• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN. Training Workshop Motivator Desa yang Berwawasan Gender. Palembang, 4 8 April 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN. Training Workshop Motivator Desa yang Berwawasan Gender. Palembang, 4 8 April 2005"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN

Training Workshop Motivator Desa

yang Berwawasan Gender

Palembang, 4 – 8 April 2005

Latar Belakang

Keterlibatan peran gender dalam setiap kegiatan SSFFMP sangat penting dilakukan. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan, maka perlu diperkenalkan cara pendekatan dengan memperhatikan pendekatan melalui perbedaan kebutuhan gender (gender differentiated approach) dan gender mainstreaming kepada orang-orang yang berperan di pedesaan.

Untuk mendukung tujuan di atas, motivator di desa prioritas yang sudah dilatih Oktober 2004 dirasa perlu ditingkatkan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya di lapangan. Hal ini dilakukan, dengan pertimbangan bahwa motivator desa adalah salah satu ujung tombak yang cukup berperan dalam menggerakan masyarakat dan dapat membantu kegiatan di lapangan. Disadari bahwa tanpa pengenalan dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang kegiatan yang berwawasan gender itu sendiri, maka sulitlah bagi mereka untuk membantu pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Oleh sebab itu, pengenalan dan pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di lapangan perlu diberikan kepada motivator desa yang sensitif gender dimana diharapkan kepada mereka nantinya dapat bertindak sebagai penggerak pembangunan di pedesaan dengan

(3)

memperhatikan keterlibatan peran gender sesuai dengan kebutuhan dan potensi spesifik masing-masing.

Kegiatan Workhop dan skill training bagi Motivator Desa Gender dilaksanakan dengan maksud agar motivator desa yang sudah ada dapat meningkat pengetahuannya dan lebih percaya diri berada di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai motivator di desa yang bersangkutan.

Tujuan

1. Peserta dapat berbagi pengalaman dan mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan.

2. Pengetahuan peserta mengenai pendekatan gender lebih meningkat 3. Peserta bisa memotivasi orang lain

4. Percaya diri peserta ketika tampil di depan forum lebih meningkat. 5. Motivator/peserta bisa merefleksi peran gender dalam pengelolaan

kebakaran hutan dan lahan.

(4)

Output

Pesera pelatihan memahami materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tempat dan Waktu

Kegiatan Workshop/Training Motivator Desa yang Berwawasan Gender ini dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 4-8 April 2005 di Divlat PT Telkom Palembang, Jalan Ratu Sianum Kec. 2 Ilir Palembang.

Fasilitator

 Eva Engelhardt Wendt  Yandriani  Chandra Desferli  Wardah  Dian Maulina  Rebeka Umikalsum

Narasumber

 A Karim Yusuf

Kelanawaty

Nurnajati

Metode yang digunakan

 Partisipasi  Diskusi kelompok  Lecture  Brainstorming  Roleplay  Praktek

 praktek dalam komunikasi  visualisasi hasil

(5)

Jadwal

Hari/Tgl/waktu Acara (Materi) PenanggungJawab

Senin, 04.04. 2005

19.30-21.00 Greeting Perkenalan

Menyusun kesepakatan bersama Penjelasan mengenai review harian

Yandriani Seluruh peserta Seluruh peserta Wardah Selasa, 05.04.2005 08.30-10.00 10.00-10.30 10.00-12.00 12.00-13.30 13.30-15.00 15.00-15.30 15.30-17.00 Review Pembukaan  Laporan Pelaksanaan Kegiatan  Sambutan sekaligus membuka workshop/training Bertukar Pengalaman CoffeeBreak

Evaluasi kegiatan yang telah direncanakan pada tahun 2004 ISHOMA Energizers Coffee Break Konsep Gender Mood Meter Chandra, Beka Gender Specialist EU Co-director/ Ka Biro Kesra Wardah, seluruh peserta Eva E, Wardah

Beka, Chandra, Dian

Eva Engelhardt Seluruh Peserta Rabu,06.04.2005 08.00-10.00 10.00-10.30 10.30-12.00 12.00-13.30 13.30-15.00 15.00-15.30 15.30-17.00 19.30-21.30 Review

Konsep Gender dalam

Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan

Cofee Break Lanjutan ISHOMA Energizers

Teknik Konselling dan Motivasi Coffee Break Lanjutan Mood Meter Pembukuan sederhana Peserta terpilih Eva E, Wardah Dian Dian Ny. Kelanawati Ny. Kelanawati Seluruh Peserta Ny. Nurnajati/ Yandriani

(6)

Kamis, 07.04.2005 08.00-10.00 10.00-10.30 10.30-12.00 12.00-13.30 13.30-15.00 15.00-15.30 15.30-17.00 Review

Kepemimpinan dan Penyuluhan Coffee Break Lanjutan ISHOMA Lanjutan Coffee break Lanjutan Mood Meter Peserta terpilih A. Karim Yusuf A. Karim Yusuf A. Karim Yusuf A. Karim Yusuf Jum’at, 08.04.2005 08.00-10.00 10.00-10.30 10.30-12.00 12.00-13.00 13.00-14.30 Review Perkenalan monitoring Coffee Break

Perencanaan Kegiatan hingga Oktober 2005

ISHOMA Energizers

Prioritas pelatihan yang dibutuhkan desa. Evaluasi Workshop Penutup Peserta terpilih Eva Engelhardt Eva Engelhardt Chandra Eva Engelhardt Yandriani

(7)

PROSES KEGIATAN

Senin, 4 April 2005

Sebelum kegiatan dibuka secara resmi pada tanggal 05 April 2005, malam harinya, pukul 20.00 WIB (Yandriani) memandu perkenalan. Satu persatu fasilitator beserta seluruh peserta memperkenalkan diri dengan cara menukar alas kaki yang telah dikumpulkan menjadi satu dan mengembalikannya ke pemiliknya sambil berinteraksi satu sama lainnya.

Pada pukul 21.10 WIB, fasilitator (Wardah) memandu peserta untuk mencari kesepakatan bersama tentang pelaksanaan kegiatan Workshop dengan hasil sbb:

 Jam Masuk : 08.00 Wib  Jam Keluar : 17.00 Wib  Ketua Kelas Cik Mila

 Peraturan selama pelatihan  Tidak Boleh Merokok  Ponsel digetarkan  Dilarang Makan

(8)

 Tidak boleh terlambat Bagi yang melanggar dihukum nyanyi

Acara dilanjutkan pada pukul 21.40 WIB untuk memilih peserta yang akan melakukan review setiap hari dari hari selasa s/d jum’at yang akan disampaikan selama 10 menit dan flash back kegiatan yang telah dilakukan selama ini di desa masing-masing.

Selasa Rabu Kamis Jum’at

Chandra Sofwani Mat Alim Thamrin

Rebecca Tati Yulia Farida

Peserta menceritakan pengalaman menjadi motivator Desa

1. Sumarni dari Desa Talang Lubuk 2. Yauma dari Desa Simpang Tiga 3. Tati dari Desa Pagar Desa 4. Ruslah dari Desa Ulak Kemang

Peserta menceritakan pengalaman mereka selama menjadi motivator desa baik dari segi positif maupun negatif dalam waktu 10 menit per orang.

Sebelum acara ditutup pada pukul 22.00 WIB, peserta mengisi mood meter untuk menggambarkan suasana hati yang dirasakan.

Hasil Mood Meter Peserta

Mood Meter Perempuan Laki-laki

Baik 15 4

Sedang 3 3

(9)

-Selasa, 5 April 2005

Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB dipandu MC Dian Maulina. Kemudian dilanjutkan Review yang dipandu Chandra pada pukul 09.10 WIB. Pada pukul 09.15 WIB acara diteruskan dengan energizers menyanyikan lagu motivator desa yang dipandu Rebecca.

Semua Peserta menyanyikan lagu Motivator yang liriknya ditulis oleh motivator desa pada kegiatan workshop pada Oktober 2004.

Lagu Motivator

Enak E, enak E Jadi Motivator Selalu Kemana-mana

Kapan saja ada panggilan Kami siap siap selalu Ku jadi-jadi Motivator

Yang PD dan bertanggungjawab Memberi Pengertian

Kepada masyarakat Reff.

Ini Jaman, Sekarang jaman Gender Peran Serta Perempuan

Yang tadinya tidak pernah tampil Sekarang perempuan harus tampil Gender...Gender yes 2 X

Kemudian dilanjutkan dengan laporan pelaksanaan kegiatan oleh Ibu Yadriani,

kata sambutan oleh EU. Co. Director Mr. K.H. Steinmann dan diteruskan dengan kata sambutan dan sekaligus pembukaan Workshop/Training Motivator Desa yang Berwawasan Gender oleh Bapak Dr. Tamsil Burmawi;

(10)

Ka. Biro Kesra dan Pemberdayaan Perempuan Setda Provinsi Sumatera Selatan

Acara diteruskan dengan penjelasan tujuan workshop/training oleh Acara diteruskan dengan penjelasan tujuan workshop/training oleh Gender Specialist (Yandriani) pada pukul 09.40 WIB.

Tujuan :

1. Peserta dapat berbagi pengalaman dan mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan.

2. Pengetahuan peserta mengenai pendekatan gender lebih meningkat 3. Peserta bisa memotivasi orang lain

4. Percaya diri peserta ketika tampil di depan forum lebih meningkat. 5. Motivator/peserta bisa merefleksi peran gender dalam pengelolaan

kebakaran hutan dan lahan.

6. Peserta dapat membuat perencanaan ke depan.

Pada pukul 09.45 WIB, Peserta menceritakan pengalaman selama menjadi Motivator Desa;

1. Ibu Sumarni dari Desa Talang Lubuk

Kelompok perempuan di desa Talang Lubuk aktif melakukan kegiatan didesa yakni;

(11)

a. Terbentuknya Perencanaan Partisipatif Penatagunaan Lahan Desa (P3LD).

b. Terbentuknya Pengelolaan Kelapa Terpadu (Kelompok Wanita) Hambatan : Masyarakat desa kurang berani mengeluarkan pendapat. 2. Ibu Yauma Desa Simpang Tiga

Telah terbentuk kelompok pembuatan kelempang kerupuk Hambatan : Dana dan perlengkapan.

3. Tati, Desa Pagar Desa

Hambatan menjadi motivator; motivator hanya janji-janji belaka, masyarakat tidak percaya, lalu Proyek memberikan dana dan perlengkapan untuk penggilingan padi dan ternak Kambing masyarakat baru percaya

4. Ibu Ruslah Desa Ulak Kemang.

Membentuk Kelompok Anyaman Tikar dengan nama ”Tunas Harapan” Satu kelompok beranggotakan 30 orang dengan waktu mengayam tikar tikar 15 hari untuk 10 kodi dengan harga Rp 100.000,- /Kodi, diluar desa. Pemasaran di desa Rp 70.000,- /Kodi. Untuk Tabungan pokok sebagai kas satu orang Ro. 5.000,- dengan begitu tabungan Rp 60.000/bulan Anggota boleh Simpan pinjam dengan bunga 10 % dan bunga tersebut sebagai kas kelompok.

(12)

Selanjutnya, pada pukul 10.30 WIB, fasilitator (Eva Engelhart) memandu pendapat peserta mengenai penampilan :

 Harus berani dalam tampil

 Dapat mengetahui segi positif dan negatif dari hambatan-hambatan.  Dapat mengetahui satu sama lainnya kegiatan masing-masing

motivator di tiap desa baik yang akan dilakukan maupun yang sudah dilakukan.

Setelah diskusi secara brainstorming, diperoleh teknis berbicara dimuka umum :

 Harus Percaya Diri  Pandangan ke peserta.

(13)

Acara dilanjutkan Pukul 10.45 WIB (Eva Engelhardt) yang memandu tentang prioritas pelatihan yang diperlukan oleh Motivator Desa (berdasarkan Workshop tahun 2004).

 Pengetahuan tentang gender (11 poin)  Fasilitator pertemuan (5 poin)

 Keterampilan dalam berkomunikasi (7 poin)  Pelatihan kepemimpinan (4 poin)

 Pelatihan keterampilan (1 poin)

Monitoring

Monitoring Pr Lk

Siapa yang mengikuti WorkShop 9 2

Siapa yang telah mengikuti Kegiatan-Kegiatan SSFFMP sejak bulan Oktober 2004

10 5

Siapa yang telah diundang dalam suatu pertemuan sebagai motivator sejak tahun 2004

8 3 Wilayah/Area Kegiatan Hewan-hewan/Peternakan 5 1 Perikanan 2 1 Kerupuk/Kemplang 1 1 Pertanian 5 3 Anyaman Tikar 2 -Peran Motivator

 Mengumpulkan informasi dari kepala desa dan sumber-sumber  Lain

 Menyebarkan informasi kepada perempuan-perempuan yang ada di desa

 Memfasilitasi pertemuan untuk perempuan

 Mengkoordinir kelompok-kelompok perempuan untuk kegiatan prningkatan pendapatan.

(14)

 Mengundang perempuan ke setiap pertemuan dan kegiatan yang diadakan SSFFMP, contoh dalam pengelolaan hutan dan pencegahan kebakaran.

 Mempersiapkan strategi untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pertemuan yang didominasi oleh laki-laki

 Berpartisipasi aktif dalam pertemuan desa yang didominasi oleh laki-laki

 Berkomunikasi dan bekerjasama dengan pelaksanaan kegiatan SSFFMP

 Mendukung partisipasi laki-laki dan perempuan dalam kegiatan SSFFMP

Ciri-ciri seorang Motivator

 Mampu dan berani berbicara didepan umum  Disiplin dan percaya diri

 Bertanggungjawab

 Memiliki komitmen yang tinggi  Kreatif

 Siap belajar setiap waktu dan menerima  Pembaharuan

 Penampilan harus rapi dan atau berwibawa  Dapat menjalin kerjasama dengan baik

Selanjutnya, pada pukul 11.05 WIB (Eva Engelhardt) memandu tugas untuk kerja kelompok.

”Silahkan bertukar pengalaman tentang pekerjaanmu sebagai motivator"

(15)

2. Apakah kita mencapai target? 3. Apa yang telah dilakukan? 4. Apa hal-hal yang mudah ? 5. Apa hal-hal yang sulit?

6. Apakah Langkah selanjutnya?

Setelah energizers, pada pukul 13.40 WIB fasilitator (Dian Maulina) memandu peresentasi hasil diskusi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kegiatan tahun 2004.

Dari hasil diskusi dan presentasi setiap kelompok, fasilitator (Wardah) memandu brainstorming mengenai opini peserta :

Pokok/masukan dari masyarakat antar desa

 Sulit mengumpulkan masyarakat  Kurang keterampilan

 Kurang kerjasama antar masyarakat  Kurang Modal dalam menunjang kegiatan

 Keadaan Geografis mempengaruhi hasil panen.

Keberhasilan :

(16)

 Panen ikan

 Adanya Alsintan meningkatkan kualitas

 Satu keramba ikan patin mendapatkan keuntungan Rp 800.000,-Pada pukul 16.00 WIB fasilitator (Eva Engelhardt) memandu suatu permaian. Peserta membuat dua barisan satu laki-laki dan satu perempuan,, kemudian dibuat dua sessi.

Session I :

Laki-laki : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki Perempuan : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan perempuan

Session II

Laki-laki : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan perempuan Perempuan : Memperagakan pekerjaan yang biasanya dilakukan laki-laki

Misal :

Yang biasanya dilakukan perempuan (pendapat perempuan)

 Mengengkol mesin  Mencangkul

 Merokok  Melihat-lihat  Memanjat

(17)

 Seperti Pantomim

 Mengangkat barang berat

Yang biasanya dilakukan laki-laki (pendapat laki-laki)

 Memasak  Menyapu  Melahirkan  Berdandan  Mencuci  Membawa air

 Perempuan bisa menghidupkan mesin  Mnyadap karet

 Mencangkul

Yang biasanya dilakukan laki-laki (pendapat perempuan)

 Berdandan  Memasak  Mengasuh anak  Gosip  Mencangkul  Menyetir  Menari  Menganyam  Menjahit  Mencuci piring  Mendidik anak

Yang biasanya dilakukan perempuan (pendapat laki-laki)

(18)

 Memikul  Melihat-lihat  Berhias

 Membusungkan dada

Dilanjutkan dengan penjelasan gender. (Eva Engelhardt)

Sebelum istirahat, pada pukul 16.50 WIB, peserta menulis mood meter pada kertas yang telah disediakan panitia. Lokakarya hari kedua ditutup pada pukul 17.00 WIB.

Menulis Mood meter

Mood Meter Perempuan Laki-laki

Baik 17 8

Sedang -

-Kurang -

-Rabu, 6 April 2005

Lokakarya hari ketiga dimulai pada Pukul 08.15 WIB diawali review yang disampaikan oleh Shofwani dan Tati dan dilanjutkan dengan Energizer; yaitu permainan ”Nelayan Menangkap Ikan”. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok; bapak-bapak diberi nama Ikan Juaro, Ibu-ibu yang menggunakan jilbab diberi nama Ikan Tempalo dan ibu-ibu yang tidak memakai jilbab diberi nama Ikan Louhan, kemudian nelayan menangkap ikan satu persatu dan berjalan menirukan gaya ikan masing-masing. Ikan yang dapat ditangkap oleh nelayan di beri hukuman.

Pada pukul Pukul 08.30 WIB (Eva, E) menerangkan ”Konsep Gender dalam Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan”. Gender mengidentifikasikan relasi antara mereka yang merupakan hasil konstuksi sosial budaya. Relasi gender harus dilihat dalam konteks kebudayaan,

(19)

keadaan ekonomi dan sejarah dan bisa berubah dengan keadaan ekonomi yang berubah. Gender didapat dari proses sosialisasi dan melalui kebudayaan dari masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam sesi ini, fasilitator juga menggali pendapat peserta.

Pendapat Peserta :

Ibu Kartini : Laki-laki dan perempuan diperlukan kerjasama serta perempuan dan laki-laki saling ketergantungan satu sama lain.

Bapak Shofwani : Faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku awalnya di dapat dari keluarga. Misal : pendapat bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena akan kembali juga ke dapur.

Bapak Thamrin : Dalam mengejar kemampuan dan keahlian perempuan itu sendiri mesti dapat menempatkan diri.

Ibu Cik Mila : Masyarakat desa terutama perempuan tidak bisa baca tulis dan kurangnya keberanian untuk tampil ke muka umum.

Bapak Mat Alim : Perempuan kurang siap fisik dan kondisi di lapangan.

Ibu Farida : Dalam pertemuan bapak-bapak dan ibu-ibu aktif ikut berperan serta.

Pada pukul 09.15 WIB lokakarya dilanjutkan dengan materi tentang 3 aspek dalam analisis gender.

3 Aspek dalam Analisis gender :

1. Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan 2. Akses dan kontrol terhadap sumber daya

3. Partisipasi Laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan. Analisis gender dalam penanggulangan hutan dan lahan melalui diskusi kelompok.

(20)

2. Bagaimana keterlibatan laki-laki dalam terjadinya kebakaran 3. Apa yang dapat dilakukan perempuan untuk mencegah kebakaran 4. Apa yang dapat dilakukan laki-laki untuk mencegah kebakaran

Setelah penyampaian materi oleh fasilitator, acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Setelah itu masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi.

Kelompok I: Bapak Sofyan Kelompok II: Ibu Sartina Kelompok III: Bapak Marudut

Setelah istirahat makan siang, pada pukul 13.30 WIB, fasilitator (Chandra, Wardah) memandu energizer.

Setelah energizers, acara diteruskan dengan perkenalan narasumber Kelanawaty; untuk teknik konseling and komunikasi dari Unsri oleh Yandriani.

1. Teori Kognitif

Cara memotivasi dengan jalan mengajak berpikir tentang sesuatu. Misal ; dengan mengajak diskusi

2. Teori Kenikmatan dan Kesakitan

(21)

3. Teori Aktualisasi diri

Individu akan berusaha melakukan sesuatu untuk berusaha melakukan sesuatu untuk menunjukkan keberadaan dirinya.

4. Teori Pembangkitan emosi

Cara memotivasi dengan jalan menantang emosi individu. Macam-macam Motif;

1. Motif Extrinsik :  Hadiah dan hukuman

 Pengakuan dan pengucilan kelompok 2. Motif Intrinsik :

 Identifikasi  Konsep diri

 Motif berprestasi

 Kebutuhan untuk diterima  Dll

Mengapa anda mengerjakan sesuatu ?

Apa yang menyebabkan anda bertingkah laku tertentu?

Motivasi adalah sesuatu atau kondisi yang dapat membuat dan mengarahkan seseorang bertingkah laku tertentu.

Motif adalah faktor dari dalam diri yang membuat, mengarahkan dan mengorganisasikan suatu ringkah laku.

Motivasi adalah total dari sejumlah motif yang membuat seseorang bertingkahlaku dengan caranya sendiri.

Imbalan adalah dapat menjelaskan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan, dibelakang imbalan biasanya ada kebutuhan atau tujuan, Contoh; lapar.

(22)

1. Aktualisasi 2. Harga Diri

3. Mencintai & Dicintai

4. Pengakuan anggota kelompok 5. Keamanan & Bebas takut 6. Biologis Makan & Minum

Konselling

Keterampilan dalam konseling 1. Keterampilan Atending

a. Posisi badan b. Kontak mata

c. Mendengarkan Penguatan Verbal non verbal 2. Membuat pertanyaan terbuka

3. Memberikan Paraprase 4. Memberikan Penafsiran 5. Mengkonfrontasi 6. Menyimpulkan

Persyaratan pribadi seorang konselor; 1. Mengerti orang lain

2. Tegar

3. Tenang dan sabar 4. Humor

5. Toleran 6. Bekerjasama 7. Empathi

(23)

Konseling Conseling Counsel = Pemberi nasehat

Konselling: adalah suatu proses dimana seseorang yang dipersiapkan secara profesional untuk membantu seseorang dalam masalah pemahaman, pembuatan keputusan, dan pemecahan masalah.

Konselling dilakukan secara tatap muka dan hasilnya sangat tergantung pada kwalitas hubungan antara konselor dan kliennya.

Konselling dan Penyuluhan.

Penyuluhan : Usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, sikap dan keterampilan warga masyarakat berkenaan dengan hal tertentu.

Misal : penyuluhan hukum, penyuluhan pertanian. Pendekatan dalam konselling

1. Non directive 2. Directive 3. Eklektik

Pada pukul 15.30 WIB peserta membuat pertanyaan Terbuka Misal :

 Apa yang sudah ibu lakukan pada hari ini?  Mengapa terjadi kebakaran hutan di desa ibu?  O...Silahkan masuk Buk/Pak, Naik apa tadi kesini?  Bagaimana kondisi kesehatan ibu hari ini?

 Kenapa mata ibu merah?Bu! Bagaimana arisan kita kamaren, aku kan tidak hadir.

 Bu, hari ini muka ibu berseri-seri sekali ada apa bu?  Gimana Pak ceritanya

 Bagaimana Pak/bu/dek perjalanannya?  Apa yang terjadi pak?

(24)

 Menurut Bapak Bagaimana?

 Bagaimana pak apa yangdapat saya bantu?  Apa saja yang sudah bapak lakukan pagi ini?  Hari ini saya lihat bapak kusut sekali ada apa?  Mengapa kamu nangis dik?

Setelah mencoba membuat pertanyaan terbuka, pada pukul 16.20 WIB Peserta mempraktekkan cara konseling

Misal :

Bapak Marudut : menjadi Konselor Jumiati : menjadi Klien

Permasalahan ”Gagal Panen”

Konselor : Ibu datang bersama siapa? Klien : Teman

Konselor : Temannya dimana Klien : Diluar

Konselor : Ada masalah yang bisa saya bantu

Klien : Ya, saya butuh bantuan terutama karena dari UE, ttg alat penggilingan padi, tapi belum saya terima.

Konselor : Apa masalah karena jarak,

Kemudian konselor mempresentasikan dengan mengulang pertanyaan. Iya,

Konselor : Tidak masyarakat bergotong royong

Klien : Ya

Konselor : Apa sudah rembukkan Klien : Sudah.

(25)

Kemudian peserta mengemukakan perasaannya menjadi konselor dan klien

Perasaan menjadi Klien;

Senang, Tidak ada kesulitan, susah mengutarakan masalah, Gugup dalam menjawab pertanyaan.Dilayani, dicarikan solusi.Lega karena bisa mengutarakan perasaan..

Perasaan menjadi Konselor;

Sulit untuk memahami klien, klien malu berbicara,Klien sulit mengambil keputusan,Sulit untuk memecahkan masalah orang lain, Senang karena dapat dipercaya dalam memecahkan masalah, tahu persoalan klien, dapat memecahkan masalah. Konselor cukup empati,

Setelah istirahat, malam harinya lokakarya dilanjutkan dengan energizer. Fasilitator (Dian) memandu peserta menyanyikan lagu Gender.

Acara diteruskan pada Pukul 19.40 WIB, dengan materi Pembukuan Sederhana yang disampaikan narasumber ( Nurnajati)

I. Tujuan Pembukuan dan Cara Mencapainya

Tujuan Pembukuan

 Untuk mengetahui keadaan harta kekayaan kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)

 Agar dapat melaksanakan kontrol kegiatan usaha simpan pinjam secara terus menerus.

(26)

Cara Mencapainya :

 Mencatat seluruh tindakan-tindakan keuangan (transaksi) dengan teliti kedalam buku kas harian

 Menyusun rekapitulasi kas bulanan

 Menyusun nerasa akhir melalui neraca lajur  Manyusun daftar keuangan yang diperlukan

- Daftar pinjaman dan angsuran anggota - Daftar simpanan/tabungan (anggota)

II. Macam-macam Transaksi

Tindakan keuangan (transaksi) dalam kegiatan UBSP antara lain:  Menerima tabungan pokok

 Menerima tabungan wajib  Menerima tabungan sukarela

 Menerima pinjaman dana bergulir/mikro kredit  Menerima angsuran pinjaman anggota

 Menerima bunga pinjaman anggota  Membayar ongkos/transport  Membayar biaya administrasi  Dll

(27)

Pada pukul 21.00 WIB : Peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk memecahkan studi kasus. Setelah 30 menit diskusi kelompok, pada pukul 21.30 WIB, dilanjutkan dengan Presentasi hasil diskusi. Lokakarya hari ketiga ditutup pukul 22.00 WIB. Sebelum istirahat, peserta mengisi matriks mood meter.

Menulis Mood meter

Mood Meter Perempuan Laki-laki

Baik 11 7

Sedang 3 1

Kurang -

-Contoh buku kas :

Buku Kas Neraca Awal Bulan Nov, 2004

No Uraian No kode Pemasukan(Debet) Pengeluaran(Kredit)

1 2 3 4 5 6 Sisa kas Pinjaman Anggota Simpanan Pokok Biaya Administrasi Tabungan wajib Tabungan sukarela 05 01 09 02 03 4.000 -100.000 -50.000 11.500 -150.000 -7.500 -Jumlah Sisa kas Jumlah 165.500 -165.500 157.500 8.000 165.500

Mengetahui Tanjung Atap, 30 Nov 2004

Ketua K. UBSP Kemuning Bendahara,

(28)

Kamis, 7 April 2005

Lokakarya hari hari keempat dibuka pada pukul 08.15 WIB dengan Review. Review kegiatan yang telah dilakukan pada hari sebelumnya disampaikan oleh Mat Alim dan Yulia, dilanjutkan dengan Energizer, peserta melompat pada hitungan nomor ganjil dan diam hitungan genap yang salah dihukum membersihkan ruangan.

Acara dilanjutkan dengan perkenalan nara sumber Abdul Karim Yusuf. Setelah itu, diteruskan dengan materi “Kepemimpinan dan Penyuluhan“ pada pukul 08.40 WIB. Peserta menuliskan beda komunikasi dan penyuluhan dan dilanjutkan dengan menerangkan tema ”kita belajar“ ; Baca 10 %, Dengar 20 %, lihat 30 %,dengar-lihat 50 %, diskusi 70 %, alami Langsung 80 % dan mengajar 95 %.

Faktor-faktor dalam transaksi komunikasi :

Situasi

1. Pemetaan ruang 2. Konteks sosial

(29)

Pembicara 1. Tujuan 2. Pengetahuan 3. Sikap Penerima 1. Tujuan 2. Pengetahuan 3. Sikap

Pada pukul 11.30 WIB, acara diteruskan dengan ”permainan penyampaian pesan melalui gambar” dan dilanjutkan dengan bagaimana tata cara kita didalam menyampaikan pesan.

Setelah istirahat makan siang, pada pukul 13.30 WIB, narasumber (Abdul Karim Yusuf) menyampaiakn materi ”Kepemimimpinan” (Leadership). Menurut John Ptipfner Kepemimpinan adalah Seni dan ilmu mengkoordinasikan dan mengarahkan invidu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen.

Perencanaan; Tujuan, apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana..

6 Macam Kepemimpinan:

1. Personal : Kontak perorangan

2. Non personal ;kontak tidak langgsung 3. Otoriter :pendapatnya mesti dituruti

4. Demokratis: Sangat mendengar, menghargai pendapat orang perorang. 5. Kebapakan (paternalistik) mengedepankan sebagai orang tua,

penasihat.

(30)

10 Syarat dimiliki Pemimpin

1. Semangat

2. Stabilitas Emosi

3. Pengetahuan mengenai hubungan masyarakat 4. Empati kemampuan untuk memahami orang lain 5. Objektif, ada bukti, fakta, data

6. Motivasi orang lain

7. Kemampuan berkomunikasi 8. Kemampuan mengajar

9. Keterampilan sosial; memahami kelebihan dan kekurangan orang lain 10. Kecakapan teknik.

Setiap orang mempunyai kemampuan jadi pemimpin perbedaannya pada:

1. Kualitas (potensi) 2. Kesempatan 3. Lingkungan

3 Perilaku Wajib Pemimpin

1. Persuasi

2. Memperhitungkan resiko 3. Disiplin

Pada pukul 15.45 WIB, Eva memandu Energizer bermain ”Pizza Massage” berpasangan saling memijat. Setelah itu, diteruskan dengan materi Akses dan Kontrol (Eva Engelhardt). Peserta dibagi menjadi tiga ; satu kelompok laki-laki semua dan dua kelompok berikutnya perempuan yang masing 6 orang. Peserta berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing.

(31)

Pada pukul 16.50 WIB fasilitator (Wardah) menjelaskan metoda penulisan saran dan kritik selama mengikuti workshop yang kemudian dimasukkan amplop yang telah disediakan panitia.

Lokakarya hari hari keempat ditutup pada pukul 17.00 WIB . Sebelumnya, peserta mengisi mood meter pada matriks yang telah disiapkan panitia.

Menulis Mood meter

Mood Meter Perempuan Laki-laki

Baik 12 1

Sedang 4 4

Kurang -

-Jum’at 8 April 2005

Hari Jum’at, lokakarya dibuka pada pukul 08.15 WIB dengan Review yang disampaikan Thamrin dan Farida. Dilanjutkan dengan energizer dengan cara memutar-mutar jari dan anggota tubuh lainnya membentuk huruf delapan.

Pada pukul 08.30 WIB Lokakarya diisi dengan membahas bersama-sama hasil diskusi kelompok pada hari sebelumnya mengenai akses dan kontrol.

Hasil Akses dan kontrol per kelompok

Akses : Milik orang lain, namun kita tetap dapat memanfaatkannya. Hak dalam mengambil keputusan hanya sedikit.

Kontrol : Milik kita sepenuhnya berhak melakukan apapun Memiliki hak penuh dalam mengambil keputusan

(32)

Energizer ” Bertepuk tangan” dipandu Eva E, dilakukan pada pukul 09.30 WIB. Bertepuk tangan satu kali menghadap ke kanan, bertepuk tangan dua kali menghadap ke kiri, dan yang ketiga bertepuk tangan diarahkan ke orangnya langsung. Setelah itu dilanjutkan dengan materi ”Perencanaan” oleh Eva E, pada pukul 09.45 WIB.

Indikator : Tanda-tanda yang bisa diamati, dan diukr untuk mengetahui apakah kita telah menvapai target atau belum.

Beda Target dan Kegiatan ;

Kegiatan : Apa yang betul-betul kita lakukan untuk mencapat target. Target : Rencana untuk mencapai tujuan

Acara selanjutnya adalah diskusi Perencanaan Per kabupaten Muba, OKI, Banyuasin. Setelah itu, pada pukul 11.30 WIB, Eva.E, memandu peserta untuk menuliskan ”Prioritas Pelatihan yang diperlukan untuk mendatang”

Sesudah istirahat makan siang, pada pukul 13.00 WIB, Mr. Karl-Heinz Stainmann (EU Co-Director) memandu peserta untuk menuliskan harapan ke depan. Adapun harapan-harapan tersebut dari unsur-unsur berikut ini :

Diri Sendiri Dari Proyek Dari Instansi Lain

Setelah itu, dilakukan pembahasan secara ringkas. Pada pukul 14.00 WIB, dilakukan pembahasan saran dan kritik.

Lokakarya ditutup pada pukul 15.00 WIB, setelah peserta mengisi matriks mood meter dan membuat prioritas pelatihan yang diperlukan peserta sebagai motivator di desanya.

(33)

Menulis Mood meter

Mood Meter Perempuan Laki-laki

Baik 10 6

Sedang 2

-Kurang -

-Prioritas pelatihan yang diperlukan oleh Motivator Desa

- Pelatihan tentang Gender (10 point; 7 perempuan, 3 laki-laki) - Pelatihan Kepemimpinan (4 point; 4 perempuan)

- Pelatihan Fasilitator (10 point; 9 perempuan, 1 laki-laki) - Pelatihan Pembukuan (10 point; 8 perempuan, 1 laki-laki) - Pelatihan Berkomunikasi (4 point; 4 perempuan)

- Pelatihan Pembuatan Perencanaan Kegiatan (5 point; 5 perempuan) - Pelatihan Pemasaran (1 point; 1 perempuan)

- Pelatihan Manajemen (11 point; 6 perempuan, 5 laki-laki)

(34)
(35)

ANNEX

BIODATA PESERTA

Workshop/Training Motivator Desa yang Berwawasan Gender

Divlat PT.Telkom Palembang, 4 – 8 April 2005

No Nama/ Tempat, tanggal lahir Utusan Alamat 1 Cik Mila Ujung Tanjung, 5 Maret 1950

Desa Ujung Tanjung Dusun IV RT.07 RW.04 Desa Ujung Tanjung Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI 2 Erwin Ronel

Lebung Gajah, 7 Agustus 1976

Desa Lubung Gajah Dusun I Desa Lebung Gajah Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI HP. 0815 - 3574008 3 Jumiati

Pagar Desa, 2 Maret 1983

Desa Pagar Desa Desa Pagar Desa Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA HP. (Kades) 0813 66144897 4 Kartini Muara Telang, 27 September 1981

Desa Muara Telang Dusun III Muara Telang RT.1 RW. 1 Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin HP. 0815 32856445 / 0815 32744820 5 Mat Alim Jateng, 5 September 1953

Desa Mangsang Dusun I Desa Mangsang Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA

HP. 0812 7885721 6 Marwati

Kuala Enok, 24 Agustus 1963

Desa Prajen Dusun Prajen / Sungsang II Kecamatan Sungsan Kabupaten Banyuasin 7 Marudut H. Desa Muara Medak Dusun I Muara Medak

(36)

Panjaitan

Simarmbum, 15 Januari 1970

Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA Telp. (0741) 54223 HP. 0812 7460766 8 Ni Made Ruspini Bali, 19 September 1971 Dusun II Desa Bayat Ilir

Dusun II Desa Bayat Ilir Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA 30756 9 Ni Made Yulia Tulung Agung, 4 Maret 1979 Dusun II Desa Bayat Ilir

Dusun II Desa Bayat Ilir Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA 30756 10 Parida

Desa Deling, 23 Februari 1980

Desa Ulak Kemang Kampung I Desa Ulak Kemang Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI HP. 0815 32892995 11 Rusla Ulak Kemang,

Desa Ulak Kemang Desa Ulak Kemang Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI HP. 0815 32996258 12 Shofwani Serang, 21 Juni 1980 Dusun II Desa Bayat Ilir

Dusun II Desa Bayat Ilir Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten MUBA 30756 13 Sartina

Palembang, 8

Desember 1965

Desa Upang Jalur 11 Dusun I Desa

Upang Kecamatan

Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin

14 Sumarni

Tanjung Pandan, 1 September 1974

Desa Talang Lubuk Dusun II Desa Talang Lubuk Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin HP. 0813 67795444 15 Sofian Sahibul Talang Lubuk, 14 September 1971

Desa Talang Lubuk Dusun II Desa Talang Lubuk Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin

HP. 0813 67417784 16 Thamrin Arisondi

Upang, 10 Oktober

Desa Upang Dusun IV Upang

(37)

1962 Kabupaten Banyuasin Telp. (wartel) 0711 -442846 17 Tati Yusmira Karang Anyar (MUBA), 7 Desember 1981

Adesa Pagar Desa Desa Pagar Desa Kecamatan Bayung LIncir Kabupaten MUBA HP. (sekdes) 0813 67240931

18 Yauma

Simpang Tiga

Desa Simpang Tiga Dusun II Desa Simpang Tiga Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI Telp. 0711 - 815638

(38)
(39)

Workshop Gender Mainstreaming Bagi Motivator Desa

Dalam Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan

Hotel Indryasari Inderalaya, Ogan Ilir

Tanggal 18-23 September 2005

Latar Belakang

Keterlibatan peran gender dalam setiap kegiatan SSFFMP sangat penting dilakukan. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan, maka perlu diperkenalkan cara pendekatan dengan memperhatikan pendekatan melalui perbedaan kebutuhan gender (gender differentiated approach) dan gender mainstreaming kepada orang-orang yang berperan di pedesaan.

Untuk mendukung tujuan di atas, motivator di desa prioritas yang sudah dilatih pada bulan Oktober 2004 dan April 2005 dirasa perlu ditingkatkan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya di lapangan. Hal ini dilakukan, dengan pertimbangan bahwa motivator desa adalah salah satu ujung tombak yang cukup berperan dalam menggerakan masyarakat dan dapat membantu kegiatan di lapangan. Disadari bahwa tanpa pengenalan dan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang kegiatan yang berwawasan gender itu sendiri, maka sulitlah bagi mereka untuk membantu pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Oleh sebab itu, pengenalan dan pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di lapangan perlu diberikan kepada motivator desa yang sensitif gender dimana diharapkan kepada mereka nantinya dapat bertindak sebagai penggerak pembangunan di pedesaan dengan memperhatikan keterlibatan peran gender sesuai dengan kebutuhan dan potensi spesifik masing-masing.

Kegiatan Workhop dan skill training bagi Motivator Desa Gender dilaksanakan dengan maksud agar motivator desa yang sudah ada dapat meningkat pengetahuannya dan lebih percaya diri berada di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai motivator di desa yang bersangkutan.

(40)

Tujuan

1. Peserta saling bertukar pengalaman mengenai tugas mereka sebagai motivator.

2. Peserta mengevaluasi kegiatan peningkatan pendapatan mereka, 3. Peserta diperkenalkan pada pengamatan dampak/perubahan

4. Peserta dapat membuat analisis gender dalam kegiatan pengelolaan kebakaran hutan dan lahan.

5. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang analisis usaha.

6. Peserta dapat membuat perencanaan untuk kegiatan selanjutnya.

Output

Pesera pelatihan memahami materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tempat dan Waktu

Workshop “Gender Mainstreaming Bagi Motivator Desa Dalam Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan“ dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 18-23 September 2005 di Hotel Indryasari Inderalaya, Ogan Ilir

Fasilitator

 Eva Engelhardt Wendt  Yandriani  Chandra Desferli  Wardah  Dian Maulina  Rebeka Umikalsum

Narasumber

Nurnajati

Elva

Sylvi Iriani

(41)

Metode yang digunakan

 Partisipasi  Diskusi kelompok  Lecture  Brainstorming  Roleplay  Praktek  Visualisasi hasil  Presentasi  Lagu.

PROSES KEGIATAN

Minggu 18, September 2005

Sebelum kegiatan dibuka secara resmi pada Tanggal 19 September 2005, pada malam harinya Pukul 20.30 WIB dilakukan Energizer (Wardah dan Dian) untuk memotivasi peserta dengan bermain “Tepuk Nyamuk“.

Peserta membayangkan berada di hutan kemudian membayangkan banyak nyamuk dan menepuk nyamuk tersebut. (Peserta saling menepuk). Selanjutnya, pada pukul 20.40 WIB fasilitator (Wardah) memandu perkenalan peserta. Fasilitataor mengilustrasikan sebuah bunga dalam sebuah pot. Fasilitator memandu peserta memperkenalkan diri dengan cara menggambar bunga, Pada Pot bertuliskan Asal desa, di bunga nama peserta, dan disetiap daun bertuliskan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di desa masing-masing, serta harapan dari workshop. Pada Pukul 22.00 WIB Fasilitator (Dian Maulina) memandu peserta untuk membuat kesepakatan bersama tentang Peraturan dalam workshop. Adapun ketentuan yang disepakati adalah :

1. Dilarang merokok, 2. Handphone digetarkan

3. Datang ke ruangan tepat waktu (mulai pukul 08.00 wib- pukul 17.00 Wib)

(42)

Sangsi bagi yang melanggar : 1. Membersihkan kelas 2. Bernyanyi di depan kelas 3. Goyang/joget

Pemilihan Ketua Kelas : Ketua Kelas : Bapak Heru Wakil Ketua: Tina

Acara pada sesi ini ditutup pada pukul 22.30 WIB. Sebelum berpisah, fasilitator dan peserta membuat kesepakatan untuk bertemu kembali esok hari pada pukul 09.00 WIB

Senin, 19 September 2005

Sebelum pembukaan, pada pukul 09.00 WIB peserta menyanyikan lagu “Motivator Desa“ terlebih dahulu.

Lagu Motivator Desa

Enak e, Enak e Jadi motivator Selalu kemana-mana

Kapan saja ada Panggilan Kami siap, siap selalu

Kujadi-jadi motivator

Yang PD dan bertanggng jawab Memberi pengertian

Kepada Masyarakat

Reff :

Ini jaman, sekarang jaman gender Peran serta perempuan

Yang tadinya tidak pernah tampil Sekarang Perempuan harus tampil Gender……….Gender Yes 2X

(43)

Kemudian dilanjutkan dengan laporan jumlah peserta (Wardah). Jumlah peserta 18 orang, yang terdiri dari tiga Kabupaten yakni MUBA, Banyuasin dan OKI, dari 18 peserta tersebut terdapat lima peserta baru yang semuanya adalah laki-laki, dan dua orang lagi belum datang.

Dilanjutkan dengan pembukaan oleh Ibu Yandriani Specialist Gender dari SSFFMP. Dengan mengutarakan bahwa kegiatan workshop ini merupakan lanjutan dari workshop yang telah dilakukan pada bulan April 2005 yang lalu.

Acara dilanjutkan dengan penjelasan tujuan workshop gender. Tujuan Workshop :

1. Peserta saling bertukar pengalaman mengenai tugas mereka sebagai motivator.

2. Peserta mengevaluasi kegiatan peningkatan pendapatan mereka, 3. Peserta diperkenalkan pada pengamatan dampak/perubahan

4. Peserta dapat membuat analisis gender dalam kegiatan pengelolaan kebakaran hutan dan lahan.

5. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang analisis usaha.

6. Peserta dapat membuat perencanaan untuk kegiatan selanjutnya.

Pada pukul 09.30 WIB workshop diisi dengan kata sambutan dari Eva Engelhart mengenai workshop , workshop ini telah dilakukan sebanyak tiga kali. Workshop tersebut bertujuan untuk :

 Pertukaran pengalaman motivator desa  Pengelolaan kebakaran hutan dan lahan  Peran aktif dalam kegiatan proyek.

Kemudian Eva Engelharts menyatakan motto “Tidak semua orang yang mengetahui semuanya, tapi masing-masing orang pasti ada pengetahuan yang tentunya belum kita miliki“.

Pada pukul 09. 45 WIB, fasilitator (Rebecca) memandu penjelasan mengenai “Tugas Team Review” dan pemilihan Tim Review (masing-masing 2 orang setiap hari)

Tugas Team Review :

 Memberi Ringkasan Kegiatan yang dilakukan pada hari sebelumnya  Memberikan makna”mood barometer”.

(44)

Tim Review

No Selasa Rabu Kamis Jum’at

1 Kartini (Muara Telang, Banyuasin) Heru (Riding, OKI) Rusla (Ulak Kemang, OKI) Nuhaili (Ujung Tanjung, OKI) 2 Shofwani (Bayat Ilir, MUBA) Tati (Pagar Desa, MUBA) Abas (Prajen, Banyuasin) Marwati (Desa Prajen, Banyuasin)

Acara diteruskan pada pukul 10.00 WIB oleh fasilitator (Dian). Fasilitator memberikan penjelasan mengenai “Peran Motivator

Peran Motivator

 Mengumpulkan informasi dari kepala desa dan sumber-sumber lain  Menyebarkan informasi kepada perempuan-perempuan yang ada di

desa

 Memfasilitasi pertemuan untuk perempuan

 Mengkoordinir kelompok-kelompok perempuan untuk kegiatan peningkatan pendapatan

 Mengundang perempuan ke setiap pertemuan dan kegiatan yang diadakan SSFFMP, contoh dalam pengelolaan hutan dan pencegahan kebakaran.

 Berpartisipasi aktif dalam pertemuan desa yang didominasi oleh laki-laki.

Ciri-ciri Motivator

 Mampu dan berani berbicara didepan umum  Disiplin dan Percaya diri

 Bertanggung jawab

 Memiliki komitmen yang tinggi  Kreatif

 Siap belajar setiap waktu dan menerima pembaharuan  Penampilan harus rapi dan atau berwibawa

 Dapat menjalin kerjasama yang baik.

Setelah istirahat pada pukul 10.55 WIB, workshop diisi dengan penjelasan “ Matrik Kegiatan Motivator“ yang disampaikan fasilitator (Eva Engelhardt).

(45)

Sebelum fasilitator menjelaskan matrik kegiatan motivator terlebih dahulu peserta (motivator) yang baru memperkenalkan diri, kemudian dilanutkan dengan beberapa pertanyaan sosiometrik tentang “pengetahuan mengenai Apa itu gender?“. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok ;

1. Kelompok yang banyak Mengetahui Apa itu Gender (1 orang perempuan)

2. Kelompok yang sedikit banyak mengetahui apa itu gender ( 12 orang, 10 perempuan, 2 laki-laki).

3. Kelompok yang tidak tahu apa itu gender (5 orang laki-laki)

Kemudian dilanjutkan dengan peserta yang mengetahui apa itu gender menjelaskan kepada peserta yang tidak mengetahui apa itu gender, baik itu pengertian gender dan peran gender.

Gender di dapat dari :

1. Keluarga

2. Lingkungan tempat tinggal 3. Sekolah

4. Pergaulan

5. Belajar dari media, cetak maupun elektronik.

Selanjutnya, fasilitator memberikan tugas kepada masing-masing peserta untuk menonton televisi, kemudian melalui media televisi tersebut, apa tugas dan peran laki-laki, dalam film/ acara tersebut.

Pada pukul 12.00 WIB, workshop diisi dengan curah pendapat peserta yang difasilitasi (Chandra dan Dian) untuk membahsa topik “Kegiatan yang sudah dan yang sulit dilakukan sebagai Motivator Desa”.

Yang Mudah dilakukan Yang Sulit dilakukan

1. Memberi Informasi 1. Mengumpulkan Masyarakat (Pagar Desa)

2. Mengumpulkan atau Mengkoordinir 2. Kepercayaan untuk mengelolan kelompok

3. Mengubah prilaku masyarakat 4. Kecemburuan sosial/ transparansi

(keterbukaan)

5. Kurangnya koordinasi antara Kades dan Motivator)

6. Pendidikan ibu-ibu yang masih rendah (partisipasi kurang)

(46)

7. Kurangnya kemampuan/pengetahuan 8. Kurang PD

9.Masih kurang dukungan dari pengurus maupun kades

Pukul 14.00 WIB Energizers (Dian Maulina) peserta membayangkan berada di awan dengan cara kedua tangan dipertemukan, bentuk awan yang lembut (tangan diusap-usap), hujan deras (menepuk tangan dengan cepat), kemudian ada petir (menepuk tangan dengan kuat).

Dilanjutkan dengan materi Peran fasilitator 1. Membuat suasana hidup,

2. Menggunakan bahasa sederhana, 3. Memahami materi,

4. Jembatan antara komunikan dengan komunikator 5. Mampu mengaktifkan peserta

6. Manyiapkan alat bantu/peraga, 7. Memotivasi peserta,

8. Mampu menampung dan memberi kesempatan untuk masyarakat yang memiliki aspirasi,

9. memecahkan masalah secara bersama.

Pukul 14. 20 Wib “Evaluasi Kegiatan“ (Chandra). Peserta dibagi 3 kelompok menurut kabupaten masing-masing MUBA, Banyuasin dan OKI. Pada pukul 16.15 Wib, acara diisi dengan Diskusi Kelompok dan diteruskan dengan presentasi hasil diskusi :

Kabupaten OKI disampaikan oleh Bapak Heru Kabupaten Banyuasin disampaikan oleh Ibu Kartini Kabupaten MUBA disampaikan oleh Yulia

Selasa, 20 September 2005

Pukul 08.00 Wib Review (Shofwani dan Kartini). Sebelumnya, tim review memandu enrgizers.Peserta berdiri dan membuat lingkaran kemudian mengitung 1 sampai 6, ketika nomor 6 peserta harus mengangkat tangan dan diarahkan ke kiri maupun ke kanan diatas kepala (tangan kanan menyebut A dan tangan kiri menyebut B) dan yang salah mendapat hukuman dengan memperagakan gaya monyet.

(47)

Pendapat Peserta tentang penyampaian review ;

Ibu Marni : Sebaiknya laki-laki lebih menghargai perempuan Bapak Thamrin : Perempuan butuh waktu/proses dalam berbicara atau

menyampaikan review.

Bapak Nurhaili : Shofwani lebih lama penyampaiannya dikarenakan ada Perkenalan.

Ibu Cik Mila : Shofwani ada pembukaan, jadi agak lama.

Pukul 09.00 Wib lokakarya difasilitasi fasilitator Eva Engelharts. Fasilitator meminta peserta berdiri dipisah antara laki-laki dan perempuan dan saling berhadapan, jumlah laki-laki 9 orang dan perempuan 10 orang. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan .

Pendapat perempuan “hal apa yang mendukung/support”  Memberi semangat

 Tidak tertawa  Tidak Marah

 Tidak mencemooh atau menyudutkan perempuan  Toleransi

 Tidak menganggap lemah perempuan

Pendapat Laki-laki ”hal apa yang mendukung/support”  Perempuan jangan malu-malu

 Jangan banyak berbicara/ada komitmen

 Saling mendukung antara laki-laki dan perempuan

 Ibu-ibu adalah orang yang terpilih dalam kegiatan ini, jadi gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

 Laki-laki memberi kesempatan untuk berbicara kepada perempuan tetapi laki-laki juga memberi kontribusi.

Dilanjutkan dengan saling mendorong antara laki-laki dan perempuan, untuk laki-laki ketika mendorong mengucapkan “No“ dan perempuan mengucapkan “Yes” dan sebaliknya. Didapat kesimpulan bahwa Perempuan lebih memiliki

(48)

Pukul 09.30 Wib (Wardah)

Nama-nama dalam Diskusi plenary 1. Rotasi (pergiliran) presentasi

2. Dalam diskusi plenary, perempuan dan laki-laki bergantian mengemukakan pendapat ( 1 laki-lak, 1 perempuan, dst...)

3. Laki-laki harus dapat mendorong perempuan agar berani berbicara, 4. Perempuan harus berani tampil dan berbicara di dalam pertemuan

jangan didominasi laki-laki.

5. Semua peserta diskusi harus mengamati apakah perempuan dan laki-laki berpartisipasi secara berimbang.

Kemudian dilanjutkan dengan pindah posisi tempat duduk berseling antara laki-laki dan perempuan.

Pendapat peserta mengenai perasaan duduk berdekatan dengan laki-laki atau perempuan :

Peserta sudah menikah (Perempuan)

 Tati : Tidak masalah, karena suami sudah mengerti kegiatan ia menjadi motivator.

 Yulia : Tidak masalah

Peserta belum menikah (perempuan)  Farida : tidak masalah

Peserta sudah menikah (laki-laki)

 Thamrin : pendapat istri saya, saya adalah milik masyarakat (Kades).  Abbas : Tidak masalah

Peserta belum menikah (perempuan)  Shofwani : Tidak masalah  Iskandar : Tidak masalah

Setelah coffee break, pada pukul 10.00 Wib Wardah menyampaikan “Tugas untuk latihan fasilitator”

Tugas untuk latihan fasilitator:

 Ada sebuah pertemuan yang membahas tentang a. Kegiatan perternakan

b. Pemasaran Produk c. Usaha tani

 Laki-laki dan perempuan dalam diskusi ikut berpartisipasi .  1 kelompok memfasilitasi

(49)

 Pertemuan berlangsung selama 45 mrnit

 Tim fasilitator mempersiapkan perencanaan untuk pertemuan tersebut,

 Perencanaan tersebut harus ditulis di kertas poster.

Jangan lupa perempuan dan laki-laki harus berpartisipasi secara

seimbang.

Selanjutnya dipilih 3 orang observer (pengamat) sebelum anda memulai presentasi:

 Persiapan tim fasilitator 45 menit  Fasilitasi pertemuan 55 menit

 Feedback untuk fasilitator 20 menit

Selanjutnya Wardah dan Eva membagi peserta menjadi 3 kelompok :  Bidang Peternakan : Cik Mila dan Mat Alim

 Pemasaran Produk : Parida dan Sofyan  Bidang Padi : Heru dan Tati

Setelah dibagi bidang-bidang peserta memilih untuk masuk ke bidang apa yang dikehendaki. Dilanjutkan dengan diskusi kelompok

Pukul 11.50 Wib Latihan menjadi fasilitator (Peserta)

A.Bidang Peternakan

Fasilitator :

1. Ibu Tati 2. Pak Mat Alim

Anggota : 1. Nuhaili 2. Cik Mila 3. Abbas 4. Yulia 5. Jumiati Observer : 1. Ibu Sumarni 2. Bapak Shofwani 3. Bapak Mat Alim

Dilanjutkan dengan latihan menjadi Fasilitator.

Langkah-langkah kegiatan peternakan Sapi Bali/Pembentukan dan Pembinaan kelompok ternak Sapi

1. Pembentukan Kelompok 2. Mengadakan pertemuan ke 1

(50)

3. Membentuk pengurus yang disepakati anggota 4. Membahas kegiatan yang telah disepakati anggota 5. Membuat peraturan yang telah disepakati

6. Membuat pelaksanaan kegiatan

7. Melaksanakan kegiatan yang sudah disepakati

8. Membuat laporan bahwa kandang sudah selesai di desa 9. Menunggu kedatangan ternak dari proyek SSFFMP 10. Penerimaan bantuan dari proyek SSFFMP

11. Mengadakan pertemuan ke 2 12. Membahas cara perawatan ternak

13. Pelaksanaan merawat ternak yang telah disepakati.

Dilanjutkan dengan pendapatFeedback untuk fasilitaor :

Apa Yang Baik

 Fasilitator menguasai materi  Energizer bagus

 Suara bagus  Percaya Diri  Penampilan bagus

 Sudah berani berbicara

Apa yang harus ditingkatkan lagi

 Memberi kesempatan kepada orang untuk menjawab pertanyaan Tanpa menjawab pertanyaan sendiri

 Menghidupkan suasana  Lebih konsentrasi

 Perkenalan terlebih dahulu

 Fasilitator harus berada di depan audiensi  Bisa mengontrol suasana diskusi

 Bisa memecahkan masalah bersama

 Bisa mengatasi sesi pertanyaan didalam diskusi  Menyimpulkan hasil diskusi

 Menggunakan alat bantu dan memfasilitasi  Lebih melibatkan perempuan di dalam diskusi.

Setelah istirahat, pada pukul 13.45 Wib Dian Maulina memandu Energizer peserta diminta berdiri dan menginjit kaki sampai lima kali.

(51)

Dilanjutkan dengan diskusi pelatihan menjadi Fasilitator oleh kelompok II

B. Kelompok Pemasaran Produk

Fasilitator : 1. Ibu Rusla 2. Ibu Farida Anggota 1. Thamrin 2. Sofyan 3. Effendi Pengamat : 1. Pak Heru 2. Bu Tati 3. Pak Nuhaili

Langkah-langkah Pemasaran yang sederhana :

I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memasarkan produk;

a. Barang yang dipasarkan harus dalam pengkemasan yang baik dan menarik

b. Bentuk tampilan produk harus dapat memikat pembeli c. Jika berupa bahan makanan harus diperhatikan;

- Aromanya

- Bentuknya menimbulkan selera - Kebersihan harus terjamin - Citra rasanya harus enak

II. Langkah-langkah Pemasaran

a. Promosi b. Penjualan

c. Mencari distributor d. Mengadakan pameran

Perencanaan Pemasaran Produk

Produk Target Indikator Kegiatan Ket

Kerupuk/kempl angang Adanya pasar tetap 500 Kg terjual dalam 1 bulan Promosi/pameran Titip jual distributor jaringan Kerajinan Anyaman purun Menerima pesanan Adanya pasar tetap Adanya kemitraan 3 Distributor 5 kodi 1 bulan Adanya penanaman modal Jual langsung di “Kalangan“

(52)

Dilanjutkan dengan pendapatFeedback untuk fasilitator :

Apa Yang Baik

 Keberanian  Penampilan

 Bisa menghidupkan suasana  Mampu mengatasi permasalahan  Percaya Diri

Apa yang harus ditingkatkan lagi

 Menguasai peserta  Menguasai diri  Bicara lebih tegas  Harus lebih sabar

 Kurang berkoordinir/ kerjasama anatr fasilitator  Teknik komunikasi untuk mengatasi audiensi  Harus lebih bisa membagi waktu

 Menguasai materi

 Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas  Tegas kepada audiensi

 Mengatur sesi pertanyaan

 Bertanggungjawab terhadap acara.

Pukul 16.15 Wib Coffea break

Pukul 16.30 Wib Session Silvi kebakaran hutan dan lahan

(Bahan ada di leptop ibu)

Pertanyaan pada session silvi :

Tanya : Bapak Shofwani ; Penduduk selalu membakar hutan dan itu telah menjadi kebiasaan bagaimana mengatasinya?

Jawab : Sebaiknya apabila membakar hutan agar api tidak menyebar sebaiknya di buat sekat dan ditunggui.

Tanya : Bapak Nuhaili : Bagaimana untuk menjadi motivator desa sebaiknya bergantian ?

(53)

Tanya : Ibu Sumarni : Bagaimana menjadi penyuluh yang baik?

Jawab : Dengan cara melakukan pendekartan terlebih dahulu, kemudian apa-apa yang menjadi pokok permasalahn serta melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, sebaiknya kita mendorong orang tersebut dan tidak berprasangka negatif

Pukul 17.30 Wib Selesai

Rabu, 21 September 2005

Pukul 08.00 Wib Review disampaikan oleh Heru dan Tati

Dilanjutkan dengan energizer, peserta di bagi dua kelompok kemudian membuat lingkaran kecil dan lingkaran besar. Untuk lingkaran kecil diberi nama Honda dan lingkaran besar diberi nama Yamaha, kemudian pada hitungan satu kedua kelompok ini berputar dan pada hitungan kedua mencari pasangan.

Dilanjutkan dengan Latihan menjadi Fasilitator oleh kelompok III

C. Bidang Usaha tani

Fasilitator :

1. Ibu Sumarni 2. Ibu Marwati

(54)

Sekretaris : Shofwani Anggota 1. Heru 2. Iskandar 3. Kartini Pengamat : 1. Bapak Marudut 2. Sumiati 3. Yulia

Budidaya Padi Pasang Surut

Usulan-usulan yang bisa menghasilkan padi yang baik;

1. Pengolahan tanah dengan cara dicangkul, ditraktor dan ditebas, 2. Penggunaan bibit unggul; berlabel, varitas,/jenis “awan’

3. Pemupukan dengan urea, SP35, Kcl

4. Pemeliharaan dengan membersihkan gulma dan pemberantasan hama penyakit,

5. Panen dengan menggunakan ani-ani, dan arit

6. Pasca panen; power treser, disebatkan, dibersihkan, dijemur, digiling, di jual (Gabah dan beras).

Perencanaan Budi Daya Padi Pasang Surut di Desa Muara Telang Target Klp

Tempat

Lk Pr Target Indikator Kegiatan

Ds Muara Telang 50 % 50 % 50 % 50 % Bln Sep 2005 Bln Sep 2005 1 Ha Siap tanam 30 kg bibit Padi Pengolahan tanah Penggunaan bibit unggul Pemupukan Pemeliharaan Panen Pasca panen

(55)

Dilanjutkan dengan pendapatFeedback untuk fasilitor :

Apa Yang Baik

 Kerjasama kelompok  Percaya Diri

 Bicara Keras dan Tegas

 Sudah memberi kesempatan kepada orang untuk bicara  Mental bagus

 Bisa menghidupkan suasana  Perkenalan fokus

 Mampu menguasai ruangan  Membagi tugas fasilitator

Apa yang Perlu ditingkatkan

 Meningkatkan konsentrasi  Memahami Materi

 Meningkatkan rasa Percaya Diri

 Mengatur waktu bicara/waktu siapa yang akan bicara  Teknik fasilitator

 Lebih aktif lagi

 Mengatur posisi berdiri  Menyimpulkan pokok bahasan  Semangat ditingkatkan  Merancang kegiatan

Dilanjutkan dengan (Wardah) menyampaikan kesimpulan bagaimana menjadi fasilitator yang baik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi fasilitator yang Baik :

 Memperhatikan posisi tempat duduk peserta diskusi dan menciptakan suasana yang menyenangkan dengan memberikan dan memandu

energizer

 Memberi salam dan memperkenalkan diri  Menjelaskan tujuan

 Menjalin komunikasi yang baik

 Memberi kesempatan kepada peserta yang ingin mengemukakan pendapat;

(56)

- Peserta berbicara secara bergiliran (satu persatu) - Mengacungkan tangan bila ingin berbicara (peserta)  Tidak meremehkan pendapatan orang lain

 Fasilitator bekerja dalam satu tim (1 orang menampung pertanyaan peserta, 1 orang menuliskan pertanyaan tersebut di papan)

 Memberi kesempatan kepada peserta diskusi untuk menjawab pertanyaan

 Mendorong peserta agar berani mengungkapkan pendapat (terutama untuk peserta yang pendiam)

 Menutup acara dan menyimpulkan hasil musyawarah

Pukul 09.45 Wib Chandra Hal-hal yang harus dilakukan setelah Latihan Fasilitasi.

Pukul 10.15 Wib Coffea break

Pukul 10.30 Wib Mr. K.H Steinmann penjelasan tugas seorang motivator, kerjasamanya dengan SSFFMP serta tujuan dilakukan workshop dan harapan ke depan setelah workshop dilaksanakan.

Dilanjutkan dengan Pukul 12.30 Wib Ibu Elva “Analisis Gender pada Pengelolaan Kebakaran hutan dan lahan“

Pukul 12.15 Wib ISTIRAHAT

Pukul 13.30 Wib Energizer (Wardah) “Pindah tempat duduk“

Peserta duduk dikursi dengan membuat lingkaran kemudian peserta dihitung untuk nomor 1 diberi nama Analisis, 2 Pencegahan, 3 Kesiagaan, 4 Respon, dan 5 Pemulihan, peserta yang sebutan yang dipanggil berdiri dan pindah tempat duduk, dan untuk kalimat “Karhutla“ semua peserta berdiri dan bertukar tempat duduk.

Dilanjutkan dengan diskusi kelompok peserta dibagi tiga kelompok yakni kelompok Kucing, Bebek dan kambing untuk diskusi “Analisis Gender pada Pengelolaan Kebakaran hutan dan lahan dan siapa yang terlibat dalam kegiatan ini?.

Pukul 14.00 Wib (Rebecca dan Dian) “Apa yang dapat dilakukan motivator desa dalam pengelolaan Karhutla“

Hasil Diskusi kelompok Apa yang dapat dilakukan motivator desa dalam pengelolaan Karhutla ?

(57)

Kelompok Kucing :

 Memberikan penyuluhan

 Memberikan motivasi pada masyarakat tentang Karhutla  Mengadakan pendekatan pada masyarakat

 Memberikan penjelasan pada pemerintah desa tentang karhutla  Membuat/memasang rambu-rambu tentang karhutla

 Memberikan contoh yang baik pada masyarakat tentang karhutla

Kelompok kambing :

 Mengumpulkan/menyaring informasi tentang bahan penyuluhan  Mendampingi penyuluh melaksanakan kegiatan kampanye karhutla  Meneruskan informasi ke kelompok-kelompok

 Membuat rencana tindak lanjut pertemuan ke kelompok  Evaluasi hasil kegiatan

Kesimpulan :

Sebelum terjadi Kebakaran

 Memberikan sosialisasi tentang karhutla  Penyuluhan Karhutla

 Memasang poster Karhutla

 Mengkoordinir alat-alat karhutla dengan tim karhutla

Sedang terjadi Karhutla

 Menggerakkan masyarakat untuk memadamkan api  Melaporkan kejadian karhutla ke pemerintah setempat

Sesudah terjadi

 Menginfentarissasi Karhutla

 Mengusulkan reboisasi ke instansi terkait. Pukul 16.00 Wib Coffea break

Pukul 16.15 Wib Energizer (Dian) Awan dan kebakaran

Peserta membuat lingkaran dan berhayal berada di awan di sana ada awan, hujan dan petir, selanjutnya memperagakan bagaimana cara memadamkan api di hutan jika terjadi kebakaran

(58)

I. Kelompok Bebek II. Kelompok Kucing III. Kelompok Kambing Pukul 17.00 Wib : Istirahat

Kamis, 22 September 2005

Pukul 08.00 Wib (Chandra) Review

Disampaikan oleh Bapak abbas dan Ibu Rusla dilanjutkan dengan energizers, peserta berdiri dan membentuk lingkaran, sambil berputar mereka berteriak dan menirukan suara kambing, bebek dan kucing.

Pukul 08.30 Wib (Nurnajati)

MATERI STUDY KELAYAKAN USAHA

Tujuan :

1. Peserta dapat menjelaskan pengertian serta manfaat Study Kelayakan Usaha

2. Peserta dapat menjelaskan cara melakukan dan membuat Study Kelayakan Usaha

3. Peserta dapat melaksanakan pembuatan Study Kelayakan usaha

Pokok Bahasan :

1. Pengertian dan manfaat Study Kelayakan usaha 2. Proses Pembuatan Study Kelayakan Usaha

(59)

Pengertian dari SKU

SKU dapat diartikan secara perkata Study Kelayakan Usaha :

1. Mempelajari atau melakukan study 2. Gagasan adanya peluang usaha

3. Layak atau tidaknya suatu usaha dijalankan/menguntugkan atau tidaknya suatu usaha

Manfaat Dari SKU :

1. Bagi Pengusaha bermanfaat untuk mengenal resiko, potensi keuntungan, kunci keberhasilan dan masalah dari usaha tersebut yang akan dihadapi. 2. Bagi Penanam Modal bermanfaat sebagai jaminan adanya keuntungan

yang memadai serta resiko kerugian yang rendah/kecil

3. Bagi Lembaga Kredit bermanfaat sebagai jaminan pinjaman akan dapat dikembalikan.

4. Bagi masyarakat umum dan Pemerintah bermanfaat sebagai jaminan usaha yang tidak merugikan kepentingan umum/masyarakat banyak.

(60)

Dasar Pemikiran Pembuatan

Study Kelayakan Usaha terdiri dari hal-hal sebagai berikut

Susunan/unsur-unsur dari Study Kelayakan Usaha Pasar

 Barang yang akan dipriduksi masih dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

 Jumlah barang yang diproduksi dapat lebih re;latof besar  Pangsa pasar cukup tersedia

Tujuan Usaha

Salah satu tujuan dari didirikannya usaha adalah untuk mencari keuntungan

Keuntungan

Yang disebut dengan keuntungan adalah penerimaan yang didapat lebih besar dari biaya produksi yang dikeluarkan

Penerimaan

Diperoleh dari hasil penjualan barang telah laku dipasar

Laku

Barang dapat laku keras apabila dengan mutu dan harga bersaing

Bermutu dan Harga Bersaing

Proses produksi dengan biaya yang efisien

Produksi yang efisien

(61)

 Pertumbuhan permintaan pasar relatif tinggi  Persaingan masih menyediakan peluang pasar

Keuntungan modal, modal dan arus kas

 Masih ada untung yang memadai

KERANGKA STUDY KELAYAKAN USAHA

Pendahuluan

I Analisis Pasar terdiri dari :

 Jenis barang dan jasa yang akan di muat dalam SKU : Dengan alasan-alasan kelayakan

 Dapat diproduksi dilokasi setempat Dengan alasan-alasan kelayakan  Besarnya peluang pasar

Dengan alasan-alasan kelayakan  Pangsa pasar yang tersedia

Dengan alasan-alasan kelayakan

 Pertumbuhan pasar barang yang akan diproduksi Dengan alasan-alasan kelayakan

 Persaingan pasar

Dengan alasan-alasan kelayakan

 Pemakai langsung dari barang yang diproduksi Dengan catatan-catatan

II Keuntungan, Modal dan Arus kas (ekonomi usaha/Chas Flow)

 Keuntungan yang dapat diperoleh Dengan alasan-alasan kelayakan  Modal yang diperlukan

Dengan alasan-alasan kelayakan  Arus uang(chas flow)

Dengan alasan-alasan kelayakan

III Persaingan

(62)

Dengan alasan-alasan kelayakan

 Jaringan kerja/usaha dibanding dengan pesaing Dengan alasan-alasan kelayakan

IV Manajemen/Pengelolaan

o Kemampuan administrasi pelaksana Dengan alasan-alasan kelayakan o Sumberdaya manusia pelaksana Dengan alasan-alasan kelayakan

PELAKSANAAN/PEMBUATAN STUDY KELAYAKAN USAHA

1 Isi dari SKU

 Pendahuluan  Pasar

 Keuntungan. Modal dan arus kas  Persaingan

 Manajemen

2 Unsur-unsur SKU

Pasar

Kebutuhan Pasar : Mudah dikenali atau tidak Lokasi : Mudah dijangkau atau tidak Nilai tambah : Tinggi atau rendah

Struktur : Persaingan yang sempyurna atau tidak

Ukuran : Besar atau kecil

Pertumbuhan : Tinggi atau rendah

Pangsa pasar : Besar atau kecil Ekonomi (modal, keuntungan dan resiko)

Laba sebelum pajak : Besar (diatas 15 %) atau kecil (kurang dari 5 %) Sifat Laba : Berjangka panjang atau hanya berjangka pendek Jangka waktu impas : Pendek (kurang dari 2 tahun) atau panjang

(diatas 3 tahun) Pencapaian arus

kas positif : Pendek (kurang dari 2 tahun) atau panjang (diatas 3 tahun)

(63)

(diatas 5 tahun)

Resiko penghentian Usaha: Kecil dan dapat dilakukan segera atau dengan kesulitan menguangkan modal yang di tanam

Kelebihan dalam bersaing

Biaya produksi : Paling rendah atau paling tinggi (dibanding pesaing)

Biaya Pemasaran : Paling rendah atau paling tinggi Biaya Penyaluran : Paling rendah atau paling tinggi Kemampuan menetapkan

harga : Paling rendah atau paling tinggi

Kemampuan menetapkan biaya : Paling rendah atau paling tinggi Kemampuan memperoleh

Bahan baku :Tinggi atau rendah

Kemampuan menyalurkan Produk: Tinggi atau rendah

Manajemen dan Organisasi

Tim Kerja : Kuat dan kompak

Sistem Manajemen : Berjalan efektif atau belum ada Oeganisasi : Tertata rapi atau sembrawut

Sumber Daya Manusia : Cukup tersedia atau menguasai bidang atau tidak cukup dan kurang ahli

Menentukan Harga Jual dan Titik Impas

 Titik Impas (Break even point/Balik Modal) adalah penghasilan yang diterima sama dengan biayanya. Pada keadaan ini pengusaha tidak mendapat untung/laba dan tidak rugi

 Untuk menentukan harga jual dan titik impas, kita harus mengetahui dan memahami istilah-istilah berikut:

a. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah untuk sejumlah hasil produksi contoh

1. Gaji pekerja 2. Sewa tempat 3. Bahan Baku 4. Dan lain-lain

(64)

hasil produksi. Jadi apabila jumlah hasil bertambah maka biaya tidak tetap akan bertambah juga, contoh :

1. Bahan pembantu 2. Pembungkus 3. Bahan Bakar 4. Transportasi 5. Dan lain-lain

c. Jumlah Biaya adalah jumlah biaya tetap dengan biaya tidak tetap d. Jumlah Pendapatan adalah jumlah penjualan hasil produksi

e. Laba/Keuntungan adalah jumlah pendapatan dikurangi jumlah biaya.

Dilanjutkan dengan dikusi kelompok Dengan pertanyaan?

1. Mengapa Usaha berhasil ? 2. Mengapa Tidak Berhasil ? 3. Agar usaha berhasil ?

Jawaban Kelompok Bebek

Anggota : 1. Mat Alim 2. Effendi 3. Marudut 4. Shofwani 5. Tini 6. Farida 7. Tati

I. Usaha berhasil Karena:

 Kerja keras dan ulet  Konsentrasi

 Kerjasama dengan baik  Tepat Sasaran

II. Usaha Tidak Berhasil karena:

 Kurang konsentrasi  Tidak ada kerjasama  Tidak percaya diri  Posisi Kurang Baik

(65)

III. Agar Usaha Berhasil:

I. Perencanaan yang matang  Bahan baku  Permodalan  Pasar  Tenaga Kerja  Promosi dan  Produksi II. Kerjasama  Mitra Kerja  Instansi terkait

Jawaban Kelompok Kucing

Anggota: 1. Iskandar 2. Sumarni 3. Sofian 4. Marwati 5. Heru 6. Jumiati I. Berhasil karena

 Ditekuni/dilaksanakan dengan baik  Percaya Diri

 Fokus pada kegiatan yang dilakukan  Kemauan/tekad yang tinggi (Ikhlas)  Mengetahui kelayakan suatu usaha  Adanya bahan baku untuk produksi  Adanya modal

 Perencanaan yang baik  Strategi Pemasaran

 Menjaga mutu produk/barang  Pengemasan yang menarik

II. Usaha Tidak Berhasil karena:

 Tidak ditekuni dengan baik  Kurang konsentrasi

(66)

 Tidak percaya diri  Tidak mau mencoba  Tidak ada modal  Tidak analisa

 Tidak ada jiwa bisnis  Sulitnya bahan baku  Tidak tahu peluang pasar

III. Agar Usaha Berhasil:

 Mutu/kwalitet

 Tahu harga pasar/harga terjangkau  Kerjasama dengan mitra usaha  Pemasaran yang baik (Cara jual)  Mempromosikan produksi/barang

 Peluang pasar/bisa terjangkau di semua lapisan masyarakat  Produksi yang kontinyu

Jawaban Kelompok Kambing

Anggota; 2. Cik Mila 3. Rusla 4. Thamrin 5. Nuhaili 6. Abbas 7. Sartina I. Berhasil karena

(1) Ada pasar yang jelas

- Kontinue para pelanggan tetap dengan permintaan yang terus-menerus - Harga yang sangat stabil

- Dapat mengatasi persaingan

(2) Kwalitas

- Bahan-bahan untuk produksi Asli

(67)

- Bahan tahan lama(tidak cepat rusak) - Bentuk barang memikat para konsumen - Cita rasa memenuhi selera

- Pengkemasan yang rapi menarik

(3) Tingkat Kuantitas

- Perencanaan Peningkatan produksi - Perluasan jaringan pasar (pemasaran)

- Analisis tenaga kerja (upah kerja/ongkos produksi

II. Mengapa tidak Berhasil:

1. Tidak ada pasaran yang jelas 2. Mutu dan kualitas kurang baik

3. Banyaklah barang yang diproduksi dari yang dipasarkan 4. Tenaga kerja yang kurang terampil

5. Tidak memperhitungkan musim/waktu pesanan 6. Terlalu fesimis/pasrah pada nasib

7. Tidak mau menerima perubahan/tidak terbuka saran 8. Pembukuan tidak jelas

III. Apa yang harus kita Lakukan:

1. Survey pasar

2. mengadakan bimbingan dan pelatihan (ERT) untuk kelompok usaha 3. Mutu barang harus di perbaiki

4. Pembagian kerja pada pengurus di optimalkan 5. Pencatatan keuangan yang disiplin

(68)

Pukul 13.45 (Wardah) Menyanyi lagu Kebakaran Hutan hasil kreatif peserta

“Cegah Kebakaran Hutan”

Cipt : Kab Musi Banyuasin

Hutan………hutan………….hutan. Tolong di Jaga

Ayo kawan-kawan bersama

Menjaga lingkungan di sekitar kita Jangan sampai terjadi kebakaran Hutan dan Lahan

Cegah...Jaga...Cegah... Mari Bersama

Ya....e. Ya....e. Ya...e. Ya...e. Ya…..e ayo rame-rame 2x Dung…dung..Ecek..ecek 2x

Ole……ole…..Ole…..Ole…Cegah Kebakaran Hutan Muba-Muba bisa

(69)

SIAGA”

Ciptaan Kab. OKI

Satu Minggu Satu Kali Siaga Kita slalu siap berjaga-jaga Kebakaran hutan dan lahan Yang Rawan Kebakaran

Tugas Kami Fasilitator Desa

Menyampaikan Pada Semua Warga Demi kesehatan Kita

Dan Juga kehidupannya

Reff :

Aduh Gagahnya Jreng Jreng Jreng Jreng Aduh Cantiknya Jreng Jreng Jreng Jreng

Pakai Sragam Kebakaran

Kalu kita Bakar Hutan dan Lahan Banyak Negara yang menjadi Korban Perlu kita lestarikan

Dan Juga kehidupannya Kembali ke Reff

Referensi

Dokumen terkait

Hasan, M.Iqbal.2008.Pokok – Pokok Materi Statistika 1 (Statistika Deskriptif) Edisi Kedua.. Hasan, M.Iqbal.2010.Pokok – Pokok Materi Statistika 2 (Statistika Inferensif)

Surat.

[r]

Kanker Kolon dan Rektum di RSUP Hasan Sadikin

Paket Pengadaan ini terbuka untuk Penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan menyediakan jasa konstruksi yang

Berdasarkan surat Panitia Pengadaan Barang/ Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Melawi Nomor : 602.1/ 6.A.07/ PAN-DPU/ VI I I / 2013, tanggal 26 Agustus 2013 perihal :

Dalam rangka Wajib Kerja Dokter Spesialis, setiap peserta. Wajib Kerja Dokter

Drunk driving is the act of operating or driving a motor vehicle while under the influence of alcohol and/or drugs to the degree that mental and motor skills are impaired..