• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO (Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO (Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara) Ariance Y. Kastanja

Dosen Agroforestri Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo ABSTRACT

The aim of this research was to make an inventory of weed types found in upland rice crops and to determine the importance of the value index and the dominant types requiring action in management and control of weeds. Retrieval of data was done using vegetation analytical method or square method, i.e. the observation of sample plots in the fi eld. The result of the weed inventory indicated that in areas of rice paddy crop in West Tobelo sub district, 21 types (species) of weeds were found from 11 family groups. The predominant family sets of weeds were Poaceae, Passifl oraceae and Euphorbiaceae. These plant types from Passifl oraceae, Euphorbiaceae and amaranthaceae are broad-leaved weeds from the Poaceae family included in the grass weed type. Important value index of weeds in Kusuri village indicates that broad-leaved weeds Borreria laevis (Lamk), Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf, Borreria latifolia (Aubl.) K. Sch., Phyllanthus niruri L. were the dominant weed types in upland rice, while at Togoli village the highest important value index there was type of grass weed i.e. Paspalum commersonii Lamk with a value of 6.93, followed by Ottochloa nodosa at 4.82. Also at Wawongira and Birinoa villages, the highest important value index there was a type of grass weed Imperata cylindrica BEAUV with values of 35.81 and 38.16.

Key words : Upland rice, weed, dominancy, Important Value Index, West Tobelo PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertambahan penduduk dan kenaikan pendapatan secara luas menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan bahan pangan dan produk pertanian lain. Peningkatan permintaan tersebut terutama terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Seiring dengan hal tersebut pembangunan di berbagai bidang berkembang pesat, sehingga mengakibatkan tekanan yang kuat terhadap sumberdaya lahan, salah satunya adalah perubahan lahan pertanian menjadi pusat industri dan pemukiman penduduk.

Ketergantungan masyarakat terhadap beras sebagai makanan pokok menyebabkan kebutuhan beras nasional semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Kebutuhan beras nasional saat ini dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri dan impor, di mana ketergantungan pemenuhan beras melalui impor dapat mengakibatkan rentannya ketahanan pangan nasional dan dapat berdampak terhadap semua aspek baik ekonomi, sosial maupun politik bangsa.

Salah satu upaya mengatasi kekurangan pasokan beras adalah dengan intensifikasi budidaya padi. Usaha ini telah dilakukan beberapa dekade yang lalu sejak dicetuskannya revolusi hijau yang dimulai tahun 1960-an, di mana dititikberatkan pada penggunaan pupuk dan obat-obatan kimiawi dalam usaha budidaya padi. Pada awal program ini dilaksanakan, produktivitas padi dapat ditingkatkan secara signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Akibatnya produktivitas budidaya padi dapat mengimbangi peningkatan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk, namun di tingkat petani, pemakaian pupuk dan pestisida kimia cenderung meningkat dari waktu ke waktu untuk memperoleh produktivitas yang sama. Pada akhirnya terjadilah gejala pelandaian peningkatan produksi padi. Pelandaian atau levelling off merupakan kondisi dimana penambahan input tidak lagi mampu meningkatkan produksi tanaman (Wigena, 2006). Di lain pihak pemakaian pestisida dan fungisida yang berlebihan mengakibatkan timbulnya hama dan penyakit yang resisten serta tingginya tingkat serangan gulma.

(2)

Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 1 Maret 2011 Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas dan kuantitas adalah gangguan gulma. Gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala penting yang harus diatasi dalam peningkatan produksi padi di Indonesia. Penurunan hasil padi akibat gulma berkisar antara 6-87 %. Data yang lebih rinci penurunan hasil padi secara nasional akibat gangguan gulma 15-42 % untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 % (Pitoyo, 2006).

Program pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan perlu dipikirkan terlebih dahulu. Pengetahuan tentang biologis dari gulma (daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma, pengetahuan mengenai cara gulma berkembang biak, menyebar dan bereaksi dengan perubahan lingkungan dan cara gulma tumbuh pada keadaan yang berbeda-beda sangat penting untuk diketahui dalam menentukan arah program pengendalian. Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan pengetahuan yang cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut, misalnya a) dengan melakukan identifi kasi, b) mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut c) serta bertanya pada para pakar atau ahli gulma. Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki kemungkinan cara pengendalian yang tepat (Sukma dan Yakup, 2002).

Kecamatan Tobelo Barat Kabupaten Halmahera Utara, merupakan daerah yang sebagian penduduknya membudidayakan padi gogo untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu permasalahan besar yang saat ini dihadapi oleh sebagian besar petani di Kecamatan Tobelo Barat adalah penurunan hasil panen padi gogo akibat serangan gulma. Pengendalian gulma yang saat ini diterapkan oleh petani di kecamatan tersebut sebagian besar bersifat manual, akibatnya jika petani terlambat melakukan kegiatan penyiangan akan berpengaruh terhadap produksi padi gogo.

Berawal dari permasalahan tersebut, perlu dilakukan identifi kasi jenis gulma yang terdapat pada lahan petani di Kecamatan Tobelo Barat. Identifi kasi dimaksudkan untuk membantu para petani dalam usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi padi dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk

(1) menginventarisir jenis-jenis gulma yang terdapat pada pertanaman padi gogo milik masyarakat, (2) mengetahui indeks nilai penting dan dominansinya yang sangat diperlukan dalam tindakan pengelolaan dan pengendalian gulma.

METODE PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tobelo Barat Kabupaten Halmahera Utara. Sampel yang dipilih adalah desa dengan luas usaha budidaya padi gogo terbesar yaitu Desa Kusuri, Togoli, Birinoa dan Wawongira. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei dan pengumpulan data secara langsung di lapangan dengan menggunakan metode analisis vegetasi di mana digunakan metode kuadrat yaitu dengan cara pengamatan plot sampel di lapangan. Contoh gulma diambil dengan cara menempatkan petak kuadrat berukuran 1 m x 1 m sebanyak tiga kali pada setiap desa terpilih. Pada setiap desa terpilih diambil contoh gulma pada lokasi pertanaman padi gogo. Setiap spesies gulma yang terdapat pada petak kuadrat diidentifi kasi berdasarkan spesies, kemudian dihitung jumlahnya dan ditimbang bobot keringnya.

Analisis Data

Jenis gulma yang diinventarisir akan ditampilkan dalam bentuk deskriptif dengan mengacu pada referensi Sastrapradja dan Afriastini (1980), Barnes dan Chandapillai (1972), Anonim (1987), sedangkan data yang diperoleh dari hasil pelemparan frame dilakukan digunakan untuk menghitung kerapatan relatif, frekuensi relatif, Summed Dominance Ratio (SDR) dan Koofesien komunitas (C) dengan formula sebagai berikut (Pablico dan Moody 1983):

a. Kerapatan

Kerapatan mutlak adalah jumlah indi-vidu suatu jenis pada suatu lokasi tertentu, yang dirumuskan :

Kerapatan mutlak (KM) = jumlah individu jenis gulma tertentu dalam petak contoh (1)

b. Kerapatan Nisbi

Kerapatan nisbi adalah perbandingan kerapatan mutlak jenis gulma tertentu

(3)

Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 1 Maret 2011 dengan total kerapatan mutlak semua jenis,

rumuskan : X100% Jenis Seluruh mutlak Kerapatan Jenis mutlak Kerapatan Nisbi Kerapatan = c. Frekuensi

Frekuensi Mutlak adalah perbandingan banyaknya petak contoh yang ditemui suatu jenis terhadap petak contoh yang dibuat, dirumuskan : % 100 pengamatan plot seluruh Jumlah jenis suatu n diketemuka plot Jumlah X Mutlak Frekuensi = d. Frekuensi Nisbi

Frekuensi Nisbi adalah persentase frekuensi suatu jenis terhadap jumlah frekuensi seluruh jenis, dirumuskan :

% 100 jenis seluruh Frekuensi jenis suatu Frekuensi X Nisbi Frekuensi =

e. Indeks Nilai Penting (INP)

Nilai ini menunjukkan dominansi suatu jenis dalam suatu lahan pertanaman atau areal budidaya tertentu dan dirumuskan :

Relatif. Frekuensi + Relatif Kerapatan = INP

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi

Tobelo Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Halmahera Utara dengan luas wilayah 294.7 Km2, di mana jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten ± 25 Km. Kecamatan Tobelo Barat terdiri dari 6 desa, dan memiliki jumlah penduduk sebesar 3.596 jiwa.

Berdasarkan dominasi formasi geologis batuan sedimen dan batuan beku basa maupun intermediate, jenis tanah dijumpai di Kecamatan Tobelo Barat antara lain: Aluvial, Regosol, dan Latosol (Anonim, 2004). Kemiringan lereng (topografi) di wilayah ini sangat bervariasi mulai dari kelas lereng 0 persen sampai lebih besar dari 40 persen Luas area dengan kelas kemiringan lereng didominasi oleh lahan datar dengan kemiringan lereng 0 – 8 persen daerah landai/berombak dengan kemiringan 26 – 40 persen dan daerah dengan kemiringan lereng curam yaitu > 40 persen. Keadaan yang terjadi adalah iklim musim yaitu iklim yang dipengaruhi oleh musim barat/utara yang berlangsung dari

bulan Oktober – Maret dan musim selatan/timur yang berlangsung dari bulan April – September dan diselilingi oleh musim pancaroba pada bulan April yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut.

Data hasil analisis Balai Penyuluhan Pertanian Kabupaten Halmahera Utara tahun 2010, menunjukkan bahwa di wilayah Tobelo Barat dapat dibudidayakan berbagai jenis komoditi dominan unggulan yang mempunyai nilai ekonomi antara lain:

• Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (padi, kacang tanah, jagung, cabe, semangka, rambutan, langsat dan durian).

• Bidang Perkebunan (kelapa, kakao dan cengkeh).

• Bidang Peternakan (sapi, kambing dan unggas).

Potensi lahan kering yang terdapat pada kecamatan tersebut cukup besar yakni 2.973 Ha, dimana 2.126 Ha diantaranya dikembangkan usaha pertanian padi gogo. Secara detail usahatani tanaman pangan yang telah diusahakan oleh petani di Tobelo Barat disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan di Kecamatan Tobelo Barat No TanamanJenis Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Padi gogo 89 115 1.40 2 Jagung 180 890 5.00 3 Ubi Kayu 132 574 7.00 4 Ubi Jalar 110 570 6.00 5 Kacang Tanah 70 102 1.59 6 Kacang Kedelai 18 21 1.31

Jenis dan Deskripsi Gulma Pada Pertanaman Padi Gogo di Kecamatan Tobelo Barat

Hasil inventarisasi gulma menunjukkan bahwa pada lahan tanaman padi di Kecamatan Tobelo Barat ditemukan masing-masing 21 jenis (spesies) gulma dari 11 famili. Famili tumbuhan yang mendominasi komunitas gulma tersebut (2)

(3)

(4)

(4)

Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 1 Maret 2011 adalah Poaceae, Passifl oraceae, Euphorbiaceae. Jenis tumbuhan dari Passifl oraceae, Euphorbiaceae dan amaranthaceae adalah gulma berdaun lebar dan dari family Poaceae termasuk dalam gulma golongan rumputan.

Keragaman gulma yang terdapat di empat lokasi pertanaman padi gogo relatif sama. Terdapat beberapa jenis gulma berdaun lebar yang dijumpai pada lahan padi gogo seperti; babadotan (Ageratum conyzoides L.), bayam duri (Amaranthus gracilis), meniran (Phyllanthus niruri L.), ceplukan (Passifl ora foetida L.) Sedangkan jenis rumput-rumputan ditemui hampir pada keempat lokasi pertanaman padi gogo. Jenis-jenis rumput-rumputan tersebut antara lain; jaringan (Paspalum commersonii Lamk), rumput kawatan (Ottochloa nodosa), rumput belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn., alang-allang (Imperata cylindrica BEAUV), paitan (Paspalum conjugatum Berg.). Selain itu ditemukan juga jenis teki-tekian pada Desa Togoli dan Birinoa.

Holm et al., 1972 cit Moenandir 2002 menggolongkan beberapa spesies gulma menjadi gulma sangat jahat, gulma jahat, dan gulma setengah jahat. Gulma jenis Cyperus rotundus L., Eleusine indica (L.) Gaertn., Paspalum conjugatum Berg., Imperata cylindrica BEAUV yang terdapat pada pertanaman padi gogo tergolong gulma sangat jahat karena memiliki distribusi yang luas dan mempunyai frekuensi pemunculan yang cukup tinggi. Sedang jenis gulma yang tergolong setengah jahat dan tumbuh pada pertanaman padi gogo milik petani adalah Ageratum conyzoides L. Mimosa pudica.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keragaman komunitas gulma diantaranya adalah jenis tanah. Komposisi gulma dan penutupannya pada pertanaman yang berbeda jenis tanahnya di suatu daerah ekologi tertentu menunjukkan perbedaan yang besar. Pada tanah Alluvial atau hidromorfik dijumpai gulma golongan tekit-tekian lebih banyak jenisnya dan lebih dominan dibanding dengan yang dijumpai pada tanah Podsolik. Jenis gulma berdaun lebar dijumpai lebih dominan pada pertanaman yang jenis tanahnya Podsolik (Nasution, 1981).

Indeks Nilai Penting Gulma dan Dominansinya

Adanya gulma pada pertanaman padi gogo sangat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi yang akhirnya dapat menurunkan hasil panen baik kualitas maupun kuantitas. keragaman dan dominansi gulma pada masing-masing pertanaman padi gogo tersebut memberi petunjuk bahwa tindakan pengendalian gulma perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan ekologinya. Dalam pengusahaan pertanaman padi gogo, pengendalian gulma harus ditujukan untuk menekan kerugian dan gangguan yang ditimbulkan oleh gulma hingga sekecil mungkin agar pertumbuhan dan produksi tanaman serta manajemennya tidak terganggu.

Indeks nilai penting gulma di Desa Kusuri menunjukkan bahwa gulma berdaun lebar jenis Borreria laevis (Lamk), Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf, Borreria latifolia (Aubl.) K. Sch., Phyllanthus niruri L. merupakan jenis gulma dominan pada lahan pertanaman padi gogo. Hasilnya disajikan pada tabel 2.

Hasil pada tabel 1 juga menunjukkan bahwa nilai kerapatan relatif gulma tertinggi pada Desa Kusuri terdapat pada jenis Phyllanthus niruri L. yakni 3,32%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis gulma tersebut memiliki tingkat kerapatan tertinggi dibanding dengan jenis gulma lain yang terdapat pada desa tersebut. Sedangkang nilai kemunculan terbanyak atau frekuensi relative terbesar terdapat pada jenis gulma Borreria laevis (Lamk) yakni 2,73 %. Kedua jenis gulma ini merupakan jenis gulma yang kebanyakan tumbuh pada lahan kering.

Pada Desa Togoli indeks nilai penting tertinggi terdapat pada golongan gulma rumputan yaitu Paspalum commersonii Lamk sebesar 6,93 diikuti gulma Ottochloa nodosa sebesar 4,82. Selanjutnya pada Desa Wawongira dan Birinoa, indeks nilai penting tertinggi terdapat pada golongan gulma rumputan Imperata cylindrica BEAUV yakni 35,81 dan 38,16. Hal ini menunjukkan bahwa gulma alang-alang mendominasi pertanaman padi gogo milik petani karena pada lahan tersebut kebanyakan didominasi oleh tanah-tanah alluvial.

(5)

Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 1 Maret 2011

Nilai kerapatan atau densitas gulma yang tumbuh pada lahan padi gogo di Desa Togoli bervariasi. Pada lahan padi gogo di Desa tersebut menunjukkan bahwa kerapatan srelatif terbesar

terdapat pada jenis gulma Paspalum commersonii Lamk sebesar 2,99%. Sedangkan nilai frekuensi relatif terbesar juga terdapat pada jenis gulma yang sama.

Tabel 3. Jenis-jenis gulma, nilai kerapatan, frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) gulma Di Desa Wawongira.

No Nama Jenis Nama Lokal Famili Kerapatan Relatif Frekuensi Relatif INP

1 Borreria alata Rumput setawar Rubiaceae 1,17 3,55 4,58

2 Imperata cylindrica BEAUV Alang-alang Poaceae 26,22 9,65 35,81* 3 Crotalaria striata DC. Kacang-kacangan Fabaceae 0,82 3,55 4,38 4 Phyllanthus niruri L. Meniran Euphorbiaceae 1,31 5,08 6,38* 5 Ageratum conyzoides L. Babadotan Asteraceae 0,82 4,57 5,39*

6 Hyptis brevipes Poit. Genggeyan Lamiaceae 1,24 3,55 4,79

7 Passifl ora foetida L. Ceplukan Passifl oraceae 0,82 4,57 5,39*

8 Amaranthus gracilis Bayam Amaranthaceae 0,89 3,55 4,45

9 Ocimum basilicum LINN. Kemangian Lamiaceae 0,16 0,46 0,62

*Gulma dominan

Tabel 2. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma Di Desa Kusuri

Nama Jenis Nama Lokal Famili Kerapatan Relatif Frekuensi Relatif INP

Paspalum commersonii Lamk Jaringan Poaceae 0,16 1,46 1,62

Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf Rumput malela Poaceae 1,45 1,69 3,13*

Digitaria ciliaris Jalamparan Panicum 0,21 1,36 1,58

Mimosa pudica Putri malu Mimosaceae 0,43 2,27 2,70

Borreria latifolia (Aubl.) K. Sch. Kentangan Rubiaceae 3,07 1,36 4,43*

Phyllanthus niruri L. Meniran Euphorbiaceae 3,32 1,36 4,68*

Passifl ora foetida L. Ceplukan Passifl oraceae 0,27 1,36 1,63

Ageratum conyzoides L. Babadotan Asteraceae 0,11 0,91 1,02

Borreria laevis (Lamk) Jugul Rubiaceae 2,91 2.73 5.64*

*Gulma dominan

Tabel 2. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma di Desa Togoli

No Nama Jenis Nama Lokal Famili Kerapatan Relatif Frekuensi Relatif INP

1 Cyperus rotundus LINN. Teki Poaceae 1,70 2,73 4,43*

2 Paspalum commersonii Lamk Jaringan Poaceae 2,99 3,93 6,93*

3 Ottochloa nodosa Rumput kawatan Poaceae 1,45 3,37 4,82*

4 Eleusine indica (L.) Gaertn. Rumput belulang Poaceae 0,38 1,36 1,74

5 Mimosa pudica Putri malu Mimosaceae 0,43 2,27 2,70

6 Phyllanthus niruri L. Meniran Euphorbiaceae 0,87 3,37 4,24* 7 Passifl ora foetida L. Ceplukan Passifl oraceae 0,19 1,12 1,32 8 Amaranthus spinosus Bayam duri Amaranthaceae 0,32 0,93 1,25

(6)

Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 1 Maret 2011 Nilai densitas dan frekuensi relatif pada Desa Wawongira menunjukkan bahwa jenis gulma Imperata cylindrica BEAUV merupakan jenis gulma yang paling tinggi yakni sebesar 26,22% dan 9,65%. Sembodo (2010) menyatakan bahwa jenis gulma alang-alang (Imperata

Tabel 4. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma di Desa Birinoa.

No Nama jenis Nama lokal Famili Kerapatanrelatif Frekuensirelatif INP

1 Cyperus rotundus LINN. Teki Poaceae 1,70 2,73 4,43*

2 Imperata cylindrica BEAUV Alang-alang Poaceae 29,73 8,43 38,16*

3 Paspalum conjugatum Berg. Paitan Poaceae 1,19 1,12 2,31

4 Paspalum commersonii Lamk Jaringan Poaceae 2,99 3,93 6,93*

5 Lantana camara L. Tembelekan Verbenaceae 0,39 1,69 2,07

6 Phyllanthus niruri L. Meniran Euphorbiaceae 0,87 2,47 3,34

7 Ageratum conyzoides L Babadotan Asteraceae 0,48 0,56 1,04

8 Passifl ora foetida L. Ceplukan Passifl oraceae 0,19 1,12 1,32

*Gulma dominan

(Moenandir, 2010). Gulma tersebut dikatakan jahat karena dapat memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman budidaya di sekitarnya. Jenis gulma ini sangat merugikan apabila tumbuh di pertanaman padi gogo, mampu melakukan persaingan, mengeluarkan efek alellopati, cepatnya berkembang biak, dan sulit pengendaliannya.

Selain itu pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Tobelo Barat belum intensif, bahkan hasil pengamatan di lapangan memperlihatkan bahwa kebanyakan petani sering terlambat melakukan penyiangan. Akibatnya pertumbuhan Imperata cylindrica BEAUV yang relatif tinggi menyebabkan pertumbuhan padi gogo menjadi terhambat bahkan dapat menyebabkan kehilangan hasil padi gogo. Metode pengendalian gulma yang nantinya dilakukan harus berbeda dengan pengendalian hama dan penyakit tanaman karena: 1) komunitas gulma lebih seragam, 2) merugikan tanaman sejak awal sampai panen, 3) gulma berasosiasi dengan hama, pathogen dan musuh alami, 4) gulma tumbuh berasosiasi dengan tanaman (Pane dan Jatmiko, 2008). Selain itu teknik pengendalian gulma harus efi sien, ekonomis dan berkelanjutan.

cylindrical) merupakan salah satu jenis gulma yang mengeluarkan senyawa kimia atau alelopati. Senyawa ini mampu meningkatkan daya saing gulma dengan cara menekan pertumbuhan gulma yang berada di sekitarnya.

Selama ini metode pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Tobelo Barat bersifat manual, di mana pengendalian dilakukan hanya dengan menggunakan alat bantu seperti kored. Cara yang dilakukan oleh petani pada ke empat desa tersebut ternyata banyak membutuhkan waktu dan tenaga. Pane dan Jatmiko, 2008 menyatakan bahwa; pengendalian gulma padi gogo dapat dilakukan dengan cara olah tanah dalam (25 cm atau lebih) pada akhir musim hujan agar biji-biji gulma dapat terkubur lebih dalam sehingga tidak berkecambah. Selain itu penggunaan varietas yang kuat bersaing dengan gulma, tahan kekeringan, tahan penyakit blas, toleran kekahatan besi dan keracunan Al. Di lahan kering, gulma dapat digunakan sebagai mulsa. Pemberian mulsa berfungsi untuk menghalangi cahaya matahari yang dibutuhkan biji-biji gulma, sehingga perkecambahannya terhambat atau menghalangi gulma tumbuh terhambat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Famili tumbuhan gulma yang mendominasi komunitas gulma tersebut adalah Poaceae, Passifl oraceae, Euphorbiaceae. Jenis

(7)

tumbu-Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 1 Maret 2011 han dari Passifl oraceae, Euphorbiaceae dan

amaranthaceae adalah gulma berdaun lebar dan dari family Poaceae termasuk dalam gulma golongan rumputan.

2. Keragaman gulma yang terdapat di empat lokasi pertanaman padi gogo relatif sama yakni gulma berdaun lebar seperti; babado-tan (Ageratum conyzoides L.), bayam duri (Amaranthus gracilis), meniran (Phyllan-thus niruri L.), ceplukan (Passifl ora foetida L.), gulma golongan rumputan ditemui

ham-pir pada keempat lokasi pertanaman padi gogo. Jenis-jenis rumput-rumputan tersebut antara lain; jaringan (Paspalum commersonii Lamk), rumput kawatan (Ottochloa nodosa), rumput belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn., alang-allang (Imperata cylindrica BEAUV), paitan (Paspalum conjugatum Berg.), sedangkan gulma golongan tekian ditemukan pada Desa Togoli dan Birinoa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1987. Weeds of rice in Indonesia. In M. Soerjani, J.G.H. Kostermans, and G. Tjitrosoepomo (Eds.). Balai Pustaka, Jakarta.

Moenandir. H.J. 2010. Ilmu Gulma. Universitas Brawijaya Press, Malang.

Nasution, U. 1981. Inventarisasi Gulma di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Hubungannya dengan Pengelolaan Gulma. Pros. Kongres ke-6 Himpunan Ilmu Gulma Indonesia, Medan. Sembodo. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Pablico, P.P. and K. Moody. 1983. Sampling of weeds and vegetation analysis. Lecture prepared for participants attending the integrated pest management training course held at the International Rice Research Institute, 15 August-24 November 1983. Los Banos, Laguna, Philippines.

Pitoyo. 2006. Mesin Penyiang Gulma Padi Sawah. http//www.litbangdeptan.go.id. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2009.

Sukma, Y dan Yakup. 2002. gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja Grafi ndo Persada. Jakarta. Wigena, I.G.P., E. Tuherkih, T. Suhartini. 2006. Peningkatan Produktivitas Lahan sawah dengan

Intensifi kasi di Sukabumi Dengan Pemanfaatan Pupuk Organik dan Hayati. Prosiding Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian.

Gambar

Tabel 1.  Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas  Tanaman Pangan di Kecamatan Tobelo  Barat No Jenis  Tanaman Luas  Lahan  (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Padi gogo 89 115 1.40 2 Jagung 180 890 5.00 3 Ubi Kayu 132 574 7.00 4 Ubi Jalar 110 570
Tabel 2. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma Di Desa Kusuri
Tabel 4. Jenis, Nilai Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Gulma di Desa Birinoa.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil dari penelitian ini adalah berupa E-Tracer alumni yang akan digunakan oleh Bina Darma Career & Training Center. Dimana pengembangan E-Tracer alumni tersebut

The most essential tools (including the newly developed guidelines for emergency assessment) consider gender and other social issues to support FACT, ERU, operation’s

(6) Misi dagang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan melalui kunjungan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha, dan/atau lembaga lainnya dari

Dari hasil analisis di atas yang telah menunjukkan bahwa adanya hubungan antara penerapan analisis SWOT dalam manajemen peserta didik terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri

Konsep wali nanggroe yang dipakai oleh Hasan di Tiro adalah untuk menegaskan bahwa keluarga di Tiro adalah pemimpin baru rakyat Aceh yang bukan kesinambungan

Meroketnya harga jual lovebird juga menjadi pemicu para penangkar untuk mengembangkannya secara maksimal.Adapunhasilnyadapat disimpulkanbahwaberternak burung lovebird

Masyarakat di Desa Mekarsari dan Desa Dodolo sebagian besar memiliki perilaku yang kurang dalam mencegah penularan schistosomiasis baik masyakat yang pekerjaannya