ETIKA PRODUK
DAN HARGA
KELOMPOK
Muhammad ali fahmi (1138020158) Nanang fauzi (1128020051) Sri Nurul Mulyanah (1128020076)
8020084) Rohimudin (11280200 )
KONSEP ETIKA PRODUK DAN HARGA
ETIKA PRODUK DAN HARGA
Pengertian Harga Dan Konsep Harga
Teori Harga Dalam Perspektif Islam
Produk dan Konsepnya
Penge
rtian
Harga
Dan K
onsep
Harg
a
Tujuan Penetapan Harga
Harga bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan. sebelum penenetapan harga perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah.
a. Keadaan perkonomian. keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat harga.
b. Kurva permintaan. Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai tingkatan harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.
c. Biaya. Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila harga yang di tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan mengalami kerugian. Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. - Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.
d. Persaingan
e. Pelanggan. Permintaan pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat.
f. Peraturan Pemerintah. Peraturan pemerintah juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Misalnya pemerintah menetapkan harga maximum dan harga minimum.
Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Metode-Metode
Penetapan Harga
a. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
b. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
c. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
d. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Dalam ekonomi bebas, permintaan dan suplai komoditi menentukan harga normal yang mengukur permintaan efektif yang ditentukan oleh tingkatan kelangkaan pemasokan dan pengadaan peningkatan permintaan suatu komoditi cenderung menaikkan harga, dan mendorong produsen memproduksi barang-barang itu lebih banyak. Masalah kenaikan harga timbul karena ketidaksesuaian antara permintaan dan suplai. Ketidaksesuaian ini terutama karena adanya persaingan yang tidak sempurna di pasar. Persaingan menjadi tidak sempurna apabila jumlah penjual dibatasi atau apabila ada perbedaan hasil produksi
Kenaikan Harga Sebenarnya
Kenaikan Harga Disebabkan Oleh Kebutuhan-Kebutuhan Hidup Harga Monopoli
Ketentuan Harga Dalam Negara
Islam
Urgensi Penetapan Harga
Drs. H. Asmuni Mth., MA. Mengutarakan bahwa Ibnu Taimiyah membedakan dua tipe penetapan harga: tak adil dan tak sah, serta adil dan sah. Penetapan harga yang tak adil dan tak sah, berlaku atas naiknya harga akibat kompetisi kekuatan pasar yang bebas, yang mengakibatkan terjadinya kekurangan suplai atau menaikkan permintaan. Ibnu Taimiyah sering menyebut beberapa syarat dari kompetisi yang sempurna. Misalnya, ia menyatakan, “Memaksa
penduduk menjual barang-barang dagangan tanpa ada dasar kewajiban untuk menjual, merupakan tindakan yang tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang. Ini berarti, penduduk memiliki kebebasan sepenuhnya untuk memasuki atau keluar dari pasar. Sedangkan penetapan harga yang adil dan sah sebagaimana pada penjelasan di atas yaitu penetapan harga diberlakukan apabila ada kedzaliman dalam penentuan harga atau karena ada ketimpangan harga yang kiranya
diperlukan adanya tas’ir.
Penetapan Harga Pada Ketidaksempurnaan Pasar
Berbeda dengan kondisi musim kekeringan dan perang, Ibnu Taimiyah merekomendasikan penetapan harga oleh
Musyawarah untuk Menetapkan Harga
Patut dicatat dan diingat oleh kita para mahasiswa Jurusan Mu’amalah, meskipun dalam berbagai kasus
dibolehkan mengawasi harga, tapi dalam seluruh kasus tak disukai keterlibatan pemerintah dalam menetapkan harga. Mereka boleh melakukannya setelah melalui perundingan, diskusi dan konsultasi dengan penduduk yang
berkepentingan. Dalam hubungannya dengan masalah musyawarah penetapan harga, Ibnu Taimiyah
menjelaskan sebuah metode yang diajukan pendahulunya Ibnu Habib, menurutnya Imam (kepala pemerintahan) harus menjalankan musyawarah dengan para tokoh perwakilan dari pasar (wujuh ahl al-suq).
Penetapan Harga dalam Faktor Pasar
Penetapan Harga Dalam Sistem Perekonomian Modern
Sebagaimana yang dimuat zonaekis.com(web khusus membahas ekonomi Islam)
bahwa secara teoritis tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian klasik
dengan modern. Teori harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga wajar atau
harga keseimbangan diperoleh dari interaksi antara kekuatan permintaan dan
penawaran (suplai) dalam suatu persaingan sempurna, hanya saja dalam
perekonomian modern teori dasar ini berkembang menjadi kompleks karena adanya
diversifikasi pelaku pasar, mekanisme perdagangan, instrumen, maupun
Prod
uk d
an
Kons
epny
a
Teori Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill. Produksi atau
memproduksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang.
Jangka Pendek dan Jangka Panjang Produksi Dalam
Jangka Pendek
Teori
Prod
uksi
Dala
m Isl
am
2. Pentingnya Produksi
3. Faktor-faktor Produksi 4. Modal
5. Tujuan Produksi
6. Prinsip-prinsip Produksi dalam Islam
7. Kaidah-kaidah dalam Berproduksi
Etika
Prod
uk d
an
Harg
a
Kegiatan produksi berarti membuat nilai manfaat atas
suatu barang atau jasa, produksi dalam hal ini tidak di
artikan dengan bentuk fisik saja, sehingga mempunyai
fungsi menciptakan barang dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pada waktu, harga dan jumlah
yang tepat.
Oleh karena itu, dalam proses produksi biasanya perusahaan menekankan agar produk yang dihasilkan mengeluarkan
biaya yang murah, melalui pendayagunaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan didukung dengan inovasi dan
kreativitas untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Misalknya berproduksi dengan cara konvensional/tradisional, tetapi sekarang dengan pemanfaatan teknologi yang tepat guna. Jika kegiatan ini berstandar dunia, maka harus
berdasarkan standar dunia yang diakuin misalnya ISO 9000 tentang peningkatan kualitas produk ataupun ISO 14000 tentang peningkatan pola produksi berkawasan lingkungan pabrik atau perusahaan yang ramah lingkungan, membangun
pabrik atau perusahaan ramah lingkungan (go green) dengan sasaran pada keselamatan kerja, kesehatan, lingkungan
Contoh kasus 1:
Produk MSG “Ajinomoto” beberapa waktu lalu pernah dilarang oleh MUI karena produk rersebut tidak halal.
Akibatnya Ajinomoto menarik semua produknya dipasaran. Dampak tertentu saja perusahaan mengalami kerugian.
Namun pihak manajemen melakukan pendekatan dengan pihak MUI dan kepada presiden Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) untuk melakukan uji lab dan pembuktian bahwa bahan=bahan yang digunakan adalah halal dan tidak
membahayakan masyarakat. Akhirnya Ajinomoto memproduksi kembali, dan pendapatannya juga lambat laun
Kasus 2:
Biskuit “Arnotts” di Negara Australia. Pada suatu waktu ada penelepon yang hendak meremas perusahaan
tersebut, dengan menyatakan bahwa biscuit yang dibelinya mengandung racun. Perusahaan dihadapkan pada
dua pilihan membayar ganti rugi kepada penelepon tersebut atau membuktikan bahwa produk itu tidak beracun
dengan cara menarik produknya dan kemudian dilakukan penelitian ulang apakah mengandung racun atau tidak.
Pada akhirnya perusahaan melakukan alternatif penyeleseian keduan karena lebih bisa dipertanggungjawabkan