• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2019"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

AKUNTABILITAS

KINERJA TAHUN 2019

DEPUTI BIDANG

PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

KEMENTERIAN PARIWISATA RI

(2)
(3)

3

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

(4)

4

EXECUTIVE

SUMMARY

Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja atas penggunaan seluruh sumber dayanya, baik terkait dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran (DIPA).

Arah kebijakan terkait pengembangan destinasi pariwisata adalah pengembangan destinasi pariwisata berdaya saing dan berkelanjutan pada destinasi pariwisata prioritas. Strategi yang dilakukan terkait pengembangan destinasi pariwisata melalui pengembangan ekosistem pariwisata, pengembangan investasi pariwisata, penerapan destinasi pariwisata berkelanjutan, pengembangan amenitas, pengembangan aksesibilitas dan konektivitas, dan pengembangan atraksi.

Berdasarkan capaian dari Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, target pada sasaran strategis meningkatnya kualitas destinasi pariwisata mencapai 100% dengan capaian 102 destinasi yang tersebar di wilayah barat, tengah dan timur. Sedangkan untuk sasaran strategis meningkatnya investasi sektor pariwisata mencapai 52,54% dari target 1.600 juta USD dengan realisasi sebesar 840,65 juta USD pada semester 1 tahun 2019.

Sementara total realisasi anggaran Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata pada Tahun Anggaran 2019 adalah Rp.149.238.621.475,- atau sebesar 99,96% dari total anggaran sebesar Rp.149.299.138.000,- atau mengalami kenaikan capaian realisasi anggaran dibandingkan tahun 2018 secara persentase dengan selisih sebesar 0,09%. Sisa anggaran tahun 2019 sebesar Rp.60.516.525,- atau sebesar 0,04% merupakan sisa anggaran yang tidak dapat dilakukan efisiensi berupa sisa kontrak kegiatan, selisih harga negosiasi kegiatan lelang, dan sisa jasa profesi.

Dalam pencapaian target kinerja tahun 2019, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi diantaranya:

a. Terjadinya beberapa kali restrukturisasi di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata yang terkait dengan penyesuaian SDM baru.

(5)

5 b. Adanya arahan program dan penganggaran agar berfokus pada pengembangan 10

Destinasi Pariwisata Prioritas dan 5 Destinasi Super Prioritas.

c. Terkait dengan capaian realisasi jumlah investasi sektor pariwisata, kini BKPM sebagai sumber data capaian investasi tidak lagi mengeluarkan data per triwulan melainkan per-semester, sehingga realisasi belum dapat diupdate dan menunggu data BKPM paling lambat bulan Maret tahun 2020.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata telah melakukan upaya melalui strategi:

1. Melakukan evaluasi program dan kegiatan triwulanan secara berkala melalui optimalisasi pelaporan kinerja digital e-performance;

2. Optimalisasi pelaksanaan kegiatan yang mengarah pada pencapaian target kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata;

3. Optimalisasi penyerapan anggaran yang telah di proyeksikan sebelumya terutama pada pengembangan 10 DPP dan 5 DSP;

4. Meningkatkan koordinasi dengan Kementerian/ Lembaga serta stakeholder terkait dengan penyediaan data penunjang capaian kinerja.

Berdasarkan capaian kinerja Tahun 2019, diperlukan peningkatan kualitas perencanaan program dan penganggaran, koordinasi dan sinergi lintas sektor, peningkatan implementasi monitoring dan evaluasi terpadu secara berkala, serta penciptaan inovasi untuk mendukung peningkatan kinerja di tahun mendatang.

(6)

6

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR ... 2

PERNYATAAN TELAH DIREVIU ... 3

EXECUTIVE SUMMARY ... 4

DAFTAR ISI ... 6

DAFTAR TABEL ... 7

BAB I PENDAHULUAN ... 7

1. LATAR BELAKANG ... 7

2. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA ... 8

3. SDM DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA ... 10

4. SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA ... 12

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 16

1. PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA TAHUN 2019 ... 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 19

1. CAPAIAN KINERJA TA.2019 ... 19

2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2019 ... 21

BAB IV PENUTUP ... 138

(7)

7

DAFTAR

TABEL

TABEL 1 Jumlah SDM di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata ... 11

TABEL 2 Golongan Pegawai di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata ... 12

TABEL 3 Latar Belakang Pendidikan SDM di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata . 12 TABEL 4 Indikator Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata ... 17

TABEL 5 Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata ... 20

TABEL 6 Perbandingan Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata ... 20

TABEL 7 TOP 3 Destinasi Berdasarkan 3A dan 3S ... 22

TABEL 8 Capaian Kinerja Kualitas Destinasi Pariwisata Tahun 2019 ...27

TABEL 9 Perbandingan Capaian Kinerja Kualitas Destinasi Pariwisata Tahun 2018-2019 ... 28

TABEL 10 Capaian Realisasi Investasi Sektor Pariwisata Tahun 2019 ... 108

TABEL 11 Perbandingan Capaian Realisasi Investasi Sektor Pariwisata Tahun 2018-2019 ... 109

TABEL 12 Realisasi Anggaran Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Tahun 2019 ... 134

TABEL 13 Realisasi Anggaran Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Tahun 2019 ... 135

(8)

8

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik, terpercaya dan akuntabel, diperlukan penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mengintegrasikan dari sistem perencanaan, penganggaran, serta pelaksanaan program dan kegiatan yang kemudian dituangkan dalam sebuah laporan akuntabilitas kinerja.

Adapun Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja atas penggunaan seluruh sumber dayanya, baik terkait dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran (DIPA). Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata memiliki kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja.

Pencapaian realisasi kinerja dan anggaran Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata sesuai dengan sasaran strategis yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pariwisata RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2018 – 2019 sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja yang terdiri dari dua Sasaran Strategis yaitu Meningkatnya Kualitas Destinasi Pariwisata dan Meningkatnya Investasi Sektor Pariwisata, dengan masing-masing target sebanyak 102 destinasi yang berkualitas dan 1.600 juta USD investasi di bidang pariwisata.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata ini juga dituangkan tantangan selama pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun anggaran 2019, serta strategi dalam menghadapi pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2020 mendatang.

(9)

9

2. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DEPUTI

BIDANG PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

Dalam menjalankan program dan kegiatan guna mencapai visi, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata bersinergi dengan Sekretaris Deputi dan 5 Asisten Deputi yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing, yaitu :

1. Sekretariat Deputi

2. Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem 3. Asisten Deputi Investasi Pariwisata

4. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I 5. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional II 6. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional III

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata No. 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata, Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata merupakan unsur pelaksana yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Pariwisata dengan tugas dan fungsi sebagai berikut :

Tugas :

Mempersiapkan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di Sekretariat Deputi bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem, investasi pariwisata, pengembangan Destinasi Regional I, II, dan III serta peningkatan daya saing pengembangan pariwisata.

Fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem, investasi pariwisata, pengembangan Destinasi Regional I, II, dan III;

b. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan analisis kegiatan di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem, investasi pariwisata, pengembangan Destinasi Regional I, II, dan III;

c. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem, investasi pariwisata, pengembangan Destinasi Regional I, II, dan III;

(10)

10 d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya Tarik wisata dalam rangka pertumbuhan Destinasi pariwisata nasional dan pengembangan daerah serta peningkatan kualitas dan daya saing pariwisata;

e. Pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata;

f. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di Bidang Pengembangan infrastruktur dan ekosistem, investasi pariwisata, pengembangan Destinasi Regional I, II, dan III;

g. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise di Bidang Pengembangan infrastruktur dan ekosistem, investasi pariwisata, pengembangan Destinasi Regional I, II, dan III;

h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pengembangan infrastruktur dan ekosistem, investasi pariwisata, pengembangan Destinasi Regional I, II, dan III; dan i. Pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Adapun struktur organisasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata sebagai berikut:

(11)

3. SDM DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DESTINASI

PARIWISATA

Dalam upaya membentuk sumber daya manusia (SDM) yang handal, profesional dan berdedikasi, perlu disusun peta kekuatan SDM yang dimiliki oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, sehingga memudahkan pimpinan menempatkan SDM pada jabatan-jabatan atau bidang-bidang yang tepat sesuai dengan kemampuannya, dengan demikian diharapkan garis-garis kebijakan yang sudah ditetapkan dapat diimplementasikan dengan baik.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), SDM Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata terdiri PNS dan PTT. PTT di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata diangkat berdasarkan SK Sesmen Parekraf/ Sestama Baparekraf Nomor : SK.3/KP.01.3/SET/2020 tentang Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Kemenparekraf/ Badan Parekraf Tahun Anggaran 2020.

Sehubungan dengan hal tersebut disusun kekuatan SDM di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata berdasarkan kategorisasi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Jumlah SDM di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata

NO SATUAN KERJA PNS PTT TOTAL SDM

1 Sekretariat Deputi Bidang Pengembangan Destinasi

Pariwisata 31 24 55

2 Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem 35 9 44

3 Asdep Investasi Pariwisata 25 10 35

4 Asdep Pengembangan Destinasi Regional I 28 7 35 5 Asdep Pengembangan Destinasi Regional II 29 8 37 6 Asdep Pengembangan Destinasi Regional III 31 11 42

(12)

PNS Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata disusun berdasarkan Golongan adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Golongan Pegawai di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata

NO SATUAN KERJA Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I

1 Sekretariat Deputi Bidang Pengembangan

Destinasi Pariwisata 3 25 2

1

2 Asdep Pengembangan Infrastruktur dan

Ekosistem 5 28 2

0

3 Asdep Investasi Pariwisata 7 18 0 0

4 Asdep Pengembangan Destinasi Regional I 4 24 0 0 5 Asdep Pengembangan Destinasi Regional II 7 18 3 1 6 Asdep Pengembangan Destinasi Regional III 8 22 1 0

TOTAL (ORG) 34 135 8 2

Berdasarkan latar belakang pendidikan, SDM di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Latar Belakang Pendidikan SDM di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata

SATUAN KERJA

S3 S2 S1/ D.IV D.III SLTA SLTP SD

PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT Sekretariat Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata 0 0 4 0 16 17 0 3 9 2 2 1 0 1 Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem 0 0 10 0 22 7 2 1 1 0 0 1 0 0 Asdep Investasi Pariwisata 0 0 10 0 13 8 0 0 2 1 0 0 0 1 Asdep Pengembangan Destinasi Regional I 0 0 6 0 17 5 1 1 4 0 0 1 0 0 Asdep Pengembangan Destinasi Regional II 1 0 8 0 12 4 1 2 6 2 2 0 0 0

(13)

Asdep Pengembangan Destinasi Regional III 0 0 11 0 18 7 0 1 1 2 0 0 0 1 TOTAL (ORG) 1 0 49 0 98 48 4 8 23 7 4 3 0 3

4. SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN DESTINASI

PARIWISATA

Arah kebijakan terkait pengembangan destinasi pariwisata adalah pengembangan destinasi pariwisata berdaya saing dan berkelanjutan pada destinasi pariwisata prioritas. Strategi yang dilakukan terkait pengembangan destinasi pariwisata adalah:

Strategi 1: Pengembangan ekosistem pariwisata

Strategi pengembangan ekosistem pariwisata menekankan keselarasan dan integrasi ( jejaring, mata rantai nilai, dan keterkaitan) pengelolaan pariwisata mulai dari kelembagaan dan sumber daya manusia pariwisata, industri dan regulasi pariwisata, serta pengembangan pemasaran pariwisata dalam mewujudkan pariwisata Indonesia kelas dunia.

Strategi 2: Pengembangan investasi pariwisata

Pengembangan destinasi yang berkualitas, meliputi pengembangan Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas (3A), membutuhkan investasi yang cukup besar melalui sumber-sumber pembiayaan APBN dan Non-APBN. Strategi ini dilakukan melalui pengembangan skema investasi pariwisata.

Strategi 3: Penerapan destinasi pariwisata berkelanjutan

Strategi ini dilakukan dengan mendorong implementasi Permen Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan serta meng-endorse penerapan program sustainable tourism destination, observatory, dan certification untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

(14)

Strategi 4: Pengembangan amenitas

Pengembangan amenitas ditujukan untuk meningkatkan fasilitas (sarana dan prasarana) pariwisata bagi wisatawan antara lain dalam bentuk penyediaan homestay dan fasilitas untuk nomadic tourism. Strategi ini dilakukan melalui pemberian insentif kepada pengembang homestay dan nomadic tourism.

Strategi 5: Pengembangan aksesibilitas dan konektivitas

Pengembangan aksesibilitas dan konektivitas dimaksudkan untuk memberikan akses terhadap destinasi potensial yang secara kualitas, masih dianggap perlu dikembangkan. Keterbatasan akses dan konektivitas dari dan menuju destinasi, menjadi salah satu faktor penghambat yang berpengaruh langsung terhadap jumlah kunjungan wisatawan di destinasi tersebut. Strategi ini dilakukan melalui fungsi koordinasi dengan pemangku kepentingan baik dari pihak Pemerintah maupun pihak swasta.

Strategi 6: Pengembangan atraksi

Pengembangan atraksi ditujukan untuk meningkatkan daya tarik dan pengalaman wisata. Pengembangan atraksi yang fokus pada destinasi digital (digital destination) merupakan respon atas perubahan perilaku wisatawan. Strategi ini dilakukan dengan pemilihan lokasi yang menarik serta desain destinasi yang unik.

Kegiatan strategis Pengembangan Destinasi Pariwisata yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain:

1. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata melalui Penyusunan Masterplan dan Rencana Detail KSPN/KPPN (dekonsentrasi); koordinasi strategis lintas sektor pembangunan KSPN serta sinergi program dengan K/L terkait, Pemerintah Daerah; pengembangan kawasan ekonomi khusus zonasi pariwisata melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Dewan KEK Nasional dalam mempersiapkan proposal penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Zonasi Pariwisata; pengembangan destinasi prioritas; koordinasi lintas sektor pendukung infrastruktur aksesibilitas dan amenitas pariwisata dengan Kementerian terkait;

(15)

2. Pengembangan investasi pariwisata melalui pemetaan kawasan strategis, pemetaan iklim investasi pariwisata, penyusunan skema dan proposal investasi pariwisata daerah, partisipasi investment forum, promosi investasi, koordinasi penetapan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, serta fasilitasi koordinasi percepatan pembangunan fasilitas dan konektivitas (pembangunan pelabuhan, bandara, dan marina);

3. Pengembangan dan penataan atraksi, aksesibilitas, amenitas destinasi pariwisata di Indonesia melalui dukungan kapasitas atraksi wisata (attraction management dan visitor

management), penerapan destinasi berkelanjutan, data dan informasi digital.

4. Koordinasi pembangunan destinasi pariwisata regional melalui dukungan lintas sektor (Kementerian/Lembaga terkait) dan sinergi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah melalui pendukungan pembangunan destinasi, perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur pariwisata, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pariwisata, fasilitasi kerja sama lintas sektor, dan koordinasi regional pengembangan destinasi pariwisata daerah.

Berdasarkan capaian kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata tahun 2018, strategi Pengembangan Kepariwisataan tahun 2019 pada Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata yaitu sebagai berikut:

(16)

Gambar 3 Tantangan Dalam Pengembangan Destinasi Pariwisata

Dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata, terdapat tantangan yang harus di antipasti dengan perencanaan yang matang, tantangan yang dimaksud antara lain :

(17)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

1. PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN

DESTINASI PARIWISATA TAHUN 2019

Merujuk pada dokumen Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Tahun Anggaran 2019, capaian kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata fokus pada 2 (dua) indikator kinerja, yaitu (1) Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata dan (2) Meningkatnya investasi sektor pariwisata.

Tabel 4 Indikator Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata

Indikator Kinerja Utama (IKU) pertama yaitu jumlah destinasi berkualitas tetap seperti tahun 2018, yaitu 102 Destinasi. Sedangkan Indikator Kinerja Utama (IKU) kedua terkait realisasi investasi di sektor pariwisata pada awalnya ditetapkan sebesar 2.500 Juta USD, namun kemudian direvisi menjadi 1.600 juta USD. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sektor pariwisata pada tahun 2018 (PMA dan PMDN) sebesar 1.608, 65 Juta USD. Nilai ini turun dari jumlah realisasi investor sektor pariwisata di tahun 2017 yang totalnya sebesar 1.788,05 Juta USD. Penurunan ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:

1. Pada tahun 2018 terjadi perubahan sistem proses perizinan yang menggunakan Online Single

Submission (OSS) versi 1.0 menggunakan KBLI 2 digit. Hal ini mengakibatkan pencatatan

realisasi investasi di sektor pariwisata hanya dapat diambil dari jenis usaha hotel dan restoran saja.

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA TARGET 2018 TARGET 2019 REVISI TARGET 1 Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata Jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas (lokasi)

102 Lokasi 102 Lokasi 102 Lokasi

2 Meningkatnya investasi sektor pariwisata Jumlah investasi sektor pariwisata (juta USD) 2.000 juta USD 2.500 juta USD 1.600 juta USD

(18)

2. Data dari Bagian Perencanaan BKPM pada tahun 2018 juga telah memisahkan jasa periklanan dari sektor usaha pariwisata. Hal ini berdampak signifikan pada penurunan jumlah realisasi investasi usaha sektor pariwisata.

Berdasarkan faktor tersebut maka target realisasi investasi sektor pariwisata untuk Tahun 2019 diturunkan menjadi 1.600 juta USD.

Indikator Kinerja pertama Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata yaitu jumlah destinasi menentukan target 102 lokasi destinasi yang berkualitas. Indikator ini akan dicapai melalui program peningkatan kualitas 3A (Atraksi, Aksesibiltas, dan Amenitas) di lokasi yang menjadi top 3 di masing-masing provinsi berdasarkan penilaian 3S (Size, Spread, Sustain). Strategi 3A ini merupakan kunci kesuksesan pengembangan destinasi.

a. Pengembangan atraksi ditujukan untuk meningkatkan daya tarik dan pengalaman wisata. Atraksi dikembangkan sesuai dengan portofolio produk wisata Indonesia yang terdiri dari 35 % berbasis alam, 60 % berbasis budaya dan 5% wisata buatan.

b. Aksesibilitas, baik melalui udara, laut dan darat terus dikembangkan melalui kerjasama dan sinergi dengan stakeholder. Aksesibilitas udara mendapat perhatian khusus mengingat sekitar 70% wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia adalah melalui akses udara yaitu bandara Ngurah Rai Denpasar Bali (DPS) dan bandara Soekarno Hatta Jakarta (CGK). Untuk mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara, dibutuhkan penambahan seats

capacity penerbangan internasional yang cukup banyak. Pengembangan amenitas

ditujukan untuk meningkatkan fasilitas (sarana dan prasarana) pariwisata bagi wisatawan. c. Pengembangan amenitas ditujukan untuk meningkatkan fasilitas (sarana dan prasarana)

(19)

Gambar 4 Strategi 3A Pengembangan Destinasi Pariwisata

Strategi 3A tersebut terutama diterapkan di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Mulai tahun 2019, hal ini difokuskan pada 5 Destinasi Super Prioritas, sesuai arahan Presiden, yaitu: Danau Toba-Sumatera Utara, Borobudur-Jawa Tengah, Mandalika-Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo-Nusa Tenggara Timur, dan Likupang-Sulawesi Utara.

(20)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

1. CAPAIAN KINERJA TA.2019

Berdasarkan capaian dari Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, target pada sasaran strategis meningkatnya kualitas destinasi pariwisata mencapai 100% dengan capaian 102 destinasi yang tersebar di wilayah barat, tengah dan timur. Sedangkan untuk sasaran strategis meningkatnya investasi sektor pariwisata sampai dengan bulan Juni Tahun 2019 mencapai 52,54% dengan realisasi sebesar 840,65 juta USD.

Tabel 5 Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata

*Realisasi bulan Januari-Juni 2019,BKPM

Tabel 6 Perbandingan Capaian Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata 2018-2019

*Realisasi bulan Januari-Juni 2019,BKPM

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REVISI TARGET CAPAIAN REALISASI % 1 Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata Jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas (lokasi)

102 Lokasi 102 Lokasi 102 Lokasi 100%

2 Meningkatnya investasi sektor pariwisata Jumlah investasi sektor pariwisata (juta USD) 2.500 juta USD 1.600 juta USD 840,66* 52,54* No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2018 % 2019 %

Target Realisasi Target Realisasi

1 Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata Jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas (lokasi) 102 Lokasi 102 Lokasi 100 102 Lokasi 102 Lokasi 100 2 Meningkatnya investasi sektor pariwisata Jumlah investasi sektor pariwisata (juta USD) 2.000 juta USD 1.608,65 juta USD 80,43 1600 juta USD 840,66* juta USD 52,54

(21)

2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2019

Berikut analisis capaian kinerja dari Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, berdasarkan masing-masing sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019 :

Pengembangan destinasi pariwisata diarahkan untuk meningkatkan kualitas destinasi pariwisata, melalui : (1) Pengembangan infrastruktur dan ekosistem kepariwisataan antara lain meliputi perancangan destinasi pariwisata (kawasan strategis pariwisata nasional dan kawasan pengembangan pariwisata nasional), peningkatan aksesibilitas, atraksi, amenitas, dan ekosistem pariwisata; (2) Pengembangan destinasi pariwisata wilayah Barat (Regional I),

MENINGKATNYA KUALITAS

DESTINASI PARIWISATA

SASARAN I

(22)

Wilayah Tengah (Regional II) dan Wilayah Timur (Regional III) yang berdaya saing antara lain meliputi pengembangan Destinasi Pariwisata di area I, II, III dan IV di masing-masing regional.

Indikator dalam sasaran meningkatnya kualitas destinasi pariwisata yaitu jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas, dengan target sebanyak 102 lokasi, yang terdiri dari Top 3 destinasi di masing-masing provinsi berdasarkan indikator 3A (aksesibilitas, atraksi dan amenitas) dan 3S (Size, Spread, Sustain). Berikut adalah Top 3 destinasi/ lokasi dimasing-masing provinsi yang telah ditentukan berdasarkan kriteria 3S :

Tabel 7 Top 3 Destinasi Berdasarkan 3A dan 3S

NO PROVINSI TOP 3 DESTINASI 3S

Size Spread Sustain

1 ACEH 1 KOTA BANDA ACEH

33.254 40,1 juta USD 31% 2 KOTA SABANG 29.827 36 juta USD 71%

3 KABUPATEN ACEH TENGAH

931 1,1 juta USD 10% 2 SUMATERA UTARA 4 KOTA MEDAN – TANGKAHAN/KAWASAN BUKIT LAWANG 234.724 283,5 juta USD -542% 5 SAMOSIR 62.724 47,5 juta USD 1.500%

6 KABUPATEN KARO 42.237 1 juta USD 1.503%

3

SUMATERA

BARAT 7 KOTA PADANG

71.054 38,4 juta USD 619% 8 KOTA BUKITTINGGI 31.841 3 juta USD 296%

9 KABUPATEN PADANG PANJANG

24.208 85,8 juta USD

172%

4 KEP.RIAU 10 KOTA BATAM

1.947.943 2.279 juta USD 5% 11 KABUPATEN BINTAN 634.735 631 juta USD 15% 12 KOTA TANJUNGPINANG 169.364 169,8 juta USD 11%

5 RIAU 13 KABUPATEN KAMPAR

32.396 39 juta USD 43% 14 KOTA PEKANBARU 29.319 25 juta USD 3% 15 KABUPATEN DUMAI 12.909 15,5 juta USD -3%

(23)

6

SUMATERA

SELATAN 16 KOTA PALEMBANG

15.372 18,3 juta USD 118% 17 KOTA PAGARLAM 97 117.176 USD 6%

18 KOTA LUBUK LINGGAU

569 687.352 USD -3% 7 JAMBI 19 JAMBI 4.523 5,4 juta USD -6% 20 KERINCI 5.325 6,4 juta USD 5% 21 MUARO JAMBI 713 861.304 USD 33% 8 BANGKA BELITUNG 22 BELITUNG 14.681 17,7 juta USD 36% 23 BELITUNG TIMUR 3.612 13,2 juta USD 41% 24 BANGKA TENGAH 1.739 2,3 juta USD 18% 9 BENGKULU 25 KOTA BENGKULU 667 805.736 USD 26% 26 KABUPATEN KAUR 350 422.800 18% 27 KABUPATEN LEBONG 117 141.336 127% 10 LAMPUNG

28 GUNUNG KRAKATAU, KAB. LAMPUNG SELATAN

41.106 26.327,15 USD

17% 29

KRUI, KAB/PESISIR BARAT 37.945 49.656,05 USD

0% 30 TELUK KILUAN,

KAB.TANGGAMUS

2.105 2.542,84 -17%

11 BANTEN 31 TANJUNG LESUNG

2.579 136 juta USD

2.646,4%

32 KAWASAN ADAT BADUY

357 313.200 USD 35,2% 33 KAWASAN KESULTANAN BANTEN 1.215 945.600 USD 60,8%

12 DKI JAKARTA 34 KEPULAUAN SERIBU

26.224 34,3 juta USD

37,8%

35 KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

2.093 2,5 juta USD

-0,8%

36 TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL

50.776 73,4 juta USD

(24)

13 JAWA BARAT 37 KOTA BANDUNG 2.447.064 2.630,9 juta USD 140% 38 KABUPATEN CIREBON 2.085 76,6 juta USD 9,5% 39 KABUPATEN PANGANDARAN 12.233 847.362 USD 15,63%

14 JAWA TENGAH 40 CANDI BOROBUDUR

345.730 381,3 juta USD

4,08%

41 KOTA LAMA SEMARANG

66.107 120 juta USD 41,44% 42 KSPN DIENG 4.549 5,9 juta USD -7,39% 15 DI

YOGYAKARTA 43 KSPN KOTA YOGYAKARTA Dskt.

219.332 359,8 juta USD

0,14% 44 KSPN MERAPI MERBABU Dskt. 291.776 316,7 juta 6% 45 KSPN GUNUNG KIDUL Dskt.

22.759 25,4 juta USD

4%

16 JAWA TIMUR 46 KABUPATEN BANYU WANGI

115.000 139 juta USD

12%

47 BROMO TENGGER SEMERU

38.209 46,1 juta USD 27% 48 MALANG RAYA 15.034 18,1 juta USD 10% 17 KALIMANTAN UTARA 49 KSPN TARAKAN 2.263 2,7 juta USD -7,3% 50 DESA WISATA SETULANG

305 368.681

USD

N/A 51 AIR TERJUN SEMOLON

18 KALIMANTAN TIMUR 52 KSPN DERAWAN 12.725 15,3 juta USD 44,76% 53 KPPN TANJUNG REDEP 54 KPPN SAMARINDA 4.487 5,4 juta USD 3,79% 19 KALIMANTAN 55 KSPN LOKSADO 688 638.241 USD 57,4%

SELATAN 56 PASAR TERAPUNG

1.657 2 juta USD 2,54% 57 KAWASAN TAHURA 15 18.132 USD N/A 20 KALIMANTAN 58 KPPN TAMAN NASIONAL SEBANGAU 2.552 3 juta USD -12,8%

(25)

60 KAWASAN KONSERVASI TAMAN WISATA BAHARI GOSONG SENGGORA

26,4 juta USD

21

KALIMANTAN

BARAT 61 KSPN DANAU SENTARUM

10.978 10,9 juta USD 119,8% 62 KSPN PONTIANAK 14.480 17,5 juta USD 25,26% 63 KPPN SAMBAS 42 50.769 USD 12,8%

22 BALI 64 KABUPATEN BADUNG

5.517.583 5.424 juta USD 14,9% 65 KABUPATEN GIANYAR 3.180.778 2.418 juta USD 36,4% 66 KABUPATEN TABANAN 2.756.426 2.761 juta USD 12% 23 NUSA TENGGARA BARAT 67 KABUPATEN LOMBOK TENGAH 59.148 70 juta USD 39%

68 KABUPATEN LOMBOK UTARA

569.189 683 juta USD

10%

69 KABUPATEN LOMBOK BARAT

87.468 104 juta USD -17% 24 NUSA TENGGARA 70 KABUPATEN MANGGARAI BARAT 82.542 99 juta USD 20,7%

TIMUR 71 KABUPATEN NGADA

108.431 130 juta USD 122,5% 72 KABUPATEN ENDE 19.709 23,8 juta USD 24,3% 25 SULAWESI

UTARA 73 KABUPATEN MINAHASA

85.100 102,8 juta USD 84% 74 KOTA MANADO 124.830 150,7 juta USD 38% 75 KOTA TOMOHON 90.907 109,8 juta USD 60%

26 GORONTALO 76 KABUPATEN BONE BOLANGO

3.734 4,5 juta USD 43% 77 KABUPATEN GORONTALO UTARA 5.244 6,3 juta USD 49% 78 KOTA GORONTALO 2.825 3,4 juta USD 6% 27 SULAWESI TENGAH

79 KABUPATEN BANGGAI 3.894 4,7 juta

USD

(26)

80 KAB. PARIGI MOUTONG 2.418 2,9 juta USD -30% 81 KAB.TOJO UNA-UNA 7.845 9,4 juta USD -15% 28 SULAWESI

SELATAN 82 KOTA MAKASSAR

102.462 117,5 juta USD

11%

83 KABUPATEN TORAJA UTARA

44.625 56,2 juta USD

15%

84 KABUPATEN TANA TORAJA

19.422 26,4 juta USD

-4%

29

SULAWESI

BARAT 85 KABUPATEN MAJENE

119 75.500 USD 78,28% 86 KABUPATEN MAMASA 105 74.896 USD 65,89% 87 KABUPATEN POLEWALI MANDAR 316 296.564 USD 47,74% 30 SULAWESI

TENGGARA 88 KOTA KENDARI

5.896 6 juta USD 41% 89 KABUPATEN WAKATOBI 6.997 8,4 juta USD -0,33% 90 KOTA BAU-BAU 1.838 1,7 juta USD 65%

31 MALUKU 91 KOTA AMBON

18.075 76 juta USD

4%

92

BANDA NAIRA, KABUPATEN MALUKU TENGAH 2.491 9 juta USD 24% 93 KABUPATEN MALUKU TENGGARA 5.751 22 juta USD 32% 32 MALUKU

UTARA 94 KOTA TERNATE

4.870 4,9 juta USD

43%

95 KABUPATEN PULAU MOROTAI

914 754.289

USD

24%

96 JAILOLO, HALMAHERA BARAT

359 278.632

USD

38%

33 PAPUA 97 KOTA JAYAPURA

32.027 26.917 USD 31,64% 98 KABUPATEN BIAK 3.405 2,5 juta USD -18,10% 99 KABUPATEN JAYAWIJAYA 938 1,2 juta USD 2,5%

34 PAPUA BARAT 100 KABUPATEN RAJA AMPAT

18.255 10,4 juta USD

(27)

Jumlah destinasi yang berkualitas dapat diukur dari adanya peningkatan aksesibilitas, atraksi dan amenitas pariwisata di destinasi pariwisata. Realisasi jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 8 Capaian Kinerja Kualitas Destinasi Pariwisata Tahun 2019

Dari tabel capaian Indikator Kinerja Utama di atas, dapat dilihat capaian jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas telah tercapai sebanyak 102 lokasi yang terdiri dari beberapa program strategis, yaitu: 1. Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (termasuk di dalamnya 5 Destinasi Super Prioritas dan 1 KEK Likupang) 2. Pengembangan Top 3 destinasi

pariwisata wilayah barat, wilayah tengah, dan wilayah timur.

3. Pengembangan KEK Pariwisata

4. Penerapan Sustainable Tourism

Development. 101 KABUPATEN MANOKWARI 2.568 1,9 juta USD 0,16% 102 KABUPATEN KAIMANA 2.421 1,6 juta USD -4,15%

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN

REALISASI % 1 Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata Jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas (lokasi) 102 Lokasi 102 Lokasi 100%

(28)

28 Adapun sasaran strategis ini merupakan langkah tindak lanjut dari pencapaian target kinerja

yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu 102 lokasi destinasi pariwisata yang berkualitas.

Tabel 9 Perbandingan Capaian Kinerja Kualitas Destinasi Pariwisata Tahun 2018-2019

Situasi lokasi dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Badan Otorita Pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, sampai dengan akhir tahun 2019 berikut adalah capaian strategis dari masing-masing destinasi prioritas.

A. Badan Otorita Pariwisata 1. Danau Toba

Sejak dibangunnya infrastruktur jalan serta direvitalisasinya Bandar Udara Internasional Silangit, Tapanuli Utara, Danau Toba telah membawa manfaat besar bagi masyarakat. Sektor ekonomi masyarakat yang meningkat ditunjukkan dengan adanya kenaikan PAD 8 kabupaten di kawasan Danau Toba pada 2017 sebesar Rp942,4 miliar atau meningkat 71% dari tahun sebelumnya. Arus wisatawan yang masuk ke Danau Toba juga semakin mudah sehingga jumlah penumpang pesawat di Bandara Silangit tumbuh signifikan setiap tahunnya. Tahun 2018 pergerakan penumpang tercatat 425.476 orang atau naik 50,56% dibandingkan dengan 2017. Hal ini juga didukung dengan pengembangan atraksi dan amenitas. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2018 % 2019 %

Target Realisasi Target Realisasi

Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata Jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas (lokasi) 102 Lokasi 102 Lokasi 100 102 Lokasi 102 Lokasi 100

Pengembangan Destinasi Prioritas dan Destinasi Super Prioritas

(29)

29

A ATRAKSI

Penerimaan Danau Toba menjadi anggota dari UNESCO Global Geopark dalam acara Asia Pacific Geopark Network di Gili Trawangan, Lombok 2 September 2019, yang secara resmi akan diumumkan dalam sidang Executive Board UNESCO pada musim semi tahun 2020.

B AKSESIBILITAS

1. Peresmian KMP KM Ihan Batak oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2 Maret 2019)

2. Peresmian Grabcar Airport di Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Silangit (11 Juli 2019)

3. Peresmian Grab Toba oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penandatanganan MoU antara Badan Otorita Pariwisata Danau Toba dengan Grab Indonesia untuk Pengembangan Pariwisata di Danau Toba (6 September 2019)

C AMENITAS

1. Launching The Kaldera oleh Menteri Pariwisata (4 April 2019) 2. Peresmian Kawasan di Lahan Zona Otorita Danau Toba (14

Oktober 2019)

3. Penandatanganan Nota Kesepahaman Pemanfaatan dan Pengembangan Lahan di Kawasan Pariwisata Danau Toba pada IMF-World Bank di Bali tanggal 10 Oktober 2018 (dengan 7 Perusahaan, yaitu : PT Gaia Toba Mas, PT Agung Concern, PT Alas Rimbawan Lestari, PT Gamaland Toba Properti, PT Crystal Land Development, PT Asset Pacific, PT Arcs House – Jambuluwuk)

4. Penetapan PK BLU oleh Menteri Keuangan kepada Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (26 April 2019)

2. Borobudur

Sebagai Mahakarya Budaya Dunia (World Cultural Masterpiece), Borobudur dilengkapi dengan atraksi-atraksi berkelas dunia, yaitu Borobudur World Heritage yang masuk 3 besar Iconic Adventure (National Geographic, 2017), Gunung Sewu UNESCO Global Geopark (2015, Revalidasi 2019), serta fasilitas nomadic tourism dengan glamorous camping (glamping) DeLoano, Homepad (2019), dan Pasar Digital Menoreh yang melibatkan masyarakat desa sekitar secara langsung dalam kegiatan pariwisata. Kawasan ini juga telah dilengkapi dengan aksesibilitas udara baru yaitu Bandara New Yogyakarta International Airport (2019) yang turut menambah jumlah kunjungan wisman

(30)

30 ke Jogja, serta adanya penambahan penerbangan langsung internasional Solo-Kunming

(2019). Selain itu, terbangunnya aksesibilitas darat seperti Tol Trans Jawa sampai Solo-Ngawi pada 2018 juga turut mendukung aksesibilitas ke Borobudur. Selama periode 2014-2018, kawasan Borobudur telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan wisatawan nusantara sebesar 49,67% dan wisatawan mancanegara sebesar 11% untuk Provinsi Jateng-DIY.

A ATRAKSI

1. Revalidasi Gunung Sewu UNESCO Global Geopark untuk masa keanggotaan 2020-2024 pada bulan Agustus 2019 2. Glamping De Loano dan Kawasan Borobudur Highland 3. Penandatanganan Kesepahaman dengan Fakultas Biologi

UGM mengenai Peningkatan Atraksi Flora dan Fauna

B AKSESIBILITAS

1. Peresmian Akses Tol Trans Jawa sampai Solo-Ngawi pada tahun 2018

2. Peresmian Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) tahun 2019

3. Direct International Flight Solo - Kunming tahun 2019 4. Launching Grab Andong di Yogyakarta pada tanggal 23

Agustus 2019

C AMENITAS

1. Penandatanganan Kesepahaman dengan 2 Investor (PT. Merpati Abadi Sejahtera dan PT. Sekar Mas Nusantara) 2019

2. Penandatanganan Kerjasama antara BOP Borobudur dengan Perhutani mengenai Pengembangan Glamping (3 Hektar) 2019

3. Launching DeLoano Glamping di Zona Otorita & Kawasan Borobudur Highland 2019

4. SK Menteri LHK Nomor :

S.645/MenLHK/Setjen/PLA.2/2/2019 tanggal 3 September 2019 tentang Persetujuan Prinsip Tukar Menukar Kawasan Hutan HPL 50 Hektar Zona Otorita.

(31)

31

3. Labuan Bajo

Atraksi wisata di Labuan Bajo telah ditata melalui pembangunan Kawasan Terpadu Marina dan Kawasan Pelabuhan Labuan Bajo (2016–2018), penataan daya tarik wisata budaya di Desa Liang Ndara dan Pasir Panjang, serta atraksi Desa Wisata Batu Cermin (2017–2018). Selain itu, telah dibangun juga fasilitas nomadic tourism berupa homepod (2019). Aksesibilitas darat menuju kawasan telah lebih baik dengan difungsikannya Jalan Strategis Nasional Lintas Utara Flores (Labuan Bajo-Bari-Reo) dan Lintas Selatan (Labuan Bajo-Warloka-Waerebo) tahun 2016–2018, sedangkan aksesibilitas udara ditingkatkan melalui pembukaan rute penerbangan baru menuju Labuan Bajo. Selama periode tahun 2015–2018 rata-rata peningkatan wisatawan nusantara sebesar 3,94% dan wisatawan mancanegara sebesar 80,97%.

A ATRAKSI

1. Pengelolaan Taman Nasional Komodo secara Konkuren dengan Pemda dalam mewujudkan wisata premium 2. Pembangunan Kawasan Bukit Waringin

3. Pengembangan Desa Wisata Batu Cermin pada bulan Juli 2019

B AKSESIBILITAS

1. Launching City Shuttle Bus DAMRI pada bulan September 2019

2. Perluasan bandara melalui perpanjangan runway dari 2.250 m menjadi 2.450 m

3. Pembukaan penerbangan pertama Air Asia rute Bali - Labuan Bajo (Agustus 2019)

C AMENITAS

1. Penataan Kawasan Puncak Waringin (Pembangunan rest area dan Souvenir Shop)

2. Penataan bahu jalan Kuliner Kampung Ujung

3. Pembangunan dan Penataan Desa Wisata Liang Ndara (pembangunan homestay, akses jalan masuk desa dan homepod)

(32)

32

B. Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

4. Tanjung Kelayang

Sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tahun 2016 lalu, Tanjung Kelayang bertransformasi menjadi kawasan pariwisata. Profesi masyarakat mulai beralih dari penambang menjadi pelaku usaha restoran, pengelola pondok wisata, pemandu wisata, atau berbagai profesi pariwisata lainnya. Diresmikannya Pelabuhan Tanjung Batu (2015) serta penambahan rute penerbangan internasional Tanjung Pandan–Singapura (2018) dan Tanjung Pandan–Kuala Lumpur (2019) turut mendorong bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan. Selama periode 2014–2018, jumlah kunjungan wisatawan Nusantara meningkat sebanyak 46%, wisatawan mancanegara meningkat 91%, dan telah meningkatkan PAD Kabupaten Belitung hampir 300%.

A ATRAKSI

1. Geopark Nasional Pulau Belitung diusulkan menjadi anggota UNESCO Global Geopark dan telah dinilai pada Agustus 2019 dan akan diumumkan pada musim semi 2020

B AKSESIBILITAS

1. Pembukaan penerbangan Belitung - Bandung (9 Agustus 2019)

2. Pembukaan penerbangan Belitung - Kuala Lumpur (2 Oktober 2019)

C. AMENITAS

1. Perjanjian Kerjasama Konsorsium – DLH

(Pengelolaan Sampah) dengan KEK Tanjung Kelayang (15 Januari 2019)

2. Peresmian hotel Swiss Bel Resort Belitung pada tanggal 29 Januari 2019

3. Perjanjian Kerjasama Konsorsium – DPUPR (Penyediaan Air Bersih) dengan KEK Tanjung Kelayang tanggal 27 Februari 2019

(33)

33 4. Peresmian beroperasinya KEK Tanjung

Kelayang pada tanggal 14 Maret 2019

5. Akan diresmikan hotel Sheraton di KEK Tanjung Kelayang pada bulan November 2019

5. Tanjung Lesung

Sejak diresmikan Presiden Jokowi sebagai KEK Pariwisata pada tahun 2015, pemerintah dan investor mulai menyusun acuan perencanaan destinasi pariwisata Tanjung Lesung dalam Integrated Tourism Master Plan (ITMP) di tahun 2018 untuk mempercepat pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas Tanjung Lesung. Atraksi yang dikembangkan antara lain destinasi digital Kampung Batik Wisata Cikadu serta beberapa atraksi di Ujung Kulon, seperti Rhino Dive Centre, Pembentukan Badan Pengelola Geopark, serta Biodiversity & Culture Heritage Geopark Ujung Kulon. Destinasi wisata andalannya adalah Pantai Tanjung Lesung. Setelah diresmikan, rata-rata peningkatan wisatawan mancanegara dari tahun 2015-2018 sebesar 49,30% dan wisatawan Nusantara sebesar 34,85%.

(34)

A ATRAKSI

1. Peningkatan atraksi Aspiring Geopark Ujung Kulon (delineasi Carita s.d. Ujung Kulon) 2. KEK Tanjung Lesung ditetapkan sebagai hub – obyek wisata

3. Pengembangan Desa Wisata Batik Cikadu dan Banten Heritage (Tourism Information Center)

B AKSESIBILITAS

1. Jalan Nasional Citeureup – Tj Lesung, pelebaran jalan nasional (ruas 022) Citereup – Tj Lesung

2. Reaktivasi KA Jalur Rangkasbitung – Saketi – Labuan sepanjang 56.45 km

3. Progres jalan tol Serang-Panimbang (83.677 km) tahap pembebasan lahan, pelaksanaan konstruksi seksi 1 Serang – Rangkasbitung 26.5 km

C AMENITAS

1. Peresmian Lalassa Village

2. MoU PT BWJ dengan PT Tj Lesung Dev untuk pengembangan lahan 100 Ha 3. Perbaikan dan renovasi Ladda Beach pasca bencana tsunami

6. Mandalika

Sejak ditetapkan sebagai KEK di tahun 2017, Mandalika difungsikan sebagai lokasi investasi dan optimalisasi kegiatan industri pariwisata. Beberapa atraksi akan dikembangkan antara lain pembangunan konstruksi sirkuit MotoGP, Bazaar Mandalika, peningkatan desa wisata sekitar KEK Mandalika, serta atraksi berskala internasional: Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark (2018). Aksesibilitas udara menuju kawasan ini melalui Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Ada pembukaan rute baru penerbangan langsung Lombok–Perth

dan Lombok–Kuala Lumpur (Air Asia). Sementara aksesibilitas laut melalui Pelabuhan Gili Mas dipersiapkan sebagai terminal kapal pesiar (cruise). Selama periode 2015–2018, rata-rata peningkatan kunjungan wisatawan nusantara di Kabupaten Lombok Tengah meningkat sebesar 154% dan wisatawan mancanegara meningkat sebesar 150%.

(35)

A ATRAKSI

1. Pembangunan dan pemeliharaan signage pada pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Tunak

2. Penandatanganan MoU Kerjasama dengan Dorna, Penyelenggara MotoGP 2021 dan Ground breaking pembangunan sirkuit MotoGP

3. Peningkatan Desa Wisata sekitar KEK Mandalika

B AKSESIBILITAS

1. Pembangunan Paralel Taxiway Bandara Lombok (1.512x44 meter) 2. Pembangunan Dermaga Gili Mas

3. Pembangunan Jalan Pelabuhan Gili Mas ke Bandara Lombok Praya 2019

C AMENITAS

1. Pengembangan 402 unit homestay desa wisata 2019 2. Pembangunan hotel Pullman

3. Pembangunan homepod

7. Morotai

Morotai merupakan salah satu pulau paling utara di Indonesia yang terletak di Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara. Pulau yang menjadi saksi sejarah Perang Dunia II ini

telah ditetapkan menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata pada 1 Juli 2014. Integrated Tourism Master Plan (ITMP) di kawasan Morotai telah selesai disusun oleh Kementerian Pariwisata tahun 2018 sebagai acuan perencanaan pengembangan kawasan Morotai secara terintegrasi.

Tiga pelabuhan laut Tapeleo (Halmahera Tengah), Wayabula (Kabupaten Pulau Morotai), dan Bicoli (Halmahera Timur) telah diresmikan Presiden Joko Widodo tahun 2017 untuk mendukung aksesibilitas laut. Atraksi di Morotai yang telah dikembangkan yaitu fasilitas nomadic tourism berupa camping ground, pusat kuliner, dan pusat cendera mata di Pulau

(36)

Dodola. Selama empat tahun terakhir, rata-rata peningkatan wisatawan nusantara sebesar 33,4% dan wisatawan mancanegara sebanyak 9,08%.

A ATRAKSI

1. Penataan Kawasan Pulau Zum Zum

2. Peningkatan Pulau Dodola - Pembangunan Wibit Water Sport di Pulau Dodola 3. Peningkatan Museum Perang Dunia II - penambahan peralatan Perang Dunia II

B AKSESIBILITAS

1. Pembangunan jalan Sopi - Wayabula 6 Km (Lingkar luar Morotai) 2. Renovasi Gedung Pelabuhan Feri di Desa Juanga

3. Penataan Kawasan Wisata Army Dock

C AMENITAS

1. Pengembangan 52 unit homestay desa wisata dan pembangunan homepod 2. Pembangunan Sumur Air Tanah 20 ltr/detik

3. Pembangunan Loft Studio di Lahan KEK Morotai

8. Likupang

Likupang adalah destinasi wisata di Minahasa Utara, Sulawesi Utara yang dikenal dengan keindahan wisata bahari dan budayanya dan telah ditetapkan masuk dalam 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Provinsi Sulawesi Utara mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 600 persen dalam empat tahun terakhir.

Hadirnya KEK Tanjung Pulisan yang menyuguhkan keindahan topografi seperti green savana, perbukitan, dan lautan yang masih pristine ini akan menjadi daya jual bagi wisatawan. Bukan tidak mungkin ke depan, KEK ini akan turut berkontribusi menjadi salah satu destinasi unggulan yang mendukung target kunjungan wisatawan baik wisman dan wisnus.

(37)

C. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional 9. Kepulauan Seribu dan Kota Tua

Sejak disusunnya Integrated Tourism Master Plan (ITMP) untuk mempercepat pengembangan destinasi pariwisata secara terpadu di Kepulauan Seribu dan Kota Tua, berbagai pengembangan atraksi wisata telah dilaksanakan. Di Kota Tua, dilakukan pengembangan heritage trail, penataan/revitalisasi kota tua, authentic culinary mapping, pengembangan wisata belanja, dan pemasaran digital homestay. Sementara di Kepulauan Seribu, dilakukan pengembangan titik selam, pengoperasian titik snorkeling, serta pengembangan destinasi Dermaga Labirin, Sunrise Gazebo, dan Hutan Mangrove di Area Taman Nasional Pulau Pramuka (2017). Selain mengembangkan atraksi, beragam pembenahan dan penataan transportasi laut telah dijalankan, seperti optimalisasi Pelabuhan Kali Adem; penambahan rute kapal dari Dermaga Ancol, Kali Adem, dan Sunda Kelapa menuju Kepulauan Seribu; serta pengoperasian KM Express Bahari 3B dan Kapal Perintis milik PELNI Sabuk Nusantara. Pembenahan dan penataan aksesibilitas ini bermanfaat untuk menjangkau pulau terdepan di gugusan Kepulauan Seribu. Selain itu, akses broadband channel di pulau wisata juga sudah ditingkatkan. Selama periode 2015-2018, jumlah kunjungan wisatawan nusantara meningkat sebanyak 97% dan wisatawan mancanegara meningkat sebanyak 5%.

A ATRAKSI

1. Revitalisasi dan pemanfaatan gedung sisa kolonial di Kawasan Kota Tua sepanjang tahun 2016 sampai tahun 2019

2. Pengembangan diving spot di Pulau Seribu pada tahun 2018

3. Pembuatan spot parkir kendaraan bermotor di Jalan Cengkeh dan Pedestrian di Kota Tua pada Maret 2017

4. Pengoperasian Spot Snorkeling, Labirin, Sunrise Gazebo, dan Hutan Mangrove di Area Taman Nasional Pulau Pramuka pada tahun 2017

(38)

1. Penambahan 6 armada kapal untuk akses dari Pelabuhan Kali Adem Februari 2019 2. Perbaikan Kolam Labuh di Dermaga Pulau Kelapa, Tidung, dan Harapan pada bulan

Februari 2019

3. Penambahan rute kapal dari Kali Adem menuju ke Kepulauan Seribu pada April 2019

C AMENITAS

1. Pengoperasian JakGrosir di Pulau Tidung Kecil pada bulan September 2019 2. Peresmian Hotel Mercure Batavia Jakarta pada bulan Juli 2019

3. Pembangunan sentra kuliner dan toko souvenir di Pulau Tidung dan Pulau Untung Jawa oleh Kementerian PUPR pada tahun 2018

10. Bromo Tengger Semeru

Atraksi wisata yang telah dikembangkan antara lain Desa Wisata Gubug Klakah, rest area Tumpang, Desa Wisata Ponco Kusumo, Baobab Safari Resort, dan Taman Safari Prigen Pasuruan. Aksesibilitas darat dikembangkan yaitu antara lain tol PandaanMalang (2019), jalan tol Pasuruan-Probolinggo (2019), revitalisasi Jalan Pandaan-Panjen (2018), dan preservasi Jalan ProbolinggoPaiton-Situbondo (2018). Selain aksesibilitas, telah tersedia amenitas berupa pondok wisata sejumlah 160 unit di Kabupaten Malang, 90 unit di Kabupaten Pasuruan, 90 unit di Kabupaten Probolinggo, dan 70 unit di Kabupaten Lumajang, serta pembangunan area nomadic tourism. Tersedianya amenitas dan aksesibilitas tersebut berdampak pada pertumbuhan PAD selama periode 2015–2018 di 4 kabupaten sekitar Bromo Tengger Semeru, yaitu adanya kenaikan sebesar 45,14% dari Rp1,065 triliun tahun 2015 menjadi Rp1,547 triliun tahun 2018. Tercatat KUR pariwisata yang telah disalurkan perbankan nasional sejumlah Rp17,1 Milyar kepada 65 debitur pada tahun 2019. Selama periode 2015–2018, rata-rata peningkatan kunjungan wisatawan nusantara sebesar 81% dan wisatawan mancanegara sebesar 47%.

(39)

A ATRAKSI

1. Peresmian BAOBAB Taman Safari Prigen Pasuruan pada tahun 2017

2. Penetapan lokasi usulan Zona Otoritatif BOP Bromo Tengger Semeru tahun 2017 3. Pembangunan lahan parkir dan pemagaran Taman Nasional BTS 2018

B AKSESIBILITAS

1. Pembangunan Shelter Penanjakan Taman Nasional BTS pada tahun 2019 2. Peresmian jalan Tol Pasuruan - Probolinggo pada Februari 2019

3. Peresmian jalan Tol Pandaan - Malang Seksi I - Seksi IV pada Mei 2019 4. Penetapan Lokasi Tol Probolinggo - Banyuwangi pada tahun 2018 5. Revitalisasi Jalan Pandaan - Panjen pada tahun 2018

6. Preservasi jalan Probolinggo - Paiton - Situbondo pada tahun 2018

C AMENITAS

1. Penyusunan draft Perpres Badan Otorita Pariwisata Bromo Tengger Semeru pada tahun 2019

2. Finalisasi draft Perpres BOP Bromo Tengger Semeru tahun 2019 3. Pembangunan Nomadic Tourism Area

4. Pengembangan Homestay

11. Wakatobi

Wakatobi merupakan akronim empat pulau besar di Kepulauan Sulawesi Tenggara, yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko yang menjadi surga para penyelam dengan keindahan taman bawah lautnya yang memukau. Kelompok-kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di Wakatobi semakin aktif mengembangkan pariwisata Wakatobi. Atraksi yang telah dikembangkan yaitu Kampung Bambu Kahianga Pulau Tomia (2018), pemetaan titik penyelaman baru di perairan Kaledupa dan Binongko. Amenitas pariwisata juga telah dikembangkan berupa konversi 50 unit kamar pondok wisata serta optimalisasi pusat kuliner Wangi-Wangi (2018). Aksesibilitas udara Bandara Matahora telah ditingkatkan

(40)

melalui pelebaran landas pacu menjadi 45 meter dan renovasi interior terminal Bandara Matahora (2018). Dalam periode 2015-2017, rata-rata peningkatan kunjungan wisatawan nusantara sebesar 76,73% dan wisatawan mancanegara sebesar 5,94%.

A ATRAKSI

1. Inisiasi pembentukan Badan Otorita Pariwisata

2. Pemetaan Diving SPot di Pulau Wangi-Wangi dan Kaledupa 3. Pembuatan Storyline Wakatobi (Wanderlust Triangle of the Sea)

B AKSESIBILITAS

1. Renovasi terminal Bandara Matahora dengan penambahan ruang tunggu tahun 2018

2. Penambahan Rute Jalan Matahora - Wanci tahun 2018

C AMENITAS

1. Penetapan lokasi usulan zona otoritatif BOP Wakatobi tahun 2019 2. Finalisasi draft Perpres BOP Wakatobi tahun 2019

(41)

I. Pengembangan Destinasi Pariwisata Wilayah Barat (Regional I)

Pengembangan destinasi pariwisata yang berkualitas di wilayah barat fokus pada 10 provinsi yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung. Telah ditentukan 3 destinasi utama di masing-masing provinsi sebagai lokus pengembangan destinasi pariwisata yang berkualitas dengan rincian sebagai berikut:

Berikut merupakan capaian di Top 3 destinasi tahun 2019 di masing-masing provinsi wilayah Indonesia bagian Barat (Regional I) dalam rangka pencapaian target peningkatan jumlah destinasi yang berkualitas. Top 3 destinasi ditentukan dengan kriteria 3S (Size, Spread, dan Sustain) di masing-masing provinsi.

Pengembangan Top 3 Destinasi Pariwisata Wilayah

Barat, Wilayah Tengah, dan Wilayah Timur.

(42)

1. PROVINSI ACEH

Capaian Top 3 Destinasi Provinsi Aceh adalah sebagai berikut :

1) Kota Banda Aceh

Meningkatnya kuliatas dan bertambahnya aksesibilitas dan atraksi baru di Kota Banda Aceh, diantaranya adalah:

a) Pembangunan jalan tol Sigli-Banda Aceh sepanjang 72 km telah dimulai sejak Desember 2018. Pembangunan ruas Jalan Tol Sigli-Banda Aceh terbagi ke enam seksi, terdiri dari Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 13 kilometer, seksi Blang Bintang-Kutobaro sepanjang 8 kilometer dan seksi Kutobaro-Simpang Baitussalam sepanjang 5 kilometer. Selanjutnya, seksi Padang Tiji-Seulimeum 26 kilometer, seksi Seulimeum-Jantho sepanjang 6 kilometer, dan seksi Jantho-Indrapuri sepanjang 16 kilometer. Prrogres saat ini sudah selesai 32 km. Jalan Tol Banda Aceh-Sigli rencananya sudah bisa digunakan masyarakat untuk mudik lebaran 2020 sekitar bulan Mei 2020.

b) Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda: Pengembangan Luas terminal internasional (758 m2) dan Domestik (1590 m2) dari kapastas 1,1 juta penumpang/tahun menjadi 1,3 juta/tahun dan Pembangunan gudang kargo dan terminal khusus umrah di area lahan milik Pemprov Aceh seluas 51 ha

(43)

2) Kota Sabang

Meningkatnya kualitas dan bertambahnya aksesibilitas dana atraksi baru di Kota Sabang , diantaranya adalah :

a) Pembangunan dan revitalisasi Pelabuhan Nasional Balohan

b) Penyediaan Lahan oleh Pemkot Sabang seluas 40 ha untuk pembangunan bandara Baru di Sabang. Kemenhub sedang membuat kajian masterplan pembangunan bandara Sabang.

c) 6 Kapal Pesiar singgah di Sabang selama Tahun 2019 yaitu: kapal MS Seabourn Soujourn, MS Seven Saes Mariner, MS Silver Discoverer serta MS Albatros

3) Kabupaten Aceh Tengah

Meningkatnya kualitas dan bertambahnya aksesibilitas dana atraksi baru di Aceh Tengah, diantaranya adalah :

a) Aceh Tengah menempati urutan nomor tiga setelah Sabang dan Banda Aceh dalam hal kunjunga wisatawan.

b) Tersusunnya Rancangan Qanun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Aceh Tengah 2019-2026

c) Danau Laut Tawar sedang dilakukan kajian Geopark Nasional Gayo

(44)

Capaian Top 3 Destinasi Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1) Kota Medan – Tangkahan/Kawasan Bukit Lawang

Meningkatnya kualitas dan bertambahnya aksesibilitas dana atraksi baru di Kota Medan dan Tangkahan/Kawasan Bukit Lawang , diantaranya adalah :

a) Pembukaan rute penerbangan langsung internasional Medan-Amsterdam dengan Maskapai Garuda Indonesia per Oktober 2019

b) Pembangunan Jalan Tol Medan-Binjai sepanjang 17 km sudah mencapai 87 % per Desember 2019.

c) Jalur Layang Kereta Api di Medan Mulai Dioperasikan per Desember 2019 untuk rute stasiun Kota Medan-Bandara Kualanamu. Waktu tempuh yang lebih singkat. Dari 30-45 menit menjadi 28 menit.

2) Danau Toba, Samosir

Meningkatnya kualitas dan bertambahnya aksesibilitas dana atraksi baru di Kawasan Danau Toba, diantaranya adalah :

a) Kaldera Toba diterima sebagai anggota UNESCO Global Geopark pada Asia Pacific

Geoparks Network (APGN) di Lombok (September 2019)

b) Operasional ruas tol Kualanamu-Tebing Tinggi (April 2019) c) Operasional 8 rute bus pemadu moda Damri (Agustus 2019) d) Peluncuran Kapal Ferry Ro-R0 200GT (November 2019)

e) Launching fasilitas Nomadic Tourism The Kaldera: “Toba Nomadic Escapes” di Lahan Zona Otorita.

f) Peresmian Toba Caldera Resort dan penandatanganan investasi pembangunan hotel dan resort 14 Oktober 2019.

g) Dimulainya pembangunan infrastruktur jalan dalam Kawasan Toba Caldera Resort. h) Pembangunan 1 unit homepod di Lahan Otorita Danau Toba Sibisa.

i) Dukungan Konversi Homestay sebanyak 120 paket dukungan homestay di Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Simalungun dan Samosir. j) Dukungan Mesin Kopi untuk Kedai Kecil Menengah Taman Eden 100 Lumban Julu. k) Pengadaan Peta Wisata dan Signage di Desa Meat, Desa Bakkara, Desa Onan

Runggu I, Dan Desa Sibandang.

l) Pembuatan Master Plan Desa Wisata Meat.

(45)

3) Kabupaten Karo

Meningkatnya kualitas dan bertambahnya aksesibilitas dana atraksi baru di Kabupaten Karo, diantaranya adalah :

a) Revitalisasi 3 Dermaga (Simanindo, Ajibata dan Tiga Ras) dan Pembangunan 1

Dermaga Baru (Ambarita) sudah tahap persiapan konstruksi.

• Dermaga Ajibata: Area Perairan (Dermaga), Antrian Kendaraan menuju Dermaga, Area Parkir KendaraanPintu Masuk (Gate) Pelabuhan,

• Dermaga Muara: Layout Rencana Landscape Pelabuhan Muara, Tampak Depan Pelabuhan Muara, Pagar Areal Dermaga, Sirkulasi Arus Masuk Kendaraan Dalam Pelabuhan

• Dermaga Tiga Ras: Dermaga Kapal Rakyat, Gedung Operasional/Terminal Pelabuhan, Dermaga Kapal Ferry, Area Darat Pelabuhan Tigaras

• Dermaga Simanindo: Area Perairan (Dermaga), Gedung Operasional/Terminal Pelabuhan, Area Parkir Kendaraan Siap Muat, Gangway untuk Pejalan Kaki • Dermaga Ambarita: Area Perairan (Dermaga), Alur Kendaraan dalam

Pelabuhan, Gedung Operasional/Terminal Penumpang, Parkir Kendaraan Siap Muat

Dalam rangka mendukung pencapaian diatas, telah dilaksanakan kegiatan strategis di Area I (Aceh dan Sumatera Utara), diantaranya:

- Sosialisasi dan Ujicoba Penyusunan Rencana Aksi Pariwisata Terpadu Regional I - Rapat Koordinasi dalam rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan

Destinasi Regional I Area I

- Rapat Koordinasi dalam rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area I di Provinsi Aceh

- Workshop Identifikasi 3 A ( Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi ) dalam rangka Pemberian

Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area I

- Workshop Dukungan Kegiatan Sumatera Utara TA 2019 Dalam Rangka Evaluasi Dan

Pelaporan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Wilayah Barat Area I

- Workshop Sosialisasi KUR Sektor Pariwisata dalam rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi

(46)

- Workshop Rencana Aksi Pengembangan Pariwisata Halal dalam rangka Pemberian

Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area I

- Desain Strategi Dan Rencana Aksi/DSRA Pengembangan Destinasi Pariwisata Halal Provinsi Nangroe Aceh

- Pembuatan Peta Dan Papan Rambu Desa Wisata Danau Toba

- Bimbingan Teknis Homestay dan Desa Wisata Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Area I Aceh

- Workshop Dukungan Provinsi Sumatera Utara dalam rangka Pemberian Dukungan

Prioritas Nasional

- Workshop Pengembangan Homestay dan Desa Wisata dalam rangka Evaluasi Dan

Pelaporan Prioritas Nasional

- Workshop, Wisata Kuliner dan Belanja dalam rangka Pemberian Dukungan Prioritas

Nasional

- Pembangunan Homepod untuk Homestay Dalam Rangka Pemberian Dukungan Prioritas Nasional : Perintisan Destinasi Pariwisata Prioritas Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional Toba

- Dukungan Konversi Homestay sebanyak 120 paket dukungan homestay di Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Simalungun dan Samosir

- Dukungan Peralatan Paket Kedai Kopi Kelas Menengah Dalam Rangka Dukungan Amenitas Dan Atraksi Pariwisata ; Perintisan Destinasi Pariwisata Prioritas Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional Toba

- Penyusunan Master Plan Pengembangan Pariwisata Desa Wisata Meat ,Kec.Tampahan , Kab.Toba Samosir.

- Penyusunan Desain Perencanaan Amenitas Pengembangan Pariwisata Desa Wisata Kawasan Danau Toba

(47)

3. PROVINSI SUMATERA BARAT

Capaian Top 3 Destinasi Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut : 1) Kota Padang

Meningkatnya aksesibilitas di kota Padang, dengan dimulainya konstruksi jalan tol Padang-Pekanbaru pada tahun 2020, dengan ruas tol sepanjang 255 km oleh PT. Hutama Karya

2) Kota Bukittinggi

Meningkatnya kualitas destinasi di kota Bukittinggi, dengan peresminan Pedestrian Jam Gadang pada tanggal 16 Februari 2019.

3) Kota Padang Panjang

Meningkatnya kualitas atraksi Kota Padang Panjang pengembangan 5 (lima) desa wisata yaitu Koto Katiak, Silaing Atas, Silaing Bawah, Pasar Usang dan Sigando

(48)

47

4. PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Capaian Top 3 Destinasi Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut :

1) Kota Batam

Meningkatnya kualitas destinasi di Kota Batam, dengan diresmikannya Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, yang menjadi destinasi wisata religi baru di Batam

2) Kota Tanjungpinang

Meningkatnya kualitas destinasi di Kota Tanjungpinang, dengan dijadikannya Gedung Gonggong Taman Laman Boenda dan Pulau Penyengat sebagai titik pengamatan Gerhana Matahari Cincin pada 26 Desember 2019.

3) Kabupaten Bintan

Meningkatnya kualitas destinasi di Kabupaten Bintan

Dalam rangka mendukung pencapaian diatas, telah dilaksanakan kegiatan strategis di Area I (Sumatera Barat dan Kepulauan Riau), diantaranya:

- Rapat Koordinasi Dalam Rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II

- Workshop Identifikasi dan Penerapan Aplikasi Database 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan

(49)

48 - Sosialisasi KUR (Kredit Usaha Rakyat) Sektor Pariwisata Dalam Rangka Pemberian

Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II

- Rapat Koordinasi Dalam Rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II di Provinsi Kepulauan Riau

- Workshop Rencana Aksi Pengembangan Pariwisata Halal Dalam Rangka Pemberian

Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II di Provinsi Kepulauan Riau

- Evaluasi Dan Pelaporan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Wilayah Barat Area II - Bimbingan Teknis Evaluasi Pemetaan Daya Tarik Wisata di Pulau Penyengat,

Kepulauan Riau

- Bimbingan Teknis Pengembangan Destinasi Regional I Area II “Penyusunan Kebijakan dan Program Pengembangan Pariwisata Kota Pariaman

5. PROVINSI SUMATERA SELATAN

Capaian Top 3 Destinasi Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut : 1) Kota Palembang

Meningkatnya kualitas Atraksi dan Aksesibilitas di Kota Palembang diantaranya dengan diresmikanya Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang dan Palembang-Lampung pada Bulan Oktober 2019.

(50)

49 Dengan adanya tol tersebut tentunya akan memangka swaktu tempuh masyarakat dalam melakukan perjalanan serta akan mempermudah akses perekonomian Sumatera Selatan.

2) Kota Pagaralam

Meningkatnya kualitas dan Aksesibilitas di Kota Pagaralam diantaranya denganakan diserahkannya pengelolaan Bandara Atung Bungsu kepada DitjenHubud. Saat ini data eksisting bandara memiliki luas terminal 400 m2 yang mampu menampung sekitar 200 orang penumpang perhari. Dilengkapi fasilitas sisi udara seperti runway seluas 1.340x30m mampu mengakomodir pergerakan pesawat jenis ATR 72. Apron dengan luas 80x70m dan taxiway seluas 186x15m. Dengan fasilitas sisi udara yang sudah eksisting sekarang, rencananya akan dilakukan perpanjangan runway menjadi 1.800 m sehingga nantinya pesawat jenis 737 seri 500 bisa lepas landas di bandara ini.

3) Kota Lubuk Linggau

Meningkatnya kualitas Aksesibilitas di Kota Lubuk Linggau diantaranya dengan pembangunan Tol dari Muara Enim ke Lubuk Linggau sepanjang 125 kilometer dan ruas LubukLinggau-Curup sepanjang 95 kilometer, yang merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera. Pembangunan tol ini merupakan bagian dari proyek nasional JTTS yang diprioritaskan pada 2019-2023. Pembangunan tol akan memangkas waktu tempuh yang diperlukan untuk melintasi dua provinsi. Saat ini panjang jalan nasional Indralaya-MuaraEnim 143 km, MuaraEnim-LubukLinggau 193 kilometer, dan LubukLinggau-Bengkulu 141 km. Total 477 km lebih panjang jalan nasional Palembang-Bengkulu. Dengan adanya tol, waktu tempuh untuk 147 km akan terpangkas sehingga akan mempermudah akses yang dampaknya akan meningkatkan perekonomian di Kota Lubuk Linggau.

(51)

50

6. PROVINSI RIAU

Capaian Top 3 Destinasi Provinsi Riau adalah sebagai berikut :

1) Kabupaten Kampar

a) Meningkatnya kualitas atraksi dan amenitas di Kabupaten Kampar. Sampai akhir tahun 2019 sudah dibangun 9 unit jembatan untuk menghubungkan desa-desa terisolir di Kampar Kiri Hulu. Pada saat ini pembangunan jembatan Sei Sidu dan Jembatan Gantung Lantai Besi di Tanjung Belit masih berlangsung. Pengembangan daya tarik wisata dan peningkatan amenitas pariwisata di Obyek Wisata Danau Rusa yang didanai melalui Program DAK. Realisasi Program DAK 2019 di Kabupaten Kampar berhasil mencapai 96,66%. Dana DAK dimaksud digunakan untuk Pembuatan Gazebo dan Pembangunan Talud di objek wisata Danau Rusa

b) Penyelenggaraan Event Wisata Daerah diantaranya : Kampar International

Dragon Boat Festival, Balimau Kasai, Adventure Wisata Alam Riau (WAR), Kampar

Kreatif Festival, Festival Seni Anak Kampar, Subayang Festival. Pemilihan Bujang Dara Kampar. dan lain-lain.

Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata
Tabel 1  Jumlah SDM di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata
Tabel 3 Latar Belakang Pendidikan SDM di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi  Pariwisata
Gambar 2 Program Strategis Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini merupakan pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular tentang prediksi musim, awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah

Didalam penelitian ini tranduser piezoelektrik dengan luasan tertentu dijadikan sebagai media konversi energi yaitu gaya tekan air hujan yang jatuh menjadi energi

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk investasi tertentu yang dicatat

Pada penelitian pendahuluan dilakukan pemilihan konsentrasi asap cair (5%, 10%, 15%) menunjukkan bahwa konsentrasi 10% menghasilkan produk lele asap yang memiliki

Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Intern, Good Governance dan Profesionalisme baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan,

Terjadinya tindak pidana pemalsuan menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia apabila orang atau korporasi dengan sengaja memberikan

Berdasarkan permasalahan di atas, dengan menggunakan media audio visual dapat dipandang cocok digunakan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran IPS

KMRT mempunyai wewenang untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi mengenai hal yang berkaitan dengan manajemen risiko terintegrasi untuk dimintakan keputusan dari