Acuan Normatif dalam penentuan jaringan air limbah:
1. Keputusan Direktur Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.43/Kpts/Ck/1999
2. Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan
Tata cara perencanaan tangki septik dengan Sistem resapan di maksudkan sebagai acuan dan masukan bagi perencana dalam prosedur pembangun tangki septik dengan sistem resapan dengan ukuran dan batasan untuk menentukan kebutuhan minimum fasilitas tangki septik dengan sistem resapan pada kawasan permukiman.
Persyaratan teknis meliputi bahan bangunan harus kuat, tahan terhadap asam dan kedap air bahan bangunan dapat dipilih untuk bangunan dasar. Penutup dan pipa penyalur air limbah adalah batu kali, bata merah, batako, beton bertulang, beton tanpa tulang, PVC, keramik, plat besi, plastik dan besi. Bentuk dan ukuran tangki septik disesuaikan dengan Q jumlah pemakai, dan waktu pengurasan.
Gambar Tangki septik Konvensional Gambar Modifikasi TangkiSeptik
Gambar Sistem Resapan
3. Tata Cara Penimbunan Tanah Untuk Bidang Resapan Pada Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga
Disain sistem parit harus mengikuti ketentuan antara lain, effluent harus dialirkan disekitar timbunan mellui sistem parit pada lapisan tanah dengan permeabilitas rendah dengan muka air tanah rendah atau muka air tanah tinggi, lebar parit harus 60-120cm.
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Baku mutu air limbah domestik adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air permukaan. Pengolahan air limbah domestik terpadu adalah sistem pengolahan air limbah yang dilakukan secara bersama-sama (kolektif) sebelum dibuang ke air permukaan.
Baku mutu air limbah domestik dalam Pasal 4 keputusan ini berlaku bagi : a. Semua kawasan permukiman (real estate), kawasan perkantoran, kawasan
perniagaan, dan apartemen;
b. Rumah makan (restauran) yang luas bangunannya lebih dari 1000 meter persegi; dan
c. Asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang atau lebih
Tabel Baku Mutu Air Limbah
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
BOD Mg/l 100
TSS Mg/l 100
Minyak dan Lemak
Mg/l 10
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Sistem pembuangan air limbah setempat adalah sistem permbuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tanki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja. Baku mutu air limbah domestik adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air permukaan.
Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi Lingkungan dan Persampahan)
Air limbah permukiman
a) Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.
b) Tersedianya sistem air limbah skala komunitas atau kawasan atau kota.
SPM Bidang Air Baku Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari hari.
Kinerja Sistem Jaringan Penyediaan Air Baku adalah kemampuan sistem jaringan untuk membawa sejumlah air dari sumbernya ke Instalasi Pengolah Air sesuai waktu dan tempat berdasarkan rencana pencapaian akses terhadap air bersih yang ditetapkan dalam target MDGs bidang Air Minum;
a. Definisi Operasional
1. Bahwa kewajiban pemerintah berdasarkan target MDGs adalah menyediakan air bersih secara kontinyu yang dapat diakses paling tidak oleh 68.87 % (rata-rata) masyarakat Indonesia.
2. Kebutuhan minimal setiap orang akan air bersih per hari adalah 60 liter atau 0,06 m³.
b. Nilai SPM keandalan ketersediaan air baku
Merupakan rasio ketersediaan air baku secara nasional yang merupakan kumulatif dari masing-masing Instalasi Pengolah Air terhadap target MDGs kebutuhan air baku secara nasional yang telah ditetapkan.
c. Cara perhitungan atau rumus
SPM keandalan ketersediaan air baku adalah rasio ketersediaan air baku (m3/tahun) secara nasional yang merupakan kumulatif dari masingmasing Instalasi Pengolah Air terhadap target MDGs kebutuhan air baku (m³/ tahun) secara nasional yang telah ditetapkan.
SPM keandalan ketersediaan air baku =
Σ Ketersediaan air baku (m³/tahun) dari Instalasi Pengolahan Air Σ Kebutuhan air baku (m³/tahun) berdasarkan Target MDGs
Air Limbah Permukiman
1. Tersedianya Sistem Air Limbah Setempat yang Memadai
Kriteria tingkat pelayanan adalah bahwa sebuah kabupaten/kota dengan jumlah masyarakat minimal 50.000 jiwa yang telah memiliki tangki septik (sesuai dengan standar teknis berlaku) diharapkan memiliki sebuah IPLT yang memiliki kualitas efl uen air limbah domestik tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah ditetapkan. Nilai SPM tingkat pelayanan adalah jumlah masyarakat yang dilayani dinyatakan dalam prosentase jumlah masyarakat yang memiliki tangki septik pada tahun akhir SPM terhadap jumlah total masyarakat yang memiliki tangki septik di seluruh kabupaten/kota.
Cara Perhitungan/Rumus
SPM tingkat pelayanan adalah persentase jumlah masyarakat yang memiliki tangki septik pada pada akhir pencapaian SPM terhadap jumlah total masyarakat yang memiliki tangki septik di seluruh kabupaten/kota. Atau, dirumuskan sbb.:
SPM tingkat pelayanan = £ akhir thn pencapaian SPM Tangki septik yang dilayani
£ seluruhkab / kota Total tangki septik
2. Tersedianya Sistem Air Limbah Skala Komunitas/Kawasan/Kota
Kriteria ketersediaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah adalah bahwa pada kepadatan penduduk > 300 jiwa/ha diharapkan memiliki sebuah sistem jaringan dan pengolahan air limbah skala komunitas/kawasan/kota dengan kualitas efl uen instalasi pengolahan air limbah tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah ditetapkan. Nilai SPM ketersediaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah adalah nilai tingkat pelayanan sistem jaringan dan pengolahan air limbah dinyatakan dalam prosentase jumlah masyarakat yang terlayani sistem jaringan dan pengolahan air limbah skala komunitas/kawasan/kota pada tahun akhir SPM terhadap jumlah total penduduk di seluruh kabupaten/ kota tersebut. Sewerage Skala Komunitas adalah upaya pembuangan air limbah dari rumahrumah langsung dimasukkan ke jaringan pipa yang dipasang di luar pekarangan yang dialirkan kesatu tempat (pengolahan) untuk diolah sampai air limbah tersebut layak dibuang ke perairan terbuka dan diutamakan untuk kawasan permukiman kumuh dengan maksimum pelayanan 200 KK. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) adalah rangkaian unit-unit pengolahan pendahuluan, pengolahan utama, pengolahan kedua dan pengolahan tersier bila diperlukan, beserta bangunan pelengkap lainnya, yang dimaksudkan untuk mengolah air limbah agar bisa mencapai standar kualitas baku mutu air limbah yang ditetapkan.
Cara Perhitungan atau Rumus Rumus:
SPM ketersediaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah adalah persentase jumlah masyarakat yang terlayani sistem jaringan dan pengolahan air limbah skala komunitas/kawasan/kota pada tahun akhir SPM terhadap jumlah total penduduk di seluruh kabupaten/kota tersebut. Atau, dirumuskan sbb :
SPM ketersediaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah =
£ seluruhkab / kota Penduduk
No Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal
Batas Waktu Pencap
aian
Keterangan
Indikator Nilai 1. Penyehatan
Lingkungan Permukiman (Sanitasi Lingkungan dan
Persampahan)
Air Limbah Permukiman
Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai
60% 2014
Dinas yang membidangi Pekerjaan Umum Tersedianya sistem
air limbah skala komunitas/kawasan
/kota 5% 2014
Dinas yang membidangi Pekerjaan Umum
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
6. KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL) No.534/KPTS/M/2001
N water yang baik ke septik tank, tanpa ada kebocoran dan bau • Tidak ada rembcsan langsung/pencemaran air tinja dari septik tank ke air tanah.
• Efisien removal BOD dan SS >=85%
• Tidak ada komplain thd permintaan
• System onsite lebih diarahkan untuk kot asedang kecil dgn kepadatan rata-rata > = 200 jiwa/ha,dgn taraf muka air tanah > 2 m, dan potensi cost recovery yang belum mendukung untuk
• Tidak ada separasi antara grey water thd black water,tetapi disain sewarage dapat bersatu dengan storm sewer
N
• Tidak ada blokade dan/atau kebocoran
− Pengendapan lumpur tinja 0,2-0,3 lr/or/hari
− Sarana sanitasi individual u/IKK
− Sarana sanitasi komunal> IKK
− MCK di tempat Umum untuk 100-250 ribu Orang − Truk tinja @ m3u/10000KK
− Modul IPLT disiapkan u/ pelayanan 100.000 jiwa: kolom lumpur, oxydation ditc/ponds, sludge thickener, digester dan sludge drying bed; keb.lahan = 2ha/100.000 jiwa.
− Sistem offsite sesuai dengan rekomendasi FS dan hasil DED perhitungan debit ab, jaringan dan dimensi sewer, dan sistem PAL (mis : Tricking,