ANALISIS PEMBENTUKAN
PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL
(Studi pada Saham yang Tercatat di Indeks LQ-45)
SKRIPSI
Oleh Mustain 02610313
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS PEMBENTUKAN
PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL
(Studi pada Saham yang Tercatat di Indeks LQ-45)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Mustain 02610313
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS PEMBENTUKAN
PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL
(Studi pada Saham yang Tercatat di Indeks LQ-45)
SKRIPSI
Oleh
Mustain
02.610.313
Diterima dan disahkan Pada tanggal ………..
Pembimbing:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.Warsono, M.M. Drs. Jihadi M.Si
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen
DAFTAR ISI SKRIPSI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
DAFTAR TABEL...iii
DAFTAR GAMBAR...iv
DAFTAR LAMPIRAN...v
ABSTRAKSI...vi
ABSTRACTS...vii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah...5
C. Batasan Penelitian...6
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...8
A. Landasan Hasil Penelitian Terdahulu...8
B. Landasan Teori...8
1. Keputusan Investasi pada Saham...8
2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Harga Saham...10
3. Pembentukan Portofolio Efisien dan Optimal...12
4. Metode Penentuan Portofolio Optimal...12
C. Kerangka Pikir Penelitian...21
BAB III METODE PENELITIAN...23
A. Jenis Penelitian...23
C. Teknik Pengambilan Data...24
D. Data dan Sumber Data...24
E. Teknik Pengumpulan Data...25
F. Teknik Analisis Data...25
BAB IV HASIL PENELITIAN...31
A. Gambaran Umum Data Penelitian...31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Salah satu saham yang diperjual-belikan di Bursa Efek Jakarta yaitu saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ-45. Saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ-45 merupakan kumpulan saham pilihan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu, yang termasuk ke dalam kriteria saham Indeks LQ-45 yaitu saham yang memenuhi kriteria ranking tinggi pada total transaksi, nilai transaksi, dan frekuensi transaksi.
Saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ-45 menggambarkan pertumbuhan harga saham yang tergabung pada kelompok tersebut. Kelompok saham yang termasuk LQ-45 tidak bersifat tetap, setiap enam bulan sekali ada penetapan kembali saham yang memenuhi kriteria serta mengeluarkan saham yang tidak lagi memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan. Posisi saham yang tereliminasi akan di isi oleh saham pada ranking berikutnya, dan setiap tiga bulan sekali ada evaluasi.
tinggi, yang kedua saham-saham yang menjadi objek penelitian adalah saham yang termasuk pada indeks saham LQ-45 selama periode penelitian sehingga dapat dipastikan bahwa saham-saham tersebut memiliki rating yang tinggi dibandingkan dengan anggota saham yang lainnya dan diasumsikan sebagai saham-saham yang selalu di cari oleh para pelaku pasar modal khususnya para investor.
Indeks LQ 45 menggambarkan pertumbuhan harga saham yang tergolong pada kelompok tersebut. Pada awal 2003, kelompok indeks harga saham LQ 45 pada posisi 87,8 dan 30 April 2004 pada posisi 170,6. Berarti, kenaikan atau
return saham pada waktu tersebut sebesar 72,8 poin atau 82,9%. Keseluruhan indeks harga saham gabungan (IHSG) dari posisi 409,1 menjadi 783,4 atau naik 91,4%. Hasil analisis statistik menunjukkan, perubahan harga saham pada LQ 45 bisa sebagai faktor penjelas (koefisien determinasi) terhadap perubahan IHSG. Kenaikan atau penurunan harga saham pada LQ 45 akan berpengaruh signifikan terhadap kenaikan atau penurunan IHSG juga sebaliknya.
Tujuan investasi bagi para investor adalah untuk memaksimalkan return yang diharapkan dari tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat pengembalian tertentu, hal ini bisa menggunakan dengan portofolio saham, dan untuk memperkecil risiko maka investor disarankan membeli saham dari beberapa perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi risiko investasi saham adalah dengan melakukan diversifikasi kepemilikan saham, yaitu dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan membentuk portofolio.
Dalam berinvestasi ada dua faktor yang paling dipertimbangkan dalam pengembalian investasi, yaitu tingkat pengembalian (Ri) dan risiko (σi). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa terdapat hubungan yang alami antara besarnya pengembalian dan risiko, karena semakin besar pengembalian yang diharapkan maka akan semakin besar pula risiko yang akan dihadapi.
Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian yang tingi, akan tetapi tidak menyukai adanya risiko. Tingkat pengembalian yang tinggi akan selalu di ikuti dengan risiko yang tinggi pula, sehingga tidaklah tepat jika tujuan investasi adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang setinggi-tingginya karena hal ini akan di ikuti dengan resiko yang tinggi pula.
tingkat risiko tertentu. Prinsip portofolio selain menghindari risiko juga untuk memaksimalkan return sebab tidak pada semua investasi pengembaliannya akan meningkat bilamana seseorang atau investor menambahkan modalnya.
Hakikat dari pembentukan portofolio yang efisien dan optimal adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi saham, yaitu mengalokasikan sejumlah dana investor pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif agar dana yang dikeluarkan oleh investor dapat menghasilkan pengembalian yang optimal.
Untuk membentuk suatu portofolio optimal dapat menggunakan Model Indeks Tunggal (Single Index Model). Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar.
mewakili kenyataan sesungguhnya tergantung dari seberapa besar asumsi-asumsi ini realistis.
Investor juga harus dapat menentukan jenis saham apa yang mempunyai karakteristik searah dengan perubahan IHSG misalnya indeks saham LQ-45, hal ini agar investor mendapatkan pengembalian yang sesuai dengan harapan dan dengan risiko yang sesuai. Saham-saham yang membentuk LQ-45 adalah saham yang cenderung stabil karena saham tersebut termasuk saham-saham yang mudah diperjual-belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat, dengan mudahnya saham-saham LQ-45 diperjual-belikan maka akan dapat menunjukkan suatu portofolio yang optimal antara return dan risiko yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Analisis Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal (Studi pada Saham yang Tercatat di Indeks LQ-45).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang seperti yang diatas, maka peneliti merumuskan pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Saham apa saja yang masuk menjadi portofolio optimal pada saham yang Tercatat di Indeks LQ-45?
C. Batasan Penelitian
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi pembahasan penelitian pada hal-hal berikut:
1. Saham-saham yang dibahas terbatas pada saham-saham
yang termasuk dalam Indeks LQ-45 pada periode Januari - Desember 2006. 2. Harga saham harian di ambil dari harga penutupan
saham perusahaan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
3. Pengukuran tingkat suku bunga bebas risiko dalam perhitungan tingkat pengembalian (return) menggunakan tingkat suku bunga SBI 30 hari.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui saham apa saja yang dapat dibentuk menjadi portofolio optimal pada saham yang tercatat di Indeks LQ-45.
b. Untuk mengetahui tingkat pengembalian dan tingkat risiko portofolio saham yang tercatat di Indeks LQ-45.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Investor saham yang masuk kategori Indeks LQ-45
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor untuk memilih suatu portofolio, agar dalam investasinya mendapatkan return
.
b. Bagi peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Hasil Peneliti Terdahulu
Penelitian tentang pembentukan portofolio optimal pernah dilakukan oleh Kurniawan pada tahun 2003 dengan judul “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal dalam Rangka Pemilihan Saham di Bursa Efek Jakarta”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Portofolio optimal yang terdiri dari 6 saham dengan return
ekspektasi portofolio sebesar 0,04670 dan rata-rata varian portofolio 0,01148 dengan komposisi proporsi saham yang membentuk portofolio optimal terdiri dari Bimantara Tbk. 48,782%, Bank Central Asia Tbk. 8,307%, Centrin Online Tbk. 4,244%, Unilever Tbk. 24,710%, Telekomunikasi Indonesia Tbk. 12,234%, dan Jakarta International Hotel and Developer Tbk sebesar1,722%.
B. Landasan Teori
1. Keputusan investasi pada saham
Ada dua faktor yang paling dipertimbangkan dalam pengambilan investasi, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian tertinggi, tetapi tidak menyukain adanya risiko. Tingkat pengembalian yang tinggi, akan selalu diikuti risiko yang tinggi. Jadi, tidak tepat jika tujuan investasi adalah untuk mendapat tingkat pengembalian yang setinggi-tingginya, karena hal ini akan diikuti oleh risiko yang tinggi pula.
Dalam rangka untuk menyeimbangkan antara tingkat pengembalian dan risiko ini diperlukan pengelolaan investasi, sehingga akan diperoleh investasi yang rasional, dalam arti dengan risiko yang sekecil-kecilnya untuk mendapat tingkat pengembalian tertentu atau dengan risiko tertentu akan memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya.
Ada lima faktor dalam proses investasi yaitu: a. Menentukan tujuan investasi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tujuan investasi yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan, apabila dana cukup tersedia maka investor menginginkan hasil yang maksimal dengan risiko tertentu.
b. Melakukan analisis
mengidentifikasi efek yang salah harga. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat dipergunakan yaitu pendekatam fundamental dan pendekatan teknikal.
c. Melakukan pembentukan portofolio
Dalam melakukan pembentukan portofolio perlu dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut.
d. Melakukan evaluasi kinerja portofolio
Dalam hal ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk baik terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan maupun terhadap risiko yang ditanggung.
e. Melakukan revisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi. Dari hasil evaluasi selanjutnya dilakukan revisi (perbaikan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika ada komposisi portofolio yang sudah dibentuk dan tidak sesuai dengan tujuan, misalnya rate of return-nya lebih rendah dari yang diharapkan.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham
terdapat empat faktor yang mendasari perubahan harga saham yaitu: 1) tingkat kegiatan industri, 2) tingkat inflasi, 3) perbedaan antara tingkat bunga jangka pendek dan jangka panjang, dan 4) perbedaan antara tingkat keuntungan obligasi yang berisiko tinggi dan berisiko rendah.
Perubahan harga saham pada dasarnya di pengaruhi oleh informasi-informasi yang di terima oleh investor, yaitu informasi-informasi yang berasal dari faktor fundamental, faktor teknikal, serta faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan pemerintah. Penjelasan dari berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham (menurut Ubai Dillah yang dikutip oleh yusnita 2003;26) adalah sebagai berikut:
a. Faktor-faktor Fundamental
Faktor fundamental merupakan informasi yang berkenaan dengan kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan ini sendiri berkaitan dengan kondisi internal perusahaan, industri sejenis, dan prospek perusahaan.
b. Faktor-faktor Teknikal
c. Faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan pemerintah
Faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan pemerintah dapat mempengaruhi prospek dan perkembangan perusahaan dan selanjutnya juga akan mempengaruhi bersa efek.
3. Pembentukan portofolio efisien dan optimal
Portofolio optimal merupakan pilihan dari berbagai sekuritas dari portofolio efisien. Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio optimal ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio.
4. Metode penentuan portofolio optimal
Model Indeks Tunggal (Single Index Model) dapat menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan dalam perhitungan model Markowitz. Disamping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return
Return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Jogiyanto, 2000;203). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat return suatu saham akan berkolerasi dengan perubahan pasar.
Korelasi antara return suatu saham dengan return indeks pasar dapat digunakan sebagai penilaian yang dapat menentukan besarnya return dari suatu saham yang dapat dituliskan dengan (Elton dan Gruber, 1984;108):
Ri = ai + βi Rm (1)
dimana:
Ri = return sekuritas ke-i
ai = suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return
sekuritas ke-i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar
βi = Beta, yaitu koofisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari
perubahan Rm
Rm = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan variabel acak
Persamaan diatas memecah return suatu saham menjadi dua bagian, yaitu
return unik (unique return) yang tidak terpengaruh dengan perubahan pasar (variabel ai) dan return yang dipengaruhi oleh perubahan pasar (βi Rm). βi
Variabel ai dapat dipecah menjadi nilai yang diekspektasi (expected value) αi serta kesalahan residu (residual error) eisebagai berikut:
ai = αi + ei (2)
dimana kesalahan residu adalah kesalahan estimasi karena adanya perbedaan nilai antara nilai ekspektasi dengan nilai realisasinya. Selanjutnya persamaan diatas dapat disubtitusikan dalam rumus (10) dan didapat persamaan model indeks tunggal sebagai berikut:
Ri = αi + βi Rm+ ei (3)
dimana:
αi = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independent terhadap return
pasar
ei = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai
ekspektasinya sama dengan nol atau E(ei) = 0.
Persamaan model indeks tunggal berdasarkan pembentukan persamaan (Suad Husnan, 2001;104):
E(ei) = 0, untuk setiap saham i = 1,2,3,..,..,N
dengan berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu dari sekuritas ke-j atau ei tidak berkovari (berkorelasi) dengan ej
Cov(ei,ej) = 0 (4)
besarnya Cov(ei,ej) dapat juga ditulis sebagai berikut:
Cov(ei,ej) = E([ei – E(ei)] x [ej – E(ej)]) (5)
Karena secara konstruktif bahwa E(ei) dan E(ej) adalah sama dengan nol, maka:
Cov(ei,ej) = E([ei – 0] x [ej – 0])
= E(ei x ej) (6)
b. Return indeks pasar tidak berkolerasi dengan unique return: E[ei(Rm – E(Rm))] = 0, untuk setiap saham i = 1,2,3,..,..,N
c. Sekuritas hanya dipengaruhi oleh pasar:
E(ei,ej) = 0 (7)
perdefinisi:
Variance ei = E(ei)2 = σei2 (8)
Variance Rm = σm2 (9)
Untuk sekuritas, penggunaan model indeks tunggal menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan, deviasi standar tingkat keuntungan dan
covariance antar saham sebagai berikut (Suad Husnan, 2001;105): a. Tingkat keuntungan yang diharapkan:
E(Ri)=αi+βiE(Rm) (10)
b. Variance tingkat keuntungan:
c. Covariance tingkat keuntungan sekuritas i dan j:
σij = βi βjσm2 (12)
Lebih jauh penjelasan tentang kovarian (covariance) antara return saham i dan saham j menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return
saham i dan j. Kovarian dapat dibagi dalam tiga nilai, yaitu (Jogiyanto, 2000;145):
a. Nilai kovarian yang positif, menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang sama, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya juga meningkat dan demikian juga sebaliknya.
b. Nilai kovarian yang negatif, menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang berlawanan, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya menurun. Atau jika satu menurun, yang lainnya meningkat. Nilai dari dua
return saham yang bergerak kearah berlawanan ini menunjukkan bahwa rugi di satu saham akan di kompensasi dengan untung di saham yang lain. Implikasinya adalah investasi saham dengan kovarian yang negatif di dalam portofolio akan mengurangi dan bahkan untuk kasus tertentu (jika korelasinya negatif sempurna) dapat menghilangkan semua risiko.
c. Nilai kovarian yang nol, menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel
Model indeks tunggal menunjukkan bahwa return ekspektasi terdiri dari dua komponen return, yaitu return unik yang tidak terpengaruh oleh perubahan pasar (variabel αi) dan return yang dipengaruhi oleh perubahan
pasar, yaitu βi E(Rm). Demikian pula varian sekuritas memiliki dua komponen,
yaitu risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu βi2
σm2, dan risiko unik masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu σei2.
Kesalahan residu (ei) dimana varian dari kesalahan residu (residual error)
ini (σei2) menunjukkan unsystematic risk sekuritas i. Sebaliknya kovarian
hanya tergantung pada risiko pasar. Ini berarti model indeks tunggal menunjukkan bahwa satu-satunya alasan mengapa saham-saham bergerak bersama adalah karena reaksi terhadap gerakan pasar.
Perhitungan rumus estimasi alpha (α) itu sendiri adalah:
αi = E(Rit) – βi E(Rmt) (13)
dan risiko non sistematis (σei2) dapat dirumuskan (Elton dan Gruber,
1984;118):
2 ei
σ n
21
t Rit αi βiRmt n
1
(14)
Jika digunakan LQ-45, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar (Jogiyanto, 2000: 204):
IHSG 1
t
Wi = proporsi dana untuk sekuritas ke-i
b. Alpha portofolio (αp) merupakan rata-rata tertimbang dari alpha
masing-masing sekuritas:
berdasarkan persamaan diatas, maka return ekspektasi portofolio menjadi:
dan risiko portofolio menjadi:
Risiko portofolio yang bisa didiversifikasi atau risiko tidak sistematis
2
akan semakin kecil nilainya dengan semakin banyaknya
sekuritas di dalam portofolio. Sedangkan bagian pertama dari rumus diatas
(
β
p2σ
m2) menunjukkan risiko sistematisnya. Penjumlahan dari kedua bagian rumus diatas disebut sebagai risiko total dari portofolio.c. Beta
Model indeks tunggal menggunakan Beta untuk menghitung return
ekspektasi, varian, dan kovarian return sekuritas tunggal, serta menghitung
return dan varian portofolio.
Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa datang. Bukti-bukti empiris melalui penelitian yang dilakukan oleh Levy dan Blume (Jogiyanto, 2000;266) menunjukkan bahwa Beta historis mampu menyediakan informasi mengenai Beta masa depan.
Korelasi terendah hasil dari penelitian Blume adalah 0,60 untuk portofolio yang terdiri dari satu sekuritas dan korelasi tertingginya adalah 0,98 untuk portofolio yang terdiri dari 50 sekuritas. Ini menunjukkan bahwa Beta historis mempunyai hubungan dengan Beta masa datang. Hubungan ini akan semakin kuat untuk Beta portofolio yang mempunyai banyak sekuritas di dalamnya.
Beta dari suatu portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari
berbagai Beta masing-masing sekuritas, yaitu βi. Bobot untuk setiap sekuritas
Investor Emiten
Return
Diversifikasi dan variabel yang mempengaruhi pembentukan
portofolio optimal
Risk
Analisis portofolio yang optimal dengan menggunakan
metode indeks tunggal Pasar modal dan
investasi C. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Peneliti Keterangan:
Berdasarkan penjelasan seperti yang diatas, maka dapat disusun suatu kerangka pikir yang menggambarkan pembentukan portofolio yang optimal dengan metode model indeks tunggal. Skematik kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 menjelaskan alur berfikir penggunaan metode indeks tunggal yang dimulai dari seorang investor (pemilik modal) dan emiten (perusahaan yang menerbitkan saham) melalui pasar modal (tempat transaksi saham). Seorang investor menanamkan investasi ataupun membeli saham dan menawarkan ataupun menjual saham pada investor lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah kalimat penjelasan tentang bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau yang menunjukkan indikator yang dimaksud. Variabel sebagai gejala sesuatu yang akan dijadikan objek penelitian dan faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti dan diberi suatu simbol dan ukuran.
1. Tingkat pengembalian saham 2. Return ekspektasi saham 3. Risiko saham
5. Risiko portofolio optimal
C. Teknik pengambilan data
Penelitian ini merupakan penelitian populasi jika didasarkan atas subjek penelitiannya (Arikunto, 2002;108), dimana seluruh elemen populasi akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kategori Indeks LQ 45 pada periode Januari-Desember 2006.
Adapun teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel non probabilitas berdasarkan pengalaman individu atau
judgement memilih sampel sesuai karakteristik yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini sampel yang di ambil sebanyak 90 perusahaan.
D. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Berdasarkan sumbernya, data sekunder dalam penelitian ini diklasifikasikan pada kategori data eksternal sekunder. Data eksternal sekunder pada penelitian ini antara lain berasal dari:
1. Buku, jurnal atau berbagai macam bentuk
2. Media internet, yakni dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id untuk memperoleh data SBI bulanan dan www.yahoo.finance.com untuk mendapatkan data harga bulanan saham. E. Teknik Pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, atau data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data untuk membentuk portofolio optimal adalah dengan menggunakan model indeks tunggal. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah:
1. Pengukuran return saham individual.
Untuk menghitung return saham individual dapat dilakukan dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2000: 108):
P 1
t
dengan tingkat pengembalian pasar sebesar:
IHSG 1
t
Return ekspektasi setiap saham individual dilakukan dengan menggunakan
dan return ekspektasi pasar dengan rumus:
N
E
Rm
RmHubungan antara return sekuritas dan return pasar adalah linier, maka return
ekspektasi setiap saham individual dapat diestimasi dengan teknik regresi yang persamaannya (Supranto, 2001;183):
2 2
2Y = variabel terikat (Ri) X = variabel bebas (Rm)
a = intercept coefficient, besarnya nilai Y kalau X = 0 (α)
b = koefisien arah = koefisien regresi = besarnya pengaruh X terhadap Y, apabila X naik satu unit, disebut sebagai slope coefficient (β).
4. Menghitung total risiko masing-masing saham. risiko unik atau risiko tidak sistematis.
5. Merangking sekuritas
Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return
relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. Rasio ini dinotasikan dengan:
E i = return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk
sekuritas ke-i
R
BR = return aktiva bebas risiko (SBI)β
i = Beta sekuritas ke-iBerdasarkan penilaian ERB untuk setiap sekuritas, kemudian urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Portofolio optimal akan terdiri dari sekuritas-sekuritas yang memiliki ERB tertinggi.
6. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut:
2
Ci adalah nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai
A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi.
8. Menentukan besarnya cut-off point (C*).
Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai C
i dimana nilai ERB terakhir kali
masih lebih besar dari nilai Ci.
9. Menentukan sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal.
Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*.
10. Menentukan proporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio.
masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal. Besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar:
dengan nilai Xi adalah sebesar:
W
i = proporsi sekuritas ke-i.k = jumlah sekuritas di portofolio optimal.
C* = nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar.