LAPORAN
Training Workshop Motivator Desa
yang Berwawasan Gender
Palembang, 4 – 8 April 2005
Latar Belakang
Keterlibatan peran gender dalam setiap kegiatan SSFFMP sangat penting dilakukan. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan, maka perlu diperkenalkan cara pendekatan dengan memperhatikan pendekatan melalui perbedaan kebutuhan gender (gender differentiated approach) dan gender mainstreaming kepada orang-orang yang berperan di pedesaan.
Untuk mendukung tujuan di atas, motivator di desa prioritas yang sudah dilatih Oktober 2004 dirasa perlu ditingkatkan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya di lapangan. Hal ini dilakukan, dengan pertimbangan bahwa motivator desa adalah salah satu ujung tombak yang cukup berperan dalam menggerakan masyarakat dan dapat membantu kegiatan di lapangan. Disadari bahwa tanpa pengenalan dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang kegiatan yang berwawasan gender itu sendiri, maka sulitlah bagi mereka untuk membantu pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Oleh sebab itu, pengenalan dan pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di lapangan perlu diberikan kepada motivator desa yang sensitif gender dimana diharapkan kepada mereka nantinya dapat bertindak sebagai penggerak pembangunan di pedesaan dengan
memperhatikan keterlibatan peran gender sesuai dengan kebutuhan dan potensi spesifik masing-masing.
Kegiatan Workhop dan skill training bagi Motivator Desa Gender dilaksanakan dengan maksud agar motivator desa yang sudah ada dapat meningkat pengetahuannya dan lebih percaya diri berada di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai motivator di desa yang bersangkutan.
Tujuan
1. Peserta dapat berbagi pengalaman dan mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan.
2. Pengetahuan peserta mengenai pendekatan gender lebih meningkat 3. Peserta bisa memotivasi orang lain
4. Percaya diri peserta ketika tampil di depan forum lebih meningkat. 5. Motivator/peserta bisa merefleksi peran gender dalam pengelolaan
kebakaran hutan dan lahan.
Output
Pesera pelatihan memahami materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tempat dan Waktu
Kegiatan Workshop/Training Motivator Desa yang Berwawasan Gender ini dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 4-8 April 2005 di Divlat PT Telkom Palembang, Jalan Ratu Sianum Kec. 2 Ilir Palembang.
Fasilitator
Eva Engelhardt Wendt Yandriani Chandra Desferli Wardah Dian Maulina Rebeka Umikalsum
Narasumber
A Karim Yusuf
Kelanawaty
NurnajatiMetode yang digunakan
Partisipasi Diskusi kelompok Lecture Brainstorming Roleplay Praktek praktek dalam komunikasi visualisasi hasil
Jadwal
Hari/Tgl/waktu Acara (Materi) PenanggungJawab
Senin, 04.04. 2005
19.30-21.00 Greeting Perkenalan
Menyusun kesepakatan bersama Penjelasan mengenai review harian
Yandriani Seluruh peserta Seluruh peserta Wardah Selasa, 05.04.2005 08.30-10.00 10.00-10.30 10.00-12.00 12.00-13.30 13.30-15.00 15.00-15.30 15.30-17.00 Review Pembukaan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Sambutan sekaligus membuka workshop/training Bertukar Pengalaman CoffeeBreak
Evaluasi kegiatan yang telah direncanakan pada tahun 2004 ISHOMA Energizers Coffee Break Konsep Gender Mood Meter Chandra, Beka Gender Specialist EU Co-director/ Ka Biro Kesra Wardah, seluruh peserta Eva E, Wardah
Beka, Chandra, Dian
Eva Engelhardt Seluruh Peserta Rabu,06.04.2005 08.00-10.00 10.00-10.30 10.30-12.00 12.00-13.30 13.30-15.00 15.00-15.30 15.30-17.00 19.30-21.30 Review
Konsep Gender dalam
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan
Cofee Break Lanjutan ISHOMA Energizers
Teknik Konselling dan Motivasi Coffee Break Lanjutan Mood Meter Pembukuan sederhana Peserta terpilih Eva E, Wardah Dian Dian Ny. Kelanawati Ny. Kelanawati Seluruh Peserta Ny. Nurnajati/ Yandriani
Kamis, 07.04.2005 08.00-10.00 10.00-10.30 10.30-12.00 12.00-13.30 13.30-15.00 15.00-15.30 15.30-17.00 Review
Kepemimpinan dan Penyuluhan Coffee Break Lanjutan ISHOMA Lanjutan Coffee break Lanjutan Mood Meter Peserta terpilih A. Karim Yusuf A. Karim Yusuf A. Karim Yusuf A. Karim Yusuf Jum’at, 08.04.2005 08.00-10.00 10.00-10.30 10.30-12.00 12.00-13.00 13.00-14.30 Review Perkenalan monitoring Coffee Break
Perencanaan Kegiatan hingga Oktober 2005
ISHOMA Energizers
Prioritas pelatihan yang dibutuhkan desa. Evaluasi Workshop Penutup Peserta terpilih Eva Engelhardt Eva Engelhardt Chandra Eva Engelhardt Yandriani
PROSES KEGIATAN
Senin, 4 April 2005
Sebelum kegiatan dibuka secara resmi pada tanggal 05 April 2005, malam harinya, pukul 20.00 WIB (Yandriani) memandu perkenalan. Satu persatu fasilitator beserta seluruh peserta memperkenalkan diri dengan cara menukar alas kaki yang telah dikumpulkan menjadi satu dan mengembalikannya ke pemiliknya sambil berinteraksi satu sama lainnya.
Pada pukul 21.10 WIB, fasilitator (Wardah) memandu peserta untuk mencari kesepakatan bersama tentang pelaksanaan kegiatan Workshop dengan hasil sbb:
Jam Masuk : 08.00 Wib Jam Keluar : 17.00 Wib Ketua Kelas Cik Mila
Peraturan selama pelatihan Tidak Boleh Merokok Ponsel digetarkan Dilarang Makan
Tidak boleh terlambat Bagi yang melanggar dihukum nyanyi
Acara dilanjutkan pada pukul 21.40 WIB untuk memilih peserta yang akan melakukan review setiap hari dari hari selasa s/d jum’at yang akan disampaikan selama 10 menit dan flash back kegiatan yang telah dilakukan selama ini di desa masing-masing.
Selasa Rabu Kamis Jum’at
Chandra Sofwani Mat Alim Thamrin
Rebecca Tati Yulia Farida
Peserta menceritakan pengalaman menjadi motivator Desa
1. Sumarni dari Desa Talang Lubuk 2. Yauma dari Desa Simpang Tiga 3. Tati dari Desa Pagar Desa 4. Ruslah dari Desa Ulak Kemang
Peserta menceritakan pengalaman mereka selama menjadi motivator desa baik dari segi positif maupun negatif dalam waktu 10 menit per orang.
Sebelum acara ditutup pada pukul 22.00 WIB, peserta mengisi mood meter untuk menggambarkan suasana hati yang dirasakan.
Hasil Mood Meter Peserta
Mood Meter Perempuan Laki-laki
Baik 15 4
Sedang 3 3
-Selasa, 5 April 2005
Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB dipandu MC Dian Maulina. Kemudian dilanjutkan Review yang dipandu Chandra pada pukul 09.10 WIB. Pada pukul 09.15 WIB acara diteruskan dengan energizers menyanyikan lagu motivator desa yang dipandu Rebecca.
Semua Peserta menyanyikan lagu Motivator yang liriknya ditulis oleh motivator desa pada kegiatan workshop pada Oktober 2004.
Lagu Motivator
Enak E, enak E Jadi Motivator Selalu Kemana-mana
Kapan saja ada panggilan Kami siap siap selalu Ku jadi-jadi Motivator
Yang PD dan bertanggungjawab Memberi Pengertian
Kepada masyarakat Reff.
Ini Jaman, Sekarang jaman Gender Peran Serta Perempuan
Yang tadinya tidak pernah tampil Sekarang perempuan harus tampil Gender...Gender yes 2 X
Kemudian dilanjutkan dengan laporan pelaksanaan kegiatan oleh Ibu Yadriani,
kata sambutan oleh EU. Co. Director Mr. K.H. Steinmann dan diteruskan dengan kata sambutan dan sekaligus pembukaan Workshop/Training Motivator Desa yang Berwawasan Gender oleh Bapak Dr. Tamsil Burmawi;
Ka. Biro Kesra dan Pemberdayaan Perempuan Setda Provinsi Sumatera Selatan
Acara diteruskan dengan penjelasan tujuan workshop/training oleh Acara diteruskan dengan penjelasan tujuan workshop/training oleh Gender Specialist (Yandriani) pada pukul 09.40 WIB.
Tujuan :
1. Peserta dapat berbagi pengalaman dan mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan.
2. Pengetahuan peserta mengenai pendekatan gender lebih meningkat 3. Peserta bisa memotivasi orang lain
4. Percaya diri peserta ketika tampil di depan forum lebih meningkat. 5. Motivator/peserta bisa merefleksi peran gender dalam pengelolaan
kebakaran hutan dan lahan.
6. Peserta dapat membuat perencanaan ke depan.
Pada pukul 09.45 WIB, Peserta menceritakan pengalaman selama menjadi Motivator Desa;
1. Ibu Sumarni dari Desa Talang Lubuk
Kelompok perempuan di desa Talang Lubuk aktif melakukan kegiatan didesa yakni;
a. Terbentuknya Perencanaan Partisipatif Penatagunaan Lahan Desa (P3LD).
b. Terbentuknya Pengelolaan Kelapa Terpadu (Kelompok Wanita) Hambatan : Masyarakat desa kurang berani mengeluarkan pendapat. 2. Ibu Yauma Desa Simpang Tiga
Telah terbentuk kelompok pembuatan kelempang kerupuk Hambatan : Dana dan perlengkapan.
3. Tati, Desa Pagar Desa
Hambatan menjadi motivator; motivator hanya janji-janji belaka, masyarakat tidak percaya, lalu Proyek memberikan dana dan perlengkapan untuk penggilingan padi dan ternak Kambing masyarakat baru percaya
4. Ibu Ruslah Desa Ulak Kemang.
Membentuk Kelompok Anyaman Tikar dengan nama ”Tunas Harapan” Satu kelompok beranggotakan 30 orang dengan waktu mengayam tikar tikar 15 hari untuk 10 kodi dengan harga Rp 100.000,- /Kodi, diluar desa. Pemasaran di desa Rp 70.000,- /Kodi. Untuk Tabungan pokok sebagai kas satu orang Ro. 5.000,- dengan begitu tabungan Rp 60.000/bulan Anggota boleh Simpan pinjam dengan bunga 10 % dan bunga tersebut sebagai kas kelompok.
Selanjutnya, pada pukul 10.30 WIB, fasilitator (Eva Engelhart) memandu pendapat peserta mengenai penampilan :
Harus berani dalam tampil
Dapat mengetahui segi positif dan negatif dari hambatan-hambatan. Dapat mengetahui satu sama lainnya kegiatan masing-masing
motivator di tiap desa baik yang akan dilakukan maupun yang sudah dilakukan.
Setelah diskusi secara brainstorming, diperoleh teknis berbicara dimuka umum :
Harus Percaya Diri Pandangan ke peserta.
Acara dilanjutkan Pukul 10.45 WIB (Eva Engelhardt) yang memandu tentang prioritas pelatihan yang diperlukan oleh Motivator Desa (berdasarkan Workshop tahun 2004).
Pengetahuan tentang gender (11 poin) Fasilitator pertemuan (5 poin)
Keterampilan dalam berkomunikasi (7 poin) Pelatihan kepemimpinan (4 poin)
Pelatihan keterampilan (1 poin)
Monitoring
Monitoring Pr Lk
Siapa yang mengikuti WorkShop 9 2
Siapa yang telah mengikuti Kegiatan-Kegiatan SSFFMP sejak bulan Oktober 2004
10 5
Siapa yang telah diundang dalam suatu pertemuan sebagai motivator sejak tahun 2004
8 3 Wilayah/Area Kegiatan Hewan-hewan/Peternakan 5 1 Perikanan 2 1 Kerupuk/Kemplang 1 1 Pertanian 5 3 Anyaman Tikar 2 -Peran Motivator
Mengumpulkan informasi dari kepala desa dan sumber-sumber Lain
Menyebarkan informasi kepada perempuan-perempuan yang ada di desa
Memfasilitasi pertemuan untuk perempuan
Mengkoordinir kelompok-kelompok perempuan untuk kegiatan prningkatan pendapatan.
Mengundang perempuan ke setiap pertemuan dan kegiatan yang diadakan SSFFMP, contoh dalam pengelolaan hutan dan pencegahan kebakaran.
Mempersiapkan strategi untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pertemuan yang didominasi oleh laki-laki
Berpartisipasi aktif dalam pertemuan desa yang didominasi oleh laki-laki
Berkomunikasi dan bekerjasama dengan pelaksanaan kegiatan SSFFMP
Mendukung partisipasi laki-laki dan perempuan dalam kegiatan SSFFMP
Ciri-ciri seorang Motivator
Mampu dan berani berbicara didepan umum Disiplin dan percaya diri
Bertanggungjawab
Memiliki komitmen yang tinggi Kreatif
Siap belajar setiap waktu dan menerima Pembaharuan
Penampilan harus rapi dan atau berwibawa Dapat menjalin kerjasama dengan baik
Selanjutnya, pada pukul 11.05 WIB (Eva Engelhardt) memandu tugas untuk kerja kelompok.
”Silahkan bertukar pengalaman tentang pekerjaanmu sebagai motivator"
2. Apakah kita mencapai target? 3. Apa yang telah dilakukan? 4. Apa hal-hal yang mudah ? 5. Apa hal-hal yang sulit?
6. Apakah Langkah selanjutnya?
Setelah energizers, pada pukul 13.40 WIB fasilitator (Dian Maulina) memandu peresentasi hasil diskusi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kegiatan tahun 2004.
Dari hasil diskusi dan presentasi setiap kelompok, fasilitator (Wardah) memandu brainstorming mengenai opini peserta :
Pokok/masukan dari masyarakat antar desa
Sulit mengumpulkan masyarakat Kurang keterampilan
Kurang kerjasama antar masyarakat Kurang Modal dalam menunjang kegiatan
Keadaan Geografis mempengaruhi hasil panen.
Keberhasilan :
Panen ikan
Adanya Alsintan meningkatkan kualitas
Satu keramba ikan patin mendapatkan keuntungan Rp 800.000,-Pada pukul 16.00 WIB fasilitator (Eva Engelhardt) memandu suatu permaian. Peserta membuat dua barisan satu laki-laki dan satu perempuan,, kemudian dibuat dua sessi.
Session I :
Laki-laki : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki Perempuan : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan perempuan
Session II
Laki-laki : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan perempuan Perempuan : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki
Misal :
Yang biasanya dilakukan perempuan (pendapat perempuan)
Mengengkol mesin Mencangkul
Merokok Melihat-lihat Memanjat
Seperti Pantomim
Mengangkat barang berat
Yang biasanya dilakukan laki-laki (pendapat laki-laki)
Memasak Menyapu Melahirkan Berdandan Mencuci Membawa air
Perempuan bisa menghidupkan mesin Mnyadap karet
Mencangkul
Yang biasanya dilakukan laki-laki (pendapat perempuan)
Berdandan Memasak Mengasuh anak Gosip Mencangkul Menyetir Menari Menganyam Menjahit Mencuci piring Mendidik anak
Yang biasanya dilakukan perempuan (pendapat laki-laki)
Memikul Melihat-lihat Berhias
Membusungkan dada
Dilanjutkan dengan penjelasan gender. (Eva Engelhardt)
Sebelum istirahat, pada pukul 16.50 WIB, peserta menulis mood meter pada kertas yang telah disediakan panitia. Lokakarya hari kedua ditutup pada pukul 17.00 WIB.
Menulis Mood meter
Mood Meter Perempuan Laki-laki
Baik 17 8
Sedang -
-Kurang -
-Rabu, 6 April 2005
Lokakarya hari ketiga dimulai pada Pukul 08.15 WIB diawali review yang disampaikan oleh Shofwani dan Tati dan dilanjutkan dengan Energizer; yaitu permainan ”Nelayan Menangkap Ikan”. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok; bapak-bapak diberi nama Ikan Juaro, Ibu-ibu yang menggunakan jilbab diberi nama Ikan Tempalo dan ibu-ibu yang tidak memakai jilbab diberi nama Ikan Louhan, kemudian nelayan menangkap ikan satu persatu dan berjalan menirukan gaya ikan masing-masing. Ikan yang dapat ditangkap oleh nelayan di beri hukuman.
Pada pukul Pukul 08.30 WIB (Eva, E) menerangkan ”Konsep Gender dalam Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan”. Gender mengidentifikasikan relasi antara mereka yang merupakan hasil konstuksi sosial budaya. Relasi gender harus dilihat dalam konteks kebudayaan,
keadaan ekonomi dan sejarah dan bisa berubah dengan keadaan ekonomi yang berubah. Gender didapat dari proses sosialisasi dan melalui kebudayaan dari masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam sesi ini, fasilitator juga menggali pendapat peserta.
Pendapat Peserta :
Ibu Kartini : Laki-laki dan perempuan diperlukan kerjasama serta perempuan dan laki-laki saling ketergantungan satu sama lain.
Bapak Shofwani : Faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku awalnya di dapat dari keluarga. Misal : pendapat bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena akan kembali juga ke dapur.
Bapak Thamrin : Dalam mengejar kemampuan dan keahlian perempuan itu sendiri mesti dapat menempatkan diri.
Ibu Cik Mila : Masyarakat desa terutama perempuan tidak bisa baca tulis dan kurangnya keberanian untuk tampil ke muka umum.
Bapak Mat Alim : Perempuan kurang siap fisik dan kondisi di lapangan.
Ibu Farida : Dalam pertemuan bapak-bapak dan ibu-ibu aktif ikut berperan serta.
Pada pukul 09.15 WIB lokakarya dilanjutkan dengan materi tentang 3 aspek dalam analisis gender.
3 Aspek dalam Analisis gender :
1. Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan 2. Akses dan kontrol terhadap sumber daya
3. Partisipasi Laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan. Analisis gender dalam penanggulangan hutan dan lahan melalui diskusi kelompok.
2. Bagaimana keterlibatan laki-laki dalam terjadinya kebakaran 3. Apa yang dapat dilakukan perempuan untuk mencegah kebakaran 4. Apa yang dapat dilakukan laki-laki untuk mencegah kebakaran
Setelah penyampaian materi oleh fasilitator, acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Setelah itu masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi.
Kelompok I: Bapak Sofyan Kelompok II: Ibu Sartina Kelompok III: Bapak Marudut
Setelah istirahat makan siang, pada pukul 13.30 WIB, fasilitator (Chandra, Wardah) memandu energizer.
Setelah energizers, acara diteruskan dengan perkenalan narasumber Kelanawaty; untuk teknik konseling and komunikasi dari Unsri oleh Yandriani.
1. Teori Kognitif
Cara memotivasi dengan jalan mengajak berpikir tentang sesuatu. Misal ; dengan mengajak diskusi
2. Teori Kenikmatan dan Kesakitan
3. Teori Aktualisasi diri
Individu akan berusaha melakukan sesuatu untuk berusaha melakukan sesuatu untuk menunjukkan keberadaan dirinya.
4. Teori Pembangkitan emosi
Cara memotivasi dengan jalan menantang emosi individu. Macam-macam Motif;
1. Motif Extrinsik : Hadiah dan hukuman
Pengakuan dan pengucilan kelompok 2. Motif Intrinsik :
Identifikasi Konsep diri
Motif berprestasi
Kebutuhan untuk diterima Dll
Mengapa anda mengerjakan sesuatu ?
Apa yang menyebabkan anda bertingkah laku tertentu?
Motivasi adalah sesuatu atau kondisi yang dapat membuat dan mengarahkan seseorang bertingkah laku tertentu.
Motif adalah faktor dari dalam diri yang membuat, mengarahkan dan mengorganisasikan suatu ringkah laku.
Motivasi adalah total dari sejumlah motif yang membuat seseorang bertingkahlaku dengan caranya sendiri.
Imbalan adalah dapat menjelaskan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan, dibelakang imbalan biasanya ada kebutuhan atau tujuan, Contoh; lapar.
1. Aktualisasi 2. Harga Diri
3. Mencintai & Dicintai
4. Pengakuan anggota kelompok 5. Keamanan & Bebas takut 6. Biologis Makan & Minum
Konselling
Keterampilan dalam konseling 1. Keterampilan Atending
a. Posisi badan b. Kontak mata
c. Mendengarkan Penguatan Verbal non verbal 2. Membuat pertanyaan terbuka
3. Memberikan Paraprase 4. Memberikan Penafsiran 5. Mengkonfrontasi 6. Menyimpulkan
Persyaratan pribadi seorang konselor; 1. Mengerti orang lain
2. Tegar
3. Tenang dan sabar 4. Humor
5. Toleran 6. Bekerjasama 7. Empathi
Konseling Conseling Counsel = Pemberi nasehat
Konselling: adalah suatu proses dimana seseorang yang dipersiapkan secara profesional untuk membantu seseorang dalam masalah pemahaman, pembuatan keputusan, dan pemecahan masalah.
Konselling dilakukan secara tatap muka dan hasilnya sangat tergantung pada kwalitas hubungan antara konselor dan kliennya.
Konselling dan Penyuluhan.
Penyuluhan : Usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, sikap dan keterampilan warga masyarakat berkenaan dengan hal tertentu.
Misal : penyuluhan hukum, penyuluhan pertanian. Pendekatan dalam konselling
1. Non directive 2. Directive 3. Eklektik
Pada pukul 15.30 WIB peserta membuat pertanyaan Terbuka Misal :
Apa yang sudah ibu lakukan pada hari ini? Mengapa terjadi kebakaran hutan di desa ibu? O...Silahkan masuk Buk/Pak, Naik apa tadi kesini? Bagaimana kondisi kesehatan ibu hari ini?
Kenapa mata ibu merah?Bu! Bagaimana arisan kita kamaren, aku kan tidak hadir.
Bu, hari ini muka ibu berseri-seri sekali ada apa bu? Gimana Pak ceritanya
Bagaimana Pak/bu/dek perjalanannya? Apa yang terjadi pak?
Menurut Bapak Bagaimana?
Bagaimana pak apa yangdapat saya bantu? Apa saja yang sudah bapak lakukan pagi ini? Hari ini saya lihat bapak kusut sekali ada apa? Mengapa kamu nangis dik?
Setelah mencoba membuat pertanyaan terbuka, pada pukul 16.20 WIB Peserta mempraktekkan cara konseling
Misal :
Bapak Marudut : menjadi Konselor Jumiati : menjadi Klien
Permasalahan ”Gagal Panen”
Konselor : Ibu datang bersama siapa? Klien : Teman
Konselor : Temannya dimana Klien : Diluar
Konselor : Ada masalah yang bisa saya bantu
Klien : Ya, saya butuh bantuan terutama karena dari UE, ttg alat penggilingan padi, tapi belum saya terima.
Konselor : Apa masalah karena jarak,
Kemudian konselor mempresentasikan dengan mengulang pertanyaan. Iya,
Konselor : Tidak masyarakat bergotong royong
Klien : Ya
Konselor : Apa sudah rembukkan Klien : Sudah.
Kemudian peserta mengemukakan perasaannya menjadi konselor dan klien
Perasaan menjadi Klien;
Senang, Tidak ada kesulitan, susah mengutarakan masalah, Gugup dalam menjawab pertanyaan.Dilayani, dicarikan solusi.Lega karena bisa mengutarakan perasaan..
Perasaan menjadi Konselor;
Sulit untuk memahami klien, klien malu berbicara,Klien sulit mengambil keputusan,Sulit untuk memecahkan masalah orang lain, Senang karena dapat dipercaya dalam memecahkan masalah, tahu persoalan klien, dapat memecahkan masalah. Konselor cukup empati,
Setelah istirahat, malam harinya lokakarya dilanjutkan dengan energizer. Fasilitator (Dian) memandu peserta menyanyikan lagu Gender.
Acara diteruskan pada Pukul 19.40 WIB, dengan materi Pembukuan Sederhana yang disampaikan narasumber ( Nurnajati)
I. Tujuan Pembukuan dan Cara Mencapainya
Tujuan Pembukuan
Untuk mengetahui keadaan harta kekayaan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)
Agar dapat melaksanakan kontrol kegiatan usaha simpan pinjam secara terus menerus.
Cara Mencapainya :
Mencatat seluruh tindakan-tindakan keuangan (transaksi) dengan teliti kedalam buku kas harian
Menyusun rekapitulasi kas bulanan
Menyusun nerasa akhir melalui neraca lajur Manyusun daftar keuangan yang diperlukan
- Daftar pinjaman dan angsuran anggota - Daftar simpanan/tabungan (anggota)
II. Macam-macam Transaksi
Tindakan keuangan (transaksi) dalam kegiatan UBSP antara lain: Menerima tabungan pokok
Menerima tabungan wajib Menerima tabungan sukarela
Menerima pinjaman dana bergulir/mikro kredit Menerima angsuran pinjaman anggota
Menerima bunga pinjaman anggota Membayar ongkos/transport Membayar biaya administrasi Dll
Pada pukul 21.00 WIB : Peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk memecahkan studi kasus. Setelah 30 menit diskusi kelompok, pada pukul 21.30 WIB, dilanjutkan dengan Presentasi hasil diskusi. Lokakarya hari ketiga ditutup pukul 22.00 WIB. Sebelum istirahat, peserta mengisi matriks mood meter.
Menulis Mood meter
Mood Meter Perempuan Laki-laki
Baik 11 7
Sedang 3 1
Kurang -
-Contoh buku kas :
Buku Kas Neraca Awal Bulan Nov, 2004
No Uraian No kode Pemasukan(Debet) Pengeluaran(Kredit)
1 2 3 4 5 6 Sisa kas Pinjaman Anggota Simpanan Pokok Biaya Administrasi Tabungan wajib Tabungan sukarela 05 01 09 02 03 4.000 -100.000 -50.000 11.500 -150.000 -7.500 -Jumlah Sisa kas Jumlah 165.500 -165.500 157.500 8.000 165.500
Mengetahui Tanjung Atap, 30 Nov 2004
Ketua K. UBSP Kemuning Bendahara,
Kamis, 7 April 2005
Lokakarya hari hari keempat dibuka pada pukul 08.15 WIB dengan Review. Review kegiatan yang telah dilakukan pada hari sebelumnya disampaikan oleh Mat Alim dan Yulia, dilanjutkan dengan Energizer, peserta melompat pada hitungan nomor ganjil dan diam hitungan genap yang salah dihukum membersihkan ruangan.
Acara dilanjutkan dengan perkenalan nara sumber Abdul Karim Yusuf. Setelah itu, diteruskan dengan materi “Kepemimpinan dan Penyuluhan“ pada pukul 08.40 WIB. Peserta menuliskan beda komunikasi dan penyuluhan dan dilanjutkan dengan menerangkan tema ”kita belajar“ ; Baca 10 %, Dengar 20 %, lihat 30 %,dengar-lihat 50 %, diskusi 70 %, alami Langsung 80 % dan mengajar 95 %.
Faktor-faktor dalam transaksi komunikasi :
Situasi
1. Pemetaan ruang 2. Konteks sosial
Pembicara 1. Tujuan 2. Pengetahuan 3. Sikap Penerima 1. Tujuan 2. Pengetahuan 3. Sikap
Pada pukul 11.30 WIB, acara diteruskan dengan ”permainan penyampaian pesan melalui gambar” dan dilanjutkan dengan bagaimana tata cara kita didalam menyampaikan pesan.
Setelah istirahat makan siang, pada pukul 13.30 WIB, narasumber (Abdul Karim Yusuf) menyampaiakn materi ”Kepemimimpinan” (Leadership). Menurut John Ptipfner Kepemimpinan adalah Seni dan ilmu mengkoordinasikan dan mengarahkan invidu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen.
Perencanaan; Tujuan, apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana..
6 Macam Kepemimpinan:
1. Personal : Kontak perorangan
2. Non personal ;kontak tidak langgsung 3. Otoriter :pendapatnya mesti dituruti
4. Demokratis: Sangat mendengar, menghargai pendapat orang perorang. 5. Kebapakan (paternalistik) mengedepankan sebagai orang tua,
penasihat.
10 Syarat dimiliki Pemimpin
1. Semangat
2. Stabilitas Emosi
3. Pengetahuan mengenai hubungan masyarakat 4. Empati kemampuan untuk memahami orang lain 5. Objektif, ada bukti, fakta, data
6. Motivasi orang lain
7. Kemampuan berkomunikasi 8. Kemampuan mengajar
9. Keterampilan sosial; memahami kelebihan dan kekurangan orang lain 10. Kecakapan teknik.
Setiap orang mempunyai kemampuan jadi pemimpin perbedaannya pada:
1. Kualitas (potensi) 2. Kesempatan 3. Lingkungan
3 Perilaku Wajib Pemimpin
1. Persuasi
2. Memperhitungkan resiko 3. Disiplin
Pada pukul 15.45 WIB, Eva memandu Energizer bermain ”Pizza Massage” berpasangan saling memijat. Setelah itu, diteruskan dengan materi Akses dan Kontrol (Eva Engelhardt). Peserta dibagi menjadi tiga ; satu kelompok laki-laki semua dan dua kelompok berikutnya perempuan yang masing 6 orang. Peserta berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing.
Pada pukul 16.50 WIB fasilitator (Wardah) menjelaskan metoda penulisan saran dan kritik selama mengikuti workshop yang kemudian dimasukkan amplop yang telah disediakan panitia.
Lokakarya hari hari keempat ditutup pada pukul 17.00 WIB . Sebelumnya, peserta mengisi mood meter pada matriks yang telah disiapkan panitia.
Menulis Mood meter
Mood Meter Perempuan Laki-laki
Baik 12 1
Sedang 4 4
Kurang -
-Jum’at 8 April 2005
Hari Jum’at, lokakarya dibuka pada pukul 08.15 WIB dengan Review yang disampaikan Thamrin dan Farida. Dilanjutkan dengan energizer dengan cara memutar-mutar jari dan anggota tubuh lainnya membentuk huruf delapan.
Pada pukul 08.30 WIB Lokakarya diisi dengan membahas bersama-sama hasil diskusi kelompok pada hari sebelumnya mengenai akses dan kontrol.
Hasil Akses dan kontrol per kelompok
Akses : Milik orang lain, namun kita tetap dapat memanfaatkannya. Hak dalam mengambil keputusan hanya sedikit.
Kontrol : Milik kita sepenuhnya berhak melakukan apapun Memiliki hak penuh dalam mengambil keputusan
Energizer ” Bertepuk tangan” dipandu Eva E, dilakukan pada pukul 09.30 WIB. Bertepuk tangan satu kali menghadap ke kanan, bertepuk tangan dua kali menghadap ke kiri, dan yang ketiga bertepuk tangan diarahkan ke orangnya langsung. Setelah itu dilanjutkan dengan materi ”Perencanaan” oleh Eva E, pada pukul 09.45 WIB.
Indikator : Tanda-tanda yang bisa diamati, dan diukr untuk mengetahui apakah kita telah menvapai target atau belum.
Beda Target dan Kegiatan ;
Kegiatan : Apa yang betul-betul kita lakukan untuk mencapat target. Target : Rencana untuk mencapai tujuan
Acara selanjutnya adalah diskusi Perencanaan Per kabupaten Muba, OKI, Banyuasin. Setelah itu, pada pukul 11.30 WIB, Eva.E, memandu peserta untuk menuliskan ”Prioritas Pelatihan yang diperlukan untuk mendatang”
Sesudah istirahat makan siang, pada pukul 13.00 WIB, Mr. Karl-Heinz Stainmann (EU Co-Director) memandu peserta untuk menuliskan harapan ke depan. Adapun harapan-harapan tersebut dari unsur-unsur berikut ini :
Diri Sendiri Dari Proyek Dari Instansi Lain
Setelah itu, dilakukan pembahasan secara ringkas. Pada pukul 14.00 WIB, dilakukan pembahasan saran dan kritik.
Lokakarya ditutup pada pukul 15.00 WIB, setelah peserta mengisi matriks mood meter dan membuat prioritas pelatihan yang diperlukan peserta sebagai motivator di desanya.
Menulis Mood meter
Mood Meter Perempuan Laki-laki
Baik 10 6
Sedang 2
-Kurang -
-Prioritas pelatihan yang diperlukan oleh Motivator Desa
- Pelatihan tentang Gender (10 point; 7 perempuan, 3 laki-laki) - Pelatihan Kepemimpinan (4 point; 4 perempuan)- Pelatihan Fasilitator (10 point; 9 perempuan, 1 laki-laki) - Pelatihan Pembukuan (10 point; 8 perempuan, 1 laki-laki) - Pelatihan Berkomunikasi (4 point; 4 perempuan)
- Pelatihan Pembuatan Perencanaan Kegiatan (5 point; 5 perempuan) - Pelatihan Pemasaran (1 point; 1 perempuan)
- Pelatihan Manajemen (11 point; 6 perempuan, 5 laki-laki)
ANNEX
BIODATA PESERTA
Workshop/Training Motivator Desa yang Berwawasan Gender
Divlat PT.Telkom Palembang, 4 – 8 April 2005
No Nama/ Tempat, tanggal lahir Utusan Alamat 1 Cik Mila Ujung Tanjung, 5 Maret 1950
Desa Ujung Tanjung Dusun IV RT.07 RW.04 Desa Ujung Tanjung Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI 2 Erwin Ronel
Lebung Gajah, 7 Agustus 1976
Desa Lubung Gajah Dusun I Desa Lebung Gajah Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI HP. 0815 - 3574008 3 Jumiati
Pagar Desa, 2 Maret 1983
Desa Pagar Desa Desa Pagar Desa Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA HP. (Kades) 0813 66144897 4 Kartini Muara Telang, 27 September 1981
Desa Muara Telang Dusun III Muara Telang RT.1 RW. 1 Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin HP. 0815 32856445 / 0815 32744820 5 Mat Alim Jateng, 5 September 1953
Desa Mangsang Dusun I Desa Mangsang Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA
HP. 0812 7885721 6 Marwati
Kuala Enok, 24 Agustus 1963
Desa Prajen Dusun Prajen / Sungsang II Kecamatan Sungsan Kabupaten Banyuasin 7 Marudut H. Desa Muara Medak Dusun I Muara Medak
Panjaitan
Simarmbum, 15 Januari 1970
Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA Telp. (0741) 54223 HP. 0812 7460766 8 Ni Made Ruspini Bali, 19 September 1971 Dusun II Desa Bayat Ilir
Dusun II Desa Bayat Ilir Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA 30756 9 Ni Made Yulia Tulung Agung, 4 Maret 1979 Dusun II Desa Bayat Ilir
Dusun II Desa Bayat Ilir Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA 30756 10 Parida
Desa Deling, 23 Februari 1980
Desa Ulak Kemang Kampung I Desa Ulak Kemang Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI HP. 0815 32892995 11 Rusla Ulak Kemang,
Desa Ulak Kemang Desa Ulak Kemang Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI HP. 0815 32996258 12 Shofwani Serang, 21 Juni 1980 Dusun II Desa Bayat Ilir
Dusun II Desa Bayat Ilir Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA 30756 13 Sartina
Palembang, 8
Desember 1965
Desa Upang Jalur 11 Dusun I Desa
Upang Kecamatan
Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin
14 Sumarni
Tanjung Pandan, 1 September 1974
Desa Talang Lubuk Dusun II Desa Talang Lubuk Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin HP. 0813 67795444 15 Sofian Sahibul Talang Lubuk, 14 September 1971
Desa Talang Lubuk Dusun II Desa Talang Lubuk Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin
HP. 0813 67417784 16 Thamrin Arisondi
Upang, 10 Oktober
Desa Upang Dusun IV Upang
1962 Kabupaten Banyuasin Telp. (wartel) 0711 -442846 17 Tati Yusmira Karang Anyar (MUBA), 7 Desember 1981
Adesa Pagar Desa Desa Pagar Desa Kecamatan Bayung LIncir Kabupaten MUBA HP. (sekdes) 0813 67240931
18 Yauma
Simpang Tiga
Desa Simpang Tiga Dusun II Desa Simpang Tiga Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI Telp. 0711 - 815638
Workshop Gender Mainstreaming Bagi Motivator Desa
Dalam Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan
Hotel Indryasari Inderalaya, Ogan Ilir
Tanggal 18-23 September 2005
Latar Belakang
Keterlibatan peran gender dalam setiap kegiatan SSFFMP sangat penting dilakukan. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan, maka perlu diperkenalkan cara pendekatan dengan memperhatikan pendekatan melalui perbedaan kebutuhan gender (gender differentiated approach) dan gender mainstreaming kepada orang-orang yang berperan di pedesaan.
Untuk mendukung tujuan di atas, motivator di desa prioritas yang sudah dilatih pada bulan Oktober 2004 dan April 2005 dirasa perlu ditingkatkan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya di lapangan. Hal ini dilakukan, dengan pertimbangan bahwa motivator desa adalah salah satu ujung tombak yang cukup berperan dalam menggerakan masyarakat dan dapat membantu kegiatan di lapangan. Disadari bahwa tanpa pengenalan dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang kegiatan yang berwawasan gender itu sendiri, maka sulitlah bagi mereka untuk membantu pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Oleh sebab itu, pengenalan dan pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di lapangan perlu diberikan kepada motivator desa yang sensitif gender dimana diharapkan kepada mereka nantinya dapat bertindak sebagai penggerak pembangunan di pedesaan dengan memperhatikan keterlibatan peran gender sesuai dengan kebutuhan dan potensi spesifik masing-masing.
Kegiatan Workhop dan skill training bagi Motivator Desa Gender dilaksanakan dengan maksud agar motivator desa yang sudah ada dapat meningkat pengetahuannya dan lebih percaya diri berada di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai motivator di desa yang bersangkutan.
Tujuan
1. Peserta saling bertukar pengalaman mengenai tugas mereka sebagai motivator.
2. Peserta mengevaluasi kegiatan peningkatan pendapatan mereka, 3. Peserta diperkenalkan pada pengamatan dampak/perubahan
4. Peserta dapat membuat analisis gender dalam kegiatan pengelolaan kebakaran hutan dan lahan.
5. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang analisis usaha.
6. Peserta dapat membuat perencanaan untuk kegiatan selanjutnya.
Output
Pesera pelatihan memahami materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tempat dan Waktu
Workshop “Gender Mainstreaming Bagi Motivator Desa Dalam Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan“ dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 18-23 September 2005 di Hotel Indryasari Inderalaya, Ogan Ilir
Fasilitator
Eva Engelhardt Wendt Yandriani Chandra Desferli Wardah Dian Maulina Rebeka Umikalsum
Narasumber
Nurnajati
Elva
Sylvi IrianiMetode yang digunakan
Partisipasi Diskusi kelompok Lecture Brainstorming Roleplay Praktek Visualisasi hasil Presentasi Lagu.PROSES KEGIATAN
Minggu 18, September 2005
Sebelum kegiatan dibuka secara resmi pada Tanggal 19 September 2005, pada malam harinya Pukul 20.30 WIB dilakukan Energizer (Wardah dan Dian) untuk memotivasi peserta dengan bermain “Tepuk Nyamuk“.
Peserta membayangkan berada di hutan kemudian membayangkan banyak nyamuk dan menepuk nyamuk tersebut. (Peserta saling menepuk). Selanjutnya, pada pukul 20.40 WIB fasilitator (Wardah) memandu perkenalan peserta. Fasilitataor mengilustrasikan sebuah bunga dalam sebuah pot. Fasilitator memandu peserta memperkenalkan diri dengan cara menggambar bunga, Pada Pot bertuliskan Asal desa, di bunga nama peserta, dan disetiap daun bertuliskan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di desa masing-masing, serta harapan dari workshop. Pada Pukul 22.00 WIB Fasilitator (Dian Maulina) memandu peserta untuk membuat kesepakatan bersama tentang Peraturan dalam workshop. Adapun ketentuan yang disepakati adalah :
1. Dilarang merokok, 2. Handphone digetarkan
3. Datang ke ruangan tepat waktu (mulai pukul 08.00 wib- pukul 17.00 Wib)
Sangsi bagi yang melanggar : 1. Membersihkan kelas 2. Bernyanyi di depan kelas 3. Goyang/joget
Pemilihan Ketua Kelas : Ketua Kelas : Bapak Heru Wakil Ketua: Tina
Acara pada sesi ini ditutup pada pukul 22.30 WIB. Sebelum berpisah, fasilitator dan peserta membuat kesepakatan untuk bertemu kembali esok hari pada pukul 09.00 WIB
Senin, 19 September 2005
Sebelum pembukaan, pada pukul 09.00 WIB peserta menyanyikan lagu “Motivator Desa“ terlebih dahulu.
Lagu Motivator Desa
Enak e, Enak e Jadi motivator Selalu kemana-mana
Kapan saja ada Panggilan Kami siap, siap selalu
Kujadi-jadi motivator
Yang PD dan bertanggng jawab Memberi pengertian
Kepada Masyarakat
Reff :
Ini jaman, sekarang jaman gender Peran serta perempuan
Yang tadinya tidak pernah tampil Sekarang Perempuan harus tampil Gender……….Gender Yes 2X
Kemudian dilanjutkan dengan laporan jumlah peserta (Wardah). Jumlah peserta 18 orang, yang terdiri dari tiga Kabupaten yakni MUBA, Banyuasin dan OKI, dari 18 peserta tersebut terdapat lima peserta baru yang semuanya adalah laki-laki, dan dua orang lagi belum datang.
Dilanjutkan dengan pembukaan oleh Ibu Yandriani Specialist Gender dari SSFFMP. Dengan mengutarakan bahwa kegiatan workshop ini merupakan lanjutan dari workshop yang telah dilakukan pada bulan April 2005 yang lalu.
Acara dilanjutkan dengan penjelasan tujuan workshop gender. Tujuan Workshop :
1. Peserta saling bertukar pengalaman mengenai tugas mereka sebagai motivator.
2. Peserta mengevaluasi kegiatan peningkatan pendapatan mereka, 3. Peserta diperkenalkan pada pengamatan dampak/perubahan
4. Peserta dapat membuat analisis gender dalam kegiatan pengelolaan kebakaran hutan dan lahan.
5. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang analisis usaha.
6. Peserta dapat membuat perencanaan untuk kegiatan selanjutnya.
Pada pukul 09.30 WIB workshop diisi dengan kata sambutan dari Eva Engelhart mengenai workshop , workshop ini telah dilakukan sebanyak tiga kali. Workshop tersebut bertujuan untuk :
Pertukaran pengalaman motivator desa Pengelolaan kebakaran hutan dan lahan Peran aktif dalam kegiatan proyek.
Kemudian Eva Engelharts menyatakan motto “Tidak semua orang yang mengetahui semuanya, tapi masing-masing orang pasti ada pengetahuan yang tentunya belum kita miliki“.
Pada pukul 09. 45 WIB, fasilitator (Rebecca) memandu penjelasan mengenai “Tugas Team Review” dan pemilihan Tim Review (masing-masing 2 orang setiap hari)
Tugas Team Review :
Memberi Ringkasan Kegiatan yang dilakukan pada hari sebelumnya Memberikan makna”mood barometer”.
Tim Review
No Selasa Rabu Kamis Jum’at
1 Kartini (Muara Telang, Banyuasin) Heru (Riding, OKI) Rusla (Ulak Kemang, OKI) Nuhaili (Ujung Tanjung, OKI) 2 Shofwani (Bayat Ilir, MUBA) Tati (Pagar Desa, MUBA) Abas (Prajen, Banyuasin) Marwati (Desa Prajen, Banyuasin)
Acara diteruskan pada pukul 10.00 WIB oleh fasilitator (Dian). Fasilitator memberikan penjelasan mengenai “Peran Motivator
Peran Motivator
Mengumpulkan informasi dari kepala desa dan sumber-sumber lain Menyebarkan informasi kepada perempuan-perempuan yang ada di
desa
Memfasilitasi pertemuan untuk perempuan
Mengkoordinir kelompok-kelompok perempuan untuk kegiatan peningkatan pendapatan
Mengundang perempuan ke setiap pertemuan dan kegiatan yang diadakan SSFFMP, contoh dalam pengelolaan hutan dan pencegahan kebakaran.
Berpartisipasi aktif dalam pertemuan desa yang didominasi oleh laki-laki.
Ciri-ciri Motivator
Mampu dan berani berbicara didepan umum Disiplin dan Percaya diri
Bertanggung jawab
Memiliki komitmen yang tinggi Kreatif
Siap belajar setiap waktu dan menerima pembaharuan Penampilan harus rapi dan atau berwibawa
Dapat menjalin kerjasama yang baik.
Setelah istirahat pada pukul 10.55 WIB, workshop diisi dengan penjelasan “ Matrik Kegiatan Motivator“ yang disampaikan fasilitator (Eva Engelhardt).
Sebelum fasilitator menjelaskan matrik kegiatan motivator terlebih dahulu peserta (motivator) yang baru memperkenalkan diri, kemudian dilanutkan dengan beberapa pertanyaan sosiometrik tentang “pengetahuan mengenai Apa itu gender?“. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok ;
1. Kelompok yang banyak Mengetahui Apa itu Gender (1 orang perempuan)
2. Kelompok yang sedikit banyak mengetahui apa itu gender ( 12 orang, 10 perempuan, 2 laki-laki).
3. Kelompok yang tidak tahu apa itu gender (5 orang laki-laki)
Kemudian dilanjutkan dengan peserta yang mengetahui apa itu gender menjelaskan kepada peserta yang tidak mengetahui apa itu gender, baik itu pengertian gender dan peran gender.
Gender di dapat dari :
1. Keluarga
2. Lingkungan tempat tinggal 3. Sekolah
4. Pergaulan
5. Belajar dari media, cetak maupun elektronik.
Selanjutnya, fasilitator memberikan tugas kepada masing-masing peserta untuk menonton televisi, kemudian melalui media televisi tersebut, apa tugas dan peran laki-laki, dalam film/ acara tersebut.
Pada pukul 12.00 WIB, workshop diisi dengan curah pendapat peserta yang difasilitasi (Chandra dan Dian) untuk membahsa topik “Kegiatan yang sudah dan yang sulit dilakukan sebagai Motivator Desa”.
Yang Mudah dilakukan Yang Sulit dilakukan
1. Memberi Informasi 1. Mengumpulkan Masyarakat (Pagar Desa)
2. Mengumpulkan atau Mengkoordinir 2. Kepercayaan untuk mengelolan kelompok
3. Mengubah prilaku masyarakat 4. Kecemburuan sosial/ transparansi
(keterbukaan)
5. Kurangnya koordinasi antara Kades dan Motivator)
6. Pendidikan ibu-ibu yang masih rendah (partisipasi kurang)
7. Kurangnya kemampuan/pengetahuan 8. Kurang PD
9.Masih kurang dukungan dari pengurus maupun kades
Pukul 14.00 WIB Energizers (Dian Maulina) peserta membayangkan berada di awan dengan cara kedua tangan dipertemukan, bentuk awan yang lembut (tangan diusap-usap), hujan deras (menepuk tangan dengan cepat), kemudian ada petir (menepuk tangan dengan kuat).
Dilanjutkan dengan materi Peran fasilitator 1. Membuat suasana hidup,
2. Menggunakan bahasa sederhana, 3. Memahami materi,
4. Jembatan antara komunikan dengan komunikator 5. Mampu mengaktifkan peserta
6. Manyiapkan alat bantu/peraga, 7. Memotivasi peserta,
8. Mampu menampung dan memberi kesempatan untuk masyarakat yang memiliki aspirasi,
9. memecahkan masalah secara bersama.
Pukul 14. 20 Wib “Evaluasi Kegiatan“ (Chandra). Peserta dibagi 3 kelompok menurut kabupaten masing-masing MUBA, Banyuasin dan OKI. Pada pukul 16.15 Wib, acara diisi dengan Diskusi Kelompok dan diteruskan dengan presentasi hasil diskusi :
Kabupaten OKI disampaikan oleh Bapak Heru Kabupaten Banyuasin disampaikan oleh Ibu Kartini Kabupaten MUBA disampaikan oleh Yulia
Selasa, 20 September 2005
Pukul 08.00 Wib Review (Shofwani dan Kartini). Sebelumnya, tim review memandu enrgizers.Peserta berdiri dan membuat lingkaran kemudian mengitung 1 sampai 6, ketika nomor 6 peserta harus mengangkat tangan dan diarahkan ke kiri maupun ke kanan diatas kepala (tangan kanan menyebut A dan tangan kiri menyebut B) dan yang salah mendapat hukuman dengan memperagakan gaya monyet.
Pendapat Peserta tentang penyampaian review ;
Ibu Marni : Sebaiknya laki-laki lebih menghargai perempuan Bapak Thamrin : Perempuan butuh waktu/proses dalam berbicara atau
menyampaikan review.
Bapak Nurhaili : Shofwani lebih lama penyampaiannya dikarenakan ada Perkenalan.
Ibu Cik Mila : Shofwani ada pembukaan, jadi agak lama.
Pukul 09.00 Wib lokakarya difasilitasi fasilitator Eva Engelharts. Fasilitator meminta peserta berdiri dipisah antara laki-laki dan perempuan dan saling berhadapan, jumlah laki-laki 9 orang dan perempuan 10 orang. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan .
Pendapat perempuan “hal apa yang mendukung/support” Memberi semangat
Tidak tertawa Tidak Marah
Tidak mencemooh atau menyudutkan perempuan Toleransi
Tidak menganggap lemah perempuan
Pendapat Laki-laki ”hal apa yang mendukung/support” Perempuan jangan malu-malu
Jangan banyak berbicara/ada komitmen
Saling mendukung antara laki-laki dan perempuan
Ibu-ibu adalah orang yang terpilih dalam kegiatan ini, jadi gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
Laki-laki memberi kesempatan untuk berbicara kepada perempuan tetapi laki-laki juga memberi kontribusi.
Dilanjutkan dengan saling mendorong antara laki-laki dan perempuan, untuk laki-laki ketika mendorong mengucapkan “No“ dan perempuan mengucapkan “Yes” dan sebaliknya. Didapat kesimpulan bahwa Perempuan lebih memiliki
Pukul 09.30 Wib (Wardah)
Nama-nama dalam Diskusi plenary 1. Rotasi (pergiliran) presentasi
2. Dalam diskusi plenary, perempuan dan laki-laki bergantian mengemukakan pendapat ( 1 laki-lak, 1 perempuan, dst...)
3. Laki-laki harus dapat mendorong perempuan agar berani berbicara, 4. Perempuan harus berani tampil dan berbicara di dalam pertemuan
jangan didominasi laki-laki.
5. Semua peserta diskusi harus mengamati apakah perempuan dan laki-laki berpartisipasi secara berimbang.
Kemudian dilanjutkan dengan pindah posisi tempat duduk berseling antara laki-laki dan perempuan.
Pendapat peserta mengenai perasaan duduk berdekatan dengan laki-laki atau perempuan :
Peserta sudah menikah (Perempuan)
Tati : Tidak masalah, karena suami sudah mengerti kegiatan ia menjadi motivator.
Yulia : Tidak masalah
Peserta belum menikah (perempuan) Farida : tidak masalah
Peserta sudah menikah (laki-laki)
Thamrin : pendapat istri saya, saya adalah milik masyarakat (Kades). Abbas : Tidak masalah
Peserta belum menikah (perempuan) Shofwani : Tidak masalah Iskandar : Tidak masalah
Setelah coffee break, pada pukul 10.00 Wib Wardah menyampaikan “Tugas untuk latihan fasilitator”
Tugas untuk latihan fasilitator:
Ada sebuah pertemuan yang membahas tentang a. Kegiatan perternakan
b. Pemasaran Produk c. Usaha tani
Laki-laki dan perempuan dalam diskusi ikut berpartisipasi . 1 kelompok memfasilitasi
Pertemuan berlangsung selama 45 mrnit
Tim fasilitator mempersiapkan perencanaan untuk pertemuan tersebut,
Perencanaan tersebut harus ditulis di kertas poster.
Jangan lupa perempuan dan laki-laki harus berpartisipasi secara
seimbang.
Selanjutnya dipilih 3 orang observer (pengamat) sebelum anda memulai presentasi:
Persiapan tim fasilitator 45 menit Fasilitasi pertemuan 55 menit
Feedback untuk fasilitator 20 menit
Selanjutnya Wardah dan Eva membagi peserta menjadi 3 kelompok : Bidang Peternakan : Cik Mila dan Mat Alim
Pemasaran Produk : Parida dan Sofyan Bidang Padi : Heru dan Tati
Setelah dibagi bidang-bidang peserta memilih untuk masuk ke bidang apa yang dikehendaki. Dilanjutkan dengan diskusi kelompok
Pukul 11.50 Wib Latihan menjadi fasilitator (Peserta)
A.Bidang Peternakan
Fasilitator :
1. Ibu Tati 2. Pak Mat Alim
Anggota : 1. Nuhaili 2. Cik Mila 3. Abbas 4. Yulia 5. Jumiati Observer : 1. Ibu Sumarni 2. Bapak Shofwani 3. Bapak Mat Alim
Dilanjutkan dengan latihan menjadi Fasilitator.
Langkah-langkah kegiatan peternakan Sapi Bali/Pembentukan dan Pembinaan kelompok ternak Sapi
1. Pembentukan Kelompok 2. Mengadakan pertemuan ke 1
3. Membentuk pengurus yang disepakati anggota 4. Membahas kegiatan yang telah disepakati anggota 5. Membuat peraturan yang telah disepakati
6. Membuat pelaksanaan kegiatan
7. Melaksanakan kegiatan yang sudah disepakati
8. Membuat laporan bahwa kandang sudah selesai di desa 9. Menunggu kedatangan ternak dari proyek SSFFMP 10. Penerimaan bantuan dari proyek SSFFMP
11. Mengadakan pertemuan ke 2 12. Membahas cara perawatan ternak
13. Pelaksanaan merawat ternak yang telah disepakati.
Dilanjutkan dengan pendapatFeedback untuk fasilitaor :
Apa Yang Baik
Fasilitator menguasai materi Energizer bagus
Suara bagus Percaya Diri Penampilan bagus
Sudah berani berbicara
Apa yang harus ditingkatkan lagi
Memberi kesempatan kepada orang untuk menjawab pertanyaan Tanpa menjawab pertanyaan sendiri
Menghidupkan suasana Lebih konsentrasi
Perkenalan terlebih dahulu
Fasilitator harus berada di depan audiensi Bisa mengontrol suasana diskusi
Bisa memecahkan masalah bersama
Bisa mengatasi sesi pertanyaan didalam diskusi Menyimpulkan hasil diskusi
Menggunakan alat bantu dan memfasilitasi Lebih melibatkan perempuan di dalam diskusi.
Setelah istirahat, pada pukul 13.45 Wib Dian Maulina memandu Energizer peserta diminta berdiri dan menginjit kaki sampai lima kali.
Dilanjutkan dengan diskusi pelatihan menjadi Fasilitator oleh kelompok II
B. Kelompok Pemasaran Produk
Fasilitator : 1. Ibu Rusla 2. Ibu Farida Anggota 1. Thamrin 2. Sofyan 3. Effendi Pengamat : 1. Pak Heru 2. Bu Tati 3. Pak Nuhaili
Langkah-langkah Pemasaran yang sederhana :
I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memasarkan produk;
a. Barang yang dipasarkan harus dalam pengkemasan yang baik dan menarik
b. Bentuk tampilan produk harus dapat memikat pembeli c. Jika berupa bahan makanan harus diperhatikan;
- Aromanya
- Bentuknya menimbulkan selera - Kebersihan harus terjamin - Citra rasanya harus enak
II. Langkah-langkah Pemasaran
a. Promosi b. Penjualan
c. Mencari distributor d. Mengadakan pameran
Perencanaan Pemasaran Produk
Produk Target Indikator Kegiatan Ket
Kerupuk/kempl angang Adanya pasar tetap 500 Kg terjual dalam 1 bulan Promosi/pameran Titip jual distributor jaringan Kerajinan Anyaman purun Menerima pesanan Adanya pasar tetap Adanya kemitraan 3 Distributor 5 kodi 1 bulan Adanya penanaman modal Jual langsung di “Kalangan“
Dilanjutkan dengan pendapatFeedback untuk fasilitator :
Apa Yang Baik
Keberanian Penampilan
Bisa menghidupkan suasana Mampu mengatasi permasalahan Percaya Diri
Apa yang harus ditingkatkan lagi
Menguasai peserta Menguasai diri Bicara lebih tegas Harus lebih sabar
Kurang berkoordinir/ kerjasama anatr fasilitator Teknik komunikasi untuk mengatasi audiensi Harus lebih bisa membagi waktu
Menguasai materi
Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas Tegas kepada audiensi
Mengatur sesi pertanyaan
Bertanggungjawab terhadap acara.
Pukul 16.15 Wib Coffea break
Pukul 16.30 Wib Session Silvi kebakaran hutan dan lahan
(Bahan ada di leptop ibu)
Pertanyaan pada session silvi :
Tanya : Bapak Shofwani ; Penduduk selalu membakar hutan dan itu telah menjadi kebiasaan bagaimana mengatasinya?
Jawab : Sebaiknya apabila membakar hutan agar api tidak menyebar sebaiknya di buat sekat dan ditunggui.
Tanya : Bapak Nuhaili : Bagaimana untuk menjadi motivator desa sebaiknya bergantian ?
Tanya : Ibu Sumarni : Bagaimana menjadi penyuluh yang baik?
Jawab : Dengan cara melakukan pendekartan terlebih dahulu, kemudian apa-apa yang menjadi pokok permasalahn serta melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, sebaiknya kita mendorong orang tersebut dan tidak berprasangka negatif
Pukul 17.30 Wib Selesai
Rabu, 21 September 2005
Pukul 08.00 Wib Review disampaikan oleh Heru dan Tati
Dilanjutkan dengan energizer, peserta di bagi dua kelompok kemudian membuat lingkaran kecil dan lingkaran besar. Untuk lingkaran kecil diberi nama Honda dan lingkaran besar diberi nama Yamaha, kemudian pada hitungan satu kedua kelompok ini berputar dan pada hitungan kedua mencari pasangan.
Dilanjutkan dengan Latihan menjadi Fasilitator oleh kelompok III
C. Bidang Usaha tani
Fasilitator :1. Ibu Sumarni 2. Ibu Marwati
Sekretaris : Shofwani Anggota 1. Heru 2. Iskandar 3. Kartini Pengamat : 1. Bapak Marudut 2. Sumiati 3. Yulia
Budidaya Padi Pasang Surut
Usulan-usulan yang bisa menghasilkan padi yang baik;
1. Pengolahan tanah dengan cara dicangkul, ditraktor dan ditebas, 2. Penggunaan bibit unggul; berlabel, varitas,/jenis “awan’
3. Pemupukan dengan urea, SP35, Kcl
4. Pemeliharaan dengan membersihkan gulma dan pemberantasan hama penyakit,
5. Panen dengan menggunakan ani-ani, dan arit
6. Pasca panen; power treser, disebatkan, dibersihkan, dijemur, digiling, di jual (Gabah dan beras).
Perencanaan Budi Daya Padi Pasang Surut di Desa Muara Telang Target Klp
Tempat
Lk Pr Target Indikator Kegiatan
Ds Muara Telang 50 % 50 % 50 % 50 % Bln Sep 2005 Bln Sep 2005 1 Ha Siap tanam 30 kg bibit Padi Pengolahan tanah Penggunaan bibit unggul Pemupukan Pemeliharaan Panen Pasca panen
Dilanjutkan dengan pendapatFeedback untuk fasilitor :
Apa Yang Baik
Kerjasama kelompok Percaya Diri
Bicara Keras dan Tegas
Sudah memberi kesempatan kepada orang untuk bicara Mental bagus
Bisa menghidupkan suasana Perkenalan fokus
Mampu menguasai ruangan Membagi tugas fasilitator
Apa yang Perlu ditingkatkan
Meningkatkan konsentrasi Memahami Materi
Meningkatkan rasa Percaya Diri
Mengatur waktu bicara/waktu siapa yang akan bicara Teknik fasilitator
Lebih aktif lagi
Mengatur posisi berdiri Menyimpulkan pokok bahasan Semangat ditingkatkan Merancang kegiatan
Dilanjutkan dengan (Wardah) menyampaikan kesimpulan bagaimana menjadi fasilitator yang baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi fasilitator yang Baik :
Memperhatikan posisi tempat duduk peserta diskusi dan menciptakan suasana yang menyenangkan dengan memberikan dan memandu
energizer
Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan
Menjalin komunikasi yang baik
Memberi kesempatan kepada peserta yang ingin mengemukakan pendapat;
- Peserta berbicara secara bergiliran (satu persatu) - Mengacungkan tangan bila ingin berbicara (peserta) Tidak meremehkan pendapatan orang lain
Fasilitator bekerja dalam satu tim (1 orang menampung pertanyaan peserta, 1 orang menuliskan pertanyaan tersebut di papan)
Memberi kesempatan kepada peserta diskusi untuk menjawab pertanyaan
Mendorong peserta agar berani mengungkapkan pendapat (terutama untuk peserta yang pendiam)
Menutup acara dan menyimpulkan hasil musyawarah
Pukul 09.45 Wib Chandra Hal-hal yang harus dilakukan setelah Latihan Fasilitasi.
Pukul 10.15 Wib Coffea break
Pukul 10.30 Wib Mr. K.H Steinmann penjelasan tugas seorang motivator, kerjasamanya dengan SSFFMP serta tujuan dilakukan workshop dan harapan ke depan setelah workshop dilaksanakan.
Dilanjutkan dengan Pukul 12.30 Wib Ibu Elva “Analisis Gender pada Pengelolaan Kebakaran hutan dan lahan“
Pukul 12.15 Wib ISTIRAHAT
Pukul 13.30 Wib Energizer (Wardah) “Pindah tempat duduk“
Peserta duduk dikursi dengan membuat lingkaran kemudian peserta dihitung untuk nomor 1 diberi nama Analisis, 2 Pencegahan, 3 Kesiagaan, 4 Respon, dan 5 Pemulihan, peserta yang sebutan yang dipanggil berdiri dan pindah tempat duduk, dan untuk kalimat “Karhutla“ semua peserta berdiri dan bertukar tempat duduk.
Dilanjutkan dengan diskusi kelompok peserta dibagi tiga kelompok yakni kelompok Kucing, Bebek dan kambing untuk diskusi “Analisis Gender pada Pengelolaan Kebakaran hutan dan lahan dan siapa yang terlibat dalam kegiatan ini?.
Pukul 14.00 Wib (Rebecca dan Dian) “Apa yang dapat dilakukan motivator desa dalam pengelolaan Karhutla“
Hasil Diskusi kelompok Apa yang dapat dilakukan motivator desa dalam pengelolaan Karhutla ?
Kelompok Kucing :
Memberikan penyuluhan
Memberikan motivasi pada masyarakat tentang Karhutla Mengadakan pendekatan pada masyarakat
Memberikan penjelasan pada pemerintah desa tentang karhutla Membuat/memasang rambu-rambu tentang karhutla
Memberikan contoh yang baik pada masyarakat tentang karhutla
Kelompok kambing :
Mengumpulkan/menyaring informasi tentang bahan penyuluhan Mendampingi penyuluh melaksanakan kegiatan kampanye karhutla Meneruskan informasi ke kelompok-kelompok
Membuat rencana tindak lanjut pertemuan ke kelompok Evaluasi hasil kegiatan
Kesimpulan :
Sebelum terjadi Kebakaran
Memberikan sosialisasi tentang karhutla Penyuluhan Karhutla
Memasang poster Karhutla
Mengkoordinir alat-alat karhutla dengan tim karhutla
Sedang terjadi Karhutla
Menggerakkan masyarakat untuk memadamkan api Melaporkan kejadian karhutla ke pemerintah setempat
Sesudah terjadi
Menginfentarissasi Karhutla
Mengusulkan reboisasi ke instansi terkait. Pukul 16.00 Wib Coffea break
Pukul 16.15 Wib Energizer (Dian) Awan dan kebakaran
Peserta membuat lingkaran dan berhayal berada di awan di sana ada awan, hujan dan petir, selanjutnya memperagakan bagaimana cara memadamkan api di hutan jika terjadi kebakaran
I. Kelompok Bebek II. Kelompok Kucing III. Kelompok Kambing Pukul 17.00 Wib : Istirahat
Kamis, 22 September 2005
Pukul 08.00 Wib (Chandra) ReviewDisampaikan oleh Bapak abbas dan Ibu Rusla dilanjutkan dengan energizers, peserta berdiri dan membentuk lingkaran, sambil berputar mereka berteriak dan menirukan suara kambing, bebek dan kucing.
Pukul 08.30 Wib (Nurnajati)
MATERI STUDY KELAYAKAN USAHA
Tujuan :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian serta manfaat Study Kelayakan Usaha
2. Peserta dapat menjelaskan cara melakukan dan membuat Study Kelayakan Usaha
3. Peserta dapat melaksanakan pembuatan Study Kelayakan usaha
Pokok Bahasan :
1. Pengertian dan manfaat Study Kelayakan usaha 2. Proses Pembuatan Study Kelayakan Usaha
Pengertian dari SKU
SKU dapat diartikan secara perkata Study Kelayakan Usaha :
1. Mempelajari atau melakukan study 2. Gagasan adanya peluang usaha
3. Layak atau tidaknya suatu usaha dijalankan/menguntugkan atau tidaknya suatu usaha
Manfaat Dari SKU :
1. Bagi Pengusaha bermanfaat untuk mengenal resiko, potensi keuntungan, kunci keberhasilan dan masalah dari usaha tersebut yang akan dihadapi. 2. Bagi Penanam Modal bermanfaat sebagai jaminan adanya keuntungan
yang memadai serta resiko kerugian yang rendah/kecil
3. Bagi Lembaga Kredit bermanfaat sebagai jaminan pinjaman akan dapat dikembalikan.
4. Bagi masyarakat umum dan Pemerintah bermanfaat sebagai jaminan usaha yang tidak merugikan kepentingan umum/masyarakat banyak.
Dasar Pemikiran Pembuatan
Study Kelayakan Usaha terdiri dari hal-hal sebagai berikut
Susunan/unsur-unsur dari Study Kelayakan Usaha Pasar
Barang yang akan dipriduksi masih dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Jumlah barang yang diproduksi dapat lebih re;latof besar Pangsa pasar cukup tersedia
Tujuan Usaha
Salah satu tujuan dari didirikannya usaha adalah untuk mencari keuntungan
Keuntungan
Yang disebut dengan keuntungan adalah penerimaan yang didapat lebih besar dari biaya produksi yang dikeluarkan
Penerimaan
Diperoleh dari hasil penjualan barang telah laku dipasar
Laku
Barang dapat laku keras apabila dengan mutu dan harga bersaing
Bermutu dan Harga Bersaing
Proses produksi dengan biaya yang efisien
Produksi yang efisien
Pertumbuhan permintaan pasar relatif tinggi Persaingan masih menyediakan peluang pasar
Keuntungan modal, modal dan arus kas
Masih ada untung yang memadai
KERANGKA STUDY KELAYAKAN USAHA
Pendahuluan
I Analisis Pasar terdiri dari :
Jenis barang dan jasa yang akan di muat dalam SKU : Dengan alasan-alasan kelayakan
Dapat diproduksi dilokasi setempat Dengan alasan-alasan kelayakan Besarnya peluang pasar
Dengan alasan-alasan kelayakan Pangsa pasar yang tersedia
Dengan alasan-alasan kelayakan
Pertumbuhan pasar barang yang akan diproduksi Dengan alasan-alasan kelayakan
Persaingan pasar
Dengan alasan-alasan kelayakan
Pemakai langsung dari barang yang diproduksi Dengan catatan-catatan
II Keuntungan, Modal dan Arus kas (ekonomi usaha/Chas Flow)
Keuntungan yang dapat diperoleh Dengan alasan-alasan kelayakan Modal yang diperlukan
Dengan alasan-alasan kelayakan Arus uang(chas flow)
Dengan alasan-alasan kelayakan
III Persaingan
Dengan alasan-alasan kelayakan
Jaringan kerja/usaha dibanding dengan pesaing Dengan alasan-alasan kelayakan
IV Manajemen/Pengelolaan
o Kemampuan administrasi pelaksana Dengan alasan-alasan kelayakan o Sumberdaya manusia pelaksana Dengan alasan-alasan kelayakan
PELAKSANAAN/PEMBUATAN STUDY KELAYAKAN USAHA
1 Isi dari SKU
Pendahuluan Pasar Keuntungan. Modal dan arus kas Persaingan
Manajemen
2 Unsur-unsur SKU
Pasar
Kebutuhan Pasar : Mudah dikenali atau tidak Lokasi : Mudah dijangkau atau tidak Nilai tambah : Tinggi atau rendah
Struktur : Persaingan yang sempyurna atau tidak
Ukuran : Besar atau kecil
Pertumbuhan : Tinggi atau rendah
Pangsa pasar : Besar atau kecil Ekonomi (modal, keuntungan dan resiko)
Laba sebelum pajak : Besar (diatas 15 %) atau kecil (kurang dari 5 %) Sifat Laba : Berjangka panjang atau hanya berjangka pendek Jangka waktu impas : Pendek (kurang dari 2 tahun) atau panjang
(diatas 3 tahun) Pencapaian arus
kas positif : Pendek (kurang dari 2 tahun) atau panjang (diatas 3 tahun)
(diatas 5 tahun)
Resiko penghentian Usaha: Kecil dan dapat dilakukan segera atau dengan kesulitan menguangkan modal yang di tanam
Kelebihan dalam bersaing
Biaya produksi : Paling rendah atau paling tinggi (dibanding pesaing)
Biaya Pemasaran : Paling rendah atau paling tinggi Biaya Penyaluran : Paling rendah atau paling tinggi Kemampuan menetapkan
harga : Paling rendah atau paling tinggi
Kemampuan menetapkan biaya : Paling rendah atau paling tinggi Kemampuan memperoleh
Bahan baku :Tinggi atau rendah
Kemampuan menyalurkan Produk: Tinggi atau rendah
Manajemen dan Organisasi
Tim Kerja : Kuat dan kompak
Sistem Manajemen : Berjalan efektif atau belum ada Oeganisasi : Tertata rapi atau sembrawut
Sumber Daya Manusia : Cukup tersedia atau menguasai bidang atau tidak cukup dan kurang ahli
Menentukan Harga Jual dan Titik Impas
Titik Impas (Break even point/Balik Modal) adalah penghasilan yang diterima sama dengan biayanya. Pada keadaan ini pengusaha tidak mendapat untung/laba dan tidak rugi
Untuk menentukan harga jual dan titik impas, kita harus mengetahui dan memahami istilah-istilah berikut:
a. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah untuk sejumlah hasil produksi contoh
1. Gaji pekerja 2. Sewa tempat 3. Bahan Baku 4. Dan lain-lain
hasil produksi. Jadi apabila jumlah hasil bertambah maka biaya tidak tetap akan bertambah juga, contoh :
1. Bahan pembantu 2. Pembungkus 3. Bahan Bakar 4. Transportasi 5. Dan lain-lain
c. Jumlah Biaya adalah jumlah biaya tetap dengan biaya tidak tetap d. Jumlah Pendapatan adalah jumlah penjualan hasil produksi
e. Laba/Keuntungan adalah jumlah pendapatan dikurangi jumlah biaya.
Dilanjutkan dengan dikusi kelompok Dengan pertanyaan?
1. Mengapa Usaha berhasil ? 2. Mengapa Tidak Berhasil ? 3. Agar usaha berhasil ?
Jawaban Kelompok Bebek
Anggota : 1. Mat Alim 2. Effendi 3. Marudut 4. Shofwani 5. Tini 6. Farida 7. Tati
I. Usaha berhasil Karena:
Kerja keras dan ulet Konsentrasi
Kerjasama dengan baik Tepat Sasaran
II. Usaha Tidak Berhasil karena:
Kurang konsentrasi Tidak ada kerjasama Tidak percaya diri Posisi Kurang Baik
III. Agar Usaha Berhasil:
I. Perencanaan yang matang Bahan baku Permodalan Pasar Tenaga Kerja Promosi dan Produksi II. Kerjasama Mitra Kerja Instansi terkait
Jawaban Kelompok Kucing
Anggota: 1. Iskandar 2. Sumarni 3. Sofian 4. Marwati 5. Heru 6. Jumiati I. Berhasil karena
Ditekuni/dilaksanakan dengan baik Percaya Diri
Fokus pada kegiatan yang dilakukan Kemauan/tekad yang tinggi (Ikhlas) Mengetahui kelayakan suatu usaha Adanya bahan baku untuk produksi Adanya modal
Perencanaan yang baik Strategi Pemasaran
Menjaga mutu produk/barang Pengemasan yang menarik
II. Usaha Tidak Berhasil karena:
Tidak ditekuni dengan baik Kurang konsentrasi
Tidak percaya diri Tidak mau mencoba Tidak ada modal Tidak analisa
Tidak ada jiwa bisnis Sulitnya bahan baku Tidak tahu peluang pasar
III. Agar Usaha Berhasil:
Mutu/kwalitet
Tahu harga pasar/harga terjangkau Kerjasama dengan mitra usaha Pemasaran yang baik (Cara jual) Mempromosikan produksi/barang
Peluang pasar/bisa terjangkau di semua lapisan masyarakat Produksi yang kontinyu
Jawaban Kelompok Kambing
Anggota; 2. Cik Mila 3. Rusla 4. Thamrin 5. Nuhaili 6. Abbas 7. Sartina I. Berhasil karena
(1) Ada pasar yang jelas
- Kontinue para pelanggan tetap dengan permintaan yang terus-menerus - Harga yang sangat stabil
- Dapat mengatasi persaingan
(2) Kwalitas
- Bahan-bahan untuk produksi Asli
- Bahan tahan lama(tidak cepat rusak) - Bentuk barang memikat para konsumen - Cita rasa memenuhi selera
- Pengkemasan yang rapi menarik
(3) Tingkat Kuantitas
- Perencanaan Peningkatan produksi - Perluasan jaringan pasar (pemasaran)
- Analisis tenaga kerja (upah kerja/ongkos produksi
II. Mengapa tidak Berhasil:
1. Tidak ada pasaran yang jelas 2. Mutu dan kualitas kurang baik
3. Banyaklah barang yang diproduksi dari yang dipasarkan 4. Tenaga kerja yang kurang terampil
5. Tidak memperhitungkan musim/waktu pesanan 6. Terlalu fesimis/pasrah pada nasib
7. Tidak mau menerima perubahan/tidak terbuka saran 8. Pembukuan tidak jelas
III. Apa yang harus kita Lakukan:
1. Survey pasar
2. mengadakan bimbingan dan pelatihan (ERT) untuk kelompok usaha 3. Mutu barang harus di perbaiki
4. Pembagian kerja pada pengurus di optimalkan 5. Pencatatan keuangan yang disiplin
Pukul 13.45 (Wardah) Menyanyi lagu Kebakaran Hutan hasil kreatif peserta
“Cegah Kebakaran Hutan”
Cipt : Kab Musi Banyuasin
Hutan………hutan………….hutan. Tolong di Jaga
Ayo kawan-kawan bersama
Menjaga lingkungan di sekitar kita Jangan sampai terjadi kebakaran Hutan dan Lahan
Cegah...Jaga...Cegah... Mari Bersama
Ya....e. Ya....e. Ya...e. Ya...e. Ya…..e ayo rame-rame 2x Dung…dung..Ecek..ecek 2x
Ole……ole…..Ole…..Ole…Cegah Kebakaran Hutan Muba-Muba bisa
“
SIAGA”Ciptaan Kab. OKI
Satu Minggu Satu Kali Siaga Kita slalu siap berjaga-jaga Kebakaran hutan dan lahan Yang Rawan Kebakaran
Tugas Kami Fasilitator Desa
Menyampaikan Pada Semua Warga Demi kesehatan Kita
Dan Juga kehidupannya
Reff :
Aduh Gagahnya Jreng Jreng Jreng Jreng Aduh Cantiknya Jreng Jreng Jreng Jreng
Pakai Sragam Kebakaran
Kalu kita Bakar Hutan dan Lahan Banyak Negara yang menjadi Korban Perlu kita lestarikan
Dan Juga kehidupannya Kembali ke Reff