• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru-Guru SDN 3 Kudi dan SDN 3 Tegiri Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru-Guru SDN 3 Kudi dan SDN 3 Tegiri Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri

MH. Sri Rahayu, Cucu Siti Sukonsih, Pranowo NS, Lies Sudibyo, Toni Harsan dan Eliana Purti Liebe

FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Letjend. S. Humardani No. 1 Kampus Jombor Sukoharjo 57521

Telp. + 62 – 271 – 593156, Fax + 62 - 0271 – 591065

Abstrak

Tujuan Pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan tercapai apabila guru sebagai pelaksana pendidikan memiliki kemampuan profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal. Guru yang profesional memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Pelatihan penulisan proposal PTK diberikan bagi guru-guru SDN 3 Kudi dan SDN 3 Tegiri, Kecamatan Batuwarna, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini bertujuan supaya guru-guru memiliki pemahaman dan ketrampilan dalam pembuatan proposal PTK serta meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pengabdian dimulai dengan pretest, kemudian penyampaian materi PTK dengan metode ceramah, latihan praktek pembuatan proposal PTK dan diakhiri dengan post test. Hasil kegiatan menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman penulisan proposal PTK sebesar 35%.

Kata-kata kunci : Proposal PTK, Pelatihan, SDN 3 Kudi dan SDN 3 Tegiri, Kab. Wonogiri

Pendahuluan

Guru mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan menuju masyarakat modern, maka profesionalitas guru merupakan syarat mutlak karena gurulah yang mempersiapkan generasi masa depan dalam menghadapi tantangan zaman yang kompetitif. Fungsi guru bukan lagi sekedar mengajar dan mendidik siswa agar menjadi pintar, tetapi guru di era global juga harus menjadi agen perubahan yang mampu menghantar siswa mentransfer nilai-nilai modern yang bermanfaat bagi kemajuan masyarakatnya. HAR Tilaar (2008: 77) menyatakan bahwa guru adalah seorang resi dalam pengertian modern. Ia harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta merupakan sosok personifikasi nilai-nilai moral. Karena tugasnya yang mulia tersebut, maka guru yang profesional harus memiliki dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, metodologi yang efektif, selalu berusaha mengasah kompetensi melalui pelatihan dan kemauan belajar seumur hidup, kegemaran membaca buku, serta kegiatan penelitian peningkatan pembelajaran di kelas. HAR Tilaar (2008: 77) juga menyatakan bahwa seorang guru harus mendapatkan pendidikan dasar sebagai sarjana serta aktif dalam program pelatihan berkelanjutan dalam upaya peningkatan profesi guru.

(2)

No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA

Selain melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, guru diharapkan untuk dapat membuat karya ilmiah. Bambang Dwiloka (2005: 2) menyatakan bahwa karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seorang ilmuwan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui kepustakaan, observasi, penelitian dan pengetahuan yang lain sebelumnya. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran guru wajib melaksanakan penelitian tindakan kelas. Menurut Elliot dalam Rochiati Wiriatmaja (2005: 75) penelitian tindakan kelas bukan bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori, melainkan menghasilkan produk berupa peningkatan kemampuan intelektual siswa. Hal ini senada dengan pendapat Sarwiji Suwandi (2007: 13) yang mengatakan bahwa PTK bertujuan meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar siswa, bukan saja mengungkapkan penyebab berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Tingkat profesionalitas guru ditandai dengan kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta memiliki sertifikat profesi sebagai bukti kompetensi yang dimiliki. Guna membuktikan kompetensi, guru harus menunjukkan sertifikat pendidik (sesuai UU Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005).

Syarat kepemilikan sertifikat profesi memiliki 4 (empat kompetensi) yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi kepribadian berkaitan dengan sikap kepribadian guru. Kompetensi profesional berkaitan dengan kompetensi keilmuan guru, salah satunya berupa kewajiban guru melaksanakan penelitian untuk perbaikan kelas. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan kompetensi pemahaman wawasan kependidikan, pemahaman peserta didik, pengembangan kurikulum, perencanaan pembelajaran, dan sebagainya. Kompetensi sosial berkaitan dengan kompetensi guru dalam pergaulan sosial, baik dengan sesama guru, siswa, orang tua siswa, maupun masyarakat. Harapannya melalui sosialisasi ini guru di kedua SD tersebut dapat meningkat profesinya, guru membutuhkan kegiatan PTK sehingga memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan proposal PTK.

SDN 3 Tegiri dan SDN 3 Kudi berada di Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri. Jarak Univet Bantara Sukoharjo dengan lokasi pengabdian sekitar  38 km. SDN 3 Tegiri mempunyai karyawan 10 orang yang terdiri dari 1 penjaga sekolah dan 9 guru. Sembilan guru terdiri dari 6 guru perempuan dan 3 guru laku-laki. Dari 9 guru itu yang golongan IV A ada 5 orang, II B ada 1 orang dan guru wiyata bhakti 3 orang, dari 9 guru tersebut yang sertifikasi baru 2 orang.

SDN 3 Kudi jumlah karyawan ada 12, yang terdiri dari 1 petugas perpustakaan, 1 penjaga sekolah dan guru 10, dengan sebaran 4 perempuan dan 6 laki-laki. Dari 10 guru yang golongan IV A 2 orang, golongan III A 1 orang, III D 1 orang, 2 orang golongan II B dan 4 guru wiyata bakti. Dari 10 guru tersebut yang sertifikasi baru 1 orang yaitu Bp. Wakidi, SPd, kepala sekolah. Hasil wawancara dengan kedua kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa mereka sangat membutuhkan pelatihan penulisan PTK untuk kenaikan pangkat maupun sertifikasi guru. Dua aspek utama yang ingin diberikan agar guru memahami materi PTK dan terampil membuat proposal PTK.

(3)

Gambar 1. Metode

Ceramah

Metode ceramah dilaksanakan dengan cara tim pengabdian masyarakat mengundang guru SD N 3 Tegiri dan SDN 3 Kudi untuk mengikuti sosialisasi proposal penelitian terkait dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan ceramah ini dilaksanakan mengingat banyak guru mengalami kesulitan dalam pembuatan proposal class action

research. Dalam kesempatan pengabdian tersebut, tim mempergunakan tayangan laptop

dan LCD serta menerangkan satu demi satu mengenai PTK, cara pembuatan latar belakang masalah, cara pembuatan perumusan masalah, cara pembuatan tujuan dan manfaat penelitian, cara pembuatan landasan teoretis, dan cara pembuatan metode penelitian. Ceramah diberikan 1 kali selama 2 jam, yang diikuti oleh 20 guru yang berasal dari SD N 3 Tegiri dan SDN 3 Kudi. Dalam kesempatan tersebut dibuka sharing dengan guru. Dalam hal ini, tim pengabdian masyarakat menempatkan diri sebagai mitra bagi guru.

Drill-Practice atau Latihan Praktik

Latihan praktek dilaksanakan setelah pelaksanaan ceramah. Guru-guru diminta untuk membuat proposal penelitian yang meliputi penyusunan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori dan metode penelitian. Praktek pembuatan proposal sekitar 2 jam, untuk review 2 jam, untuk perbaikan proposal diberi waktu 1 minggu, dan evaluasi dilaksanakan pada minggu berikutnya. Guru yang sudah membawa proposal penelitian dapat disharingkan dengan

PTK merupakan solusi guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, sekaligus karya ilmiah yang bisa dipakai untuk kenaikan

pangkat serta sertifikasi guru.

Khalayak Sasaran :

SD Negeri 3 Kudi dan SD Negeri 3 Tegiri

Memahami PTK Proposal PTK

Ceramah dan Drill Practice

(4)

No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA

Hasil dan Pembahasan

Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan proposal PTK untuk SDN 3 Kudi dan SDN 3 Tegiri dilaksanakan di SDN 3 Tegiri, dipilih tempat itu karena tempat itu yang paling strategis dibanding tempat yang lain, dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Agustus 2011 diikuti oleh 19 peserta. Mayoritas guru di kedua SD tersebut belum memahami penyusunan penelitian tindakan kelas, sehingga mereka merasakan bahwa pelatihan penulisan proposal sangat penting. Mereka mengharapkan pelatihan semacam itu untuk dilanjutkan. Kegiatan dimulai pukul 11.00 WIB, acara dibuka oleh Kepala SDN 3 Tegiri kemudian diserahkan sepenuhnya kepada Tim Pengabdi Progdi PPKn Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Pelatihan dilaksanakan dengan 2 cara :

Ceramah

Tim pengabdi menggunakan metode ceramah dengan bantuan media laptop dan LCD. Menjelaskan materi proposal PTK secara rinci yang meliputi: pengertian PTK, cara membuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat pengabdian, kajian teori dan metode yang digunakan.

Drill Practice atau Latihan Praktik

Setelah penjelasan materi selesai, untuk pendalaman materi sekaligus mengaplikasikan antara teori dengan kenyataan, guru-guru diminta untuk mengisi panduan penulisan proposal yang telah disediakan oleh Tim pengabdi.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman para peserta dilakukan evaluasi dengan teknik sebelum materi diberikan kepada peserta, peserta diberi pretest dan setelah pelatihan diberikan posttest.

Dari hasil pretest dan post test diperoleh hasil sebagaimana tampak pada gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Rerata tingkat pemahaman peserta

Dari grafik di atas tampak terjadi peningkatan rerata pemahaman peserta, rerata hasil pretest lebih rendah dari pada posttest. Kenaikan pemahaman sebesar 35%

46 81 0 20 40 60 80 100

(5)

Kesimpulan

Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat tentang “Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri 3 Kudi dan Sekolah Dasar Negeri 3 Tegiri Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri” dapat disimpulkan bahwa guru di kedua sekolah dasar tersebut merespon secara positif, sehingga terjadi peningkatan pemahaman tentang pembuatan Proposal Penelitian Tindakan Kelas mencapai 35%.

Daftar Rujukan

Bambang Dwiloka. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Rochiati Wiriaatmaja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya. Sarwiji Suwandi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Tilaar, H.A.R. 2008. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya.

Gambar

Gambar 1. Metode
Gambar 2. Rerata tingkat pemahaman peserta

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan dasar komunikasi konselor dalam menciptakan suatu hubungan yang positif dengan konseli adalah dasar untuk membangun suatu lingkungan dan suasana yang

Dengan demikian untuk dapat bertahan dan unggul dalam industri perumahsakitan dan memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berbasis keselamatan

Alasan yang diajukan oleh termohon arbitrse bukanlah alasan yang tepat, Pasal 29 ayat (1) kontrak karya menyebutkan “persetujuan ini tidak dapat dialihkan atau diserahkan

Penilaian tertinggi terdapat pada beberapa komponen, antara lain aspek akurasi materi, kegiatan yang mendukung materi, rangsangan untuk mencari tahu, penelitian

Berdasarkan hasil uji coba dan analisa yang telah dilakukan dalam pembuatan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Reward Kepada Karyawan Dengan Menggunakan Metode

Proses markov adalah suatu proses stokastik dengan sifat jika keadaan untuk saat sekarang diketahui atau diberikan maka peluang keadaan dari proses pada waktu

Menurut penulis, Smith mampu menjelaskan bahwa usaha/kerja dari seorang pekerja merupakan nilai utama yang tidak bisa disamakan satu sama lain, karena berkaitan dengan

Semenjak didiagnosis menderita Diabetes Mellitus kurang lebih 3 tahun yang lalu, Bapak I Wayan Sadiya telah teratur minum obat dan mengatur pola makannya