BAB II
PROFIL ORGANISASI PANGAN DAN PERTANIAN DUNIA
2.1. Pengertian FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian)
Pengertian Food and Agriculture Organization (FAO) adalah Organisasi pangan dan pertanian yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). FAO bertujuan untuk menaikan tingkat nutrisi dan taraf hidup, meningkatkan produksi, proses pemasaran dan penyaluran produk pangan dan pertanian, mempromosikan pembangunan di pedesaan, dan melenyapkan kelaparan. FAO dibentuk tahun 1945 di Quebec City, Quebec, Kanada. Pada 1951, markasnya dipindahkan dari Washington, DC ke AS, Roma Italia.23
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) bermula terbentuk dari dilaksanakannya suatu konferensi United Nation Conference on Food and Agriculture yang berlangsung di Hotspring, Virginia, Amerika Serikat. Konferensi tersebut berlangsung atas inisiatif 44 negara yang dimana memutuskan untuk mendirikan sebuah organisasi pangan dan pertanian serta membentuk sebuah panitia khusus untuk menyusun rencana-rencana yang lebih mendetail. Konferensi tersebut tidak mempermasalahkan masalah-masalah konstitusional, yang pada akhirnya menghasilkan suatu dokumen tentang hal-hal substantif mengenai pangan dan pertanian. Dalam dokumen tersebut membahas hampir semua aspek kecuali mengenai kehutanan dan perikanan. Pembentukan organisasi tersebut 2.1.1. sejarah terbentuknya FAO
ditujukan untuk lebih memperhatikan sektor pertanian sebagai sektor penting masyarakat pedesaan yang semakin kurang mendapat perhatian dan tersisihkan oleh industrialisasi.
Penandatanganan anggaran dasar dan pembukaan konferensi FAO yang pertama dilaksanakan pada tanggal 16 oktober 1945 di Quebec City, Canada. Selanjutnya tanggal tersebut dijadikan dan diperingati sebagai hari berdirinya FAO, dengan mandat untuk meningkatkan tingkat nutrisi dan standar hidup yang layak, untuk memperbaiki produktifitas pertanian, serta untuk memperbaiki kondisi masyarakat di pedesaan. FAO awalnya bermarkas di Washington D.C. namun terhitung tanggal 26 November 2005 markasnya dipindahkan ke Roma.
Prioritas utama dari FAO adalah mendorong terjadinya sustainable agriculture and rural development. Ini merupakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi makanan dan keamanan pangan atau food security dengan memelihara dan mengolah sumber daya alam. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang, dengan mendorong dilakukannya pembangunan yang tidak merusak lingkungan, dengan teknik yang tepat dan cocok, secara ekonomi dapat dijalankan dan secara sosial dapat diterima.24
Organisasi Pangan dan Pertanian merupakan organisasi badan yang berstatus semi otonom dan merupakan bagian integral dari PBB, Dalam melakukan tugas-tugasnya memiliki lembaga-lembaga yang dapat
24
menentukan program-programnya dan memiliki administrasi serta sekretariatnya sendiri. FAO terdiri dari delapan bagian, yaitu:
Administration and Finance Agriculture, Economic and Social, Fisheries,
Forestry, General Affairs and information, sustainable development and
Technical Cooperation. Untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya, FAO mempekerjakan 3700 anggota staf, yang terdiri dari 1400 profesional, dan 2300 staf pembantu umum, dengan menyediakan lima kantor regional, lima kantor sub regional, lima kantor liaison dan lebih dari 78 kantor di negara-negara anggota untuk memnuhi kebutuhan kantor pusat yang terletak di Roma.
FAO (Organisasi pangan dan Pertanian) meliputi 4 area utama, yaitu: menjangkau informasi dari staf ahli untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi data dana pembangunan, menerapkan keahlian dalam menjalankan proyek, membantu neggara menyusun strategi dalam isu pangan dan agricultur, dan melakukan pertemuan dengan Negara-negara untuk membahas hal tersebut. Sementara pengkatagorian pengoprasian kerja FAO dibagi kedalam 2 bagian, yaitu program rutin yang meliputi operasi internal, termasuk pemeliharaan kualifikasi yang tinggi dari stafnya dalam pekerjaan lapangan, menasehati pemerintah dalam kebijakan, perencanaan dan pelayanan kebutuhan pembangunan.
Proyeknya biasa dilaksanakan dengan bekerja sama dengan pemerintah nasional dan agensi lainnya. Sebanyak 60% dananya bersumber dari national trust fund dan 22%nya berasal dari Program Pembangunan PBB. Sementara FAO sendiri berkontribusi melalui anggaran program rutin melalui program kerjasama tekhnis.25
Ilmu pengetahuan, teknologi, penelitian sosial dan ekonomi tentang
gizi, pangan dan pertanian.
2.1.2. Fungsi FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian)
FAO bertugas untuk menghimpun, menganalisa, menerjemahkan dan menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan pangan, gizi, dan pertanian (perikanan, peternakan, kehutanan dan hasil-hasil laut). Selain itu, FAO juga bertugas mendorong dan dan memberikan rekomendasi untuk bertindak baik secara nasional maupun secara internasional yang berhubungan dengan:
Melaksanakan pendidikan dan peng-administrasian serta
menyebarluaskan tentang ilmu dan praktek gizi, pangan dan pertanian, Melestarikan sumber daya alam dan menerapkan metoda produksi
pertanian.
Memantapkan pemrosesan, pemasaran dan pendistribusian pangan dan
hasil-hasil pertanian.
Menerapkan kebijaksanaan internasional dengan memperhatikan
perjanjian-perjanjian mengenai komoditi pertanian.
Secara umum menerapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.3. visi, misi dan tujuan FAO
Setiap organisasi memiliki visi dan misi masing-masing. Demikian pula FAO sebagai salah satu organisasi PBB memiliki mandat dan tugas pokok. Misi pokok FAOadalah membantu negara anggota mencapai food security, dalam arti produksi pangan. Sesuai dengan mandatnya, FAO tidak melakukan pengerahan bantuan darurat berupa makanan untuk penduduk yang terkena bencana alam atau pengungsi. FAO memfokuskan diri pada bantuan dalam memfasilitasi proses produksi pangan, setelah bencana alam reda atau bilamana kehidupan masyarakat petani menuju normal.
Ada pun Visi dari Organisasi Pangan dan Pertanian adalah“Remaining fully responsive to the ideas and requirements of member, and being recognized for leadership and partnership in
helping to build a food secure world” (Responsif terhadap keinginan negara anggotanya, memiliki kepemimpinan dan kemitraan yang diakui dalam rangka menciptakan dunia yang cukup pangan).
sumberdaya alam. meningkatkan iptek tentang makanan, pertanian, perikanan dan kehutanan.
FAO mempunyai tujuan utama untuk membantu negara-negara anggotanya dalam upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan guna kepentingan umat manusia di dunia melalui:
Memperbaiki tingkat gizi dan taraf hidup rakyat di wilayah hukum
masing-masing.
Meningkatkan efesiensi dan produksi semua hasil pangan dan
pertanian.
Memperbaiki kondisi penduduk pedesaan.
Menunjang perekonomian dunia dan membebaskan manusia dari
kelaparan.
Dalam mencapai tujuannya, FAO melaksanakan fungsinya dalam empat bidang:
1. Mengumpulkan, menganalisa dan menyebarkan informasi
2. Memberikan nasihat kepada pemerintah mengenai kebijaksanaan dan perencanaan
3. Menggalakkan konsultasi dan kerja sama diantara anggota
2.1.4. Kekuatan dan Kelemahan FAO (Organisasi Pangan dan
Pertanian)
1. Adapun kekuatan dari Organisasi Pangan dan Pertanian, sebagai berikut:
Memiliki kepercayaan diri bahwa negara-negara anggotanya
memiliki kecakapan atau keahlian berorganisasi dan berpengalaman dalam bekerja untuk mencapai tujuan; mampu merangkul masalah-masalah global; memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi dan membuat solusi secara independen berdasarkan idiologi atau perspektif nasional yang spesifik.
Bersama-sama dengan struktur kerja organisasi yang luas,
kapasitas networking organisasi yang mendunia, dan berdasarkan pada hubungan langsung dengan badan-badan pemerintahan, institusi penelitian dan akademik, serta badan-badan nasional maupun internasional lainnya.
Memiliki campuran yang unik antara pengalaman
operasional dan normatif dari staf organisasinya.
Bantuan-bantuan teknik ditawarkan organisasi kepada
2. Kelemahan dari Organisasi Pangan dan Pertanian yaitu FAO terlalu desentralisasi, dengan proporsi staf yang bertugas di pusat yang banyak, yang jauh dari pengamatan akan masalah-masalah yang kompleks di lapangan.Selain itu difusi dalam struktur organisasi akan mencegah organisasi tersebut untuk konsentrasi pada wilayah kunci, dan mengurangi kemampuannya untuk mencapai hasil yang berkualitas tinggi.
2.1.5. FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) dan Indonesia
Indonesia menjadi anggota FAO tanggal 28 November 1949, menegaskan kembali ketertarikannya pada upaya peningkatan taraf hidup rakyatnya, dan memberikan sumbangan pada kerja internasional dalam pembangunan pangan dan pertanian. Sejak saat itu, Indonesia dan FAO telah bekerja sama secara erat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan Indonesia dalam bekerja dengan FAO dimulai pada tahun 1950 ketika mempersiapkan selebaran-selebaran mengenai makanan dan gizi yang berimbang. Dan dalam perencanaan pertanian. FAO memberikan bantuan teknis dalam bidang statistik pertanian, produksi beras dan perencanaan kehutanan.
di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan. Program dan proyek tersebut memperoleh dana dari Pemerintah Indonesia, UNDP, dan badan-badan multilateral yang lain, negara-negara donor, dan oleh FAO sendiri. Ribuan tenaga ahli dan perencana Indonesia telah memetik manfaat dari program latihan yang diselenggarakan oleh FAO serta berbagai proyeknya yang terdapat di dalam maupun luar negeri. Demikian juga dengan para ahli di berbagai bidang yang lain dan para administrator.26
2.1.6. FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) di Indonesia
Mula-mula FAO berada di Indonesia melalui para ahlinya. Kemudian lewat seorang Kepala Perwakilan atau seorang penasihat pertanian pada tahun 1978, FAO secara resmi membuka kantor perwakilannya di Indonesia. Kepala perwakilan FAO menyampaikan surat-surat kepercayaannya kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1979.
Indonesia memberikan sumbangan kepada FAO melalui beberapa cara. Banyak pertemuan mengenai kebijaksanaan dan perencanaan yang disponsori FAO, rapat-rapat konsultasi teknis, pelatihan serta pertemuan komisi, diselenggarakan oleh pemerintah yang bertindak sebagai tuan rumah. Indonesia juga berpartisipasi secara aktif dalam berbagai program global maupun regional. Menyumbangkan pengalaman dan keahliannya demi kemaslahatan pihak lain. Sesuai dengan semangat Kerja sama Teknis di antara Negara-Negara Sedang Berkembang.27
26
Program bantuan teknis dan proyek dimana Pemerintah Indonesia dan FAO bekerja sama selama 45 tahun, meliputi perencanaan pembangunan pertanian, evaluasi sumber tanah, irigasi, dan pengelolaan air. Peningkatan produksi hasil panen (terutama padi), penggalakan palawija, dan pengembangan pertanian holtikultura. Pengembangan hasil perkebunan, penggalakan usaha peternakan kecil dan memperkuat pelayanan dibidang kesehaqtan hewan ternak. Perencanaan perikanan dan pengolahannya, analisa hutan dan industri hutan, perencanaan dan inventarisasi, perlindungan lingkungan dan pengelolaan binatang liar, pengembangan taman nasional, dan program aksi kehutanan nasional (NFAP).28
2.2. Undang-Undang Pangan di Indonesia
Mitra FAO yang paling penting di Indonesia adalah Departemen-Departemen Pertanian, Kehutanan, Koperasi, Transmigrasi, Kependudukan dan Lingkungan, dan Pekerjaan Umum. FAO juga bekerja sama dengan universitas, lembaga penelitian, badan-badan lain dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Indonesia memiliki Undang-undang yang mengatur tentang pangan yang disebutkan dalam Undang-undang No.18 tahun 2012. Undang-undang pangan ini revisi dari undang-undang pangan no 7 tahun 1996 yang dianggap tidak sesuai lagi dengan dinamikan perkembangan kondisi eksternal dan internal,
demokratisasi, globalisasi, desentralisasi, penegakan hokum dan beberapa peraturan perundang-undangan yang dihasilkan kemudian sehingga perlu diganti.
Ada pun perubahan yang mendasar dari Undang-undang No.7 tahun 1996 dibanding dengan Undang-undang No.18 tahun 2012, sebaga berikut:29
No.
Table 2.1. perubahan UU No. 7 Tahun 1996 dengan UU No.18 Tahun
2012
Undang-undang No.7 Tahun 1996 Undang-undang No.18 Tahun 2012
1. Visi: Ketahanan Pangan Visi: ketahanan, kedaulatan, dan
kemandirian pangan
2. Pemenuhan kebutuhan pangan
hingga tingkat rumah tangga
Pemenuhan kebutuhan pangan hingga
tingkat individu
3. Belum mengatur tentang
kelembagaan pangan
Sudah mengatur tentang kelembagaan
pangan
4. Belum mengatur tentang pangan
local
Mengatur tentang pengutamaan
produksi pangan sesuai dengan kearifan
local
5. Belum mengatur tentang
penimbunan pangan
Sudah mengatur tentang penimbunan
pangan
6. Belum mengatur secara detail
tentang cadangan pangan
Mengatur detail tentang cadangan
pangan
7. Belum mengatur kewajiban
pemerintah mengelola stabilisasi
pasokan dan harga, cadangan dan
distribusi pangan pokok
Sudah mengatur kewajiban pemerintah
mengelola stabilisasi pasokan dan harga,
cadangan dan distribusi pangan pokok
8. Mengatur masalah keamanan
pangan : label, kemasan, dan iklan
Mengatur lebih dalam dan terperinci
tentang keamanan pangan : label,
kemasan, dan iklan
Dalam Undang-undang pangan yang terbaru No. 18 Tahun 2012, dijelaskan bahwa Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan sumber pangan, bahan pangan dibedakan menjadi 2, yaitu bahan makanan nabati yang berasal dari tanaman/tumbuh-tumbuhan dan bahan pangan hewani yang berasal dari hewan. Pada dasarnya pangan tersebut harus ada di setiap saat dan untuk dapat memenuhi kriteria ketahanan pangan.
Dalam UU Pangan dijelaskan bahwa yang dinamakan Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa dalam mewujudkan ketahanan pangannya, dapat menentukan kebijakan pangannya secara mandiri, menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya, dan memberi hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem usaha pangannya sesuai dengan potensi sumber daya dalam negeri. Sedangkan arti dari kemandirian pangan yakni kemampuan negara memproduksi pangan dalam negeri untuk mewujudkan ketahanan pangan dengan memanfaatkan sebesar-besarnya potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. 30
Adapun pengertian dari ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan individu, yang tercermin dari tersediannya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta sesuai dengan keyakinan, dan budaya untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Hampir semua negara memiliki pola pemenuhan kebutuhan pangan berbeda yang saling tergantung dan membutuhkan karena pasokan atau produksi pangan yang ada memang dirancang dan dikondisikan terbatas atau seperlunya saja hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jika ada kelebihan pasokan atau produksi, akan mengacaukan harga pangan dunia, hal ini sebagaimana dialami oleh petani Indonesia ketika panen raya terjadi gejolak harga berupa turunnya harga pangan. Begitu juga sebaliknya ketika terjadi kelangkaan atau kekurangan pasokan harga pangan bisa melambung tinggi dan sangat tidak rasional. Semua itu terjadi karena manajemen pengelolaan produksi pangan dan distribusinya yang tidak baik dan