• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO), United Nations Childtren’s Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.Dalam rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selam 6 bulan pertama. Selanjutnya demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun (Dwi, 2012 p.31).

Dari Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%.Hal ini di sebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relative rendah (Depkes, 2011).

ASI dapat membentuk sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Sistem imun merupakan semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan di lingkungan sekitar. Di dalam ASI, sebagian besar komponen sistem imun sudah lengkap tersedia,

(2)

sehingga sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono, Dwi Sunar, 2012 p.83-84).

Imunoglobin ASI berperan untuk memperkuat sistem imun lokal usus. ASI juga dapat meningkatkan sIgA pada mukosa traktus respiratorus dan kelenjar saliva bayi pada empat hari pertama kehidupan. Kondisi ini dikarenakan faktor dalam kolostrum merangsang perkembangan sistem imun lokal bayi. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Diantaranya ialah menurunkan resiko terjadinya penyakit otitis media, pneumonia, bakteriemia, meningitis, dan infeksi traktus urinarius pada bayi yang memperoleh ASI ketimbang bayi yang mendapatkan PASI. Fakta tersebut lebih nyata pada enam bulan pertama, namun bisa tampak hingga tahun kedua. Dan, angka kematian bayi yang memperoleh ASI lebih rendah dari pada bayi yang mendapatkan PASI. Selain itu ASI dapat meningkatkan IQ dan EQ anak (Prasetyono, Dwi Sunar, 2012 p.83-84).

Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, oleh karena itu diperlukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dapat diteruskan sampai anak berusia 2 tahun. Hal tersebut dikarenakan ASI mengandung protein, lemak, karbohidrat dan mineral yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang seimbang (Depkes RI, 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 menunjukkan cakupan pemberian ASI

(3)

eksklusif hanya sekitar 37,18 % dari total jumlah bayi yaitu 488.495 hanya 181.600 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan menurun apabila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2009 sebesar 40,21 % dari total bayi 340.373 hanya 136.862 yang mendapatkan ASI eksklusif. Dan masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80 % (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010).

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada tahun 2010 tercatat jumlah bayi di kabupaten Demak yaitu 9.758 bayi usia 0-6 bulan. Dan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu sebesar 751 bayi hal ini berarti hanya 7,70 % bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan kabupaten Demak ini masuk dalam urutan ke-2 setelah kabupaten Kudus yang tercatat pemberian ASI eksklusif paling rendah (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Karangawen II Kec.Karangawen Kab.Demak masih rendah yaitu 43,37 % dari total jumlah bayi sebesar 415 bayi hanya 180 bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif (Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, 2011).

Hasil penelitian Hasrimayana yang dilakukan di puskesmas Kedawung II Sragen tahun 2009 mengatakan bahwa ibu yang mempunyai bayi berumur 6 bulan diwilayah kerja puskesmas Kedawung II memiliki sikap yang salah tentang ASI eksklusif sebesar 63,5% . Dari hasil analisa

(4)

datanya didapatkan hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Kedawung II Sragen (Hasrimayana, 2009).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melakukan suatu penyuluhan tentang ASI eksklusif, diharapkan agar para ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan memiliki sikap yang baik dalam memberikan ASI eksklusif setelah diberikan penyuluhan. Berbagai faktor yang menjadi alasan rendahnya pemberian ASI eksklusif diantaranya pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, budaya, sosial ekonomi, serta faktor dari ibunya sendiri yaitu produksi ASI yang sedikit yang menurut ibu kurang mencukupi bagi bayinya.

Studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 21-22 April 2012 pada ibu menyusui di Bidan Tri Yuliastuti Am.Keb Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak menunjukkan bahwa 7 dari 18 bayi usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI secara eksklusif karena singkatnya masa cuti hamil, kesibukan dan melaksanakan pekerjaan serta anggapan bahwa ASI tidak mencukupi kebutuhan gizi pada bayinya, sehingga ibu memberikan susu formula dan makanan tambahan selain ASI yaitu bubur nasi dan pisang. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa ibu-ibu yang menyusui bayi usia 0-6 bulan memiliki sikap yang salah tentang pemberian ASI Eksklusif.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Tentang ASI Eksklusif Terhadap

(5)

Sikap Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif di Bidan Tri Yuliastuti AM.Keb Desa Tlogorejo Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun 2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas,maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:”Adakah Pengaruh Penyuluhan Tentang ASI Eksklusif Terhadap Sikap Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif di Bidan Tri Yuliastuti AM.Keb Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sikap ibu dalam memberikan ASI eksklusif di Bidan Tri Yuliastuti AM.Keb Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. 2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif sebelum mendapatkan penyuluhan dari bidan.

b. Mendiskripsikan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif sesudah mendapatkan penyuluhan dari bidan.

c. Menganalisis pengaruh sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan.

(6)

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengalaman dan wawasan penelitian serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah khususnya Metodologi penelitian.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan penelitian serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah khususnya metodologi penelitian. b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk ibu-ibu agar melaksanakan pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan.

c. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengajaran mata kuliah tentang ASI eksklusif.

d. Bagi Pelayanan Kesehatan

Bagi instansi pelayanan kesehatan khususnya Bidan yang bekerjasama dengan puskesmas Karangawen II dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan tindakan

(7)

yang tepat untuk lebih meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif bagi Ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan.

E.Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No. Judul, Nama,

Tahun

Sasaran Variabel yang

diteliti Metode Hasil 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia > 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Candilama Kota Semarang Pada bulan mei- juni Wittha Wulandari 2009 Ibu yang mempunyai Balita Usia > 6 bulan Pengetahuan tentang ASI eksklusif, praktik Pemberian ASI Eksklusif Explanatory recearch pendekatan cross sectional. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktik pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. 2. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan di RB. Nur Hikmah Kwaron Gubug Dwi Agustin 2009. Ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan Pengetahuan, ASI eksklusif Deskriptive Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif diketahui tingkat pengetahuan responden rendah, gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif berdasarka pendidikan

(8)

No. Judul, Nama, Tahun

Sasaran Variabel yang

akan diteliti SMA dengan Hasil tingkat pengetahuan sedang. 3. Hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas kedawung II Sragen Hasrimayana 2009 Ibu-ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas kedawung II Sragen Sikap dan perilaku Kuantitatif analitik dengan pendekatan Cross sectional Ada hubungan yang signifikan atara sikap ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Tentang ASI Eksklusif Terhadap Sikap Ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Bidan Tri Yuliastuti AM.Keb Desa Tlogorejo Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.Perbedaan penelitian yang dahulu dengan yang sekarang yaitu rancangan penelitian, tempat penelitian, variabel penelitian, dan sampel penelitian. Penelitian yang sekarang jenis penelitiannya yaitu preeksperiment dengan pendekatan pretest-posttest, tempat penelitian di Bidan Tri Yuliastuti AM.Keb Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, variabelnya yaitu variabel dependent Sikap ibu dalam memberikan ASI eksklusif dan variabel independentnya yaitu Penyuluhan tentang ASI eksklusif serta sampel penelitiannya ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang masih menyusui di Bidan Tri Yuliastuti AM.Keb Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.

Gambar

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung laju kegagalan, menghitung rata-rata waktu terjadinya kegagalan dan menghitung keandalan dari cylinder head menggunakan metode

Income from CCPL fell 6 per cent to $1,315 million as we reduced our exposure to higher risk Personal Loans portfolio in a number of markets, particularly in Korea.. Margins

ATEMO PAWIRO SLEMAN 31-12-1919 Perempuan Janda/Duda (C.Mati) Kepala Keluarga menganggur... ARJO SUDARMO SLEMAN 31-12-1924 Perempuan Janda/Duda (C.Mati) Orang

[r]

Selanjutnya dilakukan filtering dengan filter LPF 20 Hz dan level dinaikkan dengan menggunakan adder sekitar 1 volt untuk menghilangkan bagian negatif dari sinyal EKG agar

Keberanian seharusnya ada pada setiap indi(idu namun perlu dibatasi agar tidak mendatangkan ke&elakaan. Musta'a Hj +aud menegaskan bahawa nilai keberanian merupakan

Bagaimanapun, ketentuan diatas bukanlah satu definisi yang berguna untuk diterapkan dengan alasan yang sangat sederhana bahwa setiap zat kimia yang dikenal memiliki kekuatan

Tanaman lokal di kawasan Museum Kars Indonesia memiliki potensi berupa bunga untuk meningkatkan keindahan dan variasi warna, potensi produksi buah yang dapat meningkatkan