• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Akuntansi ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Akuntansi ISSN:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility

(Studi pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen yang

Terdaftar di BEI Periode 2012-2014)

1

Muhammad Iqbal Arief,2Nurleli,3Yuni Rosdiana

1,2,3Prodi Akuntansi, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung,

Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116

e-mail:1Muhammadiqbalarief@yahoo.co.id,2Lelinur@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan

Corporate Social Responsibility. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Penelitian

ini dilakukan dengan menguji pengaruh profitabilitas sebagai variabel independen terhadap pengungkapan CSR sebagai variabel dependen. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel independen yaitu ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), dan NPM (Net Profit Margin), sedangkan pengungkapan CSR yang digunakan sebagai variabel dependen diukur dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada GRI (Global Reporting Initiative) 2006 sebagai pedoman pengungkapan laporan sosial perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dimana sebelumnya data telah diuji dengan pengujian asumsi klasik meliputi normalitas data, heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROA dan ROE secara parsial signifikan pengaruhnya terhadap pengungkapan CSR sedangkan NPM tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Kata Kunci : Profitabilitas, Pengungkapan Corporate Social Responsibility

A. Pendahuluan

Perkembangan sektor riil di Indonesia, khususnya konstruksi, infrastruktur dan properti, telah mendorong peningkatan permintaan barang input dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar yang sangat menjanjikan bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Salah satu peningkatan permintaan barang input dan salah satu pasar yang sangat menjanjikan adalah perusahaan industri semen, karena kebutuhan semen diperkirakan akan terus mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh tingginya tingkat pembangunan pada sektor properti dan perumahan baik yang dibangun di kota-kota besar maupun perumahan mewah di daerah-daerah, serta diiringi pula dengan pembangunan infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah.

Perkembangan Perusahaan Semen di Indonesia sangat pesat terutama di pulau Jawa. Perusahaan Semen juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan. Banyaknya perusahaan semen yang yang ada di Indonesia membuat persaingan pasar semakin ketat. Apalagi saat ini banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan bencana-bencana lainnya menyebabkan ribuan rumah rusak dan hancur, maka dengan sendirinya kebutuhan akan semen sebagai bahan pokok dalam pembangunan akan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan perkembangan industri semen semakin menarik untuk dicermati. Semen sangatlah berguna dalam pembangunan, yakni sebagai pondasi dalam pembuatan rumah. Jika dalam pembangunan rumah tidak menggunakan campuran semen, maka rumah tersebut tidak akan bertahan lama. Oleh sebab itu semen dikatakan sebagai bahan pokok dalam pembangunan.

(2)

Dalam beberapa tahun belakangan ini, industri di Indonesia diwarnai dengan berbagai masalah sosial seperti masalah kesejahteraan pegawai (hak dan status pekerja), pengelolaan lingkungan di sekitar pabrik, pemantauan produksi dan masalah masyarakat sekitar perusahaan (Gray dkk, 1987; dalam Sembiring, 2005). Masalah-masalah ini menggambarkan ketidakpuasan beberapa elemen stakeholders pada manajemen perusahaan.

Para buruh sering melakukan demo dan mogok kerja akibat kebijakan upah yang diterapkan perusahaan terlalu rendah yang tidak mencerminkan rasa keadilan. Beberapa kasus yang terkait pencemaran lingkungan oleh perusahan terjadi pada perusahaan PT Newmont Minahasa Raya yang beroperasi di wilayah Teluk Buyat, Kabupaten Bolaang Mongondouw Sulawesi Utara tahun 2004 yang banyak menjadi sorotan. Limbah tailing yang dihasilkan perusahaan tersebut dianggap mengakibatkan lebih dari 100 warga di Teluk Buyat terkena penyakit Minamata.

Pengungkapan CSR disinyalir dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah profitabilitas. Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Pendapat lain tentang pengertian profitabilitas oleh Munawir (2002:152) bahwa profitabilitas (profitability) atau rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba. Pengertian yang sama disampaikan oleh Dewi Astuti (2005:36) bahwa profitabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu.

Penelitian atas pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR telah banyak dilakukan sebelumnya seperti Sembiring (2005), Nurkhin (2009), Hossain dkk (2006), Branco dan Rodriguez (2008) Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial ternyata terjadi ketidak konsistenan diantara para peneliti tersebut. Menurut penelitian empiris yang dilakukan oleh Nurkhin (2009) dan Hossain dkk (2006) mereka menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara profitabilitas dengan CSR. Sementara hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian empiris yang dilakukan oleh Sembiring (2005), Branco dan Rodriguez (2008) mereka memperoleh hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR suatu perusahaan. Dengan adanya keanekaragaman atau ketidak konsistenan hasil yang terjadi pada penelitian empiris terkait pengaruh profitabilitas (yang meliputi ROA, ROE, dan NPM) terhadap pengungkapan CSR suatu perusahaan, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian kembali dengan menganalisis dan menemukan bukti empiris tentang pengaruh dari kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014)”.

B. Landasan Teori

1. Teori Legitimasi

Menurut Gray et al. (1995) teori lain yang melandasi pengungkapan CSR adalah teori legitimasi. Legitimasi merupakan suatu sistem yang mengutamakan kepentingan masyarakat atau lebih memihak kepada masyarakat (Ardianto dan Machfudz, 2011).

(3)

2. Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut K. Bertens dalam Suparnyo (2010) CSR merupakan suatu tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat.

3. Pengungkapan CSR

Pada umumnya pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory), yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada peraturan atau standar tertentu yang disyaratkan oleh lembaga yang berwenang (Pajak, Undang-Undang, SAK, maupun BAPEPAM), dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang merupakan pengungkapan informasi tambahan dari perusahaan, yaitu pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan, mencakup lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum (Hackson dan Milne 1996 dalam Sembiring 2003).

4. Profitabilitas

Definisi profitabilitas menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Pendapat lain tentang pengertian profitabilitas oleh Munawir (2002:152) bahwa profitabilitas (profitability) atau rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba.

5. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2009:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: ROA berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. H2: ROE berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. H3: NPM berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

C. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010:118). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi tersebut (Sugiyono, 2013:116). Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini meliputi perusahaan yang bergerak di perusahaan manufaktur sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014 kurang lebih sebanyak 5 perusahaan. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan metode penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Alasan penggunaan metode purposive sampling didasarkan pada pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Dan dari populasi tersebut, peneliti mendapatkan sampel untuk penelitian sebanyak 4 perusahaan manufaktur sub sektor semen yang sesuai dengan kriteria penelitian.

2. Pengujian Hipotesis

Menurut Kuncoro (2001), pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f.

(4)

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Uji penyimpangan asumsi klasik menurut Ghozali (2006) terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas.

2. Uji Normalitas

Kesimpulan yang diambil melalui pengujian normalitas dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Test (KS) adalah baik variabel bebas maupun terikat

berdistribusi normal. Kesimpulan tersebut diambil setelah melihat bahwa signifikansi variabel keseluruhan lebih besar dari pada 0.05.

3. Uji Multikolinearitas

Diketahui bahwa nilai VIF (Varian Inflation Factor) dari semua variabel adalah bernilai < 10, sedangkan syarat terjadinya multikolinearitas adalah memiliki nilai VIF (Varian Inflation Factor) > 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, dalam model regresi pada penelitian ini tidak terjadi adanya multikolinearitas.

4. Uji Autokorelasi

Terlihat bahwa padakolom Durbin-Watson menunjukkan angka 2,033. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi, karena angka D-W bernilai -2 sampai + 2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi.

5. Uji Heterokedastisitas

Menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas dalam model regresi yang digunakan.

6. Pengujian Hipotesis

Menurut Kuncoro (2001), pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f.

7. Koefisien Determinasi

Tabel 4.1

Berdasarkan tabel koefisien determinasi di atas, dapat dilihat bahwa angka koefisien korelasi (R) sebesar 0,834. Hal ini berarti bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen sebesar 83,4%. Dari angka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sangat kuat. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang dihasilkan

(R-Square) adalah sebesar 0,695 yang berarti bahwa variabel profitabilitas (ROA, ROE,

(5)

kriteria tinggi. Sementara sisanya sebesar 30,5% diterangkan oleh variabel lain diluar model penelitian.

8. Uji Simultan (Uji F)

Tabel 4.2

Berdasarkan output di atas diketahui nilai Fhitung sebesar 6,079 dengan p-value

(sig) 0,018, dengan α = 0,05 serta derajat kebebasan v1 = 3 dan v2 = 12 (n-(k+1)),

maka di dapat Ftabel 3,090. Hasilnya nilai Fhitung > Ftabel (6,079 > 3,090) maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh dari ROA, ROE dan NPM terhadap CSR.

9. Uji Parsial (Uji t)

Tabel 4.3

Maka dapat dijelaskan hasil pengujian hipotesis parsial sebagai berikut :

1) Variabel independen ROA menghasilkan nilai thitung sebesar 2,401 dengan taraf keyakinan 5% didapat nilai ttabelsebesar 1,985 dan nilai sig = 0,027 yang lebih kecil dari α = 0,05, dikarenakan nilai thitung >ttabel, maka Hoditolak dan H1diteria, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap CSR.

2) Variabel independen ROE menghasilkan nilai thitung sebesar 2,330 dengan taraf keyakinan 5% didapat nilai ttabelsebesar 1,985 dan nilai sig = 0,038 yang lebih kecil dari α = 0,05, dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ROE berpengaruh signifikan terhadap CSR.

3) Variabel independen NPM menghasilkan nilai thitungsebesar -0,755 dengan taraf keyakinan 5% didapat nilai ttabelsebesar -1,985 dan nilai sig = 0,472 yang lebih besar dari α = 0,05, dikarenakan nilai thitung< ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR.

10. Pengaruh ROA terhadap Pengungkapan CSR

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur melalui Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa pengaruh dari ROA terhadap

(6)

pengungkapan CSR perusahaan mempunyai arah yang positif sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan semakin besar nilai ROA yang dihasilkan maka semakin banyak pengungkapan CSR yang nanti dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunannya.

11. Pengaruh ROE Terhadap Pengungkapan CSR

Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dengan arah yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan semakin tinggi nilai ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin banyak pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan.

12. Pengaruh NPM Terhadap Pengungkapan CSR

Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR yang

berarti tidak konsisten dengan konsep teori yakni hasil NPM yang tinggi akan memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk membentuk suatu kontrak sosial dengan masyarakat.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Profitabilitas dengan proksi ROA dan ROE berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan profitabilitas dengan proksi NPM berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR.

Daftar Pustaka

Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkpan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Ikatan Akuntan Indonesia: Simposium Nasional Akuntansi 9. Almar, Multafia dkk. 2012. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi. Universitas Widyatama. Gray, R, Owen, D, and Maunders, K. 1987. Corporate Social Reporting: Accounting

and Accountability. Prentice-Hall, London.

Hackston, David and Milne Marcus J. 1996. “Some Determinants Of Social And

Environmental Disclosures In New Zaeland Companies”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1 : 77-108.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Edy Rismanda Sembiring. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di BEJ”.

Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan IV. Semarang; Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

Margono Soekarjo Purwokerto kemudian terdapat empat dimensi dari lima dimensi dalam big five model yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja, dan

1) Dilihat dari sisi pretes dan post tes menunjukkan adanya peningkatan kemampuan peningkatan pemahaman guru SDN Ketangi tentang pemahhaman pembuaran dan

Sementara itu , Firdha dkk (2011) melakukan pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan bioreaktor hibrid anaerob bermedia batu efisiensi penyisihan COD terbesar

Proses asuhan pelayanan nifas yang terdiri dari pengkajian, peru- musan diagnosa, perencanaan, pelaksa- naan, baik dari puskesmas dengan cakupan kunjungan nifas

Dari 100 orang responden secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesopanan pertugas dalam melayani konsumen di PDAM Kota Bandung dinyatakan sangat

dewan komisaris, proporsi komisaris independen, dan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

yang diharapkan. Persepsi Risiko adalah persepsi nasabah Bank Mandiri di Surabaya atas pertimbangan potensi keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelembagaan yang berperan dalam pengadaan benih padi, mendeskripsikan peran masing-masing lembaga, dan menyusun