• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIPLE Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Dengan Menggunakan Pendekatan Multiple Intelegence (MI) (Studi Deskriptif di SDIT Ulul Albab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIPLE Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Dengan Menggunakan Pendekatan Multiple Intelegence (MI) (Studi Deskriptif di SDIT Ulul Albab "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELEGENCE (MI) (Studi Deskriptif di SDIT Ulul Albab Kota Pekalongan

Tahun 2012)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh : Heri Winarno NIM : G 000 080 059 FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya.

Sekolah ini cukup unik dan berani berbeda dalam penerimaan siswa barunya (PSB). SDIT Ulul Albab Pekalongan menggunakan alat riset bernama Multiple Intelligences Research (MIR) dalam PSB. MIR ini bukan alat tes seleksi masuk, melainkan sebuah riset yang ditujukan kepada siswa dan orang tuanya untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa yang paling menonjol dan berpengaruh. Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lembaga ini dengan tujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan pendekatan Multiple Intelligence (MI). Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Ulul ALbab Pekalongan dengan menggunakan pendekatan MI yang meliputi tujuan, materi, setrategi serta evaluasi proses pembelajaran.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan, adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun penelitian ini dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa SDIT Ulul Albab Pekalongan telah menerapkan MI sebagai pendekatan dalam pembelajaran PAI. Bertujuan lebih menekankan pada implementasi dari ajaran Islam dalam kehidupan anak didik. Tenaga kependidikan belum secara keseluruhaan memenuhi jenjang pendidikan strata SI. Peserta didik telah memenuhi kondisi ideal untuk melakukan pembelajaran karena telah matang secara mental dan intelektual, yaitu pada usia 7 tahun. Materi yang dipelajari studi qur’an hadist, akidah akhlak, fiqh serta sejarah kebudayaan islam (SKI). Untuk materi SKI baru diberikan di kelas 3. Setrategi pembelajaran yang digunakan bervariasi, namun guru PAI kurang kreatif dalam mengemas strategi pembelajaran serta kurang memperhatikan aspek kondisi siswa atau potensi siswa. Adapun pada tahapan-tahapan masih terdapat kekeliruan. Adapun tahapannya meliputi kegiatan awal: zona alpha, pre test dan tidak menggunkan scene setting, kegiatan inti pembelajaran, penutup.. Dalam proses evaluasi pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan konsep penilaian Autentik. Menggunakan teknik tes dan non tes. Penilaian yang dilakukan terdiri dari tesl lisan, tes tertulis dan tes perbuatan.

(5)

1 A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kualitas proses belajar seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Syah (2001), dengan merujuk pada teori belajar kognitif, bahwa fakror-faktor yang mempengaruhi belajar itu dikelompokkan kedalam kategori yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar yang digunakan (Deni, 2011: 22).

Pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. Strategi belajar bagaimana yang digunakan pembelajar ini akan berpengaruh terhadap kualitas belajar (Deni, 2011:23).

Pada kenyataannya walau semua guru sudah tahu cara melaksanakan proses belajar mengajar yang dituntut oleh kurikulum, tetap saja mereka giat menerapkan metode tradisional atau konvensional. Sejak ada kebijakan yang mengharuskan anak mencapai standar

kelulusan, maka semua sekolah berlomba-lomba membuat program untuk menjadikan peserta didiknya lulus seratus persen. Padahal pembelajaran menekankan pada aktivitas peserta didik, bukan pada aktivitas pendidik (Fathurrohman dkk, 2012:6).

Akhir- akhir ini muncullah anggapan bahwa menerapkan konsep kecerdasan majemuk atau Multiple Intelegence (MI), kepada anak didik di sekolah dianggap sebagai langkah yang tepat.

Teori Kecerdasan majemuk

(Multiple Intelligence) merupakan

teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner. Menurut Howard Gardner ada 8 kecerdasan majemuk yang dimuliki peserta didik, yaitu

linguistic (kata), logis matematis

(angka), visual spasial (gambar), kinestetik jasmani (tubuh), musical (music), antar pribadi (orang), intrapribadi (diri), dan naturalis (alam) (Thomas Amstrong, 2002:25).

(6)

2 perasaan dan emosi siswa dalam proses pembelajaran. Sekolah ini cukup unik dan berani berbeda dalam penerimaan siswa barunya (PSB). SDIT Ulul Albab Pekalongan menggunakan alat riset bernama Multiple Intelligences

Research (MIR) dalam PSB. Hasil MIR

akan dipakai oleh setiap guru untuk mempelajari gaya belajar setiap siswa. Kemudian para guru menyusun lesson plan (rencana pengajaran) berdasarkan analisis hasil MIR. Hasil MIR ini juga menjadi alat untuk membagi kelas dan pedoman guru untuk bahan skenario pembelajaran.

Berdasarkan kenyataan ini penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul

skripsi ”Proses Pelaksanaan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam(PAI) dengan Pendekatan Multiple Intelligence (MI) (Studi Deskriptif di SDIT Ulul Albab Pekalongan Tahun 2012)”

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk menemukan proses pelaksanaan pembelajaran PAI dengan pendekatan multiple intelegence di SDIT Ulul Albab Pekalongan. Penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis, antara lain sebagai berikut: Secara teoritis, Menambah khazanah (kekayaan) pengetahuan dalam dunia

pendidikan khususnya mengenai proses pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan pendekatan Multiple Intelligence (MI). dan Secara Praktis, dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan yang dianggap lebih konkrit apabila nantinya penulis berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya dalam hal pembelajaran PAI untuk meningkatkan kualitas out put PAI serta dapat menjadi bahan masukan, khususnya dalam upaya-upaya penerapan pendekatan

Multiple Intelligence dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

C. Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research), dengan mengunakan

(7)

3 dan sumber data sekunder. Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah metode Wawancara (interview), observasi, dokumentasi. Metode analisis data, dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Miles dan Haberman metode deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data dan sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Dikutip oleh: Sugiono 2010:246). Pertama, setelah pengumpulan data selesai kemudian melakukan reduksi data, yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang setelah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, adalah penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan. Penarikan kesimpullan menggunakan pendekatan berfikir deduktif. Cara berfikir deduktif adalah cara berfikir dengan deduksi berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan umum itu hendak menilai suatu kejadian yang khusus.

D. Landasan Teori

Pengertian pembelajaran PAI menurut Nazarudin (2007: 163) Pembelajaran diartikan sebagai suatu

peristiwa atau situasi yang disengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreatifitas siswa.

Sedangkan Bukhori Umar (2010: 29) mengemukakan pendidikan agama Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.

Pendekatan pembelajaran yaitu pangkal dan titik tekan yang menddapat perhatian utama dalam menyelelenggarakan pembelajaran (Deni Kurniawan, 2011:34). Multiple Intelligence berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua suku kata, multiple

dan intelligence. Secara bahasa,

(8)

4 diantaranya yaitu: kecerdasan linguistic (kata), logis-matematis (angka), visual -spasial (gambar), kinestetik-jasmani (tubuh), musical (musik), interpersonal (orang), intrapersonal (diri), dan

naturalis (alam) (Femi, Olovia,

2009:37). Dalam teorinya beliau menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan tersebut, namun ada beberapa kecerdasan yang menonjol pada setiap individu.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAI dengan pendekatan MI yaitu melakukan pembelajaran PAI yang menekankan pada aspek kecerdasan siswa. Kecerdasan dijadikan pangkal dan titik tekan yang mendapat perhatian utama dalam menyelenggarakan pembelajaran. Dalam melakukan proses pembelajaran PAI kecerdasan yang lebih menonjol dari peserta didik dijadikan acuan utama dalam pembelajaran. Sehingga siswa dapat lebih aktif mengembangkan potensi dirinya dalam pembelajaran. E. ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan dalam BAB III, ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yakni mengenai proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan pendekatan

multiple intelligence (MI) di SDIT Ulul Albab Pekalongan. Untuk menganalisis data tersebut, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yakni penggolongan, penyaringan, kemudian penyimpulan dari data-data yang diterima. Multiple intelligence (MI) dimulai diterapkan pada tanggal 8 Mei Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditandai dengan menggunakan multiple intelligence research (MIR) di SDIT. 1. Analisis terhadap Tujuan

Pembelajaran PAI

(9)

cita-5 cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi kesejahteraan umat manusia didunia dan akhirat. 2. Analisis terhadap Pendidik PAI

Tenaga pendidik di SDIT Ulul Albab Pekalongan pada bab III halaman 55-56 dijelaskan bahwa tenaga kependidikan sebanyak 60 orang. Guru yang telah memiliki kualifikasi SI mengajar mata pelajaran di kelas, sedangkan guru yang belum memenuhi kualifikasi tersebut mengajar kegiatan ekstrakulikuler siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kependidikan di SDIT Ulul Albab Pekalongan telah memenuhi standar kompetensi yang diperlukan.

3. Analisis terhadap Peserta Didik PAI

Peserta didik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran PAI karena peserta didik merupakan objek pendidikan. Dimana tanpa adanya peserta didik proses belajar mengajar tidak akan terlaksana.

Peserta didik di SDIT Ulul Albab Pekalongan berdasarkan data pada bab III halaman 57 dapat diketahui seluruh jumlah siswa terdiri dari 291 siswi dan 238 siwa dengan jumlah total 529 siswa dari

kelas 1 sampai kelas 6. Dari setiap kelas terdiri dari 2 sampai 3 ruangan. SDIT Ulul Albab Pekalongan menerima siswa barunya ketika siswa telah berumur 6-7 tahun. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah, dimana peserta didik yang telah berusia 7 tahun bisa mengikuti penyelenggaraan pendidikan setingkat SD.

4. Analisis terhadap Materi Pelajaran PAI

Materi pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Materi pelajaran PAI di SDIT Ulul Albab Pekalongan pada bab III 60 disebutkan bahwa materi pembelajaran PAI terdiri dari Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al- Qur’an Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

(10)

6 Ketiga, observasi tanggal 13 November 2012 di kelas Va, materi yang dipelajari yaitu tentang doa al-ma’tsurat. Materi doa al-ma’tsurat di SDIT Ulul Albab Pekalongan di masukkan kedalam bidang studi hadist sebagai tambahan.

5. Analisis terhadap Strategi Pembelajaran PAI

Dalam proses pembelajaran harus ada strategi atau model, karena sangat menetukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Pada bab III halaman 64 disebutkan bahwa model pembelajaran PAI yang digunakan di SDIT Ulul Albab Pekalongan bervariasi diantaranya: metode ceramah, konsep map, diskusi dan lain-lain. Dalam memilih strategi pembelajaran guru harus memperhatikan aspek kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Hal ini sesuai dengan teori pada bab II halaman 33 bahwa strategi pembelajaran sebagai suatu seni harus menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi peserta didiknya.

Pada bab III halaman 65-70 dijelaskan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran PAI di

SDIT Ulul Albab Pekalongan meliputi:

Pelaksanaan pembelajaran PAI kelas VI, Vdan VI, terdiri dari kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari atau materi yang akan dipelajari. Pada bab II hal 36 dijelaskan bahwa pre-teach merupakan aktifitas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum masuk pada inti pembelajaran.

Setelah melakukan review materi yang dipelajari, guru melakukan apersepsi dengan berbagai kegiatan seperti meneriakan yel-yel kelas, senam otak kanan dan lain-lain. Hal ini sesuai teori pada bab II halaman 35 di ungkapkan bahwa kegiatan ini disebut juga dengan zona alfa. Ada empat kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa untuk masuk ke zona alfa yaitu ice breaking, fun story, dan brain gym.

(11)

7 menggunakan metode ceramah, action research dan lain-lain. Metode ceramah yang digunakan belum sesuai dengan teori pada bab II. Sedangkan metode action research telah sesuai, karena guru menggunakan waktu 30% dan kemudian guru menyerahkan 70% waktu pembelajaran kepada siswa. Siswa menggunakan waktunya untuk mencari tugas yang diberikan oleh guru diperpustakaan. Dengan demikian siswa menggunakan modalitas

kinestetik dan visual dalam

mengakses informasi.

Kegiatan yang ke tiga yaitu kegiatan akhir pembelajaran. Pada kegiatan ini guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan dan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah masing-masing. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.

Strategi pembelajaran yang digunakan di SDIT Ulul Albab Pekalongan menggunakan strategi yang bervariasi. Pemilihan strategi pembelajaran yang dilakukan belum ditemukan kesesuaian antara metode pembelajaran dengan kecerdasan yang dimiliki siswa. Tahapan-tahapan proses

pelaksanaan pembelajaran PAI pada bab II hal 35-36 dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan pendekatan MI meliputi kegiatan awal zona alfa, pree teach, scene

setting, kegiatan kedua yaitu

penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran dan kegiatan ketiga yaitu kegiatan akhir pembelajaran yang meliputi pre teach, pemberian tugas serta salam. Dalam kegiatan awal pembelajaran PAI di SDIT Ulul Albab Pekalongan belum ditemukan scene setting. Modalitas pembelajaran juga kurang diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan PBM. Pada bab II halaman 35 dijelaskan bahwa modalitas belajar yang tertinggi yaitu dengan modalitas kinestetik dan visual dengan akses informasi melihat, mengucapkan dan melakukan serta melibatkan emosi siswa.

6. Analisis terhadap Evaluasi Pembelajaran PAI

Penilaian yang dilakukan guru PAI di SDIT Ulul Albab Pekalongan mencakup tiga aspek, yaitu aspek psikomotorik, aspek

(12)

8 Penilaian psikomotorik melalui sholat berjamaah misalnya, afektif yaitu dengan melihat bagaimana anak menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Ketika dikelas kita bisa melihat bagaimana perilaku siswa ketika telah mendapatkan materi. Sedangkan pada aspek kognitifnya guru melakukan evaluasi dengan cara menggunakan tes, baik pre test maupun post test serta dengan memberikan ulangan harian, pekerjaan rumah, kerja kelompok dan lain-lain. Hal ini telah sesuai dengan penilaian konsep Ability Test, yaitu test kemampuan. Konsep test kemampuan adalah tes yang mengandung konten dan intruksi yang mencerminkan kemampuan siswa dalam ranah yang lebih luas.

F. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

SDIT Ulul Albab Pekalongan telah menerapkan pendekatan multiple intelligence (MI), mulai diterapkan pada tanggal 8 Mei tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini ditandai dengan menggunakan

Multiple Intelligence Research

(MIR)

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a) Tujuan pembelajaran PAI yaitu implementasi dari ajaran Islam itu sendiri dalam kehidupan anak didik, sehingga peserta didik menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

1. Pendidik/ Guru PAI

Tenaga pendidik/guru secara keseluruhan masih ada yang belum memenuhi kualifikaasi pendidikan strata SI. Ini berarti guru belum mempunyai kompetensi dasar untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Peserta didik terdiri dari kelas 1-6 telah memenuhi usia ideal bagi peserta didik. Usia ideal peserta didi yaitu 7-12 tahun. Kondisi usia ideal yaitu dimana peserta didik telah matang secara mental dan intelektual.

3. Materi pelajaran PAI meliputi bidang studi qur’an hadist, akidah akhlak, fiqh serta sejarah kebudayaan islam (SKI). Untuk materi SKI baru diberikan di kelas 4. Strategi PAI dengan menggunakan

(13)

9 bervariasi, diantaranya: metode ceramah, pemberian tugas, diskusi, dan action research. Dalam pemilihan strategi pembelajaran aspek kecerdasan siswa kurang begitu diperhatikan. Pelaksaan pembelajaran PAI kurang tepat hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaannya terdapat kekeliruan dalam menggunakan tahapan pembelajaran.

5. Evaluasi Proses Pelaksaaan Pembelajaran PAI

a) Dalam proses evaluasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam menggunakan konsep penilaian autentik. Konsep penilaian autentik terdiri dari konsep ipsative dengan menggunakan dua cara yaitu sebelum pembelajaran dimulai, serta yang kedua yaitu diakhir pembelajaran. Sedangkan konsep kedua dengan menggunakan konsep penilaian ability test atau test kemampuan meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. b) Teknik penilaian terdiri dari

test dan teknik non tes.

c) Bentuk-bentuk penilaian menggunakan tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

2. Saran

Pada bagian ini, penulis mengemukakan beberapa saran ataupun masukan berdasarkan temuan mengenai proses pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan pendekatan MI di SDIT Ulul Albab Pekalongan, antara lain:

1. Untuk Kepala Sekolah dan Pengurus Sekolah

a. Kepada kepala sekolah untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan pemahaman tentang apa itu multiple

intellince (MI), kepada

guru-guru dan stakeholder lainnya.

b. Kepada kepala sekolah untuk lebih sering memberikan pelatihan MI kepada semua guru-guru terutama guru PAI.

(14)

10 penyedian LCD, tape recorder dan lain-lain. 2. Untuk Guru Pendidikan Agama

Islam

a. Guru pendidikan agama Islam perlu memikirkan lagi, bagaimana strategi atau model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan di sampaikan, kepada peserta didik.

b. Pemilihan setrategi pembelajaran hendaknya memperhatikan hubungan materi dengan tujuan pembelajaran, materi, kemampuan guru, kondisi siswa, fasilitas yang tersedia, kondisi belajar mengajar, tempat belajar serta kecerdasan siswa,

c. Guru Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan pendekatan MI dalam proses pembelajaran sebaiknya menggunakan scene setting. Karena pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Ulul Albab Pekalongan belum menggunakan scene setting sesuai teori yang ada pada bab II.

d. Guru Pendidikan Agama Islam perlu menyusun

setrategi pembelajaran yang lebih kreatif lagi. Sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran di kelas.

3. Penutup

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT, dengan rahmatnya pula penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari program studi yang penulis tempuh.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ini sangat diharapkan.

Akhirnya, penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyusunan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi jika dikaji masyarakat yang menggunakan fasilitas parkir tepi jalan tidak segan untuk membayar retribusi tersebut asalkan petugas parkir tersebut menjalankan

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat membantu memudahkan masyarakat yang mencari kegiatan pembelajaran untuk dapat menemukan kegiatannya secara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan terhadap status lajang pada perempuan dewasa awal ditinjau dari harga diri. Jenis metode yang

pertumbuhan panjang yang terendah terjadi pada substrat keramik dengan rata-rata laju pertumbuhan panjang selama 3 bulan sebesar 0,099 cm/minggu (Gambar 7) dan laju

Pada perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode NBC yang berbasis pada metode TAM mendapatkan hasil bahwa perancangan sistem Collaborative Video

的打字员,也就是电脑录入人员。录入人员是一种职业,再复杂的字形输入

Pengaplikasian strategi pengajaran seperti latih tubi dan tutorial serta prinsip pembelajaran konstruktivisme dalam perisian Pembelajaran Berbantukan Komputer (PBK)

Dalam kajirn-kajian itu, ba yak dibicarik n bagaiman&h ajann kebenaran hlam diterapkan dalsm praktil keseharian. Pada umumnya, umat Ish]a pada saat lru