• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI KARBOPOL 940 DAN GLISERIN DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) MENGGUNAKAN DESAIN FAKTORIAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI KARBOPOL 940 DAN GLISERIN DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) MENGGUNAKAN DESAIN FAKTORIAL."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI KARBOPOL 940 DAN GLISERIN DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban)

MENGGUNAKAN DESAIN FAKTORIAL

Skripsi

Diajukan oleh: Birgita Elsia Setiarini

NIM : 158114135

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

OPTIMASI KARBOPOL 940 DAN GLISERIN DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban)

MENGGUNAKAN DESAIN FAKTORIAL

Skripsi

Diajukan oleh: Birgita Elsia Setiarini

NIM : 158114135

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan”

Amsal 1:5

“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustasimu, tapi tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba

dan gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu.” – Paus Yohanes XXIII

Karya ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat berlimpah dalam hidup saya, dan mengijinkan saya mencapai tahap ini,

Orang tua saya Bapak Petrus Sarija, Ibu Yovita Sri Sumarni. Kakak saya, Caecillia Apri Setyarini dan Christina Dewi Setyarini, serta adik saya, Bonaventura Darielle Ardana yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam

berbagai bentuk.

Sahabat dan orang-orang terdekat saya yang selalu memberi penghiburan dan semangat.

(6)
(7)
(8)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan berkat melimpah dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi Karbopol 940 dan Gliserin dalam Sediaan Gel Ekstrak Herba Pegagan (Centella Asiatica (L.) Urban) Menggunakan Desain Faktorial”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah berkontribusi dan mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Orang tua penulis Bapak Petrus Sarija dan Ibu Yovita Sri Sumarni, kakak penulis Caecillia Apri Setyarini dan Christina Dewi Setyarini, serta adik penulis Bonaventura Darielle Ardana yang selalu memberikan segala macam bentuk dukungan, doa, dan motivasi bagi penulis.

2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan, bantuan, semangat, kritik dan saran yang membangun selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., dan Ibu Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing akademik atas dukungan, motivasi, dan bimbingan selama penulis menempuh perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

atas arahan, pengalaman, dan ilmu yang telah diberikan selama proses perkuliahan.

7. Pak Musrifin, dan Pak Agung selaku laboran yang telah membantu penulis selama proses penelitian.

8. Seluruh staff laboratorium, staff kebersihan, staff keamanan, dan staff sekretariat yang telah membantu penulis baik selama perkuliahan maupun selama proses penelitian.

9. Teman-teman FSM D yang telah berbagi suka, duka, dan pengalaman selama penulis menempuh proses perkuliahan.

(9)

viii

10. Tim skripsi pegagan (Putri, Viola, Filza, dan Citra) yang telah berjuang bersama dan memberikan bantuan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat penulis Putri, Rani, Gio, Novi, Sinta, dan Raka yang selalu memberikan semangat dan bantuan selama proses perkuliahan. 12. Orang-orang terdekat penulis yang telah memberikan pendampingan, doa,

semangat, dan penghiburan kepada penulis.

13. Seluruh pihak yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada naskah skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan syarat yang bersifat membangun. Penulis juga mengharapkan tulisan ini dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan baru, dan dapat mendukung penelitian selanjutnya agar lebih baik lagi, serta memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Februari 2020

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI... vi

PRAKATA... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

INTISARI... xiv

ABSTRACT... xv

PENDAHULUAN... 1

METODE PENELITIAN... 3

Alat dan Bahan... 3

Penentuan Kemampuan Penangkapan Radikal Bebas... 3

Desain Formula... 4

Pembuatan Gel Ekstrak Herba Pegagan... 4

Uji Sifat Fisik Sediaan Gel... 4

Uji Organoleptis dan uji pH... 4

Uji Homogenitas... 5

Uji Viskositas... 5

Uji Daya Sebar... 5

Uji Stabilitas Sediaan Gel... 5

Uji Pergeseran Viskositas... 5

Analisis Data... 5

Uji TEWL (Transepidermal Water Loss)... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN... 7

Penentuan Kemampuan Penangkapan Radikal Bebas... 7

Pembuatan gel ekstrak herba pegagan... 10

Uji Sifat Fisik Sediaan Gel... 11

Uji Organoleptis dan uji pH... 11

Uji Homogenitas... 14

Uji Viskositas... 15

Uji Daya Sebar... 17

Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel... 20

(11)

x

Optimasi Formula... 22

Uji TEWL (Transepidermal Water Loss)... 23

KESIMPULAN DAN SARAN... 25

Kesimpulan... 25

Saran... 25

DAFTAR PUSTAKA... 26

LAMPIRAN... 28

(12)

xi DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula Modifikasi Gel Ekstrak Herba Pegagan... 4

Tabel II. Hasil scanning penentuan panjang gelombang maksimum DPPH... 8 Tabel III. Hasil penetapan operating time... 9

Tabel IV. Hasil Perhitungan IC50... 10

Tabel V. Data Orientasi Waktu dan Kecepatan Mixer... 11

Tabel VI. Hasil Uji Organoleptis... 11

Tabel VII. Hasil Uji pH... 12

Tabel VIII. Hasil Uji Viskositas... 15

Tabel IX. Hasil Uji Daya Sebar... 17

Tabel X. Hasil Uji Pergeseran Viskositas... 20

(13)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Reaksi Antioksidan dengan DPPH... 7 Gambar 2. Hubungan antara konsentrasi karbopol 940 dan pH sediaan gel

ekstrak herba pegagan... 13 Gambar 3. Hubungan antara konsentrasi gliserin dan pH sediaan gel ekstrak

herba pegagan... 13 Gambar 4. Contour plot pH sediaan gel ekstrak herba pegagan... 14 Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi karbopol 940 dan viskositas

sediaan gel ekstrak herba pegagan... 16 Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi gliserin dan viskositas sediaan gel

ekstrak herba pegagan... 16 Gambar 7. Contour plot viskositas sediaan gel ekstrak herba pegagan... 17 Gambar 8. Hubungan antara konsentrasi karbopol 940 dan daya sebar

sediaan gel ekstrak herba pegagan... 18 Gambar 9. Hubungan antara konsentrasi gliserin dan daya sebar sediaan gel

ekstrak pegagan... 19 Gambar 10. Contour plot daya sebar sediaan gel ekstrak herba pegagan... 19 Gambar 11. Hubungan antara konsentrasi karbopol 940 dan pergeseran

viskositas sediaan gel ekstrak pegagan... 21 Gambar 12. Hubungan antara konsentrasi gliserin dan pergeseran viskositas

sediaan gel ekstrak pegagan... 21 Gambar 13. Contour plot pergeseran viskositas sediaan gel ekstrak herba

pegagan... 22 Gambar 14. Contour plot superimposed... 23 Gambar 15. Contour plot superimposed dengan 1 titik... 43

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis Ekstrak Herba Pegagan... 29

Lampiran 2. Ethical Clearance... 30

Lampiran 3. Data Aktivitas Antioksidan Ekstrak Herba Pegagan... 31

Lampiran 4. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Ekstrak Herba Pegagan... 38

Lampiran 5. Perhitungan Desain Faktorial... 40

Lampiran 6. Validasi Persamaan Respon 1 titik... 43

Lampiran 7. Hasil Uji TEWL (Transepidermal Water Loss)... 44

(15)

xiv INTISARI

Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Ekstrak herba pegagan diformulasikan dalam bentuk sediaan gel karena sediaan gel mudah dicuci dengan air, memberikan sensasi dingin dan tidak berminyak sehingga nyaman digunakan. Komposisi gelling agent dan humektan menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komposisi karbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel, serta untuk mendapatkan area optimum sediaan gel ekstrak herba pegagan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan menggunakan desain faktorial dua faktor dan dua level. Faktor dalam penelitian ini adalah karbopol 940 dan gliserin. Pengujian sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan yang dilakukan adalah uji organoleptis dan pH, viskositas, dan daya sebar, serta uji pergeseran viskositas. Analisis data dan uji ANOVA dilakukan dengan software Design Expert® version 12 free trial untuk menentukan area optimum sediaan gel. Hasil penelitian didapatkan IC50 pegagan sebesar 1,2593 ppm. Formula optimum terdapat pada formula 1, a, b, dan ab dengan komposisi karbopol 940 yaitu 1 g dan 2 g dan komposisi gliserin yaitu 20 g dan 30 g. Hasil uji TEWL pada formula 1 menunjukkan bahwa sediaan gel mampu meningkatkan kelembaban pada kulit.

.

Kata Kunci : Antioksidan, ekstrak herba pegagan, karbopol 940, gliserin, desain faktorial

(16)

xv ABSTRACT

Gotu kola (Centella asiatica (L.) Urban) can be used as an antioxidant. Gotu kola herb extract is formulated in the form of gel preparations because gel preparations are easily washed with water, giving the sensation of being cold and not greasy so it is comfortable to use. The composition of the gelling agent and humectant determines the physical properties and physical stability of the gel preparation. The purpose of this study was to determine the effect of the composition of carbopol 940 as a gelling agent and glycerin as a humectant on the physical properties and physical stability of the gel preparation, as well as to obtain the optimum area of gotu kola herb extract. This research is purely experimental research using a factorial design of two factors and two levels. Factors in this study were carbopol 940 and glycerin. Tests of physical properties and physical stability of the preparations carried out were organoleptic and pH tests, viscosity, and spreadability, as well as viscosity shift tests. Data analysis and ANOVA tests were performed with the Design Expert® version 12 free trial software to determine the optimum area of the gel preparation. The research results obtained gotu kola IC50 of 1.2593 ppm. The optimum formula is found in

formulas 1, a, b, and ab with composition of carbopol 940 which is 1 g and 2 g and the glycerin composition of 20 g and 30 g. The TEWL test results in formula 1 show that the gel preparation can increase skin moisture.

Keywords: Antioxidants, gotu kola herb extract, carbopol 940, glycerin, factorial design

(17)

1 PENDAHULUAN

Centella asiatica (L.) Urban atau yang lebih dikenal sebagai pegagan merupakan tanaman yang berpotensi untuk dijadikan bahan baku kosmetik maupun obat. Tanaman ini dapat ditemukan di daerah tropis seperti di Indonesia. Beberapa contoh khasiat dari pegagan antara lain sebagai antiinflamasi, antikeloid, antibakteri dan sebagai antioksidan. Kandungan bioaktif penting dalam pegagan yang dapat berpotensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid, terpenoid, dan tanin (Widyani, Ulfa, dan Gita, 2019). Antioksidan merupakan penghambat kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS). Beberapa sumber radikal bebas ekstraseluler adalah sinar UV, asap rokok, alkohol dan polutan (Khaira, 2010). Cefali et al. (2016) menjelaskan bahwa paparan radiasi UV merupakan penyebab terjadinya kanker kulit. Radiasi dari UV dapat menginduksi berbagai respon biologis, dan dapat meningkatkan terjadinya stress oksidatif yang dapat berujung pada resiko kanker kulit.

Tubuh manusia pada dasarnya akan memproduksi antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berasal dari paparan sinar UV. Aktivitas antioksidan yang berasal dari dalam tubuh dapat dibantu dengan antioksidan yang berasal dari luar tubuh (antioksidan eksogen). Salah satu contoh antioksidan eksogen adalah antioksidan alami yang berasal dari zat aktif pada tanaman. Adapun beberapa golongan senyawa aktif antioksidan dari tanaman seperti sinamat, flavonoid, tanin, kuinon, dan lainnya telah diteliti memiliki kemampuan untuk melindungi kulit dari efek negatif sinar UV (Maheshwar et al., 2010). Karena beberapa kandungan bioaktif yang dapat berfungsi sebagai antioksidan terdapat dalam pegagan, tanaman tersebut dapat berpotensi sebagai alternatif sediaan topikal untuk menjaga kulit dari bahaya radikal bebas akibat paparan polutan dan radiasi sinar UV.

Sediaan topikal yang dipilih pada penelitian ini adalah gel karena saat ini sediaan topikal tersebut sedang menjadi trend di masyarakat. Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel memiliki beberapa kelebihan diantaranya mudah dicuci, absorbsi yang mudah,

(18)

2

serta memberikan efek dingin saat diaplikasikan ke kulit (Jones, 2008). Komponen penting yang digunakan dalam sediaan gel yaitu gelling agent dan humektan. Gelling agent dalam formulasi gel berfungsi sebagai bahan pembentuk gel. Humektan dalam formulasi gel berfungsi untuk menahan air dalam sediaan serta menarik air dari lingkungan sekitar. Pada penelitian ini digunakan karbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudjono et al. (2012), disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi gelling agent dapat mempengaruhi viskositas dari sediaan gel. Hal ini menunjukkan bahwa gelling agent memiliki pengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi formula karbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan untuk mendapatkan sediaan gel yang memiliki sifat fisik (organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas) yang memenuhi persyaratan. Metode optimasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode desain faktorial. Metode ini dapat digunakan untuk melihat efek dari gelling agent karbopol 940 dan humektan gliserin sebagai faktor terhadap hasil sediaan gel sehingga dapat menentukan formula yang optimum.

(19)

3 METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan menggunakan metode desain faktorial dua faktor dua level. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Kimia Fisika dan laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Alat dan Bahan

Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixer (Miyako SM-625), glassware, sendok, pH meter (Ohaus ST20), wadah tempat gel, penggaris, aluminium foil, viskometer Rheosys (tipe Cone&Plate 5/30mm), Spektrofotometer (UV-1800 Shimadzu), timbangan analitik (Ohaus), Tewameter® TM 300.

Bahan–bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dari PT. Borobudur (CoA dapat dilihat pada lampiran 1), karbopol 940 (kualitas farmasetis), gliserin (kualitas farmasetis), TEA/trietanolamin (kualitas farmasetis), metil paraben (kualitas farmasetis), akuades (kualitas farmasetis), DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil) (lot#STBC5114V), etanol 96% (kualitas farmasetis).

Penentuan Kemampuan Penangkap Radikal Bebas

Langkah penentuan kemampuan penangkapan radikal bebas ekstrak herba pegagan dilakukan dengan pembuatan pereaksi DPPH 0,4 mM dalam pelarut etanol. Kemudian dilakukan pembuatan larutan stok 2 mg/mL dari ekstrak herba pegagan yang dilarutkan dalam etanol. Setelah dilakukan pembuatan larutan stok, dilakukan pembuatan larutan seri bahan uji yang didapatkan dari pengenceran larutan stok. Pengukuran dilakukan dengan penetapan operating time dan panjang gelombang, pengukuran absorbansi larutan DPPH sebagai kontrol, kemudian pengukuran absorbansi larutan seri bahan uji. Aktivitas penangkapan radikal bebas dihitung dengan:

Absorbansi larutan kontrol DPPH − Absorbansi larutan uji ekstrak

(20)

4

Data yang diperoleh adalah %IC, data tersebut dianalisis dan dihitung nilai IC50 menggunakan persamaan regresi linier dengan sumbu x adalah konsentrasi larutan uji, sedangkan sumbu y adalah %IC (Lestari et al., 2015).

Desain Formula

Tabel I. Formula Gel Ekstrak Herba Pegagan Bahan Formula 1 (g) Formula a (g) Formula b (g) Formula ab (g) Ekstrak Herba Pegagan 0,0126 0,0126 0,0126 0,0126 Karbopol 940 1 2 1 2 Gliserin 20 20 30 30 TEA 0,5 0,5 0,5 0,5 Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 Akuades 100 100 100 100

Pembuatan Gel Ekstrak Herba Pegagan

Pembuatan gel ekstrak herba pegagan diawali dengan menimbang semua bahan sesuai dengan formula modifikasi. Karbopol 940 dengan jumlah yang telah disesuaikan dengan formula pada tabel I ditaburkan diatas akuades 90 ml. Basis gel didiamkan hingga mengembang selama 24 jam. Metil paraben sebanyak 0,2 g dilarutkan pada beaker glass dengan air bersuhu 90⁰C lalu dimasukkan ke dalam basis gel (Ningsi, Leboe, dan Armaya, 2016). Ekstrak herba pegagan dilarutkan dalam etanol, kemudian dicampurkan ke dalam gliserin dengan jumlah yang sesuai pada tabel I kemudian dimasukkan ke dalam basis gel. Trietanolamin ditambahkan sedikit demi sedikit dengan ditambahkan sisa aquadest dan semua bahan yang dicampurkan diaduk selama 5 menit dengan mixer (Puji, Husni, dan Hartono, 2017).

Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Uji Organoleptis dan pH

Uji organoleptis dilakukan dengan cara melihat warna, bau, dan konsistensi gel (Fujiastuti dan Nining, 2015). Pengujian pH dilakukan meggunakan pH meter dengan cara gel ekstrak herba pegagan ditimbang 1 g kemudian diencerkan dengan akuades sebanyak 10 ml lalu diaduk sampai merata. Setelah itu elektroda dicelupkan ke dalam larutan tersebut dan dicatat hasilnya. Sediaan gel harus memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 (Saraung et al., 2018).

(21)

5 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara gel ekstrak herba pegagan ditimbang 0,1 g kemudian dioleskan pada kaca objek, kemudian diberi dengan kaca objek lain. Sediaan gel setiap formula diamati homogenitasnya dengan tidak adanya butiran kasar pada sediaan gel (Saraung et al., 2018).

Uji Viskositas

Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan gel. Viskositas gel diukur menggunakan viskometer Rheosys tipe Cone&Plate 5/30 mm (sistem 6) yang dilengkapi dengan spindel 25 mm Consentric Cylinders. Gel diambil secukupnya dan diletakkan pada plate, kemudian cone diposisikan untuk memulai pengukuran. Pengujian dilakukan pada kecepatan 90 rpm (Ardana, Aeyni dan Ibrahim, 2015).

Uji Daya Sebar

Sebanyak 0,5 g gel diletakkan diatas kaca bulat yang berdiameter 15 cm dan kaca lainnya diletakkan diatasnya. Kemudian ditambahkan 100 g beban tambahan dan didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter gel (Astuti et al., 2010). Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel

Uji Pergeseran Viskositas

Pergeseran viskositas gel ekstrak herba pegagan diketahui dengan menghitung presentase perubahan viskositas gel setelah penyimpanan 4 minggu. Berdasarkan Yuliani (2010), rumus yang digunakan untuk menghitung persen pergeseran viskositas adalah :

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 4 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 48 𝑗𝑎𝑚

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 48 𝑗𝑎𝑚 × 100%

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan. Data hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel dianalisis dengan menggunakan software Design Expert® version 12 free trial, sehingga dapat diperoleh interaksi dan efek dari faktor yang diteliti, serta faktor yang lebih dominan dalam menentukan respon pada sediaan gel ekstrak herba pegagan melalui persamaan Y = β0 + β1XA + β2XB + β12XAXB yang didapatkan dari hasil

(22)

6

software Design Expert® version 12 free trial. Berdasarkan hasil persamaan tersebut dibuat contour plot untuk setiap sifat fisik sediaan gel. Kemudian masing–masing contour plot digabungkan dalam superimposed contour plot untuk mengetahui area komposisi optimum karbopol 940 dan gliserin. Kemudian dilanjutkan dengan uji two way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Uji ANOVA digunakan untuk mengetahui signifikansi efek dan interaksi dari karbopol 940 dan gliserin pada sifat fisik dan stabilitas sediaan gel ekstrak herba pegagan. Faktor dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas gel apabila memiliki p–value< 0,05.

Uji TEWL (Transepidermal Water Loss)

Uji TEWL dilakukan setelah mendapatkan surat ethical cleareance dengan nomor 366.3/FIKES/PI/XII/2019. Subjek untuk pengujian TEWL ini berjumlah enam orang (tiga orang perempuan dan tiga orang laki-laki) dengan rentang usia 18-25 tahun, dan yang telah menandatangani informed consent, tidak memiliki penyakit kulit seperti dermatitis, ezcema dan lainnya, serta tidak memiliki alergi terhadap bahan pembuatan gel (du Plessis et al., 2013).Uji TEWL dilakukan dengan alat Tewameter® TM 300 menggunakan metode open-chamber. Metode ini dilakukan pada kondisi sensor pada probe kontak langsung dengan lingkungan sehingga sangat dipengaruhi kondisi dan sirkulasi udara sekitar. Pengukuran dilakukan pada suhu ruang terkontrol yaitu 20-22⁰C dengan RH 40-60% untuk meminimalisir pengaruh faktor eksternal terhadap pengukuran. Data TEWL diperoleh melalui pengukuran selama 60-70 detik dengan menggunakan data pada detik ke-21 hingga detik ke-50 (durasi 30 detik). Hal ini dikarenakan pengukuran akan lebih stabil setelah 20 detik (du Plessis et al., 2013).

Pengukuran dilakukan 4 jam setelah subjek mandi, dan subjek diminta tidak menggunakan produk perawatan kulit selama 24 jam sebelum pengukuran. Area yang akan diaplikasikan gel dibilas dengan air hangat dan dikeringkan menggunakan tissue. Setelah 30 menit, tangan subjek ditandai dengan luas 4x4cm menggunakan spidol permanen lalu dioleskan 10 mg/cm2 pada area lengan bagian dalam tangan kanan subjek. Setelah waktu 30 menit, dilakukan pengukuran TEWL (Patzelt et al., 2011).

(23)

7 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Kemampuan Penangkapan Radikal Bebas

Uji penentuan kemampuan penangkapan radikal bebas merupakan uji kuantitatif yang dapat dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh senyawa dari bahan alam. Tujuan dari uji kemampuan penangkapan radikal bebas pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan aktivitas antioksidan ekstrak herba pegagan sebelum dilakukan formulasi sediaan gel. Pada penelitian ini, uji kemampuan penangkapan radikal bebas ekstrak herba pegagan dilakukan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil). Senyawa DPPH merupakan radikal bebas yang berwarna ungu. Prinsip dari metode ini adalah interaksi antioksidan dengan DPPH akan menetralkan radikal bebas dari DPPH, jika semua elektron bebas DPPH berpasangan maka larutan yang semula berwarna ungu pekat akan berangsur-angsur berubah menjadi warna kuning terang (Jami’ah et al., 2018). Reaksi DPPH dan antioksidan dapat dilihat pada gambar 1. Donor hidrogen dari antioksidan dapat membuat elektron tidak berpasangan pada DPPH menjadi berpasangan sehingga menstabilkan DPPH.

Gambar 1. Reaksi DPPH dengan Antioksidan (Yuhernita dan Juniarti, 2011) Penentuan Panjang Gelombang

Langkah awal yang dilakukan pada uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH adalah dengan menentukan panjang gelombang maksimum. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang maksimum yang dapat menghasilkan absorbansi optimum dari senyawa yang diukur. Panjang gelombang maksimal diukur dengan larutan kontrol yaitu DPPH yang dilarutkan dalam etanol 96%. Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada rentang panjang gelombang

(24)

400-8

800 nm, dan dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Hasil scanning panjang gelombang dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II. Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Replikasi Maks hasil

(nm)

Maks rata – rata

(nm) Maks teoritis (nm) 1 513,5 513 513-528 2 513,0 3 512,5

Hasil rata-rata panjang gelombang maksimum yang didapatkan dari tiga kali replikasi yaitu 513 nm. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa panjang gelombang maksimum DPPH yaitu 513-528 nm (Apak et al., 2018). Berdasarkan hasil tabel II dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang maksimum yang digunakan pada penelitian ini 513 nm.

Penentuan Operating Time (OT)

Langkah selanjutnya dalam penentuan kemampuan penangkapan radikal bebas oleh ekstrak herba pegagan yaitu menentukan operating time. Penentuan operating time ini bertujuan untuk menentukan waktu dimana larutan senyawa uji dan larutan DPPH telah bereaksi sempurna. Penentuan operating time menggunakan 3 tingkat konsentrasi larutan seri yaitu konsentrasi rendah sebesar 0,12 mg/mL, konsentrasi medium 0,20 mg/mL dan konsentrasi tinggi sebesar 0,28 mg/mL. Operating time ditentukan dengan cara mengukur absorbansi larutan DPPH yang sudah direaksikan dengan larutan ekstrak herba pegagan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 513 nm. Penentuan absorbansi operating time dilakukan setiap jeda 10 menit dan dilakukan selama 60 menit. Operating time ditunjukkan pada hasil absorbansi yang stabil. Hasil absorbansi pada penentuan operating time dapat dilihat pada tabel III.

(25)

9

Tabel III. Hasil penetapan operating time

Konsentrasi Waktu (menit) Absorbansi

Rendah 0,12mg/mL 10 0,735 20 0,645 30 0,639 40 0,634 50 0,633 60 0,633 Medium 0,20 mg/mL 10 0,532 20 0,507 30 0,492 40 0,483 50 0,483 60 0,479 Tinggi 0,28 mg/mL 10 0,444 20 0,411 30 0,394 40 0,378 50 0,376 60 0,375

Berdasarkan tabel III dapat dilihat bahwa absorbansi stabil ditunjukkan dari menit ke 40 sampai menit ke 60. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada menit ke 40 senyawa antioksidan dalam ekstrak herba pegagan dan larutan DPPH telah bereaksi sempurna sehingga operating time yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 menit.

Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Herba Pegagan

Pengukuran kemampuan aktivitas antioksidan ekstrak herba pegagan dilakukan dengan menggunakan spektrofotmeter UV-Vis pada panjang gelombang maksimum dan operating time yang telah ditetapkan pada uji sebelumnya yaitu 513 nm dan 40 menit. Kemampuan penangkapan radikal bebas suatu senyawa dinyatakan dengan nilai IC50. Inhibiton Concentration 50 (IC50) didefinisikan sebagai konsentrasi efektif ekstrak herba pegagan yang dapat menghambat 50% absorbansi DPPH. Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas antioksidan dari senyawa tersebut semakin kuat. Senyawa antioksidan dinyatakan efektif menangkal radikal bebas apabila memiliki nilai IC50 antara 0,2 mg/mL sampai 1 mg/mL (200-1000 ppm), dan dinyatakan sangat efektif mengangkal radikal bebas apabila memiliki nilai IC50 kurang dari 0,2 mg/mL (Pranowo et al., 2016).

(26)

10

Konsentrasi larutan seri ekstrak herba pegagan yang digunakan dalam pengukuran IC50 yaitu 0,12; 0,16; 0,20; 0,24 dan 0,28 mg/mL. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Setelah mendapatkan hasil absorbansi, maka dilakukan perhitungan IC50 menggunakan persamaan regresi linier (data dilampirkan pada lampiran 3). Hasil IC50 ekstrak herba pegagan tercantum pada tabel IV.

Tabel IV. Hasil Perhitungan IC50

Replikasi Nilai IC50 (mg/mL) Rata-rata ± SD CV (%)

1 0,238

0,252 ± 0,013 0,052%

2 0,254

3 0,263

Rata-rata IC50 yang didapatkan dari 3 kali replikasi sebesar 0,252 mg/mL. Hasil IC50 yang didapat memiliki nilai diantara 0,2 mg/mL sampai 1 mg/mL, artinya bahwa ekstrak herba pegagan efektif menangkal radikal bebas.

Pembuatan gel ekstrak herba pegagan

Ekstrak herba pegagan yang digunakan sebagai bahan aktif dalam formulasi sediaan gel yaitu sebesar sebesar 0,0126 g. Gelling agent yang digunakan dalam pembuatan gel ekstrak herba pegagan yaitu karbopol 940 dan humektan yang digunakan yaitu gliserin.

Sebelum dilakukan pembuatan gel, dilakukan orientasi kecepatan mixer dan waktu yang digunakan untuk pencampuran bahan. Orientasi dilakukan untuk melihat kecepatan dan waktu pencampuran yang dapat menghasilkan respon daya sebar serta viskositas yang diharapkan. Formula yang digunakan untuk mengorientasi kecepatan dan waktu pencampuran adalah formula 1 dan formula ab. Formula 1 dan ab dipilih karena merupakan formula dengan konsentrasi kedua faktor level rendah dan level tinggi, sehingga diharapkan dapat mewakili hasil dari dua formula lain yaitu formula a dan b. Kecepatan mixer yang diorientasi adalah kecepatan 1 dan 2, serta waktu yang digunakan adalah 5 dan 10 menit. Pengukuran respon viskositas dan daya sebar dilakukan 48 jam setelah sediaan dibuat. Hasil respon viskositas dan daya sebar pada orientasi ini dapat dilihat pada tabel V.

(27)

11

Tabel V. Data Orientasi Waktu dan Kecepatan Mixer

Formula F1 FAB

Kecepatan Skala 1 Skala 2 Skala 1 Skala 2 Waktu (menit) 5 10 5 10 5 10 5 10 Daya Sebar (cm) 3,750 4,400 4,150 3,800 3,900 3,700 4,100 3,250 Viskositas (Pa.s) 3,314 3,471 3,327 3,294 3,857 3,461 3,640 3,632 Berdasarkan hasil orientasi, kecepatan mixer dan waktu pencampuran yang dipilih untuk membuat sediaan gel yaitu kecepatan skala 2 dengan waktu 5 menit.

Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik

Setelah gel ekstrak herba pegagan dibuat, kemudian dilakukan uji sifat fisik sediaan gel yang meliputi uji organoleptis dan uji pH, uji homogenitas, uji viskositas, uji daya sebar; dan uji stabilitas sediaan yang meliputi uji pergeseran viskositas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah gel yang dibuat telah memenuhi syarat sediaan gel yang baik.

Uji Organoleptis

Uji organoleptis yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi tampilan fisik dari sediaan gel ekstrak herba pegagan. Uji organoleptis meliputi uji bentuk, warna, dan bau. Hasil uji dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil Uji Organoleptis

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab Bentuk Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid

Warna Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda

Bau Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak

Sediaan gel ekstrak herba pegagan yang dihasilkan dari keempat formula tidak memiliki perbedaan dalam bentuk, warna dan bau. Bau khas pada sediaan gel dikarenakan adanya ekstrak herba pegagan yang ditambahkan ke dalam gel sebagai zat aktif. Adanya ekstrak herba pegagan juga memberikan warna hijau muda pada gel.

Uji pH

Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui apakah pH sediaan gel ekstrak herba pegagan yang telah dibuat sudah memenuhi persyaratan pH untuk sediaan topikal sehingga aman digunakan pada kulit. Rentang pH yang diharapkan yaitu antara 4,5-6,5 karena merupakan rentang pH yang sesuai dengan pH kulit agar gel

(28)

12

tidak menyebabkan iritasi saat diaplikasikan (Afianti dan Murrukmihadi, 2015). Keempat formula yang diuji memiliki hasil pH didalam range yang diharapkan, sehingga gel aman digunakan pada kulit. Hasil pengujian pH keempat formula dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Hasil Uji pH

Formula pH 𝒙 ̅ ± SD 1 5,533 ± 0,165 a 5,590 ± 0,157 b 5,980 ± 0,095 ab 6,010 ± 0,128

Efek dari karbopol 940 dan gliserin dalam tiap respon yang diuji dapat dilihat menggunakan Design Expert® version 12 free trial. Melalui software tersebut dilakukan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan didapatkan persamaan untuk melihat efek dari tiap faktor. Hasil persamaan yang didapatkan pada respon pH sebagai berikut:

Y = 4,53000 + 0,110000XA + 0,047333XB - 0,002667(XAXB)...(1) Pada persamaan diatas XA merupakan karbopol 940 dan XB merupakan gliserin, XAXB merupakan interaksi dari karbopol 940 dan gliserin. Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa efek dari masing-masing faktor yaitu karbopol 940 dan gliserin meningkatkan nilai pH. Interaksi gliserin dan karbopol 940 dapat menurunkan nilai pH sediaan. Gliserin dapat meningkatkan nilai pH sediaan gel karena sifat basa yang dimilikinya. Semakin tinggi konsentrasi gliserin yang ditambah maka pH sediaan gel akan meningkat. Dilihat dari p-value dapat diketahui bahwa efek dari gliserin dinyatakan signifikan pada respon pH karena memiliki p-value <0,05 yaitu sebesar 0,0006. Karbopol 940 dan interaksi karbopol 940 dengan gliserin memiliki efek yang tidak signifikan dalam respon pH karena memiliki p-value >0,05 yaitu sebesar 0,6040 dan 0,8722.

(29)

13

Gambar 2. Hubungan Karbopol 940 dengan pH

Berdasarkan gambar 2, dapat diketahui bahwa semakin besar nilai karbopol 940 pada gliserin konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi, maka pH akan naik. Gliserin konsentrasi rendah ditunjukkan pada garis berwana hitam, sedangkan gliserin konsentrasi tinggi ditunjukkan pada garis merah. Kontribusi karbopol 940 dalam menaikkan pH yaitu 0,7777906%.

Gambar 3. Hubungan Gliserin dengan pH

Berdasarkan gambar 3, dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai gliserin pada karbopol 940 konsentrasi tinggi maupun rendah, pH yang didapatkan semakin tinggi. Karbopol 940 konsentrasi tinggi ditunjukkan pada garis berwarna merah. Karbopol 940 konsentrasi rendah ditunjukkan pada garis berwarna hitam. Gliserin dapat meningkatkan pH dengan kontribusi sebesar 77,7906%.

(30)

14

Gambar 4. Contour plot pH

Gambar 4 menunjukkan interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dalam respon pH. Berdasarkan gambar 4, disimpulkan bahwa interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dapat menaikkan nilai pH sediaan gel ekstrak herba pegagan. Kenaikkan pH disebabkan karena karbopol 940 yang bersifat asam dinetralkan dengan trietanolamin dan bercampur dengan gliserin yang bersifat basa sehingga keduanya dapat saling menaikkan pH sediaan. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan warna dari biru ke warna oranye. Daerah warna biru merupakan daerah dengan nilai pH rendah dan warna oranye merupakan daerah dengan nilai pH tinggi. Kontribusi interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dalam menaikkan pH sebesar 0,0736479%.

Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan salah satu uji yang penting dalam melakukan formulasi sediaan farmasetika, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bahan-bahan dalam formulasi tersebut tercampur merata atau tidak. Uji ini dilakukan dengan memastikan ada tidaknya gumpalan dan butiran kasar pada sediaan agar pada saat pengaplikasian gel pada kulit tidak mengiritasi (Aquariushinta, 2015). Hasil uji homogenitas pada formula 1, a, b, dan ab menunjukkan tidak ada butiran kasar atau partikel yang menggumpal pada gel, sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan gel pada keempat formula homogen.

(31)

15 Uji Viskositas

Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu zat untuk mengalir. Pada penelitian ini zat yang dimaksud adalah sediaan gel ekstrak herba pegagan. Pengujian viskositas bertujuan untuk melihat kekentalan sediaan gel ekstrak herba pegagan. Nilai viskositas sediaan gel yang baik adalah 2-4 Pa.s (Supomo, Sukawati, dan Baysar, 2014). Hasil pengukuran viskositas dapat dilihat pada tabel VIII.

Tabel VIII. Hasil Uji Viskositas

Formula Viskositas (Pa.s)

𝒙 ̅ ± SD 1 3,253 ± 0,233 a 3,810 ± 0,161 b 3,153 ± 0,177 ab 3,752 ± 0,103

Pada tabel XI dapat dilihat bahwa hasil viskositas dari sediaan gel ekstrak herba pegagan sesuai dengan rentang yang diharapkan yaitu sebesar 2-4 Pa.s. Perbedaan hasil viskositas antar formula dapat disebabkan oleh perbedaan level faktor. Uji ANOVA dilakukan dengan taraf kepercayaan 95% dan didapatkan persamaan:

Y = 2,97867 + 0,474667XA – 0,014133XB + 0,004133(XAXB)...(2)

Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa karbopol 940 dapat meningkatkan viskositas, sedangkan gliserin dapat menurunkan viskositas. Karbopol 940 dapat meningkatkan viskositas karena karbopol 940 merupakan bahan utama pembentuk gel yang berfungsi untuk menaikkan viskositas sediaan, sehingga semakin banyak karbopol 940 yang ditambahkan maka viskositas gel makin tinggi. Gliserin dapat menurunkan viskositas karena memiliki bentuk cair dan sifat higroskopis sehingga dapat menarik air dari lingkungan dan menurunkan viskositas sediaan gel. Interaksi karbopol 940 dan gliserin dapat menaikkan viskositas. Dilihat dari p-value dapat diketahui bahwa karbopol 940 memiliki efek yang signifikan dalam respon viskositas karena memiliki p-value <0,05 yaitu sebesar 0,0004. Efek dari gliserin dan interaksi karbopol 940 dengan gliserin tidak signifikan pada respon viskositas karena memiliki p-value >0,05 yaitu sebesar 0,4544 dan 0,8428.

(32)

16

Gambar 5. Hubungan karbopol 940 dengan viskositas

Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat bahwa pada gliserin konsentrasi rendah dan tinggi, semakin besar karbopol 940 maka akan semakin meningkatkan viskositas. Level rendah dari gliserin ditunjukkan dengan garis hitam dan level tinggi dari gliserin ditunjukkan pada garis merah. Kontribusi karbopol 940 dalam meningkatkan viskositas sebesar 79,1198%.

Gambar 6. Hubungan gliserin dengan viskositas

Gambar 6 menunjukkan bahwa pada karbopol 940 level tinggi dan rendah, semakin tinggi level gliserin maka viskositas akan menurun. Level rendah dari karbopol 940 ditunjukkan dengan garis warna hitam dan level tinggi karbopol 940 ditunjukkan dengan garis merah. Kontribusi gliserin dalam menurunkan viskositas sebesar 1,49053%.

(33)

17

Gambar 7. Contour plot viskositas

Gambar 7 menunjukkan interaksi antara karbopol 940 dan gliserin terhadap respon viskositas sediaan. Gambar contour plot menunjukkan interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dapat meningkatkan viskositas sediaan namun efek dari interaksi keduanya tidak signifikan. Hasil ini ditunjukkan dengan perubahan daerah warna biru ke arah kuning, dimana daerah yang berwarna biru merupakan viskositas rendah dan daerah berwarna kuning merupakan viskositas tinggi. Kontribusi dari interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dalam menaikkan viskositas sebesar 0,101151%.

Uji Daya Sebar

Daya sebar gel menunjukkan kemampuan gel untuk menyebar pada lokasi pemakaian apabila dioleskan pada kulit. Daya sebar sediaan semipadat yang baik untuk penggunaan topikal berkisar pada diameter 3-5 cm (Afianti dan Murrukmihadi, 2015). Hasil uji daya sebar gel ekstrak herba pegagan dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel IX. Hasil Uji Daya Sebar

Formula Daya Sebar (cm)

𝒙 ̅ ± SD 1 4,150 ± 0,15 a 3,250 ± 0,15 b 4,216 ± 0,104 ab 3,350 ± 0,218

Berdasarkan hasil uji daya sebar yang didapatkan pada formula 1, formula a, formula b, dan formula ab, daya sebar keempat formula sesuai dengan daya sebar

(34)

18

yang diinginkan yaitu 3-5 cm. Persamaan yang diperoleh pada respon daya sebar sebagai berikut :

Y = 4,90000 – 1,05000XA + 0,020000XB - 0,001667(XAXB)...(3)

XA merupakan karbopol 940 dan XB merupakan gliserin, XAXB merupakan interaksi dari karbopol 940 dan gliserin. Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa karbopol 940 dapat menurunkan daya sebar, sedangkan gliserin dapat meningkatkan daya sebar sediaan gel ekstrak herba pegagan. Salah satu faktor yang memengaruhi daya sebar adalah viskositas, peningkatan viskositas akan mengurangi tingkat daya sebar sediaan. Karbopol 940 memiliki efek signifikan dalam menaikkan viskositas, sehingga semakin banyak karbopol 940 yang ditambahkan akan semakin menurunkan daya sebar. Gliserin memiliki sifat higroskopis sehingga dapat mengurangi konsistensi sediaan gel dan meningkatkan daya sebar. Pada uji ANOVA p-value dari karbopol 940 yaitu sebesar <0,0001 yang artinya memiliki efek signifikan menurunkan daya sebar karena memiliki nilai p-value <0,05. Didapatkan p-value dari gliserin sebesar 0,0701, sehingga efek dari gliserin dikatakan tidak signifikan terhadap daya sebar.

Gambar 8. Hubungan karbopol 940 dengan daya sebar

Berdasarkan gambar 8 dapat dilihat pada gliserin level rendah dan level tinggi, penambahan level karbopol 940 dapat menurunkan daya sebar sediaan gel. Level rendah gliserin ditunjukkan dengan garis warna hitam dan gliserin level

(35)

19

tinggi ditunjukkan pada garis warna merah. Kontribusi karbopol 940 dalam menurunkan respon daya sebar sebesar 93,2106%.

Gambar 9. Hubungan gliserin dengan daya sebar

Gambar 9 menunjukkan efek gliserin dalam respon daya sebar. Pada karbopol 940 level rendah dan level tinggi, penambahan level gliserin dapat meningkatkan daya sebar sediaan. Karbopol 940 ditunjukkan dengan garis hitam dan level tinggi ditunjukkan dengan garis warna merah. Kontribusi gliserin dalam menaikkan daya sebar sebesar 2,39531%.

Gambar 10. Contour plot daya sebar

Gambar 10 menunjukkan interaksi antara karbopol 940 dan gliserin terhadap respon daya sebar sediaan. Gambar contour plot menunjukkan interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dapat menurunkan daya sebar sediaan. Namun

(36)

20

efek interaksi keduanya tidak signifikan pada respon daya sebar. Penurunan ini ditunjukkan dengan perubahan daerah warna kuning ke arah biru, dimana daerah yang berwarna biru merupakan daya sebar konsentrasi rendah dan daerah berwarna kuning merupakan daya sebar tinggi. Kontribusi dari interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dalam menurunkan daya sebar sebesar 0,00543154%. Uji Pergeseran Viskositas

Stabilitas sediaan gel ekstrak herba pegagan merupakan parameter yang perlu diperhatikan pada penelitian ini. Kestabilan sediaan gel dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu penyimpanan dan wadah penyimpanan maupun faktor internal seperti kandungan ekstrak ataupun eksipien pada sediaan gel. Pergeseran viskositas sediaan gel ekstrak herba pegagan dapat dilihat pada tabel X.

Tabel X. Hasil Uji Pergeseran Viskositas

Formula Pergeseran viskositas (%) mean ± SD

1 2,950 ± 1,1805

a 2,594 ± 3,627

b 3,852 ± 3,469

ab 2,932 ± 2,949

Tabel X menunjukkan bahwa semua formula sediaan gel ekstrak herba pegagan mengalami perubahan viskositas setelah penyimpanan yang dilakukan selama 4 minggu. Keempat formula memiliki presentase pergeseran viskositas <10%. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua formula sediaan gel ekstrak herba pegagan masuk ke dalam kriteria pergeseran viskositas yang diinginkan. Persamaan yang didapatkan pada respon pergeseran viskositas sebagai berikut :

Y = 0,371000 + 0,774000(XA) + 0,146700(XB) – 0,056467(XAXB)...(4) XA merupakan karbopol 940 dan XB merupakan gliserin, XAXB merupakan interaksi dari karbopol 940 dan gliserin. Berdasarkan persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa karbopol 940 dan gliserin dapat menaikkan pergeseran viskositas sediaan gel ekstrak herba pegagan. Pada uji ANOVA p-value dari karbopol 940, gliserin, serta interaksi gliserin dan karbopol 940 yaitu sebesar

(37)

21

0,7196, 0,7270, dan 0,8733 yang artinya tidak memiliki efek signifikan menurunkan pergeseran viskositas karena tidak memiliki nilai p-value <0,05.

Gambar 11. Hubungan karbopol 940 dengan pergeseran viskositas

Berdasarkan gambar 11 pada gliserin level rendah dan level tinggi, penambahan level karbopol 940 dapat menurunkan pergeseran viskositas sediaan gel. Level rendah gliserin ditunjukkan dengan garis warna hitam dan gliserin level tinggi ditunjukkan pada garis warna merah. Kontribusi karbopol 940 dalam menurunkan respon pergeseran viskositas sebesar 1,66713%.

Gambar 12. Hubungan gliserin dengan pergeseran viskositas

Gambar 12 menunjukkan efek gliserin dalam pergeseran viskositas. Pada karbopol 940 level rendah dan level tinggi, penambahan level gliserin dapat meningkatkan pergeseran viskositas. Karbopol 940 ditunjukkan dengan garis

(38)

22

hitam dan level tinggi ditunjukkan dengan garis warna merah. Kontribusi gliserin dalam menaikkan pergeseran viskositas sebesar 1,57603%.

Gambar 13. Contour plot pergeseran viskositas

Gambar 13 menunjukkan interkasi antara karbopol 940 dan gliserin terhadap respon pergeseran viskositas sediaan. Gambar contour plot menunjukkan interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dapat menurunkan pergeseran viskositas. Hal ini dikarenakan karbopol 940 dapat mempertahankan konsistensi dari sediaan gel. Hasil penurunan ditunjukkan dengan perubahan daerah warna hijau ke arah hijau pudar, dimana daerah yang berwarna hijau merupakan pergeseran viskositas tinggi dan daerah berwarna hijau pudar merupakan pergeseran viskositas rendah. Kontribusi dari interaksi antara karbopol 940 dan gliserin dalam menurunkan pergeseran viskositas sebesar 0,326818%.

Optimasi Formula

Optimasi formula bertujuan untuk mengetahui area komposisi optimum gel ekstrak herba pegagan yang menggunakan karbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan. Area komposisi optimum yang dimaksud adalah komposisi karbopol 940 dan gliserin yang dapat menghasilkan gel yang memenuhi semua syarat sediaan gel ekstrak herba pegagan yang baik meliputi pergeseran viskositas, organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, dan daya sebar.

(39)

23

Gambar 14. Contour plot superimposed

Berdasarkan gambar 14 dapat disimpulkan bahwa formula 1, formula a, formula b, dan formula ab merupakan formula optimum dimana sediaan gel ekstrak herba pegagan yang dihasilkan dari formula tersebut memenuhi syarat parameter sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel yang telah ditetapkan, hasil ini dilihat pada area yang berwarna kuning. Setelah didapatkan area komposisi optimum, diambil satu titik dari area komposisi optimum untuk uji TEWL (Transepidermal Water Loss).

Uji TEWL (Transepidermal Water Loss)

Uji Transepidermal Water Loss (TEWL) dilakukan dengan tujuan untuk melihat kemampuan gel ekstrak herba pegagan untuk meningkatkan kelembaban kulit. Uji ini dilakukan terhadap gel ekstrak herba pegagan formula 1, karena formula 1 memiliki komposisi faktor dengan level rendah, diharapkan dengan level rendah sediaan mampu memberikan kelembaban saat diaplikasikan pada kulit. Pengukuran Transepidermal Water Loss (TEWL) dilakukan dengan menggunakan Tewameter®

TM 300. Pada pengukuran ini apabila nilai rata-rata TEWL antara sebelum dan

sesudah treatment ≥ 8%, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai kelembaban kulit karena pengaplikasian sediaan gel ekstrak herba pegagan. Dapat disimpulkan bahwa sediaan yang diuji mampu meningkatkan kelembaban kulit (Husein dan Lestari, 2019). Hasil pengukuran TEWL dapat dilihat pada tabel XI.

(40)

24

Tabel XI. Hasil Pengujian TEWL No

Responden

Jenis Kelamin

TEWL (g/jam.m2) Penurunan TEWL (%) Sebelum Sesudah 1 Perempuan 15,20 12,42 18,289 2 12,36 8,74 29,288 3 10,86 7,44 31,492 4 Laki-laki 11,71 7,27 37,916 5 11,83 9,42 20,372 6 11,99 10,90 9,090 Rata-rata Perempuan 26,356 Laki-laki 22,459

Hasil uji TEWL pada semua responden laki-laki dan perempuan menunjukkan adanya penurunan nilai TEWL sebelum dioleskan gel ekstrak herba pegagan dengan sesudah gel dioleskan. Hasil pada perempuan dan kelompok laki-laki terdapat penurunan nilai TEWL ≥ 8%, hal ini menunjukkan bahwa sediaan gel ekstrak herba pegagan formula 1 mampu meningkatkan kelembaban kulit.

(41)

25 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Ditemukan formula optimum sediaan gel ekstrak herba pegagan yang memenuhi kriteria parameter sifat fisik (organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisik (pergeseran viskositas) yaitu pada formula 1, a, b, dan ab dengan rentang karbopol 940 sebesar 1-2 g dan gliserin sebesar 20-30 g. Saran

Perlu dilakukan pengulangan uji aktivitas antioksidan ekstrak herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dan pengujian aktivitas antioksidan setelah sediaan gel ekstrak herba pegagan dibuat.

(42)

26

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, L.N., Sulaiman, T. N. S., dan Mulyani, S., 2012. Formulasi Gel Mukoadhesif Kombinasi Minyak Cengkeh dan Getah Jarak Pagar Serta Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Streptococcus Mutant. Majalah Farmaseutik. 8(1), 108-112.

Afianti, H. P., dan Murrukmihadi, M., 2015. Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent HPMC terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Daun Kemangi (Ocinum basilicum L. Forma citratum Back.). Majalah Farmaseutik. 11(2), 307-315.

Apak, R., Capanoglu, E., and Shahidi, F., 2018. Measurement of Antioxidant Activity & Capacity. John Wiley & Sons Ltd, p. 140

Aquariushinta, N. S., 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Jurnal Kefarmasian Indonesia. 5(2), 74-82.

Ardana, M., Aeyni, V., dan Ibrahim, A., 2015. Formula dan Optimasi Basis Gel HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose) dengan Berbagai Variasi Konsentrasi. J. Trop. Pharm. Chem., 3(2), 1-9.

Astuti, I. Y., Hartanti, D., Aminiati, A., 2010. Peningkatan Aktivitas Antijamur Candida albicans Salep Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper bettle Linn.) Melalui Pembentukan Kompleks Inklusi Dengan β-Siklodekstrin. Majalah Obat Tradisional. 15(3), 94 – 99.

Cefali, L. C., Ataide, J. A., Moriel, P., Foglio, M. A., dan Mazzola, P. G., 2016. Plant-based active photoprotectants for sunscreens. International Journal of Cosmetic Science. 1-8.

du Plessis., Johan., Stefaniak., Aleksandr., Eloff., Fritz., 2013. International guidelines for the in vivo assessment of skin properties in non-clinical settings : Part 2. Transepidermal water loss and skin hydration. Skin Research and Technology, 19(3) : 265-278.

Fujiastuti, T., dan Nining, S., 2015. Sifat Fisik dan Daya Iritasi Gel Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella Asiatica L.) dengan Variasi Jenis Gelling Agent. PHARMACY. 12 (1), 11-20.

Husein, E., dan Lestari, A. B. S., 2019. Optimasi Formula Sediaan Krim Sunflower (Helianthus annuus L.) Oil. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 17(1), 62-67.

Jami’ah, S. R., Ifaya, M., Pusmarani, J., dan Nurhikma, E., 2018. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca sapientum) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 4 (1), 33-38.

Jones, D., 2008. Pharmaceutical disperse systems 3: ointments, pastes, lotions, gels and related formulations. In: Pharmaceutics-Dosage Form and Design. Khaira, K., 2010. Menangkal Radikal Bebas dengan Anti-oksidan. Jurnal

Sainstek. 2 (2), 183-187.

Lestari, A. B. S., Fudholi, A., Nugroho, A. K., and Setyowati, E. P., 2015. The Effect of Simplex Powder n – Hexane Purification on Asiaticoside Content, Free Radical Scavenging and Total Phenolic Content of Gotu Kola (Centella

(43)

27

asiatica (L.) Urban) Ethanolic Extract. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia., 13(1), 10 – 16.

Maheshwar, H. G., Patil, B.S., Parshant, D., 2010. Comparative Sun Protection Factor Determination of Fresh Fruits Extract of Cucumber vs Marketed Cosmetic Formulation. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences. 1(3), 55-59.

Ningsi, S., Leboe, D. W., Armaya, S., 2016. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Daun Binahong (Andredera cordifolia). Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 4 (1), 21-27. Patzelt, A., Lademann, J., Richter, H., 2011. In vivo investigations on the

penetration of various oils and their influence on the skin barrier. Skin Research Technology. 18 : 364-369.

Pranowo, D., Noor, E., Haditjaroko, L., dan Maddu, A., 2016. Optimasi Ekstraksi Flavonoid Total Daun Gedi (Abelmoschus Manihot L.) dan Uji Aktivitas Antioksidan. Bul. Littro. 27 (1), 37-46.

Puji, D. A., Husni, P., dan Hartono, K., 2017. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Miller). Farmaka. 15(1), 176-184.

Saraung, V., Yamlean, P. V., Citraningtyas, G., 2018. Pengaruh Variasi Basis Karbopol 940 dan HPMC pada Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Tapak Kuda (Ipomoea Pes-Caprae (L.) R. Br. dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi. 7 (3), 220-229.

Sudjono, T. A., Honniasih, M., dan Pratimasari, Y. R., 2012. Pengaruh Konsentrasi Gelling Agent Carbomer 934 dan HPMC Pada Formulasi Gel Lendir Bekicot (Achatina fulica) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Pada Punggung Kelinci. Pharmacon. 13(1), 6-11.

Supomo, Sukawati, Y., dan Baysar, F., 2014. Formulasi Gel Hand Sanitizer dari Kitosan dengan Basis Natrium Karboksimetil Selulosa. Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014, 1-7.

Widyani, M., Ulfa, M., dan Gita, D. W., 2019. Efek Penghambatan Radikal Bebas Infusa dan Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella Asiatica (L.) Urb) Dengan Metode DPPH. J. Pijar MIPA. 14(1), 100-106.

Yuliani, S. H., 2010. Optimasi Kombinasi Campuran Sorbitol, Gliserol, dan Propilen glikol dalam Gel Sunscreen Ekstrak Etanol Curcuma mangga. Majalah Farmasi Indonesia. 2 (2), 83-89.

Yuhernita, dan Juniarti. 2011. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Metanol Daun Surian yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. MAKARA, SAINS. 15 (1), 48-52.

(44)

28

(45)

29

(46)

30 Lampiran 2. Ethical Clearance

(47)

31

Lampiran 3. Data Aktivitas Antioksidan Ekstrak Herba Pegagan Data Penimbangan

Stok Ekstrak Herba Pegagan

DPPH

Berat Wadah 31,708 g 30,745 g

Berat Wadah + Isi 36,714 g 30,761 g

Berat Wadah + Sisa 31,708 g 30,745 g

Berat Sampel 5,006 g 0,016 g

Perhitungan Pembuatan Larutan DPPH 0,4 mM Berat Molekul DPPH : 394,32 g/mol.

Molar = 𝑀𝑜𝑙

𝑣𝑜𝑙 (𝐿)= 𝑔/𝐵𝑀

𝑣𝑜𝑙 ; Molar = 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑚𝑜𝑙

𝑣𝑜𝑙(𝑚𝑙); satuan = mol/L atau mmol/ml

1 milimol = 0,001 mol ; 1mM = 10-3 mol/L DPPH 0,04 mM = 0,4 x 10-3M 4 x 10-4 = 𝑔𝑟𝑎𝑚 394,32 ⁄ 1 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 4 x 10-4 = 𝑔𝑟𝑎𝑚 394,32

Gram = 4 x 10-4 x 394,32 = 0,157728 g dalam 1 liter pelarut 157,728 mg dilarutkan dalam 1000 mL pelarut

15, 7728 mg dilarutkan dalam 100 mL pelarut

Ditimbang 0,0157 g ≈ 0,016 g dilarutkan dalam 100 mL pelarut Pembuatan Larutan Stock Ekstrak Herba Pegagan

Konsentrasi Stock = 2 mg/ml x 50 mL (Ukuran labu takar yang digunakan) = 100 mg

= 0,1 g

(48)

32

Hasil Scanning Panjang Gelombang Maksimum DPPH Replikasi 1

Replikasi 2

(49)

33 Hasil Penentuan Operating Time

Konsentrasi Waktu (menit) Absorbansi

Rendah 0,12mg/mL 10 0,735 20 0,645 30 0,639 40 0,634 50 0,633 60 0,633 Medium 0,20 mg/mL 10 0,532 20 0,507 30 0,492 40 0,483 50 0,483 60 0,479 Tinggi 0,28 mg/mL 10 0,444 20 0,411 30 0,394 40 0,378 50 0,376 60 0,375

(50)

34

Perhitungan Pembuatan Larutan Seri Ekstrak Herba Pegagan

0,12 mg/ml V1. C1 = V2. C2 0,12 mg/ml . 10 ml = V2. 2 mg/ml 1,2 mg = V2. 2 mg/ml 1,2 𝑚𝑔 2 𝑚𝑔/𝑚𝑙 = V2 0,6 = V2 0,16 mg/ml V1. C1 = V2. C2 0,16 mg/ml . 10 ml = V2. 2 mg/ml 1,6 mg = V2. 2 mg/ml 1,6 𝑚𝑔 2 𝑚𝑔/𝑚𝑙 = V2 0,8 mL = V2 0,20 mg/ml V1. C1 = V2. C2 0,20 mg/ml . 10 ml = V2. 2 mg/ml 2 mg = V2. 2 mg/ml 2 𝑚𝑔 2 𝑚𝑔/𝑚𝑙 = V2 1 mL = V2 0,24 mg/ml V1. C1 = V2. C2 0,24 mg/ml . 10 ml = V2. 2 mg/ml 2,4 mg = V2. 2 mg/ml 2,4 𝑚𝑔 2 𝑚𝑔/𝑚𝑙 = V2 1,2 mL = V2 0,28 mg/ml V1. C1 = V2. C2 0,28 mg/ml . 10 ml = V2. 2 mg/ml 2,8 mg = V2. 2 mg/ml 2,8 𝑚𝑔 2 𝑚𝑔/𝑚𝑙 = V2 1,4 mL = V2

(51)

35

Penentuan Aktivitas Antioksidan menggunakan DPPH Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi Kontrol DPPH Absorbansi Sampel

%IC Persamaan Regresi Linier 1 0,12 0,792 0,597 24,621% Y = 236,445x -6,3314 r = 0,9800 0,16 0,548 30,800% 0,20 0,507 35,984% 0,24 0,379 52,146% 0,28 0,307 61,237% 2 0,12 0,834 0,636 23,741% Y=207,435x -2,6622 r = 0,9937 0,16 0,593 28,897% 0,20 0,521 37,530% 0,24 0,429 48,561% 0,28 0,372 55,396% 3 0,12 0,837 0,604 27,838% Y = 154,118x + 9,392 r = 0,985 0,16 0,561 32,975% 0,20 0,497 40,621% 0,24 0,427 48,984% 0,28 0,413 50,657%

(52)

36 REPLIKASI 1 y = bx + a 50 = 236,445x + (-6,3314) X = 0,238 mg/mL REPLIKASI 2 y = bx + a 50 = 207,435x + (-2,6622) x = 0,254 mg/mL 0 10 20 30 40 50 60 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 N ilai IC 50 (%) Konsentrasi Seri (mg/ml)

Kurva Uji Antioksidan Replikasi 1

IC 50 Linear (IC 50) 0 10 20 30 40 50 60 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 N ilai IC 50 (%) Konsentrasi Seri (mg/ml)

Kurva Uji Antioksidan Replikasi 1

(53)

37 REPLIKASI 3 y = bx + a 50 = 154,118x + 9,392 X = 0,263 mg/mL Nilai IC50 Replikasi Nilai IC50 (mg/mL) Rata-rata ± SD CV (%) 1 0,238 0,252 ± 0,013 0,052% 2 0,254 3 0,263 0 10 20 30 40 50 60 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 N ilai IC 50 (%) Konsentrasi Seri (mg/ml)

Kurva Uji Antioksidan Replikasi 1

(54)

38

Lampiran 4. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Herba Pegagan Pengamatan Organoleptis

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab Bentuk Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid Warna Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda

Bau Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak Pengamatan Homogenitas Formula Homogenitas 1 Homogen a Homogen b Homogen ab Homogen Pengamatan Uji pH

Replikasi Nilai Uji pH

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab

1 5,670 5,420 5,970 6,120

2 5,350 5,730 6,080 5,870

3 5,580 5,620 5,890 6,040

Rata-rata 5,533 5,590 5,980 6,010

SD 0,165 0,157 0,095 0,128

Pengamatan Uji Daya Sebar

Formula Nilai Uji Daya Sebar

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab

1 4,200 3,400 4,250 3,450

2 4,100 3,100 4,350 3,350

3 4,350 3,250 4,600 3,100

Rata-rata 4,150 3,250 4,216 3,350

(55)

39 Pengamatan Uji Viskositas

Formula Replikasi

Viskositas (Pa.s) Pergeseran Viskositas (%) 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari 1 1 3,008 3,041 3,010 3,308 3,135 4,222 2 3,471 3,470 3,307 3,007 3,376 2,737 3 3,281 3,410 3,085 3,734 3,219 1,890 Rata-rata 3,253 3,307 3,134 3,350 3,243 2,950 SD 0,233 0,232 0,154 0,365 0,122 1,180 a 1 3,811 3,773 3,745 3,800 3,783 0,735 2 3,650 3,514 3,866 3,626 3,660 0,274 3 3,971 4,147 3,975 3,628 3,701 6,774 Rata-rata 3,810 3,811 3,862 3,685 3,715 2,594 SD 0,161 0,318 0,115 0,100 0,063 3,627 b 1 3,106 3,507 3,319 3,221 3,347 7,759 2 3,004 3,318 3,154 2,926 3,084 2,663 3 3,350 3,566 3,520 3,312 3,388 1,134 Rata-rata 3,153 3,464 3,331 3,153 3,273 3,852 SD 0,177 0,130 0,183 0,202 0,165 3,469 ab 1 3,843 4,243 4,143 3,936 3,847 0,104 2 3,773 3,440 3,640 3,506 3,875 2,703 3 3,640 3,662 3,838 3,700 3,858 5,989 Rata-rata 3,752 3,782 3,874 3,714 3,86 2,932 SD 0,103 0,415 0,253 0,215 0,014 2,949

(56)

40

Lampiran 5. Perhitungan Desain Faktorial menggunakan Design Expert 1. Uji pH

a. Efek karbopol 940 dan gliserin terhadap pH

b. Uji ANOVA dan persamaan respon

2. Uji Viskositas

(57)

41 b. Uji ANOVA dan persamaan respon

3. Uji Daya Sebar

a. Efek karbopol 940 dan gliserin terhadap daya sebar

(58)

42 4. Uji Pergeseran Viskositas

a. Efek karbopol 940 dan gliserin terhadap pergeseran viskositas

(59)

43 Lampiran 6. Validasi persamaan respon

Gambar 15. Contour plot superimposed dengan 1 titik

Validasi pH, viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas teoritis dihitung menggunakan persamaan yang didapat pada contour plot superimposed yang diambil pada satu titik yaitu karbopol 940 1 g dan gliserin 20 g pada gambar 15. Validasi pada masing-masing persamaan respon, yakni :

pH teoritis Y = 4,53000 + 0,110000XA + 0,047333XB - 0,002667(XAXB)...(1) Y = 4,53000 + 0,110000(1) + 0,047333(20) - 0,002667(1.20)...(1) Y = 5,5333 Viskositas teoritis Y = 2,97867 + 0,474667XA – 0,014133XB + 0,004133(XAXB)...(2) Y = 2,97867 + 0,474667(1) – 0,014133(20) + 0,004133(1.20)...(2)

(60)

44 Y = 3,253

Daya sebar teoritis

Y = 4,90000 – 1,05000XA + 0,020000XB - 0,001667(XAXB)...(3) Y = 4,90000 – 1,05000(1) + 0,020000(20) - 0,001667(1.20)...(3) Y = 4,217

Pergeseran Viskositas teoritis

Y = 0,371000 + 0,774000XA + 0,146700(XB) – 0,056467(XAXB)...(4) Y = 0,371000 + 0,774000(1) + 0,146700(20) – 0,056467(1.20)...(4) Y = 2,9497

Hasil dari validasi yang dihitung secara teoritis dari persamaan desain faktorial yang didapat tersebut adalah valid. Adanya kesesuaian dengan hasil overlay plot pada gambar 15, yang dihitung secara otomatis dengan Design Expert® version 12 free trial.

Lampiran 7. Data Uji TEWL (Transepidermal Water Loss) No

Responden

Jenis Kelamin

TEWL (g/jam.m2) Penurunan TEWL (%) Sebelum Sesudah 1 Perempuan 15,20 12,42 18,289 2 12,36 8,74 29,288 3 10,86 7,44 31,492 4 Laki-laki 11,71 7,27 37,916 5 11,83 9,42 20,372 6 11,99 10,90 9,090 Rata-rata Perempuan 26,356 Laki-laki 22,459

(61)

45 Lampiran 8. Dokumentasi

Formula 1

Formula a

(62)

46 Formula ab

Uji Homogenitas Formula 1

(63)

47 Formula b

Formula ab

Uji Daya Sebar Formula 1

(64)

48 Formula a

Formula b

(65)

49 Viskometer Rheosys

(66)

50 Tewameter® TM 300

Gambar

Gambar 1.  Reaksi Antioksidan dengan DPPH.............................................
Tabel I. Formula Gel Ekstrak Herba Pegagan  Bahan  Formula 1  (g)  Formula a (g)  Formula b (g)  Formula ab (g)  Ekstrak Herba  Pegagan   0,0126  0,0126  0,0126  0,0126  Karbopol  940  1  2  1  2  Gliserin  20  20  30  30  TEA  0,5  0,5  0,5  0,5  Metil Pa
Gambar 1. Reaksi DPPH dengan Antioksidan (Yuhernita dan Juniarti, 2011)  Penentuan Panjang Gelombang
Tabel II. Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh basis cold cream dan vanishing cream serta variasi konsentrasi ekstrak etanol herba

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi basis PEG 400 dan PEG 4000 terhadap sifat fisik salep ekstrak etanol herba pegagan dan aktivitas

bikarbonat yang optimum dalam menghasilkan tablet effervescent ekstrak herba pegagan dan ekstrak daun singkong dengan sifat fisik yang dikehendaki. yaitu pada level rendah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak herba pegagan dan ekstrak daun singkong dapat diformulasi menjadi sediaan tablet effervescent yang

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gelling agent yang paling baik untuk sediaan ekstrak etanol herba pegagan adalah carbopol karena carbopol memiliki

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada pengamatan organoleptis didapatkan hasil bahwa untuk ketiga jenis basis formula masker gel dari ekstrak etanol herba

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak herba pegagan dan ekstrak daun singkong dapat diformulasi menjadi sediaan tablet effervescent yang memenuhi

Data sifat fisik dan stabilitas fisik berupa daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas dipilih sebagai respon yang diteliti dan dianalisis dengan metode desain faktorial