• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

F Definisi Operasional .………..…….……. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A Pendekatan Kontekstual ……….…... 9

1 Pengertian Pendekatan Kontekstual ………… 9

2 Karakteristik Pendekatan Kontekstual ……… 13

3 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran Kontekstual ………... 15

4 Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran IPA di SD……… ………. 16

(2)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D Materi Perubahan Wujud Benda ……….. 22

1 Perubahan Wujud Benda Yang Dapat Kembali ke Bentuk Semula…………. ……… 24

2 Perubanan Wujud Benda Yang Tidak dapat Kembali Kebentuk Semula……….. ………… 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Penelitian ……… 26

B Model PTK Yang Dikembangkan ……….. 26

C Subjek Penelitian ………...……….. 29

D Prosedur Penelitian ……….. 29

E Instrumen Penelitian………. 33

F Pengolahan dan Analisis Data ………. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Deskripsi Awal Penelitian ……… 36

B Deskripsi Hasil Penelitian ……… 36

C Pembahasan Hasil Penelitian ………... 67

D Pembahasan Keseluruhan Siklus ………. 72

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A Simpulan ……….. 76

B Rekomendasi ………….……….. 77 DAFTAR PUSTAKA

(3)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilannya. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian suatu individu yang lebih baik. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik.

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang sudah ada selaras dengan perkembangan jaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalami perkembangan.

Tujuan pembelajaran dari setiap satuan pendidikan adalah untuk menghasilkan siswa yang memiliki kualitas dan kompetensi akadamik dan non akademik. Kombinasi dari kemampuan akademik dan non akademik akan terlihat melalui pemaham konsep teoritis siswa yang kemudian dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata.

(4)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dimanapun yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Pembelajaran IPA pada perkembangan dunia modern saat ini tidak hanya terpaku pada kegiatan menulis saja dan mendengarkan ceramah dari guru. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para peserta didik untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan.

Salah satu dasar dari pembelajaran IPA yaitu melakukan percobaan sains. Belajar IPA pada dasarnya merupakan belajar konsep, sedangkan konsep-konsep dasar IPA merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Pembelajaran IPA harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum ke hal-hal yang lebih khusus. Selain itu pembelajaran IPA harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep. Suatu konsep harus diajarkan lebih dulu jika konsep itu akan diperlukan pada pembelajaran konsep berikutnya.

(5)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan alam, 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Kegiatan pembelajaran IPA SD lebih diarahkan pada belajar (learning) daripada mengajar (teaching). Keadaan ini menempatkan keadaan seorang guru sebagai fasilitator maupun pembimbing bagi peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan peserta didik lebih aktif apalagi jika proses pembelajarannya sampai terjadi menyenangkan bagi peserta didik. Semua peserta didik diajak terlibat aktif dalam pembelajaran. Aktif dalam arti peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran misal dengan melakukan pengamatan terhadap objek, melakukan percobaan, maupun eksplorasi, tetapi tidak mengabaikan daripada tujuan hasil pembelajaran.

(6)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada kegiatan observasi pra penelitian, berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SDN Padasuka Kabupaten Cianjur masih belum mencapai ketuntasan minimal belajar yaitu 70. Pada tahun pelajaran 2012/2013, dari 30 orang siswa baru 43% siswa yang mencapai ketuntasan minimal belajar. Ternyata ditemukan ada beberapa masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya:

1. Pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat konvensional.

2. Guru masih memperlakukan siswa sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran, guru menempatkan dirinya sebagai sumber utama proses pembelajaran.

3. Keterbatasan sarana dan prasarana, seperti ketersediaan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi abstrak masih sangat kurang.

4. Keterbatasan waktu pembelajaran dan waktu yang tersedia menyebabkan penyampaian materi pembelajaran hanya terbatas berupa teori saja, tanpa dikaitkan dengan pengetahuan lain yang relevan.

Dengan demikian, siswa lebih banyak memperoleh konsep abstrak dibandingkan dengan pemahaman siswa terhadap IPA secara realistic. Implikasi dari keadaan tersebut, siswa mengeluh ketika pembelajaran IPA dilakukan, seperti: malas belajar, membosankan (jenuh), kurag bergairah, tidak menarik.

(7)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Banyak pendekatan pembelajaran yang ditawarkan oleh para ahli dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep. Salah satu pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan Kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya.

Belajar dengan menggunakan pendekatan Kontekstual, siswa bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi siswa dapat belajar secara langsung melalui proses pengalamannya. Melalui proses pengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek apektif dan juga psikomotor.

Oleh karena itu, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis akan menggunakan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran IPA di SDN Padasuka Kabupaten Cianjur untuk melihat sejauh mana pendekatan tersebut dapat digunakan. Untuk itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Tentang Perubahan Wujud Benda Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual pada siswa kelas IV SDN Padasuka Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian yang diajukan, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Bagaimana guru menyusun perencanaan pembelajaran IPA menggunakan Penerapan pendekatan kontekstual?

(8)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian yang diharapkan oleh penulis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana guru menyusun perencanaan pembelajaran IPA menggunakan Penerapan pendekatan kontekstual

2. Untuk mengetahui bagaimana guru melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan Penerapan pendekatan kontekstual

3. Untuk mengetahui sejauh mana Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan memiliki manfaat positif bagi guru, peserta didik, dan pihak-pihak yang terkait. Manfaat yang dapat diambil diantaranya:

1. Manfaat siswa

a. Diharapkan adanya peningkatan kegiatan belajar siswa

b. Diharapkan siswa mampu meningkatkan aktivitas belajar belajarnya

c. Diharapkan melalui keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat memaknai hasil belajar siswa

d. Diharapkan dapat meningkatkan nilai siswa sebagai indikasi ketercapaian tujuan pembelajaran

2. Manfaat guru

(9)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi literatur bagi guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas

c. Diharapkan guru termotivasi untuk membuat penelitian tindakan kelas 3. Manfaat peneliti

a. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya

b. Sebagai bahan perbandingan dalam menggunakan media pembelajaran c. Sebagai salah satu syarat dalam perkuliahan

E. Hipotesis Tindakan

Jika pembelajaran IPA dilaksanakan melalui penerapan pendekatan kontekstual dilaksanakan dengan tepat maka hasil belajar siswa akan meningkat secara optimal

F. Definisi Operasional

1. Pembelajaran IPA di SD

Dalam kurikulum 2006 (KTSP) disebutkan bahwa pendidikan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan ilmu-ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, dan prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Ilmu pengetahuan alam merujuk pada rumpun ilmu yang obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.

(10)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan satu model pembelajaran yang pada implemtasinya membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya pada situasi dunia nyata siswa dan mendorong mereka untuk memuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan aplikasinya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai siswa dalam usaha belajarnya. Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar.

(11)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dimana seluruh kegiatan penelitian dikhususkan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Selama kegiatan penelitian berlangsung, guru terlibat secara langsung selama proses kegiatan belajar mengajar siswa serta melakukan observasi kejadian di dalam kelas. Setiap pengamatan, dimaksudkan untuk menganalisa sejauh mana proses belajar mengajar telah sesuai berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran, melalui sistematika persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi sehingga akan menghasilkan suatu umpan balik dari proses pembelajaran tersebut secara sistematis dan akurat.

B.Model PTK yang dikembangkan

(12)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PTK merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari empat komponen yaitu :

1) Perencanaan yaitu rencana tindakan apa yang akan dilaksanaka untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah prilaku dan sikap sebagai solusi.

2) Pelaksanaan yaitu apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan

3) Observasi yaitu mengamati atas hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan terhadap siswa

4) Refleksi yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari 5) Tindakan

(13)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Siklues Pembelajaran Model Kemmis & Mc. Taggart

C.Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN SDN Padasuka Kabupaten Cianjur, tahun pelajaran 2013/2014 yang siswanya berjumlah 30 orang, terdiri dari siswa laki-laki 16 orang dan perempuan 14 orang.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian kelas ini direncanakan dari dua siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal siswa dalam menyelesaikan soal IPA dengan benar sebagai bahan tindakan berikutnya. Prosedur tindakan pertama, sebelum peneliti melakukan tindakan pertama, langkah awalnya adalah membuat rencana kegiatan pembelajaran. Kedua, setelah rencana disusun secara matang barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya melalui lembar observasi. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

(14)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan menerapkan tujuh komponen pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai berikut: (a) konstruktivisme (constructivism), (b) menemukan (inquiry), (c) bertanya (questioning), (d) masyarakat belajar (learning community), (e) pemodelan (modelling), (f) refleksi (reflection), (g) penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).

2) Menetapkan dan merancang media pembelajaran untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran IPA kelas IV tentang materi tumbuhan dan bagiannya.

3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbentuk kegiatan unjuk kerja siswa yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan prinsip pemberian pengalaman langsung dan mengaktifkan interaksi sosial melalui metode diskusi kelompok dalam membahas hasil kegiatan.

4) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa masing-masing lima butir soal essay.

5) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar observasi siswa dan guru dalam pembelajaran.

(15)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan media yang telah disiapkan.

2) Melakukan tes evaluasi akhir siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus I.

3) Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh observer pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 4) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi. c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar observasi siswa dan guru yang telah disiapkan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, kekuatan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

(16)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.

4) Menyiapkan media dan sumber pembelajaran. 5) Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS. 6) Menyiapkan instrumen tes siklus II.

7) Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi pada mata pelajaran IPA di kelas IV tentang tumbuhan dan bagiannya melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual, sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui kegiatan yang dirancang oleh guru.

2) Melakukan tes evaluasi akhir siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus II.

3) Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

4) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

(17)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar observasi.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, pemahaman siswa IV SDN Nanggeleng I Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi pada mata pelajaran IPA tentang tumbuhan dan bagiannya melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual ini dapat meningkat.

e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, rencana pelaksanaan pembelajaran, alat evaluasi. Uraian yang berkaitan dengan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

(18)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan untuk mengamati subjek penelitian dan dicatat dalam lembar-lembar observasi dari hasil pengamatan terhadap subjek penelitian.

Lembar observasi digunakan sebagai panduan dalam mengamati dan memperoleh data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Alat Evaluasi

Alat evaluasi merupakan soal-soal yang disusun untuk disebarkan kepada siswa yang berfungsi untuk memperoleh nilai hasil belajar siswa setelah materi belajar disampaikan kepada siswa.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan hasil test

Dalam pemgolahan hasil tes, data yang diperoleh pada setiap tindakan dianalisis sebagai berikut :

a. Kategorisasi data

Data yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :

1) Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan hasil belajar siswa yang diukur melalui tes formatif

2) Data kualitatif adalah data yang berkenaan dengan aktivitas keseharian siswa yang meliputi sikap, minat, dan motivasi siswa ketika pembelajaran berlangsung seperti hasil observasi

Data-data yang diperoleh dihitung dengan teknik kuantitatif dan kualitatif

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(19)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pencapaian 

100 %

Nilai tes merupakan hasil belajar kognitif siswa, yang merupakan perbandingan

antara hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa sesudah

tindakan.

b) Data hasil observasi dihitung dengan menggunakan rumus:

% Pencapaian 

100 %

um skormaksim

peroleh skoryangdi

Nilai yang diperoleh dari hasil observasi merupakan hasil belajar psikomotorik dan

afektif.

c) Menghitung keberhasilan kelas (ketuntasan belajar secara klasikal), yaitu

persentase siswa yang tuntas belajar sesuai dengan indikator keberhasilan,

dihitung dengan rumus:

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi, format prilaku positif siswa selama pembelajaran. Data yang diperoleh pada setiap tindakan penelitian, dianalisis dengan menggunakan prinsip triangulasi. Semua data yang diperoleh harus dicocokkan dengan hasil dari semua instrumen yang digunakan. Menurut Denzin (dalam permana,2001) prinsip triangulasi adalah sebagai berikut :

1. Data penelitian berasal dari sumber

(20)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 2.1

Kriteria Nilai Rata-Rata siswa dan Persentase KKM

No Nilai Persentase Kategori

1 90-100 90%-100% Baik Sekali

2 70-89 70%-80% Baik

3 50-69 50%-60% Cukup

4 30-49 30%-40% Kurang

(21)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini penulis akan membahas keseluruhan mengenai kesimpulan dan

saran dari penelitian, yaitu dengan judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi “Perubahan Wujud

Benda”.

A. Simpulan

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan ketujuh komponen pendekatan kontekstual yang meliputi: konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(22)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan menerapkan pembentukan kelompok selama proses pembelajaran untuk berdiskusi; e) pemodelan (modelling) dilakukan dengan membimbing dan memfasilitasi siswa cara mengamati bagian-bagian dari batang tumbuhan; f) refleksi (reflection) dilakukan dengan membimbing siswa siswa untuk merenungkan kembali, bertanya, selanjutnya meminta saran dan masukan siswa berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk memperkuat pemahaman perubahan wujud benda; dan g) penilaian yang sebenarnya (authentic assesment) dilakukan dengan Melakukan penilaian secara menyeluruh kepada siswa dari segi proses belajar dan juga hasil belajar, yaitu untuk semua aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).

3. Hasil pembelajaran dengan penerapan pendekatan Kontekstual mampu meningkatan nilai siswa untuk mencapai KKM yaitu 70, pada siklus 1 rata-rata siswa mencapai 59,33 dengan ketuntasan belajar 43% dan pada Siklus 2 rata-rata siswa mencapai 77,33 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan kontekstual.

1. Guru-guru SDN Padasuka khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan kontekstual dapat melaksanakannya sesuai dengan komponen-komponen pada pendekatan kontekstual yang meliputi: konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).

(23)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

senang dan tertarik pada pembelajaran sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat cukup bagus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suyanto, (dalam Wanti Rohani, 2002, hlm. 2) ”Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan isi

materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata”. Pembelajaran ini memotivasi

siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dikelas dan menerapkannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, sebagai warga masyarakat, dan nantinya sebagai tenaga kerja. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk selalu menggunakan benda konkret atau media yang dekat dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

(24)

Ali Syahbana, 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Suharjono, dan Supardi (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, S.B dan Zain A (1995). Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar (2006), Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Haryanto. 2006. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Kasbolah, Kasihani E.S (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Direktorat Jendral Pendidikan.

Komalasari, Kokom.(2007). Pendekatan Kontekstual. Bandung: Rosdakarya. Roestiyah, N.K (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sagala, Syaiful (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar). Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algresindo.

Surahmad, Winarno (1981). Metodologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Surya, Muhammad (2004). Fsikologi Pembelajaran dan Pengajaran.Yayasan

Bakti Winaya.

Gambar

Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang

Sahabat MQ/ Polisi Malaysia menembak tiga orang yang diduga warga Indonesia/ dan sering merampok di negara bagian Perak/ Kedah/ Selangor/ dan Johor Bahru di Ipoh/ negara

Dalam merancang dan membuat Alat Penyiram Tanaman Otomatis Mengacu pada Suhu dan Kelembaban Tanah Dengan Menggunakan Sensor DHT22 penulis akan membahas dan

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak

Based on the analysis and evaluation, it is necessary to conduct the design plan to optimize and develop the water supply system in Purwokerto city. The development is being planned

Valid berarti instrumen tersebut dapatdigunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010: 348).Untuk menguji tingkat validitas instrument penelitian

Tujuan pembelajaran Geografi selaras dengan tujuan pembelajaran lingkungan hidup yaitu mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memahami dan menghargai hubungan