• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

52 ISSN 1410 – 8178 Triyono dan Adi Abimanyu

RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA

UNIT KALSINASI KR-260E

Triyono dan Adi Abimanyu

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 email:triyono793@gmail.com

ABSTRAK

RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E. Telah dilakukan rancang bangun sistem kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E. Kegiatan meliputi: mempelajari sistem wiring kontrol suhu, perencanaan tata letak komponen, instalasi dan uji fungsi. Mempelajari sistem wiring kontrol suhu untuk mengetahui fungsi pin meliputi: tegangan input, input sensor, keluaran control dan output RS-485. Perencanaan tata letak komponen berfungsi untuk mendapatkan estitika terhadap komponen pada kotak berukuran 50x40x20 cm. Instalasi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260 E diperlukan komponen meliputi: earth leakage circuit breaker 3 fase, solid state module 3 fase, solid state relay 1 fase,kontrol suhu dan PLC T100MD2424. Uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260 E berguna untuk mengetahui kinerja alat pada saat tanpa beban maupun berbeban.Hasil rancang bangun dan uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E menunjukkan bahwa: sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260 E dapat bekerja dengan baik pada kondisi tanpa beban maupun kondisi berbeban.Hasil uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada suhu setting 50-1000ºC diperlukan waktu uji 0-334 menit dan menghasilkan laju panas sebesar 0-17,57ºC/ menit.Uji

kestabilan kontrol suhu pada setting suhu 50-1000ºC pada kondisi terendah 50-998ºC dengan deviasi suhu

0-8ºC dan pada kondisi tertinggi 51-1000ºC dengan deviasi suhu 0-11ºC.

Kata Kunci: rancang bangun, sistem instrumen kontrol, unit kalsinasi KR-260E.

ABSTRACT

DESIGN OF THE INSTRUMENT TEMPERATURE CONTROL SYSTEM ON THE CALCINATION KR-260E UNIT.The instrument temperature control system on the calcination KR-260E unit has been designed. Activities include: studying the wiring system of temperature control, component layout planning, installation and test functions. Studying the climate control system wiring to determine pin function include: input voltage, input sensor, output control and RS-485 output. Planning the layout of the components used to obtain the aesthetics of the components on a box measuring 50x40x20 cm. Installation of the system temperature control instruments on calcination unit KR-260 E required components include 3-phase earth leakage circuit breaker, 3-phase solid state module, 1-phase solid state relay, temperature control and PLC T100MD2424. Test system functions temperature control instrument on calcinations unit KR-260 E is useful to know the performance of equipment during no load or load. Results of design and function testing system temperature control instruments on calcination unit KR-260 E can work well on no-load and load condition. System functions test result on the temperature control instrument temperature setting 50 to 1000ºC required test time

0 to 334 minutes and generate heat rate at 0 to 17.57ºC/ minute. Test temperature control stability at

temperature setting 50 to1000ºC on the condition of the lowest temperature of 50 to 998ºC with a deviation of

0 to 8ºC and peak conditions 51 to 1000ºC with a temperature deviation of 0 to 11ºC.

Keywords: design, climate control, calcinations unit KR-260 E.

PENDAHULUAN

embuatan bahan bakar kernel U3O8 dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu proses pelarutan U3O8, pemurnian/ ektraksi, pengkondisian umpan pembuatan sol, pembuatan sol untuk proses gelasi,

aging, pencucian, pengeringan gel uranium, kalsinasi, reduksi, sintering dan pelapisan [1].

Unit kalsinasi KR-260 E merupakan peralatan proses yang digunakan untuk proses kalsinasi gel ADU U3O8 menjadi kernel U3O8 pada suhu 600 OC.Unit kalsinasi bertegangan 380 Volt 3 fase dengan arus 21 Amper dan daya 8000 Watt. Unit

kalsinasi mempunyai chamber berukuran lebar 26 cm tinggi 16 cm dan kedalaman 45 cm, sehingga mampu digunakan untuk proses kalsinasi dengan jumlah cuplikan relatif banyak ± 25 wadah [2].

Rancang bangun sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E dengan komponen utama kontrol suhu TK4M-B4RN. Kontrol suhu TK4M-B4RN mempunyai beberapa fasilitas meliputi: sumber tegangan input 100-240 Volt AC,

multi input sensor, output relay kontak dan fasilitas

komunikasi RS-485 [3]. Kontrol suhu berfungsi untuk mengontrol suhu secara otomatis pada proses

(2)

Triyono dan Adi Abimanyu ISSN 1410 – 8178 53 kalsinasi dengan sistem kalang tertutup. Prinsip dasar

dari suatu pengontrolan pada suatu proses yaitu mengatur sesuatu yang dapat mempengaruhi nilai tertentu, agar nilai tersebut terjaga kestabilannya [4].

Sensor suhu yang digunakan berupa termokopel tipe K 3 (NiCr-Ni) yang dapat digunakan pada daerah suhu 0-1250ºC, tetapi dalam aplikasinya hanya digunakan 80 % atau sekitar 1000ºC. Sensor suhu ditempatkan pada chamber dekat dengan cuplikan yang akan dikalsinasi dan untuk menghindari terjadinya korosi pada sensor suhu diperlengkapi dengan selongsong alumina [5].

Komponen yang diperlukan dalam rancang bangun sistem kontrol suhu meliputi: solid state relay 3 fase 25 Amper, relay kontak 220 Volt 5 Amperee,

power supply 24 Volt DC dan PLC T100MD2424.PLC T100MD2424+ memiliki 24 masukan digital, 24 keluaran digital dan 8 masukan/ keluaran analog yang ada didalamnya. PLC T100MD2424+ berfungsi untuk menyimpan narasi proses dalam bentuk program ladder danmelakukan kontrol urutan proses kalsinasi. PLC T100MD2424+ dilengkapi dua port untuk berkomunikasi dengan perangkat lain menggunakan protokol komunikasi

port RS-232 (COMM1) dan port RS-485 (COMM3).

PLC berfungsi sebagai master dalam sistem serta mengirimkan perintah dan menerima data dari kontrol suhu melalui port RS-485. Sistem kontrol suhu dirancang untuk dapat dioperasikan melalui panel kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E maupun melalui PC pada ruang kontrol.

Relay kontak 24 Volt DC arus 5 Amper berfungsi menghubungkan sumber tegangan 24 Volt

DC dari power supply ke solid state module 3 fase ke elemen pemanas pada unit kalsinasi KR-260E [6].

Untuk proses pengontrolan pemanas pada unit kalsinasi diperlukan solid state relay yang dikonktrol oleh keluaran kontrol suhu sesuai suhu setting yang diinginkan. Solid state module/ solid state relay merupakan saklar elektronik yang tidak mengandung bagian bergerak seperti relay mekanik. Solid state

relay mampu melakukan banyak tugas yang sama

sebagai relay elektromekanik (EMR). Perbedaan utama pada solid state relay (SSR) tidak memiliki bagian mekanik yang bergerak didalamnya [7].

Untuk menggerakkan solid state relay

diperlukan tegangan input 24 Volt DC berasal dari

power supply 24 Volt DC arus 3 Amper. Tegangan input 24 Volt DC ke solid state relay akan dikontrol

secara on-off oleh relay kontak 24 Volt DC yang diinstruksi oleh kontrol suhu TK4M-B4RN [8].

Blok diagram umum sistem akuisisi data dan kontrol ditunjukkan pada Gambar 1.

Masukan ke PLC T100MD2424+ dapat dilakukan melalui saklar on-off atau melalui PC dan menghasilkan output -24 VDC menggerakkan relay ke solid state relay 3 fase pada pemanas unit kalsinasi. Suhu pada pemanas dideteksi oleh termokopel sebagai input ke kontrol suhu melalui

port RS-485 ke PLC T100MD2424.

Dengan adanya rancang bangun sistem instrumen dan kontrol suhu diharapkan akan mempermudah pengperasian unit kalsinasi KR-260E dan memberikan data yang lebih akurat.

Gambar 1. Blok diagram umum sistem akuisisi data dan kontrol. Kontrol suhu Termokopel Furnace Saklar on-off Alarm RS-485 PLC RS23 2 PC I/O

(3)

54 ISSN 1410 – 8178 Triyono dan Adi Abimanyu

TEORI

Kontrol otomatik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya kontrol temperatur. Kontrol suhu TK4M-B4RN merupakan sistem kontrol lup tertutup, dimana sinyal keluarannya berpengaruh langsung pada aksi pengontrolan sehingga dinamai sistem kontrol berumpan balik [9].

METODOLOGI

Pelaksanaan rancang bangun sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E dilaksanakan sebagai berikut:

1. Dilakukan identifikasi terhadap beban meliputi: jumlah fase, tegangan, arus dan daya.

2. Dilakukan perancangan tata letak komponen padapanel utama ditunjukkan pada Gambar 2. Perencanaan tata letak komponen pada bagian utama dilakukan pada kotak berukuran 50x40x20 cm. Komponen yang diperlukan yaitu: power supply 24 Volt DC, ELCB 3 fase 30 Ampere, SSR 3 fase 25 Ampere, SSR 1 fase 25 Amper, relay kontak 24 Volt DC, PLC T100MD 2424, van 220 Volt, terminal kabel

input 4 pole 380 Volt dan terminal kabel

keluaran 12 pole 30 Amper. Power supply memberikan tegangan input 24 Volt DC ke PLC, relay kontak dan solid state relay 1 fase/ 3 fase.

3. Dilakukan perencanaan tata letak komponen pada pintu panel ditunjukkan pada Gambar 3. Perencanaan tata letak komponen pada pintu panel memerlukan komponen antara lain: lampu indikator tegangan input RST 220 Volt, pengukur tegangan input 220 Volt AC, kontrol suhu TK4M-B4RN, lampu indikator waktu operasi 3 Volt DC, lampu indikator operasi 220 Volt AC, saklar operasi on-off (power supply, kontrol suhu dan pemanas). Kontrol suhu TK4M-B4RN merupakan komponen utama untuk pengontrolan proses kalsinasi. Fasilitas yang dimiliki kontrol suhu antara lain: tegangan

input 100-240 Volt AC, multi input sensor, output relay kontak, komunikasi RS-485. Input sensor menggunakan termokopel tipe K3 yang

mempunyai daerah pengukuran 0-1250ºC, tetapi pada aplikasinya hanya digunakan sampai suhu 1000ºC.Output relay kontak digunakan untuk mengaktifkan solid state relay 3 fase ke pemanas.

4. Perencanaan pengaman arus bocorearth leakage

circuit breaker (ELCB) 3 fase 30 Ampere pada

sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E ditunjukkan pada Gambar 4. Beban yang dilayani earth leakage circuit breaker (ELCB) berupa beban 3 fase berupa elemen

pemanas pada unit kalsinasi, kontrol suhu dan fan. Dalam kondisi normal sumber tegangan 380 Volt AC 3 fase akan disalurkan oleh ELCB ke masing-masing beban. Jika terjadi kerusakan isolasi pada kabel listrik pada sistem instrumen kontrol yang menyebabkan terjadinya arus bocor melebihi 30 mAmpere, ELCB akantrip secara otomatis. Jika ELCB trip perlu dilakukan pengecekan ulang secara lebih teliti dan cermat, terutama pada sistem wiring [11]. Jikalau ELCB mengalami trip maka harus ada tindakan pengecekan ulang secara teliti terhadap sistim

wiring dan kondisi grounding.Jika pengecekan

telah dilakukan dan diyakini kebenarannya, tuas ELCB diposisikan pada kode 1 (hidup).

Kode Keterangan

ELCB 3 F

Earth leakage circuit breaker 3 fase

380 Volt 30 Amperee

SSR3F Solid state relay 3 fase 25 Amperee

SSR1 Solid state relay 1 arus 25 Ampere

SSR2 Solid state relay 2 arus 25 Ampere

PSA Power supply 24 Volt DC

V Van pendingin PSA

TM1 Terminal tegangan input 3 fase 380 Volt 30 Ampere

PLC Programmable logic control T100MD2424

TM2 Terminal output ke pemanas unit kalsinasi 380 Volt AC

Gambar 2. Perencanaan tata letak komponen pada bagian utama.

(4)

Triyono dan Adi Abimanyu ISSN 1410 – 8178 55

Kode Keterangan

RST Lampu indikator fase RST Vm Pengukur tegangan input KS Kontrol suhu TK4M-B4RN

T1-T10

Indikator timer 1-10 IPS Indikator power supply IKS Indikator kontrol suhu IP Indikator pemanas PS Power supply 24 Volt DC

P Pemanas unit kalsinasi

Gambar 3. Perancangan tata letak komponen pada pintu panel.

5. Perencanaan sistem wiring pada panel bagian utama ditunjukkan pada Gambar 5.

Perencanaan sistem wiring pada bagian utama menggunakan kabel serabut berukuran 1,5-4 mm. Sumber tegangan input 3 fase 380 Volt ke input ELCB dan ke pemanas menggunakan kabel serabut 4 mm. Untuk merapikan kabel menggunakan kabel dak berukuran 3x3 cm.Perencanaan sistem wiring harus dibuat secermat mungkin dan sejelas mungkin dan dijamin kebenarannya, karena menjadi dokumen instalasi.

6. Perencanaan sistem wiring pada bagian pintu ditunjukkan pada Gambar 6.Komponen yang terinstal pada bagian pintu dihubungkan ke komponen pada bagian utama secara benar dan aman menggunakan kabel serabut.Power supply

24 Volt DC diaktifkan melalui saklar S1 menghubungkan tegangan 220 Volt dari fase W keluaran ELCB menuju power supply (L). Power

supply mempunyai tugas utama memberikan

tegangan 24 Volt DC melayani PLC, relay kontak dan solid state relay 1 fase maupun 3 fase untuk mengoperasikan pemanas pada unit kalsinasi. Kontrol suhu disuplay oleh tegangan 220 Volt melalui saklar S2 untuk mengaktifkan solid state

relay 1 pin 3 (+) yang dilengkapi lampu indikator

LiKS. Untuk mengoperasikan pemanas pada unit kalsinasi dilakukan dengan mengaktifkan saklar S3 untuk menghubungkan sumber tegangan -24 Volt DC dari PSA ke input PLC pada nomor 1 dilengkapi dengan lampu indikator LiP.

Kode Keterangan

1,2,3 Sumber tegangan input 380 Volt AC 3 fase

2,4,6 Tegangan keluaran ELCB 380 Volt 3 fase 40 Ampere

N1 Kumparan 1 penarik tuas 3 fase N2 Kumparan 2 pengaman arus

ELCB Earth leakage circuit breaker 3 fase 40 Ampere

RSTN Tegangan keluaran ke pemanas/ beban 380 VAC

Gambar 4. Perencanaan pengaman arus bocor earth

leakage circuit breaker (ELCB) 3 fase30

Ampere pada sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E

(5)

56 ISSN 1410 – 8178 Triyono dan Adi Abimanyu Gambar 5. Perencanaan sistem wiring pada panel bagian utama

Gambar 6.a. Indikator tegangan dan voltmeter tegangan input

Gambar 6.b. Kontrol suhu pada chamber unit kalsinasi

Gambar 6.c. Saklar operasi dan indikator beban

Kode Keterangan

RSTN ELCB 3 fase 380 Volt 30 A LiR, LiS, LiT Lampu RST keluaran

ELCB

Vm Pengukur tegangan

F, N Fase , Netral

KSC Kontrol suhu chamber PSA +24 V Power supply +24 Volt DC RL2Pin7 Relay 2 pin 7

LT1-10 Indikator operasi timer 1-10 S1 Saklar power 24 Volt DC S3 Saklar operasi kontrol suhu S4 Saklar operasi pemanas PSA (N) Netral pada power supply PSA (L) Fase line pada power supply ELCB ®, N Keluaran ELCB fase R dan

N

Gambar 6. Perencanaan sistem wiring pada bagian pintu.

(6)

Triyono dan Adi Abimanyu ISSN 1410 – 8178 57 7. PLC berisi program ladder sesuai narasi proses

yang diinginkan dan mengendalikan relay kontak untuk mengaktifkan solid state relay 3 fase ke pemanas/ furnace unit kalsinasi. Inisialisasi terhadap PLC menggunakan I/O 1st.scan akan dieksekusi pada awal sistem dihidupkan. Ladder inisialisasi awal ditunjukkan pada Gambar

7.

Gambar 7.Ladder inisialisasi awal

Ladder dan list program untuk inisialisasi awal

tertampil pada Gambar 7 merupakan perintah untuk mengaktifkan protokol RS-485 pada COMM3 yang digunakan membaca nilai pengontrol suhu dengan nilai baud rate.

8. Ladder kendali I/O ditunjukkan pada Gambar 8.Pada sistem dibuat ladder masukan berupa

normally open (NO) berupa kontak pemanas

berfungsi mengaktifkan elemen pemanas secara manual. KUNCI_PC berguna mengunci relay internal yang dipakai sebagai pengendali otomatis melalui program HMI. Pada Gambar 8 menunjukkan ruang pertama kontak pemanasakan memicu PEMANAS_ON menjadi aktif. PEMANAS_ON dapat juga diberi kontak dengan relay internal mengaktifkan pemanas: START_PEMANAS danS TOP_PEMANAS.

Gambar 8. Ladder kendali I/O

9. Ladder diagram mode kendali menggunakan program HMI ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Ladder diagram mode kendali menggunakan program HMI

Relay internal SENDSUHU difungsikan untuk menghidupkan fungsi BCSUHU untuk menampilkan nilai suhu pada pengontrol suhu ke program HMI dengan membaca alamat data memori pada PLC yang ditunjukkan pada Gambar 9.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah dilakukan rancang bangun sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E. Kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum konstruksi yaitu melakukan identifikasi beban yang akan dilayani oleh sistem kontrol suhu meliputi: jumlah fase, tegangan, arus dan daya unit kalsinasi KR-260E. Identifikasi beban secara rinci merupakan unsur penting didalam perencanaan panel intrumen. Identifikasi beban dilakukan dengan cara membaca data name plate atau melalui manual book alat. Identifikasi beban elemen pemanas pada unit kalsinasi ditunjukkan pada Tabel 1.

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa, tegangan antar fase R, S dan T menunjukkan tegangan 381,0-385,2 Volt AC. Tegangan yang terukur pada masing-masing fase R, S dan T terhadap netral 220,2-221,4 Volt AC dengan arus 10,84-19,40 Ampere AC dengan daya 2386,968-4295,16 Watt. Hasil identifikasi beban dapat digunakan untuk menentukan pengaman arus bocor berupa earth leakage circuit breaker (ELCB) 3 fase.Besarnya arus kerja pada sistem instrumen kontrol suhu dapat ditentukan menggunakan rumus: I Strat ≥ 1,5. I Nominal atau I Start ≥ 1.5x19,4= 29,1 Ampere, dipilih ELCB dengan arus 30 Ampere [10].

Tabel 1. Identifikasi beban elemen pemanas pada unit kalsinasi.

Objek Hasil identifikasi Keterangan Voltase (V) Arus (A) Daya (W) Fase R-S 385,2 - - Tegangan antar fase Fase S-T 381 - - Tegangan antar fase Fase R-T 381,1 - - Tegangan antar fase Fase R-N 220,2 10,84 2384,96 Tegangan fase netral Fase S-N 221,4 19,40 4295,16 Tegangan fase netral Fase T-N 220,2 10,90 2400,18 Tegangan fase netral

(7)

58 ISSN 1410 – 8178 Triyono dan Adi Abimanyu Tabel 2. Uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu

pada unit kalsinasi KR-260E Waktu uji, menit Suhu chamber, OC Laju panas, OC/menit Keterangan 0 27 0 Awal uji 2 50 11,5 5 100 14,6 7 150 17,57 10 200 17,30 14 250 15,92 21 300 13 31 350 10,41 42 400 8,88 56 450 6,82 72 500 6,56 91 550 5,74 112 600 5,11 135 650 4,61 159 700 4,23 185 750 3,90 209 800 3,69 235 850 3,50 267 900 3,26 298 950 3,09 334 1000 2,91 Suhu tercapai Bahwa 30 % gangguan listrik pada suatu instalasi bukan disebabkan oleh beban listrik ataupun hubung singkat, tetapi akibat gangguan isolasi yang disebabkan oleh perlengkapan dan pengkabelan yang buruk dan menyebabkan kerusakan pada peralatan.Direkomendasikan adanya pengaman tambahan berupa pengaman arus bocor untuk mencegah berbagai resiko masuknya listrik kedalam tubuh manusia. Standar IEC kini sudah menetapkan pemasangan pengaman arus bocor dengan sensitivitas 30 mAmpere dan akantrip, jika arus bocor melebihi 30 mA [11].Uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E ditunjukkan pada Tabel 2.

Hasil uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E menunjukkan bahwa suhu optimum diperoleh 1000 OC dengan waktu uji 0-334 menit memberikan laju panas 0-17,57 OC/ menit. Laju panas maksimum terjadi pada suhu

setting 150 OC dengan waktu uji 7 menit, hal ini terjadi dikarenakan arus pemanas masih dalam kondisi maksimal dan waktu uji relatif masih kecil. Untuk mencapai suhu setting 200-1000 OC diperlukan waktu uji 10-334 menit diperoleh laju panas 17,30-2,91 OC/menit.Uji fungsi kestabilan kontrol suhu pada setting 50-1000 OC unit kalsinasi KR-260E ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji fungsi kestabilan kontrol suhu pada

setting 50-1000 OC unit kalsinasi KR-260E. Suhu setting , OC Kestabilan suhu, OC Deviasi suhu, OC/menit Aras Bawah Aras Atas Aras Bawah Aras Atas 50 50 51 0 1 100 100 101 0 1 150 148 161 2 11 200 198 211 2 11 250 248 254 2 4 300 292 303 8 3 350 346 353 4 3 400 395 401 5 1 450 449 452 1 2 500 500 500 0 0 550 550 552 0 2 600 600 600 0 0 650 650 650 0 0 700 699 703 1 3 750 747 753 3 3 800 797 808 3 8 850 850 850 0 0 900 898 903 2 3 950 949 951 1 1 1000 998 1000 2 0

Hasil uji fungsi kestabilan kontrol suhu pada suhu setting 50-1000 OC menunjukkan bahwa, kestabilan pada suhu terendah diperoleh antara 50-998 OC dengan deviasi suhu sebesar 0-8 OC. Kestabilan pada suhu tertinggi diperoleh antara 51-1000 OC dengan deviasi suhu sebesar 1-11 OC.Kontrol suhu bekerja pada kondisi on dengan deviasi maksimum 8 OC/ menit dan pada kondisi

off dengan deviasi 11 OC/menit. Sebelumnya pernah dilakukan penelitian mengenai instalasi kontrol suhu menggunakan autonics TZN4H-14S dengan keluaran relay kontak 220 Volt sebagai pemicu relay kontak 3 fase terhadap pemanas, tetapi belum bisa dikonek dengan PC/ computer [2]. Kemudian dikembangkan dengan sistem instrumen kontrol menggunakan perangkat PLC T100MD2424 yang dapat dikoneksi dengan PC/ komputer.

KESIMPULAN

Rancang bangun meliputi: sistem pengaman arus bocor menggunakan ELCB 3 fase dengan kemampuan arus maksimal 30 Ampere, perancangan tata letak komponen pada bagian utama dan pintu. Hasil uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada suhu setting antara 50-1000ºC diperlukan waktu 0-334 menit dan diperoleh laju panas 0-17,57ºC/ menit. Uji fungsi kestabilan

(8)

Triyono dan Adi Abimanyu ISSN 1410 – 8178 59 kontrol suhu padasetting 50-1000ºC diperoleh

kondisi laju panas terendah 2,91ºC/ menit dan pada kondisi ini arus pemanas terus menurun. Laju panas minimal terjadi pada suhu setting 1000ºC diperoleh dengan waktu uji 334 menit dan arus pemanas telah mencapai harga terendah, sehingga untuk mencapai suhu optimum diperlukan waktu relatif lama dan laju panas yang diperoleh cenderung pada harga terendah. Uji fungsi pada suhu setting 50-1000ºC diperoleh kestabilan suhu aras bawah 50-998ºC dengan deviasi suhu aras bawah sebesar 0-8ºC, sedangkan pada kestabilan suhu aras atas 51-1000ºC diperoleh deviasi suhu aras atas 0-11ºC.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kegiatan ini telah dibiayai oleh anggaran DIPA tahun 2014 terkait program proses pembuatan kernel U3O8.Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk V. Bambang Suwondo, Bpk Parimun, Sdri Asri Ratna Fitriani dan Ibu Sri Widiyati atas segala bantuannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Supardjono Mudjiman, Sri Rinanti Susilowati, Triyono, Pengaruh Kecepatan dan Waktu

Pemanasan Pada Kalsinasi Gel ADU Menggunakan Tungku Terprogram Tipe Vulcan 3-1750 Terhadap Bentuk Fisis Kernel U3O8. Prosiding Seminar Penelitian Dan

Pengelolaan Perangkat Nuklir PSTA-BATAN, Yogyakarta, 9-10 Juni 2015.

2. Triyono, Instalasi Kontrol Suhu TZN4H-14S

Pada Unit Kalsinasi KR-260E, Makalah Tidak

Terbit, PSTA-BATANYogyakarta, No: PSTA 3.01.001/ 2014.

3. Anoname, Manual Temperature Controller

TK4 Series, Autonics Coorporation, Korea.

4. Triyono, Instalasi Sistem Kontrol Suhu

Shimaden SR-93 Pada Unit Kalsinasi BMF-14, Prosiding Seminar Penelitian Dan Pengelolaan Perangkat Nuklir PSTA-BATAN, Yogyakarta, 9 September 2014.

5. Anoname, The Temperature Hand Book, Volume 80 Ohmega, USA.

6. Asri Ratna Fitriani,Rancang Bangun Otomatisasi Pada Proses Kalsinasi Butiran ADU (Amonium Diuranate) Menjadi Butiran U3O8, Program Studi Elektronika dan

Instrumentasi, Jurusan Ilmu Komputer dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2014.

7. www.scrib.com/doc/34490577/MAKALAH-Solid state-relay#scrib

8. www.trcelektronics.com/24-volt-power-supply.shtml

9. Edi Leksono,IR, Teknik Kontrol Automatik, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jl. Kramat IV No 11, Jakarta 10420, 1985.

10. Triyono, Supardjono Mudjiman, Nur Hidayat, 2013, Pembuatan Panel Sumber Tegangan

380/ 220 Volt Arus 63 Ampere Keluaran Relay AC Pada Unit Pelapisan Kernel UO2,

Prosiding Seminar Penelitian Dan Pengelolaan Perangkat Nuklir PTAPB-BATAN, Yogyakarta, 11 September 2013. 11. www.schneder-electric.co.id/documents/company/event/ELC B.pdf.

TANYA JAWAB

Eko P.

– Saran: sebaiknya sistem yang bapak rancang dibuat redundan dengan panelkendali secara manual dikembangkan dengan PLC sehingga bila terjadi trouble dengan computer sistem bapak tetap dapat dioperasikan secara manual. Triyono

Akan dipelajari dan dikembangkan dengan cara menambah perangkat input yang dapat mengganti perangkat PC bilamana terjadi kerusakan PC.

Gambar

Gambar 1. Blok diagram umum sistem akuisisi data dan kontrol.
Gambar 2. Perencanaan tata letak komponen     pada  bagian utama.
Gambar  3.  Perancangan  tata  letak  komponen  pada pintu panel.
Gambar 6.a. Indikator tegangan dan voltmeter  tegangan input
+3

Referensi

Dokumen terkait

Di antara kandungan ayat yang mulia ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada umat Islam agar mereka melaksanakan thawaf di Baitullah Ka’bah, sebagai rumah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kawasan hutan mangrove Desa Gunung Sembilan Kecamatan Sukadana dapat disimpulkan nilai kepadatan kedabu

The numerical study was done by mathematically modeling a double cylinder inline 650cc gasoline engine with crank angle 0o for rubber mount and simulating its dynamic behavior for

Namun dalam menghitung laju aliran bahan bakar yang masuk dapat melalui persamaan (2.17) dengan melibatkan perhitungan efisiensi dengan metode direct atau

94 Tabel 38 Responden non kelompok peternak berdasarkan jenis bibit ternak sapi potong yang dipelihara, sanitasi kandang, penanganan limbah kotoran, pemberian konsentrat

Melalui penelitian ini, peneliti dan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai dalam proses pembelajaran melalui metode yang diterapkan khususnya

Informasi biaya yang diperoleh tersebut dapat dipakai oleh manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, terutama yang menyangkut

Akan tetapi pada abad ke- 12 secara tiba-tiba perkembangan filsafat Islam terhenti, karena mendapat serangan dari ahli-ahli agama. Banyak ahli-ahli filsafat dihukum