• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU PENEMUAN INFORMASI UNTUK TUGAS AKADEMIK DIKALANGAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2017/2018 UNIVERSITAS AIRLANGGA. Oleh : MUARIFAH ZAHROTUL AHYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU PENEMUAN INFORMASI UNTUK TUGAS AKADEMIK DIKALANGAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2017/2018 UNIVERSITAS AIRLANGGA. Oleh : MUARIFAH ZAHROTUL AHYAT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

‘’PERILAKU PENEMUAN INFORMASI UNTUK TUGAS AKADEMIK DIKALANGAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2017/2018

UNIVERSITAS AIRLANGGA’’

Oleh :

MUARIFAH ZAHROTUL AHYAT

ABSTRAK

Mahasiswa baru merupakan individu yang baru memulai pendidikannya pada jenjang perguruan tinggi untuk menempuh pendidikan tinggi selama jangka waktu tertentu. Mahasiswa baru dalam menempuh jenjang pendidikannya pada perguruan tinggi pada mulanya akan membutuhkan adaptasi. Perbedaan yang jelas antar jenjang pendidikan ialah sistem pengajaran yang diberikan pada tiap jenjang pendidikan. Tugas yang diberikan pada saat menempuh jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi sangatlah berbeda dengan jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang pendidikan Perguruan Tinggi, seorang mahasiswa dituntut untuk melakukan penemuan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan melalui sumber informasi yang kredibel pula. Hal tersebutlah yang belum biasa dilakukan oleh seorang mahasiswa baru dalam mengerjakan tugas akademik yang diberikan oleh dosen atau pengajar. Seorang mahasiswa baru pada awal menempuh jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi perlu beradaptasi dahulu terhadap situasi lingkungan sekitarnya termasuk dalam sistem perkuliahan yang ada di Perguruan Tinggi yang menaunginya. Peneitian ini menggunakan teori dari Carol C. Khulthau yaitu Information Search Process (ISP) yang bertujuan untuk mengetahui perilaku penemuan informasi yang dilakukan oleh mahasiswa baru dalam mengerjakan tugas akademik mulai dari kebutuhan informasi, sumber informasi yang digunakan hingga pemanfaatan informasi yang diperoleh. Penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan kondisi ketidakpastian yang dialami oleh mahasiswa baru ketika mendapatkan tugas akademik saat awal mengikuti pembelajaran di Perguruan Tinggi. Metode penelitian yang digunakan ialah kuantitatif deskriptif untuk menggambarkan perilaku penemuan informasi yang dilakukan oleh mahasiswa baru dalam mengerjakan tugas akademik. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik Multistage Sampling dengan jumlah respoden sebanyak 100 orang yang dihitung secara proporsonal. Terkait hasil yang didapat menunjukkan bahwa mahasiswa baru pada mulanya akan merasakan bingung dalam menentukan tindakan awal penyelesaian tugas. Kondisi ketidakpastian yang dialami oleh mahasiswa baru akan semakin berkurang pada setiap tahap perilaku penemuan informasi.

(2)

ABSTRACT

New students are individuals who are just starting their education at college level to study for a certain period of time. New students in their college education at the beginning will need adaptation. The obvious difference between levels of education is the teaching system provided at each level of education. The tasks given at the time of studying in college is very different from the level of education in Senior High School (SMA). At the level of higher education, a student is required to make accurate and accountable information discovery through credible source information as well. This is not always done by a new student in doing academic task given by lecturer or teacher. A new student at the beginning of his junior college education needs to adapt first to the surrounding environment situation including in the existing lecture system in the College that shelter it. This study uses the theory of Carol C. Khulthau is Information Search Process (ISP) which aims to know the information seeking behaviour done by new students in doing academic tasks ranging from information needs, sources of information used to the utilization of information obtained. This study also aims to describe the condition of uncertainty experienced by new students when getting academic tasks at the beginning of following the learning in Higher Education. The research method used is quantitative descriptive to describe information seeking behaviour done by new student in doing academic task. Selection of respondents was done by using Multistage Sampling technique with the number of responder as many as 100 people counted in proporsonal. Related results obtained indicate that new students will initially feel confused in determining the initial action task completion. The uncertainty conditions experienced by new students will diminish at every stage of information seeking behaviour.

Keywords : Academic Tasks, New Student, Information Seeking Behaviour

PENDAHULUAN

Mahasiswa dalam menempuh pendidikannya di perguruan tinggi yang menaunginya, tentu tidak lepas dengan tugas akademik yang diberikan oleh dosen. Tugas akademik merupakan pelatihan kemampuan dan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan oleh dosen. Dalam mengerjakan tugas akademik, antara mahasiswa baru dengan mahasiswa memiliki perbedaan dalam menyelesaikan tugas akademik yang diberikan. Mahasiswa akhir yang telah terbiasa mendapatkan tugas akademik memiliki kualitas pengerjaan tugas akademik yang berbeda dengan mahasiswa baru. Dalam penelitian di University College Dublin (Callinan, 2004: 90-91) yang berusaha membandingkan perilaku

(3)

penemuan informasi mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir, ditemukan bahwa mahasiswa tingkat akhir lebih intensif berkunjung ke perpustakaan.

Adanya tugas akademik tersebut yang membuat mahasiswa untuk melakukan perilaku penemuan informasi. Perilaku informasi menurut Wilson (2000) adalah keseluruhan perilaku manusia yang berhubungan dengan sumber dan saluran informasi baik secara aktif maupun pasif. Menurut Bates dan Maack (2010), perilaku informasi dapat didefinisikan sebagai banyak cara di mana manusia berinteraksi dengan informasi, khususnya, cara-cara orang mencari dan memanfaatkan informasi.

Mahasiswa baru yang masih dalam tahap adaptasi dengan suasana perkuliahan di perguruan tinggi, akan merasa asing dengan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mengakses informasi yang relevan. Mereka perlu menyesuaikan diri dengan pola pengerjaan tugas akademik yang diberikan oleh dosen. Penyelesaian tugas akademik yang dimilikinya akan terhambat dengan beberapa hal diantaranya belum mengetahui ketentuan tugas yang diberikan, bingung mencari sumber referensi yang sesuai, memanfaatkan informasi yang ada, terbatasnya waktu yang diberikan.

H. Goergas (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Google vs. the library (part III): Assessing the quality of sources found by undergraduates” menyatakan bahwa apabila mahasiswa dihadapkan dengan jurnal langganan perpustakaan, mereka akan mengalami kesulitan untuk memahami jurnal tersebut walaupun pada evaluasi mereka akan memberikan jawaban bahwa mereka memiliki ketrampilan diri yang sangat baik dalam memahami isi jurnal tersebut akan tetapi pada kenyataannya tingkat pemahaman mahasiswa terhadap jurnal tersebut masih kurang.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Caroline F. Timmers dan Cees A.W. Glas (2010:64) yang berjudul „‟ Developing Scale for Inforrmation-Seeking Behaviour „‟ menunjukkan meluasnya penggunaan Google oleh mahasiswa dalam mencari informasi untuk tugas belajar. Google merupakan sumber mudah diakses yang mencari sejumlah besar halaman web pada semua jenis mata kuliah. Meluasnya penggunaan Google untuk tugas studi tidak menjadi masalah, terutama

(4)

menggunakan Google Scholar. Akan tetapi, kebanyakan mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami istilah dan menentukan kata kunci sehingga mereka mengalami kesulitan untuk menemukan informasi yang relevan pada web dan menilai relevansi informasi dari informasi yang didapatkannya. Sloan Komissarov dan James Murray (2016 : 424) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa situs yang sering digunakan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan tugas akademiknya ialah wikipedia, blog online dan situs lainnya.

Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai perilaku penemuan informasi yang dilakukan oleh mahasiswa baru dalam mengerjakan tugas akademik mulai dari kebutuhan informasi, sumber informasi yang digunakan, pemanfaatan informasi yang didapatkan hingga perilaku penemuan informasinya. Penelitian ini juga membahas mengenai kondisi ketidakpastian yang dialami oleh mahasiswa baru ketika mengakses informasi sesuai dengan kebutuhan informasinya.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian “Perilaku Penemuan Informasi untuk Tugas Akademik di Kalangan Mahasiswa Baru Angkatan 2017/2018 Universitas Airlangga” peneliti menggunakan jenis pendekataan kuantitatif deskriptif. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dengan gugus bertahap (multistage sampling), yakni pengambilan sampel yang dilakukan dengan beberapa tahapn tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun & Effendi, 1982). Dalam pengumpulan data yang diperlukan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner serta probing atau wawancara secara langsung. Untuk teknik pengolahan data peneliti menggunakan SPSS 22 dengan tahap editing, koding, pemindahan data ke komputer, pembersihan data, dan tabulasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada penelitian ini akan membahas secara mendalam mengenai permasalahan yang dijabarkan oleh peneliti, maka tinjauan pustaka memuat tentang teori, konsep, dan pendapat ahli dari penelitian – penelitian sebelumnya mengenai perilaku penemuan informasi untuk tugas akademik di kalangan mahasiswa baru

(5)

Universitas Airlangga, yang terdiri atas kebutuhan informasi, sumber informasi, pemanfaatan informasi dan perilaku penemuan informasi yang didalamya termasuk kondisi ketidakpastian yang dialami oleh mahasiswa baru. Diharapkan dengan hal-hal tersebut dapat membantu peneliti dalam menyusun pemikiran secara teoritis sebagai jawaban sementara terkait permasalahan – permasalahan yang diangkat pada penelitian ini.

Berdasarkan teori Kuhlthau (1991) kebutuhan informasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar - samar mengenai sesuatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang akan memberikan kontribusi pemahaman terhadap makna.

Sumber informasi menurut Sulistyo-Basuki (2009) dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan menyebutkan bahwa sumber informasi dibagi menjadi, yaitu Sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier.

Yonghee Noh (2016 : 4), mendefinisikan penggunaan informasi sebagai serangkaian tindakan individu, seperti seleksi jenis sumber daya dan frekuensi atau waktu yang dihabiskan menggunakan peralatan dan sumber daya. Penggunaan informasi diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam menggunakan informasi yang ditemukannya berdasarkan kebutuhan informasinya. Pada penggunaan informasi terdapat seleksi terhadap informasi yang didapatkan agar tepat dan sesuai dengan kebutuhan.

Khulthau (1991) dalam penelitian yang dilakukannya memunculkan Model Proses pencarian informasi (ISP) yang berkaitan dengan perasaan, pikiran, tindakan pengguna dan tugas informasi.Model ISP yang dikemukakan oleh Khulthau memunculkan konsep “ketidakpastian” yang dialami oleh pengguna informasi. Perasaan ketidakpastian yang dialami oleh pengguna informasi tersebut muncul akibat kurangnya pemahaman, kesenjangan arti dan terbatasnya dalam konstruksi pemikiran. Perasaan ketidakpastian membangkitkan perasaan kebingungan atau keraguan, dan situasi memulai proses pencarian informasi untuk menyelesaikan masalah.

(6)

Gambar 1.1 Model ISP pada teori Khulthau

Model khulthau menggambarkan pola umum dalam pengalaman pengguna dalam proses pencarian informasi untuk tugas yang kompleks yang memiliki awal diskrit dan berakhir, dan membutuhkan konstruksi dan belajar untuk dicapai. Pikiran, perasaan, dan tindakan dijelaskan dalam enam tahap :

1. Tahap Inisiasi, tahap dimana pencari informasi telah mengetahui akan kebutuhannya akan tetapi muncul perasaan tidak yakin dan tidak pasti sehingga berusaha untuk mengaitkan situasi yang hadapi dengan simpanan pengalaman yang dimiliki dan dikaitkan dengan pencarian informasinya. 2. Tahap Seleksi, pencari informasi melakukan seleksi terhadap informasi yang

didapatkannya dengan melakukan pemilahan dan mempertimbangkan kesesuaian antara informasi yang didapatkan dengan informasi yang dibutuhkan sehingga masih muncul kondisi ketidakpastiaan akan kesesuaian informasi tersebut.

3. Tahap Eksplorasi, Ketidakpastian yang dialami oleh pencari informasi mengarahkannya untuk mencari kembali informasi yang sesuai dengan kebutuhanya. Pencari informasi berusaha untuk menemukan sumber - sumber informasi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

(7)

4. Tahap Formulasi, tahap dimana mulai muncul kejelasan antara informasi yang didapatkan dengan informasi yang dibutuhkan akibat munculnya ide - ide dari informasi yang dikumpulkan sehingga perasaan ketidakpastian mulai berkurang. Pola pikir pencari informasi sudah mulai terfokus untuk memilih ide - ide dari informasi yang dikumpulkan untuk membentuk perspektif tentang topik yang sedang ditekuni.

5. Tahap Pengumpulan, tindakan pengumpulan informasi yang telah didapatkan serta penilaian terhadap informasi yang didapatkan tersebut. Tindakan pengumpulan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mendokumentasikan informasi yang telah diperoleh. Sedangkan tindakan penilaian ini dilakukan dengan cara memadukan dengan pengetahuan yang sudah didapat atau mengkaitkannya dengan permasalahan yang dihadapi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan sesuai dengan topik permasalahan.

6. Tahap Presentasi, tindakan mahasiswa dalam menggunakan informasi yang telah didapatkan. Kondisi puas atau tidak puas pencari informasi untuk menampilkan hasil yang didapatkan dalam menemukan informasi.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data usia dari 100 responden mahasiswa baru , menunjukkan bahwa jenis kelamin laki - laki persentase sebanyak 49% dan jenis kelamin perempuan persentase sebanyak 51%. Responden tersebut tersebar di 6 fakultas yaitu fakultas ekonomi dan bisnis dengan persentase 37%,, fakultas hukum dengan persentase 8%, fakultas farmasi dengan persentase 8%, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dengan frekuensi 24%, fakultas ilmu budaya dengan frekuensi 16% dan fakultas psikologi dengan frekuensi 7%.

KEBUTUHAN INFORMASI

Kebutuhan informasi yang dialami oleh mahasiswa baru dalam mengerjakan tugas akademik yang dimilikinya meliputi tugas kuliah dimana tugas kuliah tersebut biasanya diberikan oleh dosen dalam bentuk tugas kuliah dan tugas untuk ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Semua mahasiswa baru yang menjadi mahasiswa baru pernah mendapatkan tugas kuliah

(8)

sebanyak 100% dan tugas ketika menjelang ujian sebanyak 78%. Mahasiswa baru membutuhkan informasi mengenai sumber yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen sebanyak 68%.

Sumber Informasi yang Digunakan Mahasiswa Baru

Terdapat 2 sumber informasi yang sering digunakan sebagai rujukan dalm mengerjakan tugas akademik ialah sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder dari ketiga sumber informasi. Sebagian besar mahasiswa baru menggunakan sumber informasi sekunder yaitu 78%. mahasiswa baru memilih sumber informasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasinya secara keseluruhan sehingga tidak memerlukan informasi tambahan sebanyak 53% dari 100 orang yang dijadikan responden.

Pemanfaatan Informasi

Pemanfaatan informasi yang ditemukan oleh mahasiswa baru sebagain besar memanfaatkan informasi melalui media digital sebanyak 88%. Mahasiswa baru menggunakan blog sebagai rujukan dalam mengerjakan tugas akademik sebanyak sebanyak 46%. Serta sebanyak 90% mahasiswa baru menggunakan informasi yang disediakan atau copy-paste terhadap informasi yang didapatkan dari 100 jumlah responden.

Perilaku Penemuan Informasi

Perilaku penemuan informasi dikalangan mahasiswa baru yang meliputi enam tahapan yaitu tahap awalan (initiation), pemilihan (selection), penjelajahan (exploration), penyusunan (formulation), pengumpulan (collection), penyajian (presentation). Terdapat beberapa tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa baru dan kondisi yang dimiliki oleh mahasiswa baru untuk menemukan informasi dalam keenam tahapan tersebut.

1. Tahap Inisiasi

Dari hasil temuan data dapat diketahui mahasiswa baru paling banyak menganggap bahwa tugas akademik yang dimilikinya sebagai beban kuliah dengan jumlah mahasiswa baru yang memilih hal tersebut sebanyak 53% dan sebagian besar mahasiswa baru menyatakan masalah yang mereka hadapi

(9)

terkait dengan tugas akademik ialah tidak tahu sumber yang akan dituju sebanyak 87 % dari responden yang berjumlah 100 orang.

2. Tahap Seleksi

Pada tahap seleksi, kebanyakan mahasiswa baru akan mengajak teman yang memiliki tugas yang sama untuk diskusi sebanyak 94% dan mahasiswa merasa lebih optimis setelah melakukan diskusi sehingga telah menemukan tahap selanjutnya dalam mengerjakan tugas sebanyak 92% dari jumlah responden sebanyak 100 responden.

3. Tahap Eksplorasi

Tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa baru pada tahap ini adalah berusaha menemukan informasi tambahan terkait dengan tugas akademik yang dimiliki oleh mahasiswa baru. Mahasiswa baru dalam mengakses informasi untuk melakukan penemuan informasi tambahan akan mengakses informasi secara manual dan digital. Setelah melakukan penemuan informasi tambahan, mahasiswa baru merasa bingung terhadap tugas akademik yang dikerjakan sebanyak 52% dengan total responden 100%.

4. Tahap Formulasi

Pada tahap ini seseorang akan berusaha memfokuskan informasi yang diperoleh sebelum mengumpulkan informasi seseorang terlebih dahulu akan menelitinya kembali. Berdasarkan hasil analisis dan temuan data yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa mahasiswa baru menyatakan akan memeriksa kembali informasi yang didapatkan sebelum menggunakan untuk tugas yang dikerjakan sebanyak 64%. Cara memfokuskan informasi yang diterimanya oleh mahasiswa baru ialah dengan cara mengaitkan dengan topik permasalahan yang sesuai dengan topik dari tugas yang dikerjakan sebanyak 84%. Serta sebagian besar mahasiswa baru menyatakan masih merasa sedikit bingung akan tetapi telah merasa mengetahui tindakan yang harus dilakukan selanjutnya untuk mengerjakan tugas yang dimilikinya sebanyak 87% dari jumlah responden sebanyak 100 orang.

(10)

5. Tahap Pengumpulan

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa, tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa baru pada tahap ini adalah berusaha mengumpulkan informasi yang telah terfokuskan. Semua responden mengumpulkan informasi yang didapatkan dengan mencatatnya dan bahwa seluruh responden melakukan penilaian terhadap informasi yang didapatkan dengan melihat sumber informasinya dari jumlah responden sebanyak 100 orang.

6. Tahap Presentasi

Tahap akhir perilaku penemuan informasi ialah penyajian tugas yang dikerjakan dengan memeriksa berulangkali kesesuaian rujukan yang dijadikan acuan dengn topik tugas yang dikerjakan sebanyak 94%, serta sebagian besar responden menyatakan lega atau puas terhadap hasil dari tugas yang dikerjakan karena adanya kesesuaian antara tugas yang diberikan dengan hasil yang dikerjakan sebanyak 94% dari jumlah responden sebanyak 100 orang.

KONDISI KETIDAKPASTIAN MAHASISWA BARU DALAM

MENGERJAKAN TUGAS AKADEMIK

Pada tahap inisiasi atau tahap awal mahasiswa baru dalam mengerjakan tugas akademik akan terdapat beberapa perasaan ketika mendapatkan tugas tersebut. Perasaan yang kebanyakan dialami oleh mahasiswa baru pada tahap ini ialah bingung tindakan awal yang akan dilakukan karena tidak tahu sumber yang akan dituju sebanyak 87 mahasiswa baru dengan persentase 87%.

Pada tahap seleksi pun, mahasiswa baru juga akan merasakan rasa ketidakpastian dalam bentuk rasa optimis yang merupakan peningkatan rasa dari tahap sebelumnya karena adanya proses diskusi dengan individu lain. Mahasiswa baru merasa lebih optimis setelah melakukan diskusi sehingga telah menemukan tahap selanjutnya dalam mengerjakan tugas dengan jumlah mahasiswa baru sebanyak 92 mahasiswa baru dengan persentase 92%.

Pada tahap exploration menyatakan bahwa perasaan ketidakpastian akan kembali muncul, atau bahkan meningkat. Penggambaran reaksi berupa ketidakpastian yang dimiliki oleh mahasiswa baru terhadap aktivitas penemuan informasi tambahan yang telah dilakukannya. Setelah melakukan penemuan

(11)

informasi tambahan, mahasiswa baru merasa bingung terhadap tugas akademik yang dikerjakan dengan mahasiswa baru dengan persentase sebesar 52%.

Pada tahap formulasi dapat dikatakan bahwa perasaan ketidakpastian yang dialami oleh mahasiswa baru akan mengalami penurunan atau semakin berkurang. Perasaan yang muncul setelah melakukan penemuan informasi yang dibutuhkan menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa baru menyatakan masih merasa sedikit bingung akan tetapi telah merasa mengetahui tindakan yang harus dilakukan selanjutnya untuk mengerjaan tugas yang dimilikinya dengan jumlah 87 mahasiswa baru dan dengan persentase 87%.

Pada tahap pengumpulan atau collection, seorang yang melakukan tahapan perilaku penemuan informasi akan merasa percaya diri atau confident terhadap informasi yang didapatkannya. Sebagian responden juga melakukan penilaian terhadap informasi yang didapatkan dengan melihat kesesuaian dengan permasalahan yang dihadapi dengan persentase sebesar 73%.

Tahap penyajian (presentation) merupakan tahap terakhir dari serangkain proses penemuan informasi. Sebagian besar responden menyatakan lega atau puas terhadap hasil dari tugas yang dikerjakan karena adanya kesesuaian antara tugas yang diberikan dengan hasil yang dikerjakan dengan persentase sebesar 94%. PENUTUP

Mahasiswa baru pada setiap tahapan penemuan informasi dalam mengerjakan tugas akademik merasakan kebingungan maka mahasiswa baru yang baru memulai pendidikannya pada jenjang perguruan tinggi maka mereka perlu lebih meluaskan relasinya pada kakak angkatan untuk mendapatkan banyak mencari informasi terkait kehidupan selama perkuliahan sehingga lebih memiliki antisipasi dalam mengikuti perkuliahan terutama pada aspek pembelajaran. mahasiswa baru juga perlu membiasakan untuk menggunakan sumber informasi yang relevan dalam mengerjakan tugas akademik yang diberikan, mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan copy-paste.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Ajiboye, Josiah O. ; Tella, Adeyinka. (2007). University Undergraduate Student’s Information Seeking Behaviour : Implication for Quality in Higher Education in Africa . The Turkish Online Journal of Educational Technology, Vol. 6 no.1, pp :40

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bates, M. J., & Maack, M. N. (2010). Information Behavior. 3, pp. 2381-2391(3 rd ed.). Los Angeles: CRC Press. [Diakses melalui https://pages.gseis.ucla.edu/faculty/bates/articles/information-behavior.html], 7 Juli 2017

Bungin, Burhan. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Burhanuddin, Salam. (2004). Cara Belajar Sukses di Peguruan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta.

Callinan, Joanne e. (2004). Information seeking behaviour of undergraduate biolog student; a comparative analysis of first year and final year students in university college dubin. Library Review , vol. 54 no.2, pp86-99

Chowdhurry, G. G. (1999). Indroduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing.

Coffman, K. G. ;Odlyzko, A. M. (2001). Growth of the Internet. AT&T

Labs-Research. [Diakses melalui

http://www.dtc.umn.edu/~odlyzko/doc/oft.internet.growth.pdf,] 29 September 2016

Davis, Gordon B. (2009). Management Information System: Conceptual Foundation, Structure and Development. Second Ed. New York: McGraw

Hills. [Diakses melalui

citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.90.9811], 28 Mei 2017 Duffy, K. G. ; Atwater, E. (2005). Psychology for Living; Adjusment, Growth, and

Behavior Today. (8th Ed). New Jersey: Prentice Hall.

Griffiths, Jillian R. ; Brophy, Peter. (2005). Student Searching Behavior and the Web: Use of Academic Resources and Google. Vol. 53 no. 4, pp :551.

Georgas, H. (2015). Google vs. the library (part III): Assessing the quality of sources found by undergraduates. Libraries and the Academy, vol. 15. No.1, pp. 133–161.

(13)

Hemingway, C. J. ; Gough, Tom G. . (2000). The Value of Information Systems Teaching and Research In The Knowledge Society. Informing Science. Vol 3 No 4. 167-184.

Kadir, Abdul. (2003). Pengenalan System Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kulthau, Carol C. (1991). Inside The Search Process : Information Seeking From The User’s Perspective. Journal Of The American Society For Information Science. 42(5):361-371/1991.

Komariyah, dkk. (2012). Perilaku Pencarian Informasi dalam Bentuk Ebook di Kalangan Mahasiswa. Vol.1, No.1 [Diakses melalui http://download.portalgaruda.org/article.php?article=103937&val=1378], 25 April 2016

Komissarov, Sloan; Murray, James. (2016). Factors that Influence Undergraduate Information-seeking Behavior and Opportunities for Student Success. The Journal of Academic Librarianship, Elsevier, Inc. Vol. 42, pp. 423–429. Maher, B. (1969). Clinical psychology and personality: The selected papers of

George Kelly. New York: John Wiley and Sons.

Masri Singarimbun; Effendi, Sofian. (1982). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Mokhtari, Heidar. (2014). A Quantitative Survey on the Influence of Students' Epistemic Beliefs on Their General Information Seeking Behavior. The Journal of Academic Librarianship. Elsevier, Inc. Vol. 40, pp. 259–263

Nasir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indoenesia.

Noh, Younghee. (2016). A study on the Effect of Digital Literacy on Information Use Behavior. Journal of Librarianship and Information Science, Vol. 1 No. 31, pp 1-31 [Diakses melalui http://lis.sagepub.com], 16 Nopember 2016 Pendit, Putu Laxman. (2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu

pengantar Diskusi Epistimologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI.

Purwono. (2008). Strategi Penelusuran Melalui Internet. Melalui http://eprints.rclis.org/12193/1/Strategi_Penelusuran_melalui_Internet.pdf, 26 April 2016

Rozinah, Siti. (2012). Perilaku pencarian informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi (Studi Kasus Seolah Tinggi Agama Islam Nahdhatul Ulama (STAINU) Jakarta). [Diakses Melalui http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/ 20314244-T30901-Perilaku%20pencarian.pdf], 25 April 2016

(14)

Siswoyo, Dwi. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sulistyo, Basuki. (2009). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sultan Kav et.al. (2012). Patients with Cancer and their Relatives Beliefs, Information Needs and Information-Seeking Behavior about Cancer and Treatment. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol 13, 2012. [Diakses melalui DOI:http://dx.doi.org/10.7314/APJCP.2012.13.12.602 ], 8 Agustus 2017.

Sugiono. ( 2006 ). Statistika Untuk Penelitian Cet. 10. Bandung : Alfabheta. Suryana. (2010). Buku Ajar Perkuliahan Metodologi Penelitian : Model Praktis

Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Universitas Pendidikan Indonesia

[Diakses melalui

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602 1986011-SURYANA/FILE__7.pdf]

Sutabri, Tata. (2005). Sistem Informasi Manajemen, Edisi I. Yogyakarta: ANDI. Suwanto, Sri Ati. (1997). Studi Tentang Kebutuhan dan Pencarian Informasi Bagi

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Tesis Magister Ilmu Perpustakaan program pasca sarjana Universitas Indonesia

Timmers, Caroline F. ; Glas, Cees A. W. (2010). Developing Scale for Informastion-Seeking Behaviour. Vol. 66 No. 1. Emerald Insight. [Diakses melalui www.emeraldinsight.com/0022-0418.htm] , 23 Oktober 2016

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 [Diakses melalui http://belmawa.ristekdikti.go.id/pembelajaran/]

Wersig, G ; Windel, G. (1985). Information Sciences Needs a Theory of Information Actions. Social Science Information Studies. Vol. 5 No. 1

[Diakses melalui

http://www.xxc.idv.tw/dokuwiki/study/wersigg.windelg.1985.information_sc iences_needs_a_theory_of_informastion_action], 27Juli 2017

Wilson, T. D. (2000). Human Information Behaviour. Vol 3, No.2 [Diakses melalui https://www.ischool.utexas.edu/~i385e/readings/Wilson.pdf], 3 April 2016

Yusuf, Syamsu. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 1.1 Model ISP pada teori Khulthau

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memenuhi peraturan OJK terkait Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi, Penerapan Tata Kelola Terintegrasi dan Penyediaan Modal Minimum Terintegrasi

Tetapi Untuk menentukan apakah pelaksanaan program sensus pajak nasional dalam hal meningkatkan jumlah wajib pajak baru yang mendaftarkan diri efektif atau tidak

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

En la parte que queda oculta en la fotograf ía, a la izquierda de esta fachada, pero correspon- diente también al mismo edificio, hay otros ventanales de cua- tro cristales

Guru haruslah memberikan kesempatan pada anak untuk menemukan sendiri apa yang mereka lakukan, sebagaimana menurut Torrena (1962:23), kreativitas mencapai puncaknya

merupakan das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau des sein. nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan