• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Televisi Sebagai Media Massa

Berkomunikasi pada dasarnya tidak hanya pada diri sendiri (intra personal) maupun dengan individu lain (antar personal) kadang pula kita akan dihadapkan dengan individu yang amat banyak serta menyebar. Adanya keterbatasan alat indra yang dimiliki tidak dapat menutupi bentuk komunikasi dengan sejumlah audience. Media massa merupakan bentuk komunikasi yang sering digunakan untuk saat ini. Media komunikasi sering sekali dikenal dengan julukan Media massa. Yang menjembatani komunikasi antar massa. Kehadirannya sangat di perlukan karena sebagai komunikator antar masyarakat.

Tiga fungsi pokok yang dimiliki media massa, antara lain: 2.1.1 Fungsi Penerangan (The Information Function)

Fungsi ini dipakai pertama kali pada tahun 1946 di New York, dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Berawal dari sini masyarakat berpendapat bahwa televisi telah mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini adalah implikasi dari dua faktor dalam media massa audio visual, yakni faktor “immediacy” dan kedua faktor “realism”. Faktor Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Langsung yang artinya pemirsa bisa melihat dan mendengar langsung sebuah peristiwa yang sedang berlangsung dan ditayangkan oleh televisi. Faktor Realism mengandung makna kenyataan. Suara dan imaji yang dinikmati pemirsa adalah nyata dan pemirsa seakan-akan melihat sendiri peristiwa yang sedang diberitakan.

(2)

11 2.1.2 Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Dengan kekuatan yang dimiliki oleh televisi yang dikemukakan sebelumnya, maka selakyaknya menyiarkan acara-acara yang bermuatan pendidikan, mengingat keefektifan dari televisi.

2.1.3 Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Fungsi yang ketiga ini adalah fungsi yang sangat dominan sekali. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran dikuasi oleh acara-acara hiburan.

Tiga fungsi dari media massa tersebut menghantarkan media massa menjadisesuatu yang tidak bisa terlepas dari aktifitas kehidupan manusia saat ini. Walaupun media massa tidak menjadi sebuah kunci penentu sebuah kesuksesan, namun sebuah keberhasilan tetap tidak bisa meninggalkan media massa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas manusia saat ini yang terus mendekati media massa.

Ditinjau dari saluran komunikasinya, penyampaian informasi melalui media massa terbagi atas dua yaitu media massa periodik dan media massa non periodik. Berikut ini bagan yang akan menjelaskan skema saluran komunikasi dengan media massa :

Gambar 1

Skema Saluran Komunikasi Dengan Media Massa

Dengan skema diatas maka televisi iyalah salah satu bentuk dari media komunikasi massa, periodik disini mempunyai arti bahwa akses informasi

(3)

12 dilakukan secara berkala dan teratur sesuai dengan waktu-waktu yang telah ditentukan. Audio dan video adalah gabungan yang menjadi Televisi.

“Televisi disini diartikan sebagai televise siaran, audio dari segi penyiaran (broadcast) sedangkan video adalah segi gambar geraknya (moving images). Jadi dalam saluran televisi terdiri dari dua bagian yaitu saluran suara yang termodulasikan secara frekuensi (frequency-modulated sound channel) dan saluran video (video chanel)” (Onong,1993:22).

Dalam buku Media Massa Antara Realitas Dan Mimpi menjelaskan karateristik televisi, (Pareno)

a) Tayangannya meliputi gambar-gambar bergerak (motion pictures), suara, dan tulisan sekedarnya.

b) Thinking in Pictures, pikturisasi dan visualisasi.

c) Memiliki realism sekaligus kredibilitas yang paling kuat. d) Penyampaian pesan yang paling efektif

Televisi sebagai media komunikasi massa dapat diartikan juga sebagai media penyiaran, dalam hal ini sesuai dengan karakteristiknya televisi memiliki kekuatan yang sangat besar, selain itu televisi juga mempunyai daya penetrasi yang kuat terhadap individu atau kelompok, maka tidak salah jika televisi dikatakan sebagai media penyiaran yang paling efisien sehingga dapat menimbulkan dampak yang sangat luas di masyarakat.

2.2 Lembaga Penyiaran Televisi

Lembaga penyiaran televisi adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan untuk pengolahan jasa pemancar program-program televise melalui sarana transmisi dengan menggunakan spektrum frekuensi, kabel atau media yang lain untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran yaitu televisi.

Adapun yang di sebarluaskan, merupakan sebagai penyampaian pesan serta berbagai rangkaian pesan yang berbentuk suara mapun gambar yang berbentuk grafis, karakter baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima dalam bentuk program-program televisi. Lembaga penyiaran

(4)

13 televisi terdengar sangat asing di telinga masyarakat, mereka akan lebih sering menyebutnya Televisi. Peneliti akan menggunakan istilah stasiun televisi dalam buku ini. Kegiatan utama dari suatu stasiun televisi adalah sebagai organisasi penyiaran, meliputi kegiatan administrasi, kegiatan tejnik, kegiatan produksi-siaran. Stasiun televisi dapat digolongkan kedalam

2.2.1 Lembaga Penyiaran Publik

Lembaga penyiaran publik ialah lembaga penyiaran yang dibuat oleh badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, tidak memihak, tidak komersil, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Dalam pelaksanaannya penyiaran stasiun televisi publik digunakan sebagai media penyalur informasi dan kebijakan dari pemerintah kepada masyarakat. Alokasi dana dalam pengadaan siarannya berasal dari :

a) Iuran penyiaran, b) APBN atau APBD, c) Sumbangan masyarakat, d) Siaran iklan, dan

e) Usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran

2.2.2 Lembaga Penyiaran Swasta

Lembaga penyiaran swasta ialah lembaga penyiaran yang berkarakter komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang tujuannya untuk melaksanakan jasa penyiaran televisi. Akar dari pembiayaan lembaga penyiaran swasta didapat dari siaran iklan ataupun usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Lembaga penyiaran swasta lebih bersifat perorangan atau independent dan profit oriented karena pengadaan siarannya berasal dari iklan.

2.2.3 Lembaga Penyiaran Berlangganan

Lembaga penyiaran berlangganan adalah lembaga penyiaran berupa badan hukum Indonesia, yang bagian usahanya hanya melaksanakan

(5)

14 jasa penyiaran berlangganan dan wajib terlebih dahulu memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran berlangganan. Lembaga penyiaran ini memancarluaskan materi siarannya secara khusus kepada pelanggan sehingga siarannya hanya bisa dinikmati oleh mereka-mereka yang berlangganan saja. Modal dari lembaga penyiaran berlangganan bersumber dari pembayaran berlangganan dan usaha lain yang sah yang terkait dengan pelaksanaan penyiaran.

2.2.4 Lembaga Penyiaran Komunitas

Lembaga penyiaran komunitas ialah lembaga penyiaran yang berupa badan hukum Indonesia, dibentuk oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersil, dengan daya pancar rendah, dalam memiliki jangauan yang sangat kecil, hanya memetingkan kebutuhan komunitas. Dapat diartikan juga sebagai televisi yang media untu sebuah komunitas yang menjadikan dirinya sebagai media komunikasi internal dalam sebuah komunitas. Lembaga penyiaran ini memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan, hibah, sponsor, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

2.3 Stasiun Televisi Lokal

Menurut Undang-undang tentang penyiaran No.32 tahun 2002, stasiun televisi lokal adalah bentuk lembaga penyiaran televisi yang dibedakan dari segi wilayah jangkauan siarannya. Stasiun penyiaran yang didirikan pada lokasi tertentu dalam wilayah negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut. Namun terlepas dari itu semua, kehadiran stasiun televisi lokal seakan-akan merupakan sebuah jawaban atas ketimpangan penyebaran informasi di Indonesia.

Stasiun televisi lokak dan stasiun televisi nasional memiliki perbedaan yang terletak pada jangkauan wilayah penyiarannya. Akan tetapi stasiun televisi lokal langsung tersegmentasi dari jangkauan siaran yang lebh memperlihatkan karakteristiknya mengangkat budaya-budaya lokal. Program yang di siarkan menitik beratkan pada perhatian , minat dan kesukaan

(6)

15 penonton. Televisi lokal juga terkategorikan menjadi 3 jenis televisi yang berbeda, yaitu (1) televisi komunitas, (2) televise komersial lokal dan (3) televisi publik. Definisi dari ketiganya pun tidak jauh berbeda dengan definisi yang dijabarkan sebelumnya.

2.4 Segmentation, Targeting dan Positioning 2.4.1 Segmentasi

Segmentasi pasar ialah suatu gagasan yang sangat penting dalam kehidupan ini. Memilih target sasaran, mencari kesempatan , merupakan bentuk kegiatan dalam segmentasi pasar yang merumuskan pesan-pesan komuniasi, dalam melayani serta menganalisis perilaku konsumen. (Kasali, 1998:26). Kasali (1998) menyatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu pengetahuan yang bersifat universal yang layak di mengerti bukan hanya oleh para sarjana ekonomi, tetapi juga para politisi, wartawan, birokrat, dokter, pengacara dan sebagainya. Kasali mencontohkan, mengapa politisi saja perlu memahami konsep segmentasi pasar ? para politisi perlu memahaminya karena ia akan berdialog dengan sebuah bangsa yang sangat heterogen. Dalam bangsa ini yang heterogen ini, komunikasi yang ideal hanya dapat dilakukan bila sang pemimpin tahu betul karakter masing-masing segmen yang diajak bicara. Contoh ini sekaligus menegaskan kembali pada paragraf yang sebelumnya bahwa di Indonesia kita berhadapan dengan sebuah pasar yang luas dan sangat heterogen.

Seperti yang telah ditegaskan pada paragraf sebelumnya bahwasanya sifat pasar disekitar kita ini sangatlah heterogen, maka sangat sulit bagi stasiun televisi untuk melayaninya. Dalam pembuatan produksi program acara harus di berlekukannya memilah dan memilih segmen-segmen yang ada dalam pasar. Pemasaran berperan sangat penting dalam sebuah pembuatan konsep segmentasi pasar, serta memberikan penyajian yang baik.(Kasali, 1998:67). Mengapa segmentasi menjadi sebuah hal yang sangat penting ? Kasali (1998) menyatakan bahwa era pasar umum sudah berakhir, dalam sebuah pasar telah muncul segmen-segman baru yang tidak bisa dipandang secara homogen,

(7)

16 sehingga harus dipilahkan dan dikelompokkan kedalam kotak-kotak yang lebih homogen. Stasiun televisi harus benar-benar memperhatikan pendekatan mereka dalam membuat sebuah program acara yang dilemparkan ke pasar.

Ada 2 konsep dasar dalam melakukan segmentasi pasar yakni segmentasi apriori dan yang kedua adalah segmentasi post-hoc. Segmentasi apriori adalah segmentasi yang dilakukan sebelum suatu produk atau jasa itu dilemparkan ke pasar. Sedangkan segmentasi post-hoc adalah segmentasi yang dilakukan setelah produk atau jasa dilemparkan ke pasar. Kasali (1998) menyatakan bahwa terdapat lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar, yaitu :

a. Produk-produk yang didesain menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan pasar, dengan kata lain stasiun televisi menempatkan audiennya di tempat yang paling utama dan menyesuaikan produknya untuk memuaskannya (customer satisfication at a profit).

b. Dapat mendeteksi keadaan pasar, segmentasi sekaligus membantu untuk mendeteksi siapa saja yang menggerogoti pasar program acaranya.

c. Menemukan peluang. Pesaing terkadang bukan karena memiliki program yang sama, melainkan mampu memberikan alternatif-alternatif tontonan lain.

d. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif, dengan segmentasi secara tidak langsung stasiun televisi telah mengenal audiennya lebih dekat, sehingga menjadi lebih paham siapa konsumennya.

e. Dapat menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.

Untuk itu sebuah stasiun televisi harus mampu membedakan, memilah- milahkan dan memilih berbagai jenis pasar yang ada di dalam penduduk Indonesia. Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memilih pasar, langkah-langkah tersebut adalah :

(8)

17 a. Analisis peluang pasar Yakni menganalisa terhadap bagaimana peluang atau potensi yang terdapat dipasar sehingga akhirnya bisa dijadikan acuan dalam menentukan pasar.

b. Analisa lingkungan usaha Yakni menganalisa terhadap faktor- faktor yang berpengaruh dalam pasar, yang meliputi :

1. Kebijakan-kebijakan dari pemerintah.

2. Pesaing, yaitu bagaimana potensi pesaing dilapangan, strategi yang diterapkan oleh pesaing dan lain-lainnya.

3. Teknologi, yaitu terhadap perkembangan teknologi yang terus maju.

4. Keadaan ekonomi di masyarakat. 5. Kebudayaan masyarakat.

6. Situasi politik.

7. Sumber daya manusia yang dimiliki.

Dalam hal ini poin-poin diatas bisa menjadi sebuah peluang akan tetapi juga bisa berbalik keadaan menjadi sebuah sumber ancaman tergantung bagaimana stasiun televisi tersebut memanfaatkan peluang dan mengubah ancaman-ancaman menjadi sebuah peluang yang menguntungkan.

c. Menyeleksi pasar sasaran (target market)

Langkah ketiga adalah saatnya untuk memilih pasar sasaran, yakni bagian dari pasar yang potensial dan dapat dijangkau bagi sebuah stasiun televisi. Istilah lainnnya adalah segmentasi pasar. Segmentasi pada sebuah pasar dibedakan berdasarkan beberapa variabel antara lain :

a. Aspek demografi, yaitu segmentasi yang berdasarkan peta kependudukan (usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, taraf pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, agama, suku dan sebagainya)

b. Aspek geografis, yaitu segmentasi yang membagi-bagi pasar berdasarkan jangkauan geografisnya.

(9)

18 c. Aspek psikografis, segmentasi ini merupakan pengembangan dari sebuah penelitian yang ternyata gaya hidup tidak bisa dilihat hanya dari kedua aspek sebelumnya sehingga aspek psikografis ini berusaha untuk menajamkan segmen berdasarkan gaya hidup dan yang menjadi tolak ukurnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya, minat, cara pandang dan karakter.

Kemudian variabel-veriabel tersebut berkembang menjadi lebih detil lagi, yakni :

1. Berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh konsumen (benefit segmentation)

2. Berdasarkan pemakaian produk (product usage) 3. Berdasarkan generasi (cohort)

4. Berdasarkan teknografi

5. Berdasarkan tingkat kesetiaan (loyalitas konsumen) 6. Berdasarkan evolusi keluarga

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan segmentasi pasar adalah (Kasali, 1998:138) :

a. Apakah segmen itu cukup besar ? dalam artian segmen tersebut bisa menjamin kelangsungan dari stasiun televisi.

b. Apakah ada daya belinya ? dalam artian populasi yang besar bukan merupakan jaminan kuatnya konsumsi masyarakat terhadap sebuah program acara yang ditayangkan.

c. Apakah dapat dibedakan dengan segmen-segmen yang lain ? dalam artian segmentasi harus jelas.

d. Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu ? dalam arti segmen yang baik tidak selalu terbuka bagi pendatang baru, hal ini berkenaan dengan loyalitas audien terhadap program-program sebelumnya, kemudian jaminan bahwa program baru ini benar-benar baru bukan hanya sekedar meniru dan seterusnya.

(10)

19 f. Apakah sumber daya yang dimiliki cukup memadai ?

Pada dasarnya menyeleksi pasar atau segmentasi ditentukan oleh bagaimana stasiun televisi tersebut melihat pasarnya. Oleh karena itu pemahaman terhadap struktur-struktur dan kelompok-kelompok yang terdapat dalam pasar menjadi sangat penting. Langkah selanjutnya, setelah sasaran dipilih adalah targetting.

2.4.2 Targetting

Segmentasi menggunakan metode pemasaran , segmentasi bersifat tidak independent, segmentasi ialah satu kesatuan dengan targetting dan positioning. Hubungan ini disingkat dengan STP (Segmentation, Targetting dan Positioning).

Tahap berikutnya dalam menentukan pasar harus melalui proses segmentasi pasar. Sasaran dari targetting adalah satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran program acara dari sebuah stasiun televisi. Disebut juga dengan selecting karena proses ini adalah menyeleksi pasar dengan tujuan memfokuskan pada beberapa bagian saja. Dan akhirnya konsetrasi bisa dilakukan pada satu segmen atau multi segmen sekaligus.

2.4.3 Positioning

Positioning dapat di artikan juga upaya untuk peluang apa yang ada di pikirkan konsumen. Positioning lebih mengarah kepada strategi komunikasi dari stasiun televisi untuk menempatkan dirinya di hati pemirsanya. Dalam hal ini bukan seluruh pemirsa secara umum melainkan pemirsa yang sudah menjadi target, yakni yang segmennya telah dipilih.

Pada dasarnya penonton televisi telah menghadapi sebuah persaingan hebat, yaitu persaingan antara stasiun televisi untuk berusaha menjadi salah satu tontonan untuk para penonton setianya. Banyak usaha yang dilakukan sehingga akhirnya program acara yang ditawarkan berikut dengan stasiun televisi bisa diingat terus oleh pemirsanya antara lain branding dengan

(11)

slogan-20 slogan, sinetron dengan menggunakan artis-artis ternama, kemasan acara yang meriah dan masih banyak lagi.

“Kasali (1998) mendefinisikan kata positioning sebagai berikut, positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk/merek/nama yang dibuat mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk/merek/nama yang lain”.

Dari definisi ini maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : 1. Positioning adalah strategi komunikasi,

2. Positioning bersifat dinamis,

3. Positioning berhubungan dengan event marketting, 4. Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk,

5. Positioning harus memberi arti dan arti itu harus penting bagi konsumen,

6. Atribut-atribut yang dipilih harus unik,

7. Positioning harus diungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan (positioning statement),

Beberapa cara untuk melakukan positioning, antara lain : 1. Positioning berdasarkan perbedaan produk,

2. Positioning berdasarkan manfaat produk, 3. Positioning berdasarkan pemakaian, 4. Positioning berdasarkan kategori produk, 5. Positioning kepada pesaing,

6. Positioning melalui imajinasi, 7. Positioning berdasarkan masalah, 2.5 Program Siaran Televisi

Pada setiap harinya stasiun televisi selalu akan menanyangkan acara serta jumlahnya yang amat banyak dan bermacam-macam. Sebuah acara adalah serangkaian produk yang telah dihasilkan dari stasiun televisi yang mana akan disirakan untuk ditonton oleh penontonnya.

(12)

21 Sebuah acara merupakan jantungnya dari acara pertelevisian. Acara disebuah stasiun televisi adalah sebuah daya tarik penontonnya. (Morissan, 2005:97). Acara mampu di ibaratakan sebagai barang yang dijual oleh stasiun televisi kepada para penontonnya. Program acara yang baik semestinya dapat menyajikan pengetahuan yang diperlukan oleh penontonnya, program acara yang dapat menjadikan sebuah acara yang mengajarkan, serta memberikan informasi dan hiburan yang baik.

Materi dalam sebuah pembuatan acara yang dicukupkan merupakan sajian program yang bermakna, seperti yang mampu stop the eyes and the ears. Naratama (2004:58) menuliskan bahwa ada tiga konsep dasar menonton yang harus diperhatikan dan dipahami oleh perancang program televisi, tiga konsep tersebut adalah :

1. What People Want To See, yaitu apa yang ingin dilihat oleh penonton. 2. What People Need To See, yaitu apa yang perlu dilihat oleh penonton. 3. What People Want and Need To See, yaitu apa yang ingin dan perlu dilihat

oleh penonton.

Dari tiga konsep tersebut maka akan mudah untuk menentukan format acara televisi. Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Naratama, 2004:63).

Komponenen-komponen program merupakan bagian yang paling berperan penting serta harus di pertanggung jawabkan dalam pengelolaan penayangan program. Programer adalah seorang penyusun acara bagian program bertugas merencanakan, memilih dan menyusun acara maka dalam bagian program harus diisi dengan orang-orang yang mengetahui apa yang disukai oleh dan tidak disukai oleh penonton. Selain itu bagian program siaran juga harus tetap mempertimbangkan empat hal ketika merencanakan program siaran yang terkait dengan :

(13)

22 1. Produk, artinya materi program yang dipilih haruslah bagus dan

diharapkan akan disukai oleh audien.

2. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli dan memproduksi program itu.

3. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program tersebut.

4. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan diri dan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan.

Untuk stasiun televisi berbagai jenis program dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu (1) program informasi dan (2) program berita. Menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya.

Proses produksi berkaitan banyak dengan berbagai hal, yang paling pokok ialah materi produksi yang merupakan bagian pendukung yang cukup berperan untuk menjadikan sebuah program acra televisi.

2.6 Penyiaran Program Acara Televisi

Dapat diartikan secara sederhana adalah kegiatan pemancar luasan program acara. Penyiaran program acara sendiri tidak bisa dilakukan secara acak-acakan, programer benar-benar dituntut untuk mampu mengalokasi waktu dan menyusun program acara dan kemudian menyesuaikan keduanya. Morissan (2005:113) penjadwalan penayangan sebuah program itu perlu karena hal ini menyangkut jumlah audien yang tersedia. Penjadwalan atau penataan program yang kurang baik membuat program tersebut akhirnya menjadi sia-sia.

Morissan (2005:115) mengungkapkan bahwa beberapa hal lain selain ketersedian audien ada hal-hal yang juga sangat perlu diperhatikan yakni stasiun televisi saingan, programmer harus jeli dalam memperhatikan program acara dari stasiun televisi saingan. Misalnya, ketika programer merencanakan untuk menayangkan suatu program pada pukul 20.00 WIB setiap hari Selasa maka programer harus melihat terlebih dahulu apa yang yang ditayangkan

(14)

23 oleh televise lain pada jam tersebut. Apakah tayangan yang disajikan oleh televisi saingan sejenis atau mungkin berbeda, seandainya sejenis maka hal yang perlu diperhatikan adalah apakah program yang akan ditayangkan cukup kuat dan mampu menarik audien seandainya tidak akan lebih baik jika penayangannya di jam-jam yang lain saja.

Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan komposisi audien yang terbentuk pada waktu-waktu tertentu setiap harinya (Morissan, 2005:115) :

Tabel 1. Ketersediaan Audien

Bagian Hari Audien Yang Tersedia

Pagi Hari (06.00 – 09.00)

Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja diluar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.

Jelang Siang (09.00 – 12.00)

Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan dan karywan yang bertugas secara giliran (shift).

Jelang Siang (09.00 – 12.00)

Karyawan yang makan siang di rumah, pelajar yang pulang dari sekolah.

Siang Hari (12.00 – 16.00)

Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.

Sore Hari (early fringe) (16.00 – 18.00)

Sebagian besar segmen audien tersedia pada waktu ini namun belum semuanya.

Jelang Malam (prime acces) (18.00 – 19.00)

Seluruh audien tersedia pada waktu ini utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. Namun setelah itu, audien mulai berkurang utamanya audien anak-anak, para pensiunan dan mereka yang harus tidur lebih cepat karena besak harus bangun lebih pagi.

Malam Hari (prime time) (20.00 -23.00)

Umumnya orang dewasa. Jelang Tengah Malam (late fringe)

(23.00 – 23.30)

Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas secara giliran (shift).

Tengah Malam (late night) (23.30 – 02.00)

Dini Hari (over night) Karyawan yang bertugas secara giliran (shift) dirumah sakit, pabrik, keamanan, dan lain-lain.

(15)

24 Berbeda dengan media lain seperti surat kabar, televisi memiliki kesinambungan tanpa terputus. Pembaca koran tidak harus membaca Koran tersebut pada saat ia membelinya ia bisa menunda membacanya dan menentukan sendiri kapan di harus membacanya sedangkan televisi mau tidak penonton harus mengikuti apa yang yang ditayangkan oleh televisi.

Morissan (2005:118) menguungkapkan dalam tabel sebelumnya secara umum, programmer televisi membagi waktu siaran menjadi empat bagian, yaitu :

a) Prime Time, jam 19.30-23.00 b) Late Fringe Time, jam 23.00-01.00 c) All Other Time, jam 01.00-10.00 d) Day Time, jam 10.00-16.30 e) Fringe Time, jam 16.30-19.30

Disini seorang programer benar-benar dituntut untuk mampu mengatur, menata, dan mengalokasi waktu yang tersedia dengan program acara yang tersedia pula. Maka perlu sekali bagi seorang programer untuk memiliki strategi dalam menata acara (schedulling strategies).

2.7 Selera Audien

Sebuah perusahaan serta organisasi yang sedang berjalan biasanya tidak terlepas dengan adanya konsumen, konsumen dalam sebuah perusahaan sangat berperan penting. Causa prima yakni sebuah teori mengenai sebab akibat menjadi sebuah jawaban bahwa ketika ada penjual maka harus ada pembeli, dan konsumen pada akhirnya menjadi sebuah kunci utama. Kunci kesuksesan dalam sebuah stasiun televisi adalah dari sebuah kualitas serta tayangan yang mendidik. Konsumen dan audien menjadi titik penting dalam pemasaran sebuah program, jadi stasiun televisi yang harus memahami apa yang diinginkan oleh sebuah konsumen penontonya.

(16)

25 Acara seperti apa yang disukai oleh audien ? adalah sebuah pertanyaan sederhana yang harus yang harus di jawab oleh sebuah stasiun televisi. Namun mencari jawaban dari pertanyaan ini tidak mudah.

Seorang pengelola program di sebuah media penyiaran sudah tentu tidak bisa menyusun programnya menurut selera sendiri (Morissan, 2005:165). Meskipun programer adalah orang yang memiliki selera yang baik ini juga bukan sebagai sebuah jaminan yang positif. Maka untuk memahami selera audien perlu melakukan sebuah riset terhadap audien yang dihadapinya. Riset terhadap audien bisa dilakukan sebelum program ditayangkan atau setelah program ditayangkan. Tahapan riset audien yang dilakukan sebelum program ditayangkan biasanya menggunakan pendekatan segmentasi, targetting dan positioning. Karena dengan pendekatan ini seorang programer pada dasarnya sekaligus melakukan penelitian terhadap audien yang dihadapinya.

Jenis riset yang kedua adalah riset yang dilakukan setelah programmer menayangkan programnya terlebih dahulu. Pada riset ini programer berusaha untuk mengetahui siapa audien yang tengah menonton acara yang ditayangkannya dan bagaimana respon audien terhadap acaranya.

2.8 Pengertian Persaingan

Kompetisi dalam berbisnis memiliki artian yang acap kali terlihat dalam berbagai literatur yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan hukum persaingan bisnis. Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi.Persaingan adalah ketika organisasi atau perorangan berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar,peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan. Sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari 2 pihak/lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga/syarat yang paling menguntungkan. Persaingan ini

(17)

26 dapat terdiri dari beberapa bentuk pemotongan harga, iklan/promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain, dan segmentasi pasar.

2.9 Media Online

Menurut Romeltea dalam www.romelteamedia.com menjabarkan definisi media online sebagai berikut:

1. Media online memiliki pengertian umum, yakni pengertian yang secara umum, bermacam-macam jenis atau susunan yang mudah dalam mengakses internet yang memuat tulisan, gambar, video, dan suara. Dalam bahasa lainnya media online bisa disebut juga komunikasi yang menggunakan sistem online.

2. Pemahaman khusus Media Online memiliki arti Media Online secara utama berkaitan dengan arti dalam hubungan komunikasi massa. Media disingkat dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas. Pengertian media online secara khusus adalah media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel, feature) secara online. Asep Syamsul M. Romli dalam buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online (Nuansa, Bandung, 2012) mengartikan media online sebagai berikut, “Media online artiny media massa yang tertera secara onlin web (website) internet”. Masih menurut Romli dalam buku tersebut, media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalism didefinisikan wikipedia sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”. Secara teknis atau “fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email.

(18)

27 Karakter serta keutamaan di media online memiliki perbandingan yaitu “media konvensional” (tercetak/media elektronic) sebagai berikut :

1. Kapasitas luas –halaman web bisa menampung naskah sangat panjang 12 2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.

3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.

4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang. 5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.

6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian. 7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.

8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat room, polling, dsb.

9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search). 10. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink)yang berkaitan dengan

informasi tersaji.

Sedemikian perselisihan karakter sebuah internet dengan media lama atau jadul dengan cara serta operasional perantara alat medium komunikasi yaitu :

1. Perselisihan khusus dan makro itu adalah internet media yang berdasarkan komputer yang bermula dari media “tools” untuk menyimpan serta mengolah informasi data.

2. Internet digunakan untuk alat perantara komunikasi yang menggunakan internet atau online jauh melebihi penawaran interaktif pada media televisi dan radio (yang terbatas pada satu program dan isi materi acara). Bahkan internet memberikan penawaran pencarian informasi yang diinginkan melalui fasilitas query dan boelan dengan menggunakan kata kunci (keywords). Lebih jauh lagi media internet mampu mengurangi pola komunikasi yang berwujud kontak langsung seperti surat menyurat ataupun wicara interpersonal dengan fasilitas electronic mail (e-mail) dan Internet Relay Chat (IRC).

(19)

28 3. Media internet mampu menjadi pusat informasi dan sumber informasi yang tidak terbatas dan pada suatu institusi tetapi juga memberikan kesempatan pada setiap user/individu untuk menjadi sumber/komunikator.

4. Jangkauan yang dimiliki dari internet itu pasti sangat luas antarbenua, antarnegara, serta antarbudaya. Maka dengan begitu memiliki batasan berupa fisik dengan menggunakan melalui internet, implikasi ini juga memperjelas bahwa terdapat interaksi abstrak secara struktural.

5. Kegunaan sebuah interne adalah media, sekalian persamaan dengan kegunaan seperti media lain, media internet mempunyai permintaan dalam pengembangan bidang jasa serta bisnis adalah bagian life style. Bagi berapa barang yang tersedia serta di rancang , dipilih dan 13 dipesan hanya melalui fasilitas E-commerce dan net-worked intelligence. Dalam bidang jasa memungkinkan orang bekerja dimana saja tanpa memerlukan tempat yang riil seperti lazimnya, yang membawa pada embrio fenomena virtual(maya) dalam segala aspek lalu-lintas barang dan jasa (Ancok, 2000 : 2).

6. Perbandingan yang lainnya adalah media yang lebih tertonjolkan superior media internet sebagai media yang “beraneka rupa” (mulfaceted ) yang berisi banyak perbedaan konfigurasi proses komunikasi pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki (Sosiawan, dalam http://edwi.dosen.upnyk.ac.id).

Referensi

Dokumen terkait

Syed Abdullah (1999) yang menjalankan kajian ke atas faktor leksiko-budaya dalam penterjemahan karya Rihlah Ibn Batttutah telah menunjukkan bahawa dalam penterjemahan teks

kesulitan yang cukup menonjol untuk mempelajari satu atau dua keterampilan pendidikan dasar (paling sering membaca). Tapi se- harusnya diperhatikan bahwa ketidakmampuan belajar

Dalam penelitian ini subyek penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan teknik jemput bola (snow ball sampling) yaitu menelusuri terus subyek yang dibutuhkan untuk

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah dan juga perbandingan tingkat pada Provinsi Sulawesi Utara yaitu pada Kota Bitung dan Tomohon

Tujuan khusus, setelah dilakukan 4 kali kunjungan diharapkan klien mampu mengenal masalah (identifikasi pengaruh terapi dzikir), keluarga mampu mengambil keputusan

The Reading Comprehension in Narrative text of Science and Language programs of the Eleventh Grade Student of SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara in Academic

(3) Penghuni Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah tamu asrama yaitu Pejabat dan/atau Pegawai Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat atau

rendah dibandingkan dengan transistor jenis yang lain seperti pada Tabel 1, walaupun BJT hanya dapat bekerja optimal dibawah 6 GHz [3][9][10], untuk aplikasi