Effervescent tablet formulation from ethanolic estract of mengkudu fruit by
vari-ations of acid source composition
Rezania Panatta, Triana Hertiani, Mufrod Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Jl Sekip Utara, Yogyakarta 55281 e-mail: hadna3ana@yahoo.com
ABSTRAK
Buah mengkudu telah dipergunakan secara luas sebagai imunomodulator. Bau dan rasa khas yang kurang menyenangkan mendorong dilakukannya penelitian untuk membuat sediaan tablet effervescent ekstrak buah mengkudu. Salah satu komponen penting dalam pembuatan tablet effervescent adalah sumber asam. Peneli-tian ini bertujuan untuk melakukan optimasi komposisi asam sitrat dan asam tartrat dalam formulasi tablet
effervescent ekstrak etanolik buah mengkudu yang dilakukan dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design. Ekstrak mengkudu dimaserasi menggunakan etanol 40%. Tablet effervescent dibuat dalam 5 (lima) formula yang berbeda menggunakan metode peleburan pada suhu 50˚C selama 1 jam. Granul diuji sifat fisik (waktu alir, kompaktibilitas, pengetapan, sudut diam, densitas) dan kemudian dikempa. Tablet effervescent diuji sifat fisik (keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu larut). Hasil dianalisis secara statis -tik menggunakan ANOVA satu jalan, Scheffe dan Kruskal Wallis. Ekstrak, granul dan tablet dievaluasi secara kualitatif profil KLTnya. Uji akseptabilitas dilakukan dengan menggunakan 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan komposisi asam sitrat dan asam tartrat tidak hanya mempengaruhi sifat fisik granul dan tablet tetapi juga mempengaruhi akseptabilitas tablet. Semakin banyak asam sitrat dapat memper-lama waktu larut sedangkan, semakin banyak asam tartrat dapat memperbaiki keseragaman bobot, menurun-kan kekerasan dan menaikmenurun-kan kerapuhan tablet. Uji tanggap rasa menunjukmenurun-kan formula 2 (asam sitrat 40%: asam tartrat 60%) dipilih oleh 90% responden sebagai formula terbaik. Komposisi optimum yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah perbandingan asam sitrat 37 dan asam tartrat 63.
Kata kunci: Morinda citrifolia L., tablet effervescent, asam sitrat, asam tartrat.
ABSTRACT
portion of tartaric acid improved the tablet weight uniformity, reduced the hardness, and increase the friability. Formula 2 (citric acid 40%: tartaric acid 60%) was chosen by 90% respondents as the best formula. The calcula -tion revealed formula having composi-tion of citric acid 37 and tartaric acid 63 as the optimum formula.
Key words: Morinda citrifolia L., effervescent tablet, citric acid, tartaric acid.
PENDAHULUAN
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) telah di-gunakan secara luas oleh masyarakat untuk mencegah masuk angin (Wijayakusuma dkk., 1992). Buah yang juga dikenal sebagai buah Noni ini telah digunakan untuk pengobatan sela-ma lebih dari 2000 tahun dan dilaporkan mem-punyai efek meningkatkan sistem imun (Wang dkk., 2002). Blanco dkk., (2006) menyatakan bahwa secara in vitro, buah mengkudu mempu-nyai aktivitas sebagai antibiotik, anti kanker dan antioksidan.
Penggunaan buah mengkudu secara tra-disional umumnya dengan cara dijus. Hanya saja cara ini kurang disukai karena selain kurang praktis, bau dan rasanya tidak enak. Disisi lain, tablet effervescent diketahui merupakan bentuk sediaan yang menarik, praktis dan memiliki rasa yang enak dan segar.
Hasil analisis komponen asam lemak yang dilakukan oleh Antara dkk. (2001) menunjukkan bahwa buah dengan tingkat kematangan yang berbeda mengandung asam lemak yang ber-beda pula. Kandungan asam lemak kaprilat dan kaproat terendah, masing-masing 0,022% dan 0,008%, terdapat pada buah yang masih mentah, kemudian meningkat pada buah matang (lunak) berturut-turut 0,184% dan 0,457%. Pemilihan buah yang tidak terlalu matang diharapkan da-pat mengurangi kandungan asam lemak yang terikutkan.
Beberapa senyawa aktif telah diidentifikasi dari buah mengkudu diantaranya proxeronin dan proxeroninase (Sjabana dan Bahalwan, 2002). Xe-ronin adalah alkaloid yang dapat meningkatkan aktivitas enzim dan struktur protein serta men-ingkatkan kekebalan tubuh (Wang dkk., 2002).
Selain itu Wang dkk. (2002) menyebutkan bahwa buah mengkudu mengandung terpenoid, flavon glikosida dan rutin. Kandungan buah mengkudu yang tersari dalam etanol 48% antara lain adalah alkaloid dalam bentuk garam basa kuartener dan amin teroksidasi, glikosida saponin, tanin, karbo-hidrat dan glikosida antrakinon (Sulistyaningsih, 2002). Penggunaan larutan penyari etanol 40% pada penelitian ini diharapkan dapat mengu-rangi kandungan asam lemak yang terikutkan tanpa mengurangi aktivitas ekstrak, sekaligus memperbaiki sifat fisik tablet effervescent yang dihasilkan. Hal ini sesuai hasil formulasi tab-let effervescent menggunakan variasi komposisi pemanis sebagaimana dikemukakan oleh Galih dkk., (2011). Pada penelitian tersebut, sebagian besar responden menyatakan bahwa bau khas mengkudu tablet effervescent yang dihasilkan dari ekstrak etanol 40% buah mengkudu tidak tercium lagi (Galih dkk., 2011).
dilakukan. Asam sitrat dan asam tartrat biasa di-gunakan dalam tablet effervescent sebagai sum-ber asam sedangkan natrium bikarbonat seba-gai sumber basa. Apabila hanya menggunakan asam tartrat sebagai asam tunggal, granul yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatan-nya dan akan menggumpal. Bila asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Ansel dkk., 1999). Kelarutan asam tartrat lebih tinggi dibanding dengan asam sitrat dan juga lebih higroskopis. Selain itu asam tartrat memiliki sifat keasaman yang lebih kuat (Mohrle, 1980). Juniawan (2004) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah asam sitrat akan menurunkan kekerasan, menaikkan kerapuhan dan menurunkan waktu larut tablet efferves-cent ekstrak kencur. Berdasarkan pertimbangan tersebut, untuk memperoleh tablet effervescent
ekstrak etanolik 40% buah mengkudu yang me-menuhi persyaratan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi optimal asam si-trat dan asam tarsi-trat dalam formula tablet hisap ekstrak etanolik 40% buah mengkudu. Optimasi komposisi sumber asam dalam hal ini asam si-trat dan asam tarsi-trat dilakukan dengan menggu-nakan metode Simplex Lattice Design.
METODE PENELITIAN
Bahan
Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dikumpulkan dari daerah Mangkuyudan, Yogyakarta pada bulan Maret tahun 2008; etanol 40%; laktosa; asam sitrat; asam tartrat; natrium bikarbonat; aspartame; PEG 4000; akuades (Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM); plat KLT silika gel 60
F254 precoated (Merck, Jerman); n-butanol, asam asetat, n-heksan, etilasetat, amoniak (p.a., Merck, Jerman); pereaksi semprot: anisaldehid asam sulfat, Dragendorff, NaNO2 dan AlCl3 (Laboratorium Fitokimia, Fakultas Farmasi UGM).
Alat
Mesin penyerbuk; alat-alat gelas; seperang-kat alat uji daya leseperang-kat; viscotester VT-04 (Rion Co, Ltd) dengan rotor nomor 1 dan 2; lampu UV 254 nm dan 366 nm; seperangkat alat uji sudut diam (Erweka GT); stopwatch digital; hardness tester, pengukur waktu alir (Erweka GT); friabilator
(Erweka TA-20); alat uji pengetapan (Erweka SVM 22); mesin penghisap debu, lemari penger-ing, ayakan nomor 20 dan 30 mesh, mesin cetak tablet single punch (Korsch, Berlin Jerman), dan alat pengukur kelembaban ruang.
Cara kerja
Identifikasi buah mengkudu dan pembuatan
ekstrak
Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) yang digunakan dalam penelitian diidentifikasi di ba -gian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Univer-sitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Buah mengkudu dipilih yang masih segar dan setengah matang dengan bobot rata-rata 100 gram. Buah meng-kudu ini disortasi basah kemudian dicuci bersih dan ditiriskan. Buah mengkudu yang sudah dicu-ci diiris dengan ketebalan 3-4 mm dan dikering-kan dengan oven pada suhu 50°C hingga kering. Simplisia kering diserbuk dengan menggunakan mesin penyerbuk.
Ekstrak buah mengkudu
da-lam etanol 40% seda-lama 5 hari di tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Supernatan kemudian diuapkan dengan pengu-rangan tekanan sehingga diperoleh ekstrak ken-tal. Ekstrak yang diperoleh diukur rendemennya, diamati secara organoleptik meliputi warna, bau dan rasanya, diuji kekentalannya menggunakan
viscotester elektrik dan diuji daya lekatnya, serta susut pengeringan (Ditjen POM, 2000).
Formulasi tablet effervescent ektrak etanolik buah mengkudu
Formulasi tablet yang dibuat seperti ter-cantum pada Tabel I.
Tabel I. Formulasi tablet effervescent ekstrak etanolik 40% buah mengkudu dengan variasi kadar asam sitrat dan asam tartrat
Komponen formula 1 2 3 4 5
Ekstrak (mg) 570 570 570 570 570
Asam sitrat (mg) 198 320 404 852
-Asam tartrat (mg) 654 532 448 - 852
Natrium bikarbonat (mg) 978 978 978 978 978
Aspartam (mg) 60 60 60 60 60
Laktosa (mg) 1460 1460 1460 1460 1460
PEG 4000 (mg) 80 80 80 80 80
Berat tablet (mg) 4000 4000 4000 4000 4000
Keterangan :
Formula 1 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 25% : 75% Formula 2 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 40% : 60% Formula 3 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 50% : 50% Formula 4 = asam sitrat 100%
Formula 5 = asam tartrat 100%
Pembuatan tablet effervescent
Ekstrak kental dicampur dengan lakto-sa sehingga terbentuk granul balakto-sah, kemudian diayak menggunakan ayakan nomor 20 mesh dan dikeringkan dalam lemari pengering atau oven pada suhu 50°C selama 24 jam. Granul ke-ring diayak menggunakan ayakan nomor 30. Asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbo-nat dilebur selama 1 jam pada suhu 50°C hingga terbentuk massa sepeti spons. Asam basa diayak dengan ayakan nomor 30. Granul kering ekstrak dan granul effervescent dicampur homogen lalu ditambahkan aspartam dan PEG 4000. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan menggunakan mixer selama 5 menit agar tercampur homogen.
Granul yang diperoleh diukur waktu alir, sudut diam, indeks tap, densitas massa, dan uji kompaktibilitas. Granul dikempa dengan mesin tablet single punch dengan punch atas dan punch
bawahnya disesuaikan dengan sifat fisik granul tiap formula. Semua pekerjaan untuk pembuatan tablet effervescent dilakukan di dalam ruangan dengan kelembaban relatif 40%.
Berat tablet effervescent yang dibuat adalah 4000 mg. Tablet yang diperoleh diuji keseraga-man bobotnya, kekerasan tablet, kerapuhan, dan waktu larutnya.
Uji akseptabilitas tablet effervescent
kadar asam sitrat dan asam tartrat pada 30 re-sponden. Selain itu juga diberikan kuisioner atau angket untuk menilai rasa dan penampilan dari tablet effervescent yang dibuat. Sebelum menilai rasa dari larutan effervescent responden diberi waktu untuk menetralkan rasa pada mulut deng-an air putih.
Profil Kromatografi Lapis Tipis ekstrak, granul
dan tablet effervescent
Ekstrak, granul dan tablet effervescent ke-lima formula masing-masing dilarutkan dalam etanol 40% dan disaring menggunakan kertas penyaring. Larutan ekstrak, granul dan tablet ditotolkan pada silika gel F254. Fase gerak yang digunakan adalah n-butanol-asam asetat-air (4:1:5, v/v, fase atas) dan n-heksan etil asetat (3:1, v/v). Pendeteksian dilakukan dengan uap amoniak dan pereaksi semprot anisaldehid asam sulfat, AlCl3, Dragendorff dan NaNO2.
Analisis
Data yang diperoleh dari uji organoleptis ekstrak digambarkan secara deskriptif, data uji sifat fisik granul dan tablet dibandingkan dengan persyaratan dari Farmakope Indonesia dan dari pustaka lain yang diakui.
Data uji fisik diuji normalitasnya meng -gunakan uji Kolmogorov-Smirnov kemudian dianalisis dengan metode analisis ANOVA satu jalan, uji Scheffe dan Kruskall-Walis dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji akseptabilitas dinya-takan dengan scoring 0-5 untuk masing-masing jawaban dan dijumlahkan untuk memperoleh nilai total untuk masing-masing formula.
Penentuan komposisi optimum dilakukan dengan menggunakan persamaa SLD yang diperoleh dari rumus sbb:
Y = a(A) + b(B) + ab (A)(B) (Bolton, 1997)
Dimana Y= respon hasil uji, A = komposisi sukro-sa, B = komposisi aspartam, dengan A+B = 1, a,b, dan ab = koefisien yang diperoleh dari hasil per -cobaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen ekstrak kental mengkudu di-bandingkan terhadap buah segar adalah sebesar 1,14%. Menurut Thomas (2001), penggunaan buah mengkudu secara empiris untuk mening-katkan daya tahan tubuh guna mencegah masuk angin dan flu adalah 1 buah megkudu setiap hari dengan bobot rata-rata buah mengkudu 100 gram atau 1,14 gram. Kadar ekstrak untuk 1 ta-blet dibuat menjadi 570 mg, sehingga pengguna-an tablet effervescent adalah 2 x sehari 1 tablet.
Tabel 2. Hasil uji sifat fisik granul ekstrak etanol buah mengkudu
Sifat fisik granul Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5
Waktu alir (detik) 3,7±0,47 4,1±0,6 4,22±0,23 5,84±1,44 3,3±0,16
Sudut diam (dera-jat)
39,1±0,9 38,6±0,77 38,9±0,62 37,06±1,29 37,96±0,65
Indeks tap (%) 5,8±1,3 6,0±0,71 7,0±0,7 8,4±1,14 5,4±0,55
Densitas (g/ml) 0,664±0,017 0,617±0,005 0,582±0,004 0,535±0,008 0,693±0,010
Kompaktibilitas Punch atas 8(kg)
2,4±0,35 2,3±0,23 2,3±0,21 3,4±0,23 2,5±0,23
Kompaktibilitas Punch atas 9(kg)
2,3±0,52 3,0±0,08 3,5±0,41 3,8±0,34 2,6±0,43
Ko m p a k t i b i l i t a s Punch atas10(kg)
5,6±0,28 5,9±0,34 6,1±0,30 5,5±0,34 3,1±0,32
Keterangan :
Formula 1 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 25% : 75% Formula 2 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 40% : 60% Formula 3 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 50% : 50% Formula 4 = asam sitrat 100%
Formula 5 = asam tartrat 100%
Variasi komposisi asam sitrat dan asam tartrat mempengaruhi nilai indeks pengetapan. Granul dengan kandungan asam tartrat lebih banyak dibandingkan asam sitrat, mempunyai densitas massa lebih besar daripada granul dengan jumlah asam sitrat lebih banyak. Hal tersebut mengakibatkan granul mempunyai keteraturan yang baik dan tidak memerlukan waktu yang banyak untuk menata diri, akibatnya granul lebih cepat dan lebih mudah mengalir.
Perbedaan proporsi asam sitrat dan asam tartrat menimbulkan perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada densitas massa granul dan kompaktibilitas granul. Asam tartrat bersifat lebih higroskopis daripada asam sitrat (Mohrle, 1980) sehingga granul yang hanya menggunakan asam tartrat sebagai sumber asamnya bersifat lembab dan menyebabkan tablet yang dihasilkan mempunyai kompaktibilitas yang paling kecil
dibandingkan dengan formula lainnya.
Tabel 3. Hasil uji sifat fisik tablet effervescent ekstrak mengkudu
Sifat fisik tablet Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5
Bobot tablet (g) 4,00±0,05 3,98±0,08 3,93±0,09 3,96±0,09 3,96±0,04
CV keseragaman bo-bot (%)
1,25 2,0 2,3 2,3 1,0
Kekerasan (kg) 4,7±0,21 4,9±0,69 6,1±0,48 5,6±0,33 4,4±0,39
Kerapuhan (%) 0,69±0,04 0,22±0,07 0,32±0,08 0,33±0,10 1,12±0,21
Waktu larut (detik) 107,4±4,67 114,6±3,65 194,4±4,04 872,8±3,35 345±3,67
Keterangan :
Formula 1 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 25% : 75% Formula 2 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 40% : 60% Formula 3 = perbandingan asam sitrat-asam tartrat 50% : 50% Formula 4 = asam sitrat 100%
Formula 5 = asam tartrat 100%
Ditinjau dari kerapuhan tablet, formula 5 tidak memenuhi persyaratan kerapuhan yang baik yaitu antara 0,5-1% (Fonner dkk., 1981). Hal ini sesuai dengan data yang dilaporkan oleh Juniawan (2004) bahwa penambahan asam tar-trat dapat meningkatkan kerapuhan tablet effer -vescent ekstrak kencur, sedangkan asam sitrat dapat menurunkan tingkat kerapuhan tablet. Waktu larut formula 3-5, tidak memenuhi per-syaratan waktu larut tablet effervescent yang baik menurut Mohrle (1980) yaitu kurang dari
2 menit. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat terlihat memperbaiki waktu larut tablet effer-vescent yang dihasilkan.
Hasil Kromatografi Lapis Tipis seperti te -rangkum pada Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu positif mengand-ung terpenoid, flavonoid dan alkaloid. Data kro -matogram tersebut menunjukkan bahwa secara kualitatif tidak terlihat adanya pengaruh formu-lasi terhadap kandungan kimia ekstrak.
Tabel 4. Data Kromatografi Lapis Tipis Deteksi alkaloid (Fase diam: silika gel F254, Fase gerak: n-heksana–etil
asetat (3:1 v/v))
Bahan hRf UV 254 UV 366 Tampak Analisis
Ekstrak 10 Meredam biru kehijauan oranye Alkaloid
Granul 10 Meredam biru kehijauan oranye Alkaloid
Tablet formula I 9 Meredam biru kehijauan oranye Alkaloid
Tablet formula II 10 Meredam biru kehijauan oranye Alkaloid
Tablet formula III 10 Meredam biru kehijauan oranye Alkaloid
Tablet formula IV 10 Meredam biru kehijauan oranye Alkaloid
Tablet formula V 10 Meredam biru kehijauan Oranye Alkaloid
Tabel 5. Data Kromatografi Lapis Tipis Hasil Deteksi Terpenoid dan Flavonoid (Fase diam: silika gel F254, Fase
Bahan hRf UV 254 UV 366 Sinar tampak set-elah penyemprotan
Analisis
Rutin 48 meredam ungu Kuning flavonoid
Ekstrak 30 meredam - -
-42 meredam - biru ungu terpenoid
48 meredam ungu Kuning Flavonoid
75 meredam biru kehijauan Coklat
-Granul 29 Meredam - -
-41 meredam - biru ungu terpenoid
48 meredam ungu Kuning flavonoid
75 meredam biru kehijauan Coklat
-Tablet for-mula I
29 meredam - -
-40 meredam - biru ungu terpenoid
48 meredam ungu Kuning flavonoid
75 meredam biru kehijauan Coklat
-Tablet for-mula II
30 meredam - -
-40 meredam - biru ungu terpenoid
48 meredam ungu Kuning flavonoid
73 meredam biru kehijauan Coklat
-Tablet for-mula III
29 meredam - -
-40 Meredam - biru ungu terpenoid
48 meredam ungu Kuning flavonoid
73 meredam biru kehijauan Coklat
-Tablet for-mula IV
30 meredam - -
-41 meredam - biru ungu terpenoid
48 meredam ungu Kuning flavonoid
77 meredam biru kehijauan Coklat
-Tablet for-mula V
30 meredam - -
-41 meredam - biru ungu terpenoid
47 meredam ungu Kuning flavonoid
75 meredam biru kehijauan Coklat
-Keterangan:
Flavonoid dianalisis dengan pereaksi semprot AlCl3 sedangkan terpenoid dengan anisaldehid asam sulfat
Hasil uji akseptabilitas tablet menunjukkan bahwa formula 2 (asam sitrat 40%, asam tartrat 60%) merupakan formula yang paling disukai oleh 90% responden. Hal ini kemungkinan di-pengaruhi oleh penampilan fisik tablet formula 2 yang dianggap menarik oleh 43,44% respon-den, larutan yang menarik (50% responden), rasa larutan enak (83,33% responden), dan bau khas mengkudu yang tidak tercium sama sekali (83,33% responden), hanya saja bau larutan ef-fervescent masih dianggap kurang enak oleh se-bagian besar responden (66,67%). Hal tersebut bertentangan dengan hasil uji akseptabilitas ta-blet effervescent ekstrak etanol 40% buah meng-kudu sebagaimana dilaporkan oleh Galih dkk.
(2011). Pada penelitian tersebut, sebagian besar responden menyatakan bahwa pada tablet yang dihasilkan tidak lagi tercium bau khas mengku-du. Perbedaan ini antara lain dapat disebabkan oleh perbedaan komposisi pemanis dan natrium bikarbonat yang digunakan.
0,1; Xmin = 1%; Xmax = 0% Xmin adalah respon minimal yang diinginkan dan Xmax sebagai respon maksimal yang diinginkan. Pembobotan masing-masing respon didasar-kan pada sifat fisik yang diingindidasar-kan. Mengingat sifat fisik berupa waktu larut dan akseptabilitas merupakan komponen yang penting pada formu-lasi tablet effervescent, maka keduanya diberi pembobotan paling besar. Selain itu pengaruh perubahan komposisi sumber asam terhadap kedua sifat tersebut cukup besar. Formula opti-mum terpilih ditentukan dengan melihat harga respon total tertinggi. Dari perhitungan di atas diperoleh formula optimum pada perbandingan asam sitrat 37%: asam tartrat 63% dengan nilai 0,309804. Nilai tersebut masih jauh dari respon total maksimal yaitu 1, kemungkinan disebab-kan oleh hasil uji akseptabilitas tablet dan waktu larut yang masih jauh dari respon maksimal.
KESIMPULAN
Variasi kadar asam sitrat dan asam tartrat berpengaruh terhadap sifat fisik granul dan sifat fisik tablet effervescent ekstrak etanolik 40% buah mengkudu. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dapat memperbaiki waktu larut tablet
effervescent. Semakin banyak asam sitrat dapat memperlama waktu larut tablet. Semakin banyak asam tartrat dapat memperbaiki keseragaman bobot, menurunkan kekerasan dan menaikkan
kerapuhan. Hasil uji tanggap rasa menunjukkan bahwa formula 2 (asam sitrat 40%, asam tartrat 60%) merupakan formula yang paling disukai oleh responden. Hal tersebut didukung pula oleh hasil perhitungan formula optimum dimana diperoleh komposisi asam sitrat 37% dan asam tartrat 63% sebagai formula terbaik.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bp. Joko Santosa, M.Si. (Fakutas Farmasi UGM) yang telah mengidenti-fikasi sampel uji buah mengkudu. Makalah ini merupakan bagian dari penelitian skripsi Reza-nia Panatta dengan pembimbing: Dr.rer.nat. Tri-ana Hertiani, M.Si., Apt dan Drs. Mufrod, SU., Apt.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, HC., Popovich NG., and Allen LV. 1999.
Pharmaceutical Dosage Forms and Drug De-livery Systems, 7th Ed., 227, Lippincott Wil-liams and Wilkins, Philadelpia.
Antara, NT., Pohan HG., dan Subagja. 2001. Pen-garuh Tingkat Kematangan dan Proses Terhadap Karakteristik Sari Buah Meng-kudu. Warta IHP/J. of Agro-Based Industry 18(1-2): 25-31.
Blanco YC., Vaillant F., Perez AM., Reynes M., Bril-louet JM. and Brat P. 2006. The Noni Fruit (Morinda citrifolia L.): A Review of Agricul-tural Research, Nutritional and Therapeu-tic Properties. Journal of Food Composition Analysis, 19: 645-654.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ek-strak Tumbuhan Obat, Cetakan pertama, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jen-deral POM, Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta
Fonner DE., Anderson HR., and Banker GS. 1981.
Granulation and Tablet Characteristic in Lieberman, H.A., Lachman, L., (Eds), Phar-maceutical Dosage Forms: Tablets, 2, Marcel Dekker Inc., New York.
Galih P., Hertiani P., dan Mufrod. 2011. Optimasi Komposisi Sukrosa dan Aspartam Sebagai Bahan Pemanis pada Formula Tablet-Effer-vescent Ekstrak Etanolik Buah Mengkudu. MOT (accepted paper)
Juniawan, H. 2004. Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) Dengan Variasi Jumlah Asam Sitrat-Asam Tartrat. Skripsi. Fakultas Farmasi Universi-tas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mohrle, R. 1980. Effervescent Tablets, in Lach-man and LieberLach-man, Pharmaceutical
Dos-age Forms: Tablet Volume 1, Marcell Dekker, Inc., New York.
Parrott, EL. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3th Ed., Burgess Publishing Company, Minneapolis. Sjabana D. dan Bahalwan RR. 2002. Khasiat dan
Manfaat Mengkudu, Cetakan I, Penerbit Sa-lemba Medika, Jakarta.
Sulistyaningsih, Y. 2000. Pembuatan Tablet Ek-strak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia
L.) dengan Variasi Bahan Pengisi Meng-gunakan Metode Granulasi kering. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Thomas, ANS. 2001. Tanaman Obat Tradisional I, 64, Kanisius, Yogyakarta.
Wadke HA. and Jacobson H. 1980. Preformula-tion Theory in Lieberman, H. A., Lachman, L.,
(Eds), Pharmaceutical Dosage Forms: Tab-lets, Vol. I, Mercel Dekker Inc., New York. Wang MY., West BJ., Jensen CJ., Nowicki D., Chen
S., Palu AK., and Anderson G. 2002. Morinda citrifolia (Noni): A Literature Review and Recent Advances in Noni Research. Acta Pharmacologica Sinica, 23(13): 1127-1141 Wijayakusuma HM., Dhalimarta S., dan Wirian