• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Lasarus Eliasar Malafu

1107183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== =====

PENERAPAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DI

SEKOLAH DASAR

Oleh

Lasarus Eliasar Malafu

1107183

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Lasarus Eliasar Malafu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul: “Penerapan Metode Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

dalam Pembelajaran IPA di SD”

Oleh

Lasarus Eliasar Malafu 1107183

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP 19590508 198403 1 002

Pembimbing II

Sandi Budi Iriawan, M.Pd.

NIP 19791020 200812 1 002

Mengetahui,

Ketua Prodi PGSD

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA di sekolah dasar mengacu pada kerangka dasar dan struktur kurikulum yang telah diprogramkan, diatur dan digunakan dalam kurikulum yang berlaku. Pembelajaran IPA erat kaitannya dengan cara mempelajari atau mencari tahu tentang alam sekitar secara ilmiah dan sistematis. Hal ini menyebabkan IPA dalam mempelajarinya tidak hanya menekankan pada penguasaan akan fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, akan tetapi mencakup juga suatu penemuan. Pembelajaran IPA yang diharapkan adalah menciptakan manusia yang berkualitas sehingga manusia mampu berpikir rasional, kritis, kreatif, logis, inovatif dan berinisiatif dalam menanggapi permasalahan yang dihadapinya dalam masyarakat. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar harus perlu memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan dengan apa yang sedang dipelajari. Proses pembelajaran IPA harus dirancang secara bertingkat yakni dari tingkat yang paling sederhana atau paling dasar sampai dengan tingkat yang lebih tinggi (mulai dari yang sederhana dan konkrit kemudian secara bertahap dikenalkan konsep yang lebih abstrak).

Metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena metode mengenyam strategi dalam mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Sebaik apapun bahan aja yang disusun, tanpa metode pembelajaran yang tepat, niscaya tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal. Dengan adanya metode yang sesuai dengan kajian yang sedang dipelajari, maka secara tidak langsung guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, sehingga kondisi pembelajaran yang tercipta aktif dan siswa tidak mengalami kejenuhan.

(5)

mengajar dengan baik, sementara siswanya tidak pernah belajar (Brodner dalam Jurnal Pedagogik Pendas, 2013:401).

(6)

signifikan dengan pemasalahan tersebut hasil belajar agar dapat mencapai atau melebihi KKM yang ditentukan oleh sekolah.

Salah satu bentuk pembelajaran yang mampu memperbaiki pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Inkuiri dirancang untuk membimbing siswa bagaimana meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta. Metode inkuri menekankan pada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam metode pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam suatu materi pelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing untuk belajar (Kardi dalam Soeman 2013).

Pembelajaran inkuiri merancang siswa untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa, berpikir ilmiah kreatif, kritis, logis, inovatif, dan sistematis serta menjadi terampil dalam memperoleh dan menganlisis informasi.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik utnuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA di SD ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan umum masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana penerapan metode ikuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV pada pelajaran IPA?”. Secara khusus dibuat tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN “X” tentang pokok bahasan pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan!

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN “X” tentang pokok bahasan pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan!

(7)

pokok bahasan pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan dapat ditingkatkan melalui penerapan metode pembelajaran inkuiri?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN “X” pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan. Secara khusus tujuan penelitian terdiri dari tiga pertanyaan berikut:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN “X” tentang pokok bahasan pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan!

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN “X” tentang pokok pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan!

3. Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa kelas IV SDN “X” dalam pembelajaran IPA melalui penerapan metode inkuiri tentang pokok bahasan pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan!

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu untuk kepentingan pengembangan teoretik, dan untuk kepentingan pihak-pihak yang berkenaan langsung dengan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini.

1. Manfaat Teoritis

(8)

2. Manfaat Praktis a. Peneliti

Diharapkan dapat membawa wawasan tentang metode inkuiri dalam pembelajaran di dalam kelas juga mendapatkan pengalaman melaksanakan penilitian tindakan kelas.

b. Siswan

1) Meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan pengaruh pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan.

2) Meningkatkan motivasi dan minat tentang konsep-konsep pada mata pelajaran IPA.

3) Menemukan pemahaman tentang konsep IPA yang sedang dipelajari. c. Guru

1) Sebagai alternatif bagi pembelajaran IPA khususnya tentang pokok bahasan pengaruh gaya terhadap benda melalui penerapan metode inkuiri.

2) Memberikan pengalaman ilmiah untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri.

3) Membantu untuk menyampaikan konsep IPA yang abstrak supaya lebih konkret dan mudah dipahami siswa.

4) Mengembangkan strategi yang bervariasi dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri.

d. Sekolah

1) Sebagai contoh dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah

(9)

BAB III

METODE DAN PROSESDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 58) “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

Kunandar (2010:51) menjelaskan Ada beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah:

(1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial and error; (2) menggarap maalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran; (3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar; (4) guru sebagai peneliti; (5) mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; (6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; (7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; (8) murah biayanya; (9) disain lentur atau fleksibel; (10) analisis data seketika dan tidak rumit; dan (11) manfaat jelas dan langsung.

Fokus penelitian tindakan kelas pada siswa atau proses pembelajaran di kelas. Tujuan PTK menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 61) adalah

“meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik”. Sedangkan menurut Kunanadar (2010:63) salah satu tujuan dari PTK adalah:

“Untuk memecahkan permasalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik

(10)

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Hermawan R. Dkk (2010:88) bahwa penelitian ini bertujuan untuk meperbaiki dan meningkatkan layanan guru dalam proses belajar.

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah upaya perbaikan dan peningkatan pada hasil pembelajaran di kelas.

B. Desain Penelitian

PTK ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri atas empat komponen yaitu perencanaan (Planing), pelaksanaan (Acting), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflekting). Berikut adalah gambaran skema PTK yang digunakan

Model Kemmis & Mc Taggart

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di kota Bandung pada tahun 2015. Letak sekolah yang sangat strategis dan memiliki akses yang mudah dan cepat.

Memiliki bangunan berlantai dua berdiri diatas tanah dengan luas 880 m2, luas bangunan 274,56 m2 dan luas ruang kelas 2x5x7 m2 serta didukung dengan ruang kepala sekolah, ruang guru dan tamu dan ruang perpustakaan.

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Refleksi

(11)

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN yang dimaksud dalam lokasi penelitian Tahun Akademik 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19 orang perempuan dengan tingkat kemampuan heterogen.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP yang mengacu pada metode pembelajaran inkuiri untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

RPP merupakan rangkaian dari langkah-langkah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. RPP adalah rencana operasional kegiatan pembelajaran setiap atau beberapa kompetensi dasar (KD) dalam setiap pertemuan di kelas. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu) Komptensi Dasar (KD) yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator, untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Hal ini dilakukan dengan maksud agar pembelajaran yang dilakukan berlangsung secara terarah dan terkontrol untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Rusydie (2012: 16) perencanaan dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah unsur yang sangat penting sekaligus merupakan syarat pokok bagi seorang guru yang ingin memiliki kemampuan sebagai manajer pengajaran. Untuk mencapai sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien, maka dalam proses pembelajaran yang harus dikonsep dalam perencanaan oleh guru antara lain menentukan tujuan belajar yang ingin dicapai, sehingga muncul langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut, menetapkan urutan topik yang akan disampaikan kepada siswa, serta mengalokasikan waktu secara efektif dan efisien. b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(12)

menggunakan metode inkuiri selama kegiatan pembelajaran pada keberlangsungan setiap siklus pembelajaran.

2. Instrumen pengungkap data a. Non tes

Instrumen pengumpulan data non tes teridiri atas lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa yang akan diamati oleh observer serta format catatan lapangan aktivitas siswa. Lembar observasi dan catatan lapangan dalam penilitian ini digunakan untuk merekam atau mencatat data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar selama tindakan berlangsung. Dari hasil observasi dan catatan lapangan, diperoleh gambaran yang jelas menganai langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh observer, sedangkan catatan lapangan di lakukan oleh guru (peneliti) karena catatan lapangan bersifat pribadi. Tugas observer yaitu mengamati dan mencatat hal-hal (aktivitas) yang dilakukan oleh guru maupun siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Sementara itu catatan lapangan diperuntukan hanya untuk aktivitas siswa saja. Lembar observasi dan catatan lapangan dibuat oleh peneliti, lembar observasi tersebut diuraikan secara jelas komponen-komponen yang harus diamati seperti menyimak, bekerjasama, mengajukan pertanyaan dan lain sebagainya. Lembar observasi dan catatan lapangan digunakan sebagai perbaikan belajar mengajar pada siklus berikutnya bukan dijadikan sebagai data hasil belajar.

b. Tes

Tes diberikan secara tertulis disetiap akhir siklus/pembelajatan. Tes berguna untuk mengengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar. Tes dibuat sesuai dengan materi yang diajarakan pada siswa kelas IV berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2006.

E. Prosedur Penelitian

(13)

(Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh observer dan penjelasan tentang intisari dari instrumen lembar observasi yang harus diisi oleh observer.

2) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah.

3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri.

5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I. 7) Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa tentang perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri.

4) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

5) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi

c. Tahap Pengamatan

(14)

d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari penelitian tindakan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer telah dikaji, selanjutnya pada siklus II, peneliti melakukan tindakan berdasarkan kegiatan siklus I. Temuan pada tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan proses pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

2) Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.

3) Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. 4) Menyiapkan media, alat peraga dan sumber pembelajaran.

5) Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS. 6) Menyiapkan instrumen tes siklus II.

7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi.

2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus II.

3) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar siswa sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

(15)

c. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

1) Mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar observasi.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan penerapan metode pembelajaran inkuiri ini dapat meningkat.

F. Teknik Pengolahan

Untuk mengethaui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung, digunakan dua teknik yakni:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.

a. Pengolahan data hasil belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan metode inkuiri. Tes tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:

�̅ =∑ �

Keterangan : �̅: Nilai rata-rata kelas

(16)

b. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

� =∑ ≥ × %

Keterangan : ∑ ≥ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65

n : Banyak siswa 100% : Bilangan tetap

TB : Ketuntasan belajar 2. Data Kualitatif

Data kualitatif didapatkan dari lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar observasi terbuka. Sehingga observer harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan dua observer, dengan tujuan untuk mengurangi bias data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Salah satu masalah yang dihadapi pendidik dalam mata pelajaran IPA adalah karena kurangnya dukungan dari berbagai pihak (pemerintah, sekolah dan masyarakat) khususnya sekolah terutama sekolah dasar sehingga proses belajar mengajar IPA tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Guru tidak membangkitakan minat serta mendorong siswa untuk dapat berpikir secara kritis, inovatif, kratif serta ilmiah karena guru memfokuskan pembelajaran pada ketercapaian materi sesui dengan rumusan silabus tanpa memperhatikan sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Hal ini karena pembelajaran yang diciptakan bersifat satu arah yaitu guru yang selalu mentransfer ilmu kepada siswa.

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas pada SDN “X” Kecamatan Sukasari Kota Bandung dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA topik pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan dapat dikatan bahwa tujuan penelitian ini berhasil dengan baik sesuai dengan target penelitian yang telah rencanakan terlebih dahulu. Hal ini terbukti dari hasil temuan peneliti sebagai berikut:

1. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPA

Dalam penelitian ini terdapat hal-hal yang perlu disiapkan untuk menunjang tercapainya tindakan yaitu membuat perangkat pembelajaran yang berbasis inkuiri sesuai dengan tahapan inkuiri yaitu tapa ask, investigate, create, discuss, and reflect, menyususn dan menyiapkan LKS, menyususn dan menyiapkan lembar

evaluasi serta menyusun dan menyiapkan lembar observasi sesuai dengan tahapan-tahapan inkuiri.

(18)

pembelajaran inti dengan mengikuti tahapan pembelajaran metode inkuiri yaitu ask, investigate, create, discuss, and reflect. Pada saat pembelajaran berlangsung

peneliti di observasi oleh observer mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Kemudian pada akhir pembelajaran diberikan evaluasi atau tes. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Pada setiap akhir siklus dilakukan refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.

3. Hasil belajar tentang pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan secara bertahap. Hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 7,0 dari 33 siswa yang mengikuti siklus. Dan peolehan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 7,8 dari 32 siswa yang mengikuti siklus.. Sedangkan ketuntasan KKM meningkat sangat baik dari siklus I ke siklus II yaitu 64% pada siklus I dan 87,5% pada siklus II, sementara yang tidak mencapai KKM yaitu 43% pada siklus I dan 12,5% pada siklus II.

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan metode inkuiri.

1. Metode inkuiri merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang kiranya dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan bahwa dengan diterapkan metode inkuiri siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis, dan inovatif. Proses pembelajaran tidak membosankan karena siswa berkesempatan menyelidi sesuatu permasalahan sesuai topik pembelajaran yang dibahas.

2. LKS merupakan lembar kerja yang ilmiah oleh karena itu perlu disiapkan dengan baik dan petunjuk pelaksanaan yang jelas dan penggunaan kata-kata yang jelas pula serta mudah dipahami oles siswa sehingga siswa tidak bingung dalam menyelesaikan LKS.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Pada talas genotip 5 dan genotip 10 banyak terdapat persamaan nya antara lain dari bentuk helaian daun, bentuk ujung daun, garis tepi daun, warna daging umbi, warna tangkai

Masyarakat Perkotaan di Kota Depok, Jawa Barat. Pengabdian Masyarakat Perkotaan di Tangerang, Banten. Megandaru W,SIP,MSi APBN, Alokasi Anggaran LPM IPDN. APBN, Alokasi

Dari rumusan masalah tersebut menghasilkan 1 pemecahan masalah yaitu dengan adanya media RinfoFrom maka diharapkan sistem pemungutan suara (voting) yang dilakukan

Terdapat kasus rumah sakit yang memiliki jumlah pasien yang lebih banyak daripada perawat jaga sehingga dapat menyebabkan kelalaian dalam pengontrolan sehingga menyebabkan

Hasil analisis risiko menunjukan bahwa estimasi risiko penularan virus AI terkait pemasukan pupuk organik asal unggas dari Provinsi Jawa Timur ke Kabupaten

Lain halnya pada pengendara laki-laki, keberadaan keselamatan berkendara tidak terlepas dari keberadaan kecenderungan pelanggaran terhadap aturan, kesukaan akan sensasi dan

Dari hasil tersebut diperoleh informasi bahwa 11,7 % perubahan pada variabel motivasi berwirausaha (Y) dipengaruhi oleh variabel pembelajaran Bioteknologi Tanaman

Koperasi Tani Surya Sekawan adalah salah satu koperasi aktif diantara banyaknya koperasi yang tidak aktif di Provinsi Lampung, maka tujuan penelitian ini adalah: