• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH DAN PENGARUH

MILITER DALAM

KEPEMIMPINAN DI

INDONESIA

(2)

Latar belakang

 Sejarah awal terbentuknya bangsa Indonesia tidak

lepas dari peran militer

 Terdapat dwi fungsi ABRI , yaitu : (1) menjaga

keamanan dan ketertiban negara, dan (2)

memegang kekuasaan dan mengatur negara

 Secara tidak langsung fungsi ini menjadi modal

utama bagi militer untuk melaksanakan perannya sekaligus memimpin suatu kepemimpinan di

(3)

 Awalnya timbul pertentangan antara para pendiri RI

dengan TNI.

 Para pendiri republik Indonesia merasa kurang yakin

bahwa kemerdekaan ini diperoleh dengan mengandalkan tentara.

 Sehingga pada awal kemerdekaan, militer dan

pemerintah berjalan masing-masing

 Namun pada saat revolusi fisik terjadi di era

1945-1949 peran TNI (setelah disahkan oleh pemerintah dengan Jenderal Soedirman) sangatlah besar yaitu memukul mundur Belanda yang ingin menginjakkan kakinya kembali di Indonesia.

(4)

Cikal bakal berkembangnya kekuatan

militer di Indonesia

 Tahun 1960 era presiden Soekarno, kekuatan

militer Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan terkuat di dunia.

 Kekuatan belanda tidak sebanding dengan

Indonesia dan Amerika sangat khawatir dengan

perkembangan kekuatan militer INA yang didukung besar-besaran oleh Uni Sovyet

(5)

 Belanda yang didukung Barat merancang muslihat

untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.

 Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim,

tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah:

1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.

2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat

3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.

(6)

 Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka

Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran

kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.

(7)

 Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salah satu

kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi, KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270

orang termasuk 60 perwira.

 Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada

bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).

 Angkatan udara Indonesia juga menjadi salah satu armada udara

paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :

1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed. 2. 30 pesawat MiG-15.

3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17. 4. 10 pesawat supersonic MiG-19.

(8)

 Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu

kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia.

 Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah

pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.

(9)

(10)

Alasan Intervensi Militer dalam Politik

Faktor Internal

Nilai dan orientasi perwira militer (faktor pengalaman sejarah) Kepentingan material : fasilitas persenjataan dan gaji (minimnya alokasi anggaran) Faktor Eksternal Kondisi ekonomi yang parah

Situasi darurat yang membahayakan keamanan negara

Kepemimpinan sispil yang lemah

(11)

Model Intervensi Militer

1. Melalui saluran konstitusional yang resmi (UUD,

UU, Peraturan Pemerintah, dll)

2. Kompetisi atau koalisi dengan otoritas sipil 3. Intimidasi terhadap otoritas sipil

4. Ancaman atau kekerasan terhadap otoritas sipil 5. Kegagalan mempertahankan otoritas sipil

menentang kekerasan 6. Penggunaan kekerasan terhadap otoritas sipil 3

(12)

Bentuk Dominasi Militer

1. Langsung mengambil alih kontrol pemerintah dan

memonopoli posisi kunci dalam pemerintahan.

2. Militer mendominasi dengan cara menduduki posisi

kunci – seperti menhankam, mendagri – dan menyerahkan posisi lainnya pada sipil karena militer tidak mampu mengelola ekonomi.

(13)

Mitos dan Justifikasi

Tahun Justifikasi keterlibatan

1945-1950 Pendiri dan penjaga Republik, Tentara rakyat 1948 Penyelamat bangsa dari komunisme

1952 Penyeimbang politik partai/sipil 1957 Penjaga integrasi

1959 Penjaga UUD 1945

1962 “Ayah Kandung” kelompok Kekaryaan 1970an Pembela Pancasila, penyelamat bangsa 1971-1998 Manunggal dengan rakyat

(14)

Metamorfosis Politik Militer

 1945-1950 : Revolusi  1950-1957 : Demokrasi Parlementer  1957-1959 : Transisi  1959-1966 : Demokrasi terpimpin  1966-1998 : Orde Baru  1998-... : Reformasi

(15)

Dwifungsi ABRI

1. Konsepsi “Jalan Tengah” dari Jendral A.H. Nasution pada

November 1958.

2. Doktri Perjuangan “Tri Ubaya Cakti” dari seminar

Angkatan Darat I pada April 1965.

3. Disempurnakan lagi dalam Seminar Angkatan Darat II

pada Agustus 1966.

4. Dirumuskan dalam UU No.20/1982 tentang Pertahanan

Keamanan Pasal 26 dan Pasal 28.

5. Dirumuskan dalam UU No.2/1988 Pasal 6.

MILITER DALAM POSISI SIPIL (GUBERNUR, BUPATI, WALIKOTA, ANGGOTA LEGISLATIF, BIROKRASI)

(16)

PERAN POLITIK MILITER MASA

REVOLUSI 1945 - 1949

1. Pada saat proklamasi kemerdekaan, cikal bakal

militer Indonesia mulai terbentuk.

2. Ada tiga sumber perekrutan militer: (a) bekas

tentara KNIL, (b) bekas tentara PETA yang

memperoleh pendidikan kemiliteran dari Jepang, (c) para pemuda, pelajar dan mahasiswa yang tergabung laskar-laskar perjuangan dan tentara pelajar

(17)

 Tahap pembentukan organisasi militer:

 22 Agustus 1945: terbentuk Badan Keamanan Rakyat

(BKR)

 5 Oktober 1945: didirikan Tentara Keamanan Rakyat

(TKR)

 1 Januari 1946: kepanjangan TKR diubah menjadi

Tentara Keselamatan Rakyat. d. 26 Januari 1946: TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI)

 7 Juni 1947: TRI diubah menjadi TNI (Tentara Nasional

(18)

 Bentuk peran militer di masa revolusi:

1. Mengimbangi diplomasi politisi sipil dengan

melakukan perjuangan (gerilya) bersenjata.

2. Melakukan otokritik terhadap

(19)

PERAN POLITIK MILITER MASA

DEMOKRASI PARLEMENTER

 Ditandai terjadinya model distribusi kekuasaan

yang khas. Partai politik, parlemen dan perdana menteri mendiami pusat kekuasaan yang paling konkret, luas, dan riil.

 Soekarno ditempatkan sebagai ‘kepala negara

simbolik’. Militer tidak memperoleh porsi kekuasaan yang besar dan dibiarkan ‘tinggal di barak’.

(20)

 Dalam rentang 1949-1959, militer mempertanyakan

supremasi sipil dan akhirnya menolak supremasi sipil. Sipil dianggap gagal mengelola sistem politik,

terutama dalam hal memelihara stabilitas politik dan integrasi nasional.

 Terjadi beberapa gerakan regionalisme dan

separatisme. Misalnya Gerakan Darul Islam di Sulsel (1950), Darul Islam di Aceh (1953), PRRI (1958)

 Terjadi pula ketegangan antara Soekarno (dan militer)

(21)

DEMOKRASI PARLEMENTER PERAN

POLITIK MILITER MEMBESAR:

1. Diperkenalkan Konsepsi Presiden Soekarno 21 Feb

1957 yang menawarkan pembentukan Dewan Nasional (DN).

2. Pada Maret 1957 dikeluarkan UU Darurat oleh

Soekarno untuk menghadapi krisis stabilitas dan

integrasi. UU Darurat adalah penyerahan sebagian kekuasaan pemerintahan kepada militer.

3. Pada 6 Mei 1957, DN didirikan dan memasukkan

kelompok2 fungsional di dalamnya. Para pejabat militer juga masuk dalam DN, terutama sejak 5 Juni 1957.

(22)

4. Dilakukannya nasionalisasi ekonomi oleh Soekarno

pada 1958. Semua perusahaan asing diambil alih dan militer banyak memperoleh jatah limpahan perusahaan itu.

5. Pada 11 Nov 1958, A.H. Nasution memperkenalkan konsep “Jalan Tengah” yang memberikan dasar teoritis bagi keterlibatan militer dalam politik.

6. Dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang

mengakhiri Demokrasi Parlementer dan melahirkan Demokrasi Terpimpin.

(23)

PERAN POLITIK MILITER MASA

DEMOKRASI TERPIMPIN

 Dalam masa ini, distribusi kekuasaan berubah.

Parlemen dan partai politik dilemahkan. Soekarno muncul sebagai pusat kekuasaan. PKI dan militer (AD) muncul pula sebagai pemilik kekuasaan yang konkret. Militer melakukan pembendungan thd

upaya komunisme untuk mempengaruhi Soekarno dan memperluas kekuasaannya.

(24)

 Peran politik di masa ini makin membesar: 1. Militer

menduduki posisi pemerintahan/ ikut serta secara berarti dalam kabinet Soekarno. 2. Mulai tahun 1959, militer terwakili dalam MPR, DPR, Dewan Nasional dan Front Nasional. 3. Militer menguasai sejumlah aset ekonomi nasional.

(25)

PERAN POLITIK MILITER MASA ORDE

BARU

 Pembesaran peran politik militer di masa Orde Baru,

terutama dibentuk oleh:

1. Sukses dalam menumpas G30S/PKI dan memastikan

efektivitas politik PKI dan gerakan komunisme.

2. Dikeluarkannya Supersemar 1966 yang menandai

peralihan kekuasaan secara terbatas dari Soekarno kepada Soeharto.

3. Diformalkannya konsep “Jalan Tengah” dengan nama

baru DWI FUNGSI ABRI.

4. Dilantiknya Soeharto sebagai Penjabat Presiden

(26)

 Peran politik militer Orde Baru berkembang dan

meluas hingga meliputi aspek-aspek:

1. Penguasaan birokrasi oleh militer

2. Korporatisme Golkar dan pemapanan kekuasaan

Golkar

3. Penguasaan legislatif

4. Penguasaan praktek ekonomi dan bisnis

5. Praktek2 pengamanan pembangunan melalui

optimalisasi badan intelejen dan penggunaan keamanan.

(27)

 Politik Militer Orde Baru

1. Penetrasi dan penguasaan birokrasi 2. Korporatisme Golkar

3. Penguasaan Badan Legislatif 4. Praktik ekonomi dan bisnis 5. Militerisasi intelejen

(28)

MILITER DI ERA REFORMASI

 Ada tuntutan perubahan mendasar peran politik

militer khususnya 1997-2000:

1. Krisis tak terkelola, reformasi tak terbendung 2. Persaingan dan konflik internal.

3. Sasaran kritik dan hujatan. Militer dipaksa untuk

“tiarap”.

(29)

Pergeseran Politik Militer

Orde Baru

• Nasional

• Formal

• Institusi

• Politik

• Langsung

• Struktur dan Kultur

Reformasi

• Lokal

• Informal

• Personal

• Ekonomi

• Tak Langsung

• Kultur

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, perkembangan teknologi informasi yang pesat serta sifatnya yang global , akan semakin sulit dipelajari bila tidak didukung oleh kemampuan penguasaan

Hal tersebut menunjukkan bahwa terapi Health promotion and stress management kurang sesuai digunakan dalam penelitian karena perubahan yang menjadi fokus dalam

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan sejarah sekolah pasca sarjana. Endang Solihati 2016

Dari hasil pembahasan yang telah dijabarkan, didapatkan hasil dari penelitian ini adalah metode forward chainning memberikan hasil yang cukup baik dalam

Dari perencanaan ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:  Unit pengolahan yang diperlukan untuk mengolah air banjir di Surabaya menjadi air minum adalah unit

Penurunan kualitas lingkungan ini dapat diidentifikasi dari perubahan komponen fisik, kimia dan biologi perairan di sekitar pantai (Wijayanti, 2007).Tujuan dari

Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan media kartu pintar dan kartu soal efektif

Nilai – nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di dalam masyarakat Indonesia. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam suasana atau pengalaman