852
Self Evaluation of Internal Quality Assurance System in Building a
Quality Culture at Makassar State University
Sapto Haryoko1, Arsad Bahri2, Yogi Saputra3, Miftah Saddatin Nur4, Andi Wahyudi Fajriansyah Al-Ghifari5
Universitas Negeri Makassar Email: [email protected]
Abstrak. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang akan mengumpulkan data tentang pemetaan SPMI dan evaluasi diri SPMI di Universitas Negeri Makassar. Hasil penelitian ini akan menggambarkan sejauh mana SPMI terlaksana di UNM dan hambatan-hambatan yang dihadapi Program Studi untuk melakukan evaluasi diri SPMI. Berdasarkan hasil penelitian ini akan dilakukan perbaikan secara berkelanjutan sehingga tercipta budaya mutu di UNM. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1) Melalui evaluasi diri sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di UNM, secara umum SPMI sudah berjalan baik terutama pada tahapan penetapan, sosialisasi, dan pelaksanaan. Sedangkan tahapan evaluasi, pengendalian dan peningkatan berkelanjutan masih belum optimal. 2) Sistem penjaminan mutu untuk kegiatan pendidikan sudah berjalan baik, sedangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum optimal, 3) Beberapa responden masih menemui kendala dalam pengisian dokumen pendukung sistem penjaminan mutu internal yang disebabkan karena tidak tersedianya dokumen yang diperlukan. Implementasi SPMI mengikuti siklus PSEPP seharusnya dijalankan secara utuh dan menyeluruh sehingga tercipta budaya mutu yang baik di UNM. Selain itu, sistem administrasi di UNM perlu ditata sehingga bukti-bukti kegiatan dalam rangka monitoring dan evaluasi dapat terdokumentasi dengan baik.
Kata kunci: spmi, audit mutu, evaluasi diri, budaya mutu PENDAHULUAN
Di era sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin canggih dan terus mengglobal sehingga berdampak pada hampir semua kehidupan umat manusia di muka bumi dewasa ini. Semakin berkembangnya IPTEK tersebut manusia dituntut untuk semakin maju pula. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan nasional dewasa ini dan mendatang. Prioritas ini didasarkan pada kebijaksanaan sebelumnya yang lebih menekankan kepada perluasan dan kesempatan belajar sehingga mutunya sedikit terabaikan. Selain itu, tentunya tuntutan terhadap mutu pendidikan semakin kuat sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan di setiap sektor kehidupan di masa kini dan mendatang.
853
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan kini sebenarnya telah, sedang dan akan terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Mulai dari peningkatan kualitas pendidikan pra sekolah, dasar, menengah sampai dengan perguruan timggi. Fungsi Pendidikan tinggi telah dituliskan di dalam UU No 12/20121, adalah: a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; b. mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan c. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora.
Secara filosofis manajemen pendidikan seperti ini menekankan pada kepuasan pelanggan, layaknya sebuah perusahaan yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan (customer). Yakni, institusi memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tentunya haruslah bermutu sehingga dapat memuaskan pelanggan. Dengan demikian institusi selalu dituntut untuk memperbaiki kualitas mutu pendidikan demi tercapainya mutu yang baik dan kepuasan pelanggan.
Pelanggan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pelanggan dalam (internal customer) dan pelanggan luar (external customer). Yang termasuk pelanggan dalam di dunia pendidikan adalah pengelola institusi pendidikan seperti guru, staff dan penyelenggara institusi. Adapun pelanggan luarnya adalah mayarakat (pelajar), pemerintah dan dunia pendidikan. Jadi, suatu institusi pendidikan dikatakan bermutu apabila kepuasan pelanggan dalam dan pelanggan luar telah terpenuhi.
Oleh karena itu, untuk memposisikan instusi pendidikan seperti industri jasa, maka harus memenuhi standar mutu, serta harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional mutu dapat ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya semua spesifikasi yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa. Menurut Edward Sallis (2008: 7) yang pertama dapat disebut quality infect (mutu sesungguhnya) dan kedua disebut quality in perception (mutu persepsi).
Pada lembaga pendidikan tinggi, pelaksanaan tridharma untuk mencapai Visi, dan Misi perguruan tinggi, harus terjamin dalam pengelolaan dan pelaksanaan nya. Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Penjaminan mutu UNM merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu UNM secara terencana dan berkelanjutan.
Salah satu upaya yang dewasa ini sedang disosialisasikan adalah Sistem Penjaminan Mutu (SPM). Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi, sesuai dengan UU No. 12 Tahun 2012, terdiri atas Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu External (SPME). Kegiatan sistemik dan berkelanjutan untuk peningkatan mutu UNM dilakukan melalui SPMI, yang secara operasional telah disebutkan
854
di dalam Permenristekdikti No 62 tahun 2016. SPMI bertujuan menjamin pemenuhan Standar Pendidikan Tinggi, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu. SPMI berfungsi untuk mengendalikan penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh UNM dalam mewujudkan pendidikan UNM yang bermutu, sesuai dengan fungsi UNM sebagai penyelenggara pendidikan tinggi.
Penjaminan mutu pendidikan di UNM merupakan kewajiban UNM yang harus dilakukan, sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan. Penjaminan mutu dilakukan melalui sistem secara sistemik dan SPMI dilakukan melalui penetapan (P), pelaksanaan (P), evaluasi (E), pengendalian (P), dan peningkatan (P) terhadap Standar Pendidikan Tinggi (SPT)1, atau dikenal sebagai siklus PPEPP terhadap standar.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan melalui Direktorat Penjaminan Mutu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kegiatan pemetaan SPMI dan evaluasi diri SPMI oleh program studi. Melalui kegiatan pemetaan ini diharapkan diperoleh informasi yang sangat penting terkait sejauh mana implementasi SPMI pada perguruan tinggi termasuk Universitas Negeri Makassar. Dari informasi tersebut, selanjutnya akan dilakukan perencanaan terkait pelaksanaan SPMI pada tahun-tahun mendatang agar mengikuti siklus PPEPP yang khusus di UNM ada tambahan sosialisasi menjadi (PSPEPP). Sedangkan dari pengisian instrument evaluasi diri SPMI yang dilakukan oleh prodi, maka UNM akan memperoleh informasi terkait sejauh mana mutu di prodi terjamin.
Berdasarkan rasionalisasi tersebut di atas, maka dianggap penting untuk melakukan penelitian untuk memetakan pelaksanaan SPMI di UNM dan menganalisis berbagai faktor yang menghambat kegiatan pengisian instrument evaluasi diri SPMI oleh prodi sehingga dapat diatas pada tahun-tahun mendatang.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang ditujukan untuk menggambarkan proses evaluasi diri SPMI pada Universitas Negeri Makassar dan temuan tentang faktor penghambat pengisian instrument Evaluasi Diri SPMI pada prodi di UNM. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan digambarkan berdasarkan ukuran, jumlah dan frekuensi sesuai dengan temuan yang ada. Selanjutnya hasil yang diperoleh tersebut dipetakan sejauh mana implementasi SPMI di UNM dan dianalisis faktor penghambat pengisian ED SPMI. Hal ini penting dalam membuat kesimpulan tindak lanjut dan rekomendasi.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey. Penelitian survey adalah metode riset untuk memetakan implementasi SPMI dan dengan mengunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data tentang faktor penghambat pengisian instrument Evaluasi Diri SPMI.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan mengukur capaian dari mutu lembaga. Sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Program
855
Studi yang ada dalam lingkup Universitas Negeri Makassar yang terdiri dari 106 Program studi. Sebaran populasi ini berasal dari 9 fakultas, 1 program pascasarjana dan 1 program profesi guru. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Teknik sampling ini merupakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria dan pertimbangan tertentu. Penggunaan teknik sampling ini dikarenakan tidak semua sampel memmiliki keriteria yang sesuai dengan peneliti tentukan. Adapun kriteria tersebut mengacu pada syarat pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal bagi suatu program studi. Persyaratan itu terdiri dari: a) Program studi tersebut terakreditasi A/B/C oleh BAN-PT, dan b) Program studi tersebut telah berdiri selama satu tahun dan telah melaksanakan proses akademik selama minimal satu tahun kalender akademik.
Berdasarkan kriteria dan pertimbangan tersebut, maka diperoleh jumlah program studi yang memenuhi syarat dalam menjadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 program studi. Dan jumlah Angket yang terisi sebanyak 49 program studi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif. Penentuan teknik analisis data didasarkan pada jenis dan karakteristik masing-masing data. Data tentang pemetaan implementasi SPMI digambarkan dengan tingkat persentase keterlaksanaan siklus PPEPP. Sedangkan data faktor penghambat pengisian instrument ED SPMI yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan capaian dalam tiap kriteria dengan mengacu pada indikator Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan. Persentasi hasil data yang diperoleh akan memperlihatkan klasifikasi dan pemetaan tiap-tiap kriteria dalam lingkup program studi. Hasil yang diperoleh ini nantinya akan digunakan dalam menentukan gambaran pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal di Universitas Negeri Makassar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian tentang evaluasi diri Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang dilakukan oleh program studi dikumpulkan melalui angket yang disebar melalui google form. Angket disebar kepada 100 program studi yang memenuhi syarat di UNM, terdapat 49 prodi yang mengisi angket tersebut. Berdasarkan isian angket oleh responden yakni ketua program studi, diperoleh data seperti terlihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data hasil Evaluasi Diri SPMI
No Kriteria Respon Capaian
1 Visi dan Misi VMTS Unit Pengelola Program Studi (UPPS) menunjukkan keterkaitan dengan VMTS institusi dan VMTS keilmuan Program Studi,
perumusannya melibatkan pemangku
kepentingan internal dan eksternal, dan sudah pernah dievaluasi dan ditindaklanjuti, serta strategi pencapaiannya dianaliss dengan metode yang relevan.
856 2 Pengelolaan Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Unit Pengelola Program Studi (UPPS) sudah memiliki sistem pengelolaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan kegiatan pembelajaran, yang
dievaluasi dan ditindaklanjuti secara berkala dan telah memiliki standar pembelajaran.
87,1%
Unit Pengelola Program Studi (UPPS) tidak memiliki Unit Pengelola Penelitian. LP2M yang bertugas mengelola penelitian meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan kegiatan penelitian. Kegiatan evaluasi secara berkala dievaluasi dan tindaklanjut belum berjalan optimal
60,9%
LP2M merupakan unit yang membuat rumusan kriteria minimal tentang perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi & pengendalian, dan pelaporan kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) disertai evaluasi instrument kepuasan mitra kerja sama. Evaluasi secara berkala dan tindak lanjut belum optimal. 69,7% 3 Kinerja Utama Kualitas Input dan Layanan Kemahasiswaan
Terdapat panduan penerimaan mahasiswa baru dan system pengambilan keputusan dan
terdapat layanan kemahasiswaan meliputi layanan minat bakat, karir dan kewirausahaan bimbingan dan konseling, layanan beasiswa, dan layanan Kesehatan yang kegiatannya sudah dievaluasi dan ditindaklanjuti secara berkala. Bukti kegiatan belum terdokumentasi dengan baik 87,5% 4 Dosen, Tenaga Kependidikan, Peneliti, dan Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
Dosen dan tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik yang memadai. Baik dosen maupun teknik diantaranya dilengkapi dengan sertifikat professional dan kompetensi
79,7%
Semua dosen peneliti memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan, dan tingkat kedalaman
857
penelitian, dan sebagian sudah melakukan hilirisasi
Semua pelaksana Pengabdian kepada
Masyarakat (PkM) telah menguasai metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan
keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan, dan secara berkala dievaluasi dan ditindaklanjuti
97,2% 5 Pembiayaan dan Sarana Prasarana (Sarpras) Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
Tersedianya sistem pencatatan biaya, pelaksanaan pencatatan biaya, dan sistem pelaporan dan terdapat Kegiatan Monev yang meliputi analisis biaya operasional, evaluasi ketercapaian standar satuan biaya, dan sudah melakukan tindak lanjut
80,3%
Tersedia dana penelitian internal yang berasal dari institusi dan mandiri, Pemerintah, atau dari sumber dana lainnya dari dalam atau luar negeri dan dana hasil hilirisasi penelitian (produk)
100%
Tersedia dana Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) internal yang berasal dari institusi dan mandiri, Pemerintah, atau dari sumber dana lainnya dari dalam atau luar negeri dan dana hasil hilirisasi penelitian (produk), hanya saja jumlahnya terbatas.
99%
Sarana dan prasarana untuk pembelajaran,
penelitian dan pengabdian sudah cukup lengkap.
73,9 6 Isi dan Proses
Pembelajaran Kedalaman materi pembelajaran telah mengacu pada capaian pembelajaran (CP) sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan lulusan mampu menguasai konsep teoritis, keterampilan tertentu secara umum, dan konsep teoritis tertentu dan keterampilan tertentu secara mendalam, luas, dan pengalaman praktek
100%
Tersedia rencana pelajaran semester (RPS) untuk semua mata kuliah yang diajarkan pada suatu semester yang telah dievaluasi dan diperbaharui secara periodic dengan metode pembelajaran yang variatif
96,9%
7 Penelitian Semua materi dalam penelitian dasar sudah berorientasi pada luaran penelitian, memuat
858
prinsip-prinsip pemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan masa mendatang. Proses monev belum optimal.
Semua penelitian sudah memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi kelimuan dan budaya akademik dan sudah memenuhi unsur edukatif, obyektif, akuntabel, transparan, dan dilaksanakan secara terintegrasi yang secara berkala dievaluasi dan ditindaklanjuti
92,5%
8 Pengabdian kepada masyarakat
Kedalaman dan keluasaan materi Pengabdian Kepada Masyarkat (PkM) bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang secara berkala dievaluasi dan ditindaklanjuti
91,4%
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) merujuk kepada kegiatan antara lain: pelayanan kepada masyarakat; penerapan IPTEK sesuai dengan bidang keahliannya; peningkatan kapasitas masyarakat; dan pemberdayaan masyarakat serta terdokumentasi dengan baik yang secara berkala dievaluasi dan
ditindaklanjuti
92,9%
Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) diselenggarakan secara terarah, terukur, terprogram, dan aspek lain yang relevan dan sudah memperhatikan kesesuaian dengan semua standar yang terdiri atas standar hasil, standar isi, dan standar proses PkM yang secara berkala dievaluasi dan ditindaklanjuti
94,3%
9 Luaran dan
capaian Program studi telah memiliki rumusan capaian pembelajaran yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) dan memiliki kesetaraan dengan jenjang yang tepat pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) ditambah penciri perguruan tingginya serta memiliki keunggulan yang melampaui deskripsi Program Studi capaian pembelajaran Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
859
dan memiliki daya saing pada tingkat nasional/internasional
Unit Pengelola Penelitian telah memiliki pedoman penentuan kriteria minimal hasil penelitian telah memenuhi aspek antara lain: hasil penelitian yang dilaksanakan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis; hasil penelitian di perguruan tinggi diarahkan dalam rangka mengembangkan IPTEK, meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan meningkatkan daya saing bangsa, serta terdokumentasi dengan lengkap dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan internal dan eksternal
91,7
Tersedia rumusan kriteria minimal tentang Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang diarahkan untuk menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memberikan arah dan fokus kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa proses Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Universitas Negeri Makassar secara umum sudah berjalan dengan baik. Meskipun demikian implementasi siklus PSPEPP terlaksana belum optimal. Responden merasa bawah kegiatan evaluasi secara berkala dan tindak lanjut belum dilaksanakan dengan baik. Beberapa responden juga terkendala dengan penyediaan dokumentasi yang baik terkait bukti-bukti kegiatan.
PEMBAHASAN
1. Kriteria visi dan misi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua responden menganggap bahwa Visi Unit Pengelola Program Studi (UPPS) menunjukkan keterkaitan dengan visi misi institusi dan visi keilmuan Program Studi dan sudah pernah dievaluasi dan ditindaklanjuti. Demikian pula dengan misi, tujuan, dan strategi Unit Pengelola Program Studi (UPPS) searah dan bersinergi dengan misi, tujuan, dan strategi institusi, serta mendukung pengembangan Program Studi sudah dievaluasi akan tetapi belum ada tindak lanjut yang nyata dari hasil evaluasi.
860
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa belum semua prodi melibatkan pemangku kepentingan eksternal pada saat merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pencapaian (VMTS), belum ada dokumentasi dengan lengkap terkait perumusan VMTS serta masih belum dievaluasi dan ditindaklanjuti. Selain itu, penyusunan strategi pencapaian tujuan didasarkan pada analisis yang memadai menggunakan metode yang relevan dan didokumentasikan dengan baik. Akan tetapi proses pemantauan dan evaluasi masih belum maksimal dikarenakan instrumen yang digunakan untuk penyusunan strategi belum memadai sehingga sulit untuk merencanakan tindaklanjut. Secara umum tidak ada kendala berarti prodi dalam mengisi dokumen pendukung kriteria visi misi karena bukti kegiatan penyusunan visi misi.
2. Kriteria Pengelolaan Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa UPPS sudah memiliki system pengelolaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan kegiatan pembelajaran, yang dievaluasi dan ditindaklanjuti secara berkala. Sistem ini dikelola oleh pimpinan program studi dengan berkoordinasi dengan pimpinan jurusan dan UPPS dengan mengacu pada standar pembelajaran yang sudah dimutakhirkan secara berkala. Sedangkan sistem pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dilakukan oleh gugus penjaminan mutu tingkat prodi dengan berkoordinasi dengan unit penjaminan mutu di UPPS. Pemantauan dilakukan diawal perkuliahan melalui aplikasi
http://monevak.unm.ac.id dan pemantauan diakhir semester berjalan melalui aplikasi
http://edom.unm.ac.id. Meskipun demikian beberapa prodi menganggap bahwa tindak lanjut pelaporan belum maksimal. Sistem audit mutu akademik yang dilakukan oleh auditor internal belum berjalan dan direncanakan akan dilakukan diakhir semester genap 2020/2021.
Pengelolaan proses pembelajaran sudah terdokumentasi dengan baik menggunakan jaringan IT dan dapat diakses oleh Unit Pengelola Program Studi (UPPS) untuk keperluan pengambilan keputusan manajerial. Tidak jarang Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PD-Dikti) mbelum dimutakhirkan. Meskipun demikian, dokumentasi ini belum dapat diakses oleh pemangku kepentingan eksternal terkait kerja sama, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk perbaikan program yang berkelanjutan. UPPS tidak memiliki Unit Pengelola Penelitian dan pengabdian yang bertugas mengelola penelitian dan pengabdian sehingga proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan kegiatan penelitian dan pengabdian dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M). Hal ini menyebabkan proses evaluasi yang seharusnya dilakukan secara berkala dan ditindaklanjuti belum berjalan secara optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua UPPS memiliki unit khusus yang mengkoordinir semua aspek meliputi pelaksanaan penelitian, penulisan artikel ilmiah,
861
perolehan KI, melaporkan kegiatan penelitian yang dikelola, dan pemberian penghargaan kepada peneliti yang berprestasi. Beberapa UPPS hanya memiliki unit publikasi yang bertugas untuk mengkorrdinir publikasi ilmiah dosen. Sedangkan pengurusan KI masih dilakukan secara terpusat di Pusat Publikasi dan Sentra KI yang ada di LP2M.
Kegiatan penyusunan & pengembangan rencana program penelitian sesuai rencana strategis & Road Map, penyusunan kriteria & prosedur penilaian, peningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi penelitian dan pengabdian, dan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi penelitian dan pengabdian dilakukan oleh LP2M namun belum berkoordinasi dengan Pusat Penjaminan Mutu untuk proses penjaminan mutu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Evaluasi terhadap kepuasan mitra kerjasama pengabdian sudah dilakukan meskipun belum maksimal.
3. Kriteria Kinerja Utama Kualitas Input dan Layanan Kemahasiswaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Unit Pengelola Program Studi (UPPS) atau institusi telah memiliki panduan tertulis tentang penerimaan mahasiswa baru, sistem pengambilan keputusan, sudah ada bukti diimplementasikan, dan panduan tertulis serta sistem pengambilan keputusan tersebut sudah dievaluasi dan ditindaklanjuti secara berkala.
Terkait layanan kemahasiswaan, UNM memiliki unit layanan minat bakat, karir dan kewirausahaan. Selain itu, tersedia layanan bimbingan dan konseling, layanan beasiswa, dan layanan kesehatan yang telah berjalan efektif. Akan tetapi kegiatan layanan-layanan tersebut belum dievaluasi dan ditindaklanjuti secara berkala.
4. Kriteria Dosen, Tenaga Kependidikan, Peneliti, dan Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua dosen berpendidikan S2 dan sebagian lagi sudah berpendidikan S3. Sebagian besar dosen memiliki sertifikat pendidik dan sebagian kecilnya memiliki sertifikat profesi yang relevan dengan program studi. Sebagai bagian dari penjaminan mutu, maka dosen harus membuat laporan beban kerja dosen (BKD). Semua beban kerja dosen dihitung berdasarkan tugas pokok dan salah satu tugas tambahan dan kegiatan penunjang serta secara berkala dievaluasi dan ditindaklanjuti. Semua dosen tetap yang ditugaskan secara penuh waktu untuk menjalankan proses pembelajaran memiliki keahlian di bidang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu pada program studi (kecuali dosen pengampu mata kuliah wajib umum).
Tenaga kependidikan di UNM, hampir semuanya memiliki kualifikasi akademik paling rendah D1. Ada tenaga kependidikan (selain tenaga administrasi) yang merupakan lulusan S1 atau D4, atau yang lebih tinggi, sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya. Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya.
862
Dalam hal penelitian, semua dosen peneliti memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan, dan tingkat kedalaman penelitian, dan sebagian sudah melakukan hilirisasi. Terkait Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), dosen telah menguasai metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan, dan secara berkala dievaluasi dan ditindaklanjuti.
5. Kriteria Pembiayaan dan Sarana Prasarana (Sarpras) Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
Terkait pembiayaan, sebagian besar UPPS telah menyediakan sistem pencatatan biaya, pelaksanaan pencatatan biaya, dan sistem pelaporan yang baik. Kegiatan Monev yang meliputi analisis biaya operasional, evaluasi ketercapaian standar satuan biaya, dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal dan sudah melakukan tindak lanjut atas hasil monev.
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, tersedia dana penelitian internal yang berasal dari institusi dan mandiri, pemerintah, atau dari sumber dana lainnya dari dalam atau luar negeri dan dana hasil hilirisasi penelitian (produk). Dana penelitian dan PKM ini digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan/evaluasi, pelaporan, dan diseminasi penelitian dan PKM serta pengusulan Hak Kekayan Intelektual (komersialisasi). Dana pengelolaan penelitian dan PKM digunakan untuk kegiatan manajemen penelitian dan PKM, peningkatan kapasitas peneliti dan pengabdi, dan insentif publikasi ilmiah/Kekayaan Intelektual (KI) serta kegiatan lain yang relevan. Akan tetapi masih ada dosen yang merasa bahwa dana kegiatan PKM dari institusi masih terbatas.
Terkait sarana dan prasarana pendidikan, masih terdapat beberapa responden yang menganggap bahwa sarana pembelajaran masih belum lengkap, atau tidak terawat dengan baik, dan utilitasnya tinggi. Meskipun demikian, sarana dan prasarana yang terbatas tersebut masih mampu menunjang kegiatan pembelajaran, pelayanan akademik, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran.
Untuk sarana dan prasarana penelitian, beberapa responden menganggap bahwa sarana untuk menunjang kegiatan penelitian khususnya di lab tertentu masih minim. Fasilitas penunjang kegiatan penelitian masih belum memenuhi kualitas yang memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan serta memenuhi kualitas tambahan. Hal yang sama dengan sarana dan parasarana untuk kegiatan PKM.
6. Kriteria Isi dan Proses Pembelajaran
Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran telah mengacu pada capaian pembelajaran (CP) sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Dengan demikin
863
lulusan diharapkan mampu menguasai konsep teoritis, keterampilan tertentu secara umum, dan konsep teoritis tertentu dan keterampilan tertentu secara mendalam, luas, dan pengalaman praktek. Untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas, tersedia rencana pelajaran semester (RPS) untuk semua mata kuliah yang diajarkan pada suatu semester yang telah dievaluasi dan diperbaharui secara periodik dan terdokumentasi dengan baik. Rencana pelajaran semester (RPS) berisi semua aspek antara lain nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, Satuan Kredit Semester (SKS), nama dosen pengampu; capaian pembelajaran lulusan; kemampuan akhir yang direncanakan; bahan kajian; metode pembelajaran; waktu; pengalaman belajar semester; kriteria, indikator, dan bobot penilian; serta referensi.
Untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas, metode pembelajaran yang digunakan termasuk metode tatap muka, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran berbasis proyek, PBL atau metode pembelajaran lain dan pembelajaran jarak jauh (blended learning). Bentuk pembelajaran yang digunakan berupa: kuliah, responsi dan tutorial, seminar, praktikum, penilaian, perencangan, pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat (PkM).
7. Kriteria Isi dan Proses Penelitian
Semua materi dalam penelitian dasar dan terapan sudah berorientasi pada luaran penelitian dan mencakup materi kajian khusus untuk kepentingan nasional, memuat prinsip-prinsip pemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan masa mendatang. Untuk menjamin mutunya, dilakukan evaluasi secara berkala dan ditindaklanjuti. Dalam pelaksanaan penelitian, semua sudah memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi kelimuan dan budaya akademik. Baik proses penelitian maupun hasil penelitian sudah memenuhi unsur edukatif, obyektif, akuntabel, transparan, dan dilaksanakan secara terintegrasi yang memperhatikan kesesuaian dengan semua standar yang terdiri atas standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian. Proses penelitian juga sudah menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil penelitian. Akan tetapi, responden menganggap bahwa evalusi secara berkala dan tindak lanjut belum optimal dilakukan.
8. Kriteria Isi, Proses, dan Penilaian Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman dan keluasan materi Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Responden juga menganggap bahwa kegiatan evaluasi secara berkala dan tindak lanjut yang tidak berjalan maksimal.
Proses Pengabdian kepada masyarakat (PkM) di UNM meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan kegiatan yang terdokumentasi dengan baik.
864
Kegiatan PkM merujuk kepada kegiatan antara lain: pelayanan kepada masyarakat; penerapan IPTEK sesuai dengan bidang keahliannya; peningkatan kapasitas masyarakat; dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan PkM telah mempertimbangkan aspek mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, lingkungan, dan aspek lain yang relevan. PkM diselenggarakan secara terarah, terukur, dan terprogram. Terkait kegaiatan evaluasi secara berkala dan tindak lanjut, responden menganggap belum optimal.
Terkait penjaminan mutu kegiatan PkM, penilaian hasil PkM sudah memperhatikan kesesuaian dengan semua standar yang terdiri atas standar hasil, standar isi, dan standar proses PkM. Penilaian hasil PkM ini sudah merujuk ke salah satu atau lebih kriteria antara lain: tingkat kepuasan masyarakat; perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat; dimanfaatkannya IPTEK di masyarakat secara berkelanjutan; terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran dan teratasinya masalah sosial. Penilaian sudah menggunakan metode dan intrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja hasil PkM. Akan tetapi proses evaluasi secara berkala dan tindaklanjutnya yang belum optimal.
9. Kriteria Kompetensi Lulusan, Hasil Penelitian, dan Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
Program studi telah memiliki rumusan capaian pembelajaran yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) dan memiliki kesetaraan dengan jenjang yang tepat pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) ditambah penciri perguruan tingginya serta memiliki keunggulan yang melampaui deskripsi Program Studi capaian pembelajaran Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan memiliki daya saing pada tingkat nasional/internasional. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sudah dijadikan rujukan dalam pengembangan aspek pembelajaran meliputi: standar isi; proses pembelajaran; penilaian; dosen dan tenaga kependidikan; Sarana dan Prasarana (Sarpras); dan pembiayaan pembelajaran dalam pengelolaan pembelajaran. UPPS dan program studi telah menyusun rumusan capaian pembelajaran dan mengusulkannya kepada Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) dengan melibatkan pemangku kepentingan internal maupun eksternal termasuk dunia industri skala nasional serta mengusulkan hasilnya ke Ditjen Belmawa untuk ditetapkan dan menjadi rujukan capaian pembelajaaran lulusan program studi sejenis.
Unit Pengelola Penelitian dalam hal ini LP2M telah memiliki pedoman penentuan kriteria minimal pelaksanaan dan hasil penelitian telah memenuhi aspek antara lain: hasil penelitian yang dilaksanakan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis; hasil penelitian di perguruan tinggi diarahkan dalam rangka mengembangkan IPTEK, meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan meningkatkan daya saing bangsa. LP2M juga sudah melaksanakan transparansi hasil penelitian dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat digunakan
865
untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat dan dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan dan dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
LP2M telah merumuskan kriteria minimal tentang PkM yang diarahkan untuk menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan IPTEK guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memberikan arah dan fokus kegiatan PkM. Rumusan kriteria minimal tentang PKM ini merupakan penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang relevan, pemanfaatan teknologi tepat guna, bahan pengembangan IPTEK, bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar, hasil PkM merupakan penyelesain masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia/nasional dan internasional.
Secara umum masih terdapat responden yang merasa memiliki kendala dalam mengisi dokumen pendukung dari sembilan kriteria evaluasi diri sistem penjaminan mutu internal. Kendala ini dirasakan karena masih ada aspek yang belum terdokumentasi dengan baik. Hal ini dapat menjadi bahan masukan dalam system administrasi di UNM. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui evaluasi diri sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di UNM, secara umum SPMI sudah berjalan baik terutama pada tahapan penetapan, sosialisasi, dan pelaksanaan. Sedangkan tahapan evaluasi, pengendalian dan peningkatan berkelanjutan masih belum optimal. Sistem penjaminan mutu untuk kegiatan pendidikan sudah berjalan baik, sedangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum optimal. Beberapa responden masih menemui kendala dalam pengisian dokumen pendukung sistem penjaminan mutu internal yang disebabkan karena tidak tersedianya dokumen yang diperlukan.
Berdasarkan hasil peneltian dapat disarankan bahwa implementasi SPMI mengikuti siklus PSEPP seharusnya dijalankan secara utuh dan menyeluruh sehingga tercipta budaya mutu yang baik di UNM. Sistem administrasi di UNM perlu ditata sehingga bukti-bukti kegiatan dalam rangka monitoring dan evaluasi dapat terdokumentasi dengan baik. REFERENSI
Niedermeier, F. 2017. Designing Effective Quality Management Systems in Higher Education Institutions. hal. 20.
Peraturan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015.
Peraturan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Nomor 7 Tahun 2018 tentang Statuta Universitas Negeri Makassar).
Peraturan Bakan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No 4 Tahun 2017. Permenristekdikti No 62/2016.
Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 Pasal 55. PP 54 Tahun 2015 Pasal 2.
866 Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Pasal 54. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012.