• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Kota Medan di Tempat Umum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perilaku

2.1.1 Definisi Perilaku

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia (Purwanto, 1998).

Notoatmodjo (2010) perilaku adalah merupakan keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal tersebut.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Purwanto (1998) faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu: 1. Keturunan

Teori Mendel menyatakan bahwa:

a. Tiap sikap makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan. b. Tiap pasangan merupakan penentu alternative bagi keturunannya c. Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan

memisah dan menerima pasangan faktor keturunan. 2. Lingkungan

Lingkungan adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu dalam berprilaku. Lingkungan dapat digolongkan:

(2)

7

b. Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat dilingkungan manusia yang turut memberi warna pada jiwa manusia yang berada disekitarnya.

c. Lingkungan geografis. Latar geografis turut mempengaruhi corak kehidupan manusia.

Pengaruh lingkungan pada individu meliputi dua sasaran yaitu lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial dan lingkungan membuat wajah budaya bagi individu.

2.1.3 Domain Perilaku

Notoadmodjo (2010) domain perilaku yaitu: 1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yakni:

a. Tahu (Know)

(3)

8

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lainnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (Synthesis)

(4)

9

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup.

Allport (1954 dalam Notoadmodjo, 2010) menjelaskan bahwa sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yakni:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

(5)

10

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka . Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku (tindakan).

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (Responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

(6)

11

3. Tindakan atau Praktik (Practice)

Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni:

a. Praktik Terpimpin (Guided Response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masi tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

b. Praktik Secara Mekanisme (Mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

c. Adopsi (Adaption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Umum

2.2.1 Definisi PHBS di Tempat-Tempat Umum

Penularan penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum.penyakit yang banyak

(7)

12

sampah sembarangan, membiarkan air tergenang, dan kebiasaan merokok ditempat umum (Proverawati dan Rahmawati, 2012 ).

PHBS ditempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tau, mau, dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012).

2.2.2 Sasaran PHBS di Tempat-Tempat Umum

a. Masyarakat pengunjung/pembeli b. Pedagang

c. Petugas kebersihan, keamanan pasar d. Konsumen

e. Pengelola (pramusaji) f. Jamaah

g. Pemelihara/pengelola tempat ibadah h. Remaja tempat ibadah

i. Penumpang

j. Awak angkutan umum k. Pengelola angkutan umum

2.2.3 Manfaat PHBS di Tempat-Tempat Umum

(8)

13

2. Bagi tempat umum yaitu lingkungan disekitar tempat-tempat umum menjadi lebih sehat, indah dan bersih, sehingga meningkatkan citra tempat umum dan dapat meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum.

2.2.4 Indikator PHBS di Tempat-Tempat Umum

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat-tempat Umum yaitu:

1. Menggunakan Air Bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Menurut perhitungan WHO, dinegara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter perhari. Sedangkan dinegara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter perhari.

Pada prinsip nya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumebr-sumber air yaitu air hujan, air sungai dan danau, mata air, air sumur atau air sumur pompa, air ledeng dan air dalam kemasan. Adapun persyaratan air yang sehat yaitu:

a. Syarat fisik. Syarat fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, dan suhu dibawah suhu udara.

(9)

14

c. Syarat kimia. Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dan jumlah yang tertentu pula.

2. Menggunakan Jamban

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air yang membersihkannya.

Syarat jamban yang sehat adalah

a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter).

b. Tidak berbau

c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus d. Tidak mencemari tanah sekitarnya

e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung g. Penerangan dan pentilasi yang cukup h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih 3. Membuang sampah pada tempat nya

(10)

15

sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik dan an organik.

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan yaitu:

a. Dampak terhadap kesehatan. Pembuangan sampah yang tidak terkontrol merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organism yang dapat menimbulkan penyakit.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar

c. Dampak terhadap lingkungan. Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam sungai akan mencemari air hal ini mengakibatkan berubah nya ekosisitem perairan biologis.

d. Dampak terhadap sosial ekonomi. Pengelolaan sampah yang tidak baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.

4. Tidak merokok ditempat umum

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma satu batang dalam sehari. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan yang tertutup dengan orang yang sedang merokok.

(11)

16

struk dan serangan jantung, kemandulan dan impotensi, kanker rahim dan keguguran.

Komponen racun dalam rokok. a. Zat kimia

Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidro sianat, nitrogen oksida, dan formal dehid.

b. Nikotin

Kadar nikotin didalam rokok terdapat 4-6 miligram. Nikotin dapat mengganggu saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Nikotin juga menyebabkan ketagihan merokok dan mengaktifkan trombosit

c. Timah hitam

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5ug. Ambang batas bahaya timah hitam yang masuk kedalam tubuh adalah 20ug perhari.

d. Gas karbon monoksida

Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1%, sementara dalam darah perokok mencapai 4-15%. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan kapsitas latihan fisik sehingga mempermudah gumpalan darah.

(12)

17

e. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Kadar tar dalam rokok berkisar 24-25mg.

5. Tidak meludah sembarangan 6. Memberantas jentik nyamuk

Pemberantasan jentik nyamuk dimaksudkan untuk membebaskan tempat-tempat dari jentik yang dapat mengganggu kesehatan. Jentik dapat menimbulkan penyakit seperti demam berdarah. Cara membasmijentik nyamuk demam berdarah yaitu minimal satu minggu sekali menguras bak mandi, tempat air hendaknya ditutup rapat, kaleng bekas dan benda lain yang dapat menampung air hujan hendaknya dikubur, memeriksa secara teratur tempat air dan untuk membunuh larva dapat juga digunakan bubuk abate.

2.3 Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan

2.3.1 Definisi

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama kontjaraningrat (1990 dalam Effendy, 1998).

(13)

18

anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya Soerdjono (1982, dalam Effendy, 1998).

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerjadan kebudayaan bersama Mac laver (1957, dalam Effendy, 1998).

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu Linton (1936,dalam Effendy, 1998).

2.3.2 Ciri-Ciri Masyarakat

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat. b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu. c. Saling tergantung satu dengan lainnya.

d. Memiliki adat istiadat tertentu/kebudayaan. e. Memiliki identitas bersama

1. Interaksi

(14)

19

2. Wilayah Tertentu

Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW, desa kelurahan, kecamatan, kabupaten, profinsi, dan bahkan Negara.

3. Saling Ketergantungan

Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar berhasil dalam kehidupannya.

4. Adat Istiadat dan Kebudayaan

Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah itu dalam perkawina, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan dan sebagainya.

5. Identitas

(15)

20

perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan sebagainya (Effendy, 1998).

2.3.3 Tipe-Tipe Masyarakat

Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Dilihat dari Sudut perkembangannya

1. Cresive Institution

Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang secara tidak di sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya yang menyangkut hak milik, perkawinan, agama dan sebagainya.

2. Enacted Institution

(16)

21

b. Dari Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat

1. Basic institution

Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat oenting untuk memelihara dan mempertahankan tat tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.

2. Subsidiary institution

Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya (Effendy, 1998).

2.3.4 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia di bagi dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Masyarakat Desa

a. Hubungsan keluarga dan masyarakat sangat kuat

b. Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial

c. Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib d. Tingkat buta hurup relative tinggi

(17)

22

f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan keterampilan diwariskan oleh orangtua langsung kepada keturunannya g. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Dan uang berperan sangat terbatas

h. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat 2. Masyarakat Madya

a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai mengendor

b. Adat istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar

c. Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal

d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah

e. Tingkat buta hurup sudah mulai menurun

f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis

g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mangarah kepada produksi pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi

Referensi

Dokumen terkait

Kemungkinan bahwa tidak ada perbedaan dari derajat komponen-komponen cinta yang dimiliki wanita dengan usia pernikahan lima tahun ke bawah dan wanita denga usia

The Supreme Court’s acknowledgement in Frye and Lafler that plea bargaining is the primary way that the criminal justice system functions leaves room for additional

(2015) surat tugas844_narasumber pada kegiatan Pelatihan Life Management Training untuk Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa Kota Samarinda_veny hidayat. (2016) Surat Tugas 413

sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perubahan kondisi keuangan perusahaan dan perubahan harga saham pada perusahaan publik.. yang delisting di

a) Bank tidak menerapkan penggunaan formulir bernomor urut tercetak. Namun, setiap terjadi perjanjian kredit, bagian administrasi menuliskan nomor perjanjian kredit. b) Bank

Bentuk tindakan preventif yang dilakukan orang tua dalam melindungi anak dilakukan dengan cara mengarahkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan anak usia dini dan

yang dilakukan peneliti, yaitu sama – sama meneliti tentang berpikir kritis siswa. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada ditinjau berdasarkan gaya berpikir