• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL TUTORIAL UNTUK MAHASISWA SEMESTER 5 BLOK 14 AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL TUTORIAL UNTUK MAHASISWA SEMESTER 5 BLOK 14 AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL TUTORIAL

UNTUK MAHASISWA

SEMESTER 5

BLOK 14

AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS

Penyusun:

Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Modul Agromedis dan Penyakit Tropis merupakan modul pegangan bagi mahasiswa dalam Kurikulum Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pada modul ini mahasiswa belajar tentang aspek kedokteran di daerah tropis serta aspek-aspek yang berkaitan dengan agromedicine sesuai dengan muatan unggulan Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang bermanfaat dalam menunjang tugas dan perannya di masa depan.

Modul ini terdiri dari lima skenario dengan berbagai topik penyakit infeksi sebagai pencetus dalam diskusi tutorial. Modul diselesaikan dalam waktu lima minggu dan dilanjutkan dengan minggu keenam untuk ujian. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah Problem-based Learning (PBL) dengan metode diskusi tutorial, kuliah, praktikum, ditunjang dengan ketrampilan medik. Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan peserta didik dapat memahami pelaksanaan praktik kedokteran di daerah tropis, baik dalam aspek klinis maupun kesehatan masyarakat.

Terima kasih kami ucapkan kepada narasumber, sejawat, dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan. Kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan demi kesempurnaan modul ini.

Jember, Oktober 2016 Penyusun

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………... i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……….. iii

I. PENDAHULUAN ………... 1

II. METODE BELAJAR ……… 4

III. JADWAL DAN DAFTAR KEGIATAN ………. 7

3.1 Jadwal Kegiatan Blok 14 ……….. 7

3.2 Daftar Kuliah Blok 14 ……… 8

3.3 Daftar Praktikum Blok 14 ……….. 10

3.4 Daftar Tutor Blok 14 ………..….. 11

IV SKDI 2012 UNTUK BLOK 14 ………. 12

V. SKENARIO ……… 16 5.1 Skenario 1 ………. 16 5.2 Skenario 2 ………. 17 5.3 Skenario 3 ………. 18 5.4 Skenario 4 ………. 19 5.5 Skenario 5 ………. 20

(4)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Blok

Blok 14 (Agromedis dan Penyakit Tropis) mempelajari tentang pelayanan kedokteran negara tropis, meliputi aspek klinis dari penyakit-penyakit infeksi yang berhubungan dengan iklim negara tropis dengan etiologi bakteri, virus, jamur maupun parasit, juga pelaksanaan praktik pelayanan kesehatan masyarakat yang menunjang.

1.2 Tujuan Umum Blok

Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa diharapkan mampu mengenali, mendiagnosis, dan mengetahui cara penatalaksanaan penyakit dan praktik pelayanan kesehatan masyarakat di negara tropis.

1.3 Keterkaitan dengan Blok lain

Blok ini merupakan kelanjutan dari blok sebelumnya yaitu blok thorax, blok abdomen, blok respirasi, blok pencernaan, blok nefrourologi dan blok reproduksi. 1.4 Dasar Pengetahuan

a. Ilmu kedokteran dasar untuk penyakit tropis (Mikrobiologi, Parasitologi, Farmakologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik)

b. Penyakit-penyakit di bidang kedokteran tropis (Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ilmu Bedah dan Ilmu Kesehatan Masyarakat) 1.5 Praktikum Penunjang a. Mikrobiologi b. Parasitologi c. Patologi Klinik d. Farmakologi e. IKM

1.6 Bagian yang Terlibat

a. Paraklinik: Mikrobiologi, Parasitologi, Farmakologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik

b. Klinik: Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ilmu Bedah

c. Ilmu Kesehatan Masyarakat 1.7 Prasyarat blok

Sebelum menempuh blok Agromedis dan Penyakit Tropis, mahasiswa harus telah menempuh blok sebelumnya yaitu: Blok 1 sampai blok 13.

(5)

2 1.8 Pohon Topik

1.9 Referensi

a. Baker FJ and Breach MR. 1980. Medical Microbiology Techniques. London: Butterworth.

b. Behrman RE, Kliegman RM and Jenson HB. 2000. Nelson’s textbook of Pediatrics, 16th ed. Philadelphia: WB Saunders Co.

c. Brown HW. 1969. Basic Clinical Parasitology. New York: Meredith Corporation

d. Cook GC and Zumla AL (Eds). 2008. Manson’s Tropical Diseases. Saunders Elsevier.

e. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo. 2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th Ed. McGraw-Hill Companies, Inc.

f. Jeffrey HC and Leach RM. 1983. Atlas of Medical Helminthology and Protozoology. Edinburg: Churchill Livingstone.

Blok 14

Agromedis dan Penyakit Tropis

Penyakit agromedis dan new emerging diseases Infeksi virus dan jamur terkait agromedis Infeksi protozoa dan Penyakit akibat arthropoda terkait agromedis Infeksi dan Infestasi helminth terkait agromedis Infeksi bakteri dan mycobacterium terkait agromedis

(6)

3

g. Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

h. Nainggolan L, Widodo D. 2004. Demam: Patofisiologi dan Penatalaksanaan, Bunga Rampai Penyakit Infeksi. Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta.

i. Peter W, Pasvol G. 2007. Atlas of Tropical Medicine and Parasitology.6th ed. Elsevier Mosby.

j. Ridley JW. 2012. Parasitology for Medical and Clinical Laboratory Professionals. Delmar Cengage Learning. USA.

k. Robbins and Cotran, 2008. Pathologic Basic of Disease. University of Michigan. Elsevier Saunders.

l. Tierney LM (Ed). 2001. Current Medical, Diagnosis and Treatment, 40th ed. McGraw-Hill Companies, Inc.

m. Virella G. 1997. Microbiology and Infectious Diseases. 3rd Edition. Tokyo: Williams and Williams.

n. WHO. 2004. TB/HIV: A Clinical Manual 2nd Ed. Geneva: World Health Organization.

o. WHO. 2003. Guidelines for Implementing Collaborative TB and HIV Programme Activities. Geneva: World Health Organization.

p. WHO. 2003. Manual of Basic Techniques for a Health Laboratory, 2nd Ed. Geneva: World Health Organization.

q. WHO. 1991. Basic Laboratory Methods in Medical Parasitology. Geneva: WHO Library Catalog in Publication Data.

r. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ (Eds). 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th ed. New York: McGraw-Hill.

(7)

4

II. METODE BELAJAR

Kurikulum berbasis kompetensi ini dilaksanakan dengan strategi belajar berdasarkan paradigma baru pendidikan dokter yang dikenal dengan SPICES. Dengan strategi utama belajar berdasarkan masalah (Problem-Based Learning). Kegiatan belajar dilaksanakan berdasarkan modul yang berisi skenario masalah yang menjadi trigger (pemicu) dalam belajar dengan melalui diskusi tutorial. Informasi diperoleh melalui belajar mandiri, kuliah, konsultasi pakar, dan praktikum. Informasi yang telah diperoleh didiskusikan dalam kelompok sesuai jadwal dengan seorang fasilitator. Untuk melatih keterampilan medik, peserta didik diberikan latihan dalam skills lab, praktek lapangan serta praktek kerja klinik.

2.1 Diskusi tutorial

Diskusi tutorial dalam kelompok yang idealnya beranggotakan 8-10 mahasiswa dan dipandu oleh tutor sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi mahasiswa akan dihadapkan pada masalah dalam bentuk skenario modul sebagai pencetus dalam diskusi. Satu skenario modul diselesaikan dalam dua kali pertemuan, dengan selang waktu 3 sampai 4 hari. Diskusi dilakukan dengan metode seven jumps (tujuh langkah) yang terdiri dari:

1. mengklarifikasi istilah/konsep, 2. menetapkan permasalahan, 3. menganalisis masalah,

4. menarik kesimpulan langkah (3), 5. menentukan tujuan,

6. belajar mandiri,

7. menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada,

Langkah 1 sampai dengan 5 dilaksanakan pada pertemuan I, langkah 6 dilaksanakan di luar kelompok, sedangkan 7 dilaksanakan pada pertemuan II.

2.2 Kuliah

Kuliah dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit/khusus sehingga membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman. Kuliah dilaksanakan dalam bentuk

(8)

5

konsultasi interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan secara terjadwal maupun atas permintaan mahasiswa bila diperlukan.

2.3 Praktikum

Praktikum bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada kegiatan yang berfokus pada masyarakat dan agar materi yang dipelajari dapat diterapkan dengan lebih baik.

2.4 Pelatihan keterampilan medik

Pelatihan keterampilan medik bertujuan melatih keterampilan medik mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran yang ada seperti pasien simulasi. Materi pelatihan berupa komunikasi untuk menggali informasi dari pasien.

2.5 Konsultasi pakar

Konsultasi pakar dilaksanakan secara terjadwal atau atas permintaan mahasiswa apabila menemui kesulitan dalam memahami konsep atau teori ketika diskusi kelompok maupun belajar mandiri. Konsultasi pakar bisa dilaksanakan dalam kelompok kecil maupun besar tergantung kebutuhan.

2.6 Belajar mandiri

Belajar mandiri dilaksanakan dalam rangka menggali informasi yang lebih luas atau lebih dalam tentang suatu materi yang terkait dengan masalah yang sedang dipelajari sehingga dapat memahami kasus secara interdisiplin ilmu.

2.7 Evaluasi

Evaluasi blok dilaksanakan pada minggu VI dengan mempertimbangkan proses selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar, etika, dan penguasaan pengetahuan. Dengan ketentuan pencapaian masing-masing komponen nilai tidak boleh kurang dari 60 untuk dapat lulus blok. Bobot masing-masing komponen nilai adalah sebagai berikut:

(9)

6 1. Nilai ujian: Teori dan praktikum (75%) 2. Tutorial (20%)

3. TBL (5%)

Nilai akhir blok berupa angka 0-100 dengan penjenjangan seperti matriks berikut:

ANGKA HURUF NILAI KETERANGAN

> 80 A 4 ISTIMEWA 75 < AB < 80 AB 3.5 SANGAT BAIK 70 < B < 75 B 3 BAIK 65 < BC < 70 BC 2.5 CUKUP BAIK 60 < C < 65 C 2 CUKUP 55 < CD < 60 CD 1.5 KURANG 50 < D < 55 D 1 KURANG 45 < DE < 50 DE 0.5 SANGAT KURANG < 45 E 0 SANGAT KURANG

(10)

7

III. JADWAL DAN DAFTAR KEGIATAN 3.1 Jadwal Kegiatan Blok 14

MINGGU KE

JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT

I 3 – 9 OKTOBER 2014 07.00-08.00 08.00-10.00 KULIAH 1: OVERVIEW BLOK 14 REMEDI TEORI BLOK 13 REMEDI PRAKTIKUM BLOK 13 PRAKTIKUM 1: 10.00-12.00 TUTORIAL 1: SKENARIO 1 TUTORIAL 2: SKENARIO 1

12.00-14.00 KULIAH 2: KULIAH 3: KULIAH 4:

14.00-16.00 II

10 – 16 OKTOBER

2014

08.00-10.00 KULIAH 5: KULIAH 6: TRAKLINDAS PRAKTIKUM 3:

10.00-12.00 TUTORIAL 1: SKENARIO 2

PRAKTIKUM 2: TRAKLINDAS TUTORIAL 2:

SKENARIO 2 12.00-14.00 KULIAH 7: KULIAH 8: III 17 – 23 OKTOBER 2014 08.00-10.00 KULIAH 9 KULIAH 10: TRAKLINDAS KULIAH 12: KULIAH 13: 10.00-12.00 TUTORIAL 1: SKENARIO 3

PRAKTIKUM 4: TRAKLINDAS TUTORIAL 2:

SKENARIO 3 12.00-14.00 KULIAH 11: IV 24 – 30 OKTOBER 2014

08.00-10.00 KULIAH 14: KULIAH 15: TRAKLINDAS KULIAH 17: PRAKTIKUM 6:

10.00-12.00 TUTORIAL 1:

SKENARIO 4 PRAKTIKUM 5: TRAKLINDAS TUTORIAL 2: SKENARIO 4

12.00-14.00 KULIAH 16: V 31 OKTOBER – 6 NOVEMBER 2014

08.00-10.00 KULIAH 18: TBL TRAKLINDAS KULIAH 19:

10.00-12.00 TUTORIAL 1:

SKENARIO 5 TBL TRAKLINDAS TUTORIAL 2: SKENARIO 5

12.00-14.00 VI

7 – 13 NOVEMBER

2014

09.00-11.00 UJIAN BLOK UJIAN BLOK UJIAN BLOK UJIAN BLOK UJIAN BLOK

VII 14 – 20 NOVEMBER

2014

(11)

8 3.2 Daftar Kuliah Blok 14

No Tanggal Bidang Ilmu Topik Pemateri

1. 3 Okt 2016 Parasitologi Overview blok 14 Dr.rer.biol.hum.dr. Erma S, M.Si 2. 3 Okt 2016 Ilmu Penyakit

Dalam

Penyakit akibat aktivitas di daerah agroindustri dan Penanganannya (Zoonosis, Intoksikasi pestisida dan zat lain)

Lab. Ilmu

Penyakit Dalam RSUD dr.Subandi 3. 5 Okt 2016 Parasitologi Arthropoda,

Zoonosis akibat parasit

dr. Yudha N, M.Kes

(Lab. Parasitologi FK UNEJ)

4. 6 Okt 2016 Ilmu Bedah Gigitan ular dan serangga, Hipertermi dan hipotermi

Lab. Ilmu Bedah RSUD dr. Subandi 5. 10 Okt 2016 Mikrobiologi Infeksi bakteri (S. typhi,

Leptospira, C. difteri, B. Pertusis, Ricketsia, C. tetani) dan mycobacterium (M. tuberculosis, M. leprae) dr. Enny S, M.Kes (Lab. Mikrobiologi FK UNEJ)

6. 11 Okt 2016 Ilmu Penyakit Dalam

Aspek klinis dan managemen penyakit tropis karena infeksi bakteri dan mycobacterium (Thypoid, Leptospirosis, Bakteriemia-Septicemia, TBC) Lab. Ilmu Penyakit Dalam RSUD dr.Subandi 7. 12 Okt 2016 Ilmu Kesehatan Anak

- Aspek klinis infeksi bakteri pada neonatus dan anak (sepsis

neonatorum, tetanus neonatorum, Pertusis, Difteri)

- Imunisasi

- dr. Gebyar B, SpA (Lab. Ilmu Kesehatan Anak RSUD

dr.Subandi) - dr. Ahmad Nuri, SpA

8. 13 Okt 2016 IKM Manajemen TB dan lepra berbasis puskesmas dr. Rony Prasetyo (Lab. Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNEJ)

9. 17 Okt 2016 Mikrobiologi Infeksi virus (mumps, morbili, varicella, poliomyelitis, HIV, CMV, Hepatitis) dan jamur (superficial mycosis)

dr. Dini A, M.Bimed (Lab. Mikrobiologi FK UNEJ)

10. 18 Okt 2016 Ilmu Penyakit Dalam

Aspek klinis dan managemennya penyakit tropis karena infeksi virus (HIV/AIDS, Hepatitis, DF-DHF-DSS, CMV)

dr. Yuli H, SpPD (Lab. Ilmu

Penyakit Dalam RSUD

(12)

9

dr.Subandi) 11. 19 Okt 2016 Ilmu

Kesehatan Anak

Aspek klinis dan manajemen infeksi virus pada anak (mumps, morbili, rubella, varicella, poliomyelitis, Flu Singapura)

dr. Gebyar, SpA (Lab. Ilmu Kesehatan Anak RSUD

dr.Subandi) 12. 20 Okt 2016 Ilmu Penyakit

Kulit dan Kelamin

Aspek klinis Penyakit Jamur dan Penyakit Kulit Tropis (Tinea dan Pitiriasis versicolor)

Lab. Ilmu Peny. Kulit Kelamin RSUD dr. Subandi 13. 21 Okt 2016 Patologi

Klinik

- Imunoserologi untuk penyakit infeksi tropis akibat infeksi bakteri, virus (Widal, DHF, Hepatitis virus, HIV)

dr. Rini Riyanti, SpPK (Lab Patologi Klinik FK UNEJ) 14. 24 Okt 2016 Farmakologi Anti biotik, Antiviral dr. Desie DW,

M.Biomed (Lab. Farmakologi FK UNEJ)

15. 25 Okt 2016 Parasitologi Infeksi protozoa darah dan pencernaan

Dr.rer.biol.hum.dr. Erma S, M.Si (Lab. Parasitologi FK UNEJ)

16. 26 Okt 2016 Ilmu Penyakit Dalam

Aspek klinis penyakit tropis akibat infeksi parasit (Malaria, Toksoplasmosis, Filariasis, Amoebiasis, STH)

Lab. Ilmu

Penyakit Dalam RSUD dr.Subandi 17. 27 Okt 2016 Parasitologi Infeksi dan infestasi cacing dr. Bagus H,

M.Biomed

(Lab. Parasitologi FK UNEJ)

18. 31 Okt 2016 Farmakologi Antihelmintik, anti fungal dr. Elly NS, M.Si (Lab. Farmakologi FK UNEJ)

19. 3 Nov 2016 IKM Promkes di negara tropis: diare, kecacingan, dan penyakit infeksi lain

Program pemberantasan penyakit menular nasional (P2M).

dr. Arya Sidemen, M.Kes

(13)

10 3.3 Daftar Praktikum Blok 14

No. Tanggal Lab Topik Praktikum Pembimbing

1. 7 Okt 2016 Parasitologi Entomologi (Serangga sebagai parasit dan sebagai vektor penyakit)

dr. Yudha N (Parasitologi FK UNEJ)

2. 11 Okt 2016 Mikrobiologi Virus, jamur Penyebab infeksi

tropis dr. Dini A (Mikrobiologi FK UNEJ)

3. 14 Okt 2016 Mikrobiologi - Uji tuberkulin, pemeriksaan sputum: Mycobacterium - Sensitivitas kuman terhadap antibiotik

dr. Enny S

(Mikrobiologi FK UNEJ)

4 18 Okt 2016 PK Pemeriksaan Widal, pemeriksaan HIV

dr. Rini Riyanti, SpPK (Patologi Klinik FK UNEJ) 5. 25 Okt 2016 Parasitologi - Parasit darah dan jaringan:

malaria, toxoplasmosis, cutaneus larva migrans, viscerallarva

migrans, cystisercosis, sparganosis, trichinelosis.

-Teknik Pemeriksaan Parasit Darah

Dr. Erma S (Parasitologi FK UNEJ)

6. 28 Okt 2016 Parasitologi - Nematoda usus, Protozoa usus, Cestoda usus, Trematoda usus - Teknik Pemeriksaan Parasit Usus

dr Bagus H (Parasitologi FK UNEJ)

(14)

11 3.4 Daftar Tutor Blok 14

Kelompok Tutor No telp Tutor

A Dr. rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si 089694995109 B dr. Cholis Abrori, M.Kes., M.PdKed. 08113546087

C dr. Yohanes S 08113571792

D dr. Desie Dwi W, M.Biomed 083847198707

E dr. Yudha Nurdian, M.Kes 083853589000

F dr. Enny Suswati, M.Kes 08123482238

G dr. Yuli Hermansyah, SpPD 08113504153

(15)

12

IV. SKDI 2012 UNTUK BLOK 14 Infeksi pada system saraf

No. Penyakit Level Kompetensi

5 Infeksi sitomegalovirus 2

8 Malaria serebral 3B

9 Tetanus 4A

10 Tetanus neonatorum 3B

11 Toksoplasmosis serebral 2

13 HIV AIDS tanpa komplikasi 4A

14 AIDS dengan komplikasi 3A

16 Poliomielitis 3B

17 Rabies 3B

Infeksi pada Saluran Respirasi

No. Penyakit Level Kompetensi

27 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 4A

28 Tuberkulosis dengan HIV 3A

29 Multi Drug Resistance (MDR) TB 2

Infeksi pada Saluran Pencernaan

No. Penyakit Level Kompetensi

35 Demam tifoid 4A

26 Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) 4A

50 Hepatitis B 3A

65 Disentri basiler, disentri amuba 4A Infestasi Cacing dan Lainnya

No. Penyakit Level Kompetensi

43 Penyakit cacing tambang 4A

44 Strongiloidiasis 4A

45 Askariasis 4A

46 Skistosomiasis 4A

47 Taeniasis 4A

(16)

13

18 Bakteremia 3B

19 Demam dengue, DHF 4A

20 Dengue shock syndrome 3B

21 Malaria 4A

22 Leishmaniasis dan tripanosomiasis 2

23 Toksoplasmosis 3A

24 Leptospirosis (tanpa komplikasi) 4A

25 Sepsis 3B

Infeksi Bakteri pada Sistem Integumen

15 Lepra 4A

16 Reaksi lepra 3A

Gigitan Serangga dan Infestasi Parasit

28 Cutaneus larva migran 4A

29 Filariasis 4A

30 Pedikulosis kapitis 4A

31 Pedikulosis pubis 4A

32 Skabies 4A

33 Reaksi gigitan serangga 4A

Infeksi Jamur 18 Tinea kapitis 4A 19 Tinea barbe 4A 20 Tinea fasialis 4A 21 Tinea korporis 4A 22 Tinea manus 4A 23 Tinea unguium 4A 24 Tinea kruris 4A 25 Tinea pedis 4A 26 Pitiriasis vesikolor 4A

27 Kandidosis mukokutan ringan 4A

KESEHATAN MASYARAKAT / KEDOKTERAN PENCEGAHAN / KEDOKTERAN KOMUNITAS

No. Keterampilan Level

Kompete nsi

(17)

14

84 Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya pencegahan dalam berbagai tingkat pelayanan

4A 85 Mengenali perilaku dan gayahidup yang membahayakan 4A 86 Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di

komunitas

4A 87 Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan 4A 88 Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan

dengan lingkungan

4A 89 Memperlihatkan kemampuan perencanaaan, pelaksanaan,

monitoring, dan evaluasi suatu intervensi pencegahan kesehatan primer, sekunder, dan tersier

4A

90 Melaksanakan kegiatan pencegahan spesifik seperti vaksinasi, pemeriksaan medis berkala dan dukungan sosial

4A 91 Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan kerja

serta merancang program untuk individu, lingkungan, dan institusi kerja

4A

92 Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien 4A 93 Melakukan langkah-langkah diagnosis penyakit akibat kerja

dan penanganan pertama di tempat kerja, serta melakukan pelaporan PAK

4A

94 Merencanakan program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan

4A 95 Melaksanakan 6 program dasar Puskesmas: 1) promosi

kesehatan, 2) Kesehatan Lingkungan, 3) KIA termasuk KB, 4) Perbaikan gizi masyarakat, 5) Penanggulangan penyakit: imunisasi, ISPA, Diare, TB, Malaria 6) Pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan

4A

96 Pembinaan kesehatan usia lanjut 4A

97 Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan keluarga, dan melakukan terapi dasar secara holistik

4A

98 Melakukan rehabilitasi medik dasar 4A

99 Melakukan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan masyarakat

4A 100 Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien, keluarga,

dan masyarakat

4A SUPERVISI

101 Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan pengendaliannya

4A 102 Mengetahui jenis vaksin beserta

· cara penyimpanan · cara distribusi

· cara skrining dan konseling pada sasaran · cara pemberian 4A 4A 4A 4A 4A

(18)

15

· kontraindikasi efek samping yang mungkin terjadi dan upaya penanggulangannya

4A

103 Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan 4A 104 Merencanakan, mengelola, monitoring, dan evaluasi asuransi

pelayanan kesehatan misalnya BPJS, jamkesmas, jampersal, askes, dll

(19)

16

V. SKENARIO

1. Skenario 1: Penyakit Agromedis dan New Emerging Diseases

YOGYAKARTA, (PRLM).- Sejak Januari hingga Maret 2016 setidaknya sudah ada enam warga meninggal akibat penyakit leptospirosis. Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mencatat sampai saat ini Bantul menjadi daerah dengan kasus leptospirosis tertinggi di DIY. Terdapat 15 kasus penularan bakteri Leptospira, lima diantaranya berakhir dengan kematian.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY, Daryanto Chadorie, Minggu (6/3/2016) mengatakan mulai tersebarnya kasus penyebaran leptospirosis mesti diwaspadai oleh warga DIY. Chadorie menjelaskan bakteri ini disebarkan oleh tikus melalui kencingnya. Kencing tikus yang terinfeksi leptospira akan tersebar melalui air. Bakteri itu pun bisa masuk ke dalam tubuh melalui jaringan kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan hidung. Proses penyebaran bakteri ini pun dinilai Chadorie cukup cepat. “Pencegahannya dengan menghindari genangan air di rumah agar tidak mudah dikencingi tikus dan tidak untuk bermain anak-anak,” ujarnya. Sementara untuk upaya penanggulangan, Chadorie menyarankan untuk selalu mencuci tangan dan kaki dengan sabun di air mengalir setiap kali bersentuhan dengan area berair yang diduga kerap dilalui tikus. Upaya ini terutama mesti dilakukan para petani yang baru kembali dari kebun atau sawah. “Paling aman sebenarnya pakai alat pelindung diri saat keluar rumah, karena penyebaran leptospirosis ini cepat sekali,” katanya. “Sebaiknya masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan tertentu bila demam tak kunjung turun setelah dua hari agar cepat terdeteksi.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yuridia Amelia, bahaya penyakit Leptospirosis khususnya pada masyarakat bantaran Kali di Kota Yogyakarta, hal ini disebabkan penularan penyakit urine tikus atau kencing tikus ini melalui air banjir atau genangan. (Wilujeng Kharisma/A-147)***

(20)

17

1. Skenario 2: Infeksi Bakteri dan Mycobacterium terkait penyakit agromedis

Anak Mifta berusia 4 tahun dibawa keluarganya ke IGD-RS dengan keluhan demam dan nyeri pada tenggorokan. Demam dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri pada tenggorokan dirasakan sejak 4 hari yang lalu, disertai nyeri waktu menelan, pasien tidak mau makan dan hanya sedikit minum. Pasien juga mengeluh batuk sejak 2 hari yang lalu, orang tua pasien juga mengatakan kalau anaknya tidur ngorok dan suara serak. Riwayat Imunisasi: BCG, Hepatitis B, DTP, Hib. Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak lemah, compos mentis, denyut nadi 98 x/menit, frekuensi nafas 35x/menit, Suhu 38,2 oC. Tenggorokan: Tonsil T3 – T4 tampak membrane berdarah. putih keabu-abuan, faring hiperemis. Dokter segera merencanakan pemeriksaan lanjutan dan tindakan monitoring kondisi pasien serta melakukan rencana terapi pasien.

(21)

18

1. Skenario 3: Infeksi Virus dan Jamur terkait agromedis

Ny. Aulia, 32 tahun diantar keluarganya ke poliklinik RS dengan keluhan demam dan nyeri perut. Demam timbul mendadak dan tidak terlalu tinggi. Nyeri perut atas dirasakan terus-menerus sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan lemas, mudah lelah, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Selain itu juga diare, 5x/hari, berwarna kuning, ampas, darah dan lendir tidak ada. Pasien juga mengeluhkan gatal di selangkangan dan bertambah saat berkeringat. Pada pemeriksaan fisik, tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 68 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit suhu 37,3 oC, tampak ikterik. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan regio hipokondrium kanan dan epigastrium, hepatosplenomegali. Tampak papula eritemosa berbatas jelas di lipat paha kanan dan kiri, tidak nyeri tekan. Dokter segera melakukan pemeriksaan penunjang dan menentukan terapi kepada pasien.

(22)

19

1. Skenario 4: Infeksi Protozoa dan Penyakit akibat arthropoda terkait agromedis

Bu Yani, 71 tahun dibawa keluarganya ke IGD-RS karena demam sejak 3 hari dan diare >5x per hari. Diare disertai lendir, tapi tidak ada darah dan berwarna coklat kemudian beberapa hari kemudian menjadi hijau. Selain itu terdapat mual, muntah, nafsu makan menurun dan merasa kehausan. Pasien juga mengeluh nyeri perut di seluruh regio, bersifat tumpul seperti diremas-remas dan hilang timbul. Pasien tinggal bersama anaknya di rumah yang sederhana dengan dapur berlantai tanah. Sering kali makanan dari memasak sendiri. Pasien makan jarang menggunakan sendok. Selain itu pasien juga mengeluhkan telapak tangannya yang gatal-gatal dan muncul bintil di sekitar jarinya, sudah sejak 2 minggu ini. Sebelumnya cucunya juga mengalami keluhan serupa. Pemeriksaan Fisik tekanan darah 95/60 mmHg, denyut nadi 94 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 38.1 oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus meningkat, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba hepar dan lien, turgor melambat sedikit, dan hipertimpani pada seluruh regio abdomen. Status lokalis telapak tangan didapatkan papulo vesikula eritematosa di sebagian besar telapak tangan kanan dan kiri. Dokter segera melakukan tindakan yang diperlukan untuk merawat pasien.

(23)

20

1. Skenario 5: Infeksi dan Infestasi Helminth terkait agromedis

Jakarta, CNN Indonesia -- Cacingan. Penyakit yang diakibatkan beberapa jenis cacing seperti cacing gelang, cacing kremi, tambang, ataupun pita ini kerap disepelekan. Banyak yang menganggap cacingan sebagai penyakitnya ‘orang kampung’, akibat banyaknya warga perkampungan padat penduduk yang terkena penyakit tersebut. Padahal, prevalensi penyakit cacingan di Indonesia termasuk tinggi dan tidak hanya terjadi di kampung-kampung saja. Masyarakat kelas menengah dan atas juga tidak bebas dari ancaman cacingan. Berdasarkan data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,5 miliar orang atau sekitar 24% dari total populasi dunia menderita infeksi cacingan, dan pada umumnya menyerang anak-anak usia sekolah. Sementara di Indonesia, kasus cacingan menyebar di seluruh wilayah. "Rata-rata prevalensi cacingan di Indonesia mencapai lebih dari 28% dengan tingkat yang berbeda-beda di tiap daerahnya. Tingginya prevalensi cacingan di Indonesia tidak terlepas dari iklim tropis yang memungkinkan beberapa jenis cacing tumbuh dan berkembang," ujar Vensya Sitohang, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), saat di temui pada pers conference di Gedung Sasana Kriya TMII Jakarta Timur, Kamis (5/11).

Ketua Umum PKK dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo mengatakan masyarakat kerap mengabaikan bahaya cacingan. “Gejala yang ditimbulkan akibat cacingan pun selalu disepelekan dan dianggap sebagai kondisi lumrah. Padahal, apabila terus dibiarkan, cacing yang terus berkembang biak di dalam tubuh akan berpengaruh pada pertumbuhan dan kesehatan, terutama pada anak-anak,” ujar dia. "Cacingan sangat berbahaya bagi anak terutama dibawah 4 tahun, karenanya tindakan pencegahan perlu dilakukan," kata dr. Sri Kusumo Amdani, Dokter Spesialis Anak. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan mengimbau orangtua untuk terus melakukan pencegahan munculnya penyakit cacingan, seperti rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (les/les)

Referensi

Dokumen terkait