• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ORGANISASI KADER PEMANTAU KESEHATAN COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ORGANISASI KADER PEMANTAU KESEHATAN COVID-19"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ORGANISASI KADER PEMANTAU KESEHATAN

COVID-19

(Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial Whatsapp sebagai Media Komunikasi Organisasi Kader Pemantau Kesehatan Masa Pandemi COVID-19 di

Kota Madiun)

Oleh:

Kharrina Bintang Suryadewi D0217044

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

2 PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ORGANISASI KADER PEMANTAU KESEHATAN

COVID-19

(Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial WhatsApp sebagai Media Komunikasi Organisasi Kader Pemantau Kesehatan Masa Pandemi

COVID-19 di Kota Madiun)

Kharrina Bintang Suryadewi Widyantoro

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

WhatsApp provides advantages for long-distance communication, including when the COVID-19 hit in Indonesia. The usage of WhatsApp in addition to conducting informal communication is also used for formal communication. One of them is communication for the COVID-19 Health Monitoring Cadre Organization under the auspices of the Command Post for the Enforcement of Micro-Scale Community Activity Restrictions (PPKM Mikro) at the village level. Government of Madiun, specifically carried out this activity in accordance with the rules issued by the National COVID-19 Task Force. This activity is carried out with the aim of preventing and handling COVID-19 which has not yet been completed.

This study aims to examine the usage of WhatsApp social media as a means of organizational communication for Health Monitoring Cadre Organizations during the Pandemic of COVID-19 in Madiun City. Meanwhile, the method used in this research is a qualitative descriptive research method where the data sources are obtained through interviews and document studies. Data analysis was carried out using an interactive analysis model and validity testing was carried out using triangulation data techniques.

Based on the results of the study, there are 3 (three) main forms of communication that occur in the communication of the Madiun City COVID-19 Health Monitoring Cadre, including downward communications, upward communications, and horizontal communications. From that of three communications, downward communication is a form of communication that often occurs. This communication supports the successful implementation of government programs to tackle the COVID-19 problem.

Keywords: Organizational Communication, WhatsApp, the COVID-19 Health Monitoring Cadre Organization, COVID-19

(3)

3 Pendahuluan

Kemajuan teknologi berbasis internet saat ini dapat dirasakan secara langsung oleh semua orang. Akses informasi dapat dengan mudah diperoleh dalam waktu singkat. Hal ini menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat termasuk dalam melakukan kegiatan sosialisasi bermasyarakat. Kecanggihan teknologi juga merubah cara berkomunikasi, seperti telah hadir media sosial yang digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkomunikasi jarak jauh antar penggunanya. Salah satunya adalah media sosial WhatsApp.

WhatsApp merupakan sebuah aplikasi media sosial berbasis jaringan internet yang dapat digunakan melalui smartphone dan PC (Personal Computer) yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan pengiriman pesan, melakukan telepon, atau panggilan video. Selain melakukan hal-hal tersebut, media sosial ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengirim gambar, video, pesan suara, kontak, dokumen, atau live location baik secara pesan pribadi atau melalui pesan grup. Meskipun memiliki berbagai fitur aplikasi pesan lintas platform, WhatsApp memungkinkan pengguna untuk menggunakannya dengan biaya yang murah jika dibandingkan dengan penggunaan telepon biasa atau mengirim SMS (Short Message Service). Hal ini karena WhatsApp menggunakan paket data internet yang diciptakan untuk biaya komunikasi jarak jauh dengan harga yang lebih murah dan hemat.

Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh WhatsApp menjadi aplikasi komunikasi berbasis online ini paling banyak digunakan dan diminati oleh masyarakat. Menurut data Digital Report 2019 dari We Are Social dan Hootsuite menunjukkan bahwa 83% pengguna internet di Indonesia merupakan pengguna WhatsApp. WhatsApp sendiri memang sangat popular digunakan untuk melakukan komunikasi jarak jauh oleh masyarakat Indonesia.

Penggunaan media sosial WhatsApp sebagai sarana komunikasi jarak jauh juga sangat cocok dengan keadaan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia saat ini. Seluruh lapisan masyarakat dihimbau untuk melakukan physical distancing dan social distancing. Pemerintah mengeluarkan kebijakan

(4)

4 dan anjuran agar masyarakat mengurangi kontak fisik secara langsung untuk memutus serta mencegah semakin luas penyerangan virus corona atau COVID-19. Berdasarkan data covid19.madiunkota.go.id tercatat kasus COVID-19 di Kota Madiun sampai dengan 1 Juni 2021 terdapat 2.674 kasus positif COVID-19 dan 2.386 diantaranya dinyatakan sembuh. Keadaan ini menunjukkan bahwa persentase kesembuhan pasien dengan positif COVID-19 di Kota Madiun sebesar 89,23%. Angka yang besar untuk kesembuhan COVID-19 pada tingkat kota. Hal ini juga merupakan bentuk dampak positif dari kerjasama masyarakat untuk menyadari keadaan COVID-19 dan pengintensifkan Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di Kota Madiun.

Pemerintah Kota Madiun melalui Instruksi Walikota Madiun nomor 4 tahun 2021 mengeluarkan aturan mengenai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro) untuk pengendalian penyebaran Coronavirus Disease 2019 di Kota Madiun. Instruksi Walikota ini diharapkan akan mampu mencegah penyebaran coronavirus disease 2019 di Kota Madiun. Salah satu aturan yang terkait hal tersebut dengan mengintensifkan pos komando (posko) PPKM Berskala Mikro di tingkat kelurahan.

Posko PPKM Berskala Mikro di tingkat kelurahan diharapkan dapat menjadi garis terdepan yang membantu masyarakat menghadapi dan mengatasi permasalahan mengenai COVID-19. Posko PPKM Berskala Mikro terdiri dari Kader-kader Pemantau Kesehatan COVID-19 yang secara khusus dibentuk saat masa pandemi COVID-19. Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 sendiri terdiri dari Lurah, Ketua LPMK, Perangkat atau Pejabat Kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Petugas Kesehatan, Tokoh Masyarakat, dan unsur-unsur lainnya.

Pembentukkan Kader Pemantau Kesehatan masa pandemi COVID-19 di bawah naungan Posko PPKM Berskala Mikro pada setiap keluarahan dibentuk secara mendadak dengan sifat sementara selama permasalahan COVID-19 belum kunjung selesai dan sampai dengan Pemerintah Republik Indonesia menyatakan keadaan telah pulih kembali. Kader yang secara langsung terjun memantau masyarakat mempunyai kemungkinan menjadi sangat rawan terpapar COVID-19.

(5)

5 Berdasarkan hal tersebut serta untuk kebaikan bersama, Pemerintah Kota Madiun mengeluarkan kebijakan menggunakan komunikasi jarak jauh untuk tetap memantau keadaan masyarakat yang mengalami permasalahan COVID-19 dengan memanfaatkan media sosial WhatsApp. WhatsApp menjadi media komunikasi organisasi yang dimanfaat untuk melakukan komunikasi lebih lanjut oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di Kota Madiun.

Media sosial WhatsApp yang digunakan oleh Kader Pemantau Kesehatan Masa Pandemi COVID-19 untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terkait, melakukan pelaporan, berkoordinasi, hingga memberikan dan membagikan informasi terkait COVID-19. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan fitur-fitur WhatsApp, seperti personal chat dan group-chat WhatsApp yang beranggotakan seluruh Kader Pemantau Kesehatan Masa Pandemi COVID-19. Komunikasi organisasi ini dilakukan melalui WhatsApp dengan tujuan untuk mengurangi kontak fisik secara langsung dan tetap menjalankan aturan yang telah ditetapkan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam sebuah penelitian memiliki tujuan untuk mempermudah peneliti dalam membatasi masalah yang diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana penggunaan media sosial WhatsApp sebagai sarana komunikasi organisasi Kader Pemantau Kesehatan masa pandemi COVID-19 di Kota Madiun?

Kajian Pustaka A. Komunikasi

Menurut Schramm dalam Suprapto (2006: 4-5), komunikasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu communis yang memiliki arti umum atau bersama. Komunikasi efektif adalah kegiatan komunikasi yang akan menghasilkan kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerima . Maka, menurut Suprapto (2006: 5) dapat disimpulkan pendapat Schramm bahwa sebuah

(6)

6 kegiatan komunikasi akan benar-benar terjadi secara efektif jika audience yang akan menerima pesan sama seperti pengetian apa yang dikehendaki oleh pengirim pesan.

Menurut Muhammad (2007: 4-5), komunikasi merupakan kegiatan pertukaran pesan baik secara verbal atau nonverbal yang terjadi di antara pegirim dan penerima dengan tujuan untuk dapat merubah tingkah laku. Pengirim dan penerima pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau sampai dengan organisasi. Komunikasi yang terjadi akan dilakukan dengan bertahap, intens, terjadi perubahan, dan tidak berhenti begitu saja. Littlejohn (2009: 5) mengungkapkan komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting, rumit, dan terjadi persuasif dalam kehidupan manusia. Komunikasi dalam pengetahuan sosial akan melibatkan mengenai pemahaman mengenai bagaimana manusia melakukan kegiatan untuk membuat, menukar, dan memahami pesan yang ada.

B. Organisasi

Istilah organisasi berasal dari Bahasa Latin organizare yang memiliki arti to form as or into a whole consisting of interdependent parts dengan maksud membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung dan terkoordinasi. Jadi, secara harfiah, menurut Effendy (2009: 114), organisasi memiliki arti sebagai panduan yang tersusun dari bagian-bagian dan satu sama lainnya saling bergantung. Menurut Kohler dalan Muhammad (2007: 23-24), organisasi merupakan sistem hubungan yang terstruktur dengan mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara, menurut Wright masih dalam Muhammad (2007: 23-24), organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasikan oleh 2 (dua) orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.

C. Komunikasi Organisasi

Menurut Hardjana (2016: 41), komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi di antara organisasi dengan lingkungannya yang mendefinisikan organisasi maupun menentukan kondisi-kondisi eksistensi dan arah

(7)

7 pergerakannya. Berdasarkan pandangan sistem yang terbuka unsur komunikasi internal maupun eksternal akan disebutkan secara tegas. Komunikasi adalah penentu dari kondisi-kondisi kehidupan organisasi, artinya vitalitas dan dinamika organisasi ditentukan oleh komunikasi internal dan eksternal organisasi yang secara singkat dapat disebut komunikasi interaktif dan komunikasi adaptif.

Pengertian lain disampaikan Gerald M. Goldhaber dalam Hardjana (2016: 43), komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan pertukaran pesan-pesan di dalam sebuah jaringan dengan hubungan-hubungan saling ketergantungan yang bertujuan untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan. Komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan dan pertukaran pesan-pesan berarti sebagai rangkaian dinamis dan berkelanjutan. Proses komunikasi organisasi melibatkan sebuah jaringan interdependen, yaitu hubungan orang-orang yang mempunyai kedudukan berbeda-beda dan pesan yang saling membutuhkan serta saling memengaruhi. Proses komunikasi organisasi mempunyai tujuan tertentu untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan. Menurut Katz dan Khan dalam Hardjana (2016: 44), ketidakpastian harus diatasi melalui komunikasi agar hal-hal baru dari lingkungan disorganisasi atau tidak difungsional pada organisasi tidak merusak atau mengganggu perencanaan.

a. Tujuan Komunikasi Organisasi

Menurut Liliweri (2014: 372-373), terdapat 4 (empat) tujuan komunikasi organisasi. Tujuan-tujuan tersebut, yaitu:

1) Menyampaikan pemikiran dan pendapat

Memberi peluang bagi para pimpinan organisasi dan anggota untuk menyatakan pemikiran, dan pendapat terkait dengan tugas dan fungsi sesuai dengan bidang mereka.

2) Membagi informasi

Memberi peluang kepada seluruh aparatur atau bagian organisasi untuk membagi informasi dan memberi makna yang sama atas visi, misi, tugas pokok, dan fungsi.

(8)

8 3) Menyatakan perasaan dan emosi,

Memberi peluang bagi para pemimpin dan anggota organisasi untuk bertukar informasi yang berakaitan dengan perasaan dan emosi.

4) Tindakan koordinasi

Bertujuan mengoordinasikan sebagian atau seluruh tindakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi ke dalam bagian organisasi.

b. Aliran Komunikasi Organisasi

Komunikasi formal yang terjadi dalam suatu organisasi memiliki 3 (tiga) bentuk utama aliran komunikasi. Aliran-aliran tersebut, yaitu:

1) Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)

Masmuh (2008: 14) menggambarkan komunikasi ke bawah sebagai penyampaian informasi yang mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah atau dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada jabatan yang berotoritas lebih rendah.

2) Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

Masmuh (2008: 11) mengungkapkan bahwa komunikasi ke atas merupakan aliran informasi dari hierarki wewenang yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Hal ini akan terjadi sepanjang rantai komando yang sama.

3) Komunikasi ke Samping (Horizontal Communication)

Menurut Masmuh (2008: 12), komunikasi ke samping terjadi antara 2 (dua) pihak yang berada dalam tingkatan hierarki wewenang yang sama. Komunikasi ini biasanya terjadi dengan tujuan untuk saling memberikan dukungan, motivasi, dan nasehat.

D. Media Sosial

Andreas Kaplan dan Michael Haelein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi yang berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran pesan used-generated content. Sementara, menurut Shirky dalam Nasrullah (2015), media sosial merupakan suatu alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi dan bekerjasama di antara

(9)

9 pengguna dan melakukan Tindakan secara kolektif yang berada di luar kerangka institusional atau organisasi. Van Dijk juga mengemukakan bahwa media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memberikan fasilitas dalam beraktivitas dan melakukan kolaborasi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa media sosial sebagai fasilisator online yang menguatkan hubungan antar pengguna serta sebagai sebuah iklan sosial.

E. WhatsApp

Berdasarkan kutipan dalam laman website resmi WhatsApp, whatsapp.com, WhatsApp merupakan layanan perpesanan berbasis internet yang dapat digunakan pada android, ios, hingga PC (Personal Computer) untuk berkomunikasi dengan pengguna WhasApp lainnya. Asal mula kata WhatsApp dari kata dalam Bahasa Inggris “What’s Up” yang sering digunakan untuk menanyakan kabar kepada seseorang. Whatsapp memiliki keunggulan, yaitu aplikasi lintas platform yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan komunikasi tanpa biaya yang besar. WhatsApp menggunakan kuota paket internet atau dengan wifi yang sama dengan penggunaan E-mail, Browser, dan Youtube. WhatsApp sendiri memiliki sistem keamanan data enskripsi end-to-end dengan keunggulan tidak ada pihak ketiga yang dapat membaca pesan, kecuali penerima dan pembaca. Fitur layanan yang diberikan oleh WhatsApp saat ini beraneka ragam. Fitur-fitur ini memiliki keunggulan yang dapat mempermudah pekerjaan manusia, terutama masalah komunikasi dengan tidak adanya batasan jarak.

F. COVID-19

Berdasarkan data pada penelitian Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini pada Desember (2019), terdapat kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Pada tanggal 18 sampai dengan 29 Desember 2019 terdapat 5 (lima) pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Kemudian, pada 31 Desember 2019 sampai dengan 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat dengan dilaporkan

(10)

10 terdapat 44 kasus baru yang terjadi. Selanjutnya, tidak sampai 1 (satu) bulan, penyakit ini menyebar ke berbagai provinsi lain di China bahkan sampai ke berbagai negara seperti Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada awalnya penyakit ini diberi nama sementara sebagai 2019 Novel-Coronavirus (2019-nCoV). Kemudian, WHO pada tanggal 11 Februari 2020 menyatakan nama baru bagi virus tersebut, yaitu Coronavirus Disease 2019 atau lebih dikenal dengan COVID-19 yang terjadi akibat virus severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China serta lebih dari 109 negara lainnya. Pada tanggal 12 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa COVID-19 sebagai pandemi atau masa wabah. Jumlah kasus COVID-19 di dunia hingga tanggal 1 Juni 2021 menurut data Wikipedia sebanyak 171 (seratus tujuh puluh satu) juta kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebesar 3,55 (tiga koma lima puluh lima) juta jiwa.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi deskriptif. Penelitian kualitatif bertujuan menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya tetapi, tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampel yang digunakan dalam penelitian. Menurut Kriyantono (2006: 56), kedalaman data pada penelitian kualitatif menjadi tujuan utama. Cara pemilihan informan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih orang-orang tertentu untuk dijadikan sampel sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibuat berdasarkan tujuan penelitian. Informan penelitian ini adalah Ketua Posko PPKM Kelurahan Demangan. Banjarejo, Oro-oro Ombo, Tawangrejo, Patihan, dan Manguharjo.

Penelitian dilaksanakan di Kota Madiun dengan subyek penelitian Kader Pemantau Kesehatan COVID-19. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Kriyantono (2006: 41- 42) menyatakan data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama

(11)

11 di lapangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara mendalam. Sementara, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua berupa hasil membaca, mempelajari serta memahami melalui media lain yang bersumber dari dokumen atau literatur terkait. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data untuk memperoleh keabsahan data, dan uji validitas untuk memastikan data yang valid.

Sajian dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media sosial WhatsApp sebagai sarana media komunikasi organisasi oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di Kota Madiun. Berdasarkan hal tersebut, peneliti telah melakukan penelitian dengan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi dokumen, Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan teknik wawancara dengan cara mengambil data informasi melalui beberapa informan. Informan yang dipilih dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria khusus dengan teknik penarikan sampel purposive sampling untuk menjawab tujuan penelitian. Sementara, studi dokumen yang dilakukan oleh peneliti merupakan pengumpulan data sekunder yang tidak dapat peneliti dapatkan dengan hanya melakukan wawancara dengan informan.

Pada penelitian ini, penelitian dilakukan di Kota Madiun. Kota Madiun merupakan salah satu wilayah pemerintahan Provinsi Jawa Timur yang berada di bagian barat. Kota Madiun terletak di lokasi yang strategis karena menjadi daerah transit dan perlintasan transportasi darat utama antar provinsi di Pulau Jawa. Kota Madiun sendiri juga merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 65 (enam puluh lima) meter di atas permukaan air laut. Kota ini juga beriklim tropis dengan temperatur antara 210 Celcius sampai dengan 360 Celcius.

Berdasarkan data arsip Kota Madiun pada laman madiunkota.go.id, Kota Madiun memiliki luas wilayah seluas 33,23 Km2. Kota Madiun merupakan daerah

urban atau perkotaan dengan dominasi penggunaan tanah sebagai kawasan terbangun yang terdiri dari perumahan, fasilitas umum, dan lain sebagainya. Luas

(12)

12 wilayah yang telah dipergunakan sebagai kawasan terbangun hingga saat ini telah lebih dari 1.860,323 Ha. Pembagian wilayah administrasi Kota Madiun terbagi dalam 3 (tiga) kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) kelurahan. Jumlah penduduk yang teregistrasi hingga bulan Maret tahun 2020 sebanyak 210.245 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tediri dari penduduk laki-laki sebesar 102.894 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 107.351 jiwa.

Wilayah Kota Madiun yang tidak cukup luas dan jumlah penduduk yang tidak terlalu padat, tidak luput akan penyebaran COVID-19. Virus mematikan yang menyebar ke seluruh dunia juga sempat membuat Kota Madiun menjadi zona merah atau daerah dengan penyebaran COVID-19 cukup banyak. Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan dan penanganan COVID-19. Salah satunya dengan pembentukkan Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di bawah naungan Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berskala Mirko (PPKM Mikro).

Berdasarkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2021 yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional mengenai Ketentuan Pembentukan Pos Komandi (Posko) Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dalam Rangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat Desa/ Kelurahan pada laman website resmi Satgas COVID-19 covid19.go.id, Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berskala Mikro (PPKM Mikro) akan dilaksanakan dengan pendekatan kesepakatan, komunitas, gotong royong, kompak, dan adaptif. Pendekatan ini digunakan agar Posko PPKM Mikro dapat menjadi pusat koordinasi, pengawasan, dan evaluasi penanganan COVID-19. Posko PPKM Mikro juga dibentuk dengan tujuan agar pengendalian COVID-19 lebih efektif dan cepat dengan upaya pencegahan dan penanganan kesehatan, damapk ekonomi dan sosial pada tingakt terkecil (mikro).

Pemerintah Kota Madiun sebelum terdapat kebijakan pembentukkan Posko PPKM Mikro pada tingkat kelurahan telah membentuk Posko Tanggap COVID-19 di tingkat kelurahan dengan membawahi Para Kader Pemantau Kesehatan COVID-19. Tetapi, karena kebijakan pusat harus diberlakukan, maka Posko Tanggap COVID-19 di Kota Madiun berubah nama menjadi Posko PPKM

(13)

13 Mikro di setiap keluarahan. Organisasi PPKM Mikro di Kota Madiun seluruhnya mengikuti kebijakan dan aturan Pemerintah Republik Indonesia melalui aturan terkait Instruksi Walikota Madiun.

Posko PPKM Mikro atau dapat disebut dengan Posko COVID-19 dilakukan berdasarkan kebijakan Lurah atau Kepala Desa. Unsur yang masuk ke dalam organisasi Posko PPKM Mikro terdiri dari Lurah/ Kepala Desa, Satlinmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Tenaga Kesehatan dari Puskesmas, Tokoh Masyarakat, Tokoh adat, Tokoh Pemuda/ Karang Taruna, Penyuluh, Pendamping, Relawan, Tokoh Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Lurah/ Kepala Desa.

Komunikasi organisasi yang terjadi di dalam Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di Kota Madiun dilakukan dengan media perantara WhatsApp. Media ini digunakan sebagai media komunikasi karena telah dianggap telah wajar digunakan di tengah kehidupan masyarakat. Sebagian besar orang saat ini memanfaatkan WhatApp sebagai media komunikasi, terutama saat harus melakukan komunikasi jarak jauh, seperti masa pandemi COVID-19.

1. Tujuan Penggunaan WhatsApp oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19

Media sosial WhatsApp merupakan layanan pesan yang dapat digunakan oleh siapa saja. Tidak terdapat batasan waktu penggunaan untuk melakukan komunikasi. Berbagai hal dapat menjadi bagian komunikasi oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di Kota Madiun. Salah satunya koordinasi antar anggota dalam organisasi. Koordinasi memiliki tujuan untuk saling membantu dan tidak ada tumpang tindih tugas. Penggunaan WhatsApp oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 untuk melakukan koordinasi antar anggota. Kader pemantau Kesehatan COVID-19 dibentuk menjadi satu kesatuan untuk dapat melakukan penanganan COVID-19. Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 menjalankan tugasnya seseuai fungsi masing-masing dan koordinasi dilaksanakan agar tidak salah tugas dan sasaran yang harus dikerjakan.

(14)

14 Tujuan penggunaan WhatsApp oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 lainnya adalah digunakan untuk memberikan informasi mengenai keadaan terbaru atau berita-berita mengenai hal umum yang perlu diketahui oleh khalayak ramai. Di dalam grup Whatsapp yang berisikan Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 dari berbagai tingkatan terkadang ada anggota yang aktif menyebarkan informasi, dan sebagian yang lain pasif, sehingga kedudukan anggota tersebut hanya sebagai penerima informasi. Selain menyebarkan berita, para informan dalam penelitian ini juga tidak lupa memberikan opini dan komentar dalam aktifitas chatting dalam grup WhatsApp.

Selain untuk koordinasi juga dapat dimanfaatkan sebagai media membagi dan menerima informasi. Informasi merupakan hal penting untuk terus mengetahui apa saja yang sedang terjadi. Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 sangat perlu untuk menerima informasi dan membagikannya kepada masyarakat. Tetapi, tidak semua informasi diterima secara langsung. Pengecekkan kembali terhadap isi informasi dan sumber informasi sangat penting untuk dipastikan terlebih dahulu.

2. Keuntungan dan Kendala Menggunakan WhatsApp

Keuntungan penggunaan media sosial WhatsApp oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 antara lain, yaitu pesan mudah terkirim, memudahkan komunikasi, dan banyak fitur pilihan dalam WhatsApp. Keuntungan yang diberikan oleh WhatsApp memberikan dampak positif pada penggunanya. Pemantau Kesehatan COVID-19 diperlukan waktu yang cepat. Kecepatan pengiriman pesan yang diberikan oleh WhatsApp mempermudah proses penanganan COVID-19 karena pesan yang ingin dikomunikasi antar Kader mudah sampai dan terkirim dengan cepat.

Penggunaan media sosial WhatsApp dapat mempermudah komunikasi. Komunikasi yang menjadi bagian penting dalam organisasi dapat dilakukan dengan mudah meski jarak jauh antara penerima dan pengirim pesan. WhatsApp mempermudah komunikasi yang terjalin di antara Kader Pemantau Kesehatan COVID-19. Fitur beraneka ragam dan jenis yang dapat dipilih oleh

(15)

15 pengguna. WhatsApp menawarkan berbagai fitur yang dapat dipilih oleh semua pengguna. Fitur yang biasa digunakan oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 antara lain, pesan teks, pesan gambar, pesan suara, pengiriman dokumen, berbagi lokasi, mengirim foto, dan mengirim video.

Selain keuntungan yang ditawarkan WhatsApp, Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di Kota Madiun juga mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pengguna saat menggunakan WhatsApp, antara lain, yaitu perbedaan penafsiran pesan dan kendala teknis penggunaan. Perbedaan penafsiran pesan dapat terjadi karena perbedaan maksud isi pesan yang dikirim oleh pengirim dengan maksud isi pesan yang diterima oleh penerima. Tetapi, hal ini sudah menjadi hal yang lumrah. Jika terjadi kesalahpahaman dalam perbedaan penafsiran pesan, kader akan mencoba menghubungi pengirim untuk mengetahui secara pasti maksud dari isi pesan yang dikirim.

Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 adalah permasalahan teknis. Perbedaan kapasitas Handphone yang digunakan menjadi kendala dalam penggunaan WhatsApp. Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 mengalami kejadian ini jika kapasitas yang diterima penuh.

3. Komunikasi Organisasi dalam Penggunaan WhatsApp

Komunikasi organisasi yang dilakukan oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 dengan memanfaatkan media sosial WhatsApp terjadi dalam 3 (tiga) aliran. Komunikasi organisasi yang terjalin antara lain:

a. Komunikasi Ke Bawah

Komunikasi ke bawah memiliki beberapa klasifikasi. Terdapat 5 (lima) klasifikasi komunikasi ke bawah yang dilakukan oleh Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 menggunakan WhatsApp. Kelima klasifikasi tersebut, yaitu:

1) Instruksi Tugas

Seorang atasan mempunyai kewajiban menyampaikan pesan mengenai apa yang diharapkan untuk dilakukan oleh bawahan serta bagaimana cara melakukan hal tersebut. Posko PPKM Mikro Kelurahan sebagai atasan

(16)

16 dari Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 melakukan instruksi tugas dengan menerapkan prinsip manajemen klasik, yaitu melakukan pembagian tugas serta mewujudkan kesatuan perintah.

2) Rasional Pekerjaan

Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 memang dibentuk secara mendadak dan tidak dilakukan persiapan dengan matang. Tetapi, selaku atasan harus menyampaikan pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas dengan aktivitas yang lain dalam objektif organisasi.

3) Ideologi

Komunikasi atasan dengan bawahan menyampaikan perluasan rasionalitas yang penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitan dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi, atasan berusaha mencari dukungan dan antusias anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.

4) Memberi Informasi

Atasan memberikan informasi kepada bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.

b. Komunikasi Ke Atas

Berbagai pesan yang dapat dikomunikasi bawahan kepada atas dalam organisasi Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di kota madiun dalam melaksanakan tujuan organisasi Ketika berupaya membantu menyelesaikan permasalahan COVID-19, antara lain:

1) Laporan Prestasi Kerja

Setiap prestasi kerja yang ada di Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 akan dilaporkan secara langsung kepada Ketua Kader Pemantau Kesehatan COVID-19, yaitu lurah. Laporan prestasi kerja anggota organisasi diukur dengan fungsi dan tugas yang dilaksanakan.

(17)

17 Semua anggota Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di kota madiun yang memiliki wewenang untuk memberikan saran-saran dan bebas mengutarakan ide agar dapat terus bergerak dinamis mengikuti perubahwan keadaan yang tidak dapat diprediksi akibat COVID-19. Hal ini juga mengingat bahawa keberadaan organisasi ini baru dan belum ada sebelumnya serta harus terus bergerak dinamis mengikuti keadaan. Keberadaan organisasi ini masih dalam tahap penyempurnaan dan belajar untuk mempernaiki diri dengan acra menerima saran-saran dan rekomendasi.

3) Permohonan Bantuan

Semua anggota Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di kota madiun memiliki wewenang untuk memohon bantuan kepada bagian pemerintah lainnya yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan pencegahan penyebaran COVID-19 di Kota Madiun.

c. Komunikasi Ke Samping

Komunikasi ke samping terjadi antara dua pihak yang memiliki kedudukan yang sama dalam suatu organisasi. Aliran komunikasi organisasi ke samping akan menciptakan kedekatan antar anggota organisasi, menciptakan kenyamanan bekerja, dan meningkatkan kerjasama. Tujuan komunikasi ke samping yang dilakukan sesama dengan kedudukan sama dalam suatu organisasi antara lain berbagi pengalaman dan perasaan, solidaritas dan Kerjasama, menselaraskan pelaksanaan kerja, menghindari tugas yang sama, menggalang kerukunan, membahas cara mengatasi kendala, saling melakukan evaluasi dan membina hungan harmonis dan kemitraan.

4. Penggunaan Simbol dalam Pesan Teks WhatsApp

Secara umum Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dengan sedikit campuran Bahasa daerah, yaitu Jawa. Penggunaan Bahasa tersebut terjadi karena telah menjadi bagian secara umum dalam masyarakat untuk melakukan komunikasi. Menurut keterangan Aji Kurniawan, S.Sos, tidak

(18)

18 terdapat SOP atau aturan khusus mengenai simbol yang digunakan saat melakukan komunikasi organisasi dengan media sosial WhatsApp.

Tidak terdapat aturan khusus mengenai penggunaan Bahasa saat melakukan komunikasi organisasi dengan media sosial WhatsApp. Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 di Kota Madiun menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa utama komunikasi. Tetapi, Bahasa daerah, yaitu Bahasa Jawa, juga sering digunakan karena mengingat Kader yang menjadi subyek penelitian ini berada di daerah Jawa Timur.

Sementara, emoticons atau emoji merupakan salah satu fitur yang dimiliki oleh WhatsApp. Fitur ini merupakan bentuk simbol dengan beragam jenis dan bentuk fitur ini biasanya digunakan untuk menunjukkan ekspresi diri. Berdasarkan keterangan data wawancara di atas dapat dilakukan analisis bahwa emoji atau emoticons juga dimanfaatkan untuk digunakan saat mengirim pesan teks melalui media sosial WhatsApp. Emoji sering digunakan saat keadaan tidak mendesak. Emoji sendiri oleh para Kader Pemantau Kesehatan COVID-19 dimanfaatkan untuk melakukan penggambaran ekspresi diri.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian di lapangan dan analisis data perlu dilakukan penarikan kesimpulan untuk merangkum segala hasil penelitian. Secara umum tujuan penggunaan WhatsApp oleh Kader Pemantau Kesehatan masa pandemi COVID-19 di Kota Madiun adalah untuk melakukan komunikasi berupa koordinasi dan mencari serta membagikan informasi. Keuntungan menggunakan WhatsApp oleh Kader Pemantau Kesehatan Masa Pandemi COVID-19 adalah WhatsApp memiliki berbagai jenis fitur yang dapat mendukung dalam berkomunikasi organisasi secara cepat, tepat, dan tidak terpengaruh oleh jarak yang jauh. Sementara, kendala yang dihadapi Kader Pemantau Kesehatan Masa Pandemi COVID-19 di Kota Madiun dalam pengunaan WhatsApp saat melakukan komunikasi organisasi adalah perbedaan penafsiran pesan dan permasalahan teknis penggunaan.

(19)

19 Komunikasi organisasi formal Kader Pemantau Kesehatan masa pandemi COVID-19 di Kota Madiun terjadi 3 (tiga) bentuk komunikasi organisasi, yaitu downward communications (komunikasi ke bawah), upward communications (komunikasi ke atas), dan horizontal communications (komunikasi ke samping) dengan komunikasi organisasi yang mendominasi adalah downward communications (komunikasi ke bawah). Penggunaan simbol dalam pesan teks WhatsApp oleh Kader Pemantau Kesehatan masa Pandemi COVID-19 di Kota Madiun melibatkan penggunaan berbagai fitur WhatsApp, emoticons, dan penggunaan Bahasa Indonesia dengan percampuran Bahasa daerah, yaitu Bahasa jawa.

Daftar Pustaka

COVID-19 Kota Madiun.

https://covid19.madiunkota.go.id/2021/03/15/kesembuhan- covid19-kota-madiun-15-maret-2021/ . Diakses 1 Juni 2021, pukul 18.20 WIB.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hardjana, Andre. 2016. Komunikasi Organisasi, Strategi, dan Kompetensi. Jakarta: Kompas.

Krisyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Littlejohn, Stephen W., dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi Edisi 9.

Jakarta: Salemba Humanika.

Masmuh, Abdullah. 2008. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktik. Malang: UMM Press.

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

(20)

20 Wardani, Agustin Setyo. 83 Persen Pengguna Internet Indonesia Pakai WhatsApp. https://www.liputan6.com/tekno/read/4113678/83- persen-pengguna-internet-indonesia-pakai-WhatsApp 2020 Diakses 9 Oktober 2020, pukul 08.30 WIB.

WhatsApp. https://www.twitter.com/whatsapp. Diakses 3 Juni 2021, pukul 18.08 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui whatsapp group memperoleh skor sebesar 596 dengan kategori cukup.Beberapa permasalahan utama

Selama Pandemi Covid-19, pelayanan konsultasi secara tatap muka dialihkan melalui media daring (pesan Whatsapp/ Email/ Telepon, atau Daring melalui zoom meeting)

(Yensy, 2020) dalam penelitian tentang penggunaan Whatsapp group mengungkapkan berbagai kelemahan dari penggunaan aplikasi Whatsapp, 1) Mahasiswa berada di lokasi yang

Setelah peneliti melakukan pengamatan, sistem evaluasi yang dilakukan oleh guru yaitu setelah semua tugas yang diberikan kepada peserta didik sudah diterima oleh guru,

Penggunaan media sosial Arsip UGM masa pandemi covid-19 ini memiliki peluang antara lain: sosialisasi layanan kearsipan masa pandemi covid-19; kerjasama antara akun

Abstrak: Wabah covid 19 yang melanda seluruh indonesia belum juga usai sehingga pembelajaran tatap muka mahasiswa universitas muhammadiyah di tiadakan sementara

Dengan berbagai masalah yang telah dirumuskan seperti: bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran tahfizhul qur’an berbasis via whatsapp grup di situasi pandemi covid-19

Penggunaan Whatsapp sebagai media literasi digital, siswa dapat berbagi materi pelajaran menggunakan fitur Forward, WhatsApp memiliki fitur yang bisa menyimpan dokumen dalam bentuk