• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Ungkapan Anak Manusia Dalam Wahyu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makna Ungkapan Anak Manusia Dalam Wahyu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makna Ungkapan Anak Manusia Dalam Wahyu 1:13 Pendahuluan

Sesuai dengan apa yang penulis ketahui dari dosen yang mengampu mata kuliah yang bersangkutan di sekolah tinggi, bahwa tidak diragukan lagi, Kitab Wahyu memang sulit dimengerti. Namun ada harapan untuk memahaminya, sebab Wahyu 22: 10 dengan jelas menyatakan “jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari Kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.” Disamping ada harapan untuk memahaminya ada berkat tersendiri bagi mereka yang membaca, mendengarkan dan menuruti berita Kitab ini (Wahyu 1: 3).

Bagaimana cara membaca Kitab Wahyu? Dalam sepanjang sejarah orang membaca dan memahami Kitab Wahyu dengan cara yang berbeda-beda.1 Namun pendekatan yang

paling populer terhadap Kitab Wahyu dewasa ini adalah pendekatan yang mengaitkan apa yang tertulis dalam kitab Wahyu dengan hal-hal yang terjadi pada masa depan yang jauh dari saat penulisan Kitab Wahyu itu sendiri yaitu pendekatan futuristis2. Pendekatan tersebut tidak

sepenuhnya salah, karena memang harus diakui ada bagian dari Kitab Wahyu yang berbicara mengenai hal-hal yang akan datang, khususnya yang berkaitan dengan kesudahan jaman (eskatologi). Namun harus diingat, bahwa eskatologi hanyalah salah satu tema/ topik dari berita Kitab Wahyu. Ada tema-tema lain yang tidak kalah pentingnya seperti: Jati diri Kristus, jati diri gereja, makna ibadah yang sejati, dll.

Kitab Wahyu adalah sebuah kitab yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, dan bilangan.3 Kata “Wahyu” adalah sebuah terjemahan dari kata Yunani apokalupsis, yang

berarti “apa yang disingkapkan”, Bentuk kata kerjanya apokalupto, artinya

1 Greon, Jacob P.D, Aku Datang Segera: Tafsiran Kitab wahyu (Surabaya: Momentum, 2002), 1. 2 Westlake, George W, Daniel and Revelation diterjemahkan oleh Jeffry Tanalessy dengan judul Daniel dan Wahyu: Panduana Belajar (Malang: PPJJ-STT SATI, 2003), 73.

▸ Baca selengkapnya: psikotes ungkapan makna

(2)

“menyingkapkan”, juga ditemukan dalam Alkitab Perjanjian Baru bahasa Yunani.4 Nama

kitab Wahyu mulai disebarkan pada abad pertama Masehi dari kata pertamanya

“apokalypsis”( Ejaan bahasa Latin) yang dalam bahasa Indonesia adalah “Wahyu”. Menurut ayat ini Wahyu tersebut berasal dari Allah dan disampaikan kepada manusia melalui semacam rantai dengan “anak Rantai” Allah, Kristus, Malaikat-malaikatnya, Yohanes dan akhirnya Hamba-hambaNya, yaitu setiap orang yang percaya dan taat kepada Allah, baik yang ada dalam ketujuh jemaat maupun orang-orang kudus yang berada di lain tempat dan jaman itu.5

Kitab Wahyu kepada Yohanes (singkatnya Kitab Wahyu) adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah Perjanjian Baru dalam AlkitabKristen.6 Kitab ini juga

merupakan sebuah kitab Kristen yang berisikan: penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi.7 Yohanes menulis

kitab ini di Asia Kecil. Pada zaman tersebut umat Kristen disiksa dan dikejar-kejar karena kepercayaan mereka kepada YesusKristus sebagai Anak Allah, sehingga dengan menulis kitab ini sang penulis berharap ingin memberi semangat kepada para pembaca dan pendengarnya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya meskipun waktu situasi demikian.8

Tiga pasal pertama kitab ini (lihat Wahyu 1:4) menunjukkan bahwa kitab ini ditujukan kepada tujuh jemaat di Propinsi Asia (Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelpfia dan Laodikia) sebagian besar ahli menyimpulkan bahwa penerima kitab ini adalah keseluruhan gereja Tuhan Yesus Kristus disegala tempat dan segala abad.9 Sementara itu,

4 George., 68.

5 Hagelberg, Dave, Tafsiran Kitab Wahyu, (Yogyakarta: Andi, 1997.),

6 Merrill C, Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1995), 473. 7Wongso., 1.

8 Groenen, C, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius,1984), 394-398.

(3)

Bratcher dan Hatton mengatakan bahwa kitab ini ditujukan kepada semua orang Kristen pada waktu itu, atau setidak-tidaknya kepada semua orang Kristen di propinsi Asia pada saat itu.10

Dalam Wahyu 1, Yohanes memperkenalkan kitabnya dan memberi kita data yang penting untuk menghargai dan memahami nubuat ini.11 Karena kitab ini sebenarnya memuat unsur

penyingkapan dan juga bersifat nubuatan.12

Pemahaman eskatologis kitab ini terdapat dalam Wahyu 1:7, di sana digambarkan mengenai peristiwa kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Selain itu, eskatologi kitab ini juga bukan lagi peristiwa masa depan yang dinantikan, melainkan peristiwa masa kini yang mendemonstrasikan kuasa Allah, karena Yesus berkata "Aku datang segera".13 Selain itu, tema

kerajaan Allah dalam kitab Wahyu dipengaruhi oleh pengertian kerajaan seribu tahun.14

Sebelum adanya kerajaan seribu tahun, pasti akan ada kesusahan yang besar, namun kesusahan tersebut akan hilang ketika Kristus mengalahkan sumber kesusahan.

Dasar etika Kristen dalam kitab Wahyu dikemukakan dalam Wahyu 1:5, memang Tuhan menyelamatkan umatnya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya. Secara simbolis dan tipologis, pengalaman Israel ini merupakan ilustrasi bagi gereja.15 Dalam Yesus, Allah telah menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka pada

masa lalu, namun mereka yang tidak percaya akan dibinasakan. Berita ini merupakan dasar perintah di mana orang beriman dipanggil untuk menarik garis pembatas dengan orang yang tidak beriman, sebab semua akan dihakimi berdasarkan perbuatannya, perbuatan memiliki arti

10 Robert G. Bratcher dan Howard A. Hatton, Wahyu kepada Yohanes (Jakarta: LAI), 2000). 16-17. 11 Wiersbe, Warren W, Berkemenangan di dalam Kristus: Di dalam Kristus Anda adalah Seorang Pemenang (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1985), 7.

12 Collins. Jhon J. The Apocalyptic Imagination: An Introduction To Jewis Apocalyptic Literature

(Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1946), 269.

13 Bambang, Subandrijo, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 2 (Bandung: Bina Media Informasi, 2010), 135-150.

(4)

sebuah respons yang tepat terhadap karya keselamatan Allah dalam Yesus, yang telah diterima oleh orang-orang percaya.

Eklesiologi kitab Wahyu mencerminkan bahwa jemaat terdiri dari saudara-saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuan dalam satu keluarga Allah, semua anggota jemaat disebut sebagai hamba-hamba atau pelayan-pelayan, bahkan malaikat pun disebutkan sebagai sesama hamba (Wahyu 22:9). Gagasan ini menjelaskan struktur jabatan gereja yang diduga telah diterapkan di Asia Kecil pada akhir abad pertama. Satu-satunya jabatan khusus dalam kitab Wahyu adalah nabi, namun tidak menunjukkan bahwa jabatan tersebut dilembagakan. Dilihat dari sudut pandang ekumenis, penulis Wahyu sangat memperhatikan situasi jemaat lokal, sebab jemaat itu merupakan komponen yang menentukan masa depan gereja secara keseluruhan.16

Konteks Jauh

Konteks Jauh Wahyu 1:13 ( Konteks dalam Pasal/ Keseluruhan Kitab Tersebut). Dalam Wahyu 1:13, kita dapat melihat bahwa konteksnya adalah Wahyu 5:6, yaitu bahwa Kristus yang menampakkan diri sebagai Anak Domba dan bahwa Ia telah disembelih yang melambangkan penyerahaan-Nya di salib bagi dosa umat manusia. Ini menunjukkan bahwa kelayakan, kuasa, wewenang dan kemenangan Kristus itu datang dari kematian-Nya sebagai korban (Wah 5:9-14). “Anak Domba” merupakan simbol yang paling menonjol dalam Kitab Wahyu untuk Kristus. Hukuman Kristus akan berlaku bagi mereka yang menolak korban-Nya sebagai Anak Domba Allah.

Konteks Dekat

Konteks Dekat penglihatan Yohannes dalam Wahyu 1:13. Serupa Anak Manusia. Istilah ini menunjuk kepada Kristus yang agung, yang merupakan suatu istilah yang dipakai

(5)

juga oleh nabi Perjanjian Lama, dan dapat kita lihat dalam Daniel 7:13, dalam penglihatan ini, Kristus digambarkan sebagai raja, imam, dan hakim atas jemaat-jemaat-Nya (bd. ayat Wahyu 1:13-16).

Analisa Teks

Adapun Anak Manusia adalah Yesus sendiri yang dilihat oleh Yohannes dalam Wahyu 1:13 “Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadaNya berlilitkan ikat pinggang dari Emas.

Anak Manusia

Ungkapan Anak Manusia sangat rumit ditafsirkan. Dari satu sisi, sebutan ini dilatar belakangi Mazmur 8:5. Pada bagian ini sebutan ini berarti manusia secara umum. Mazmur 80:18 mungkin merujuk kepada Mesias, umat Israel, atau raja Israel, dalam Kitab Yehezkiel sebutan ini dipakai lebih dari 90 kali, namun digunakan untuk merujuk kepada Nabi Yehezkiel sendiri, dan di dalam Daniel 8:17 sebutan ini ditujukan kepada Nabi Daniel sendiri.

Dari sisi lain, julukan Anak Manusia dilator belakangi oleh Daniel 7:13, yaitu bahwa "seorang seperti anak manusia" datang "dengan awan-awan". Dalam Kitab Daniel identitas orang itu sulit dipastikan, tetapi dalam Matius 24:30 Tuhan Yesus berkata bahwa "semua bangsa di bumi akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit", maka jelas bahwa Dia yang disebutkan "seorang seperti anak manusia" dalam Daniel 7:13 adalah Tuhan Yesus sendiri, kalau pemahaman ini benar, maka julukan Anak Manusia dapat disamakan dengan sebutan "Mesias". Timotius Subekti juga mengatakan bahwa Anak Manusia tersebut adalah Tuhan Yesus Kristus.17 Kitab Daniel dan Wahyu merupakan sebuah

studi dari nubuatan alkitabiah yang menyangkut peristiwa-peristiwa pada akhir jaman.18

(6)

Susunan kata “seorang serupa Anak Manusia” yang dipakai dalam Wahyu pasal 1:13

tidak sama dengan yang dipakai dalam keempat Injil, yaitu "Anak Manusia". Sebutan yang juga digunakan dalam nas ini lebih mirip dengan Daniel 7:13. Dalam Daniel 10:5-9, Nabi Daniel melihat seseorang yang mirip sekali dengan apa yang dikatakan mengenai Tuhan Yesus dalam Wahyu 1:12-17. Dalam kedua nas tersebut orang yang digambarkan memakai ikat pinggang dari emas, mempunyai mata yang bagaikan api, kaki yang bagaikan tembaga, dan suara yang sangat besar dalam Wahyu 1:12-19.

Sedangkan sebutan gelar “Anak Manusia” itu adalah dipakai secara sinonim dengan sebutan “Anak Manusia” dalam Yoh 1:49-51; 3:15; 5:26; 6:40,53. Gelar tersebut berlatar belakang PL, dengan menggunakan istilah bahasa Ibrani “ben Adam” atau “bar’nasha” yang berarti manusia (Maz 2:4; Yez 2:1, 3:1). Itu berarti manusia yang diutus sebagai utusan Allah setelah mendapat Visi dari Allah. Jadi pararel paling dekat dalam pemakaian PB ialah Daniel 7:13-14, yang menggambarkan mengenai “seperti seorang Anak Manusia” datang dari awan-awan dari langit. Dia adalah figur sorgawi dan wakil Allah, dan abad pertama istilah Anak Manusia digunakan sebagai gelar bagi Mesias (Yoh 12:32, 34 ).

(7)

yang suci dan kudus, menurut nubuatan Daniel, Pribadi itu adalah Pribadi yang akan memerintah sebagai Raja selamanya. Segala bangsa, suku bangsa mengabdi dan menyembah kepada-Nya, dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Inilah makna kata anak manusia.

Anak Manusia Menurut Kitab Injil Sinoptik

Dari semua gelar Yesus dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, gelar ‘Anak Manusia’ merupakan gelar yang paling penting dan juga paling membingungkan, sebab gelar tersebut hanya dipakai oleh Yesus sendiri, sehingga langsung timbul pertanyaan mengenai apa yang Ia maksudkan dengan gelar itu. Di sini ada empat pengertian yang mungkin untuk penggunaan gelar Anak Manusia, yaitu:

a. Sebutan-sebutan setiap Anak Manusia dalam setiap kategori mungkin asli, karena itu hal tersebut memperlihatkan pandangan Yesus sendiri mengenai identitas-Nya, tetapi seolah-olah berbicara tentang orang lain, tentang “Dia”, (Mat 13:37). b. Semua sebutan Anak Manusia merupakan gelar yang diberikan oleh masyarakat Kristen dan tidak mencerminkan pandangan Yesus mengenai diri-Nya sendiri. c. Hanya sebutan-sebutan Anak Manusia yang ditujukan pada masa yang akan datang saja yang dapat dipercayai, tetapi Yesus menganggap diri-Nya sebgai Anak Manusia sorgawi yang akan dinyatakan pada penyempurnaan masa kini. d. Sebutan- sebutan Anak Manusia yang mengarah pada kehidupan Yesus di dunia saja yang dapat dipercaya.19

Gelar Anak Manusia dihubungkan dengan berbagi unsur yang hanya mendapat arti berdasarkan satu anggapan pokok, bahwa Yesus berpikir tentang diri-Nya sebagai Mesias sorgawi yang menggenapi suatu pelayanan di dunia demi manusia, yang akan mencapai puncaknya dalam kemuliaan yang terakhir, dengan penjelasan ini dapatlah dimengerti mengapa Yesus tidak meggunakan gelar Mesias untuk menjelaskan misi-Nya, karena

(8)

pekerjaan-Nya bukanlah bersifat politik melainkan bersifat rohani. Ia menggunakan gelar Anak Mausia itu bukan demi kepentingan para pendengar-Nya, tetapi untuk menggabungkan dalam pikiran-Nya beberapa hal yang membuat misi-Nya bersifat unik.

Sebenarnya Ia mengartikan kembali gagasan tentang Mesias sampai murid-murid-Nya dapat menyamakan Anak Manusia dengan Yesus sang Mesias. Kemudian dalam Matius 25:31 dengan jelas bahwa Anak Manusia bertindak sebagai wakil Allah, dalam kemulian sebagai Raja, sebab dalam Matius 25:34, Anak Manusia disebut sebagai Raja Kemuliaan ialah Keagunggan dan Kuasa yang tidak terpisahkan dari Allah ataupun Raja.

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Visualisasi wujud sebuah karakter sebagai identitas visual telah menjadi sesuatu yang sudah tidak asing di industri profesional.. Umumnya mereka dikenal dengan istilah maskot —

Teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini... Akhir kata dengan segala

Dalam penelitian, penulis menganalisa bagaimana sistem yang sedang berjalan pada LKP INTeL Com GLOBAL INDO dapat berjalan dengan baik terutama dalam Sistem Pembelajran kursus

bahwa sesuai ketentuan Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah

Sesuai dengan judul yang diungkapkan “Dampak Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur”, penelitian ini dilaksanakan dengan maksud menjelaskan hubungan

Data terakhir yang di dapat untuk tahun 2007 angka pengguna internet di Indonesia adalah 25 juta, dan menjelang akhir tahun 2008 ini diperkirakan mampu menyentuh angka 30 juta,

Arena kontestasi pemilukada di Kabupaten Luwu Utara telah melahirkan pasangan bupati dan wakil bupati terpilih yang baru, yaitu pasangan Indah Putri Indriani

Tetapi puji Tuhan bahwa lewat hidup di dalam Kristus, gambar diri yang rusak itu dapat diganti dan manusia yang hidup dalam iman kepada Yesus Kristus dapat