• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan penduduk Indonesia. Peran penting sektor pertanian bagi perekonomian nasional diantaranya sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian penduduk, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi.

Pembangunan Pertanian, sebagai bagian dari pembangunan Nasional ke depan dihadapkan pada dua kondisi. Pertama, kondisi internal yang dicirikan dengan implementasi Undang – undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang memberikan dampak terhadap manajemen pembangunan. Kedua, adalah kondisi external yang dicirikan dengan terus berkembangnya lingkungan strategis baik pada tatanan Nasional, regional maupun global. Dengan dasar itu, maka pembangunan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan bukan hanya ditekankan pada aspek kuantitas saja, tetapi juga harus berkualitas, efisien, berdaya saing, berkelanjutan dan berkerakyatan. Arah pembangunan tersebut diharapkan bukan saja mampu meningkatkan produksi sesuai kebutuhan serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, tetapi juga sekaligus diharapkan dapat mengantisipasi era globalisasi serta otonomi daerah.

Pembangunan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Lamongan dilaksanakan dengan pendekatan agribisnis berbasis pedesaan ditujukan untuk mengubah dari usahatani berbasis subsisten menjadi usahatani komersial yang didasarkan atas permintaan pasar dan mempunyai keunggulan kompetitif, dengan tujuan :

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 22 2. Memantapkan dan meningkatkan jumlah peralatan mesin pertanian serta

perbaikan sarana prasarana irigasi.

3. Memantapkan pelaksanaan pengendalian hama secara terpadu. 4. Meningkatkan pengembangan agribisnis melalui pola kemitraan.

5. Meningkatkan pendapatan petani melalui usaha pengolahan hasil – hasil pertanian.

6. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dan petugas melalui pemberdayaan penyuluhan pertanian.

7. Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman perkebunan.

8. Meningkatkan produksi tanaman perkebunan dan kehutanan melalui pemanfaatan lahan kritis.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan sebagai unsur Pelaksana Pemerintahan Kabupaten Lamongan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dengan demikian kegiatan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan merupakan rangkaian dan bagian yang tidak terpisahkan dengan kegiatan penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Lamongan secara menyeluruh.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

 PP No. 8 Th. 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

 PP No.8 Th. 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

 Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

 Instruksi Presiden Nomor : 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator

(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 23 Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/01/M.PAN/01/ 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;

 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010;

 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

 Keputusan Kepala LAN Nomor : 589/1X/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;  Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor :

239/1X/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah;

 KepMenPAN Nomor : 135 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Akuntabilitas Kinerja;

1.3 Tujuan

Secara umum, penyusunan LAKIP merupakan bentuk kewajiban Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan dalam mempertanggungjawabkan kepada publik atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran serta rencana kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra ( 2010 – 2015), Rencana Kinerja Tahun 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015. Tujuan khusus penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 24 Lamongan. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, LAKIP juga dapat dijadikan sebagai feed back yang berharga dalam memperbaiki kinerja Pembangunan Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan di masa mendatang.

1.4 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Mengingat kedudukan dan peranan pelaporan sangat penting, maka pelaporan penyelenggaraan kegiatan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kewajiban sebagai bahan penyusunan Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lamongan. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan berdasarkan Peraturan Daerah No 03 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Lamongan dan ditindak lanjuti dengan Keputusan Bupati Lamongan No.25 Tahun 2008 tanggal 21 Agustus 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Lamongan berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang pertanian, kehutanan dan ketahanan pangan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang pertanian, kehutanan dan ketahanan pangan. Selanjutnya untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang Pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan, meliputi Bina Produksi, Pengolahan Hasil Produksi dan Pemasaran, Ketahanan Pangan, Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penyuluhan ;

b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan ;

c. Penyusunan perencanaan teknis, pengendalian dan pelaksanaan pembinaan pembibitan dan pembenihan, budidaya tanaman, sarana produksi dan

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 25 permodalan serta pengelolaan air irigasi dan alat mesin pertanian serta budidaya ;

d. Penyusunan perencanaan teknis, pengendalian dan pelaksanaan pembinaan pengolahan hasil produksi dan pemasaran meliputi pengolahan dan pengembangan mutu hasil, distribusi dan promosi, pengembangan usaha dan kemitraan kelembagaan.

e. Penyusunan perencanaan teknis, pengendalian dan pelaksanaan ketahanan pangan meliputi, ketersediaan dan distribusi pangan, pengendalian pangan dan pengamanan pangan ;

f. Penyusunan rencana teknis pengendalian dan pelaksanaan konservasi sumber daya alam hayati meliputi, penghijauan dan rehabilitasi lahan, pengembangan dan pemanfaatan lahan serta pengelolaan hutan serta perlindungan tanaman ;

g. Penyusunan perencanaan teknis, pengendalian dan pelaksanaan pengembangan sumberdaya manusia dan penyuluhan meliputi pengembangan kelembagaan dan pengembangan sarana penyuluhan ;

h. Pengolahan data dan penyajian informasi bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan, ketahanan pangan dan kehutanan ;

i. Pelaksanaan pengawasan fungsional ;

j. Pelaksanaan tugas – tugas ketatausahaan dan rumah tangga Dinas;

k. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk dapat mejalankan tugas yang telah dibebankan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan memiliki struktur organisasi sebagai berikut : Kepala Dinas yang membawahi 1 (satu) Sekretariat, 4 (empat) Bidang yaitu Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Perkebunan, Bidang Kehutanan, Bidang SDM dan Penyuluhan, 27 (dua puluh tujuh) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan dan Kelompok Jabatan Fungsional. Yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

Merumuskan kebijaksanaan dan melaksanakan sebagian tugas pokok kebijaksanaan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang Pertanian dan Kehutanan, meliputi bina produksi, pengolahan hasil produksi dan pemasaran, ketahanan

(6)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 26 pangan, konservasi sumberdaya alam hayati, pengembangan sumber daya manusia dan penyuluhan.

b. Sekretariat

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, pengelolaan urusan administrasi umum, kerumahtanggaan dan perlengkapan, organisasi, tata laksana dan kehumasan, kepegawaian, keuangan dan program.

c. Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan strategis, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan teknis bidang produksi tanaman pangan dan hortikultura, permodalan, pasca panen dan pemasaran hasil, saprodi, pengelolaan air irigasi serta alat mesin pertanian.

d. Bidang Perkebunan.

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan strategis, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan teknis bidang produksi tanaman perkebunan, permodalan, pasca panen dan pemasaran hasil, saprodi, pengelolaan air irigasi serta alat mesin pertanian.

e. Bidang Kehutanan

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan strategis, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan teknis bidang pengelolaan hutan,pengelolaan hasil hutan, pengelolaan rehabilitasi lahan dan daerah aliran sungai.

f. Bidang Pengembangan SDM dan Penyuluhan

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan strategis, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan teknis bidang SDM, pengembangan kelembagaan dan pengembangan sarana penyuluhan.

Selanjutnya struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan dapat dilihat pada lampiran.

1.5 GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN 1.5.1 Potensi Sumber Daya Manusia Pertanian

(7)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 27 Sumber daya manusia yang mendukung kegiatan tugas Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan tercatat sebanyak 158 (seratus lima puluh delapan) orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut:

 Pasca Sarjana (S2) : 28 orang  Sarjana (S1) : 106 orang  Sarjana Muda/Dipl./D3/D4 : 4 orang

 SLTA : 14 orang

 SLTP : 2 orang

 SD : 4 orang

Berdasarkan golongan/kepangkatan terdiri dari

 Golongan IV : 24 orang  Golongan III : 122 orang  Golongan II : 8 orang  Golongan I : 4 orang

Dari jumlah tersebut yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan sebagai berikut : Spamen : 1 orang, Spama : 4 orang, dan Adumla/Adum Diklatpim IV : 14 orang, Diklatpim III : 3 orang.

Personil Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Dan Kehutanan.

No Jabatan

Struktural Jumlah

Pangkat/ Golongan

Ruang Jumlah

Pendidikan

Formal Jumlah Ket 1 Kepala Dinas 1 Pembina Utama Muda

(IVc) 1 S2 1

2 Sekertaris 1 Pembina Tk. 1 (IV b) 1 S2 1

3 Kepala Bidang 4 Pembina (IVa) 4 S2 4

4 Kasie/kasubag

/ 43 Pembina (IV a) 13 S2 13

KUPT Penata Tk. 1 (IIId) 23 S2 6

S1 17

Penata (IIIc) 7 S2 2

S1 5

5 Fungsional 60 Pembina Tk.1 (IVb) 1 S1 1

Pembina (IVa) 4 S1 4 Penata Tk.1 (IIId) 19 S1 18 D3 1 Penata (IIIc) 7 S2 1 S1 5 D3 1

(8)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 28 Sedangkan sarana prasarana yang dimiliki antara lain :

Tabel. 2. Jumlah Sarana dan Prasarana Dinas Pertanaian dan Kehutanan

No. Jenis Barang Jumlah Satuan

1. Mesin Ketik Manual 12 Buah

2. Lemari Besin / Metal 15 Buah

3. Filling Besi / Metal 11 Buah

4. Band Kas 5 Buah

5. Lemari Kaca 7 Buah

6. White Bord 1 Buah

7. Lemari Kayu 20 Buah

8. Meja Besi / Meja Gambar 1 Buah

9. Meja Rapat 10 Buah

10. Meja Tulis Kayu 157 Buah

11. Kursi Rapat 107 Buah

12. Kursi Plastik 82 Buah

13. Meja Komputer 15 Buah

14. Tempat Sampah 3 Buah

15. Corden 11 Buah

16. AC 21 Buah

17. Kipas Angin Tempel 7 Buah

18. Televisi 3 Buah

19. Amplifler 2 Buah

(IIIb)

D3 1

Penata Muda (IIIa) 10 S1 10

Iid - - -

Iic 1 S1 1

6 Staf 49 Penata Tk.1 (IIId) 3 S1 3

Penata (IIIc) 6 S2 1

S1 3

D3 2

Penata Utama Muda

(IIIb) 23 S1 14

D3 1

SLTA 8

Penata Muda (IIIa) 6 S1 2

SLTA 4

Pengatur Tk.1 (II d) 1 S1 1

Pengatur (II c) 2 SLTA 1

SLTP 1

Pengatur Utama Muda

(IIb) 4 SLTA 4

Pengatur Muda (IIa) 1 SD 1

Juru (Ic) 2 SLTP 1

SD 1

(9)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 29

20 Wireles 38 Buah

21. Stabilisator 15 Buah

22. Tuistel 11 Buah

23. Pompa Air 1 Buah

24. Komputer 17 Buah

25. Laptop 20 Buah

26. Printer 62 Buah

27. Meja Esselon III 5 Buah

28. Meja Esselon IV 83 Buah

29. Meja Tamu Biasa 3 Buah

30. Kursi kerja eselon III 5 Buah

31. Kursi esselon IV 39 Buah

32. Bufet Kayu 2 Buah

33. Handycam 5 Buah

34. Telephon 2 Buah

35. Truk + Attachmen (Tanki) 1 Buah

37. Station Wagon Isuzu 3 Buah

38. Pick Up (Kijang) 1 Buah

39. TOSSA (Roda 3) 1 Buah

40. Kebun Bibit Permanen (KBP) 1 Buah

41. Kebun Bibit Percontohan 4 Buah

42. Kendaraan Roda 2 207 Buah

43. Toyota Kijang 1 Buah

44. Suzuki Ertiga 1 Buah

45. Camera Digital Nikon 32 Buah

46. Tabung Pemadam Kebakaran 15 Buah

47. LCD Proyektor 16 Buah

48. Mesin Hitung 12 Buah

1.6 RUANG LINGKUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan Tahun 2015 berisi seluruh capaian kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan selama tahun 2015 dengan tolak ukur yaitu Penetapan Kinerja (performance agreement ) tahun 2015 dan tahun sebelumnya, serta Rencana Kerja Tahun 2015, yang kemudian dilakukan analisis capaian kinerja tahun 2015 dan disimpulkan. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan, selain menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang

Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tujuan, Landasan Hukum,Kedudukan Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan, juga menggambarkan

(10)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 30 keadaan sumberdaya manusia pertanian beserta potensi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Timur;

Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan dokumen

perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan anggaran mulai dari Rencana Strategis(Renstra), Tujuan Strategis dan Penetapan Kinerja beserta Upaya Mencapai Tujuan dan Sasaran;

Bab III. Akuntabilitas Kinerja,menjelaskan analisispencapaian kinerja Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamonganberdasarkan pengukuran kinerja dikaitkan denganpertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2012 beserta prestasi yang diperoleh pada tahun tersebut;

Bab. IV. Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas

Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan Tahun 2015 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di kabupaten Lamongan yang mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance ) di kabupaten Lamongan harus

(11)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 31 dilakukan upaya peningkatan kualitas implementasi sistem akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Lamongan yang dimulai dari tahapan Perencanaan Pembangunan Tanaman Pangan Dan Hortikultura sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan. Hal ini seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelaksanaan pembangunan yang lebih tepat sasaran, sehingga membutuhkan perencanaan kebijakan yang lebih akurat dan akuntabel. Sebagai amanat pelaksanaan peraturan seperti tersebut diatas Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Lamongan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :

a. Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan (2011 – 2015)

b. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun (2010 – 2015)

c. Penetapan Kinerja Tahun 2015

d. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015

Dokumen RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun 2011 – 2015 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan nomor 1 tahun 2011 memuat strategi pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah,kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan, disertai rencana – rencana kerja dalam kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. Visi, misi, dan program kepala daerah terpilih dijabarkan menjadi strategi pokok dan prioritas pembangunan, sasaran dan arah kebijakan, serta program-program dan

kegiatan pokok yang akan dijalankan selama lima tahun mendatang. Untuk itu, pembangunan Kabupaten Lamongan tahun 2011 – 2015 berangkat dari landasan visi: “Terwujudnya Masyarakat Lamongan Yang Sejahtera, Berkeadilan, Beretika Dan Berdaya Saing”. Dan dalam rangka mewujudkan visi pembangunan Kabupaten

(12)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 32 Lamongan 2011 – 2015 tersebut, maka misi pembangunan Kabupaten Lamongan 2011 – 2015 adalah:

1. Meningkatkan Kualitas hidup dan daya saing masyarakat serta menjamin ketersediaan saran dan prasarana dasar (infrastruktur dan utilitas).

2. memacu pertumbuhan ekonomi melaui peningkatan investasi, produktivitas sektor – sektor andalan dan pendayagunaan sumber daya alam.

3. mewujudkan tat kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) menuju pemerintahan yang bersih (Clean Governance)

4. memelihara tatanan kehidupan masyarakat yang tentera, tertib dan aman dengan menjunjung tinggi kearifan nilai – nilai budaya lokal dan kesetaraan gender.

2.1 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul, yang menghasilkan suatu rencana strategi instansi pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya pada upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan disusun dengan tujuan untuk membuat perencanaan pembangunan yang memberi arah kebijakan dan strategi pembangunan serta sasaran – sasaran strategis yang ingin di capai selam lima tahun kedepan.

2.2 VISI, MISI DAN TUJUAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN LAMONGAN

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta melihat latar belakang dan mencermati fenomena-fenomena yang ada, maka Dinas Pertanian dan Kehutanan mempunyai visi yang merupakan gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam meningkatkan pembangunan yang berwawasan agribisnis, berkelanjutan, kemandirian serta

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 33 mensejahterakan masyarakat petani khususnya di Kabupaten Lamongan, yaitu : “ Terwujudnya masyarakat pertanian sejahtera, mandiri, berwawasan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam“

Upaya untuk mewujudkan visi tersebut, perlu ditetapkan misi yang jelas sesuai dengan mandat yang diterima dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (1) kinerja program sebelumnya; (2) potensi kabupaten Lamongan seperti sumber daya alam , sumber daya manusia dan tersedianya teknologi produksi; serta (3) dukungan pemerintah. Misi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut :

1. Memantapkan dan meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

2. Mengoptimalkan kegiatan kemitraan untuk memantapkan pemasran dan pengolahan hasil menuju peningkatan pendapatan petani

3. Memanfaatkan Sumber Daya Alam kehutanan secara optimal berkelanjutan dan ramah lingkungan guna mendukung peningkatan produksi kehutanan.

4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani menuju kemandirian dan profesionalisme petugas.

Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta untuk mengedepankan peran pembangunan pertanian yang mampu mengakomodasi berbagai perkembangan dan kepentingan dalam mengantisipasi berbagai tantangan masa depan, maka tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura ditetapkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

2. Memantapkan dan meningkatkan jumlah peralatan mesin pertanian serta optimalisasi sarana dan prasarana irigasi. 3. Memantapkan pelaksanaan pengendalian hama secara

terpadu.

4. Meningkatkan pengembangan agribisnis melalui pola kemitraan.

(14)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 34 5. Meningkatkan pendapatan petani melalui usaha pengolahan

hasil pertanian.

6. Meningkatkan produksi tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan melalui pemanfaatan lahan kritis.

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dan petugas melalui pemberdayaan penyuluhan pertanian.

Tabel 3. Matriks Hubungan antara Misi, Tujuan dan Indikator

No Misi Tujuan Indikator Kinerja

1 1. Memantapkan dan meningkatkan

produktivitas dan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

1. Meningkatkan produktivitas dan produksi Tanaman pangan,Hortikultura, dan Perkebunan

2. Memantapkan dan Meningkatkan Jumlah Peralatan Mesin Pertanian Serta Optimalisasi Sarana Prasarana Irigasi 3. Memantapkan Pelaksanaan penerapan teknologi pertanian 1. % Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan 2 1. Mengoptimalkan kegiatan kemitraan untuk memantapkan pemasran dan pengolahan hasil menuju peningkatan pendapatan petani

1. Meningkatkan pengembangan Agribisnis melalui pola Kemitraan 2. Meningkatkan pendapatan petani Melalui usaha pengolahan hasil pertanian % Kontribusi Sektor Pertanian pada PDRB 3 1. Meningkatkan produksi bidang kehutanan melalui

pemanfaatan Lahan Kritis 1. Meningkatkan produksi tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan melalui

pemanfaatan Lahan Kritis

1. % peningkatan produksi hasil hutan

2. % Kerusakan kawasan hutan

3. % Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 4 1. Meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan petani menuju kemandirian dan profesionalisme petugas.

1. Meningkatkan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dan petugas melalui pemberdayaan 1. % Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan meningkat

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 35 penyuluhan pertanian.

2.3 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN LAMONGAN

Sasaran startegis merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan atau hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan pada 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan, dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran, dimana setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaian (target) masing-masing.

Tabel 4. Matriks Rencana Strategis

Tujuan Sasaran

Uraian Indikator Uraian Indikator Kinerja

Utama Meningkatkan

produktivitas dan produksi Tanaman pangan,Hortikultura, dan Perkebunan Jumlah penggunaan Sarana dan Prasarana (Hand Traktor, Pompa Air, hand Sprayer, Power Threser) meningkat Meningkatnya produksi tanaman pangan, Hortikultura, dan perkebunan % Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Memantapkan dan Meningkatkan Jumlah Peralatan Mesin Pertanian Serta Optimalisasi Sarana Prasarana Irigasi Meningkatnya jumlah peralatan mesin pertanian dan optimalnya penggunaan Alat mesin pertanian Meningkatnya sarana dan prasarana bidang pertanian dan perkebunan

(16)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 36 Memantapkan Pelaksanaan penerapan teknologi pertanian Jumlah penggunaan Teknologi pertanian (Pupuk Cair dan Pupuk Organik ) Meningkat Meningkatnya penerapan teknologi pertanian Meningkatkan pengembangan Agribisnis melalui pola Kemitraan

Meningkatnya pendapatan petani Meningkatnya pendapatan petani melalui pola kemitraan % Kontribusi Sektor pertanian terhadap PDRB Meningkatkan pendapatan petani Melalui usaha pengolahan hasil pertanian Terwujudnya usaha pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah Meningkatkan produksi bidang kehutanan melalui pemanfaatan Lahan Kritis Meningkatnya produksi hasil Hutan Meningkatnya perluasan pemanfaatan Hutan % Peningkatan Produksi hasil Hutan Penurunan Luas

lahan Kritis dengan perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

% Kerusakan kawasan hutan % Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Meningkatkan

Pengetahuan, Sikap dan ketrampilan Petani dan petugas melalui

Pemberdayaan penyuluh pertanian

Meningkatnya Pengetahuan Petani dan Petugas Penyuluh Pertanian

Meningkatnya pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dan petugas pemberdayaan penyuluh pertanian % Peningkatan Produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

Memperhatikan potensi, peluang, prospek pengembangan dan teknologi yang tersedia sesuai Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan kabupaten Lamongan Tahun 2011 – 2015 serta besarnya permintaan masyarakat untuk memenuhi berbagai permintaan, maka, sasaran strategis beserta target dari indikator sasaran strategis sesuai dengan perencanaan strategis periode 2011 – 2015 Pembangunan Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Kehutanan kabupaten Lamongan dapat dilihat sebagai berikut :

Untuk Sasaran :

1) Meningkatkan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

2) Meningkatnya jumlah peralatan mesin pertanian dan optimalnya penggunaan Alat mesin pertanian

3) Meningkatnya sarana dan prasarana bidang pertanian dan perkebunan

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 37 4) Meningkatnya penerapan teknologi pertanian

5) Meningkatnya pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dan petugas pemberdayaan penyuluh pertanian

Tabel 5. Target produksi dan Produktivitas tanaman bahan makan, Hortikultura dan Perkebunan

Indikator kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PRODUKSI

Produksi padi 868.828 0,5% 1,00% 1,10% 1,10% 1,10% Produksi palawija 371.753 0,5% 1,00% 1,10% 1,10% 1,10% Produksi sayuran 1.685 0,49% 1,00% 1,09% 1,10% 1,11% Produksi buah – buahan 42.359 0,5% 1,00% 1,10% 1,10% 1,10% Produksi Tebu 10.934 1,21% 1,21% 1,21% 1,21% 1,21% Produksi Tembakau 860 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% PRODUKTIVITAS Produktivitas Padi 6,31 6,34 6,37 6,44 6,48 6,48 Produktivitas Palawija 5,26 5,29 5,31 5,37 5,40 5,40 Produktivitas Sayuran 0,50 0,51 0,51 0,51 0,52 1,44 Produktivitas Buah – buahan 4,42 4,45 4,47 4,52 4,54 4,54 Produktivitas Tebu 7,93 7,97 7,79 8,01 8,01 8,01 Produktivitas Tembakau 0,77 0,78 0,79 0,80 0,81 0,82

data diambil dari RENSTRA Tahun 2011 – 2015 Untuk Sasaran :

6) Meningkatnya pendapatan petani melalui pola kemitraan

7) Terwujudnya usaha pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah

Tabel 6. Target Persentase Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015

% Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB

37,85% 37,74% 37,64% 37,52% 37,40% 37,27%

Untuk Sasaran : 8) Peningkatan perluasan Pemanfaatan Hutan

Tabel 7. Target persentase Peningkatan produksi Hutan

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015

% Peningkatan produksi hutan

22,49% 61,66% 82,16% 90% 96,19% 97,71%  data diambil dari RENSTRA tahun 2011 – 2015

Untuk sasaran : 9) Meningkatnya penurunan Luas lahan Kritis dengan perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

(18)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 38

Tabel 8. Target Persentase Kerusakan Kawasan Hutan dan Persentase Rehabilitasi

Hutan dan Lahan Kritis

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015

% Kerusakan kawasan hutan 1,03% 0,92% 0,81% 0,72% 0,64% 0,57% % Rehabilitasi hutan dan

lahan kritis

0% 6,69% 7,17% 7,73% 8,38% 9,14%  data Diambil dari RENSTRA tahun 2011 - 2015

2.4 PENETAPAN KINERJA

Penetapan Kinerja adalah suatu dokumen yang berisikan Pernyataan Kinerja/Kesepakatan Kinerja/Perjanjian Kinerja untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki suatu instansi. Terkait dengan hal tersebut dan dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan menetapkan kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2015 dalam pelaksanaan program dan kegiatannya sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang mengacu pada Renstra 2010 – 2015, serta RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun 2011 - 2015. Pada Tahun 2015, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan menetapkan 9 sasaran strategis dan 5 indikator kinerja, yaitu:

Tabel 9. Perjanjian Kerja Tahun 2015

Sasaran Indikator Target

1. Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

2. Peningkatan penggunaan mesin pertanian dan optimalnya penggunaan alat mesin pertanian

3. Peningkatan sarana dan prasarana bidang pertanian dan perkebunan

4. Peningkatan penerapan teknologi pertanian

5. Meningkatnya penurunan Luas lahan Kritis dengan perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

% peningkatan produktivitas dan produksi tanaman bahan makanan dan hortikultura

a. Produktivitas Padi 6,48 ton/ha

b. Produktivitas Palawija 5,40 ton/ha

c. Produktivitas sayuran 1,44 ton/ha

d. Produktivitas buah - buahan 4,54 ton/ha

e. Produktivitas tebu 8,01 ton/ha

f. Produktivitas Tembakau 0,82 ton/ha

g. Produksi Padi 1,10%

h. Produksi Palawija 1,10%

i. Produksi Sayuran 1,11%

j. Produksi buah - Buahan 1,10%

k. Produksi Tebu 1,21%

l. Produksi Tembakau 0,5%

6. Meningkatkan pengembangan agribisnis melalui pola kemitraan

% Kontribusi Sektor pertanian Pada

PDRB 37,27%

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 39

untuk meningkatkan nilai tambah

8. Peningkatan perluasan pemanfaatan hutan

% peningkatan produksi hutan 97,71% 9. Menurunnya Luas lahan Kritis dengan

perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

% penurunan Kerusakan kawasan Hutan

0,57% % peningkatan luas hutan dan

lahan kritis yang terehabilitasi

9,14%

2.5 UPAYA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Dengan mengacu pada RPJMD kabupaten lamongan tahun 2011 – 2015 maka target kinerja tahun 2015 Dinas petanian dan kehutanan kabupaten lamongan di implementasikan kedalam program/ kegiatan yang dananya bersumber pada APBD maupaun APBN.

2.5.1 Program Dinas Pertanian Dan Kehutanan Yang Bersumber Pada Dana APBD

Berdasarkan DPA Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah kabupaten Lamongan Urusan Pertanian (2015) pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015, dengan program dan kegiatan baik bersifat rutin maupun pembangunan dengan rincian Sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani,

3. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan, 5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan, 6. Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan,

7. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian / Perkebunan Tenaga Lapangan,

2.5.2 Program Dinas Pertanian Dan Kehutanan Yang Bersumber Pada Dana APBN

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat Kementerian Pertanian Republik Indonesia kepada kabupaten Lamongan Tahun 2015 pada Dinas Pertanian dan Kehutanan yang meliputi dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan sebagai berikut:

(20)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 40  Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan

Petani

b. Dana Tugas Pembantuan

 Program Peningkatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan secara transparan keberhasilan dan kegagalan berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang menerima pelaporan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Dinas Pertanian Dan Kehutanan selaku pelaksana kebijakan Pemerintah harus melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian laporan kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun Anggaran 2015 yang dibuat berdasarkan ketentuan yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan kinerja, dan Tata Cara Review Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja tersebut memberikan gambaran mengenai tingkatan pencapaian kinerja, sasaran program dan kegiatan serta indikator makro baik keberhasilan – keberhasilan kinerja yang telah dicapai maupun

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 41 kegagalan pada periode tahun tertentu berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan.

Dalam tahun 2015, Dinas Pertanian dan Kehutanan telah menetapkan 9 (Sembilan) sasaran yang akan dicapai sesuai dengan Rencana Strategis tahun 2011 – 2015 serta RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun 2011 – 2015 , yang selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan pada 10 (sepuluh) indikator kinerja utama yang ditetapkan dalam rangka pencapaian visi dan misi Kabupaten Lamongan.

3.1 PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk digunakan sebagai dasar menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.

Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Utama tahun 2015

Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Meningkatkan produktivitas

dan produksi tanaman bahan makanan dan hortikultura

2. Peningkatan penggunaan mesin pertanian dan

optimalnya penggunaan alat mesin pertanian

3. Peningkatan sarana dan prasarana bidang pertanian dan perkebunan

4. Peningkatan penerapan teknologi pertanian 5. Meningkatnya penurunan

Luas lahan Kritis dengan perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

6. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani melalui pemberdayaan penyuluhan pertanian

% peningkatan produksi dan produktivitas tanaman bahan makanan dan hortikultura

a. Produktivitas Padi ton/ha 6,48 6,48 100%

b. Produktivitas Palawija ton/ha 5,40 5,41 102%

c. Produktivitas sayuran ton/ha 1,44 1,59 110,42%

d. Produktivitas buah - buahan ton/ha 4,54 5,79 127,53%

e. Produktivitas tebu ton/ha 8,01 92,52 1155,06%

f. Produktivitas Tembakau ton/ha 0,82 1,08 108%

g. Produksi Padi % 1,10% -0,04 -3,64%

h. Produksi Palawija % 1,10% 13,02% 1183,6%

i. Produksi Sayuran % 1,11% 21,47% 1934%

j. Produksi buah - Buahan % 1,10% 22,21% 2019%

k. Produksi Tebu % 0,5% 997,25% 199.450%

l. Produksi Tembakau % 1,21% 6,40% 528%

7. Meningkatkan

pengembangan agribisnis melalui pola kemitraan

% Kontribusi Sektor pertanian terhadap PDRB

% 37,27% 44,48% 119,35% 8. Meningkatkan pendapatan

petani melalui usaha pengolahan hasil pertanian

(22)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 42

9. Meningkatkan produksi tanaman pangan,

perkebunan dfan kehutanan melalui pemanfaatan lahan kritis

% peningkatan produksi hutan % 97,71 -96,19% -98,44% % penurunan Kerusakan

kawasan Hutan

% 0,570% 0% 100%

% peningkatan luas hutan dan lahan kritis yang terehabilitasi

% 9,14% 10,27 % 112,36%

3.2 ANALISA KINERJA

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidaknya kinerja yang diharapkan. Kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan 7 (tujuh) sasaran dan 10 (sepuluh) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2011 – 2015 dapat diuraikan dalam Analisa Kinerja Sasaran berikut ini :

 Tujuan : 1. Meningkatkan Produktivitas Dan Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan

2. Memantapkan dan Meningkatkan Jumlah Peralatan Mesin Pertanian Serta Optimalisasi Sarana Prasarana Irigasi

3. Memantapkan Pengendalian Hama Secara Terpadu

4. Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan ketrampilan Petani dan petugas melalui Pemberdayaan penyuluh pertanian

Indikator : Persentase Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan Dan Hortikultura.

Tabel 11. Capaian Indikator Kinerja

Indikator kinerja 2010

Realisasi 2014

2015 Kenaikan/

penurunan Target Realisasi capaian

Persentase Peningkatan Produksi

Produksi padi 857.638 1.028.254 1,10% -0,04 -3,64% -4,3%

Produksi palawija 371.750 439.559 1,10% 13,02% 1183,6% 13,02%

Produksi sayuran 4.685 5.663 1,11% 21,47% 1934% 21,47%

Produksi buah – buahan 42.359 47.861 1,10% 22,21% 2019% 22,21%

Produksi Tebu 17.445 31.088 0,5% 997,25% 199.450% 997,25% Produksi Tembakau 4.639 7.157 1,21% 6,40% 528% 6,40% Produktivitas Produktivitas Padi 6,31 6,57 6,48 6,48 100% -1,3% Produktivitas Palawija 5,26 6,35 5,40 5,41 102% 6% Produktivitas Sayuran 1,40 1,46 1,44 1,58 109,72% 9,72%

Produktivitas Buah – buahan 4,42 4,80 4,54 5,79 127% 27,53%

Produktivitas Tebu 0,77 8,10 8,01 8,59 107% 6,05%

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 43 1. Produksi komoditi padi pada tahun 2015 tercapai 984.067 ton atau 108,63%

melampaui target yang ditetapkan sebesar 905.920 ton, tetapi menurun dari tahun sebelumnya sebesar 4,3 %. Adapun Produksi tanaman padi pada tahun ini tercapai melampaui target dikarenakan :

1) Adanya penerapan teknologi Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman terpadu (GP-PTT) In Hibrida non Kawasan seluas 2.500 Ha, 2) Adanya kegiatan penguatan modal, berupa pinjaman Modal dengan

bunga ringan yaitu Kegiatan Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI) padi yang tepat sasaran;

3) Adanya dukungan Bantuan langsung Benih Unggul (BLBU);

4) Adanya Pengembangan Pupuk Organik Cair dan bantuan pupuk guna mendukung penggunaan Pupuk berimbang antara An-Organik dan Organik, serta efektifitas penyerapan pupuk pupuk cair;

5) Adanya bantuan Alat Mesin pertanian seperti Hand Traktor dan Pompa Air serta alat panen multi guna yang memungkinkan mengurangi kehilangan hasil pada saat panen sebesar 1,5 – 2 %

6) Penerapan pengendalian Hama dengan menggunakan Agens Hayati sebagai pengendali hama preventif yng bisa menekan serangan OPT (karena ekosistem terjaga) disamping itu juga meningkatkan kualitas hasil produksi pertanian utamanya pangan menjadi aman untuk dikonsumsi.

7) Adanya pengendalian Hama dengan menggunakan teknik yang dinamakan Refurgia (penanaman tanaman berbunga) untuk mengendalikan Hama secara alami sehingga ekosistim di daerah tersebut seimbang.

8) Rehabilitasi Jaringan irigasi (JITUT dan JIDES) serta keberhasilan Pembinaan kelompok HIPPA tentang pengelolaan air irigasi yang memungkinkan air bisa dikelola dengan baik.

9) Adanya pelaksanaan Klinik Konsultasi Agribisnis di Kecamatan Lamongan, Sarirejo dan Glagah yang mempunyai potensi dalam peningkatan produksi pangan sekaligus pusat informasi Inovasi bidang

(24)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 44 pertanian sehingga memberikan motivasi para Penyuluh untuk menambah SDM nya sebagai bekal penyuluhanan.

2. Namun apabila dibandingkan dengan tahun lalu produksi tanaman padi mengalami Penurunan, hal ini dikarenakan :

1) Adanya kemarau panjang pada bulan Juni - September 2015 menyebabkan kurang optimalnya percepatan kegiatan tambah tanam di daerah lahan sawah tadah hujan sehingga berdampak pada menurunnya luas panen.

2) Adanya intrusi air asin di wilayah pengairan Bengawan Solo yang menyebabkan di daerah Laren, Maduran dan Sekaran tanaman padi tidak mendapatkan distribusi air secara optimal sehingga produktivitasnya yang biasanya tinggi sekitar 6,8 - 7 ton/Ha tetap menjadi 6,8 ton/ Ha,

3. Capaian produktivitas padi tahun 2015 sebesar 64,84 kw/ha atau 100% dari target sebesar 64,80 kw/ha, sehingga produktivitas tanaman padi tahun 2015 tercapai. Hal ini dikarenakan :

1) Adanya pengaruh iklim ekstrim (kemarau panjang), yang menyebabkan tanaman padi di Kecamatan Kedungpring, Modo, Solokuro, Bluluk, Tikung, Turi, Brondong, Sarirejo, Kembangbahu, Lamongan, Paciran, Karangbinangun, Karangbinangun dan Sugio mengalami kekeringan pada umur tanaman 55 – 65 hari, seluas 3.792,5 Ha sehingga menyebabkan produktivitas tanaman menurun.

2) Adanya intrusi air asin di wilayah pengairan Bengawan Solo yang menyebabkan di daerah Laren, Maduran dan Sekaran tanaman padi tidak mendapatkan distribusi air secara optimal.

4. Produksi tanaman palawija pada tahun 2015 tercapai 496.787 ton atau 114,39% melampaui dari target sebesar 387.629 ton dan meningkat dari tahun 2014 sebesar 13,02%. Sedangkan produktivitasnya tercapai 5,41 ton/ha atau 101% melebihi target yang ditetapkan sebesar 5,40 ton/ha, hal ini disebabkan karena adanya dukungan kegiatan diantaranya :

1) Peningkatan produksi tanaman palawija ditunjang pula dengan adanya kegiatan peningkatan mutu intensifikasi (PMI); (ii) penggunaan benih berlabel; (iii) penggunaan pupuk berimbang (termasuk di dalamnya

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 45 penggunaan pupuk pelengkap cair); (iv) penyediaan sarana prasarana Alsintan; (v) penanganan pengendalian OPT sehingga tidak terjadi ekspolif serangan hama dan penyakit terutama dengan penggunaan agen hayati dan (vi) pembinaan dan bimbingan dari para penyuluh pertanian.

5. Produksi tanaman hortikultura sayuran pada tahun 2015 tercapai 6.879 ton melampaui target yang ditetapkan 4.685 ton atau sebesar 146,83% serta mengalami peningkatan sebesar 21,45% dari tahun sebelumnya dan produktivitasnya tercapai 1,58 ton/ha melampaui target yang ditetapkan sebesar 1,44 ton/ha.

6. Untuk produksi tanaman hortikultura buah-buahan pada tahun 2015 tercapai 58.490 ton melampaui target yang ditetapkan sebesar 42.359 ton atau 138%, sedangkan dari tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 22% dan produktivitasnya tercapai 5,79 ton/ha melampaui target yang ditetapkan sebesar 4,54 ton/ha, hal ini disebabkan karena keberhasilan pengembangan tanaman Mangga, Belimbing, Pisang, Pepaya dan Nangka di Kecamatan Sugio, Mantup, Solokuro, Paciran, Kembangbahu Kalitengah, Ngimbang, Bluluk, Moodo, Babat, Brondong, sedangkan pengembangan tanaman melon di Kecamatan Laren dan Modo, pengembangan tanaman cabe di Kecamatan Brondong, Paciran, Solokuro dan Glagah serta kegiatan peremajaan tanaman nangka empat tahun yang lalu dari program GNRHL yang pada tahun 2015 ini sudah berproduksi.

7. Produksi tanaman tebu pada tahun 2015 tercapai 62,01% yakni 341.113 ton melampaui target yang ditetapkan sebesar 0,50% yakni 25.868 ton dan produktivitasnya juga naik sebesar 7,24% yakni dari target 8,01 ton/ha tercapai 8,59 ton/ha, hal ini disebabkan karena adanya kegiatan PMI tebu maka petani bisa berbudidaya tebu sesuai dengan petunjuk teknis demikian juga pada bulan tahun 2015, tanaman tebu saat panen sudah cukup masak dengan kandungan gula merata di batang bawah sampai atas, sehingga rendemen tebu naik dari 8,00 menjadi 10,16 pada tahun 2015.

8. Produksi tanaman tembakau tahun 2015 mengalami kenaikan dari 7.157 ton menjadi 7.615 ton (tembakau kering) namun kenaikan tersebut yakni 0,64% belum memenuhi target yang ada yakni sebesar 1,21%. Hal ini disebabkan

(26)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 46 adanya penurunan areal tanam seluas 80 ha (dari 7.152 Ha menjadi 7.072 ha) hal ini disebabkan anomali ilkim (cuaca yang berubah-ubah) dimana di wilayah penanaman tembakau masih dijumpai turun hujan pada Juni - Juli sehingga petani tembakau masih mengusahakan lain (palawija) yakni padi dan kacang hijau.

Sedangkan untuk produktivitas tercapai 1,08 meningkat 0,07% dari target 0,05% pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa perbaikan dalam usaha tani tembakau melalui penerapan teknologi budidaya tembakau yakni pembinaan dan pelatihan kelompok tani tembakau sesuai dengan petunjuk teknis dan penggunaan bibit unggul serta penggunaan pupuk tepat dan berimbang.

Langkah – langkah antisipatif untuk mengatasi hambatan dan kegagalan – kegagalan, yaitu :

1) Meningkatkan sosialisasi mengenai penggunaan Agent Hayati dan pembuatan model Refugia kepada Petani sebagai tindakan preventif terhadap pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman sekaligus untuk mengurangan penggunaan pestisida. Disisi lain meningkatkan penggunaan pupuk organik.

2) Peningkatan Intensifikasi Tanaman Pangan dan penerapan teknologi secara optimal sehingga bisa meningkatkan produktivitas tanaman.

3) Peningkatan intensifikasi tanaman perkebunan dan optimalisasi lahan.

4) Pengadaan alsintan berupa traktor, pompa air, power threser, alat pemanen dan lain-lain.

5) Mengadakan dem budidaya tanaman yang baik dan benar dan Penyebarluasan SL-PTT ke lokasi non SL-PTT dan kelanjutan penerapan teknologi PTT

6) Melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian terkait dengan serangan hama wereng yang terus menerus selama musim tanam.

# Tujuan : 1. Meningkatkan pengembangan Agribisnis melalui pola Kemitraan

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 47 2. Meningkatkan pendapatan petani Melalui usaha

pengolahan hasil pertanian

Indikator : Jumlah Kontribusi bidang Pertanian terhadap PDRB

Tabel 12. Capaian Indikator Kinerja

Indikator Tahun

2010

Tahun 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

% Kontribusi Sektor

pertanian terhadap PDRB 37,85% 38,48% 37,27% 44,48% 119,35%

Untuk kontribusi sektor pertanian tidak hanya berasal dari bidang pertanian saja tetapi juga berasal dari peternakan, perikanan dan perkebunan. Dan data berasal dari data eksternal atau diluar Dinas pertanian dan Kehutanan.

# Tujuan : Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan,Perkebunan

dan Kehutanan Melalui Pemanfaatan Lahan Kritis

Indikator 1 : persentase produksi hasil hutan Tabel 13. Capaian Indikator KInerja

Indikator Tahun

2010

Tahun 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

% peningkatan produksi

hasil hutan 2.890 193,30 97,27% -96,19% -98,44% Produksi hasil hutan tahun 2015 mengalami penurunan sebesar

-96,19%. Hal ini terjadi karena pada tahun 2015 terdapat peraturan menteri kehutanan No. P 21/Men RHK-II/2015 yang menyebutkan bahwa pemilik pada saat menebang pohon tidak perlu ijin dan bisa membuat surat angkut sendiri, sehingga banyak penebangan pohon yang tidak termonitor.

Indikator 2 : Persentase Penurunan Kerusakan Kawasan Hutan Tabel 14. Capaian Indikator Kinerja

Indikator Tahun

2010

Tahun 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

% penurunan kerusakan

kawasan hutan 1,03% 0,64% 0,54% 0% 100% Maksud dari tabel 14. Realisasi tahun 2015 tercapai 0% karena tidak ada kerusakan hutan

(28)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 48

Indikator 3 : Persentase Hutan Dan Lahan Kritis Yang Terehabilitasi Tabel 15. Capaian Indikator Kinerja

Indikator Tahun

2010

Tahun 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

% hutan dan lahan kritis

yang terehabilitasi 7.468,68 8,38% 9,14% 10,74% 117,51%

3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN Tabel 16. Akuntabilitas Keuangan

Sasaran Indikator Anggaran % Anggaran

1. Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan 2. Peningkatan penggunaan mesin

pertanian dan optimalnya

penggunaan alat mesin pertanian 3. Peningkatan sarana dan prasarana

bidang pertanian dan perkebunan 4. Peningkatan penerapan teknologi

pertanian

5. Meningkatnya penurunan Luas lahan Kritis dengan perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

% peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan , hortikultura dan m. Produktivitas Padi 69.904.489.400 . (APBD) 88,52% (APBD) n. Produktivitas Palawija o. Produktivitas sayuran 16.667.640.000 (APBN) 98,23% (APBN)

p. Produktivitas buah - buahan q. Produktivitas tebu

r. Produktivitas Tembakau s. Produksi Padi

t. Produksi Palawija u. Produksi Sayuran v. Produksi buah - Buahan w. Produksi Tebu

x. Produksi Tembakau 6. Meningkatkan pengembangan

agribisnis melalui pola kemitraan

% Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB

485.000000 (APBD)

0,62% (APBD) 7. Terwujudnya pengolahan hasil

pertanian untuk meningkatkan nilai tambah

8. Peningkatan perluasan pemanfaatan hutan

% peningkatan produksi hutan 630.000.000 (APBD)

0,8%

9. Menurunnya Luas lahan Kritis dengan perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

% Kerusakan kawasan Hutan 200.000.000 (APBD)

0,25%

% peningkatan luas hutan dan lahan kritis yang terehabilitasi

1.430.000.000 (APBD)

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 49

TABEL 17. PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN

SASARAN INDIKATOR

KINERJA ANGGARAN

Satuan Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian

1) Peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan 2) Peningkatan penggunaan mesin pertanian dan optimalnya penggunaan alat mesin pertanian. 3) Peningkatan sarana dan prasarana bidang pertanian 4) peningkatan penerapan teknologi pertanian 5) Meningkatnya pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dan petugas pemberdayaan penyuluh pertanian

% peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

69.904.489.400 69.223817.880 99,026%

Produksi padi % 1,10% -0,04% -3,64%

Produksi palawija % 1,10% 13,02% 1183,64%

Produksi sayuran % 1,11% 21,47% 1934,23%

Produksi buah - buahan % 1,10% 22,21% 2009,19%

Produksi tebu % 0,5% 997,25% 199.450%

Produksi Tembakau % 1,21% 6,40% 528,90%

Produktivitas Padi Ton/ha 6,48 6,48 100%

Produktivitas Palawija Ton/ha 5,40 5,41 102%

Produktivitas Sayuran Ton/ha 1,44 1,58 109,72%

Produktivitas Buah – buahan Ton/ha 4,54 5,79 127%

Produktivitas Tebu Ton/ha 8,01 92,52 1155,06%

Produktivitas Tembakau Ton/ha 0,82 1,08 131,71%

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan

lainnya 52.412.286.400 52.189.238.680 99,57%

Program penyediaan dan pengelolaan air baku 159.000.000 157.900.000 99,31% Program peningkatan kesejahteraan petani 7.850.000.000 7.737.328.000 98,56% Program Peningkatan dan penerapan teknologi Pertanian 3.423.253.000 3.349.230.000 97,84% Program peningkatan produksi pertanian dan perkebunan 5.936.500.000 5.675.691.200 95,61% Program Pemberdayaan penyuluh pertanian / perkebunan tenaga lapangan 123.450.000 114.430.000 92,69%

(30)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 50 5) Peningkatan

pendapatan petani melalui pola

kemitraan % Kontribusi Sektor Pertanian

Terhadap PDRB % 37,27% 44,48% 119,35% 485.000.000 477.634.500 98,48% 6) Peningkatan pendapatan melalui pengolahan hasil pertanian

Program peningkatan kesejahteraan petani 185.000.000 184.880.000 99,94% program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian / perkebunan 300.000.000 292.754.500 97,58% 7) Peningkatan

perluasan pemanfaatan hutan

% peningkatan produksi Hutan % 98% 107,55% 109,74% 1.405.000.000 1.290.024.700 91,82%

Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan 50.000.000 49.812.000 99,62% Program Program rehabilitasi hutan dan lahan 1.355.000.000 1.240.212.700 91,53% 8) Meningkatnya penurunan Luas lahan Kritis dengan perluasan pembuatan Hutan rakyat dan Perbaikan Lingkungan

% kerusakan Kawasan hutan

% 0,54% 0% 100% 200.000.000 117.910.500 58,96%

Program Rehabilitasi hutan dan Lahan 200.000.000 117.910.500 58,96%

% Hutan dan lahan Kritis yang

terehabilitasi % 9,14% 10,74% 117,51% 525.000.000 519.150.750 98,89%

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 51 Pada tahun 2015 Dinas pertanian dan kehutanan kabupaten Lamongan mendapatkan dana APBD sebesar Rp.78.695.445.000, terdiri dari :

1. Belanja Langsung : Rp. 68.124.385.000,00 2. Belanja Tidak Langsung : Rp. 10.571.060.000,00  Belanja pegawai : Rp. 10.571.060.000,00

Sedangkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun

2015 sampai akhir desember (akhir TW IV) yaitu sebesar : Rp. 77.502.126.869, dengan rincian sebagai berikut :

1. Belanja langsung : Rp. 67.091.829.430 2. Belanja tidak langsung : Rp. 10.410.297.439  Belanja Pegawai : Rp. 10.410.297.439  Belanja Barang dan Jasa :Rp. 56.165.070.930  Belanja Modal :Rp. 6.527.371.000

Perkembangan Anggaran APBN yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 terdiri dari Dana Tugas Pembantuan dan Dana Dekonsentrasi.

Dana Tugas Pembantuan, terdiri dari :

1) Program Peningkatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan dengan kegiatan :

a) GP-PTT Padi Inbrida Non Kawasan 2.500 Ha dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.250.000.000,00 dipergunakan untuk bantuan sosial GP-PTT seluas 2.500 Ha berupa Saprodi (pupuk organik, an-organik, Agent Hayati), biaya usaha tani jajar legowo, pembuatan papan nama 100 unit, biaya ubinan 2 orang X 100 unit, pertemuan kelompok tani dalam 1 ha/ kelompok diadakan pertemuan sebanyak 4 kali. Kegiatan dialokasikan 5 kecamatan (Kedungpring, Modo, Babat, Sugio, dan Bluluk). Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 7.250.000.000,00 atau 100% dan fisik sebesar 100%.

b) GP-PTT Jagung Non Kawasan berupa bantuan Sosial melalui Rekening Kelompok sebesar Rp. 1.089.000.000,00 dipergunakan untuk bantuan sosial pengembangan GP-PTT Jagung seluas 500 ha, berupa

(32)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 52 benih jagung 15 kg/Ha, pupuk an-organik, pupuk organik, pestisida (sesuai kebutuhan kelompok), papan nama 20 unit, biaya ubinan jagung 2 orang X 20 unit, pertemuan kelompok tani dalam 1 ha/kelompok diadakan pertemuan sebanyak 4 kali, dialokasikan di 3 kecamatan (Paciran, Solokuro, Brondong). Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 1.089.000.000,00 atau 100% dan fisik sebesar 100%. c) GP-PTT Kedelai Non Kawasan berupa bantuan Sosial melalui

Rekening Kelompok sebesar Rp. 3.608.000.000,00 dipergunakan untuk bantuan sosial pengembangan GP-PTT kedelai seluas 2.000 ha, berupa benih Kedelai 50 kg/Ha, pupuk an- organik, pupuk organik, pestisida (sesuai kebutuhan kelompok), papan nama 40 unit, biaya ubinan jagung 2 orang X 20 unit, pertemuan kelompok tani dalam 1 ha/ kelompok diadakan pertemuan sebanyak 2 kali, dialokasikan di 9 kecamatan (Mantup, Tikung, Paciran, Solokuro, Brondong). Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 3.608.000.000,00 atau 100% dan fisik sebesar 100%.

d) Pengembangan Tanaman Kapas seluas 30 ha dengan alokasi dana Rp. 74.700.000,00, namun karena ada permasalahan teknis dimana kegiatan pengembangan kapas berjalan pada bulan Pebruari – Maret 2015 akan tetapi petunjuk teknis sekaligus petunjuk Pelaksanaan dan bantuan sarana dan prasarana dari Propinsi baru turun pada bulan Juli 2015, pada saat itu tanaman sudah tidak membutuhkan sarana prasarana maka kegiatan tidak jadi dilaksanakan.

e) Pengembangan Tanaman Tembakau Virginia seluas 50 ha dengan alokasi dana Rp. 1.813.000.000,00, namun karena ada permasalahan teknis dimana kegiatan pengembangan tembakau untuk persemaian dilaksanakan pada bulan Maret 2015 akan tetapi petunjuk teknis sekaligus dana baru turun pada bulan Oktober 2015, maka kegiatan tidak dilaksanakan.

(33)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 53 1) Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani

Kegiatan yang dilakukan adalah Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani dengan alokasi dana sebesar Rp. 2.832.940.000,00 dipergunakan untuk administrasi kegiatan, penyebaran informasi penyuluh pertanian, rapat koordinasi/kerja dinas/pimpinan kelompok kerja, operasional penyuluh pertanian PNS 56 orang, honor penyuluh THL-TB 133 orang, operasional penyuluh THL-TB, monitoring dan pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 2.806.500.000,00 atau 99,06% dan fisik sebesar 100%.

Pelaksanaan program/kegiatan Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Lamongan Tahun 2015 yang bersumber dari Dana APBD dan APBN sebagai berikut

Tabel 18. Perkembangan Keuangan Tahun 2015

No Jenis APBD APBN

1 Anggaran 78.695.454.000 16.667.640.000 2 Realisasi 77.502.126.869 14.753.500.000

Gambar 1. Grafik Realisasi Anggaran

3.4 Penghargaan – Penghargaan yang Diterima 10 10,000,000,010 20,000,000,010 30,000,000,010 40,000,000,010 50,000,000,010 60,000,000,010 70,000,000,010 80,000,000,010 APBD ANGGARAN REALISASI APBN GRAFIK REALISASI ANGGARAN

(34)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 54 Penghargaan Juara III Tingkat Nasional Kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka-UPT) yang diraih oleh UPT Kecamatan Mantup kabupaten Lamongan,

Keberhasilan tersebut didukung dengan kebijakan – kebijakan Bupati Lamongan dan Program – program kegiatan yang telah dilaksanakan.

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 55

BAB IV PENUTUP Kesimpulan

Evaluasi indikator sasaran pelaksanaan program pengembangan pertanian, perkebunan dan kehutanan tahun 2015 sebagai berikut :

1. Produksi komoditi padi pada tahun 2015 mengalami penurunan, yakni 984.067 ton turun 0,04% dari tahun 2014, demikian juga untuk Produktivitas Komoditi Padi pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,3% dari tahun 2014. Hal ini disebabkan diantaranya :

 Adanya peningkatan penggunaan penerapan teknologi yaitu Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman terpadu (SL-PTT), Kawasan Pengelolaan Tanaman terpadu;

 Adanya kegiatan penguatan modal, berupa pinjaman Modal dengan bunga ringan yaitu Kegiatan Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI) padi yang tepat sasaran;

 Adanya dukungan Bantuan langsung Benih Unggul (BLBU);

 Adanya bantuan pupuk guna mendukung penggunaan Pupuk berimbang antara An-Organik dan Organik;

 Adanya bantuan Alat Mesin pertanian seperti Hand Traktor dan Pompa Air serta alat panen multi guna yang memungkinkan mengurangi kehilangan hasil pada saat panen sebesar 1,5 – 2 %

 Penerapan pengendalian Hama dengan menggunakan Agens Hayati sebagai pengendali hama preventif yang bias menekan serangan OPT (karena ekosistem terjaga) disamping itu juga meningkatkan kualitas hasil produksi pertanian utamanya pangan menjadi aman untuk dikonsumsi.

 Adanya pengendaian Hama dengan menggunakan teknik yang dinamakan dengan Refugia (penanaman tanaman berbunga) untuk mengendalikan Hama secara alami sehingga ekosistim di daerah tersebut seimbang.

(36)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Page 56  Rehabilitasi Jaringan irigasi (JITUT dan JIDES) serta keberhasilan Pembinaan kelompok HIPPA tentang pengelolaan air irigasi yang memungkinkan air bias dikelola dengan baik

 Adanya pelaksanaan Klinik Konsultasi Agribisnis di KecamatanLamongan, Sarirejo dan Glagah yang mempunyai potensi dalam peningkatan produksi pangan sekaligus pusat informasi Inovasi bidang pertanian sehingga memberikan motivasi para Penyuluh untuk menambah SDM-nya sebagai bekal penyuluhanan.

2. Adapun Produktivitas tanaman padi mengalami penurunan, hal ini dikarenakan :

3) Adanya pengaruh iklim ekstrim (kemarau panjang), yang menyebabkan tanaman padi di Kecamatan Kedungpring, Modo, Solokuro, Bluluk, Tikung, Turi, Brondong, Sarirejo, Kembangbahu, Lamongan, Paciran, Karangbinangun, Karangbinangun dan Sugio mengalami kekeringan pada umur tanaman 55 – 65 hari, seluas 3.792,5 Ha sehingga menyebabkan produktivitas tanaman menurun. 4) Adanya intrusi air asin di wilayah pengairan Bengawan Solo yang

menyebabkan di daerah Laren, Maduran dan Sekaran tanaman padi tidak mendapatkan distribusi air secara optimal sehingga produktivitasnya yang biasanya tinggisekitar 6,8 - 7 ton/Ha turun menjadi 6,2 ton/ Ha, sehingga berdampak pada turunnya produktivitas di tingkat Kabupaten.

3. Produksi tanaman palawija pada tahun 2015 mengalami kenaikan yaitu tercapai13,19 % melampaui target yang ditetapkan sebesar 1,10 % dan produktivitasnya tercapai 5,46 ton/ha melampaui target yang ditetapkan 5,40ton/Ha, hal ini disebabkan karena:

a. Dukungan kegiatan diantaranya berupa PMI palawija,

b. Bantuan langsung benih unggul palawija dan SL-PTT palawija (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu)

c. Produksi tanaman hortikultura sayuran pada tahun 2015 tercapai 8,22% yakni 6.879 ton melampaui target yang ditetapkan1,10% atau 4.685 ton

Gambar

Tabel 1. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Dan Kehutanan.
Tabel 3. Matriks Hubungan antara Misi, Tujuan dan Indikator
Tabel 4. Matriks Rencana Strategis
Tabel 6. Target Persentase Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, agar mampu membangun preferensi merek yang kuat maka sebaiknya menjalin hubungan intensif dengan pelanggan misalnya dengan memiliki account pada jejaring

LAMARU

Artinya, secara bersama- sama variabel umur petani, pendidikan petani, luas lahan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman usahatani berpengaruh nyata terhadap pendapatan

Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi ketahanan aktifitas fisik seseorang yang akan menimbulkan kelelahan berlebihan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk

EKA PUTRA SAMUDRA bukan sebagai importir kayu dan seluruh bahan baku yang digunakan tidak ada yang berasal dari kayu impor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan

sifat vitamin melalui perlakuan Menanya Observasi Lembar pengamatan sikap kegiatan pembelajaran (Mengamati,mena nya, mengeksplorasi/ eksperimen, 3 x 2 JP Sumber:  Bahan-bahan

Ditambah lagi menurut penelitian yang dilakukan Andi Listyarso (2005) bahwa strategi penetrasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini diharapkan memperkaya pengetahuan serta menambah khasanah teoritik mengenai kurikulum muatan lokal khususnya dalam