31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Obyek Penelitian a. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi ini, Penulis mengambil lokasi penelitian pada wilayah Kampus A Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11650 yang menjadi karyawan tetap (dosen maupun non-dosen).
b. Waktu Penelitian
Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang terindentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini di butuhkan waktu penelitian selama 3 (tiga) bulan.
3.1.2 Sejarah Berdirinya Universitas Mercu Buana
Pengusaha H. Probosutedjo yang mempunyai pengalaman sebagai guru di Perguruan Taman Siswa, Pematang Siantar, Sumatera Utar, pada tanggal 10 Nopember 1981 mendirikan Akademi Wiraswasta Dewantara (AWD), dan peresmiannya dilakukan oleh almarhum Bapak H. Adam Malik,
Wakil Presiden RI saat itu. Dewantara diambil dari nama tokoh Pendidkan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara.
Misi pendidikan akademi ini antara lain adalah mengembangkan model pendidikan untuk melahirkan pengusaha Pancasilais, dan kader-kader pembangunan yang mandiri serta mampu menciptakan kesempatan kerja.
Sebelum memiliki kampus sendiri, penyelenggaraan perkuliahan dilaksanakan di Gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) Jl. Gatot Soebroto. Tahun 1984 Yayasan Menara Bhakti berhasil membangun sebuah kampus yang diberi nama Kampus Menara Bhakti.
Pada tahun 1985, berbekal kemampuan dan pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan Akademi Wiraswasta Dewantara, timbul gagasan mendirikan lembaga pendidikan tingkat universitas. Dengan Surat Keputusan Ketua Yayasan Menara Bhakti Nomor : 04/SKEP/KET/VI/1985 tanggal 12 Juni 1985, dibentuk Panitia Pendirian Universitas, dengan Ketua Dr. Sri-Edi Swasono dan dibantu oleh H. Abdul Madjid, Drs. Iman Santosa Sukardi (almarhum), Drs. M. Enoch Markum, Ir. Suharyadi, M.S, Soekarno dan Prijo S. Parwoto (almarhum).
Setelah melalui persiapan pendirian dan studi kelayakan, dengan Nomor : 010/KET/YMB/VI/85 tanggal 12 Juni 1985, Yayasan mengajukan permohonan izin mendirikan Universitas Mercu Buana (UMB) kepada Kopertis Wilayah III.
Berdasarkan surat Nomor : 15/KOP.III/S.VI/85 yang ditandatangani oleh Prof. Dr. Boesjra Zahir (almarhum), pada tanggal 18 Juni 1985, Kopertis Wilayah III menyetujui dan memberikan izin "Operasional" kepada Universitas Mercu Buana.
Pada tanggal 22 Oktober 1985 Universitas Mercu Buana secara resmi dinyatakan berdiri, dengan Fakultas dan Jurusan sebagai berikut:
1. Fakultas Tehnik, Jurusan Teknik Arsitektur dan Jurusan Teknik Sipil. 2. Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agrobisnis) dan
Jurusan Budidaya Pertanian (Agronomi).
3. Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi.
Jumlah mahsiswa pada tahun pertama tersebut sebanyak 118 orang. Satu tahun kemudian, berdasarkan hasil eveluasi Kopertis Wilayah III, keenam jurusan yang ada memperoleh Status "Terdaftar" dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Surat Keputusan Nomor: 0507/1986.
Dalam rangka memenuhi tuntutan perkambangan pendidikan di masyarakat, dengan izin "Operasional" dari Kopertis Wilayah III Nomor: 12/Kop.III/S.VI/86 tanggal 5 Juni 1986, pada tahun akademik 1986/1987 Fakultas Teknik membuka Jurusan Teknik Mesin dan Fakultas Pertanian membuka Jurusan Mekanisasi Pertanian.
Selanjutnya pada tahun akademik 1987/1988, fakultas Teknik membuka Jurusan Teknik Elektro.Memasuki tahun akademik 1988/1989 terjadi perkembangan baru di Universitas Mercu Buana.Berdasarakan usulan Ketua Yayasan Menara Bhakti dengan persetujuan Kopertis Wilayah III, Akademi Wiraswasta Dewantara dinyatakan bergabung kedalam Universitas Mercu Buana.
Pendidikan akademi tersebut menjadi Program D3 Manajemen Perusahaan di bawah Fakultas Ekonomi dengan status "Terdaftar". Tahun 1989, Jurusan Teknik Mesin memperoleh Status "Terdaftar", berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0382/06/1989 tanggal 21 Juni 1989, demikian juga untuk Jurusan Mekanisasi Pertanian, tanggal 6 agustus 1990 memperoleh Status "Terdaftar", dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0495/08/1990.
3.1.3 Visi dan misi Universitas Mercu Buana a. Visi Universitas Mercu Buana
Menjadi universitas unggul dan terkemuka untuk menghasilkan tenaga profesional yang memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat dalam persaingan global.
b. Misi Universitas Mercu Buana
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan menciptakan serta menerapkan keunggulan akademik untuk menghasilkan tenaga profesional dan lulusan yang memenuhi standar kualitas kerja yang disyaratkan.
2. Menerapkan manajemen pendidikan tinggi yang efektif dan efisien dan mengembangkan jaringan kerjasama dengan industri dan kemitraan yang berkelanjutan sebagai respon atas perubahan arus dan daya saing global. 3. Mengembangkan kompetensi dan menumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaan dan etika profesional kepada para mahasiswa dan staf yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup.
3.1.4 Budaya Kerja Universitas Mercu Buana 1. Budaya kerja disiplin, jujur dan tanggung jawab 2. Mengembangkan budaya kerja yang kreatif
3. Mengembangkan budaya kerja yang ramah lingkungan 4. Mengembangkan budaya kerja yang sadar nilai lokal 3.2 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif dan Verifikatif. Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif karena bertujuan untuk membandingkan keadaan variabel dari dua sampel secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dann sifat-sifat dari populasi (objek) penelitian. Sedangkan penelitian ini digolongkan sebagai verifikatif karena bertujuan untuk menguji hubungan antar dua variabel atau lebih. Serta dengan menghitung koefisien regresi yang nantinya diolah dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan program LISREL 8.8.
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara terhadap pembahasan yang keberadaannya harus diuji secara empiris. Dalam hal ini adalah pengaruh antara variabel bebas (Independent Variable) dengan variabel terikat (Dependent
Variable).
Melihat hal–hal yang diamati dan dikemukakan diatas, penulis mengajukan hipotesa (Ha dan H0):
Sehingga dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1. Terdapat pengaruh pemberian motivasi terhadap kinerja karyawan H2. Terdapat pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja karyawan H3. Terdapat pengaruh kinerja karyawan terhadap motivasi Ho (hipotesis nol)
H1. Tidak ada pengaruh pemberian motivasi terhadap kinerja karyawan H2. Tidak ada pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja karyawan H3. Tidak ada pengaruh kinerja karyawan terhadap motivasi 3.4 Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel Sub-Variabel Indikator Skala
Motivasi (X1)
1. Faktor intern
1) Keinginan untuk dapat memiliki
2) Keinginan untuk memperoleh penghargaan
3) Keinginan untuk memperoleh
Skala Ordinal
2. faktor ekstern
pengakuan
4) Keinginan untuk berkuasa 1. Kondisi lingkungan kerja 2. Kompensasi yang memedai 3. Adanya jaminan pekerjaan 4. Status dan tanggung jawab 5. Peraturan yang fleksibel Kesejahter aan (X2) 1. Ekonomis 2. Fasilitas 3. Pelayanan 1) Uang pension 2) Uang transport 3) Bonus 4) Uang duka 5) Pakaian dinas 1) Olahraga 2) Pendidikan 3) Cuti 4) Koperasi 5) izin 1) kesehatan 2) Mobil jemputan Skala Ordinal
Kinerja Karyawan (Y) 1. individu 2. kelompok 3. organisasi 1) Pengetauan 2) Keterampilan 3) Motivasi 4) Peran 1) Keeratan tim 2) Kepemimpinan 3) Kekompakan 4) Struktur tim 5) Norma 1) Lingkungan 2) Kepemimpinan 3) Struktur organisasi 4) Tegnologi 5) Kultur organisasi 6) Proses organisasi Skala Ordinal
Sumber :Ady(2009), Malayu S.P hasibun (2008), Sjafri dan Aida (2007)
Motivasi adalah sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan yang di ukur melalui dimensi faktor intern dan faktor ekstern.
Kesejahteraan adalah balas jasa pelengkap ( material dan non material ) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan yang di ukur melalui dimensi ekonomis, fasilitas dan pelayanan.
kinerja karyawan adalah merupakan istilah yang berasal dari job
performance atau actual performance(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai seseorang). Yang di ukur melaului dimensi individu, kelompok dan organisasi
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, pertama yakni Penelitian Lapangan (field research) yang datanya diambil langsung sesuai dengan kenyataan yang ada di Universitas Mercu Buana, dalam hal ini menggunakan kuesioner, yaitu dimana kuesioner digunakan untuk memperoleh data dan mengetahui pengaruh motivasi dan kesejahteraan terhadap kinerja karyawan. Data–data yang telah diperoleh secara tulisan tersebut selanjutnya akan diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Yang kedua, metode pengumpulan data dengan Penelitian Kepustakaan (library research) yang sumber datanya diambil dari bacaan literatur, buku-buku, jurnal hasil penelitian, dan data-data terkait yang berasal dari Universitas Mercu Buana.
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu berupa kuesioner. Data primer diperoleh langsung dari responden yaitu karyawan Universitas Mercu Buana.
3.7 Populasi dan Sampel Penelitian 3.7.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan obyek penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Dalam hal ini yaitu seluruh karyawan tetap (dosen maupun non-dosen) Kampus A (Meruya) Universitas Mercu Buana Jakarta dengan jumlah populasi 388 karyawan (2013).
3.7.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi seluruh dosen dan karyawan Kampus A (Meruya) Universitas Mercu Buana dengan jumlah 388 orang. Oleh karena itu, untuk dapat menentukan besaran sampel penulis memakai rumus Slovin menurut Husein Umar (2003), yakni :
=
dimana :
n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi
e : Eror (tingkat kesalahan standar yang dapat ditoleransi untuk penarikan sampel, minimal ).
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik convenience sampling, dimana sampel diambil berdasarkan atas ketersedian elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya (Husein Umar, 2003). Dengan kata lain, sampel diambil karena sampel tersebut ada atau tersedia pada tempat dan waktu yang tepat ketika peneliti menyebarkan kuesioner di tempat penelitian. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti dan perlunya kemudahan dalam melaksanakan penelitian.Dalam penelitian ini digunakan cara untuk memperoleh informasi dari sebagian responden, tidak perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi.
Dengan meneliti sebagian populasi, penulis mengharapkan bahwa hasil– hasil yang diperoleh dapat menggambarkan sifat–sifat populasi yang bersangkutan.
3.8 Metode Analisis Data
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kausal, maksudnya digunakan skala penilaian untuk menyatakan bobot antara hubungan variabel satu dengan variabel lainnya.
Untuk dapat mengetahui signifikansi antar variabel, maka data diolah dengan menggunakan metode analisis SEM (structural equation modeling) dengan menggunakan software Lisrel 8.8.
3.8.1 Spesifikasi Model
Spesifikasi model ini merupakan pembentukan model awal persamaan pengukuran dan struktural. Spesifikasi model pengukuran merupakan persamaan notasi matematik yang membentuk variabel-variabel teramati. Sedangkan, spesifikasi model struktural adalah persamaan notasi matematik berdasarkan hubungan antara satu variabel laten ke variabel laten lainnya. Kemudian, akan ditunjukkan ouput path diagram hybrid model dengan notasi matematik.
Adapun penelitian ini dapat digambarkan berdasarkan SEM (structural
equation modeling) adalah sebagai berikut : Keterangan :
= Variabel Laten (Eksogen dan Endogen)
= Variabel Teramati (Indikator)
ξ = Variabel Eksogen η = Variabel Endogen
x = Variabel Bebas (independent) y = Variabel Terikat (dependent)
= Gamma (parameter yang menunjukkan regresi variabel
laten endogen pada variabel eksogen) ditandai dengan tanda panah
H3 H1
H2 Keinginan dapat mlki
Keinginan peroleh pghargaa Keinginan peroleh pengakua
kondisi lingkungan k Keinginan berkuasa
Kompensasi memadai
Adanya jaminan
Status dan tggung jwb
Peraturan yg fleksibel Uang pension Uang transport bonus Uang duka Pakaian dinas fasilitas Faktor intern Faktor ekstern Ekonomis Motivasi individu Pengetahuan keterampilan Motivasi Peran Keeratan tim Organisasi Norma Lingkungan Kepemimpinan Struktur Organisasi Kesejahteraan Olahraga pendidikan cuti koperasi Izin pelayanan Kinerja karyawan Kelompok Kepemimpinan Kekompakan Struktur Tim Tegnologi Kultur Organisasi Proses Organisasi Mobil jemputan Jamsostek
3.8.2 Confirmatory Factor Analysis
Penelitian ini menggunakan pengukuran dengan dua tahap, disebut two-step approach. Tingkat pertama, yaitu CFA merupakan model pengukuran yangmenunjukkan suatu variabel laten diukur oleh satu atau lebih variabel-variabel teramati. Hal ini didasari alasan bahwa variabel-variabel-variabel-variabel teramati adalah indikator-indikator tidak sempurna dari variabel laten atau konstruk tertentu yangmendasarinya (Wijanto, 2008). Hasil CFA harus diperiksa terlebih dahulu darikemungkinan terjadinya offending estimate, kemudian dilakukan uji validitas, danreliabilitas. Kemudian, tingkat kedua dilakukan, yaitu Second Order CFA(2ndCFA) menunjukkan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkatpertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua.
Keuntungan menggunakan CFA adalah model dibentuk terlebih dahulu,jumlah variabel laten ditentukan oleh peneliti, pengaruh suatu variabel latenterhadap variabel teramati ditentukan lebih dahulu, beberapa efek langsungvariabel laten terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atausuatu konstanta, kesalahan pengukuran boleh berkolerasi, kovarian variabel-variabel laten dapat diestimasi atau ditetapkan pada nilai tertentu, dan identifikasiparameter diperlukan.
3.8.3 Analisis Offending Estimates
Analisis awal ini harus dilakukan untuk memastikan tidak terdapat offending estimates (nilai-nilai yang melebihi batas yang dapat diterima) dari hasil estimasi di tingkat pertama CFA. Berikut kriteria analisisnya, yaitu:
1. Offending estimates, terutama adanya negative error variances (dikenal dengan heywod cases). Jika ada varian kesalahan negatif, maka varian kesalahan tersebut perlu ditetapkan menjadi 0.005 atau 0.01.
2. Nilai standardized loading factor > 0.30.
3. Standard errors yang berhubungan dengan koefisien-koefisien yang diestimasi mempunyai nilai yang besar.
3.8.4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji kelayakan konstruk dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada kuesioner penelitian, peneliti kemudian melakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur (Wijanto, 2008). Validitas dalam penelitian ini menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur.
Menurut Ridgon dan Ferguson (1991) dan Doll, Xia, Torkzadeh (1994) dalam Wijanto (2008) menyatakan suatu variabel dapat dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika:
Nilai t-value lebih > 1,96 pada tingkat kepercayaan 95%.
Muatan faktor standarnya (standardized loading factors) ≥ 0,70. Sementara itu, Igbaria et al,. (1997) menyatakan bahwa standardized loading factors ≥ 0,50 adalah sangat signifikan. Jika terdapat variabel-variabel teramati yang memiliki nilai t-value < 1,96 dan standardized loading factor < 0,50 atau 0,70 maka harus dihilangkan/dihapuskan dari model, atau disebut juga model trimming.
Setelah itu, proses pengukuran dilakukan kembali dengan CFA dan dianalisis sesuai syarat-syarat di atas.Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran (Wijanto, 2008).Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur variabel latennya. Reliabilitas suatu konstruk dikatakan baik, jika nilai construct reliability-nya ≥ 0,70 (Wijanto, 2008). Cara lain untuk menghitung reliabilitas adalah dengan menggunakan variance extracted (VE), dimana nilai VE ≥ 0,50. Ekstrak varian mencerminkan jumlah varian keseluruhan dalam indikator yang dijelaskan oleh construct latent. Berikut ini adalah rumus penghitungan pengukuran reliabilitas:
Construct Reliability = (Σ std.loading)2
(Σ std.loading)2 + Σej
Variance Extracted = Σ (std.loading)2
Σ (std.loading)2 + Σej
Keterangan :
Σ = jumlah keseluruhan
Std.loading = standardized loading factors (muatan faktor standar) ej = kesalahan (error)
Menurut Hair (1998), nilai CR yang baik adalah ≥ 0.70. Apabila nilai CR berada di kisaran angka 0.60 dan 0.70, maka reliabilitas masih termasuk dalam kategori baik. Selain itu, untuk pengukuran nilai VE ≥ 0.50 merupakan ukuran yang baik dalam mengukur reliabilitas, tetapi VE ini biasanya berupa pilihan (optional) dalam penelitian, sehingga peneliti diperbolehkan hanya menggunakan CR sebagai ukuran reliabilitas, namun akan lebih baik apabila VE diikutsertakan.
3.8.5 Second Order CFA
Second order confirmatory factor analysis (2ndCFA) adalah modelpengukuran yang terdiri dari 2 tingkat (Wijanto, 2008). Second order CFAmerupakan pengukuran tingkat kedua yang menunjukkan hubungan antaravariabel-variabel laten pada tingkat pertama sebagai indikator dari sebuah variabellaten tingkat kedua. CFA tingkat kedua ini akan mengestimasi dan menganalisiskecocokan model secara keseluruhan serta terhadap model strukturalnya.
3.8.6 Uji Kecocokan Keseluruhan Model
Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik
statistikyang mampu menganalisis variabel laten, variabel teramati, dan kesalahanpengukuran secara langsung. SEM mampu menganalisis hubungan antara variabellaten dengan variabel indikatornya, hubungan antara variabel laten yang satudengan variabel laten yang lain, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran(Sitinjak dan Sugiarto, 2006). Hal tersebut sejalan dengan pendapat ahli yangmengatakan SEM tidak seperti analisis multivariate biasa yang tidak bisa mengujiregresi berganda ataupun analisis faktor secara bersama-sama (Bollen, 1989;dalam Ghozali, 2005).Disamping hubungan kausal searah, SEM jugamemungkinkan menganalisis hubungan dua arah.
Setelah model terbentuk, maka diperlukan analisis dalam uji kecocokanmodel, indikator-indikator yang dapat digunakan antara lain (Wijanto, 2008):
1. Chi square /degrees of freedom (χ2/df)
ChiSquare digunakan untuk menguji seberapa dekat kecocokan antara matrik
kovarian sampel dengan matrik kovarian model. Joreskog dan Sorbom (1989) mengatakan bahwa χ2 seharusnya lebih diperlakukan sebagai ukuran goodness
of fit (atau badness of fit) dan bukan sebagai uji statistik. χ2 dapat disebut juga
sebagai badness of fit karena nilai χ2 yang besar menunjukkan kecocokan yang tidak baik (bad fit) sedangkan nilai χ2 yang kecil menunjukkan good fit (kecocokan yang baik).
2. Non-Centrality Parameter (NCP)
NCP merupakan ukuran perbedaan antara matrik kovarian sampel (Σ) dengan matrik kovarian model (Σ(θ)). NCP juga merupakan ukuran badness of fit dimana semakin besar perbedaan antara Σ dengan Σ(θ) semakin besar nilaiNC P. Jadi, kita perlu mencari NCP yang nilainya kecil atau rendah.
3. Goodness of Fit Indices (GFI)
GFI dapat diklasifikasikan sebagai uji kecocokan absolut, karena pada dasarnya GFI membandingkan model yang dihipotesiskan dengan tidak adam odel sama sekali. Nilai GFI harus berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1(
perfect fit), dan nilai GFI ≥ 0,90 merupakan good fit (kecocokan yang baik),se
4. Root Mean Square Residual (RMR)
RMR mewakili nilai rerata residual yang diperoleh dari mencocokkan matr ik kovarian dari model yang dihipotesiskan dengan matrik varian-kovarian dari data sampel. Standardized RMR mewakili nilai rerata seluruh
standardized residuals, dan mempunyai rentang dari 0 ke 1. Model yang
mempunyai kecocokan yang baik (good fit) akan mempunyai nilai
Standardized RMR < 0,05.
4. Root Mean Square Error of Approximation
RMSEA merupakan salah satu indeks yang informatif dalam SEM.Nil aiRMSEA ≤ 0,05 menandakan close fit, sedangkan 0,05 < RMSEA ≤ 0,08
menunjukkan good fit (Brown dan Cudek, 1993). McCallum (1996) menambahkan bahwa nilai RMSEA antara 0,08 sampai 0,10 menunjukkan
mediocore (marginal fit), serta nilai RMSEA > 0,10 menunjukkan poor fit.
6. Expected Cross-Validation Index (ECVI)
ECVI diusulkan sebagai sarana untuk menilai, dalam sampel tunggal, likelihood bahwa model divalidasi silang (cross-validated) dengan sampel-sampel dengan ukuran yang sama dari populasi yang sama (Browne dan Cudeck, 1989). ECVI digunakan untuk perbandingan model dan semakin kecil nilai ECVI sebuah model semakin baik tingkat kecocokannya.
7. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI)
AGFI adalah perluasan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari null/independence/baseline model dengan degree of freedom dari model yang dihipotesiskan atau diestimasi. Seperti halnya GFI, nilai AGFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai AGFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ AGFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.
8. Normed Fit Index (NFI)
NFI mempunyai nilai yang berkisar antara 0 sampai 1. Nilai NFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.
9. Relative Fit Index (RFI)
Nilai RFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai RFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit. 10. Incremental Fit Index (IFI)
Nilai IFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai IFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ IFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.
11. Comparative Fit Index (CFI)
Nilai CFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai CFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit, sedangkan 0,80 ≤ CFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program Lisrel 8.8 sebagai sarana pengolahan data. Program ini mengharuskan peneliti menulis perintah syntax (perintah persamaan) dan hasilnya adalah path diagram dan printed output yang dapat memberikan informasi mengenai loading factor, t-value, serta error
variance dari indikator-indikator dalam variabel laten, serta hubungan kausal
antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen. 3.8.7 Uji Kecocokan Model Struktural
Pengujian ini akan menganalisis tingkat signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi terhadap model struktural. Tingkat signifikansi dapat dilihat dari nilai t-value yang harus memenuhi syarat yaitu ≥ 1,96. Secara umum, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Selain itu, juga dilakukan evaluasi terhadap solusi standar dimana semua kofisien mempunyai varian yang sama dan nilai maksimumnya adalah 1 (Wijanto, 2008). Nilai koefisien yang mendekati nol menandakan pengaruh yang semakin kecil. Peningkatan nilai koefisien akan berhubungan dengan peningkatan pentingnya variabel terkait dalam hubungan kausal.