Potensi Pengembangan Energi Panasbumi Indonesia
Indonesia adalah Terletak antara ujung timur Mediterania Sabuk Vulkanik dan sisi barat Circum Pacific Volcanic Belt, dan diberkati dengan sumber daya yang melimpah panas bumi. perhitungan percobaan menunjukkan sekitar 27 GWe (Gambar 1) kesetaraan yang empat puluh persen dari energi panas bumi di kerak bumi dilepaskan di daerah kepulauan dan tetangga Indonesia dan menempatkan negara ini sebagai potensi energi panas bumi terbesar di dunia.
Geothermal Association Indonesia (INAGA) dan NGAI melaporkan bahwa Indonesia terdiri dari 256 lokasi potensi panas bumi yang dikelilingi oleh 29 lokasi (2.795 MW) energi panas bumi prospektif di mana 18 lokasi (1.205 MW) berencana untuk mengembangkan dan dioperasikan oleh pengembang yang ada terutama terdiri dari Pertamina Geothermal Energy dan kemitraan sementara 3 lokasi (1.590 MW) telah ditenderkan dan 6 lainnya masih menunggu penawaran baru.
Hari ini, 1.196 MW Pembangkit Listrik dari energi panas bumi telah dikembangkan sejak pada tahun 2009. lokasi panas bumi yang dikembangkan mendistribusikan di 7 daerah: Kamojang, Darajat, Wayang Windu dan Salak di Jawa Barat; Dieng di Jawa Tengah; Sibayak di Sumatera Utara dan Lahendong di Sulawesi Utara. Hal ini cukup jelas bahwa sumber daya panas bumi di Indonesia telah berkembang dan diabaikan meskipun potensi mereka besar.
Indonesia memiliki berbagai sumber daya energi. Meskipun sebagian besar negara tetap bergantung pada minyak dan gas bumi
PLN dan pengusaha mendorong untuk lebih memanfaatkan sumber utama energi lainnya, terutama "non-transportable" bahan bakar, seperti panas bumi dan gas alam. Panas bumi dan tenaga air juga telah dianggap sebagai jawaban yang tepat untuk kebutuhan diversifikasi energi dan meningkatnya keprihatinan atas isu-isu lingkungan dan menurunnya sumber energi tak terbarukan. Komite Nasional Perubahan iklim telah direkomendasikan konversi dari batubara dan bahan bakar berbasis minyak bumi untuk penggunaan sumber energi terbarukan untuk mengurangi emisi. Pemerintah telah berusaha untuk mempromosikan pengembangan sumber daya terbarukan, tetapi dengan sedikit keberhasilan.
cadangan. Pertumbuhan permintaan listrik belum cukup untuk mendorong pengembangan energi terbarukan.
Cadangan energi fosil Indonesia sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi energi dunia (dalam hal minyak alami, misalnya, Indonesia hanya mendapat 1% dari potensi energi dunia, dan dalam gas alam 3% dari potensi energi dunia, dan di batubara, 3,6% dari potensi energi dunia). pasokan energi berasal dari dua sumber energi yang energi fosil (minyak, gas alam dan batu bara) dan energi terbarukan seperti biomassa, tenaga air dan Panasbumi.
Namun pasokan energi sebagian besar berasal dari energi fosil. Pada tahun 2008, kontribusi energi fosil untuk total bauran energi sekitar 27%, sedangkan kontribusi panas bumi adalah 3%.
Semua sistem panas bumi temperatur tinggi ditemukan dalam Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Pulau Timur Volcanic Zone, yang terletak lebih dari satu zona subduksi aktif antara ujung timur Mediterania Sabuk Vulkanik dan sisi barat Circum Pacific Volcanic Belt Menurut Badan Geologi Indonesia (GIA), basis sumber daya ditunjukkan untuk energi panas bumi Total 27.000 MW (13 miliar barel kesetaraan minyak), dimana sekitar sepertiga (8000 MW) yang berlokasi di Jawa dan Bali, pulau yang paling padat penduduknya dengan permintaan tertinggi untuk listrik.
GIA memperkirakan bahwa ada lebih dari 256 lokasi panas bumi di dalam negeri, termasuk 84 di Sumatera, 76 di Jawa, 51 di Sulawesi, 21 di Nusa Tenggara, 3 di Irian Jaya, 15 di Maluku, dan 5 di Kalimantan. Geologi dan survei geokimia telah dilakukan pada 256 lokasi dan di 200 lokasi. Sementara survei geofisika dilakukan pada 45 lokasi.
Hal ini direncanakan untuk mengembangkan untuk pembangkit listrik untuk tahun 2000 MW pada tahun 2010, untuk 4600 MW pada tahun 2016, dan 6000 MW pada tahun 2020, dan 9500 MW pada tahun 2025 (target) masing-masing. Sebagian besar 256 prospek Indonesia memiliki sumber daya panas bumi temperatur tinggi. Prospek panas bumi total dan cadangan potensi dan sumber daya ditabulasikan pada Tabel berikut
Daya listrik yang dihasilkan dari sistem panas bumi suhu tinggi terdeteksi dari survey geologi dan pengeboran eksplorasi. Ada 22 bidang sistem panas bumi temperatur tinggi dengan kemampuan pembangkit listrik-yang ada dan sedang dikembangkan. Ini 22 daerah adalah:
a) Sibayak, Salak, Wayang Windu, Kamojang, Darajat, Lahendong, dan Dieng, yang memiliki tujuh sistem suhu tinggi. Ini dioperasikan untuk pembangkit listrik dari 1.196 MWe oleh PGE dan kontraktor kerja sama operasi (yaitu C hevron, MNL, Geodipa Energi)
listrik, dan saat ini berada di bawah berkembang dari oleh PGE memiliki atau dengan kontraktor untuk pembangkit listrik.
c) Kawah Cibuni, Ciater, Tulehu dan Ulumbu, yang memiliki empat sistem suhu tinggi di luar kegiatan PGE, dioperasikan oleh Yala Teknosa (Koperasi Tubuh), PT Wahana Sambada Sakti dan PLN, Perusahaan Listrik Negara.
Dari 256 prospek, PGE telah dibor 100 sumur di 6 prospek panas bumi -PT PERTAMINA telah mengidentifikasi 70 prospek panas bumi temperatur tinggi. Enam belas (16) sumur eksplorasi dan lima puluh sumur enam (56) pengembangan dibor selama 1989-2000 telah mengkonfirmasi cadangan terbukti sebesar 1.946 MW dan total cadangan kemungkinan dan kemungkinan 7165 MW. Ini dilakukan selama pengembangan panas bumi hingga tahun 2005. Sekarang, ada beberapa tambahan yang dibor oleh PGE untuk sumur eksplorasi dan pengembangan di 7 daerah panas bumi menjadi 159 sumur mengecualikan baik dibor oleh Chevron, MNL, BEL, PLN, GIA dan Yala Teknosa dengan total 430 sumur.
Sumur bor untuk pembangkit listrik yang ada dan sedang dikembangkan dari daerah-daerah tersebut adalah: SIBAYAK (10 sumur), SALAK (89 sumur), WAYANG WINDU (39 sumur), KAMOJANG (82 sumur), Darajat (56 sumur), Lahendong (23 sumur) dan DIENG (52 sumur), yang memiliki listrik generasi 1196 MWe dioperasikan oleh PGE dan kontraktor kerja sama operasi (yaitu Chevron, MNL) atau Pertamina Anak dan perusahaan patungan (Geodipa Energi).
Sisa jumlah yang dibor berasal dari Sarula (13 sumur), Sungaipenuh, Hululais-TAMBANG Sawah, Lumut Balai (3 sumur), ULU BELU (9 sumur), Patuha (19 sumur), Karaha (14 sumur), BEDUGUL (3 sumur), dan Tompaso (5 sumur), BANTEN (1 juga), yang tidak memiliki electicity digunakan dan saat ini berada di bawah berkembang dari PERTAMINA sendiri atau dengan kontraktor untuk pembangkit listrik. Yang lain juga dibor adalah KAWAH Cibuni (1 juga), Ulumbu (3 sumur), Cisolok - CISUKARAMAI (1 juga), Mataloko (6 sumur), Sokoria (1 baik) dan ATADEII (2 sumur) yang dibor oleh Yala Teknosa, PLN dan NGAI (lihat Tabel 4).
Semua Area BARU Panas Bumi yang telah dibor dan atau telah disurvei, sekarang siap untuk menjadi lebih melalui proses tender dengan total 22 daerah. Enam ini ditenderkan dan menunjuk enam perusahaan misal; BUKAKA TEKNIK, INDONESIA POWER, REKAYASA INDUSTRI, JABAR JASA SARANA, BAKRI POWER dan ENERGY STAR untuk mengembangkan enam bidang Jaboi, T.PERAHU, Cisolok-CISUKA Ramai, Tampomas, SUKORIA dan Jailolo.
untuk menginstal 9.500 MW dari pembangkit listrik . PLN dan Pemerintah Indonesia diharapkan untuk mengundang investor untuk tender, dengan harga listrik diperkirakan oleh PLN dengan mengacu pada standar internasional sebagaimana diatur dalam ESDM regulasi No.5 Tahun 2009. Peraturan ini dikeluarkan untuk menarik peningkatan investasi di menghadapi pembangkit panas bumi 4700 MW pada tahun 2014.
Referensi
Surya Darma, Sugiharto Harsoprayitno, et al., 2009, Geothermal in Indonesia: Geothermal Energy Update: Geothermal Energy Development and Utilization in Indonesia, Proceeding WGC 2010, Bali – Indonesia.