• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 INTI PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum PT JobStreet Indonesia. Ng Kay Yip dan Lim Chao Li, keduanya juga lulusan Amerika Serikat, tepatnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 INTI PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum PT JobStreet Indonesia. Ng Kay Yip dan Lim Chao Li, keduanya juga lulusan Amerika Serikat, tepatnya"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

INTI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum PT JobStreet Indonesia 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan

JobStreet didirikan pada tahun 1985 di Penang, Malaysia oleh Mark Chang, seorang insinyur lulusan Massachusetts University, Amerika Serikat, bersama dengan Ng Kay Yip dan Lim Chao Li, keduanya juga lulusan Amerika Serikat, tepatnya University of Pensylvannia. Ketiga anak muda ini dengan tepat meramalkan bahwa proses rekrutmen yang ada saat itu, melalui media cetak dan firma-firma pencari kerja tradisional tidak lagi dapat memenuhi ekspektasi pasar mengingat jumlah pencari kerja yang semakin banyak, dengan kualitas yang semakin bersaing, namun jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia semakin sedikit.

Ketiga orang ini lalu mendirikan JobStreet dengan menawarkan berbagai macam produk jasa rekrutmen dengan didukung software yang khusus dikembangkan untuk mempermudah proses pencarian tenaga kerja. Semenjak didirikannya, JobStreet telah berkembang menjadi salah satu media rekrutmen terdepan di Asia Pasifik, dengan jumlah pencari tenaga kerja yang mencapai sembilan juta di negara-negara tempat JobStreet berada.

JobStreet terus berkembang dari hanya sebuah perusahaan kecil hingga pada tahun 2002 berhasil menjalin kerjasama dengan Careerbuilder.com, sebuah media online recruitment terkemuka dengan pangsa pasar kedua terbesar di Amerika. Tanggal 28 September 2004, akhirnya JobStreet secara resmi terdaftar di MESDAQ,

(2)

Bursa Efek Malaysia. Selanjutnya pada tahun 2005, JobStreet menjalin kerjasama dengan The Network, yang juga merupakan salah satu situs konsultan karir terkemuka di Eropa.

Hingga 2012, JobStreet telah memiliki cabang di delapan negara, yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, India, Jepang, Indonesia, Thailand serta di tahun 2012, Vietnam. JobStreet Indonesia dibuka pada tahun 2006, dengan menggandeng Grup Sinarmas sebagai partner usaha joint venture. Dalam kurun waktu kurang dari tujuh tahun, PT JobStreet Indonesia telah berhasil menjadi online recruitment dengan jumlah lowongan kerja terbanyak di Indonesia, melewati jumlah 30.000 pada Mei 2012.

Prestasi ini cukup membanggakan mengingat JobStreet bukanlah satu-satunya penyedia jasa online recruitment di Indonesia, dan di antara persaingan yang sedemikian ketatnya, JobStreet mampu menjadi salah satu yang terbaik. Visi dan Misi yang jelas didukung sumber daya manusia yang memadai, produk-produk jasa yang tepat sasaran, serta pelayanan konsumen yang berkualitas dengan strategi pemasaran yang brilian mungkin adalah mengapa JobStreet dapat memenangkan hati konsumen Indonesia.

(3)

3.1.2 Visi dan Misi PT JobStreet Indonesia Visi

“Asia’s Talent Bank”

To be Asia’s largest reservoir of human capital, providing capital that is ready to be deployed at a moment’s notice to growing sectors of the world

economy. Misi

“Connecting Business with Talent”

To provide excellent and unmatched recruitment service for local and cross border serach thus enabling employers to reach and hire qualified jobseekers

in a cost effective and timely manner 3.1.3 Identitas PT JobStreet Indonesia

Gambar 3.1

Logo PT JobStreet Indonesia

3.1.4 Informasi PT JobStreet Indonesia

Alamat : Wisma Bumiputera 5th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 75 Jakarta 129210

Telepon : 021-5700151

Fax : 021-5700152

Website : www.jobstreet.co.id Email : ads-id@JobStreet

(4)

3.1.5 Produk-Produk Jasa PT JobStreet Indonesia

Produk-produk utama yang ditawarkan PT JobStreet Indonesia adalah:

1. JobStreet Campus: JobStreet mengadakan kerjasama dengan

kampus-kampus ternama di Indonesia untuk mengadakan pameran-pameran bursa kerja. Campus Jobfair menjadi agenda rutin JobStreet dan diadakan hampir setiap bulan

2. JobStreet Impact: Ditujukan untuk para pencari kerja, JobStreet Impact berfungsi sebagai situs karir online bagi para pencari kerja

3. JobStreet Essential: Produk bagi perusahaan pencari tenaga kerja dengan cara posting lowongan kerja di situs JobStreet

4. JobStreet Direct: Program email blast yang ditujukan langsung kepada perusahaan untuk menginformasikan promo-promo JobStreet Indonesia.

3.1.6 Jobseekers and Employers

Sebagai sebuah perusahaan jasa yang berusaha memenuhi kebutuhan tenaga kerja, posisi JobStreet menjadi cukup unik karena publik yang menjadi sasaran terbagi atas dua golongan besar, yakni Jobseekers dan Employers.

3.1.6.1 Jobseekers (Pencari Kerja)

Jobseekers secara harafiah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai para pencari kerja. Para pencari kerja dapat berupa mahasiswa yang baru lulus yang belum memiliki pekerjaan tetap hingga karyawan di sebuah perusahaan yang ingin mencari pekerjaan lain karena berbagai alasan. Orang-orang ini memerlukan wadah

(5)

penyalur keinginan mereka, mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kualifikasi yang dimiliki. Mengingat jumlah pencari kerja yang tidak sedikit, menjadi suatu kebutuhan untuk memiliki manajemen yang tepat.

JobStreet Indonesia memiliki lebih dari 1,5 juta jobseekers yang terdaftar. Jumlah ini merupakan jumlah terbesar di Indonesia, dengan profil pencari kerja sangat bervariasi, dimulai dari lulusan SMK, Sarjana perguruan tinggi, hingga level profesional. Kualitas tenaga kerja adalah kunci yang selalu dipegang oelh JobStreet dalam usahanya. Jobseeker yang mendaftar ke JobStreet haruslah mereka yang benar-benar berkompetensi dan serius dalam mencari pekerjaan. Jobseeker dapat melakukan registrasi secara gratis di situs JobStreet, setelah mengisi curriculum vitae yang akan disimpan secara online, pencari kerja dapat langsung melamar pekerjaan sesuai keinginannya.

Gambar 3.2

Profil Jobseekers JobStreet Indonesia berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

(6)

Gambar 3.3

Profil Jobseekers JobStreet Indonesia berdasarkan Spesialisasi

Sumber : Data JobStreet Indonesia

3.1.6.2 Employers (Klien Korporasi)

Employers adalah sebutan JobStreet bagi perusahaan/ bisnis pencari tenaga kerja. Para employer ini terbagi menjadi berbagai golongan, mulai dari C (Client), T (Trial), P (Prospect), dan O (Open). Status C adalah status employer yang secara kontinyu menggunakan jasa JobStreet, sementara status T berarti perusahaan baru yang sedang menggunakan jasa JobStreet secara gratis, dan status P & O menandakan perusahaan yang belum menjadi klien namun berpotensi menggunakan, ataupun yang pernah tapi tidak lagi memakai jasa JobStreet.

Hingga pertengahan 2012, jumlah perusahaan yang menjadi klien JobStreet Indonesia telah mencapai angka 18000 perusahaan, dengan spesifikasi sebagai berikut :

(7)

Gambar 3.4

Spesifikasi Employers berdasarkan bidang usahanya

Sumber : Data JobStreet Indonesia Tabel 3.1

Perbandingan layanan jasa PT JobStreet & Kompetitor

(8)

Tabel 3.1 menunjukkan kelebihan JobStreet dalam memberikan pelayanan kepada employer dibandingkan dengan kompetitor di bisnis serupa. Tim customer care yang sangat sigap dalam melayani keluhan, kontrol ketat terhadap lowongan pekerjaan yang ditayangkan, laporan-laporan detail, hingga bantuan untuk membuat janji wawancara. Seluruh privilege yang tidak akan didapatkan apabila employers memilih media rekrutmen lain.

Salah satu komitmen JobStreet lainnya adalah selalu berusaha mengembangkan potensi dan kualitas yang dimiliki oleh employers, terutama HR executives, karena merekalah yang paling berkepentingan dengan proses rekrutmen karyawan. Inilah mengapa banyak kegiatan corporate marketing banyak ditujukan untuk mengembangakan soft-skills employers sendiri.

(9)

3.2 Struktur Organisasi

3.2.1 Struktur organisasi PT JobStreet Indonesia Gambar 3.5

Struktur organisasi PT JobStreet Indonesia

(10)

3.2.2 Struktur Divisi Marketing PT JobStreet Indonesia Gambar 3.6

Struktur Divisi Marketing PT JobStreet Indonesia

Sumber : Data JobStreet Indonesia Keterangan :

1. Marketing Manager : Faridah Lim

2. Corporate Marketing Exec : Sandra Alkatiri

3. Market Communication Exec : Aria Buditama

4. Event Manager (For Jobseeker): Rury Sutono

(11)

6. Business and Development : Martha Marpaung, Portia, Ramadhon

7. Campus and Institution Head : Ade Wisnu Brata

8. Campus Executive : Tisa Andrawina

9. Graphic & Design : Aldi Rizaldi

3.3 Standard Operating Procedures

3.3.1 Pembagian Divisi PT JobStreet Indonesia

PT JobStreet Indonesia secara resmi memiliki divisi-divisi berikut: 1. Divisi Sales

Divisi Sales merupakan ujung tombak dari PT JobStreet Indonesia. Terbagi atas Telemarketing, Telesales, dan Field Sales, job description divisi ini meliputi:

1. Menawarkan produk-produk yang dimiliki oleh PT JobStreet Indonesia kepada para employers.

2. Membantu klien dalam posting iklan lowongan pekerjaan di website 3. Telemarketing prioritas untuk menawarkan promo-promo JobStreet

yang ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang belum pernah menggunakan jasa JobStreet

4. Telesales bertugas mengkonversi status klien korporasi.

5. Untuk field sales, prioritas untuk melayani klien dengan status C. Melakukan visit ke klien, memberikan pelatihan SiVa secara kontinyu, dan layanan khusus lainnya.

(12)

2. Divisi Marketing

Divisi marketing terbagi atas dua bagian utama, Corporate Marketing dan Marketing Service. Marketing Service ditujukan untuk melayani Jobseekers, sementara Corporate Marketing difokuskan kepada klien korporasi. Secara umum tujuan dari Divisi Marketing adalah memperkenalkan JobStreet ke publik, baik masyarakat luas, maupun perusahaan, melalui berbagai strategi pemasaran yang ada.

Corporate Marketing:

1. Branding PT JobStreet Indonesia dengan brand lain melaui media relations dan publicity.

2. Mengadakan event-event berbentuk seminar, pelatihan, hingga event strategis lainnya untuk menjaga hubungan dengan klien korporasi. 3. Mengerjakan EDM (Electronic Direct Mail) untuk membantu

memperkenalkan JobStreet kepada perusahaan-perusahaan yang belum mengenal JobStreet

Marketing Service

1. Mengadakan JobFair umum bagi seluruh pencari kerja di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

2. Mengadakan kerjasama dengan kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk mengadakan JobFair bagi mahasiswa fresh graduate.

(13)

3. Mencari perusahaan untuk mengikuti acara JobFair, umum maupun kampus.

3. Divisi Corporate Care

Divisi ini didedikasikan khusus untuk mendampingi baik Jobseekers maupun Employers yang memiliki keluhan atau membutuhkan bantuan.

1. Posting iklan lowongan pekerjaan di situs www.jobstreet.co.id

2. Membantu Jobseekers yang memiliki masalah dalam registrasi keanggotaan maupun aplikasi lowongan pekerjaan.

3. Memandu employers yang memiliki kesulitan dalam menggunakan SiVa, sistem rekrutmen online yang bisa digunakan secara mandiri oleh klien

4. Divisi Human Resource

Divisi HR di JobStreet bertanggungjawab atas keseluruhan isu di internal perusahaan, mulai dari izin ketidakhadiran, izin cuti kerja, izin liburan, kontrak kerja, Jamsostek karyawan, hingga menjaga kekerabatan antar karyawan

5. Divisi Finance

Divisi finance bertanggung jawab atas keseluruhan cashflow perusahaan, dari gaji karyawan, budget acara, reimburse funds, hingga detail bonus dan urusan pembayaran klien perusahaan.

(14)

3.3.2 SOP dan Corporate Marketing Programs PT JobStreet Indonesia Gambar 3.7

Alur Kerja Divisi Marketing PT JobStreet Indonesia

Sumber : Data JobStreet Indonesia

Divisi marketing PT JobStreet Indonesia terbagi atas dua bagian besar, yakni corporate marketing dan marketing service. Corporate marketing ditujukan khusus untuk memperkenalkan JobStreet ke bisnis-bisnis yang belum tersentuh oleh jasa JobStreet, selain juga tetap menjaga hubungan baik dengan perusahaan yang telah menjadi klien dari JobStreet, sementara Marketing Service secara kontinyu mengadakan pameran bursa kerja bagi para pencari kerja, baik melalui bursa kerja

(15)

umum, maupun bekerjasama dengan institusi-institusi pendidikan di seluruh Indonesia.

Terdapat juga seorang market communication executive yang bertugas mengiklankan JobStreet di berbagai media, cetak maupun elektronik. Walaupun sekilas terlihat seperti media relations, tetapi pada aplikasinya, market communication executive ini lebih menjalankan kegiatan advertising (periklanan) dibandingkan publisitas dan media relations yang bertujuan menjaga hubungan baik dengan publik JobStreet.

Corporate marketing PT JobStreet Indonesia turut memanfaatkan media relations dan publicity dalam pelaksanaan kegiatannya. Keseluruhan proses media relations dan publicity ini menjadi tanggung jawab corporate marketing executive. Detail kegiatan akan dijabarkan di Bab 4 penelitian ini pada bagian observasi karena peneliti ikut melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dimaksud.

(16)

3.3.2.1 Standard Operating Procedure Corporate Marketing Berikut adalah SOP corporate marketing:

1. Rapat manajemen puncak menentukan misi organisasi selama satu tahun ke depan dan indikator keberhasilan.

2. Divisi marketing menentukan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan misi perusahaan.

3. Merencanakan program-program kerja berdasarkan tujuan umum a) Perencanaan detail kegiatan secara terperinci dari setiap bagian b) Perencanaan waktu untuk eksekusi kegiatan

c) Menyusun alokasi anggaran untuk tiap-tiap kegiatan d) Menentukan penanggung jawab tugas di setiap bagian

4. Mengkomunikasikan setiap kegiatan dari corporate marketing kepada divisi lain.

5. Pelaksanaan program di lapangan 6. Evaluasi hasil pelaksanaan program

3.3.2.2 Program-program Corporate Marketing PT JobStreet Indonesia

Selama Dua Quarter Pertama tahun 2012 (Januari – Juni), berikut adalah program-program yang telah dijalankan oleh PT JobStreet Indonesia

1. Grand Opening New Branches (Pembukaan Kantor Cabang)

Grand Opening kantor baru JobStreet yang dilaksanakan di 5 kota besar di Indonesia, yaitu di Surabaya, Medan, Semarang, Bali, dan Makassar. Acara ini juga mengundang klien dan media-media yang berada di

(17)

kota-kota tersebut. Dengan tema “JobStreetm Gala Dinner”, tujuan dari diadakan kegiatan ini adalah:

• Lebih mensosialisasikan keberadaan JobStreet di kota-kota tersebut

• Mendekatkan para klien dengan JobStreet

2. Human Resources Networking Events

HR Events berbentuk roadshow yang diadakan di tujuh kota di seluruh Indonesia, mulai dari Medan, Jakarta, Semarang, Bali, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta. Acara ini bertujuan untuk mengedukasi perusahaan yang belum menjadi klien JobStreet Indonesia serta memperkenalkan cara-cara yang paling efektif untuk mendapatkan karyawan berkualitas.

Format HR Events adalah seminar, dengan presentasi dari marketing manager JobStreet dan pelatihan NLP (Neuro Linguistic Programme) yang disampaikan oleh Coach Margetty Herwin, seorang pakar pelatihan bisnis.

3. Electronic Direct Mail

EDM menjadi salah satu program online marketing yang dijalankan oleh JobStreet dengan tujuan menkonversi klien yang masih berstatus P dan O menjadi C atau T. Promo yang diberikan adalah posting lowongan kerja tanpa batas di situs JobStreet selama 30 hari.

EDM dilaksanakan dengan cara mengirimkan email blast ke perusahaan-perusahaan dan hasilnya akan ditindaklanjuti oleh bagian telemarketing.

(18)

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai di dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif. Tujuan menggunakan metode penelitian deskriptif menurut Travels (Hikmat,2011; 38) adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Analisis secara kualitatif dipakai karena ciri-ciri berikut; peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasilnya lebih menekankan pada makna daripada generalisasi (Sugiyono,2009; 14) Gabungan dari kedua metode di atas akan menghasilkan penelitian yang lebih baik, seperti yang dikatakan oleh Hikmat (2011; 37) “Begitu juga dengan metode deskriptif kualitatif, akan menghasilkan pendeskripsian yang sangat mendalam karena ditajamkan dengan analisis kualitatif”. Diharapkan permasalahan penelitian dapat dijawab dengan penggunaan metode yang peneliti gunakan.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Nasution (2003) dalam Elvinaro (2011: 183) membagi teknik pengumpulan data penelitian kualitatif sebagai berikut: “data dari lapangan, metode naturalistik, manusia sebagai alat penelitian, observasi, wawancara, dokumen, dan foto”. Data dari lapangan, metode naturalistik, dan manusia sebagai alat penelitian adalah satu kesatuan dimana ketiganya adalah dasar-dasar pengumpulan data di dalam sebuah penelitian kualitatif.

(19)

Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dibagi menjadi Data Primer dan Data Sekunder sebagai berikut:

1. Data Primer

a) Wawancara

Bingham dan Moore dalam Daymon dan Holloway (2002) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Cahya Wiratama. (2008: 258) menggunakan istilah ‘percakapan dengan suatu tujuan (conversation with a purpose)’ untuk wawancara kualitatif, yakni ketika peneliti dan informan menjadi ‘mitra percakapan (conversational partners)’. Walau demikian, karena tetap ada tujuan yang harus dicapai, proses wawancara tetap harus memiliki sikap dan panduan serta struktur wawancara penelitian yang baku.

Menurut Soehartono (Hikmat :80) “wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh peneliti/ pewawancara dan jawaban-jawaban responden dicatat dan direkam dengan alat perekam”

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh melalui teknik wawancara, antara lain seperti menurut Nasution (2003) dalam Elvinaro (2011: 185) yakni “dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan responden”. Menurut Al-Wasilah (Hikmat: 80) keuntungan wawancara adalah sebagai- berikut:

1. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrasekan pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden.

(20)

3. Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan.

4. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam atau masa mendatang.

Di dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa narasumber penting dengan pendekatan wawancara terbuka, baik melalui telepon, email, ataupun wawancara tatap muka. Sebelumnya terlebih dahulu peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan sesuai dengan urutan dan rumusan pada saat wawancara.

Teknik penentuan narasumber yang dipakai adalah Non-Probability Sampling, yaitu Purposive Sampling (Teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tujuan tertentu) kepada eksekutif-eksekutif strategis JobStreet Indonesia, dari manajer hingga pelaksana di lapangan. Teknik purposive sampling dilakukan karena peneliti akan mewawancarai orang-orang yang benar-benar berkompetensi dalam bidang pekerjaannya, sehingga jawaban atas pertanyaan yang diberikan akan valid dan tepat sasaran.

Adapun narasumber yang akan peneliti wawancarai adalah sebagai berikut:

I. Narasumber Internal

1. Country Manager PT JobStreet Indonesia : Vincent Khor

Country manager adalah penanggung jawab keseluruhan performa JobStreet di Indonesia, termasuk juga ikut menentukan setiap program yang akan dilaksanakan oleh masing-masing divisi. Peneliti memilih country manager sebagai narasumber dengan harapan

(21)

informasi yang didapatkan bisa menggambarkan kondisi PT JobStreet Indonesia secara menyeluruh, sehingga mempermudah dalam proses analisis data.

2. Marketing Manager PT JobStreet Indonesia : Faridah Lim

Marketing Manager adalah salah satu eksekutif yang paling bertanggung jawab di dalam penentuan keberhasilan atau kegagalan dari program-program pemasaran yang dijalankan oleh divisi marketing. Marketing manager juga adalah yang paling memahami bagian-bagian yang dikendalikannnya, sehingga informasi yang diberikan akan komprehensif, menyeluruh, dan tepat sasaran.

3. Corporate Marketing Executive : Sandra Alkatiri

Peneliti memfokuskan kegiatan ini pada kegiatan public relations yang dilaksanakan oleh corporate marketing PT JobStreet Indonesia, sehingga penting untuk mendapatkan informasi dari pekerja corporate marketing itu sendiri. Eksekusi dan detail program pemasaran yang direncanakan berada dalam pemahaman corporate marketing executive sehingga informasi riil mengenai kegiatan public relations seperti apa yang dilaksanakan di lapangan akan terlihat dengan jelas.

(22)

II. Narasumber Eksternal

1. Corporate Client – Human Resource Exec (Aston Bali Beach Resort & Spa) : Ibu Tracy

Dikarenakan fokus penelitian pada event Grand Opening kantor cabang JobStreet, dan peneliti berkesempatan mengikuti keseluruhan proses perencanaan hingga eksekusi di kantor cabang Bali, maka peneliti memilih Ibu Tracy sebagai narasumber karena Ibu Tracy tercatat mengikuti acara Grand Opening tersebut.

2. Media – Program Manager (Bali Style Magazine) : Ibu Ayu Setya Bali Style Magazine adalah salah satu media yang menghadiri acara Grand Opening JobStreet di Bali. Bali Style Magazine adalah salah satu media yang cukup dikenal di Bali sehingga setiap berita yang ditampilkan biasanya selalu mendapat perhatian dari pembaca. Diharapkan dengan hasil wawancara dengan media, akan dapat terlihat bagaimana pelaksanaan media relations oleh corporate marketing.

3. Pemerintah – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali : Bapak I Wayan Wiratha

Bapak I Wayan Wiratha secara khusus diundang oleh JobStreet untuk membuka dan meresmikan kantor cabang JobStreet di Bali. Dengan wawancara dengan pejabat yang paling berkepentingan, akan terlihat bagaimana hubungan yang sudah terjalin selama ini antara JobStreet dan pemerintah.

(23)

b) Observasi

Dalam penelitian ini, kegiatan observasi yang diterapkan adalah observasi partisipatif dari segi pengumpulan data, yang disebut Susan Steinback (Sugiyono,2009: 405) “In participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities” (Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka).

Selama tiga bulan, peneliti mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari PT JobStreet Indonesia sebagai karyawan kontrak di divisi marketing bagian corporate marketing. Corporate marketing PT JobStreet dipegang oleh seorang eksekutif dan peneliti bergabung sebagai Junior Corporate Marketing.

Peneliti berkesempatan mengikuti proses persiapan setiap program corporate marketing selama masa kontrak, mulai dari special events hingga publicity dan juga menjalankan kegiatan media relations. Perusahaan yang sangat kooperatif dan mendukung penelitian peneliti menjadikan peneliti dapat dengan leluasa mengobservasi divisi marketing secara menyeluruh.

Jangka waktu observasi dimulai dari 19 Maret 2012 hingga 18 Juni 2012, dengan kehadiran setiap hari Senin-Kamis sesuai jam kerja 07.00 – 18.00 WIB. Waktu yang cukup banyak ini diharapkan akan cukup untuk menggambarkan secara rinci masalah yang dihadapi.

(24)

2. Data Sekunder

a) Dokumen dan data-data yang dimiliki PT JobStreet Indonesia

Dokumen dan data-data yang dimiliki PT JobStreet Indonesia termasuk di dalamnya arsip, dokumen, kliping surat kabar, brosur dan foto program-program marketing PT JobStreet Indonesia

b) Literatur

Studi literatur meliputi buku-buku teks, jurnal, website, contoh skripsi terdahulu, dan lain lain.

3.4.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan di dalam penelitian kualitatif tentu berbeda dengan analisis yang digunakan di metode lainnya. Penelitian public relations menggunakan rumus 5 W + 1 H (Who, What, When, Where, Why, and How). Menurut Ardianto (2011: 58-59) rumus 5 W + 1 H itu adalah sebagai berikut:

1. What, data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian. Data dan fakta ini bisa berupa keseluruhan data dan fakta yang dikumpulkan selama penelitian, baik data primer atau sekunder seperti hasil studi kasus, observasi, wawancara, studi literatur, dan lain sebagainya.

2. How, bagaimana proses data itu berlangsung. Bagaimana proses di lapangan terjadi, hubungan-hubungan yang terbentuk di antara subjek-subjek yang diteliti, hingga solusi yang dapat ditawarkan.

(25)

3. Who, siapa yang bisa menjadi informan kunci dalam penelitian. Siapa saja yang menjalankan proses penelitian, bagaimana cara mereka bekerja. Orang-orang inilah yang akan menjadi narasumber bagi peneliti.

4. Where, dimana proses penggumpulan data berlangsung. Tempat penelitian

dan survei dilaksanakan oleh peneliti, termasuk juga observasi, wawancara, dan instrumen pengumpulan data lainnya.

5. When, kapan sumber informasi itu bisa ditemukan. Waktu penelitian dilaksanakan, lama observasi, dan lainnya.

6. Why, analisis mendalam atau penafsiran/ intrepretasi lebih dalam ada apa di balik fakta dan data hasil penelitian. Ini adalah bagian yang terpenting dari sebuah penelitian. Peneliti harus mampu meninterpretasikan data-data yang diperolehnya dari lapangan menjadi deskripsi tertulis yang sistematis.

Keenam rumus diatas adalah rumus dasar yang menjadi bagian dari banyak model analisis data yang ada. Untuk penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan model berikut yang secara garis besar juga telah menerapkan keenam rumus diatas.

(26)

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 430-438) membagi analisis data ke dalam tiga kegiatan:

1. Data Reduction/ Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih sistematis, jelas dan tajam. Selain mempermudah pengumpulan data selanjutnya, akan lebih mudah bagi peneliti untuk mengakses kembali data yang ada.

Data yang peneliti kumpulkan di lapangan akan terus bertambah seiring waktu, sehingga proses reduksi data akan peneliti lakukan setiap kali terkumpul data baru hasil wawancara maupun observasi di perusahaan. Peneliti akan langsung mereduksi data berdasarkan relevansinya dengan permasalahan.

2. Data Display/ Penyajian Data

Bentuk penyajian data yang paling sering digunakan di dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Mendisplay data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan proses kerja lanjutan. Disarankan juga untuk menampilkan bentuk data display pendukung lainnya, seperti matriks, grafik, chart, dan lainnya.

Seluruh hasil wawancara dan observasi akan peneliti tampilkan dalam bentuk teks naratif, selain juga tabel, gambar, dan data pendukung lain.

(27)

3. Conclusion Drawing/ Verification

Sedari awal ketika terjun ke lapangan, peneliti sudah harus mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dari data-data yang ada. Barulah dapat ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah tahap terakhir dimana peneliti akan membandingkan apakah kesimpulan yang dibuat di awal-awal valid atau tidak sesuai dengan data-data pendukung. Verifikasi data dapat dilakukan dengan meminta narasumber membaca ulang hasil kesimpulan penelitian.

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Data

Di dalam setiap penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara hasil temuan peneliti dan hal yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Namun, karena sifat penelitian kualitatif yang jamak, maka hasil antara peneliti satu dan lain bisa saja berbeda walaupun mereka meneliti topik yang persis sama.

Uji Validitas terbagi menjadi validitas internal dan eksternal, selain juga terdapat uji reliabilitas dan obyektivitas. Selengkapnya uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009: 458-470) 1. Uji Credibility (Validitas Internal)

Macam-macam bentuk uji validitas internal yakni: a. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan untuk mengecek kembali data awal yang telah diperoleh di awal. Lama waktu

(28)

perpanjangan tergantung dari jumlah dan keluasan cek data yang diperlukan.

b. Meningkatan ketekunan

Meningkatkan kecermatan dalam melakukan pengamatan serta banyak membaca literatur dan hasil dokumentasi yang berhubungan dengan topik penelitian. Peneliti akan dapat menjelaskan penelitian dengan lebih sistematis, jelas, dan akurasi data dapat terjamin.

c. Trianggulasi

William Wiersma (Sugiyono, 2009: 464) menyatakan bahwa “Trianggulation is qualitative cross validation. It asseses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures” (Trianggulasi dinyatakan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu). Ketiga komponen tersebutlah yang dijadikan uji trianggulasi. Di dalam penelitian ini, peneliti juga menerapkan uji trianggulasi:

1. Trianggulasi Sumber

Melakukan pengumpulan data kepada tiga sumber yang berbeda untuk memperoleh data yang lebih kredibel. Kesimpulan yang ditemukan nantinya akan kembali lagi di cross-check kepada narasumber.

Peneliti mengumpulkan data dari tiga sumber yang berkaitan langsung dengan topik bahasan penelitian, yakni marketing manager,

(29)

corporate marketing executive. dan perusahaan yang mengikuti kegiatan corporate marketing PT JobStreet Indonesia.

2. Trianggulasi Teknik

Peneliti mencoba mengumpulkan data dari narasumber yang sama dengan tiga teknik yang berbeda, mungkin wawancara, observasi, ataupun dokumen. Wawancara dengan eksekutif-eksekutif strategis dan klien PT JobStreet Indonesia, observasi langsung selama tiga bulan, dan data-data dari PT JobStreet Indonesia

3. Trianggulasi Waktu

Pengumpulan data dilakukan pagi, siang, ataupun malam, karena hasil yang diperoleh bisa saja berbeda bila dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda.

Sebagian besar waktu penelitian dilakukan pada pagi dan siang hari. Selain berhubungan dengan jam kerja, peneliti juga menghindari pengumpulan data di malam hari karena tingkat kredibilitas data cenderung akan menurun bila dilakukan di malam hari.

d. Menggunakan bahan referensi

Data-data pendukung selama pengumpulan data utama dilakukan seperti hasil rekaman wawancara, foto-foto kegiatan, rekaman kegiatan, dapat meningkatkan validitas data. Maka lebih baik bila dilengkapi ketika menyajikan data pendukung di dalam penyajian data.

(30)

e. Analisis kasus negatif

Dalam analisis kasus negatif, peneliti berusaha menemukan data-data yang bertentangan dengan data-data yang telah ditemukan sebelumnya. Ketika tidak ditemukan lagi data-data yang bertentangan, maka data yang ada sudah dapat dipercaya.

f. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan di dalam penulisan laporan sesuai dengan maksud sumber data.

2. Uji Transferability (Validitas Eksternal)

Uji Transferability disebut sebagai validitas eksternal yang berkenaan dengan satu pertanyaan, seberapa jauh pembaca bisa mendapatkan gambaran jelas tentang bagaimana penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

Menulis laporan secara jelas, sistematis, rinci, dan dapat dipercaya adalah kunci agar penelitian dapat lolos dari uji transferabilitas.

3. Uji Dependability (Reliabilitas)

Uji reliabilitas dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti.

(31)

Uji ini berguna untuk mengetahui apakah penelitian benar atau tidak terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Bila benar, maka penelitian dapat diandalkan atau reliable.

4. Uji Confirmability (Obyektivitas)

Penelitian kualitatif disebut telah memenuhi uji obyektivitasnya apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan. Uji ini mirip dengan uji reliabilitas sehingga dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Di dalam penelitian ini, peneliti berusaha memenuhi keseluruhan syarat uji keabsahan data yang ada. Tujuannya tentu saja agar hasil penelitian valid dan dapat diandalkan bagi penelitian selanjutnya. Model Trianggulasi menjadi uji validitas internal yang peneliti lakukan, sedangkan perpanjangan pengamatan tidak peneliti lakukan karena pertimbangan masa kontrak kerja dan kelengkapan data yang sudah memadai.

(32)

3.5 Permasalahan yang Ada

PT JobStreet Indonesia bergerak dalam bidang bisnis jasa dan teknologi yang digabungkan menjadi satu untuk saling mendukung satu sama lain dalam operasionalnya. Sumber daya manusia dan tingkat teknologi yang dibutuhkan tentu menjadi prioritas utama. Seringkali praktek yang terjadi di perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia adalah kurangnya prioritas pada pemasaran, terlebih untuk divisi public relations sendiri. Paradigma akan sedikitnya praktek yang dapat dilakukan oleh praktisi public relations di dalam perusahaan sendirilah yang akhirnya menjadi kenyataan di lapangan.

Gabungan antara usaha jasa dan teknologi yang dijalankan PT JobStreet Indonesia ini menjadi awal permasalahan yang menarik untuk dibahas. Sebagai sebuah perusahaan jasa, kebutuhan akan sumber daya manusia yang mampu mengkomunikasikan produknya secara sempurna adalah prioritas utama, namun sebagai sebuah perusahaan dengan teknologi yang tinggi, kebutuhan tersebut menjadi berkurang karena krisis yang mungkin timbul akibat kesalahan manusia dapat diminimalisir.

Dalam realitanya, kegiatan pemasaran JobStreet justru menjadi salah satu elemen vital yang mendukung keberhasilan perusahaan. Dengan jumlah eksekutif yang minimal, tumpang tindih dalam pekerjaan tidak terhindarkan, menyebabkan selain skill-skill public relations harus dikuasai, teknologi yang ada digunakan sebagai pendukung keberhasilan eksekutif-eksekutif tersebut dalam melaksanakan program pemasarannya.

Corporate Marketing PT JobStreet Indonesia adalah bagian dari divisi marketing yang dikhususkan untuk memperkenalkan eksistensi JobStreet Indonesia

(33)

kepada semua bentuk korporasi bisnis di Indonesia, seperti media relations, publicity, dan media relations yang dilaksanakan sebagai persiapan event. Kegiatan-kegiatan tersebut secara teoretis termasuk ke dalam praktek kegiatan public relations, namun hanya dijalankan oleh seorang eksekutif corporate marketing saja.

Penelitian ini akan difokuskan pada analisis kegiatan public relations yang dilaksanakan oleh bagian corporate marketing PT JobStreet Indonesia, khususnya pada satu kegiatan khusus yaitu Grand Opening kantor cabang PT JobStreet Indonesia di Bali, untuk melihat bagaimana kegiatan publicity dan media relations digunakan untuk mendukung Grand Opening kantor cabang PT JobStreet Indonesia tanpa adanya eksekutif atau divisi public relations.

Ketiadaan divisi public relations yang menjalankan praktek public relations di divisi marketing PT JobStreet Indonesia, khususnya yang dapat mendukung kegiatan corporate marketing, adalah permasalahan utama dari penelitian ini. Dalam skala kecil isu yang ada mungkin tidak terlalu signifikan, namun ketika krisis timbul dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran, ketiadaan eksekutif public relations yang terlatih secara khusus untuk mengatasi krisis akan mengurangi usaha pengoptimalisasian divisi pemasaran dan bagian corporate marketing sendiri.

(34)

3.6 Alternatif Pemecahan Masalah

Bagaimana sebuah perusahaan mengatur struktur organisasi, merencanakan operasional, hingga menempatkan karyawannya adalah hak perusahaan. Manajemen pengambil keputusanlah yang paling memahami kondisi seperti apa yang dapat mendukung keberhasilan perusahaannya, sama halnya dengan alasan mengapa perusahaan tidak mengambil suatu kebijakan. Kebutuhan dan prioritas yang berbeda menkondisikan praktek operasional yang berbeda pula.

Dalam penelitian ini, masalah yang peneliti temukan bisa saja tidak dianggap penting ataupun relevan bagi perusahaan, karena memang selama ini tidak terdapat krisis yang menyebabkan perusahaan harus berstrategi kembali, namun pemecahan masalah yang peneliti tawarkan bila diaplikasikan dan dipahami dengan baik juga dapat menjadi sebuah masukan untuk peningkatan kinerja PT JobStreet Indonesia sendiri.

Mengutip sebuah Jurnal dari ProQuest Dissertations and Theses (Stephansen, 2008;19-20) bahwa

“There are benefits with public relations departments beyond getting free publicity for a product in the media. It should also be taken into account that public relations will be at the forefront of the lines when there is a crisis in the organizations. Therefore, the public relations managers must be a part of the entire process of product implementation, and not an afterthought of the marketing department. Overall, public relations should be seen as more concerned with activities that promote corporate image, where marketing is more concerned with achieving sales”

(Departemen humas memiliki keuntungan lain selain hanya mendapatkan publisitas gratis untuk produk di media. Harus dipertimbangkan pula bahwa humas akan berada di garis terdepan ketika terdapat krisis dalam organisasi. Karenanya, manajer humas harus menjadi bagian dari keseluruhan proses dalam implementasi produk, dan bukan sebagai pelengkap dari departemen pemasaran. Secara keseluruhan, humas harus dipandang sebagai kegiatan untuk mempromosikan citra perusahaan, dan pemasaran lebih berhubungan dengan penjualan)

(35)

Menilik dari permasalahan awal yang ditemukan, peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah yakni agar kiranya PT JobStreet Indonesia dapat mempertimbangkan untuk memiliki satu atau dua public relations executive yang dapat menjalankan seluruh praktek kehumasan secara sempurna, tentunya didukung dengan keahlian yang dibutuhkan seorang humas. Public relations executive ini selanjutnya akan dapat mendukung keseluruhan kegiatan corporate marketing yang ada di JobStreet Indonesia, dengan pembagian tugas dan tujuan yang berbeda namun saling mendukung satu sama lain. Diharapkan dengan alternatif tersebut ke depannya pelaksanaan kegiatan public relations di PT JobStreet Indonesia akan dapat berlangsung secara optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Jika Anda mencoba untuk menginstal sebuah printer atau perangkat lain yang hanya memiliki driver 32-bit yang tersedia, itu tidak akan bekerja dengan benar pada versi 64-bit

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi

Kompensasi karyawan merupakan elemen hubungan kerja yang sering menimbulkan masalah dalam hubungan industrial.Masalah kompensasi, khususnya upah, selalu menjadi

Sedangkan, dari dua jenis formula pestisida nabati yang diuji, pestisida BP1 dengan bahan aktif campuran dari minyak cengkeh, serai wangi dan temulawak memberi

Pada posisi tingkat bunga pinjaman (i) lebih rendah dari tingkat Basic Earning Power (EP), penggunaan hutang dalam pendanaan operasi perusahaan akan meningkatkan pertumbuhan

Dari hasil penelitian mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen, dapat disimpulkan ada 4 atribut yang merepresentasikan keinginan konsumen terhadap produk

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Selain komponen konsumsi rumah tangga, komponen PDRB Penggunaan yang mengalami peningkatan peranan pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan II