IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH
PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Oleh:
INDRA KUSUMA E.0451.0807808
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL
PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR
KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH
PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Oleh Indra Kusuma
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Indra Kusuma 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
LEMBAR PENGESAHAN
INDRA KUSUMA NIM. E. 0451. 0807808
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH
PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Prof. Dr. Mukhidin, M.Pd NIP. 19531110 198002 1 001
Pembimbing II,
Dr. Tuti Suartini, M.Pd NIP. 19631121 198603 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro,
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
ABSTRAK
Implementasi Penggunaan Media Video Dalam Model Pembelajaran Inquiry Pada Pemahaman Prosedur Keselamatan Kerja Pembuatan Box Pada Mata Kuliah
Praktek Bengkel dan Keselamatan Kerja
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil implementasi penggunaan video pada model pembelajaran inquiry pada pemahaman konsep keselamatan kerja dan bengkel ditinjau dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penelitian ini dilaksanakan di DPTE FPTK Universitas Pendidikan Indonesia menggunakan quasi experimental design dengan tes objektif dan kuisioner sebagai instrumen penelitiannya. Terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen, setiap kelas diberikan pretest dan posttest. Kelas eksperimen diberikan video tutorial sebagai media pembelajaran setelah pretest diberikan, kemudian posttest untuk mengukur peningkatan domain kognitif. Ranah afektif dan psikomotorik diukur saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian menunjukan video tutorial sebagai media pembelajaran pada model pembelajaran inquiry pada keselamatan kerja dan bengkel dapat meningkatkan pemahaman siswa ditinjau dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
ABSTRACT
The Implementation of Video Media in the Inquiry Learning Model on Understanding Procedure Occupational Safety of Box Construction on the
Occupational Safety and Workshop Lesson
This research aims to know the result of implementation video tutorial on inquiry learning model when understanding Procedure Occupational Safety and Workshop reviewed from cognitive, affective, psychomotor domain, respectively. The study was conducted at DPTE FPTK of University Indonesia of Education using quasi experimental design. There are experiment and control classes, each of this class received pretest and posttest. Experiment class received video tutorial as learning media after pretest was given, then posttest to measure increasing of cognitive domain. Affective and psychomotor domain was measuring during learning processed. The result was showing video tutorial as learning medium in inquiry learning model on Occupational Safety and Workshop lesson was improving student perceptions reviewed from cognitive, affective, psychomotor domain, respectively.
iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 6
1. Pengertian Model Belajar Inquiry ... 19
3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Inquiry ... 20
4. Keunggulan Model Pembelajaran Inquiry ... 21
D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 21
1. Definisi Keselamatan Kerja ... 21
2. Definisi Kesehatan Kerja ... 22
3. Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 23
4. Kikir ... 24
5. Bor ... 24
6. Ragum ... 25
E. Asumsi Penelitian ... 26
F. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelelitian ... 28
B. Metode dan Desain Peneltian ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ... 48
B. Hasil Uji Coba Instrumen Alat Bantu ... 49
C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 50
vi
Indra Kusuma, 2015
2. Hasil Uji Reabilitas ... 53
3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 53
4. Hasil Uji Daya Pembeda ... 54
D. Analisis dan Pembahasan Data Penelitian ... 55
1. Hasil Pengukuran Ranah Kognitif ... 55
a. Data Pretest ... 55
b. Data Posttest ... 56
c. Data Gain ... 57
d. Hasil Uji Normalitas Data ... 57
e. Hasil Uji Homogenitas Data ... 62
2. Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 63
a. Data Ranah Afektif ... 63
b. Hasil Uji Homogenitas Ranah Afektif ... 63
3. Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor... 64
a. Data Ranah Psikomotor ... 64
b. Hasil Homogenitas Ranah Psikomotor ... 64
4. Hasil Uji Hipotesis ... 65
a. Hasil Hipotesis Ranah Kognitif ... 65
b. Hasil Uji Hipotesis Ranah Afektif ... 66
c. Hasil Uji Hipotesis Ranah Psikomotor ... 67
5. Hasil Pengukuran Angket Respon ... 67
E. Temuan Hasil Penelitian ... 68
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design ... 29
Tabel 3.2 Koefisien Korelasi Validitas ... 35
Tabel 3.3 Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 36
Tabel 3.4 Klarifikasi Indeks Tingkat Kesukaran ... 37
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 38
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Afektif ... 39
Tabel 3.7 Instrumen Penilaian Afektif ... 39
Tabel 3.8 Krtiteria Penilaian Psikomotor ... 40
Tabel 3.9 Instrumen Penilaian Psikomotor ... 40
Tabel 3.10 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi ... 43
Tabel 3.11 Tabel Distribusi Frekuensi ... 44
Tabel 3.12 Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data ... 45
Tabel 3.13 Analisis Kuantitatif pada Skala Sikap ... 47
Tabel 4.1 Hasil Expert Judgement ... 49
Tabel 4.2 Hasil Validitas Instrumen Uji Coba ... 51
Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 53
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal ... 54
Tabel 4.5 Deskripsi Data Pretest Berdasarkan Kelas ... 56
Tabel 4.6 Deskripsi Data Posttest berdasarkan Kelas ... 56
Tabel 4.7 Deskripsi Data Gain Berdasarkan Kelas ... 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data ... 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Gain ... 62
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Ranah Afektif ... 63
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotorik ... 64
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Ranah Psikomotor ... 65
Tabel 4.14 Hasil Uji-t Data Gain Ranah Kognitif ... 65
Tabel 4.15 Hasil Uji-t Data Ranah Afektif ... 66
viii
Indra Kusuma, 2015
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 17
Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 33
Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva Distribusi Data Yang Akan Diuji Normalitasnya ... 43
Gambar 4.1 Diagram Kriteria Validitas Instrumen ... 53
Gambar 4.2 Diagram Kategori Tingkat Kesukaran ... 54
Gambar 4.3 Diagram Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 55
Gambar 4.4 Kurva Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 58
Gambar 4.5 Kurva Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 59
Gambar 4.6 Kurva Normalitas Gain Kelas Kontrol ... 59
Gambar 4.7 Kurva Normalitas Afektif Kelas Kontrol ... 59
Gambar 4.8 Kurva Normalitas Psikomotor Kelas Kontrol ... 60
Gambar 4.9 Kurva Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 60
Gambar 4.10 Kurva Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 61
Gambar 4.11 Kurva Normalitas Gain Kelas Eksperimen ... 61
Gambar 4.12 Kurva Normalitas Afektif Kelas Eksperimen ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ... 76
Instrumen Uji Coba ... 79
Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba ... 86
Hasil Uji Validitas ... 87
Hasil Uji Reabilitas ... 89
Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 90
Hasil Uji Daya Pembeda ... 91
Kisi-kisi Instrumen Kognitif ... 92
Instrumen Pretest Posttest ... 95
Kunci Jawaban Instrumen Kognitif ... 101
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Ranah Psikomotor ... 102
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Ranah Afektif ... 104
Instrumen Observasi Afektif ... 105
Instrumen Observasi Psikomotor ... 106
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107
Joobsheet ... 119
Data Perhitumgan Hasil Belajar Keseluruhan Kelas Eksperimen (Pretest) 127
Data Perhitumgan Hasil Belajar Keseluruhan Kelas Eksperimen (Pretest) 128 Data Perhitumgan Hasil Belajar Keseluruhan Kelas Kontrol (Pretest) ... 129
Data Perhitumgan Hasil Belajar Keseluruhan Kelas Kontrol (Postest) ... 130
Nilai Afektif Kelas Eksperimen ... 131
Nilai Afektif Kelas Kontrol ... 132
Nilai Psikomotor Kelas Eksperimen ... 133
Nilai Psikomotor Kelas Kontrol ... 134
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 135
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 136
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 137
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 138
x
Indra Kusuma, 2015
Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas Kontrol ... 140
Uji Normalitas Nilai Psikomotor Kelas Eksperimen ... 141
Uji Normalitas Nilai Psikomotor Kelas Kontrol ... 142
Gain Hasil Belajar ... 143
Homogenitas Gain ... 146
Homogenitas Nilai Afektif ... 147
Homogenitas Nilai Psikomotor ... 148
Hasil Uji Hipotesis (Uji T) ... 149
Hipotesis Nilai Afektif ... 150
Hipotesis Nilai Psikomotor ... 151
Data Angket Respon Siswa ... 152
Data Expert Judgement ... 154
Tabel-r ... 155
Tabel-chi kuadrat ... 156
Tabel-F ... 157
Tabel-t ... 158
Angket Respon Siswa Terhadap Video ... 159
Lembar Evaluasi Media ... 160
Story Board ... 162
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Daryanto (2007, hlm.20) mengungkapkan bahwa “keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja, lingkungan kerja, lingkungan kerja, serta cara-cara melakukan pekerjaan.” Sekarang ini teknologi sudah lebih maju maka keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang penting, mengingat resiko bahanya dalam penerapan teknolgi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja dan juga masyarakat pada umumnya. Maka dari itu K3 adalah mata pelajaran yang cukup penting sebagai dasar Keteknikan.
Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap prosedur K3 membuat para peserta didik sering kali mengabaiakan keselamatan kerja yang diharuskan, terutama pada pembelajaran praktikum. Hal itu terlihat pada saat pembelajaran praktikum peserta didik masih kurang berhati-hati dalam menggunakan alat-alat praktikum, juga kurang berhati-hati dalam mlakukan praktik, semisalnya dalam pembuatan box.
Dalam pembuatan box ada beberapa alat-alat bengkel yang digunakan seperti penggunaan alat potong, alat bor, ala dan ragum. Menggunakan alat-alat tersebut diperlukan kehati-hatian agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja. Masih banyak peserta didik yang masih awam dalam menggunakan alat-alat kerja pembuatan box dikarenakan mereka ada yang baru pertama kali menggunakan alat-alat itu. Maka dari itu dalam penelitian ini dibuat sebuah video pembelajaran, dalam video tersebut berisi peragaan penggunaan alat-alat kerja agar peserta didik dapat melihat bagaimana menggunakan alat-alat kerja dalam pembuatan box.
2
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA Berdasarkan hal tersebut, maka media pembelajaran menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar secara optimal. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas.
Kurangnya media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar membuat kurangnya minat belajar peserta didik, hal tersebut berpengaruh pada peserta didik yang kurang memahami materi pelajaran secara maksimal. Khususnya pada mata kuliah K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Karena itu peneliti berharap dengan melakukan penelitian ini bisa meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pelajaran K3 materi pembuatan box untk diterapkan dalam pembelajaran praktikum. Sebab K3 adalah salah satu mata pelajaran yang dasar dan penting untuk keteknikan untuk keselamatan diri sendiri, orang lain, ataupun keselamatan alat-alat yang digunakan selama kerja.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
“IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL
PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR
KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas , maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi media video dalam pembelajaran model inquiry pada pemahaman prosedur keselamatan kerja ditinjau dari ranah
kognitif?
2. Bagaimanakah implementasi media video dalam pembelajaran model inquiry pada pemahaman prosedur keselamatan kerja ditinjau dari ranah
3
3. Bagaimanakah implementasi media video dalam pembelajaran model inquiry pada pemahaman prosedur keselamatan kerja ditinjau dari ranah
afektif?
4. Bagaimanakah respon peserta didik terhadap implementasi media video dalam model pembelajaran inquiry?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak menimbulkan perbedaan penafsiran mengenai judul penelitian, maka penulis membatasi objek-objek penelitian ini sebagai berikut:
1. Penggunaan video ini bertujuan menguji kualitas video pembelajaran dalm model pembelajaran inquiry untuk pemahaman prosedur kerja yang terkait keselamatan kerja.
2. Peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak komputer untuk pengeditan video.
3. Penelitian dilakukan pada mata kuliah pada perkuliahan praktek bengkel dan keselamatan kerja di DPTE FPTK UPI Bandung.
4. Aspek yang diteliti yaitu pada pengukuran aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan respon peserta didik.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran K3. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik dari hasil implementasi penggunaan video sebagai media pembelajaran dalam model pembelajaran iquiry ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif peserta didik pada materi
praktek bengkel?
4
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA inquiry ditinjau dari hasil belajar ranah afektif peserta didik pada materi
praktek bengkel?
3. Untuk mengetahui pemahaman peseta didik dari hasil implementasi penggunaan video sebagai media pembelajaran dalam model pembelajaran iquiry ditinjau dari hasil belajar ranah psikomotor peserta didik pada
materi praktek bengkel?
4. Untuk mengetahui pendapat siswa mengenai video pembelajaran dalam model pembelajaran inquiry pada materi praktek bengkel
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan diantaranya :
1. Bagi peserta didik, diharapkan penggunaan media pembelajaran ini dapat meningkatkan minat belajar dan kemampuan untuk memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.
2. Bagi pengajar, diharapkan penggunaan media pembelajaran ini dapat dimanfaatkan oleh guru-guru di sekolah untuk dipakai dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif penggunaan media pembelajaran.
4. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan memperluas wacana dalam bidang pengembangan dan menambah pengalaman peneliti.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan skripsi berperan sebagai pedoman penulisan agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab.
Pada BAB I Pendahuluan, mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan agar menjadi pedoman dalam melakukan penelitian.
5
Pada BAB III Metode Penelitian, berisi tujuan, lokasi, populasi, sampel penelitian, teknik penelitian, definisi operasional, variable penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Pada BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi mengenai penjelasan terkait gambaran umum penelitian, deskripsi data, analisis data, hasil pengujian hipotesis, serta temuan dan pembahasan hasil penelitian.
28
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada peserta didik Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jalan Setiabudi no.229 Bandung, Jawa Barat.
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang tersiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2012, hlm. 80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012, hlm. 83). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono,2009, hlm. 124). Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm.
183) bahwa “sampling purposive dilakukan dengan mengambil subyek bukan
didasarkan atas strata, random, atau daerah tetpai didasarkan atad tujuan tertentu. Teknik biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel besar dan jauh.
Teknik ini sangat efektif digunakan dalam penelitian ini karena sampel yang diambil hanya pada peserta didik angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2013/2014, dan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 49 orang untuk kelas eksperimen dan 50 orang untuk kelas kontrol.
B. Metode dan Desain Penelitian
29
mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-experimental design karena pada kenyataannya mendapatkan kontrol digunakan
untuk penelitian.”
Desain menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design.
“Desain penelitian ini memiliki kesamaan dengan pretest-posttest control group design, hanya saja dalam desain ini kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.” (Sugiyono, 2012, hlm. 79). Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok atau kelas. Satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan diberikan pembelajaran dengan menggunakan media video, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang akan menggunakan pembelajaran secara konvensional. Masing-masing kelas akan diberikan perlakuan (treatment), sebelum diberikan treatment kedua kelas akan diberikan tes awal (pretest) (O1), tes ini dilakukan
untuk mengukur pengetahuan awal peserta didik. Kemudian diberikan perlakuan (treatment) berupa media video tutorial pada kelas eksperiment. Selanjutnya akan diberikan tes akhir (posttest) (O2) setelah diberikan perlakuan berbeda pada masing-masing kelompok atau kelas.
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Treatment Postest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan:
O1 : tes awal (pre-test) O2 : tes akhir (post-test)
X : Perlakuan pada kelompok (menggunakan media video) C. Variabel Penelitian
30
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Pada penelitian ini variabel penelitian terdiri dari: 1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan video sebagai media pembelajaran.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah peningkatan hasil belajar siswa pada materi komponen elektronika
D. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan sebagai penegasan istilah dalam batasan ruang lingkup penelitian, sehingga tidak mmenimbulkan penafsiran lain. 1. Implementasi
Implementasi secara harfiah dapat dikatakan penerapan. Menurut beberapa ahli penerapan adalah suatu perbuatan mempaktekakkan atau melakukan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Media pembelajaran interaktif
Arsyad (2007, hlm. 33) mengelompokkan media interaktif kedalam kelompok media teknologi mutakhir. Media interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pegendalian komputer kepada penonton (peserta didik) yang tidak hanya mendengar dan melihat video, tapi memberikan respon yang aktif (Arsyad, 2007, hlm. 36). 3. Praktikum
“Praktikum adalah kegiatan melakukan praktek percobaan atau eksperimen.
31
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
“Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja, lingkungan kerjaa, serta cara melakukan pekerjaan.” (Daryanto,
2007, hlm. 20). Keselamtan kerja bertujuan untuk melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan, serta memelihara sumber produksi yang digunakan.
E. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap persiapan penelitian :
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan pada mata kulian keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan pendidikan Teknik Elektro. Dalam studi pendahuluan juga dilakukan pengamatan terhadap kurikulum yang berlaku.
b. Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang kuat mengenai permasalahan yang diteliti.
c. Melakukan pembuatan media pembelajaran, dalam hal ini membuat video rekaman yang akan digunakan sebagai media pembelajaran dan melakukan uji ahli atau expert judgement terhadap video pembelajaran untuk menguukur kualitas video.
d. Menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan sekenario pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan media video.
e. Melakukan penentuan sampel penelitian.
f. Menentukan dan menyusun instrument penelitian yaitu berupa instrumen media, instrumen tes, dan instrument observasi.
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian
32
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA 2. Tahap pelaksanaan penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
a. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengukur pemahaman awal peserta didik sebelum diberi perlakuan (treatment).
b. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu dengan memberikan media video tutorial pada pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.
c. Selama proses perlakuan (treatment) berlangsung, observer mengamati keterlaksanaan pembelajaran dan melihat aktivitas peserta didik selama melaksanakan pembelajaran, dengan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti
d. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah diberikan perlakuan (treatment).
e. Memberikan angket respon terhadap siswa untuk mengetahui pendapat siswa terhadap media video.
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis hasil data pre-test dan post-test.
b. Mengolah dan menganalisis hasil data observasi (data afektif dan psikomotorik).
c. Menganalisis hasil penelitian (data kelas eksperimen dan kelas kontrol). d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. e. Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi hambatan dalam
33
Tahap Pelaksanaan
Gambar 3.1 Alur Penelitia
Tahap Pendahuluan
Studi Pendahuluan
Studi Literatur
Penyusunan Instrumen Penelitian Penentuan Materi dan Sampel
Penyusunan Skenario
Analisis & Uji Coba Instrumen
Pengolahan Data
Kesimpulan
Pembuatan Laporan Pre Test
Penggunaan Video Sebagai Media Pembelajaran
(Treatment)
Observasi Ranah Afektif dan Psikomotor
Post tes
Pembelajaran secara konvensional
Observasi Ranah Afektif dan Psikomotor
Pre Test
Post tes
34
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan mengumpulkan data-data selama penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengukuran yang digunakan yaitu berupa instrumen tes (pre-test dan post-test) untuk mengukur ranah kognitif dan instrumen non-tes (observasi,pengamatan,dll) untuk mengukur ranah afektif dan psikomotorik.
1. Instrumen Tes
Pengambilan data untuk instrumen tes ini munggunakan tes hasil belajar yaitu memberikan pre-test (tes awal sebelum mendapat perlakuan) dan post-test (tes akhir setelah mendapat perlakuan). Lembar soal pre-test dan post-test yang diberikan dari bank soal sudah teruji validitas dan reabilitasnya.
Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu dilakukan pengujian soal agar data yang diperoleh baik dan dapat membuktikan hipotesis yang diajukan. Arikunto (2010, hlm. 211) mengemukakan instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.
a. Analisis Validitas
“Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang
hendak diukur” (Arikunto, 2012, hlm. 73). Validitas suatu instrument atau tes mempermasalahkan apakah tes atau instrument tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
Sugiyono (2010, hlm. 172) menyatakan bahwa “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.” Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, artinya berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
35
(Surapranata,2006, hlm. 61)
Keterangan persamaan:
rp i : Koefisien korelasi point biserial
Mp : Mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes
Mt : Mean Skor Total
St : Standar deviasi skor total
p : proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut
= � � � � � � � �
ℎ � ℎ �
q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
Kemudian hasil perolehan rpbis dibandingkan dengan rtabel pada n = 30 dan taraf signifikansi = 5%. Apabila rhitung > rtabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila rhitung < rtabel, maka item soal dinyatakan tidak valid.
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas r≥ 0,90
0,70 ≤ r < 0,90 0,40 ≤ r < 0,70 0,20 ≤ r < 0,40
r < 0,20
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
36
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA b. Analisis Reabilitas
Reabilitas merupakan salah satu syarat penting bagi suatu perangkat tes,
“reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik” (Arikunto, 1998:170).
Sugiyono (2012:172) menambahkan bahwa “hasil penelitian yang reliabel,
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.”
Reabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan persamaan Kuder-Richardson (K-R.20):
(Surapranata, 2006:114) Keterangan persamaan:
r11 : reabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subyek yang menjawab item denganbenar
q : proporsi subyek yag menjawab item dengan salah (q=1-p)
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyaknya item
S2 : standar deviasi dari tes (akar varians)
Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan rtabel pada n = 30 dan taraf signifikansi = 5%. Apabila r11 > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila r11 < rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Koefisian Korelasi Reliabilitas
37
r < 0,20 Sangat Rendah
(Abdurahman,2011, hlm. 41)
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran yaitu tibgkat seberapa sukar/sulit soal yang telah dibuat.
“Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran (yang diperoleh dari hasil perhitungan).
“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar.” (Arikunto, 2012:207). Taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui taraf kesukaran soal.
Taraf kesukaran soal dapat diketahui dengan menggunakan persamaan berikut ini:
P =JSB
(Arikunto, 2012, hlm. 223)
Keterangan persamaan: P : indeks kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab butir soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa
Klarifikasi indeks kesukaran ditunjukan pada tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4 Klarifikasi Indeks Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Kriteria
0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah
38
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA d. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pintar dan siswa yang tidak pintar. Arikunto (2012:211)
mengungkapkan “daya pembeda soal adalah kemampuan sola untuk membedakan
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah). Daya pembeda dapat dituliskan sebagai indesk diskriminasi (D).
D =BJ − BJ
(Arikunto, 2012, hlm. 228)
Keterangan persamaan: D : Daya Pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas
JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Klarifikasi daya pembeda dapat ditunjukan pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Klarifikasi Indeks Daya Penbeda
Indeks Daya Pembeda Kualifikasi
d < 0,20 0,2 ≤ d < 0,40 0,41 ≤ d < 0,70 d ≥ 0,71
Negatif
Jelek (poor) Cukup (satisfactory)
Baik (good) Baik Sekali (excellent) Tidak Baik, Harus Dibuang
39
2. Instrumen Observasi
Menurut Arifin (2009, hlm. 153) “observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, obyektif dan rasional mengenai beberapa fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
melakukan situasi buatan”. “Dalam pembelajaran, evaluasi dapat digunakan untuk menilai prilaku peserta didik, proses kerja, gejala alam” (Sugiyono, 2011, hlm. 121).Berdasarkan pertimbangan beberapa pendapat ahli di atas, dalam penelitian ini instrumen observasi digunakan untuk menilai ranah afektif dan ranah psikomotor peserta didik.
a. Ranah Afektif
Ranah afektif yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sikap. Kriteria penilaian pada ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Afektif
Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria
Disiplin, Komunikatif, Rasa ingin tahu, Kerja keras, Tanggung jawab
86< N ≤100 Baik Sekali 75< N ≤85 Baik
56< N ≤74 Cukup
N ≤ 55 Kurang
Sedangkan instrumen untuk ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7 Intrumen Penilaian Afektif
No. Nama
40
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA (Arikunto, 2012, hlm. 198) Selanjutnya dihitung rata-rata nilai masing-masing aspek yang diukur dengan persamaan berikut:
b. Ranah Psikomotorik
Ranah afektif yaitu hal-hal yang berkaitan dengan perilaku. Kriteria penilaian pada ranah psikomotorik dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Psikomotor
Aspek yang diukur SkalaSkor Kriteria
Keselamatan Kerja, kerapihan alat, prosedur kerja, kesehatan kerja.
90 – 100 BaikSekali 80 – 89 Baik 75 – 79 Cukup 60 – 74 Kurang
0 – 59 Kurang sekali
Sedangkan instrumen untuk ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9 Instrumen Penilaian Psikomotorik N = Jumlah Aspek Yang DinilaiJumlah Skor Keseluruhan
41
Untuk menghitung hasil pengukuran pada ranah afektif masing-masing siswa menggunakan persamaan berikut:
(Arikunto, 2012, hlm. 198)
Selanjutnya dihitung rata-rata nilai masing-masing aspek yang diukur dengan persamaan berikut:
G. Teknik Pengumpulam Data
Setelah memperoleh data dari hasil penelitian, ang perlu dilkukan yaitu pengumpulan data yang kemudia di analisis. Dalam penelitian ini beberapa teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan data berupa tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan – aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010, hlm. 53). Penelitian ini menggunakan tes berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda. Tes dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test atau test awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara post-test atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan atau peningkatan pemahaman materi subyek penelitian setelah menggunakan video sebagai media pembelajaran.
2. Observasi, menurut Arifin (2009, hlm. 153) “observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, obyektif dan rasional mengenai beberapa fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam melakukan situasi buatan”. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi atau pengamatan untuk mengukur kemampuan afektif dan psikomotorik seubjek penelitian.
3. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010, hlm. 199). Peneliti membuat
N = Jumlah Aspek Yang DinilaiJumlah Skor Keseluruhan
42
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA format kuesioner dengan pertanyaan penutup, format kuesioner digunakan sebagai data pendukung menngenai pelaksanaan pembelajaran. Selain itu untuk memperoleh tanggapan peserta didik terhadap penggunaan media pembelajaran.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2010, hlm. 207). Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.
1. Data Skor Tes
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur penguasaan pemahaman peserta didik mengenai materi yang diberikan. Skor tes diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. Pengolahan data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penilaian hasil tes
Penilaian hasil tes dengan memberikan skor nilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan skor 0 (nol) untuk jawaban yang salah, untuk soal yang kosong atau tidak diisi diberikan skor 0 (nol) juga. Nilai keseluruhan yang diperoleh dihitung dari keseluruhan jawaban yang bena dan diubah menjadi nilai angka dengan
ΣS : jumlah soal keseluruhan
Dari hasil pemeriksaan pre-test dan post-test masing-masing diperoleh kriteria sebagai berikut :
Skor terbesar (Xmax)
43
Nilai rata-rata x
2. Gain Ternormalisasi
Gain dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan video sebagai media pembelajaran. Adapun perhitungan gain menggunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g≥ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Hake,1999)
3. Uji Normalitas Data
Uji normalisasi bertujuan mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh. Hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui uji normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2007:79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A).
�� = skor � − � �
44
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva Distribusi Data yang Akan
Diuji Normalitasnya (Sugiyono, 2011:80)
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan rentang skor (r)
Rentang (r) = data terbesar-data terkecil
(Sudjana, 2005, hlm. 47) b. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus Sturgess
yaitu: k = 1+ (3.3) log n
(Sudjana, 2005, hlm. 47) Keterangan:
k : banyaknya kelas interval yang dicari n : banyaknya data
c. Menentuhkan panjang kelas interval.
p = ny een ng
(Sudjana, 2005, hlm. 47) c. Membuat tabel distribusi frekuensi.
Tabel 3.11 Tabel Distribusi Frekuensi
Interval fi xi xi² fi . xi
fi . xi²
Keterangan:
45
d. Menghitung nilai mean (rata-rata) nilai dari distribusi frekuensi.
x = ∑ fiXi∑ fi
(Sudjana, 2005, hlm. 70) Keterangan:
x : rata-rata nilai Xi : tanda kelas interval
fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Σ fi
: jumlah frekuensi
ΣfiXi : jumlah dari hasil perkalian fi dan Xi
e. Menghitung simpangan baku atau Standar Deviasi (SD).
� = √ [� − x]− ²
(Sudjana, 2005, hlm. 93) f. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh).
g. Menghitung harga chi-kuadrat ( χ2).
Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo – fh) dan fo− ffh 2
h dan menjumlahkannya. Harga
fo− fh 2
fh
merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).
Tabel 3.12 Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi-Kuadrat ( χ2)
Interval fo fh fo – fh (fo – fh)2 ��− �� �
��
h. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel ketentuan, jika:
1) Taraf signifikasi 5%
2) Derajat kebebasan (dk = k-1)
3) χ2 hitung ≤χ2 tabel maka data terdistribusi normal
46
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA 4. Uji Homogenitas Data
Setelah dilakukan uji normalitas dan data menunjukan distribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan pada uji homogenitas. Arikunto (2010, hlm. 364) mengungkapkan bahwa “pengujian homogenitas sangat penting apabila
peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya”. Uji homogenitas pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Barlet.
Tahap-tahap yang dilakukan pengolahan data uji homogenitas yaitu sebagai berikut:
a. Membuat tabel skor dari dua kelompok data b. Menghitung varians tiap sampel (Si2) c. Menghitung nilai F
(Sugiyono, 2011, hlm. 197) d. Bandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel untuk kesalahan 5% dengan derajat
kebebasan pembilang (dkpembilang) = nvarians terbesar – 1 dan derajat kebebasan penyebut (dkpenyebut) = nvarians terkecil – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen
5. Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t
Hipotesis dapat diartikan asusmsi atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Sugiyono (2011, hlm. 64) menyatakan bahwa, “hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar siswa yaitu data gain ternomalisasi. Sudjana (2005, hlm. 238) menyatakan “untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji-t tes atau uji persamaan dua rata-rata.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t yaitu untuk mengetahui hubungan perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata tes awal, tes akhir,
= � � �
47
dan gain dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun langkah-langkah pengujian uji-t (Sugiyono, 2011, hlm. 196) adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Mencari nilai t
S1 = simpangan baku (standard deviasi) kelompok eksperimen S2 = simpangan baku (standard deviasi) kelompok kontrol n1 = jumlah responden kelompok eksperimen
n2 = jumlah responden kelompok kontrol Langkah 2 : Menentukan derajat kebebasan
dk = n1 + n2 – 2
Langkah 3 : Menentukan nilai distribusi t menggunakan tabel (ttabel)
Untuk menentukan ttabel menggunakan taraf signifikansi 0,05 atau berarti taraf kepercayaan sebesar 95%. Setelah didapat nilai thitung dan ttabel maka ditarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak
6. Pengukuran respon peserta didik
Pengukuran respon siswa merasa perlu dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketertarikan dan antusias belajar siswa standar kompetensi elektronika analog dan digital dasar dengan menggunakan video sebagai media pembelajaran.
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan skala Likert.
Sugiyono (2010:172) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk
48
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
fenomena sosial”. Instrumen penelitian dibuat dalam bentuk checklist dengan menggunakan analisis kuantitatif pada hasil jawaban yang diperoleh dengan ketentuan skor seperti pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Analisis Kuantitatif pada skala sikap
Skala Sikap Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu – Ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2
72 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian “ Implementasi Penggunaan Media Video Dalam Model Pembelajaran Inquiry Pada Pemahaman Prosedur Keselamatan Kerja Pembuatan Box Pada Mata Kuliah Praktek Bengkel dan Keselamatan Kerja”. Bahwa video dapat digunakan peserta didik dalam memahami prosedur keselamatan kerja pada pembuatan box, hal ini dapat dilihat dari:
1. Pada ranah kognitif, implementasi penggunaan video pembelajaran dalam model pembelajaran inquiry menunjukkan nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran ceramah.
2. Pada ranah afektif, implementasi penggunaan video pembelajaran dalam model pembelajaran inquiry pada kelas eksperimen menunjukkan rata-rata nilai afektif lebih tinggi dari rata-rata nilai afektif kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran ceramah.
3. Pada ranah psikomotor, implementasi penggunaan video pembelajaran dalam model pembelajaran iquiry pada kelas eksperimen menunjukkan rata-rata nilai psikomotor lebih tinggi dari rata-rata nilai psikomotor kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran ceramah.
73
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA 5. Dari hasil respon angket yang diberikan kepada peserta didik
didapatkan kriteria baik, hal tersebut menandakan bahwa media video keselamatan kerja baik digunakan dalam pembelajaran Inquiry.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis ingin mengemukakan beberapa saran sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun saran yang dapat sampaikan sebagai berikut:
1. Pengajar hendaknya menggunakan media pembelajaran yang menampilkan kondisi riil dan suatu kejadian yang berkaian dengan materi, sehingga peserta didik lebih cepat dalam memahami materi.
2. Sebelum melakuan praktek, peserta didik diberi tampilan gambar agar lebih tau apa saja yang harus mereka kerjakan dalam praktek bengkel. 3. Tampilan media lebih variatif lagi untuk meningkatkan minat dan motivasi
belajar peserta didik.
4. Bagi lembaga pendidikan agar bisa memfasilitasi pengajar yang akan mengunakan media media pembelajaran video, dan bagi laboratorium praktek lebih mengingatkan kepada peserta didik tentang pentingnya K3. 5. Penelitian yang dilakukan masih memiliki kekurangan dan keterbatasan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Anurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (2007). Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2008). Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Daryanto. (2003). Keselamatan dan kesehatan kerja bengkel; buku acuan untuk siswa menengah kejuruan. Jakarta: PT. RIneka Cipta
Hake, R. (1998). Interactive engagement versus traditional methods: a six thousand student survey of mechanics test data for inductory physics course. American Joumal of Physics. 66 (1), hlm. 64-74
Indriyani, Sulianti, I. (2014). Kajian Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Dalam Proses Belajar Mengajar di Bengkel dan Laboratorium Politeknik Negeri Sriwijayai. 10 (1).
Munadi, Y. (2013). Media pembelajaran sebuah pendekatan baru. Jakarta: REFERENSI (GP Press Group)
Ridley, J. (2008). Ikhtisar kesehatan dan keselamatan kerja. Jakara: Erlangga. Sagala, S. (2007). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA. Sanjaya, W. (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. (2010). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
75
Indra Kusuma, 2015
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA Sugiyono, (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan r&d. Bandung: CV. ALFABETA
Supranata, S. (2006). Analisis, validitas, reabilitas dan interpretasi hasil tes implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Triatmidi, B. (2010). Kontribusi pemahaman dan sikap guru tentang k3 terhadap pelaksanaan k3 dalam pembelajaran praktik di bengkel mekanik otomotif se-kota malang, 30 (1), hlm. 43-54.
Universitas Pendidikan Indoneia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI