• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intelektual Rakyat dan Masa Depan Indone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Intelektual Rakyat dan Masa Depan Indone"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Intelektual, Rakyat, dan Masa Depan Indonesia

FAJAR KURNIANTO

“Rakyatlah yang utama, rakyat umum yang mempunyai kekuasaan, karena rakyat itulah jantung hati bangsa dan rakyat pulalah yang menjadi tinggi rendahnya derajat suatu bangsa. Penganjur-penganjur golongan terpelajar ada artinya kalau di belakang mereka ada rakyat yang sadar dan insaf akan kedaulatan dirinya.” — Mohammad Hatta (1902-1980)

Masa depan Indonesia tergantung peran kaum terpelajar (intelektual) dan rakyat. Kutipan Hatta di atas bicara soal demokrasi Indonesia dengan rakyat yang berdaulat penuh sebagai kekuataan utama ditambah kaum terpelajar (intelektual). Keduanya adalah elemen penting kekuatan bangsa ini ke depan. Sejarah pergerakan Indonesia sebelum merdeka selalu dimotori kaum terpelajar dengan kekuatan rakyat yang menginginkan kedaulatan, berada di belakang mereka. Kaum terpelajar dan rakyat bahu-membahu hingga teraihlah kemerdekaan Indonesia.

Kaum terpelajar, kata James Petras dalam artikelnya, Role of the Intellectuals in Social Change, menjadi penting karena: pertama, memengaruhi pemimpin-pemimpin dan militan-militan partai, gerakan sosial dan politisasi kelas sosial; kedua, melegitimasi dan mempropagandakan secara halus sebuah rezim, kepemimpinan atau gerakan politik; ketiga, menyediakan diagnosa atas masalah ekonomi, politik negara, kebijakan dan strategi-strategi imperialis; keempat, menguraikan solusi-solusi, strategi-strategi politik dan program-program bagi rezim, gerakan dan para pemimpin; dan kelima, mengorganisasi dan berpartisipasi dalam pendidikan politik partai atau aktivis gerakan.

Kaum terpelajar negeri ini sangatlah melimpah, bertebaran di sekolah-sekolah dan kampus seluruh kota di Indonesia. Banyak juga yang belajar di luar negeri, di kampus-kampus ternama, mengukir prestasi yang sangat membanggakan, membuat mereka direkrut negara bersangkutan untuk membangun negara itu. Karena kebanyakan program belajar ke luar negeri itu merupakan beasiswa dari luar negeri, maka banyak yang tidak menolak direkrut dan diikat negara bersangkutan selama kurun tertentu. Selama bertahun-tahun mereka bekerja untuk negara orang, memajukan negara orang.

(2)

mereka kembali demi negara dan bangsa yang mereka cintai. Mereka punya satu tujuan: memerdekakan Indonesia lepas dari kolonialisme negara atau bangsa asing. Visi mereka adalah Indonesia yang berdaulat dan mandiri, merdeka, dan anak bangsa sendiri yang membangunnya. Anak bangsa yang terdiri dari kaum terpelajar dan rakyat multikultur, bersama-sama, gotong-royong, bahu-membahu, untuk masa depan Indonesia.

Rakyat negeri ini jelas menginginkan dedikasi dan peran kaum terpelajar seperti di masa lalu. Kaum terpelajar yang benar-benar memikirkan Indonesia, bukan hanya mengamati atau meneliti demi meraih gelar atau prestise pribadi di luar negeri. Rakyat mengharapkan ilmu pengetahuan mereka diterapkan untuk kemajuan Indonesia. Rakyat ingin mereka terjun di tengah-tengah masyarakat, membuat perubahan nyata di akar rumput. Rakyat ingin hidup maju, dan mereka menganggap kaum terpelajar bisa membuka jalan untuk itu.

Rakyat punya asa agar kaum terpelajar tidak hanya berkutat di dunia kampus, bergulat dengan semata-mata wacana-wacana, konsep, teori, debat, atau diskusi, menciptakan pencerahan di dunia mereka sendiri. Rakyat ingin semua itu juga dinyatakan, diwujudkan dalam program-program nyata yang menyentuh dan bersinggungan langsung dengan kehidupan rakyat. Selain itu, rakyat juga perlu pencerahan agar mengerti dan memahami arti kedaulatan rakyat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Berdaulat dalam arti yang sebenarnya: menjadi pemilik penuh di negeri sendiri, tidak diintervensi atau dieksploitasi kepentingan asing yang lebih mirip kolonial.

Membangun kembali dan menata Indonesia mestilah melibatkan dua elemen itu; kaum terpelajar yang menyatu dengan rakyat sehingga alam pikiran mereka pun merakyat. Sehingga ketika nantinya duduk di birokrat, mereka akan memikirkan kepentingan rakyat, bukan kepentingan sendiri. Rakyat, seperti kata Hatta di atas, adalah jantung sebuah bangsa. Jika kaum terpelajar tidak merawat jantung ini, malah menelantarkan, karena lebih asyik-masyuk dengan dunia dan alam pikiran sendiri, jantung itu akan sakit. Derajat atau kualitas bangsa pun akan merosot, yang jika dibiarkan akan benar-benar jatuh ke titik nadir.

(3)

mereka sebut studi banding ke luar negeri tapi hasilnya tidak sesuai dengan nama besar “studi banding” yang mereka buat. Lebih tepat malah disebut pelesiran atau jalan-jalan.

Kaum terpelajar punya tugas mulia mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengangkat harkat dan martabat bangsa di mana rakyat menjadi elemen atau jantung utama di dalamnya. Merekalah motor penggerak perubahan, dan rakyat akan mengikuti di belakangnya sepanjang memang mereka memperjuangkan kepentingan rakyat dan tidak membohongi rakyat. Sehebat apa pun konsep kaum terpelajar jika tidak untuk kepentingan rakyat yang nyata, tidak ada artinya. Rakyat tanpa kaum terpelajar juga akan menjadi rapuh tanpa energi. Persatuan kaum terpelajar dengan rakyat akan menjadi kekuatan dahsyat yang menciptakan perubahan yang fundamental bagi Indonesia saat ini dan masa depan.

Referensi

Dokumen terkait

RINCIAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT

[r]

Penurunan konsentrasi karotenoid disebakan karena pemaparan panas menyebabkan pigmen akan kehilangan perlindungan dari membrannya, sehinggaoksidasi dapat terjadi

Dengan ini Panitia Pengadaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan Inspeksi Dalam pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cirebon mengumumkan Pemenang Pelelangan untuk

Adapaun hasil penelitian dengan menggunakan media kartu susun dalam pembelajaran mu btada’ dan khabar sangat efektif dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai mu btada’

(3) Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkut an belum t erbent uk, penyusunan perunt ukan air t anah pada cekungan air t anah

benar-benar ini adalah hal sangat membahayakan bagi generasi penerus ibu pertiwi, di usia yang sangat muda mereka telah menyukai hal yang buruk, pada saat ini jumlah perokok

Pembangunan perumahan di Tulungagung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, walaupun data resmi dari instansi terkait tidak ada tetapi secara