TRAINER PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA
LAPORAN PROYEK AKHIR
Oleh :
FAIZAL OKTORIANSYAH 3211401004
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2017
TRAINER PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA
LAPORAN PROYEK AKHIR
Oleh :
FAIZAL OKTORIANSYAH
NIM : 3211401004
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III
Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM
iii TRAINER PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA
Nama : Faisal Oktoriansyah NIM : 3211401004
Pembimbing I : M. Syafei Ghozali, S.T., MT.
Pembimbing II : Hasnira,S. ST
Email : faizaloktoriansyah@gmail.com
ABSTRAK
Penyearah adalah suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus listrik searah. Ada beberapa rangkaian ataupun komponen yang akan digunakan contohnya triac, SCR maupun dioda. Karena itu, pembuatan trainer penyearah terkendali ini sangat di butuhkan untuk melakukan pratikum mahasiswa dan mengehmat waktu dalam melakukan pratikum. Pembuatan trainer penyearah ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi pemakaian dengan menggunakan projectboard dan juga bisa sebagai safety, dan dapat meminimalisir adanya kerusakan pada komponen saat merangkai suatu rangkaian. Ketika membuat trainer tersebut, ada cara metode pembuatan rangkaian penyearah terkendali, salah satunya yaitu penulis memilih dengan menggunakan metode PWM yang dapat mentrigger kaki gate pada SCR, metode PWM yang di gunakan yaitu menggunakan Arduino. Arduino dapat mengahasilkan keluaran yang dapat di atur dengan program. Dengan mengatur sudut penyalaan akan lebih mudah mendapatkan bentuk gelombang yang diinginkan, Sehingga mahasiswa yang akan melakukan pratikum akan mengatur sudut penyalaan yang sudah di tentukan.
iv RECTIFIER TRAINER CONTROLLED SINGLE PHASE
Nama : Faisal Oktoriansyah NIM : 3211401004
Pembimbing I : M. Syafei Ghozali, S.T., MT.
Pembimbing II : Hasnira,S. ST
Email : faizaloktoriansyah@gmail.com
ABSTRACT
The rectifier is an electronic circuit that converts alternating current into direct current. There are some circuit or component that will be used for example triac, SCR or diode. Therefore, the creation of this controlled rectifier trainer is needed to perform student pratikum and to save time in doing pratikum. Making this rectifier trainer aims to avoid or reduce usage by using projectboard and also can be as safety, and can minimize the existence of damage to component when arranging a series. When making the trainer, there is a method of making controlled rectifier circuit, one of which is the authors choose by using PWM method that can trigger the foot gate on SCR, PWM method in use that is using Arduino. Arduino can produce output that can be set with the program. By adjusting the angle of ignition will be easier to get the desired waveform, so that students who will perform pratikum will set the angle of ignition that has been specified. Keyword : Rectifier, SCR, Arduino.
v KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWTatas segala limpahan rahamat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Trainer Penyearah Terkendali Satu Fasa” dibuat guna memenuhi syarat kelulusan di jurusan Teknik Elektro, program studi D3 Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Batam.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya yang telah diberikan selama proses pembuatan proyek akhir ini kepada : ingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini kepada.
1. Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-NYA sehingga penulis dapat meyelesaikan Tugas Akhir
2. Kedua orang tua dan Keluarga tercinta atas dukungan baik doa maupun material yang tak ternilai harganya dan sangat membantu penulis.
3. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Negeri Batam.
4. Bapak Sumantri Kurniawan Risandriya, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan dosen pembimbing Proyek Akhir.
5. Bapak M. Syafei Gozali, MT selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika sekaligus sebagai Dosen pembimbing.
6. Ibu Hasnira, ST sebagai dosen pembimbing 2 yang telah membantu dalam kelancaran proyek akhir ini.
7. Bapak Arif juwito dan Bapak didi istardi selaku dosen penguji. 8. Pujo Pitono yang telah membantu dalam pembuatan tugas akhir
ini.
9. Seluruh teman-teman Teknik Elektro angkatan 2014.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
vi Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Tugas Akhir ini. Kritik dan saran untuk perbaikan Tugas Akhir ini sangat diperlukan. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Batam, 16 Juni 2017
Faizal Oktoriansyah 3211401004
vii DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... i
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah... 1 1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 2
BAB II DASAR TEORI... 4
2.1 Penyearah Setengah Gelombang Terkendali ... 4
2.2 Penyearah Gelombang Penuh Terkendali ... 6
2.3 Silicon Controlled Rectifier (Scr) ... 7
viii
BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 10
3.1 Perancangan Mekanik ... 12
3.2 Perancangan Elektrikal... 13
3.3 Instrumen Penelitian ... 15
3.3.1 Multimeter……… ... 15
3.3.2 Osiloskop……… ... 15
BAB IV HASIL DAN ANALISA ... 16
4.1 Pengambilan Data ... 16
4.1.1 Pengujian Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Terkendali ... 16
BAB V PENUTUP... 22
5.1 Kesimpulan ... 22
5.2 Saran ... 22
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Terkendali
Dengan Arduino ... 5
Gambar 2.2 Bentuk Gelombang Yang Di Hasilkan ... 5
Gambar 2.3 Penyearah Gelombang Penuh Terkendali Dengan Arduino ... 6
Gambar 2.4 Bentuk Gelombang Yang Di Hasilkan ... 7
Gambar 2.5 Struktur, Simbol, Karakteristik SCR ... 8
Gambar 2.6 Sinyal PWM ... 9
Gambar 3.1 Trainer Penyearah Terkendali ... 10
Gambar 3.2 Tampilan Atas Trainer ... 11
Gambar 3.3 Tampilan dalam Trainer ... 11
Gambar 3.4 Tampilan Belakang Pintu Trainer ... 12
Gambar 3.5 Skematik Rangkaian ... 13
Gambar 3.6 Layout PCB ... 14
Gambar 3.7Layout Dengan Komponen ... 14
Gambar 3.8 Multimeter Digital ... 15
Gambar 3.9 Osiloskop ... 15
Gambar 4.1 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 20o ... 16
Gambar 4.2 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 40o ... 17
Gambar 4.3 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 60o ... 18
Gambar 4.4 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 80o ... 18
Gambar 4.5 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 100o ... 19
Gambar 4.6 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 120o ... 20
Gambar 4.7 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 140o ... 20
x DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Rangkaian pada Sudut Penyalaan 20o ... 17
Tabel 2 Data Rangkaian pada Sudut Penyalaan 40o ... 17
Tabel 3 Data Rangkaian pada Sudut Penyalaan 60o ... 18
Tabel 4 Data Rangkaian pada Sudut Penyalaan 80o ... 19
Tabel 5 Data Rangkaian pada Sudut Penyalaan 100o ... 19
Tabel 6 Data Rangkaian pada Sudut Penyalaan 120o ... 20
Tabel 7 Data Rangkaian pada Sudut Penyalaan 140o ... 21
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penyearah merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus listrik searah. Secara umum penyearah yaitu ada 2 jenis penyearah terkendali dan penyearah tidak terkendali, Penyearah tidak terkendali, merupakan suatu rangkaian yang mengubah tegangan arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan arus searah (DC) tetap/ tidak dapat diatur. Penyearah terkendali, merupakan suatu rangkaian yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur tegangan outputnya dari tegangan gate SCR tersebut.
Dalam penelitian ini penulis akan membuat sebuah trainer kit modul elektronika daya penyearah dengan menggukan beberapa komponen seperti SCR(silicon-controlled reticfier), Arduino, IC MOC dan dioda. Alasan membuat trainer dalam penelitian ini karena untuk memudahkan mahasiswa pada saat pratikum, mahasiswa tidak perlu memerlukan project board pada saat pratikum dan tidak perlu menggunakan solder, dengan trainer ini mahasiswa dapat melakukan pratikum lebih cepat dan lebih aman karena dengan trainer ini mahasiswa tidak perlu melakukan perangkaian lagi, dengan merangkai dari beberapa komponen itu bisa memakan waktu yang lama sehingga dengan trainer ini mahasiswa hanya menjumper kabel, melakukan pengujian dan pengukuran dengan trainer kit modul elektronika daya penyearah. 1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara membuat rangkaian satu gelombang penuh terkendali ?
b. Bagaimana cara mengatur nilai tegangan output dari sudut penyalaan ?
2 1.3 Batasan Masalah
Memberikan penekanan khusus agar isi dari proyek akhir ini tidak terlalu melebar, penulis membatasi masalah yang dibahas. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan SCR BT151, Arduino dan IC MOC 3021 sebagai pengendali satu gelombang penuh terkendali.
b.
Menggunakan beban R 1.4 Tujuan dan ManfaatTujuan :
a. Membuat Trainer penyearah terkendali untuk pratikum Elektronika Daya.
b. Membuat modul pratikum. Manfaat :
a. Melengkapi kekurangan trainer pratikum di W7. b. Mempermudah dalam proses pratikum elektronika daya. 1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan
Latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan manfaat, sistematika penulisan.
BAB II. Dasar Teori
Bab ini berisi tinjauan pustaka bagi teori-teori yang mendasari, relevan dan terkait dengan subyek dan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan laporan.
BAB III. Perancangan system
Bab ini berisi penjelasan blok diagram sistem, perancangan elektronik dan instrument penelitian yang digunakan.
3 BAB IV. Hasil dan Analisa
Berisi data dari proses pengukuran pada trainer. BAB V. Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi ringkasan dari hasil, analisa juga saran
yang diharapkan mampu memperbagus sistem yang telah
dibuat.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka ini berisi tentang judul-judul buku, artikel-artikel yang terkait dalam proposal ini.
4 BAB II
DASAR TEORI
Penyearah / rectifier adalah pengubah sebuah tegangan arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Bentuk tegangan DC yang disearahkan tidaklah kontinu dan mengandung hamonis. Penyearahan merupakan prosesor daya yang memberikan tegangan keluaran DC yang mengandung jumlah harmonis yang minimum. Pada saat yang sama, terkadang penyearahan memiliki arus masukan sinusoidal yang sefasa dengan tegangan masukan sehingga faktor dayanya mendekati satu. Kualitas pemerosesan daya penyearah memerlukan arus masukan, tegangan keluaran, dan arus keluaran dengan kandungan harmonis yang pasti.
Penyearah Terkendali di bagi menjadi 2 yaitu : 1. Penyearah terkendali setengah gelombang. 2. Penyearah terkendali gelombang penuh. 2.1 Penyearah Terkendali Setengah Gelombang Terkendali
Penyearah (rectifier) merupakan konverter daya AC menjadi DC. Pada dasarnya penyearah jika dilihat dari bentuk gelombang dibagi dua, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Penyearah terkendali setengah gelombang yaitu dimana pada gelombang output AC akan mengalami perpotongan gelombang yaitu pada gelombang bagian (-) akan di potong sehingga output DC akan menglami gelombang yang berjarak pada satu gelombang dengan gelombang yang lainnya, Penyerarah terkendali setengah gelomabang merupakan penyearah yang keluarannya dapat dikendalikan. Untuk mengatur output penyearah maka digunakan komponen SCR sebagai pengganti dioda. Dua kondisi yang harus dipenuhi agar SCR bekerja:
1. SCR pada kondisi bias maju (Vscr > 0) 2. Ada arus yang mengalir pada kaki gate SCR
Tidak seperti dioda, SCR tidak akan aktif pada siklus positif sebelum arus mengalir pada gate SCR. Setelah SCR aktif, tidak akan off sebelum arus yang mengalir pada SCR menjadi nol. Rangkaian penyearah setengah gelombang terkendali ditunjukan gambar.
5
Gambar 2.1 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang
Terkendali Dengan Arduino
6 2.2 Penyearah Terkendali Gelombang Penuh Terkendali
Salah satu metode untuk mengendalikan tegangan output dari penyearah gelombang penuh terkendali adalah dengan mengganti dioda dengan menggunakan SCR. Tegangan output dikendalikan dengan mengatur waktu penyalaan dari setiap SCR.
Penyearah terkendali gelombang penuh ditunjukan pada gambar di bawah adalah contoh gambar rangakaian penyearah gelombang penuh menggunakan 2 SCR.[1]
Gambar 2.3 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh
7
Gambar 2.4 Bentuk Gelombang Yang Di Hasilkan
2.3 Silicon Controlled Rectifier (SCR)
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah dioda yang memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan dioda pada umumnya yang hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki terminal. Kaki terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan terminal gate atau gerbang yang berfungsi sebagai pengendali, sedangkan kaki lainnya sama seperti dioda pada umumnya yaitu terminal anoda dan terminal katoda. Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota kelompok komponen thyristor.
Agar dapat berkerja sebagaimana mestinya, kaki ketiga gate dari komponen SCR ini memerlukan tegangan positif sebagai trigger atau
8 pemicu. Saat SCR dalam keadaan on, maka seterusnya akan dalam keadaan on walaupun tegangan pemicu dilepas. Dan untuk mengembalikannya ke posisi off, arus maju pada anoda dan katoda harus diturunkan sampai berada pada posisi holding current SCR. Perlu diketahui bahwa masing-masing SCR memilik arus holding yang berbeda-beda.[2]
Gambar 2.5 Struktur, Simbol, Karakteristik SCR
2.4 Pulse Width Modulation (PWM)
Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Bebarapa contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan penguatan, serta aplikasi-aplikasi lainnya.
Aplikasi PWM berbasis mikrokontroller biasanya berupa pengendalian kecepatan motor DC, pengendalian motor servo, dan pengaturan nyala terang LED. Oleh karena itu diperlukan pemahaman terhadap konsep PWM itu sendiri.[3]
9 Gambar 2.6 Sinyal PWM 𝐓𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥=𝐓𝐨𝐧+𝐓𝐨𝐟𝐟 ... (2.1) 𝐃 = 𝐓𝐨𝐧 𝐓𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 ... (2.2) 𝐕𝐨𝐮𝐭=𝐓𝐨𝐧 𝐓𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥×𝐕𝐢𝐧 ... (2.3) Dimana :
𝑻𝒐𝒏 = Waktu Pulsa High
𝑻𝒐𝒇𝒇 = Waktu Pulsa Low
10 BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam perancangan sistem terdiri dari beberapa bagian. Diantaranya perancangan mekanik, dan perancangan elektrikal, untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada ( gambar 3.1) di bawah ini.
3.1 Perancangan Mekanik
Bagian ini akan menjelaskan proses berjalannya pembuatan mekanik dari alat yang saya buat.
11
Gambar 3.2 Tampilan Atas Trainer
12
Gambar 3.4 Tampilan Belakang Pintu Trainer
Pada gambar 3.2 bentuk fisik dari tampilan bagian atas trainer, gambar 3.3 merupakan bagian dalam dari trainer yang ber isi kan trafo dan PCB, gambar 3.4 tampilan bentuk belakang trainer. Pada pembuatan mekanik yaitu membutuhkan beberapa alat pendukung untuk membuat trainer yaitu : 1. Akrilik 2. Banana Plug 3. Kabel 4. Obeng 5. Tang Potong 6. Solder 7. Timah 8. Loffet 9. Bor 10. Tang Jepit 11. Spacer
13 3.2 Perancangan Elektrikal
Dalam perancangan elektrikal yaitu membutuhkan software pendukung untuk membuat skematik ataupun layout pada PCB yang akan kita buat, dan software pendukung yang bisa digunakaan yaitu altium dan eagle, tetapi disini pembuat trainer menggunakan software eagle di karenakan software tersebut hampir memiliki semua komponen yang di butuhkan dan pembuatannya juga lebih mudah jika menggunakan software eagle tersebut. Jika ingin lebih jelasnya lagi dapat di lihat pada gambar 3.5 yaitu bagian dari skematik rangkaian, gambar 3.6 merupakan layout dari PCB yang akan digunakan dan gambar 3.7 merupakan layout PCB yang di sertai dengan komponennya.
14
Gambar 3.6 Layout PCB
15 3.3 Intrumen Penelitian
Adapun alat, bahan dan tempat yang akan digunakan dalam menyelesaikan alat yaitu :
3.1.1 Multimeter
Pada proses pengujian dari alat yang akan dibuat oleh penulis menggunakan multimeter. Alat ini digunakan untuk mengukur nilai tahanan, arus, tegangan. Multimeter ini digunakan untuk mengukur nilai tegangan baik tegangan sumber, tegangan masing-masing komponen, juga tegangan keluran/beban.
Gambar 3.8 Multimeter Digital
3.1.2 Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur Elektronik yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan mudah dipelajari. Dengan menggunakan Osiloskop, kita dapat mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika
16 BAB IV
HASIL DAN ANALISA 4.1 Pengambilan Data
Pada pengambilan data, belum dapat data yang akan di hasilkan karena baru melakukan percobaan hasil dari output gelombang PWM yang akan mengendalikan triger gate pada SCR yaitu untuk memastikan hasil dari keluarannya yaitu :
1. Frekuensi 50hz.
2. Sudut Penyalaan 20o-160o Pada setengah gelombang terkendali dengan frequensi 50hz.
4.1.1 Pengujian Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Terkendali Pada pengujian rangkaian penyearah setengah gelombang terkendali dengan menggunakan Arduino sebagai salah satu fungsi untuk mentrigger SCR harus memiliki keluaran frekuensi sebesar 50hz. Dimana pada frekuensi 50hz yaitu untuk rangkaiang penyearah setengah gelombang terkendali, karena pada rangkaian hanya memerlukan frekuensi sebesar 50hz.
Gambar 4.1 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 20o
Gambar 4.1 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
17
Tabel 1. Data rangkaian pada sudut 20o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 20o 212 92,7 0,05 0,03 1.1
Gambar 4.2 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 40o
Gambar 4.2 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
Tabel 2. Data rangkaian pada sudut 40o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 40o 212 86 0,06 0,04 2.2
18
Gambar 4.3 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 60o
Gambar 4.3 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
Tabel 3. Data rangkaian pada sudut 60o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 60o 212 74 0,07 0,04 3.3
19
Gambar 4.4 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
Tabel 4. Data rangkaian pada sudut 80o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 80o 212 59 0,07 0,05 4.4
Gambar 4.5 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 100o
Gambar 4.5 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
Tabel 5. Data rangkaian pada sudut 100o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 100o 212 35 0,07 0,06 5.5
20
Gambar 4.6 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 120o
Gambar 4.6 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
Tabel 6. Data rangkaian pada sudut 120o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 120o 212 25 0,07 0,07 6.6
21
Gambar 4.7 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
Tabel 7. Data rangkaian pada sudut 140o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 140o 212 14 0,08 0,08 7.7
Gambar 4.8 Bentuk Gelombang pada Sudut Penyalaan 160o
Gambar 4.8 terdiri dari gelombang PWM pemicu yang ditunjukkan dengan warna jingga, sedangkan gelombang yang berwarna biru merupakan keluaran dari SCR.
Tabel 2. Data rangkaian pada sudut 160o Sudut Penyalaan Vin (v) Vout (v) Ig (mA) Io (mA) ∆𝑻 (ms) 160o 212 5 0,08 0,1 8.8
22 BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan melakukan pengambilan data penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sudut penyalaan yang dapat diatur pada skala 20o-160o. 2. Semakin besar sudut penyalaan maka bentuk
perpotongan dari hasil gelombang yang di tampilkan semakin kecil.
3. Semakin tinggi sudut penyalaannya maka tegangan output yang dihasilkan akan semakin rendah.
5.2. Saran
Saran dari penulis untuk para pembaca yang melanjutkan Trainer penyearah terkendali satu fasa adalah sebagai berikut :
1. Pelajari tentang penyearah lebih dalam dan lebih luas lagi.
2. Memahami prinsip kerja dari setiap komponen yang akan digunakan.
23 DAFTAR PUSTAKA
[1] Syafei,Muhammad.” Modul Praktikum Elektronika Daya.”Indonesia. MP/EL/189/2013, 26 Nopember 2013.Prawirowardoyo. Susilo, "Meteorologi", ITB, Bandung, 1996. [2] Silaban Pantur and Grabel Arvin, E.David, Higginbotham, Phd. “Dasar-Dasar Elektro Teknik, Ae Fitzgerald Edisi Kelima.” Pt. Gelora Aksara Pratama, 1981.
[3] Rohima.S.Noor.”Makalah Switch Mode Power Supply(SMPS)”,
https://www.academia.edu/23193255/makalah_Switch-Mode_Power_Supply_SMPS_, 17 Agustus 2015[jam 14:50 Date 30 Mei 2016]
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Faizal oktoriansyah Tempat/Tanggal Lahir : Batam, 27 Oktober 1994 Agama : Islam
Alamat Rumah : Bengkong Harapan 2 blok I No 123 Alamat sekarang : Bengkong Harapan 2 blok I No 123 Email : faisaloktoriansyah@gmail.com No Hp : 081261584296 Riwayat Pendidikan : 1. SMK Negeri 1 Batam : 2011-2014 2. SMP Negeri 30 Batam : 2009-2011 3. SD Negeri 03 Batam : 2003-2009