu masyarakat. Dalam tulisan ini akan dijelaskan secara ringkas masing-masing tahap pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow.

1. Masyarakat Tradisional

Dalam tahap ini ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang menggunakan cara-cara produksi yang relatif primitif dan terbatas.

Hal ini disebabkan teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat yang serba terbatas. Cara berpikir masyarakat masih kurang rasional lebih banyak berdasarkan pada kebiasaan-kebiasaan yang sudah berlaku turun temurun. Dengan cara hidup yang seperti itu mengakibatkan produktivitas penduduk menjadi sangat rendah. Dalam kehidupan sosialnya hubungan keluarga dan kesukuan sangat besar pengaruhnya dalam organisasi dan dalam menentukan kedudukan seseorang di masyarakat.

Sistem pemerintahan dalam masyarakat tradisonal ini menurut Rostow menggunakan kekuasaan politik yang ada di daerah-daerah, dan ditangan tuan-tuan tanah seringkali dipengaruhi oleh pandangan- pandangan dari tuan tanah ini. Oleh karena itu Rostow mengartikan bahwa pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan dari ciri-ciri penting dalam masyarakat, yaitu perubahan dalam sistem politiknya, struktur sosialnya, nilai-nilai masyarakatnya dan struktur kegiatan ekonominya.

(5)

1. Prasyarat Lepas Landas

Menurut Rostow corak dari keadaan prasyarat lepas landas ada dua, yaitu :

1. Tahap prasyarat lepas landas dengan cara merombak masyarakat tradisional yang sudah lama ada, seperti yang dilakukan oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika.

2. Tahap prasyarat lepas landas tanpa melakukan perombakan dalam masyarakat tradisional. Cara ini terkenal dengan istilah born free, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Untuk cara yang kedua memang dapat dilakukan dengan mengingat bahwa sebagian besar masyarakat di negara tersebut adalah merupakan masyarakat imigran yang telah mempunyai sifat-sifat yang diperlukan untuk mencapai tahap prasyarat lepas landas.

2. Lepas Landas

Dalam tahap ke tiga ini menurur Rostow ditandai dengan adanya tingkat pt ekonomi secara terus menerus. Permulaan dari tahap lepas landas adalah berupa berlakukanya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat, seperti adanya revolusi politik, terciptanya kemajuan yang sangat pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasaran-pasaran baru.

Akan tetapi faktor penyebab dimulainya tahap lepas landas ini adalah berbeda-beda untuk masing-masing negara. Namun demikian yang penting adalah bahwa akibat dari adanya perubahan-perubahan tersebut akan menciptakan suatu pembaharuan-pembaharuan dan selanjutnya dapat meningkatkan penanaman modal yang ada. Jika penanaman modal meningkat maka dapat meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat.

Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita makin lama makin tinggi.

(6)

Adapun menurut Rostow untuk dapat mengetahui apakah suatu negara sudah mencapai tahap lepas landas atau belum, dapat dilihat dari ciri-ciri lepas landas itu sendiri. Rostow membagi ada 3 ciri utama dalam tahap lepas landas. Ke 3 ciri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk National Netto (Net National Product atau NNP).

b. Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.

c. Adanya atau segera terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial dan institusional yang akan menciptakan menjadi kenyataan :

1. Segala gejolak-gejolak untuk membuat perluasan di sektor modern.

2. Potensi ekonomi ekstern (external economies) yang ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga menyebabkan pertumbuhan terus menerus berlaku.

Termasuk juga didalamnya adalah kemampuan untuk dapat mengerahkan modal dari sumber-sumber di dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri besar sekali peranannya dalam menciptakan tahap lepas landas.

Sedang dari berbagai teori ekonomi pembangunan dan pengalaman lepas landas dari berbagai negara lain dapat dihimpun beberapa ciri-ciri dalam lepas landas. Ciri-ciri tersebut antara lain :

1. Bila menginginkan lepas landas dalam waktu 10 tahun lagi maka diperlukan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) minimal rata-rata 7 persen pertahun atas dasar harga konstan.

(7)

2. Investasi Domestik minimal telah tersedia sebanyak 23 persen dari PDB

3. Tingkat inflasi dan deflasi tidak boleh lebih dari 5 persen pertahun.

4. Struktur ekonomi baik dilihat menurut nilai tambah maupun penyerapan tenaga kerjanya berubah/ bergeser secara berurutan konstribusi kelompok sektornya semakin kecil, sumbangannya dan semakin besar sumbangan dari sektor sekunder dan tersier.

Namun secara absolut untuk masing-masing sektor baik nilai tambah maupun penyerapan tenaga kerjanya diusahakan selalu meningkat.

5. Jumlah pengangguran diusahakan makin menurun, yaitu tidak boleh lebih dari 3 persen dari angkatan kerja.

6. Grafik perkembangan pendapatan perkapita nyata minimal dalam waktu 45 tahun telah mirip dengan arah/ garis yang ditempuh oleh pesawat yang dalam keadaan lepas landas dari pelabuhan udara (Take off from the air port).

7. Hasrat membangun telah menjadi sikap/ membudaya disebagian besar masyarakat.

8. Aspirasi masyarakat telah terakomodasi/ masuk dalam rencana pembangunan negara yang bersangkutan.

9. Dalam masyarakat telah tumbuh kelompok inovator dan enterepreneur.

10. Distribusi pendapatan telah lebih merata dalam masyarakat dan bila diukur dengan menggunakan Gini Indeks telah kurang dari 0,4 dan pendapatan dari 40 persen masyarakat kelas bawah telah berperan lebih dari 17 persen terhadap GDP

(8)

11. Tenaga profesional dan ahli telah lebih dari 10 persen terhadap tenaga kerja yang aktif bekerja.

12. Tingkat pendapatan masyarakat rata-rata diukur dengan PDB perkapita telah mencapai atau lebih dari US $ 1000 pertahun atas dasar harga yang berlaku.

13. Pemerintah telah dapat menjaga aparatur birokratnya dapat bekerja secara profesional dan jujur sesuai dengan program kerja masing-masing.

14. Tingkat bunga kredit tidak boleh lebih dari 10 persen pertahun.

15. Tingkat upah minimum pekerja perhari telah berada diantara US

$ 1,5 (bagi pekerja lajang) hingga US $ 7,5 (bagi pekerja nikah dengan 1 istri/ suami dan 3 anak atau lebih).

Kelima belas ciri-ciri tersebut harus dimasukkan dalam target perencanaan baik ditingkat nasional maupun daerah. Adapun contoh negara yang sudah pernah mencapai tahap lepas landas menurut penafsiran Rostow dapat dikemukakan di bawah ini.

Tabel 6-1

Negara-Negara yang pernah Mengalami Masa Lepas Landas

Negara Tahun Lepas Landas Inggris

Perancis Belgia

Amerika Serikat Jerman

Jepang Rusia Kanada Turki India

Cina Komunis

1783 - 1802 1830 - 1860 1833 - 1860 1843 - 1860 1850 - 1873 1878 - 1900 1890 - 1914 1896 - 1914

1937 - 1952 1952 Sumber : Sadono Sukirno, 2006

(9)

Dari tabel 6.1. dapat disimpulkan bahwa :

1. Negara-negara barat kebanyakan mencapai tahap lepas landas pada abad yang lalu kecuali Inggris.

2. Masa lepas landas berkisar antara 20 sampai 30 tahun.

3. Gerakan ke Arah Kedewasaan

Dalam tahap ini Rostow tidak menjelaskan secara jelas dan rinci ciri-ciri apa yang melatar belakangi keadaan tersebut. Hanya di jelaskan bahwa antara tahap lepas landas dan tahap gerakan kearah kedewasaan saling berkaitan, sehingga dijadikan dalam suatu uraian. Dengan demikian Rostow menggabungkan antara kedua tahap tersebut. Namun demikian dapat dibuat suatu tambahan bahwa, dalam tahap ini ciri yang menonjol adalah munculnya apa yang dinamakan dengan leading sectors atau sektor pemimpin dalam perekonomian. Ekspasi dari kegiatan tersebut menimbulkan ekonomi ekstern yang besar sekali kepada sektor- sektor lain. Perkembangan ini terjadi akibat dari meningkatnya permintaan.

Untuk masing-masing negara dalam menciptakan sektor pemimpin adalah berbeda-beda, sebagai contoh misalnya di Inggris sebagai sektor pemimpin dalam tahap lepas landas adalah tekstil katun, di Amerika Serikat, Perancis dan Jerman sebagai sektor pemimpin adalah perkembangan jaringan jalan kereta api. Namun demikian dalam menciptakan sektor pemimpin perlulah dipenuhi 4 faktor berikut :

1. Harus terdapat kemungkinan memperluas pasar untuk barang- barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.

(10)

2. Dalam sektor ini harus dikembangkan teknik produksi yang lebih modern dan kapasitas memproduksinya harus dapat diperluas.

3. Dalam masyarakat harus tercipta tabungan dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pengembangan sektor-sektor pemimpin.

4. Perkembangan dan transformasi teknis sektor pemimpin haruslah menciptakan permintaan akan perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain.

4. Masa Konsumsi Tinggi

Dalam tahap ini diartikan oleh Rostow sebagai suatu tahap dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya. Dalam tahap ini sektor-sektor ekonomi berkembang dengan lebih cepat, dan munculnya sektor pemimpin baru yang menggantikan sektor pemimpin yang lama.

Sektor pemimpin dalam tahap gerakan ke arah kedewasaan ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang berlaku dan juga oleh bentuk kebijaksanaan pemerintah. Selain itu Rostow juga mengemukakan adanya ciri-ciri yang bersifat nonekonomis dari masyarakat yang telah mencapai tahap gerakan ke arah kedewasaan dan yang hampir memasuki tahap ini. Ciri-ciri tersebut adalah :

1. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan.

Sektor industri bertambah penting peranannya, sedang sektor pertanian bertambah menurun. Kemahiran dan kepandaian pekerja-pekerja menjadi bertambah tinggi.

(11)

2. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalmi perubahan.

Peranan manager profesional telah menjadi bertambah penting dan menggantikan kedudukan pengusaha yang merangkap jadi pemilik.

3. Masyarakat secara keseluruhan merasa bosan dengan keajaiban yang diciptakan oleh industrialisasi dan kritik-kritik terhadapnya mulai timbul.

Rostow membuat suatu taksiran kasar mengenai tahap gerakan kearah kedewasaan yang telah dicapai oleh beberapa negara :

Tabel 6-2

Negara-Negara yang pernah Mengalami Masa Konsumsi Tinggi

Negara Masa Konsumsi Tinggi

Inggris

Amerika Serikat Jerman

Perancis Swedia Jepang Rusia Kanada

1850 1900 1910 1910 1930 1940 1950 1950 Sumber : Sadono Sukirno, 2006

Dalam tahap yang terakhir ini dijelaskan oleh Rostow sebagai suatu tahap dimana perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan lagi pada masalah produksi. Dalam tahap ini terdapat 3 macam tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber-sumber daya yang tersedia dan sokongan politik.

Tujuan tersebut adalah :

(12)

1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara tersebut ke luar negeri dan kecenderungan ini dapat berakhir ke penaklukan atas negara-negara lain.

2. Menciptakan suatu welfare statte, yaitu kemakmuran yang lebih merata terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan yang progresif. Dalam sistem perpajakan seperti ini, makin tinggi pendapatan makin tinggi pula tingkat pajak yang dikenakan.

3. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat atas konsumsi keperluan utama yang sederhana atas makan, pakaian dan perumahan menjadi meliputi pula barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.

5. Kritik Teori Rostow

Teori yang baru saja dikemukakan oleh Rostow dalam perjalananya banyak sekali berbagai kritik yang ditujukan padanya. Ini membuktikan bahwa teori Rostow memang menarik dan banyak dikaji orang. Maka tidaklah mengherankan bila teori tahap-tahap pertumbuhan dari Rostoe tersebut asing. Diantara berbagai kritikan terhadap Rostow salah satu yang paling terkenal adalah kritikan KUZNETS. Menurut KUZNETS, teori mengenai tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari Rostow hanya memiliki sebagian kecil saja dari sifat-sifat yang dikemukakannya. Teori Rostow hanya dapat ditanggapi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Setiap tahap harus mempunyai ciri-ciri yang secara empiris dapat diselidiki kebenarannya.

b. Ciri-ciri dari setiap tahap harus cukup nyata bedanya dengan tahap lainnya.

(13)

c. Hubungan analitis dengan tahap sebelumnya harus dijelaskan, yaitu bentuk-bentuk proses yang akan berlaku untuk mengakhiri suatu tahap tertentu dan menciptakan tahap selanjutnya harus ditunjukkan.

Menurut KUZNETS, dalam teori Rostow perbedaan antara tahap yang satu dengan tahap yang lain sangat kabur. Sebagai contoh misalnya antara ya prasyarat untuk lepas landas dengan tahap lepas landas sukar dibedakan batasan-batasannya secara jelas. Disebutkan bahwa untuk mencapai tahap prasyarat lepas landas harus ada perkembangan dan kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan terjadinya perkembangan dibidang prasarana. Hal ini hanya mungkin berlaku bila tingkat penanaman modal meningkat dengan cepat. Dengan demikian kenaikan penanaman modal yang cepat, yang menurut Rostow sebagai salah satu ciri penting pada tahap lepas landas, sudah berlaku pada masa sebelumnya.

KUZNETS juga mengkritik masalah ruang lingkup dari teori tersebut, yaitu dalam masyarakat yang bagaimana teori ini berlaku.

Apakah teori ini ditunjukkan untuk negara maju ataukah untuk negara berkembang. Aspek yang lebih penting dari kritik KUZNETS terhadap teori Rostow ini adalah mengenai keberadan ciri-ciri tersebut yang dapat diselidiki kebenarannya secara empiris. Menurutnya sebagian besar yang dinyatakan oleh Rostow tidak mudah untuk diuji secara empiris dan dapat diselidiki, kenyataan di dapat sangat berbeda dengan yang digambarkan oleh Rostow. Dalam tahap lepas landas, satu-satunya ciri yang dapat diuji secara empiris adalah kenaikan tingkat penanaman modal dari 5 persen menjadi 10 persen.

(14)

Adalah merupakan suatu kenyataan, bahwa teori Rostow merupakan salah satu teori mengenai pembangunan ekonomi yang paling banyak mendapat perhatian orang. Kalau diamati secara seksama ada hal yang menarik yaitu bahwa teori yang dikemukakan oleh Rostow ini ternyata lebih pendek daripada komentar-komentar yang diberikan oleh para pengkritiknya. Artinya, dibandingkan dengan teorinya sendiri ulasannya lebih luas yang diberikan oleh para pengkritiknya yang tidak jarang dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sinis.

6.2. TEORI PRODUKSI KLASIK

Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah suatu usaha meningkatkan produksi atau out put.Semakin tinggi tingkat produksi, maka semakin besar hasil yang akan diperoleh dengan asumsi ceteris paribus. Hasil produksi ini dalam suatu negara tertuang dalam produk domestik bruto (PDB) yang dibuat setiap tahun. Nilai PDB akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan menentukan tingkat pembangunan ekonomi. Secara teori ada 3 (tiga) pendekatan fungsi produksi, yaitu:

1. Fungsi Produksi Klasik

Menurut aliran klasik, tingkat produksi dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Artinya, bahwa besar kecilnya tingkat produksi sangat ditentukan oleh jumlah penduduk. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar tingkat produksi yang dapat dihasilkan, sehingga hanya penduduk yang dianggap paling menentukan besar kecilnya produksi. Adapun teori ini menggunakan asumsi sebagai berikut : a) tidak ada kemajuan teknologi, b) jumlah modal tetap, dan c) Luas lahan tetap.

(15)

Fungsi produksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sadono, Sukirno, 2006) :

Gambar 6-1 Fungsi Produksi Klasik

Y

Sumber: Sadono Sukirno (2006)

Keterangan gambar :

Y1 Y2 adalah garis yang menggambarkan fungsi produksi hipotetis dari suatu masyarakat. Kedua garis tersebut, menghubungkan antara jumlah penduduk dengan tingkat produksi nasional.

Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat dijelaskan, bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan menjadi 4 (empat ) tahap, yaitu :

1. Tahap I

Merupakan tahap dimana produksi batas menjadi bertambah besar apabila penduduk bertambah

Y2

Y1

I I

I

III IV

O

Produksi Total

Jumlah penduduk

(16)

2. Tahap II

Merupakan tahap dimana produksi batas mencapai nilai maksimal dan mulai menurun apabila penduduk bertambah 3. Tahap III

Merupakan tahap dimana produksi batas besarnya adalah lebih rendah daripada produksi perkapita

Batas antara tahap II dan tahap III merupakan tingkat pembangunan dimana pendapatan atau produksi perkapita mencapai nilai yang maksimal.

Batas antara tahap III dan tahap IV adalah tingkat pertumbuhan dimana pendapatan nasional mencapai tingkat yang paling maksimum.

Pada tahap IV ini produksi total mengalami penurunan dan makin lama akan menjadi semakin kecil. Pada tingkat ini pendapatan perkapita sudah menjadi semakin kecil, sehingga pada tingkat ini pendapatan perkapita sudah menjadi jauh lebih rendah daripada pendapatan perkapita maksimal yang dapat dicapai pada batas tahap II dan tahap III. Pada akhirnya tingkat stationary state akan tercapai, yaitu pada waktu produksi perkapita hanya cukup untuk hidup atau pada tingkat subsisten level.

2. Fungsi Produksi Harrod – Domar

Bahwa tingkat produksi suatu masyarakat ditentukan oleh modal dan tenaga kerja. Fungsi produksi menurut Harrod - Domar ini menyatakan tentang pentingnya modal dan tenaga kerja dalam proses pembangunan. Modal merupakan faktor yang dianggap dapat

(17)

meningkatkan produkstivitas, melalui penanaman modal. Pada umumnya penanaman modal yang dilakukan oleh masyarakat bertujuan untuk 2 (dua) hal utama, yaitu :

a. Untuk menambah alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi

b. Untuk memproduksi jumlah alat-alat modal yang tersedia dalam masyarakat

Oleh karena itu nilai yang dieproleh merupakan perbandingan antara seluruh tambahan produksi yang diciptakan oleh sejumlah penanaman modal dengan jumlah modal yang ditanamkan tersebut.

Sebagai contoh misal : Pada tahun 2008 terdapat penanaman modal sebesar 10 trilyun rupiah. Dengan penanaman modal sebesar itu dapat menghasilkan tambahan produksi sebesar 2 trilyun rupiah. Maka perbandingan antara jumlah produksi tambahan dan jumlah modal yang ditanamkan adalah :

2 trilyun rp

= 0,2 10 trilyun rp

Nilai 0,2 dinamakan sebagai capital out put ratio dimana nilai 0,2 ini merupakan nilai sebelum dikurangi dengan penyusutan modal.

Nilai capital out put ratio 0,2, artinya adalah bahwa setiap tambahan modal 1 trlyun rupiah dapat meningkatkan produksi sebesar 0,2 trilyun rupiah. Dengan demikian, semakin besar nilai capital out put ratio, maka semakin efektif penambahan modal.

3. Fungsi Produksi Neo-Klasik

Tingkat produksi menurut Neo-Klasik ditentukan oleh penggunaan modal dan tenaga kerja. Kedua faktor ini sama seperti yang

(18)

dikemukakan oleh Harrod-Domar. Perbedaannya adalah pada fungsi produksi itu sendiri yang menurut Harrod-Domar digambarkan sebagai garis tegak lurus, sebaliknya menurut Neo-Klasik fungsi produksi digambarkan sebegai garis yang berbentuk melengkung dari atas ke bawah. Perbedaan yang lainnya adalah, bahwa menurut Neo–Klasik, pada tingkat produksi yang sama dapat digunakan berbagai macam kemungkinan penggunaan faktor modal dan tenaga kerja, tetapi menurut Harrod–Domar penggunaan faktor modal dan tenaga kerja sudah tertentu.

Gambar 6-2

Fungsi Produksi Harrod -Domar dan Neo Klasik

Sumber: Sadono Sukirno (2006)

Keterangan Gambar : Gambar 1;

Menjelaskan fungsi produksi dari Harrod - Domar atau H-D, yang menggambarkan hubungan antara modal dan tenaga kerja. Sumbu tegak pada gambar 1, menunjukkan jumlah modal dan sumbu datar

Tenaga Kerja K1

K2

Tenaga Kerja L1 L2

O

N1 N2 Modal

L3

M1

K3

M2

K2

K1

L3 L2 L1

O Gambar 1

Fungsi Produksi

H-D Gambar 2.

Fungsi Produksi Neo-Klasik Modal

(19)

menunjukkan jumlah tenaga kerja. Modal dan tenaga kerja tidak dapat saling menggantikan satau sama lain. Misal untuk memproduksi sebesar N1 diperlukan modal sebesara K1 dan tenaga kerja sebanyak L1, demikian pula untuk memproduksi sebesar N2, diperlukan modal sebesar K2 dan tenaga kerja sebesar L2 dan seterusnya.

Gambar2;

Gambar menunjukkan fungsi produksi dari Neo-Klasik , seperti yang ditunjukkan oleh garis M1 M2. Dalam fungsi produksi seperti itu, tingkat produksi tertentu dapat dicapai dengan menggunakan gabungan berbagai modal dan tenaga kerja. Misal, pada tingkat produksi sebesar M1, maka gabungan penggunaan modal dan tenaga kerja yang dapat digunakan adalah :

1. Penggunaan modal sebesar K3 dan tenaga kerja sebesar L3

2. Penggunaan modal sebesar K2 dan tenaga kerja sebesar L2

3. Penggunaan modal sebesar K1 dan tenaga kerja sebesar L1

Di samping itu, jumlah produksi dapat mengalami perubahan walaupun jumlah modal tetap. Misal, pada tingkat produksi sebesar M2.

Modal yang digunakan tetap sebesar K3, tenaga kerja bertambah menjadi L3. Dalam teori pertumbuhan Neo-Klasik, perubahan dalam tingkat produksi lebih mudah terjadi, jika dibandingkan dengan teori Harrod- Domar. Menurut teori Harrod-Domar, hanya pertambahan jumlah modal yang dapat menambah produksi dan pendapatan nasional, sedangkan menurut Neo-Klasik, penambahan produksi dan pendapatan nasional

(20)

dapat dicapai dengan menambah tenaga kerja yang digunakan, walaupun jumlah modal besarnya tetap.

Pada hakekatnya teori Neo-Klasik didasarkan pada fungsi produksi yang telah dikembangkan oleh dua penulis Amerika, yaitu Charles Cobb dan Paul Douglas. Fungsi produksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

Yt = Tt . Kt . Lt Dimana :

Yt = tingkat produksi pada tahun t Tt = tingkat teknologi pda tahun t

Kt = jumlah stok alat-alat modal pada tahun t Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t

 = tingkat pertambahan produksi yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal.

 = tingkat pertambahan produksi yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja.

Nilai  +  = 1, yang berarti bahwa  dan  nilainya adalah sama dengan produksi batas dari masing-masing faktor tersebut.

Persamaan tersebut, dapat diubah menjadi : Log Yt = log Tt +  log Kt +  log Lt Bila persamaan tersebut didifferensiasikan :

d log Yt d log Tt  d log Kt +  d log Lt

+ +

dt dt dt dt Kemudian persamaan tersebut disederhanakan menjadi : rY = rT +  rK +  rL

(21)

Dimana :

rY = tingkat pertambahan pendapatan nasional rT = tingkat perkembangan teknologi

rK = tingkat pertambahan stok modal rL = tingkat pertambahan tenaga kerja

Contoh soal :

Diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional adalah sebesar 5 persen, tingkat pertambahan stok modal 6 persen, dan tingkat pertambahan tenaga kerja 2 persen. Kemudian  = 0,25 dan  = 0,75. Dengan menggunakan persamaan di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :

5 = rT + 0,25 ( 6 ) + 0,75 ( 2 ) 5 = rT + 1,5 + 1,5

r T = 2

dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa, dengan tingkat pertambahan pendapatan nasional sebesar 5 persen dari pendapatan nasional, maka sebesar 1,5 persen bersumber dari perkembangan stok modal, 1,5 persen bersumber dari perkembangan tenaga kerja dan sisanya 2 persen bersumber dari kemajuan teknologi.

(22)

TUGAS

Buatlah resume tentang teori ROSTOW mengenai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang. Resume dilengkapi dengan data pendukung untuk kasus masing-masing negara sedang berkembang.

Gambar

Gambar 6-1   Fungsi Produksi Klasik

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran melalui pendekatan RME yang dikembangkan berdampak pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah baik dari segi hasil

Dengan adanya hubungan yang bersifat positif ini dapat mengurangi informasi asimetri dan meningkatkan harga saham, karena pihak investor mendapat informasi yang lebih

Dari uraian-uraian yang telah peneliti paparkan dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah akuntabilitas kinerja himpunan

Mitigasi memang paling efektif dilakukan pada masyarakat yang baru saja mengalami bencana tersebut, karena masyarakat tersebut masih mengingat bahayanya, sebaliknya masyarakat

Pada awalnya, petani hanya menjual biji kopi kering ke tengkulak namun saat ini petani kopi telah dapat mengolah sendiri biji kopi kering menjadi dalam bentuk bubuk

Wisatawan Nusantara adalah orang yang berdiam dan bertempat tinggal pada suatu pada suatu Negara, yang melakukan wisata di wilayah Negara dimana dia tinggal,

Komplek batuan ofiolit di daerah Sodongparat dapat dibedakan atas peridotit, gabro dan basal yang ber- umur Pra-Tersier, yang ditutupi oleh batuan sedimen

Pengaruh keasaman pada katalis yang terimpregnasi oleh ion Co(II) lebih besar dibandingkan ion logam Ni(II), hal ini dapat dilihat bahwa dengan konsentrasi ion