• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Informan I Kepala Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 Pedoman Wawancara Informan I Kepala Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Pedoman Wawancara Informan I Kepala Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka

1. Menurut bapak, apakah pedoman yang digunakan dalam proses alih media naskah kuno?

2. Menurut bapak, darimana sajakah pengadaan naskah kuno pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

3. Menurut bapak, apakah tujuan dari alih media naskah kuno?

4. Menurut bapak, berapakah jumlah pustakawan yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

5. Menurut bapak, apakah ada pihak lain yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

6. Menurut bapak, apakah ada pelatihan khusus mengenai kegiatan alih media naskah kuno?

7. Menurut bapak, siapakah yang mengawasi kegiatan alih media naskah kuno?

8. Menurut bapak, berapakah jumlah naskah kuno yang telah didigitalisasi pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

9. Menurut bapak, apakah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat menyimpan naskah asli yang telah didigitalisasi?

10. Menurut bapak, apakah kendala yang dihadapi Badan Perpustakaan dan Kearsipan dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

11. Menurut bapak, apakah perangkat keras yang digunakan perpustakaan saat ini untuk mengoperasikan naskah kuno digital?

12. Menurut bapak, apakah kegiatan alih media naskah kuno efektif jika ditinjau dari segi proses digitalisasi dan penggunaannya?

13. Menurut bapak, berapakah dana ideal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

14. Menurut bapak, darimana sajakah sumber dana alih media naskah kuno yang dilakukan di perpustakaan ini?

(2)

Lampiran 2

Pedoman Wawancara Informan II Staf Pelestarian Bahan Pustaka

1. Menurut ibu, bagaimanakah prosedur digitalisasi sebelum dilakukan kegiatan alih media naskah kuno?

2. Menurut ibu, bagaimanakah proses alih media naskah kuno dalam bentuk digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? 3. Menurut ibu, apakah prioritas utama dari alih media naskah kuno tersebut? 4. Menurut ibu, apakah keadaan naskah kuno yang asli masih dalam bentuk

utuh atau lengkap?

5. Menurut ibu, apakah naskah kuno yang mengalami kerusakan diperbaiki sebelum melakukan scan atau pemotretan?

6. Menurut ibu, berapakah jumlah pustakawan yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

7. Menurut ibu, apakah perangkat keras yang digunakan untuk mengoperasikan naskah kuno digital?

8. Menurut ibu, apakah pernah dilakukan pergantian perangkat keras sebagai tempat penyimpanan naskah kuno digital?

9. Menurut ibu, apakah ada cadangan (back up) dari bentuk naskah kuno digital?

10. Menurut ibu, kegiatan alih media naskah kuno efektif jika ditinjau dari segi proses digitalisasi dan penggunaannya?

11. Menurut ibu, bagaimanakah penyusunan naskah kuno pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sama penyusunannya dengan naskah kuno yang telah didigitalisasi?

12. Menurut ibu, apakah kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

(3)

Lampiran 3

Pedoman Wawancara Informan III Staf Tim Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB UNAND)

1. Menurut bapak, bagaimanakah prosedur digitalisasi sebelum dilakukan kegiatan alih media naskah kuno?

2. Menurut bapak, bagaimanakah proses alih media naskah kuno dalam bentuk digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

3. Menurut bapak, apa sajakah software dan hardware yang digunakan dalam melakukan proses alih media naskah kuno?

4. Menurut bapak, berapakah jumlah pustakawan yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

5. Menurut bapak, apakah kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

6. Menurut bapak, berapakah dana ideal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

(4)

Lampiran 4

Pedoman Observasi untuk Proses Transformasi Naskah Kuno Dalam Bentuk Digital Di BPAD Provinsi Sumatera Barat

Tanggal Observasi : Lokasi Observasi :

Objek :

Nama Observer :

NO ASPEK YANG DIAMATI

KETERANGAN ADA TIDAK

ADA 1 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam alih

media naskah kuno tercetak dalam bentuk digital. a. Pengumpulan bahan;

b. Pembongkaran jilid koleksi untuk dipindai atau difoto;

c. Pembacaan halaman dokumen menggunakan scanner kemudian disimpan dalam format PDF; d. Pengeditan atau editing;

e. Pembuatan serta pengelolaan metadata; f. Pembuatan abstrak (jika diperlukan); g. Upload ke server;

h. Penjilidan kembali dokumen yang telah dibongkar.

2 Perangkat keras yang digunakan untuk mengoperasikan naskah kuno digital a. Driver CD-ROM;

(5)

Lampiran 5

Transkip Wawancara dengan Informan I Nama Informan : Ismon Azif, S.Sos.

Jabatan : Kabid Deposit Pengamatan dan Pelestarian

Tempat : Ruang Kabid Deposit Pengamatan dan Pelestarian Tanggal Wawancara : Selasa, 24 November 2015

Pukul : 11.00 WIB

1. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah pedoman yang digunakan dalam proses alih media naskah kuno?

Jawaban:

Pedoman yang digunakan dalam proses alih media naskah kuno pada perpustakaan ini merujuk kepada pedoman pembuatan e-book dan standar alih media yang dikeluarkan oleh perpustakaan nasional Republik Indonesia. Didalam buku pedoman yang dikeluarkan oleh perpustakaan nasional menjelaskan semua seluk beluk mengenai tahap awal sampai akhir proses alih media digital.

2. Pertanyaan:

Menurut bapak, darimana sajakah pengadaan naskah kuno pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

Jawaban:

Pengadaan naskah kuno pada perpustakaan ini dalakukan tergantung metode pendekatan yang digunakan. Jika pendekatan yang digunakan berhasil maka pengadaan naskah kuno dapat melalui sumbangan dan ganti rugi. Pemilik atau pewaris naskah dengan sukarela menyumbangkan naskah yang dimilikinya untuk disimpan dan dirawat oleh perpustakaan. Pihak perpustakaan juga memberikan kompensasi kepada pemilik atau pewaris agar koleksi naskah yang dimilikinya dapat disimpam dam dirawat oleh

(6)

perpustakaan. Kompensasi itu dapat berupa uang, penghargaan dan lain-lain sesuai kesepakatan dari pihak perpustakaan dan ahli waris tersebut.

3. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah tujuan dari alih media naskah kuno? Jawaban:

Tujuan alih media naskah kuno ini adalah untuk memelihara, menjaga, merawat dan melestarikan fisik dari naskah tersebut serta isi kandungan informasi yang terkandung didalamnya.

4. Pertanyaan:

Menurut bapak, berapakah jumlah pustakawan yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Tugas dan fungsi untuk melakukan kegiatan alih media ini dilakukan oleh kasubid dan staf deposit, pengamatan dan pelestarian bahan pustaka serta di bantu oleh pihak ketiga atau disebut juga dengan konsultan dari tim FIB Unand. Pihak dati tim FIB Unand yang terlibat sekitar 2 orang.

5. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah ada pihak lain yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno selain dilakukan oleh satf yang terkait ada juga pihak lain yang bekerja sama dengan perpustakaan. Pihak ketiga tersebut adalah dari tim FIB Unand dalam melakukan pendekatan dengan ahli waris untuk mendapatkan koleksi naskah kuno tersebut.

(7)

6. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah ada pelatihan khusus mengenai kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Pelatihan khusus itu sebenarnya pihak perpustakaan nasional yang melakukan. Tetapi sekitar tahun 2014 salah seorang pustakawan dari perpustakaan ini melakukan pelatihan khusus ke Jepang mengenai pelestarian bahan pustaka yang mencakup kegiatan alih media naskah kuno.

7. Pertanyaan:

Menurut bapak, siapakah yang mengawasi kegiatan alih media naskah kuno? Jawaban:

Pihak yang mengawasi kegiatan alih media naskah kuno adalah pustakawan dari kasubid deposit, pengamatan dan pelestarian bahan pustaka. Pihak ketiga yang terkait hanya melakukan pendekatan dengan ahli waris saja.

8. Pertanyaan:

Menurut bapak, berapakah jumlah naskah kuno yang telah didigitalisasi pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

Jawaban:

Awal dilakukan kegiatan alih media sekitar tahun 2008. Jumlah naskah yang telah dialihmediakan berjumlah sebanyak 363 eksemplar.

9. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat menyimpan naskah asli yang telah didigitalisasi?

Jawaban:

Naskah asli yang telah dialihmediakan berjumlah 28 eksemplar naskah kuno yang telah dialihmediakan dan 7 eksemplar naskah asli yang belum dilakukan alih media.

(8)

10. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah kendala yang dihadapi Badan Perpustakaan dan Kearsipan dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Kendala pertama yang dihadapi yaitu dana karena pihak perpustakaan tidak memiliki anggaran yang memadai untuk melakukan kegiatan alih media naskah kuno. Anggaran untuk alih media itu terbatas dan setelah itu ditiadakan pada tahun 2015 untuk hunting naskah kuno. Selain itu kendala lain yang dihadapi adalah waktu. Untuk melakukan pendekatan dibutuhkan waktu yang sangat lama. Kendala lainnya yaitu sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya terbatas.

11. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah perangkat keras yang digunakan perpustakaan saat ini untuk mengoperasikan naskah kuno digital?

Jawaban:

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai sarana dan prasarana jadi pihak perpustakaan belum menyediakan alat atau perangkat keras untuk membuka naskah kuno digital tersebut. Untuk saat ini jika ada pengguna yang ingin menggunakannya harus membawa laptop yang memiliki driver CD-ROM atau DVD untuk membukanya.

12. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah kegiatan alih media naskah kuno efektif jika ditinjau dari segi proses digitalisasi dan penggunaannya?

Jawaban:

Proses digitalisasi naskah kuno tidak menjadi persoalan dan dapat dikatakan sudah efektif kegiatan ini dilakukan. Tetapi pemanfaatannya belum dapat dikatakan optimal. Dikatakan belum optimal disebabkan oleh sarana dan prasarana yang belum memadai.

(9)

13. Pertanyaan:

Menurut bapak, berapakah dana ideal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Dana idealnya tidak dapat di pastikan itu tergantung anggaran yang telah ditetapkan. Dana tersebut bersifat fleksibel dan berfluktuasi tergantung situasi dan kondisi. Biasanya dana yang dianggarkan sekitar enam juta rupiah untuk melakukan perjalanan mencari naskah sampai dilakukan alih media. Jika dalam sehari itu pihak perpustakaan mendapatkan hanya satu naskah saja maka dana yang telah dianggarkan itu untuk melakukan alih media. Jika lebih maka pihak yang terkait melakukan negosiasi terlebih dahulu untuk menganggarkan dana lagi. Jadi tidak dapat di pastikan dana ideal untuk melakukan kegiatan alih media ini.

14. Pertanyaan:

Menurut bapak, darimana sajakah sumber dana alih media naskah kuno yang dilakukan di perpustakaan ini?

Jawaban:

Sumber dana dalam melakukan alih media naskah kuno melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Semenjak tahun 2015 dana dan anggaran tersebut ditiadakan.

(10)

Lampiran 6

Transkip Wawancara dengan Informan II Nama Informan : Linda Evia, Amd.

Jabatan : Staf Pelestarian Bahan Pustaka

Tempat : Ruang Kasubid Pelestarian Bahan Pustaka Tanggal Wawancara : Selasa, 24 November 2015

Pukul : 13.30 WIB

1. Pertanyaan:

Menurut ibu, bagaimanakah prosedur digitalisasi sebelum dilakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Prosedur digitalisasi naskah kuno berbeda dengan prosedur digitalisasi buku tercetak. Prosedur digitalisasi naskah kuno pertama kali dilakukan pencarian dan survey. Setelah dilakukan survey, apabila ahli waris tidak bersedia memberikan koleksi naskahnya maka dilakukan pendekatan sosial. Jika ahli waris bersedia memberikan koleksi naskahnya pihak perpustakaan memberikan kompensasi, tetapi jika tidak diizinkan maka kami pihak perpustakaan hanya melakukan foto terhadap naskah tersebut. Jika tidak diizinkan mengambil naskah aslinya kami dari pihak perpustakaan memberikan fitrin atau lemara pajang kepada ahli waris agar koleksi naskah yang dimilikinya dapat disimpan pada lemari tersebut.

2. Pertanyaan:

Menurut ibu, bagaimanakah proses alih media naskah kuno dalam bentuk digital?

Jawaban:

Proses alih media naskah kuno yang paling penting sekali yaitu ahli waris bersedia koleksi naskahnya dilakukan digitalisasi. Setelah itu koleksi naskah tersebut dikumpulkan pada suatu ruangan untuk dilakukan foto terhadap naskah. Pada ruangan tersebut dihitung jumlah naskah yang telah terkumpul.

(11)

Jika ada naskah yang kotor dan rusak maka di bersihkan serta diperbaiki terlebih dahulu. Setelah dibersihkan dan diperbaiki lakukan pemotretan, setelah dilakukan pemotretan dengan menggunakan kamera yang langsung terhubung dengan komputer atau laptop. Selanjutnya dilakukan pengeditan dan pendigitalisasian lembar demi lembar naskah untuk dikemas ke dalam bentuk CD atau DVD.

3. Pertanyaan:

Menurut ibu, apakah prioritas utama dari alih media naskah kuno tersebut? Jawaban:

Prioritas utama dilakukan alih media naskah kuno yaitu menyelamatkan kondisi fisik dan kandungan informasi yang terkandung di dalam naskah tersebut. Adanya kegiatan alih media dapat menguntungkan karena jika koleksi aslinya hilang maka pihak perpustakaan memiliki back up data dari koleksi tersebut.

4. Pertanyaan:

Menurut ibu, apakah keadaan naskah kuno yang asli masih dalam bentuk utuh atau lengkap?

Jawaban:

Keadaan naskah kuno yang asli sangat bermacam-macam. Naskah tersebut ada yang sudah sobek, di makan rayap dan ada juga baru dipegang sudah lepas dari jlidnya.

5. Pertanyaan:

Menurut ibu, apakah naskah kuno yang mengalami kerusakan diperbaiki sebelum melakukan scan atau pemotretan?

Jawaban:

Sebelum melakukan pemotretan naskah kuno mengalami kerusakan diperbaiki terlebih dahulu. Setelah dilakukan perbaikan baru dilakukan pendigitalisasian naskah kuno tersebut.

(12)

6. Pertanyaan:

Menurut ibu, berapakah jumlah pustakawan yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Jumlah pustakawan yang berada di kasubid deposit, pengamatan pelestarian memiliki staf 5 orang dalam melakukan alih media dan 2 orang dari tim FIB Unand.

7. Pertanyaan:

Menurut ibu, apakah perangkat keras yang digunakan untuk mengoperasikan yang telah di alih media?

Jawaban:

Perangkat keras yang digunakan belum disediakan oleh pihak perpustakaan. Jika pengguna ingin membuka naskah kuno digital maka pengguna harus membawa laptop yang memiliki driver CD-ROM atau DVD.

8. Pertanyaan:

Menurut ibu, apakah pernah dilakukan pergantian perangkat keras sebagai tempat penyimpanan naskah kuno digital?

Jawaban:

Tidak pernah, karena kegiatan alih media ini hanya menggunakan CD atau DVD sebagai tempat penyimpanannya. Tetapi rencana yang akan datang pihak perpustakaan akan melayankan naskah kuno digital tersebut dalam website perpustakaan.

9. Pertanyaan:

Menurut ibu, apakah ada cadangan (back up) dari bentuk naskah kuno digital?

(13)

Perpustakaan memiliki back up data dari naskah kuno digital. Selain itu, mitra kerja dari tim FIB Unand juga memiliki back up datanya.

10. Pertanyaan:

Menurut ibu, kegiatan alih media naskah kuno efektif jika ditinjau dari segi proses digitalisasi dan penggunaannya?

Jawaban:

Kegiatan alih media naskah kuno dapat dikatakan sangat efektif sekali. Contohnya banyak pengguna yang meng-copy naskah kuno digital untuk diterjemahkan. Naskah kuno digital sebagian besar belum diterjemahkan secara keseluruhan. Sekitar 10% naskah kuno digital yang telah diterjemahkan.

11. Pertanyaan:

Menurut ibu, bagaimanakah penyusunan naskah kuno pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sama penyusunannya dengan naskah kuno yang telah didigitalisasi?

Jawaban:

Penyusunan naskah kuno yang tercetak pada perpustakaan ini yaitu dikelompokkan menurut judul naskah. Tetapi untuk penyusunan naskah kuno yang telah di alih mediakan baik Perpustakaan Nasional dan perpustakaan ini belum mempunyai standarisasi dalam penyusunan atau klasifikasinya. Pihak perpustakaan hanya menyusun menurut tahun didapatkan naskah tersebut. Jika perpustakaan nasional telah memiliki standarisasi untuk klasifikasi naskah kuno digital maka kita pihak perpustakaan akan melakukan hal yang sama. Untuk saat sekarang ini penyusunan naskah kuno yang telah di alih media berdasarkan tahun dan lokasi didapatkan naskah tersebut.

12. Pertanyaan:

Menurut ibu, apakah kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

(14)

Jawaban:

Kendala yang dihadapi sangat banyak sekali apalagi kendala di lapangan. Kendala lainnya adalah dana dan sumber daya manusia kurang. Jika pihak perpustakaan memiliki sumber daya manusia yang dapat menerjemahkan naskah kuno digital maka pemanfataan koleksi tersebut juga pasti lebih banyak. Selain itu pihak perpustakaan juga belum membuatkan bibliografi naskah tersebut.

(15)

Lampiran 7

Transkip Wawancara dengan Informan II Nama Informan : Pramono

Jabatan : Staf tim FIB Unand Tempat : Ruang dosen FIB

Tanggal Wawancara : Senen, 30 November 2015 Pukul : 13.00 WIB

1. Pertanyaan:

Menurut bapak, bagaimanakah proses alih media naskah kuno dalam bentuk digital?

Jawaban:

Proses alih media naskah kuno pada instansi tersebut yaitu mengumpulkan

atau mencari naskah kuno yang tersimpan pada masyarakat di sekitar Provinsi

Sumatera Barat. Untuk mengumpulkan naskah kuno tersebut tidaklah mudah

karena pemilik atau pewaris naskah tidak mudah memberikan koleksi naskah

tersebut kepada siapa pun. Oleh sebab itu. pihak perpustakaan meminta

bantuan kepada tim FIB Unand dengan menggunakan metode pendekatan

secara kebudayaan. Biasanya jika didekati dengan kebudayaan masyarakat

akan mengeluarkan koleksi yang dimilikinya dan juga dapat juga diberikan

kepada pihak perpustakaan untuk dirawat sebagaimana mestinya. Tetapi

apabila tidak diizinkan mengambil naskah aslinya pihak perpustakaan hanya

melakukan foto setiap lembar naskah tersebut. Pemotretan dilakukan

menggunakan kamera DSLR canon yang memiliki resolusi minimal 300 dpi

dan kepadatan warna 24 bit. Kualitas foto harus dalam format TIFF atau

(16)

penyuntingan (editing) untuk mengatur fokus kualitas gambar agar jelas.

Setelah itu dibuatkan nama file dari masing-masing naskah tersebut dan

selanjutnya disimpan dalam bentuk CD. Setelah disimpan dalam bentuk CD

dilakukan penamaan berkas berdasarkan tahun dan lokasi didapatkan naskah

tersebut.

2. Pertanyaan:

Menurut bapak, apa sajakah software dan hardware yang digunakan dalam melakukan proses alih media naskah kuno?

Jawaban:

Software yang digunakan untuk melakukan kegiatan alih media tersebut adalah kamera DSLR dan hardware-nya yaitu laptop. Kamera DSLR yang digunakan adalah Canon karena kamera tersebut telah memiliki program RAW atau TIFF sesuai dengan standarnya. Setelah foto diambil selanutnya melakukan convert sesuai standar yang digunakan. Jika dalam mengambil gambar menggunakan RAW maka harus di convert ke TIFF karena dengan TIFF foto tidak pecah, gambar jelas dan banyak keuntungan lain dari standar tersebut. Selain itu, membuat katalog dan deskripsi naskah sehingga pengguna dapat membaca makna dari naskah kuno yang telah dilakukan alih media.

3. Pertanyaan:

Menurut bapak, berapakah jumlah pustakawan yang melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Dari pihak perpustakaan jumlah staf yang melakukan kegiatan alih media ini ada 5 orang dan dari tim FIB Unand 2 orang. Kami dari tim FIB Unand telah bekerja sama dengan pihak perpustakaan dalam melakukan kegiatan semenjak tahun 2008. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kenapa

(17)

mereka mengajak tim FIB Unand untuk bekerja sama adalah untuk melakukan pendekatan secara kebudayaan untuk mendapatkan koleksi naskah tersebut.

4. Pertanyaan:

Menurut bapak, apakah kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Kendala umum yang sering ditemukan pada lapangan yaitu tidak ada naskahnya. Jika naskah tidak ada maka kegiatan ini tidak bisa dilakukan. Hambatan yang sering ditemukan yaitu masyarakat yang memiliki naskah tidak semuanya ingin memberikan naskah tersebut untuk dilakukan digitalisasi. Selanjutnya hambatan yang juga ditemukan yaitu mengenai teknis dalam digitalisasi. Hambatan lainnya yaitu dana yang cukup besar. Biaya yang dimaksud bukan mengenai peralatan dalam alih media tetapi mengenai perjalanan dalam mencari naskah dan waktunya sampai dilakukan pendigitalan.

5. Pertanyaan:

Menurut bapak, berapakah dana ideal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan alih media naskah kuno?

Jawaban:

Dana ideal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan alih media ini tidak dapat dipastikan. Dana itu dianggarkan oleh pihak perpustakaan kami dari tim FIB Unand tidak mengetahui lebih pasti berapa dana idealnya. Umumnya dana ideal untuk satu lokasi kurang lebih dua ratus juta rupiah.

(18)

Lampiran 8

Hasil Observasi Proses Transformasi Naskah Kuno Dalam Bentuk Digital Di BPAD Provinsi Sumatera Barat

Tanggal Observasi : Senen, 30 November 2015

Lokasi Observasi : Laboratorium Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Objek : Naskah Kuno

Nama Observer : Trifani Herlinda

NO ASPEK YANG DIAMATI

KETERANGAN ADA TIDAK

ADA 1 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam alih

media naskah kuno tercetak ke dalam bentuk digital. a. Pengumpulan bahan;

b. Pembongkaran jilid koleksi untuk dipindai atau difoto;

c. Pembacaan halaman dokumen menggunakan scanner kemudian disimpan dalam format PDF; d. Pengeditan atau editing;

e. Pembuatan serta pengelolaan metadata; f. Pembuatan abstrak (jika diperlukan); g. Upload ke server;

h. Penjilidan kembali dokumen yang telah dibongkar.        

2 Perangkat keras yang digunakan untuk mengoperasikan naskah kuno digital a. Driver CD-ROM;

b. Driver DVD.

 

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan utama untuk mendeskriptifkan atau melukiskan secara detail dan mendalam mengenai proses pelaksanaan

Jadi harapan penulis semoga dalam pelaksanaannya yang terlibat bisnis Multi Level Marketing hendaklah bermuamalah sesuai dengan maqashid (tujuan) syariat Islam

Dan pada tabel diatas menunjukkan sikap responden terhadap cuci tangan pakai sabun (CTPS) dalam kategori sangat setuju pada pretest dengan skor sebanyak 154 poin

Secara genealogis, menurut Keegan (2000: 9) pendidikan dan pelatihan jarak jauh lahir dari perkembangan teknologi yang terkait dengan Revolusi Industri di Eropa Utara dan

[r]

Kepala Seksi Teknologi, Subdit Pascapanen Pot dan Lansekap Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura.. Kepala Seksi Pengolahan Hasil Buah dan Florikultura,

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 174/P/2012 tentang Anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Badan Akreditasi Nasional

Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Teknologi , Subdit Budidaya Tanaman Daun dan Bunga Potong, Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura sejak tanggal 23