69 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis
teori variasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) pada pokok bahasan Sistem Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear untuk SMA kelas X.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode R&D (Research & Development) tipe 4-D yang terdiri dari tahap
Define (pendefinisian), tahap Design (Perancangan), tahap Develop (Pengembangan), dan tahap Deseminate (Penyebarluasan). Karena
keterbatasan waktu, pengembangan perangkat pembelajaran dalam
penelitian ini hanya dibatasi pada proses define, design, dan develop saja.
1. Tahap Define (Pendefinisian)
Pada proses pendefinisian dilakukan analisis kurikulum matematika
SMA khususnya untuk materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear. Analisis tersebut difokuskan pada kompetensi dasar serta
indikator-indikatornya. Analisis kurikulum digunakan sebagai dasar dalam
merumuskan tujuan pembelajaran serta pengembangan bahan ajar yang
70
dengan cara wawancara dengan guru matematika dan observasi kegiatan
pembelajaran, serta kajian secara teoritis. Hasil dari pendefinisian ini
adalah penentuan aspek-aspek yang menjadi dasar merancang perangkat
pembelajaran. Secara umum, terdapat 5 kegiatan utama yang dilakukan
pada tahap ini, yaitu:
a. Analisis ujung depan
Pada tahap ini dilakukan analisis yang bertujuan mengidentifikasi
dasar pengembangan dan permasalahan dalam pembelajaran
matematika sehingga dibutuhkan pengembangan perangkat
pembelajaran berupa RPP dan LKS.
b. Analisis siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa
yang meliputi tingkat perkembangan kognitif, gaya belajar, dan
pendekatan belajar siswa.
c. Analisis tugas
Analisis tugas dilakukan untuk mengetahui tugas-tugas belajar
yang harus dikuasai siswa untuk mencapai kompetensi minimal.
d. Analisis konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep
yang akan diajarkan dan disusun secara sistematis dan rinci. Hasil dari
71 e. Perumusan tujuan pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan perumusan tujuan pembelajaran atau
indikator pencapaian kompetensi pada topik Sistem Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear.
2. Tahap Design (Perancangan)
Setelah tahap pendefinisian selesai, selanjutnya dilakukan tahap
perancangan perangkat pembelajaran matematika berupa rancangan awal
RPP dan LKS. Pembuatan rancangan awal RPP dan LKS dilakukan
dengan langkah-langkah seperti yang telah dijelaskan pada bagian kajian
teori. Sebelum desain produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, pada tahap
ini dilakukan validasi instrumen penilaian produk oleh dosen ahli
pembelajaran.
3. Tahap Develop (Pengembangan)
RPP dan LKS yang telah disusun sesuai rancangan awal kemudian
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Rancangan awal yang telah
mendapat masukan dari dosen pembimbing, selanjutnya divalidasi oleh
ahli materi serta ahli media untuk mengetahui kelayakan perangkat
pembelajaran. Jika sudah dianggap layak, maka perangkat pembelajaran
bisa diujicobakan. Hasil validasi dianalisis dan ditindaklanjuti sesuai
masukan ahli materi serta ahli media yang akan digunakan untuk uji coba.
72 a. Penilaian produk
Penilaian produk ini menggunakan lembar penilaian perangkat
pembelajaran. Subjek penilai yaitu satu ahli materi dan satu ahli media
pembelajaran. Objek penelitian yakni perangkat pembelajaran untuk
siswa SMA berdasarkan aspek kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan
grafika.
b. Ujicoba terbatas
Ujicoba terbatas dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 2
Yogyakarta untuk mengetahui keterbatasan perangkat pembelajaran
yang dikembangkan.
c. Penilaian respon guru dan siswa
Setelah menggunakan perangkat pada kegiatan pembelajaran,
siswa dan guru diminta mengisi angket respon terhadap perangkat yang
telah dikembangkan untuk mengukur tingkat kepraktisan perangkat.
Guru menilai RPP dan LKS, sedangkan siswa hanya menilai LKS.
d. Tes evaluasi hasil belajar
Tes evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat
keefektifan perangkat setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran
dengan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
C. Metode Penilaian Produk 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian pengembangan ini adalah siswa dan
73 2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015 pada bulan
Agustus-Desember 2015 di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang lokasi penelitian dilakukan pengumpulan data sebelum
ujicoba dari wawancara tidak terstruktur kepada guru matematika dan
siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta, serta observasi ketika guru mengajar di
kelas. Berikut hasil pengumpulan data tersebut:
1) Berdasarkan wawancara dengan guru dan pengamatan pada data
prestasi belajar siswa, siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta khususnya
yang ada di kelas X MIIA 5 memiliki kemampuan matematika yang
beragam. Hal ini terlihat dari data ulangan harian siswa pada Bab
Eksponen dan Logaritma pada kelas X MIIA 5 tahun ajaran
2015/2016 yang menunjukkan adanya perbedaan nilai yang
signifikan antar siswa. Sebanyak 25 siswa dari 29 siswa yang
mengikuti ulangan harian tidak tuntas pada Bab Eksponen dan
Logaritma dengan perolehan nilai di bawah 75, sedangkan hanya
ada 4 siswa yang memperoleh nilai di atas 75 dan masuk dalam
kategori tuntas. Di antara 25 siswa yang tidak tuntas, ada 8 siswa
yang bahkan memperoleh nilai di bawah 50. Hasil ini jauh berbeda
dari perolehan nilai dari keempat siswa yang tuntas. Empat siswa
yang tuntas memperoleh nilai di atas 80. Hal ini menunjukkan
74
perbedaan proporsi yang tinggi antara jumlah kelompok siswa yang
tuntas dan tidak tuntas.
2) Berdasarkan pengamatan saat pembelajaran berlangsung serta
wawancara terhadap siswa, siswa di kelas X MIIA 5 SMA Negeri 2
Yogyakarta tidak menyukai diskusi kelompok. Ketika guru
menginstruksikan untuk diskusi kelompok, siswa cenderung
mempercayakan tugas kepada seorang siswa yang dianggap pandai.
3) Berdasarkan hasil tes pemahaman awal siswa yang dilakukan
sebelum pembelajaran, siswa di kelas X MIIA 5 SMA Negeri
Yogyakarta memiliki kemampuan dasar yang cukup baik terutama
dalam menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) bahkan ada beberapa siswa yang telah mampu
menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel. (SPLTV)
Hanya saja, sebagian besar siswa masih melakukan kesalahan dalam
membuat model matematika terutama dalam memisalkan. Selain itu,
siswa secara umum masih kesulitan membedakan konsep Persamaan
Linear Dua Variabel (PLDV) dan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) serta masih kesulitan menjelaskan perbedaan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) bersolusi tunggal,
banyak, maupun tidak memiliki solusi. Sedangkan untuk topik
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV), siswa secara
75
kesulitan dalam menentukan daerah penyelesaian suatu
Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV).
4) Berdasarkan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung, siswa
kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta memiliki jadwal kegiatan
ekstrakulikuler yang padat karena berada pada tahun awal yang
berarti tahun pengkaderan organisasi, sehingga beberapa siswa
sering ijin untuk mengikuti kegiatan lain di tengah proses
pembelajaran.
3. Jenis Data
Data yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
a. Data kualitatif mengenai proses pengembangan produk berupa data
yang diperoleh pada tahap define, design, dan develop yang meliputi
data hasil pengumpulan referensi, hasil rancangan perangkat
pembelajaran, pembuatan instrumen penilaian, validasi instrumen
penilaian dan hasil analisis serta masukan dari ahli materi dan ahli
media.
b. Data kuantitatif mengenai kualitas produk yang diharapkan ditinjau
dari aspek kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan yang diperoleh dari
data validasi materi dan media oleh ahli, angket respon guru dan siswa
terhadap pembelajaran siswa dengan LKS, serta tes hasil belajar
76 4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru matematika SMA Negeri 2
Yogyakarta yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang
karakteristik siswa, karakteristik pembelajaran yang dilakukan di
sekolah tersebut sebagai acuan untuk membuat rancangan awal
perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Selain itu,
wawancara juga digunakan untuk mendapatkan masukan untuk
perbaikan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
b. Metode Observasi
Observasi dilakukan selama ujicoba untuk memperoleh data-data
pendukung yang bisa digunakan untuk bahan acuan penyusunan serta
perbaikan produk dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
c. Metode Angket
1) Angket Penilaian RPP oleh Ahli Materi
Angket penilaian RPP ini digunakan untuk mengukur kevalidan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan
berdasarkan prinsip dan komponen RPP yang termuat dalam
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.
Penilaian kevalidan RPP ini dilakukan oleh 2 ahli, yakni satu ahli
pengelolaan materi pembelajaran dan satu ahli media pembelajaran.
Angket penilaian ini disusun atas 5 alternatif jawaban, yaitu:
77
sangat sesuai (5). Bentuk instrumen penilaian RPP terdapat pada
lampiran (Yudha Prihadi, 2014: 64).
2) Angket Penilaian LKS
a) Angket penilaian LKS oleh ahli materi
Angket penilaian ini diberikan kepada ahli materi untuk
mengetahui kevalidan LKS dari aspek kelayakan isi dan
kelayakan penyajian yang dikembangkan berdasarkan
Permendikbud No. 71 tahun 2013 tentang syarat buku teks atau
bahan ajar yang baik dan layak. Pada angket penilaian LKS ini
disusun dengan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat tidak
sesuai (1), tidak sesuai (2), cukup (3), sesuai (4), dan sangat
sesuai (5) (Yudha Prihadi, 2014: 65). Bentuk instrumen
penilaian LKS oleh ahli materi terdapat pada lampiran.
b) Angket penilaian LKS oleh ahli media
Angket penilaian ini diberikan kepada ahli media untuk
mengetahui kevalidan LKS dilihat dari aspek kelayakan bahasa
dan aspek grafika yang dikembangkan berdasarkan
Permendikbud No. 71 tahun 2013 tentang syarat buku teks atau
bahan ajar yang baik dan layak. Pada angket penilaian LKS ini
disusun dengan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat tidak
sesuai (1), tidak sesuai (2), cukup (3), sesuai (4), dan sangat
sesuai (5) (Yudha Prihadi, 2014: 66). Bentuk instrumen
78 c) Angket Respon Guru
Angket respon guru diberikan kepada guru setelah seluruh
proses pembelajaran menggunakan perangkat yang telah
dikembangkan selesai dilaksanakan. Angket ini merupakan alat
untuk mengetahui respon dan tanggapan guru terhadap
kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah digunakan dalam
pembelajaran yang disusun dengan lima alternatif jawaban,
yaitu: sangat tidak sesuai (1), tidak sesuai (2), cukup (3), sesuai
(4), dan sangat sesuai (5) (Yudha Prihadi, 2014: 67). Hasil dari
respon guru ini digunakan untuk perbaikan LKS yang
dikembangkan. Bentuk instrumen angket respon guru ini
terdapat pada lampiran.
d) Angket Respon Siswa
Angket respon siswa diberikan kepada siswa setelah seluruh
proses pembelajaran menggunakan perangkat yang telah
dikembangkan selesai dilaksanakan. Angket ini merupakan alat
untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap
kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah digunakan dalam
pembelajaran yang disusun dengan lima alternatif jawaban,
yaitu: sangat tidak sesuai (1), tidak sesuai (2), cukup (3), sesuai
(4), dan sangat sesuai (5) (Yudha Prihadi, 2014: 67). Hasil dari
79
dikembangkan. Bentuk instrumen angket respon guru ini
terdapat pada lampiran.
d. Tes
Tes dilakukan setelah penggunaan LKS selesai atau di akhir
pembelajaran. Tes evaluasi hasil belajar ini digunakan untuk
mengetahui tingkat keefektifan penggunaan LKS oleh siswa dengan
cara mengukur prestasi belajar siswa.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menilai produk perangkat pembelajaran
matematika dari sisi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Perangkat
pembelajaran dikatakan memiliki kualifikasi baik jika 1) minimal merupakan
perangkat pembelajaran berkategori “valid” berdasarkan analisis kevalidan; 2)
minimal merupakan perangkat pembelajaran berkategori “praktis” berdasarkan
analisis kepraktisan; serta 3) minimal merupakan perangkat pembelajaran
berkategori efektif berdasarkan analisis keefektifan.
1. Analisis Kevalidan
Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kevalidan adalah
angket penilaian perangkat pembelajaran untuk ahli materi dan ahli media
pembelajaran. Analisis kevalidan dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Melakukan tabulasi data dari validator.
80 ̅
dengan ̅ = rata-rata perolehan skor
x = jumlah skor yang diperoleh n = jumlah validator.Kemudian menentukan kriteria dengan panduan sebagai berikut
(Eko Putro W, 2009: 238):
Tabel 2. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
No. Rentang Skor Kriteria
1 i i SB M x 1,8 Sangat Baik 2 i i i i SB x M SB M 0,6 1,8 Baik 3 i i i i SB x M SB M 0,6 0,6 Cukup 4 i i i i SB x M SB M 1,8 0,6 Kurang Baik 5 i i SB M
x 1,8 Sangat Kurang Baik
Keterangan:
i M =
2 1
(total skor maksimal ideal+total skor minimal ideal)
i SB =
6 1
(total skor maksimal ideal-total skor minimal ideal) Total skor maksimal ideal = skor tertinggi (5) × jumlah butir Total skor minimum ideal = skor terendah (1) × jumlah butir c. Berdasarkan perhitungan dalam tabel kriteria kevalidan perangkat
pembelajaran di atas, maka didapat interval kriteria kevalidan
perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) sebagai berikut: n
x
81
Tabel 3. Interval Kriteria Kevalidan Perangkat Pembelajaran
No. Interval Kriteria
RPP LKS 1 x157,80 x264,60 Sangat Valid 2 125,60 x157,80 214,20 x264,60 Valid 3 93,40 x125,60 163,80 x214,20 Cukup Valid 4 26,83 x93,40 113,40 x163,80 Kurang Valid 5 x26,83 x113,40 Sangat Kurang Valid 2. Analisis Kepraktisan
Instrumen yang digunakan untuk analisis kepraktisan adalah
angket respon guru dan siswa siswa. Analisis kepraktisan dilakukan
dengan langkah-langkah yang sama dengan analisis kevalidan dengan
interval kriteria kepraktisan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS)
sebagai berikut:
Tabel 4. Interval Kriteria Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
No. Interval Kriteria
RPP LKS 1 x42,00 x117,60 Sangat Praktis 2 34,00 x42,00 95,20 x117,60 Praktis 3 26,00 x34,00 72,80 x95,20 Cukup Praktis 4 18,00 x26,00 50,40 x72,80 Kurang Praktis 5 x18,00 x50,40 Sangat Kurang Praktis 3. Analisis Keefektifan
Instrumen yang digunakan untuk menganalisis keefektifan
penggunaan perangkat pembelajaran ini adalah tes evaluasi hasil belajar.
Nilai maksimal pada tes evaluasi hasil belajar ini adalah 100 dengan KKM
75. Analisis keefektifan dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
82
b. Menghitung presentase ketuntasan tes evaluasi hasil belajar kelompok
siswa. % 100 ) ( siswa jumlah tuntas yang siswa jumlah x ketuntasan presentase
c. Menentukan kriteria keefektifan perangkat pembelajaran dengan
pedoman sebagai berikut.
Tabel 5. Interval Kriteria Keefektifan Perangkat Pembelajaran
No. Rentang Skor Kriteria
1 87,50% < ̅ ≤ 100,00% Sangat Efektif 2 75,00% < ̅ ≤ 87,50% Efektif 3 62,50% < ̅ ≤ 75,00% Cukup Efektif 4 50,00% < ̅ ≤ 62,50% Kurang Efektif 5 ̅ ≤ 50,00% Sangat Kurang Efektif