• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT MELALUI PROGRAM REHAB RUMAH DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA TANGERANG SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT MELALUI PROGRAM REHAB RUMAH DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA TANGERANG SELATAN."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SELATAN Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh: Rifka Hartono 11150530000074

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Dosen Pembimbing

Muhamad Zen, MA NIP. 197801122014111001

ZAKAT MELALUI PROGRAM REHAB RUMAH DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

(BAZNAS) KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh : Rifka Hartono 11150530000074

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441H/2020M

(3)
(4)
(5)

i

Rifka Hartono, 11150530000074, Manajemen Pendistribusian Dana Zakat Melalui Program Rehab Rumah Di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan Tahun 2019, Pembimbing Muhamad Zen, Lc, MA.

Manajemen adalah komponen penting dalam pengelolaan zakat, tanpa pengelolaan manajemen yang baik tidak akan tercapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti manjemen pendistribusian dana zakat dalam program rehab rumah mustahik yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan latar belakang di atas, timbulah pertanyaan. Bagaimana proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam pendistribusian dana zakat pada program rehab rumah?

Penelitian ini menggunakan teori manajemen G.R Terry. Menurut teori ini, manajemen adalah planning, organizing, actuating dan controlling atau dalam istilah bahasa Indonesia perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai data pendukung penelitian.

(6)

ii

BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan perencanaan dengan penentuan alokasi dana untuk program rehab tiap tahunnya, pengorganisasian dilakukan dengan cara penunjukan ketua tim program dan petugas lapangan untuk program rehab rumah, melakukan pelaksanaan dengan bekerja sama dengan kelurahan untuk menentukan orang/mustahik yang membutuhkan, lalu mendistribusikan langsung atau menunjuk orang ketiga sebagai pihak penerima dana yang jumlah maksimalnya mencapai 25.000.000 secara bertahap sebanyak tiga kali, kemudian melakukan proses rehab rumah, pengawasan dilakukan dengan melihat Rencana Anggaran Bangunan (RAB) sebelum mendistribusikan dana lalu BAZNAS Kota Tangerang Selatan bersama Kelurahan melihat perkembangan rehab rumah sesuai dengan dana dan RAB yang telah diberikan.

Kata Kunci : BAZNAS Kota Tangerang Selatan, manajemen, pendistribusian, zakat

(7)

iii

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya untuk-Mu Maha Kuasa Pemilik alam semesta Maha Berkehendak atas segala kehidupan di muka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu Allah curahkan kepada pembawa berkah rahmatan lil ‘alamin Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan. Namun berkat adanya masukan, bimbingan, arahan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesakan guna mendapatkan gelar Strata Satu (S1) dan mendapat gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Proses penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari doa, bimbingan, bantuan, dukungan serta motivasi dari orang-orang terbaik yang ada di sekitaran penulis. Karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucap syukur dan terima kasih kepada:

1. Bapak Suparto M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti

(8)

iv

Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Cecep Castrawijaya, M.A selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Drs. Sugiharto, M.A selaku Ketua Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Muhamad Zen, Lc. M.A selaku Dosen Pembimbing saya dalam penulisan serta penyusunan skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengoreksi, menyemangati serta mengarahkan saya dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, terutama di Program Studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf yang telah membagi ilmu serta nasihatnya untuk saya.

5. Lembaga BAZNAS Kota Tangerang Selatan, khususnya ketua umum Bpk. Drs. KH. Endang Syaifuddin, MA. Dan seluruh staff yang sudah memberikan izin, bantuan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Suryanto Pane dan Ibu Bahriyah yang senantiasa

memberikan dukungan doa, semangat, motivasi, dan finansial agar terselesaikannya skripsi ini.

(9)

v

mendukung adik-adiknya, Muflifa adikku yang selalu menemani dalam setiap pencarian hiburan dikala penat dengan tugas-tugas.

8. Keluarga Besar Jurusan Manajemen Dakwah dan Konsentrasi ZISWAF angkatan 2015 atas suka, duka, kebahagiaan, perjuangan dan kebersamaannya. Terima kasih atas pelajaran dan pengalaman yang telah diberikan selama ini.

9. Teman-teman perkuliahan saya yang telah lulus lebih dahulu Barik, Wulan Nuraeni, dan Zulfa yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk pertanyaan seputar skripsi.

10. Rekan-rekan satu kelas Faturrahman, Flafila, Haikal, Walida, Eva, Helmi, Muslihin untuk tetap semangat dalam penyusunan.

11. Segenap sahabat saya Hendriko, Atalah Wijaya, Syahri Fadillah, Jiyadatul Fiqri, dan Rani Juniarti.

Semoga atas segala doa, dukungan, bantuan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan sehubungan

(10)

vi

dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari berbagai pihak.

Terima Kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatu

Jakarta, 27 Juli 2020

Rifka Hartono

(11)

KATA PENGANTAR……...………...…..iii

DAFTAR TABEL………..vii

DAFTAR GAMBAR………viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

1. Pembatasan Masalah ... 5 2. Perumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Metodologi Penelitian ... 7 1. Pendekatan Penelitian ... 7 2. Jenis Penelitian ... 8 3. Sumber Data ... 8

4. Teknik Pengumpulan Data ... 9

F. Tinjauan Pustaka ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen ... 14

(12)

C. Ruang Lingkup Dana Zakat ... 18

1. Pengertian Zakat ... 18

2. Pengertian Dana Zakat ... 20

3. Penerima Zakat ... 20

4. Zakat dan Kesejahteraan Sosial ... 25

D. Manajemen Distribusi Zakat Infaq dan Shodaqoh ... 25

1. Perencanaan (Planing) ... 25

2. Pengorganisian (Organizing) ... 27

3. Pelaksanaan ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN A. BAZNAS Kota Tangerang Selatan ... 30

B. Logo BAZNAS Kota Tangerang Selatan ... 32

C. Tugas dan Fungsi ... 33

D. Visi dan Misi ... 33

E. Struktur Oganisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan ... 34

F. Program Kerja ... 37

1. Program Pendidikan ... 37

2. Program Ekonomi ... 38

(13)

BAB IV DATA & TEMUAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Program ... 41

1. Pendistribusian Zakat Konsumtif ... 41

2. Zakat Produktif ... 41

B. Data Mustahik Program Rehab Rumah... 44

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Manajemen Pendistribusian Dana Zakat Program Rehab Rumah BAZNAS Kota Tangerang Selatan ... 45

1. Perencanaan ... 45

2. Pengorganisasian ... 49

3. Pelaksanaan ... 50

4. Pengawasan ... 53

B. Pola Pendistribusian Dana Zakat Program Rehab Rumah di BAZNAS Kota Tangerang Selatan ... 55

1. BAZNAS Kota Tangerang Selatan dan Kelurahan ... 56

2. Mustahik/Pihak Ke3 ... 57

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

1. Perencanaan ... 58

(14)

DAFTAR PUSTAKA………60

(15)

vii

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka ... 12 Tabel 3.2 Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan ... 37 Tabel 4.1 Data Mustahik Program Rehab Rumah ... 42

(16)

viii

(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manajemen merupakan sebuah proses untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan kata lain manajemen merupakan suatu proses, yaitu suatu proses yang satu sama lain saling berurutan dan berkaitan.

Proses manajemen merupakan proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dirangkum dalam prinsip manajemen yaitu (POAC) planning, organizing, actuating dan controling, ini adalah konsep manajemen menurut G.R Terry dalam bukunya Principles of Management.1

Sedangkan distribusi menurut Philip Kotler adalah serangkaian perusahaan yang mengambil alih hak dari produsen menuju ke konsumen,2 ini sejalan dengan prinsip BAZ dan LAZ sebagai pengambil alih hak

1 George R. Terry, Leslie W. Rue, Principles of Management, Terj.

G.A Ticoalu, (Jakarta:Bumi Aksara), Cet Ke-6, hlm. 1

2

Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Makro dan Mikro, (Yogyakarta:Grha Ilmu, 2008),Cet. Ke-1, hlm. 87

(18)

Mustahik dari Muzakki, untuk kemudian disalurkan melalui program.

Serangkaian proses manajemen dan pendistribusian terkait dengan zakat, infaq, maupun shodaqoh merupakan bagian yang paling penting dari penyaluran dana zakat yang telah dikumpulkan kemudian didistribusikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau mustahik sebagaimana firman Allah SWT, dalam surat At-Taubah Ayat 60:

ِينِكاَسَمْلاَو ِءاَرَقُفْلِل ُتاَقَدمصلا اَمنَِّإ

ِباَقِّرلا ِفَِو ْمُهُ بوُلُ ق ِةَفملَؤُمْلاَو اَهْ يَلَع َينِلِماَعْلاَو

ٌميِكَح ٌميِلَع ُمللَّاَو ِمللَّا َنِم ًةَضيِرَف ِليِبمسلا ِنْباَو ِمللَّا ِليِبَس ِفَِو َينِمِراَغْلاَو

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin, [3] amil zakat, [4] para mu’allaf yang dibujuk hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-orang yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana” (QS. At Taubah: 60).

Tujuan utama dari pendistribusian zakat adalah pemerataan kekayaan, zakat apabila didistribusikan tepat sasaran akan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemeratan pendapatan. Zakat dan sistem pewarisan islam cenderung kepada distribusi zakat yang

(19)

egaliter dan bahwa sebagai manfaat dari zakat, harta akan selalu beredar ungkap Monzher Kahf.3

Strategi fundraising yang menarik, program yang inovatif, tidak terlepas dari potensi zakat harus terus digali, mustahil rasanya apabila penguatan dari segi pengumpulan dana belum dilakukan program dapat terlaksana dengan baik.

Potensi zakat yang dimiliki Indonesia mencapai ratusan triliun seperti halnya dikemukaan oleh data penelitian BAZNAS yang diungkapkan lewat oulook zakat 2017 potensi zakat di Indonesia tahun 2015 telah mencapai Rp 286 Triliun.4 Walaupun pada kenyataannya belum terserap optimal tetapi proses penguatan harus tetap dilaksanakan.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebagai badan resmi bentukan pemerintan Kota Tangerang Selatan berdasarkan SK Walikota Tangerang Selatan Nomor 451.12/Kep 773-Huk.Org/2019 tentang Pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) yang sekarang bertransformasi menjadi BAZNAS Kota Tangerang Selatan Berdasarkan SK Walikota Tangerag Selatan Nomor 451.12/Kep.281-Huk/2016 tentang Pengangkatan

3 Monzher Kahf, Ekonomi Islam, Telaah Analitik terhadap Fungsi

Sistem Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Macnum Husein,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cet 1,1995), hlm. 87-88

4 BAZNAS PUSAT, “Outlook Zakat 2017”, 2017

https://www.puskasbaznas.com/images/outlook/OUTLOOK_ZAKAT_2017_P USKASBAZNAS.pdf diakses pada 27 Juni 2019 pukul 10:52 WIB

(20)

Pimpinan Badan Amil Zakat Nasioal (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan.

Kota Tangerang selatan merupakan kota dengan tingkat kemiskinan yang cukup rendah, menurut data BPS Kota Tangerang Selatan tahun 2018, tingkat kemiskinan di Tangerang Selatan dalam presentase 1,68% atau berjumlah 28.212 Jiwa.5 BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga yang memberikan alternatif penanggulangan kemiskinan membuat program yang ikut serta membantu dan menguatkan para mustahik salah satunya adalah program rehab rumah sebagai program peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat miskin di Kota Tangerang Selatan.

Rumah adalah kebutuhan primer dasar manusia, definisi rumah menurut Badan Litbang Kesehatan, sebagai bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana keluarga.6 Rumah bukan hanya tempat berteduh dari cuaca tetapi lebih dari itu, di dalam rumah terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan individu dan keluarga.

Proses pertumbuhan individu maupun keluarga yang optimal dipengaruhi oleh hunian yang sehat dan

5 Data dari BPS Kota Tangsel “Kota Tangerang Selatan Dalam

Angka”,

2019,https://tangselkota.bps.go.id/publication/2019/08/16/c9a9be742408d872f 43ae04a/kota-tangerang-selatan-dalam-angka-2019.html diakses pada 30 September 2019 Pukul 11:02 WIB

6 Data diambil dari https://www.litbang.kemkes.go.id/ diakses pada

(21)

layak, tidak harus besar, rumah yang sederhana pun dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak huni sehingga pertumbuhan kesehatan dapat tercapai dengan optimal.

Rehab rumah merupakan proses memperbaiki salah satu bagian atau beberapa bagian rumah yang mengalami kerusakan parah yang dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah nantinya berpengaruh terhadap seluruh bangunan ataupun mempengaruhi kondisi kesehatan orang-orang yang tinggal didalam rumah tersebut apabila tidak segera dilakukan proses perbaikan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian skripsi yang berjudul : ”Manajemen Pendistribusian Dana Zakat Melalui Program Rehab Rumah di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar dan keluar dari pembahasan intinya penulis membatasi masalah hanya pada manajemen, pengelolaan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infaq, maupun shodaqoh, pada program rehab rumah BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

(22)

2. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah lebih terarah dan terfokus, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana manajemen pengelolaan dana zakat melalui program rehab rumah di BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

b. Bagaimana pola pendistribusian dana zakat pada program rehab rumah BAZNAS Kota Tangerang Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, peneliti menyimpulkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan dana zakat untuk program rehab rumah di BAZNAS Kota Tangerang Selatan

2. Untuk mengetahui pola distribusi dana zakat pada program rehab rumah di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

D. Manfaat Penelitian

(23)

1. Bagi Akademik

Menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat mensosialisasikan dan mengeaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan serta menambah pengetahuan tentang manajemen ZIS bagi penelitian selanjutnya apabila nanti ada yang mengambil judul soal manajemen ZIS.

2. Bagi Praktisi

Manfaat yang ingin dihasilkan dari penelitian ini adalah nantinya pengelola maupun pnyelenggra layanan zakat melakukan fungsi dan tujuannya dalam melakukan distribusi zakat dengan lebih baik dan transparan.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat untuk melihat kinerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam melakukan pengelolaan dana zakat serta dapat menambah wawasan tentang manajemen distribusi melalui program rehab ruumah.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

(24)

Pendekatan yang digunakan dalam penleitian ini adalah pendekatan kualitatif, merupkan tahapan penelitian dengan desain deskriptif yang dimulai dengan cara berpikir induktif, yaitu menangkap berbagai fakta dan fenomena-fenomena, melalui pengamatan lapangan, kemudian menganalisisnya lalu melalukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati.7 2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian skripsi ini adalah penelitian yang bahan utamanya adalah wawancara dan data dari objek penelitian.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang didapatkan langsung, diambil dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan dan mustahik penerima program bantuan rehab rumah.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan, seperti buku-buku dan jurnal yang sesuai dema

7 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif:Komunikasi,Ekonomi,

Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta;Kencana, 2011), Cet.

(25)

tema bahasan. 4. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Obsevasi dilakukan di BAZNAS Kota Tangerang Selatan dan mustahik penerima bantuan rehab rumah.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan kuisioner (daftar pertanyaan) dilakukan kepada Ketua dan Bagian keuangan BAZNAS Kota Tangerang Selatan, serta mustahik penerima bantuan rehab rumah.

c. Dokumen

Dokumen merupakan alat pengumpulan data dalam bentuk tertulis. Dokumentasi merupakan pengumpulan dokumen yang terkait dengan tema. Dokumen dikumpulkan dari lembaga BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

(26)

1. Teknik Analisi Data

Teknik analisis yang penulis lakukan adalah teknik analisis kualitatif deskriptif. Setelah dilakukannya observasi dan wawancara, dalam upaya penyusunan deskripsi penulis melakukan transkip wawncara. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan terminologi dengan kesimpulan deskriptif.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Benda Barat XVI Blok C32 No.8 Pondok Benda, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten (15416).

3. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi penulis berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Sesuai Surat Keputuisan (SK) Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017.

F. Tinjauan Pustaka

Penulis membaca beberpa skripsi lainnya sebagai bahan perbandingan persamaan dan perbedaan tinjauan materi sebagai berikut :

(27)

Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka

Nama Peneliti Nur Nasifah

Judul Penelitian “Manajemen pengelolaan zakat pada Baitulmaal Muamalat Jakarta Barat”

Program Studi Manajemen Dakwah

Keterangan dan Isi Penelitian Skripsi ini membahas tentang manajemen pengelolaan zakat secara umum di Baitulmaal Muamalat Jakarta Barat mulai dari pengumpulan dana zakat sampai pada penyaluran zakat. Perbedaan Perbedaan skripsi ini dan skripsi

penulis dapat dilihat dari objek penelitiannya yaitu Baitulmaal Muamalat Jakarta Barat

Persamaan Persamaan skripsi ini dengan

skripsi penulis adalah sama sama mengangkat tentang manajemen zakat

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

Nama Peneliti Siska Indriyani

Judul Penelitian “Manajemen Pendayagunaan Dana ZIS Pada Program Layanan Kesehatan Yayasan Masjid Al-Ikhlas Bsd”

Program Studi Manajemen Dakwah

Keterangan dan Isi Penelitian Manajemen pengelolaan dana program dilaksanakan dengan melakukan perencanaan, mencari masyarakat disekitar lembaga, pembentukan struktur organisasi dan memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat

Perbedaan Perbedaan skripsi ini dan skrisi penulis dapat dilihat dari objek penelitian skripsi ini yaitu Yayasan Masjid Al-Ikhlas BSD

Persamaan Persamaan skripsi ini dengan

(28)

sama yaitu manajemen dana zakat pada program

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab yang masing-masing memiliki keterkaitan dan pembatasan tertentu yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan perumusan masalah, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori

Pada bab ini memuat tentang teori yang berhubungan dengan Pengertian Manajemen, pengertian distribusi, pengertian zakat, pengertian dana zakat, dan distribusi zakat.

Bab III Gambaran Umum

Bab ini berisi profil, visi, misi dan program-program pendayaguaan zakat di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Bab IV Data dan Temuan

Bab ini berisi tentang temuan dan data lapangan yang ada di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

(29)

Bab V Pembahasan

Bab ini berisi tentang analis dan pembahasan mengenai manajemen dana zakat, distribusi dana zakat, dan manajemen distribusi dana zakat pada program bedah rumah di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

(30)

14 BAB II LANDASAN TEORI

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen tidak memiliki pengertian secara universal atau diterima oleh semua orang namun berbagai study tentang manusia mungkin cocok sebagai definisi manajemen, menurut T. Hani Handoko manajemen merupakan alat bagi manajer untuk menggunakan semua sumber daya organisasi, keuangan, peralatan dan informasi seperti halnya orang dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.1

Pengertian di atas menjelaskan bahwa titik tumpu dari manajemen adalah kepemimpinan, dalam hal ini adalah seorang manajer, keterampilan seorang manajer dalam memimpin dan menggerakan semua sumber daya akan mampu mempermudah pencapaian tujuan.

Manajemen menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management yaitu sebagai berikut:

“Management is a distinct process of planning, organizing actuating and controlling, perform to determine and accomplish stated objective by the us of human beings and other resources”

1

T. Hani Handoko, Manajemen, 1999,

(31)

Manajemen adalah proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas.2 Manajemen adalah suatu kegiatan yang pelaksananya di sebut manajer atau pengelola.

Berdasarkan pengertian di atas manajemen merupakan suatu proses yang berurutan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Tahapan dan prosesnya harus dilakukan secara berurutan sehingga dapat dijalankan oleh manajer sebagai pelaku manajemen dengan mengkordinasi dan mendayagunakan kelompok atau orang-orang sacara efektif dan efesien.

2. Fungsi Manajemen

Perlu diingat bahwa manajemen merupakan sebuah proses ataupun terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yang satu sama lain saling berhubungan, sehingga dalam melakukan kegiatan manajemen memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

Fungsi pertama manajemen adalah planning, planning merupakan kegiatan penentuan tujuan-tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang dan hal

2

Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dak wah, (Jakarta:Prenadamedia Grup),2006, hlm. vi

(32)

apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengelompokan dan penentuan berbagai kegiatan dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan kegiatan itu.

c. Staffing (Pembagian Tugas)

Menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengaraan, penyaringan, latihan, dan pengembangan kerja.

d. Motivating (Penguatan)

Mengarahkan dan memberikan dorongan semangat dan menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan.

e. Controlling

Mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan dimana perlu.3

Dari kelima poin yang telah dijelaskan tadi manajemen memberikan fungsi kongkrit proses atau tahapan dimulai dari proses perencanaaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan kerja. Pemanfaatan manajemen dalam sebuah organisasi menuntut keruntutan dalam pengaplikasiannya sehingga

3

George R.Terry, Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, Terje:G.A Ticoalu (Jakarta:Bumi Aksara), hlm. 9-10

(33)

tidak terjadi tumpang tindih rangkaian proses kerja dan tujuan dapat dicapai dengan cara yang mudah.

B. Distribusi

Pada bab pendahuluan telah disampaikan Menurut Philip Kotler distribusi adalah serangkaian perusahaan yang mengambil alih hak dari produsen menuju ke konsumen.4

Dapat didefinisikan bahwan proses distribusi dapat dimaknai bahwa muzakki sebagai produsen dari dana zakat sementara perusahaan merupakan lembaga, dan konsumen adalah mustahik.

Sementara menurut Umer Chapra dengan sudut pandang ekonomi islamnya, mendifinisikan distribusi sebagai penyampaian kebutuhan dan sumber daya kepada individu secara memadai juga merata tanpa mengakibatkan efek samping yang buruk pada motivasi kerja, menabung, investasi, dan berusaha.5

Berdasarkan pengertian di atas bahwa proses penyampaian zakat kepada mustahik adalah bentuk distribusi dalam konsep islam, namun disisi lain zakat harus menguatkan mustahik bukan malah melanggengkan kemiskinan. Seperti halnya konsep yang di utarakan oleh Prof. Didin Hafiduddin tujuan utama dari pendayagunaan zakat adalah bagaimana

4

Abdul Aziz, Ek onomi Islam Analisis… hlm. 87 5

Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ek onomi, 2000 Terje:Ikhwan Abidin B (Depok:Gema Insani), hlm. 10

(34)

zakat mengubah mustahik menjadi muzakki, melalui penyaluran dan pendayagunaan zakat menguatkan mental dan kualitas hidup mustahik.6

C. Ruang Lingkup Dana Zakat

1. Pengertian Zakat

Dari segi bahasa, kata zakat berasal dari masdar (kata dasar dari zaka) yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Sedangkan zakat dari segi istilah fiqih adalah sejumlah harta tertetu, dengan nama tertentu yang dikeluarkan dari harta tertentu diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang tertentu.7 Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar dalam Kitab Az-Zakat menjelaskan: zakat secara bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 103). Menurut terminologi zakat berarti hak yang wajib pada harta tertentu, untuk orang-orang tertentu, dikeluarkan pada masa tertentu, untuk mendapatkan keridhaan Allah, membersihkan diri, harta serta masyarakat.8 Kaitannya erat secara bahasa maupun

6

Didin Hafiduddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Perdaban

Zak at, (Ciputat:Div Publikasi IMZ), 2007, hlm. 71

8

https://www.eramuslim.com/konsultasi/zakat/zakat-dan-infaq.htm#.XxfxfxIxXIU ditulis oleh Muhammad Zan, MA, diakses pada 22 Juli 2020

(35)

istilah bahwa setiap harta yang telah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, berkah, tumbuh dan berkembang, sebagaimana ayat Al-Qur’an surat At-Taubah Ayat 103 yang berbunyi :

ْمُهُرِّهَطُت ًةَقَدَص ْمِِلِاَوْمَأ ْنِم ْذُخ

َكَت َلََص َّنِإ ۖ ْمِهْيَلَع ِّلَصَو اَِبِ ْمِهيِّكَزُ تَو

ٌميِلَع ٌعيَِسَ َُّللَّاَو ۗ ْمَُلِ ٌنَكَس

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Menurut Prof. Didin Hafiduddin seorang ulama kontemporer zakat, menuturkan bahwa zakat adalah media distribusi kekayaan antara orang-orang yang berkelebihan harta dengan orang-orang yang kekurangan harta.9

Berdasarkan pendapat di atas berarti zakat merupakan harta yang dikeluarkan oleh orang yang memiliki kelebihan harta untuk tujuan agar harta tersebut beredar secara adil, dan merata ditengah masyarakat.

9

Didin Hafiduddin dan Ahmad Juwaini, Membangun Perdaban …. hlm. 76

(36)

2. Pengertian Dana Zakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dana merupakan uang yang disediakan untuk suatu keperluan- keperluan10. Menurut Indriyono mengatakan bahwa dana merupakan kekayaan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari hari dan selalu berputar.11 Menurut pengertian di atas dana zakat berarti uang yang sumbernya dari kekayaan orang / perusahaan dalam bentuk zakat untuk keperluan mustahik.

Dana dalam lembaga zakat memiliki banyak sumber, umumnya diambil dari zakat, infaq maupun shodaqoh, asalnya bukan hanya dari perorangan semata, tapi juga dari perusahaan.

3. Penerima Zakat

Mazhab Syafi’I mengatakan, “Zakat wajib dikeluarkan kepada delapan kelompok manusia, baik itu zakat fitrah maupun zakat maal berdasarkan Surat At-Taubah Ayat 60 yang berbunyi,12

10 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dana, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, diak ses pada 12:19 WIB

11

Miswanto dan Eko Widodo, Manajemen Keuangan, (Jakarta : Gundarma, 1998), hlm. 115

12

Wahbah Al-Zuhayly, Zak at:Kajian Berbagai Mazhab, ter. Agus Effendi dan B. Fannany (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA), 2005, hlm. 280

(37)

اَهْ يَلَع َينِلِماَعْلاَو ِينِكاَسَمْلاَو ِءاَرَقُفْلِل ُتاَقَدَّصلا اََّنَِّإ

ِنْباَو َِّللَّا ِليِبَس ِفَِو َينِمِراَغْلاَو ِباَقِّرلا ِفَِو ْمُهُ بوُلُ ق ِةَفَّلَؤُمْلاَو

ٌميِكَح ٌميِلَع َُّللَّاَو ۗ َِّللَّا َنِم ًةَضيِرَف ۖ ِليِبَّسلا

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk

orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah:60).

Berikut penjabaran dari 8 asnaf sesusai dengan ayat tersebut,

a. Golongan Fakir

Golongan pertama yang berhak menerima zakat yaitu fakir, fakir berarti orang yang sama seklai tidak memiliki pekerjaan, atau mempunyai pekerjaan tapi penghasilannya sangatlah kecil, sehingga tidak mampu mencukupi sebagian dari kebutuhannya.13 b. Golongan Miskin

Golongan Miskin adalah golongan orang yang memiliki pekerjaan atau mampu bekerja tetapi penghasilannya hanya mampu memenuhi sebagian

13

Lili Bariadi dan Muhammad Zen, M.Hudri, Zak at dan Wirausaha, (Jakarta:CED), 2005, hlm. 12

(38)

hajat hidupnya.14 Seperti halnya orang yang membutuhkan 10.000/hari tetapi ia hanya memiliki 7000/hari sebagai penghasilannya.15

c. Golongan Amil Zakat

Amil adalah para pekerja yang telah diberikan tugas dan wewenang oleh penguasa atau penggantinya untuk mengambil harta zakat dari wajib pajak, mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya.16 Menurut Syafi’I, amil mendapatkan bagian seperdelapan dari seluruh zakat yang terkumpul, untuk digunakan sebagai biaya operasional, administrasi, honor/gaji bagi anggota team ini sebagaimana dalam lembaga zakat.

d. Golongan Muallaf

Muallaf yang dibujuk hatinya, yaitu orang yang memiliki kekharismatikan tinggi dalam keluarga atau kaumnya dan bisa diharapkan masuk islam, atau dikhawatirkan perbuatan jahatnya atau bila diberi zakat orang tersebut bisa diharapkan keimanannya akan semakin mantap.

Seperti halnya tatkala Abu Bakar memberi zakat kepada Adi Bin Hatim, Al-Zabarqan bin Qadar untuk menarik hati mereka agar lebih mencintai islam dan menyelamatkan mereka dari api neraka.

14

Wahbah Al-Zuhayly, Zak at … hlm. 281 15

Lili Bariadi, Muhammad Zen, M.Hudri, Zak at… hlm. 12 16

(39)

e. Golongan Riqab

Riqab artinya hamba sahaya. Dahulu bagian ini diberikan untuk memerdekakan budak, namun seririn berjalannya waktu sudah tidak ada lagi praktek seperti ini namun dalam bentuk lain, seperti halnya masyarakat Islam yang tertindas atau dominasi golongan lain.

f. Golongan Gharimin

Gharimin adalah orang yang berhutang bukan untuk kegitan maksiat, seperti hutang untuk menafkahi dirinya, anak-anaknya, isterinya dan hamba sahaya miliknya.

Hutang menurut Taqiyuddin Abu Bakar dibagi menjadi tiga. Pertama, hutang yang menjadi kewajiban seseorang untuk kemaslahatan dirinya sendiri dan hutangnya bukan untuk maksiat. Kedua, hutang yang wajib dibayar karena mendamaikan dua orang yang berselisih. Ketiga, hutang yang wajib dibayar karena menanggung orang.

g. Golongan Fii Sabilillah

Al-Ustadz al-Maraghi berpendapat,

“Sabilillah adalah sarana untuk menuju keridhoan

Allah dalam semua kepentingan bagi umat islam secara umum, untuk menegakkan agama dan Negara bukan untuk keperluan pribadi.

(40)

Fisabilillah memiliki arti luas, pengertiannya

bisa berubah sesuai waktu dan kebiasaan. Fisabilillah meliputi banyak perbuatan, meliputi berbagai bidang perjuangan dan amal ibadah, baik segi agama, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, kesenian, termasuk mendirikan rumah sakit, pengiriman dai, penerbitan mushaf dan sebagainya.

h. Golongan Ibnu Sabil

Yang dimaksud ibnu sabil adalah musafir, orang yang bepergian jauh, dan kehabisan bekal. Pada saat itu, ia sangat membutuhkan belanja bagi keperluan hidupnya. Ia berhak mendapatkan bagian zakat sekedar keperluan yang dibutuhkan sebagai bekal dalam perjalanannya sampai tempat yang dituju. Sesuai dengan perkembangan zaman, dana zakat ibnu sabil dapat disalurkan antara lain untuk keperluan : beasiswa bagi pelajar mahasiswa yang kurang mampu, mereka yang belajar jauh dari kampung halaman, mereka yang kekurangan atau kehabisan belanja, penyediaan sarana pemondokan yang murah bagi musafir muslim atau asrama belajar dan mahasiswa.

(41)

4. Zakat dan Kesejahteraan Sosial

Pendapatan dari zakat dan shodaqoh sejatinya memang di peruntukan bagi kesejahteraan sosial. Tujuan dari zakat secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dari orang-orang yang telah disebut dalam 8 golongan yang menjadi mustahik zakat. Maka zakat telah telah ditetapkan untuk membantu menolong 8 golongan tadi yang mengalami kesulitan. Untuk membangun ekonomi suatu Negara harus mencapai pendapatan lain.17

D. Manajemen Distribusi Zakat Infaq dan Shodaqoh

Telah disampaikan pada penjelasan sebelumnya tentang teori manajemen yang dirangkum dalam konsep POAC (Planing, Organizing, Actuating, dan Controling). Distribusi diartikan sebagai penjelasannya menjadi khas apabila disandingkan dengan zakat, infaq, dan shodaqoh, apabila manajemen zakat, infaq, dan shodaqoh diurai jadilah beberapa bagian diantaranya :

1. Perencanaan (Planing)

Perencanaan merupakan bagian terpenting dalam suatu kegiatan. Perencanaan berhubungan dengan tujuan dan arah pergerakan dari zakat. Landasan dalam perencaaan zakat salah satunya yaitu Surat At-Taubah

17

Euis Amalia, Sejarah Pemik iran Ek onomi Islam, (Depok : Gramata Publishing, 2010). hlm. 280

(42)

Ayat 60, dengan berdasar pada ayat tersebut perencanaan zakat akan dimulai pada sosok lembaga, jati diri, arah organisasi, dan apa tujuannya. Juga bisa ditambah siapa saja sasarannya , apa target, bagaimana pelaksanaan, dan pengawasan program.18

Menurut Eri Sudewo dalam bukunya Manajemen ZIS ada lima tujuan dalam pengelolaan zakat, yakni: pertama, memudahkan muzakki tunaikan zakat. Kedua, menyalurkan zakat kepada mustahik. Ketiga tujuan tersebut merupakan satu rangkaian kuat, berjalan serentak saling mengisi. Keempat, tujuan yang berjalan baik hasilnya membantu tercapainya tujuan kelima, yakni terwujudnya kesejahteraan mustahik.

Banyak cara dalam merancang rencana, salah satunya adalah metode 5 W+1 H : What, When, Who,

Where, Why, dan How, cara 5 W dijelaskan “apa yang

hendak dilakukan, kapan dilaksanakan, siapa pelakunya, dimana pelaksanannya, dan mengapa dijalankan”. Dan 1 H ini bisa dihasilkan rencana yang lebih komprehensif dan mudah dipahami. Disamping juga tak sukar menyusun

plan of action-nya.

Konsep 5 W berisi tentang content, sedang 1 H memang how-nya. Itulah 5 W + 1 H jadilah perpaduan

18

Eri Sudewo, Manajemen ZIS: Professionalah Agar Tak Terus

Terbetot di Kubangan Tradisi, Potensi, dan Wacana (CIputat :

(43)

content dan how. Sebaik apapun produk, akhirnya tak

berarti karena tak terjual. Sebaik apapun panen, malah jadi beban karena tak punya alat angkut. Sebesar apapun zakat, infaq, dan shodaqoh tak berdampak apa-apa karena bingung atau keliru program pemberdayaan. Sayang, organisasi zakat yang punya dana besar tak paham how-nya. Alangkah sia-sia tak bisa berdayakan fakir miskin karena tak bisa atau tak paham bagaimana membuat program.

2. Pengorganisian (Organizing)

Pengorganisasian adalah seluruh proses pegelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupan sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka menacapi suatu tujuan yang telah di tentukan.19

Proses pengorganisasian yang berhubungan dengan distribusi dana zakat adalah tentang pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, terhadap program yang dilaksanakan sehingga semuanya fokus serta tersusun rapi, teratur dan sistematis dan terkordinasi keseluruhan dengan pusat.20

Wewenang (autthory) merupakan hak untuk bertindak. Bisa untuk melakukan sesuatu atau memerintah

19

Wahyu Ilaihi, Manajemen Dak wah … hlm. 15 20

(44)

pihak lain untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu. Wewenang berasal dari peran yang harus dijalankan karena adanya suatu tugas atau pekerjaan.21 Bicara wewenang juga tak lepas dari delegasi. Delegasi merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada pihak lain untuk melaksanakan aktivitas. Delegasi merupakan bagian penting wewenang karena keterbatasan seorang pemimpin dalam mengontrol seluruh jalannya manajemen. Distribusi delegasi wewenang, bertujuann agar kinerja organisasi dapat berjalan normal bahkan menjadi lebih baik. Inti delegasi dari wewenang adalah efisiensi dan efektifitas, mengurangi beban pusat serta mendekatkan pengambilan kebijakan pada kondisi real setempat.

Proses pengambilan kebijakan erat kaitannya dengan kekuasaan, karena wewenang merupakan hak untuk melakukan sesuatu. Sementara kekuasaan merupakan kemampuan untuk melaksanakan wewenang tersebut.

3. Pelaksanaan

Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat dan dikelola pula oleh masyarakat. Pemerintah berfungsi sebagai regulator dan kordinator. Maka dari itu pemerintah bertindak sebagai Pembina, plindung, dan

21

(45)

pengawas Lembaga Amil Zakat dalam melaksanakan kegiatannya dan berkordinasi untuk terciptanya Lembaga Amil Zakat yang baik dalam hal pelaksanannya.

Dalam pelaksanannya, pengelola zakat harus siap menerapkan prinsip-prinsip dalam melakukan kegiatan manajemen zakat, sebagaimana dikutip dalam buku yang diterbitkan Kementrian Agama RI tentang standarisasi Amil Zakat diIndonesia prinsip-prinsip itu diantaranya, berdasar kepada syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, berintegritas dan akuntabilitas (transparan).22

22

Kementrian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, (Jakarta,Direktorat Pemberdayaan Zakat,2012) hlm. 74-75

(46)

30 BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN

A. BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Pengelolaan zakat termuat dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2011 diatur dengan dua model, yaitu: pertama, zakat dikelola lembaga yang dibentuk oleh pemerintah. Kedua, zakat dikelola lembaga yang dibentuk oleh masyarakat, lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh mayarakat adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)

BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah nonstruktural bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri, ini sesuai dengan pasal 5 ayat (3) Undang- undang nomor 23 tahun 2011. Memiliki tugas dan fungsi utama menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq,dan sedekah pada tingkat nasional.1

Pembentukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan berdasarkan tanggung jawab tentang pengelolaan zakat berdasarkan syariat islam, amanah, kemanfaatan, keadilan,

1

Kementrian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indoneia, 2012 (Direktorat Pemberdayaan Zakat:Jakarta). hlm. 46

(47)

kepastian hukum, keterlibatan dan akuntabilitas.2 Kemanfaatan dan keadilan akan lebih cepat dicapai apabila pengelolaan lebih terfokus di wilayah tertentu dengan skala yang lebih kecil dengan masalah yang lebih sedikit.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebagai badan resmi bentukan pemerintan Kota Tangerang Selatan berdasarkan SK Walikota Tangerang Selatan Nomor 451.12/Kep 773-Huk.Org/2019 tentang Pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) yang sekarang bertransformasi menjadi BAZNAS Kota Tangerang Selatan Berdasarkan SK Walikota Tangerag Selatan Nomor 451.12/Kep.281-Huk/2016 tentang Pengangkatan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasioal (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan.

Kota Tangerang Selatan memiliki tagline Cerdas, Modern, dan Religius3 ketiga kata-kata tersebut terus berupaya diwujudkan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui BAZNAS Kota Tangerang Selatan dengan melalukan upaya peningkatan kesadaran akan zakat, melakukan program-program yang kreatif dan inovatif dalam upaya peningkatan solusi alternatif penanggulangan kemiskinan melalui zakat, infaq, dan sedekah, dan upaya penyadaran pentingnya menjadi pribadi yang religius bukan hanya ibadah yang bersifat habluminAllah tetapi juga Hablumminannas dengan peningkatan kepedulian sosial melalui kesadaran membayar

2

Sumber dari baznas.go.id/profil diakses pada tanggal 28 september 2019, 07.50

3

(48)
(49)

C. Tugas dan Fungsi

BAZNAS Kota Tangerang Selatan bekerja dengan baik apabila telah menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 23/2011 sebagai berikut

1. Tugas BAZNAS Kota Tangerang Selatan

a. Fundraising (Melakukan pengumpulan dana zakat) b. Organizing (Membuat perencanaan pendistribusian

zakat menurut urgensinya)

c. Empwering (Melaksanakan program penanggulangan kemiskinan)

2. Fungsi BAZNAS Kota Tangerang Selatan

a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat di Kota Tangerangg Selatan b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat di Kota Tangerang Selatan c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan zakat di Kota Tangerang Selatan d. Pelaporan dan pertangggung jawaban pelaksanaan

pengelolaan zakat di Kota Tangerang Selatan. D. Visi dan Misi

BAZNAS Kota Tangerang Selatan sesuai dengan cita-cita Undang-undang nomor 23 Tahun 2011 adalah institusi yang mandiri, berwibawa, dan memiliki otoritas yang cukup untuk melakukan kordinasi dan sinergi agar tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai. Berikut beberapa acuan dari kinerja

(50)

BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

1. Visi

“Menjadi BAZNAS tingkat kota terbaik dan terpercaya di Indonesia”.4

2. Misi

a. Menggali potensi umat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan dalam upaya memperkecil kemiskinan.

b. Memudaht kan pelayanan para Muzakki dalam menunaikan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS)

c. Mendistribusikan zakat kepada mustahik yang berhak menerima zakat sesuai dengan hukum dan syariat Islam dan Undang-Undang yang berlaku.5

E. Struktur Oganisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan terdiri dari :6

1. Ketua : Drs. KH. Endang Saefuddin, MA.

Ketua bertanggung jawab pada semua kegiatan BAZNAS Kota Tangerang Selatan, mulai dari pengumpulan, pendistribusian maupun pendayagunaan, menjalin kerjasama

4

Sumber dari https://baznaskotatangsel.org/visi-misi/ diakses pada 20 Juli 2020 pukul 09.22

5

Sumber dari https://baznaskotatangsel.org/visi-misi/ diakses pada 20 Juli 2020 pukul 09.30

6

Hasil wawancara dengan Bpk. Tarjuni S.Ag pada 2 Juli 2020 pukul 13.00

(51)

kemitraan baik dengan berbagai lembaga sebagai penunjang setiap kegiatan dan program, membina dan membimbing semua anggota dalam lingkupnya memahami setiap Undang-undang tentang zakat, hukum, konsep, serta tujuan kelembagaan.

2. Wakil Ketua I : Bpk. Teten Kustiawan, AK., CA.

Secara umum tanggung jawab wakil ketua umum I adalah pada pengumpulan ZIS (Zakat, Infaq, Sedekah).

Wakil Ketua I bertanggung jawab pada 3 unit pelaksana dibawahnya yaitu :

a. Pelaksana Unit pelayanan Muzakki Perorangan/Badan b. Pelaksana Unit Pengumpulan Zakat

c. Pelaksana Layanan Kantor Administrasi 3. Wakil Ketua II : H. Muhammad Salbani, Lc.

Secara umum wakil ketua II melaksanakan tugasnya pada pendayagunaan dan pendistribusian.

Wakil ketua II bertanggung jawab pada 3 unit pelaksana dibawahnya yaitu :

a. Pelaksana Layanan Santunan Mustahik b. Pelaksana Program Pemberdayaan c. Pelaksana Adminitrasi dan Database 4. Wakil Ketua III : Drs. H Ucup Yusuf, M.Pd.

Secara umum wakil ketua II melaksanakan tugasnya pada perencanaan, laporan dan keuangan.

Wakil ketua III bertanggung jawab pada 3 unit pelaksana dibawahnya yaitu :

(52)

a. Pelaksana Perencanaan dan Pengembangan b. Pelaksana Keuangan

c. Pelaksana Akuntasnis dan Pelaporan 5. Wakil Ketua IV : H. Muhammad Tohir, SQ.

Secara umum wakil ketua II melaksanakan tugasnya pada humas dan administrasi umum.

Wakil ketua IV bertanggung jawab pada 3 unit pelaksana dibawahnya yaitu

a. Pelaksana HRD dan Legal

b. Pelaksana Administrasi dan Humas c. Pelaksana IT dan Umum

Tabel 3.2

Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan

(Sumber data hasil dokumentasi pribadi)

KETUA UMUM BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN (Drs. KH. Saefuddin, MA)

WAKIL KETUA 1 (Teten Kustiawan, AK.,

CA.)

Pelaksana Layanan Muzakki Perongan atau Badan

Pelaksanaan Layanan Muzakki Unit Pengumpul Zakat

Pelksana Konter Administrasi dan Database

WAKIL KETUA 2 (H. Muhammad Salbini, Lc) Pelaksanan Layanan Santunan Mustahik Pelaksanan Program Pemberdayaan

Pelaksana Administrasi dan Database WAKIL KETUA 3 (Drs. Ucup Yusuf, M.Pd) Pelaksana Perencanaan dan Pengembangan Pelaksanan Keuangan

Pelaksanan Akuntansi dan Pelaporan

WAKIL KETUA 4 (H. Muhammad Thohir,

SQ)

Pelaksana HRD dan Legal

Pelaksana Administrasi dan Humas

Pelaksana IT dan Umum TEAM AUDIT

(53)

F. Program Kerja 1. Program Pendidikan

BAZNAS Kota Tangerang Selatan berupaya menanggulangi angka putus sekolah dengan menjalankan program di bidang pendidikan.

Program pendidikan yang diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki dua bentuk yaitu bantuan pendidikan yang bersifat berkelanjutan, maupun yang bersifat sementara, bantuan dengan bentuk berkelanjutan yaitu bantuan beasiswa pendidikan dari muali SD, SLTP, SLTA bagi siswa yang kurang mampu, sedangkan bantuan yang sifatnya sementara hanya berupa bantuan tunggakan biaya pendidikan.

2. Program Ekonomi

Program ekonomi yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan berupa distribusi zakat produkif.

Distribusi zakat semi produktif dilakukan melalui program Bina Usaha Mustahik, bantuan ini diberikan kepada mustahik yang memiliki usaha untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dalam usahanya, diberikan berupa modal usaha sebesar 500.000 kepada tiap mustahik.

(54)

Adapun jumlah mustahik yang mendapat bantuan modal usaha adalah 35 mustahik secara keseluruhan terbagi rata dari 7 kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan masing masing 5 mustahik tiap Kecamatan dengan syarat tertentu, diantaranya adalah SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), fotocopy KTP, dan foto usaha mustahik.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan survey mustahik dan melakukan wawancara setelah itu melakukan seleksi tertutup.

Program dana zakat produktif yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan belum dilakukan dengan pengawasan yang maksimal, artinya ini sama saja dengan bantuan yang bersifat konsumtif, hanya saja secara judul diberikan untuk pengelolaan zakat produktif namun pada pelaksanaannya mustahik belum tentu menggunakan alokasi dana tersebut untuk modal, bisa saja digunakan untuk kegiatan konsumtif.

3. Program Kesehatan

Program BAZNAS Kota Tangerang Selatan di bidang kesehatan meliputi bantuan biaya perobatan dan bantuan rehab rumah,

a) Bantuan Perobatan

Bagi mustahik di Kota Tangerang Selatan yang sedang sakit dapat mengajukan bantuan biaya perobatan nantinya akan mendapat bantuan sesuai

(55)

dengan kondisi dan urgensinya tersendiri, b) Bantuan Rehab Rumah

Bagi warga miskin BAZNAS Kota Tangerang Selatan menyediakan program rehab rumah, untuk meningkatkan kualitas hidup layak dan sehat dari mustahik.

4. Program Keagamaan

Dalam rangka meningkatkan kualitas dari sarana dan prasarana kegiatan keagamaan, BAZNAS Kota Tangerang Selatan memberikan bantuan kepada Masjid dalam bentuk bantuan fisik seperti karpet, sound, dll, sementara bantuan lainnya berupa uang kepada marbot, guru ngaji, majelis ta’lim, dan guru TPA.

5. Program Kemanusiaan

Bantuan kemanusiaan merupakan bantuan yang diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan kepada korban bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi.7 Alokasi dana yang digunakan untuk korban bencana alam tiap tahunnya disiapkan/dialokasikan terebih dahulu, sehingga tidak menggangu pelaksanaan program lainnya yang telah direncakan sebelumnya oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

7

Sumber https://baznaskotatangsel.org/visi-misi/ diakses pada 20 Juli 2020 pukul 09.30

(56)

Program kemanusiaan ini bentuknya bisa berupa bantuan uang tunai, atau nanti bantuan pakaian, makanan, sesuai dengan kebutuhan korban bencana..

(57)

41 BAB IV

DATA & TEMUAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Program

Program-program pendistribusian zakat sebagaimana undang-undang nomor 23 tahun 2011, dibagi menjadi 2 cara yaitu:1

1. Pendistribusian Zakat Konsumtif

Pendistribusian zakat ini diperlukan untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi para mustahik secara jangka pendek, menengah, maupun panjang, berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari mustahik. Biasanya bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Sebagai contoh kongkrit pemberian bantuan sembako agar mereka tidak kelaparan, bantuan pendidikan agar mereka bisa tetap bersekolah, bantuan pakaian agar mereka bisa berpakaian yang layak, bantuan kesehatan ketika mereka sedang sakit, dan bantuan rehab rumah untuk menjaga mustahik tetap sehat tinggal dirumah yang layak huni.

2. Zakat Produktif

Karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada di BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

1

(58)

program produktif belum dapat terlaksana sampai saat ini di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.2

BAZNAS Kota Tangerang Selatan merupakan sebuah badan pengelola resmi yang dibentuk oleh bentukan pemerintan Kota Tangerang Selatan berdasarkan SK Walikota Tangerang Selatan Nomor 451.12/Kep 773-Huk.Org/2019 tentang Pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) yang sekarang bertransformasi menjadi BAZNAS Kota Tangerang Selatan Berdasarkan SK Walikota Tangerag Selatan Nomor 451.12/Kep.281-Huk/2016 tentang Pengangkatan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasioal (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan.

Pembentukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah berdasarkan tanggung jawab tentang pengelolaan zakat berdasarkan syariat islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, keterlibatan dan akuntabilitas.

Salah satu program peningkatan kesehatan masyarakat di Kota Tangerang Selatan yang dijalankan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah Program Rehab Rumah atau Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni bagi masyarakat yang membutuhkan.

2 Hasil wawancara dengan Bapak Tarjuni,S.Pd Bidang Keuangan dan

Pengumpulan BAZNAS Kota Tangerang Selatan pada hari Rabu 18 Maret 2020, Pukul 14.00

(59)

Program rehab rumah merupakan insiatif BAZNAS Kota Tangerang Selatan melihat tingginya angka rumah tidak layak huni berjumlah 2300 rumah di 7 kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan.3 B. Data Mustahik Program Rehab Rumah

Tabel 4.1

Data Mustahik Program Rehab Rumah

(Sumber data Laporan BAZNAS Kota Tangerang Selatan)

3 Hasil wawancara dengan Bapak Tarjuni Kepala Bidang Keuangan

dan Pengumpulan BAZNAS Kota Tangerang Selatan pada hari Rabu 18 Maret 2020, Pukul 14.30

(60)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa BAZNAS Kota Tangerang Selatan memberikan bantuan program rehab rumah untuk 7 kecamatan di Kota Tangerang Selatan, secara keseluruhan tahun 2019 membantu 22 mustahik yang membutuhkan bantuan rehab rumah/rumah tidak layak huni. Bantuan yang diberikan tiap kecamatan tidak sama jumlah penerimanya, melihat tingkat keparahan rumahnya, karena sebelumnya pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan pendataan dan survey untuk melihat kondisi rumah dari mustahik.

(61)

45 BAB V

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Manajemen Pendistribusian Dana Zakat Program Rehab Rumah BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqoh Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan adalah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah yang mempunyai tujuan untuk mengelola zakat, infaq, dan shodaqoh. Standar manajemen pengelolaan yang digunakan oleh Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan adalah undang-undang nomor 23 tahun 2011.

Manajemen distribusi zakat adalah sebuah proses pengelolaan dari lembaga zakat yang dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendisribusian serta pendayagunaan zakat.

1. Perencanaan (Planing)

Perencanaan adalah proses kegiatan penentuan tujuan-tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang dan hal apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Alasan di tempatkannya proses perencanaan diawal adalah karena perencanaan merupakan usaha untuk menentukan hal-hal kongkrit apa yang harus di lakukan sedari awal, sehingga proses pelaksanaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

(62)

46

Penetuan program pun dilaksanakan pada tahap perencanaan, BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan tiap tahunnya melaksanakan rapat kerja tahunan untuk menentukan program-program apa yang menjadi prioritas dan merumuskannya sesuai dengan keadaan di wilayah Tangerang Selatan, salah satunya program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) sebagaimana dikatakan oleh Bpk. KH. Endang Saefuddin, MA Ketua Umum BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

“Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) merupakan program yang di buat oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan melihat masih banyaknya angka rumah tidak layak huni di kota Tangerang Selatan, yang mencapai 3000 rumah per tahun 2016”.1

Perumusan program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) berisi pengertian program, target musahik, besaran angka maksimal bantuan rehab rumah, apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh mustahik agar mendapatkan bantuan program rehab rumah, dan proses penyaluran bantuan sampai selesai. Sebagaimana diungkapkan oleh Bpk. Tarjuni, S,Ag.

“Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) adalah program yang dimiliki BAZNAS Kota Tangerang Selatan untuk membantu memberkan

1 Hasil wawancara dengan Bpk. Tarjuni, S.Ag tanggal 22 Juni 2020

(63)

47

dana bantuan kepada mustahik yang berstatus miskin dan memilik rumah tidak layak huni atau rumah tidak sehat, dalam hal ini apabila rumah tersebut di tinggali oleh orang dapat menimbulkan penyakit tertentu di karenakan rumah yang bocor, dan rusak pada bagian tertentu”.

Program bantuan bedah rumah tidak layak huni adalah bantuan berupa dana yang diberikan kepada mustahik yang sebelumnya telah dianggap dan divalidasi memenuhi kriteria diatas yaitu miskin dan memiliki rumah tidak layak huni dan tidak sehat.

Jumlah bantuan dana yang diberikan kepada masing masing mustahik jumlahnya tidak sama, sesuai dengan kerusakan tiap masing-masing rumah mustahik, sebagaimana dikatakan oleh Bpk. Tarjuni, S.Ag

“Besaran dana yang diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan melihat seberapa besar kerusakan yang terjadi pada rumah mustahik tersebut. Bantuan maksimal yang diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah 25.000.000 untuk tiap rumah mustahik”.

Untuk menguatkan penditribusian program rehab rumah tidak layak huni melakukan kerja sama dengan Kelurahan di wilayah Kota Tangerang Selatan untuk memberikan rekomendasi rumah mustahik yang akan dibedah sebagaimana dikatakan oleh Bpk. Tarjuni S.Ag.

“Alasan mengapa BAZNAS Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan kelurahan adalah sebagai

(64)

48

stimulus, nantinya kelurahan akan menjadi penggerak sampai kepada RT & RW. Tak jarang pula kelurahan membantu proses bantuan bedah rumah dari segi dana, yang tadinya hanya 25.000.000 beberapa kasus bisa sampai 50.000.000.

Sebelum proses pemberian bantuan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh mustahik untuk mendapatkan bantuan rehab rumah tidak layak huni sebagaimana dikatakan oleh Bpk. Tarjuni S.Ag.2

“BAZNAS Kota Tangerang Selatan mempunyai syarat yang mudah yang harus dipenuhi agar mustahik mendapatkan bantuan program rehab rumah di antaranya yaitu Fotocopy E-KTP, Fotocopy KK, surat kepemilikan rumah, dan surat keterangan.”

Perencanaan yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan dilakukan untuk mempermudah dan menguatkan proses pendistribusian program rumah tidak layak huni.

Berikut hasil temuan dari hasil wawancara tahap perencanaan yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan, merumuskan program RUTILAHU (Rehab Rumah Tidak Layak Huni). Pertama mencari alasan kenapa program ini dibuat (berdasarkan data rumah tidak layak huni di Kota Tangerang Selatan yang tinggi di tahun 2017), program ini dibuat untuk siapa (diberikan

2 Hasil wawancara dengan Bpk. Tarjuni, S.Ag tanggal 22 Juni 2020

(65)

49

kepada mustahik, golongan miskin di Kota Tangerang Selatan), berapa jumlah dana yang dikeluarkan (dana yang diberikan maksimal sejumlah 25.000.000), syarat-syarat yang harus dipenuhi mustahik (Foto Copy KK, KTP, Surat Tanda Kepemilikan Rumah, dan Surat Keterangan) 2. Pengorganisasian (Organizing)

Selanjutnya tahapan manajemen yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah pengorganisasian. Pengelompokan dan penentuan berbagai kegiatan baik itu kordinasi dan juga memberikan kekuasaan untuk melaksanakan program. Pembagian tugas sebagai penanggung jawab program untuk mengawasi berbagai proses didalamnya. Sebagaimana dikatakan oleh Bpk. Aufa Tamam, S.Pd.

“Kordinasi dilakukan oleh pimpinan BAZNAS Kota Tangerang Selatan KH. Endang dengan Kelurahan yang nantinya akan mendapatkan bantuan dana program rehab rumah tidak layak huni, nantinya kelurahan akan memberikan rekomendasi rumah mustahik diwilayahnya kepada BAZNAS Kota Tangerang Selatan”.3

Selanjutnya pembentukan tim dan pemberian tugas dan wewenang, agar perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan agar program berjalan lancar sebagaimana dikatakan oleh Drs. H Ucup Yusuf, M.Pd.

3

Hasil wawancara dengan Bpk. Aufa Tamam, S.Pd tanggal 22 Juni 2020 pukul 13.35

(66)

50

“Tugas dan wewenang diberikan kepada tim yang berisi staf dilingkungan BAZNAS Kota Tangerang Selatan selaku petugas lapangan, nantinya tim ini akan melakukan survey kepada calon mustahik, validasi data, mengambil gambar guna keperluan data mustahik”.4

Berikut kesimpulan hasil wawancara penelitian dari tahap pengorganisasian program rehab rumah yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Kepala BAZNAS Kota Tangerang Selatan menunjuk Tim dilingkungan internal sebagai penanggung jawab program rehab rumah yang nantinya akan melakukan survey lokasi. Tetap melaksanakan kordinasi dengan Ketua Kelurahan setempat sebagai bantuan dalam penyeleggaran program, dari fungsi rekomendasi, penyaluran, dan pengawasan program.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Proses penyaluran bantuan (actuating) dipimpin oleh Ketua Umum BAZNAS Kota Tangerang Selatan Bpk. KH. Endang Syaifuddin, MA.

Ketua Umum BAZNAS Kota Tangerang Selatan, KH Endang Syaifuddin nantinya akan menugaskan tim untuk melakukan peninjauan terhadap rumah yang direkomendasikan oleh Kelurahan setempat. Seperti dikatakan oleh Drs. H Ucup Yusuf, M.Pd.

4

Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. Ucup Yusuf, M, Pd tanggal 22 Juni 2020 pukul 13.45

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................
Gambar 5.1 Pola Distribusi Dana ........................................................
Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka
Gambar 5.1   Pola Distribusi Dana

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat enam bentuk kesantunan berbahasa di SMA Negeri 1 Dulupi Kabupaten Boalemo berdasarkan prinsip maksim kesantunan, yaitu: (a)

Mengenai pemeriksaan kualitas produk juga sangat penting di dalam pelaksanaan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil, pertama memeriksa kemasan bungkus apakah masih baik

Skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Dana Infak BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kota Dalam Program Pinjaman Modal Usaha Terhadap Peningkatan Penghasilan Pengusaha

Jadi pendistribusian zakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk penyaluran dana zakat dari muzaki kepada mustahik Fī sabīlillah dengan melalui Badan Amil

d Mengembang-kan dan menyajikan hasil karya  Guru mendorong Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai media tentang format format formulir pada halaman web dan

Lembaga penyiaran televisi adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan untuk pengolahan jasa pemancar program-program televise melalui sarana transmisi dengan

a) Menambah variabel usia pendaftar, nilai akreditasi sekolah asal dan jarak rumah calon peserta didik ke sekolah yang digunakan sebagai acuan dalam seleksi PSB

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa pola improvisasi permainan instumen cello keroncong