• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat

(19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajara nuntuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan

pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan yang

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Selain itu menurut Porwanto Ngalim (2004:1). Kurikulum meliputi segala aspek

kehidupan dan apangan hidup manusia dalam masyarakat moderen ini dapat

dimasukkan kedalam tanggung jawab sekolah, yang dapat dipergunakan untuk

mengembangkan pribadi murid serta memberi sumbangan untuk memperbaiki

kehidupan masyarakat.

Di zaman modern seperti sekarang ini pendidikan merupakan investasi

jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini sangat

diakui oleh semua orang. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Berjalannya pergantian kurikulum, kita harus selalu tanggap dalam menerima

perubahan tersebut. Perubahan dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) ke Kurikulum 2013 yang baru berjalan 1 semester dan beberapa saat

(2)

kurikulum 2006 atau KTSP. Hal itu tentu saja sangat terburu-buru, tetapi kita

sebagai warga Negara Indonesia tetap harus mengikuti aturan tersebut.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar

yang telah ditentukan, guru memiliki peran penting di antaranya interaksi yang

halus dan berfariasi antara guru, siswa, bahan pelajaran, kelas, dan lingkungan

kultural dalam (popham, 2008:5). Selain itu guru di tuntut mampu menguasai

teknik dan metode pembelajaran yang efektif dan efesien, penggunaan model

yang semakin efektif membuat tujuan belajar tercapai. Dengan demikian maka

model adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai satu tujuan.

Hal ini berlaku bagi guru (model mengajar) maupun bagi siswa. Berbagai macam

model yang digunakan dalam pembelajaran membuat seorang guru harus mampu

untuk dapat menyesuaikan penggunaan model dengan memperhatikan berbagai

faktor diantaranya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai kondisi peserta

didik dan lingkungan, tersedianya sarana dan prasarana, serta kemampuan guru

menggunakan metode tersebut.

Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan

keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta

mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah dalam pelaksanaan

pembelajaran, tugas utama seorang guru adalah mengajar mendidik dan melatih

peserta didik mencapai taraf kecerdasan, budi pekerti, dan keterampilan yang

optimal. Agar dapat mampu melaksanakan tugasnya dengan baik guru harus

menguasai berbagai kemampuan dan keahlian. Guru dituntut menguasai materi

pelajaran dan mampu menyajikan dengan baik serta mampu menilai kinerjanya.

IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang

banyak disukai oleh siswa, tetapi tidak sedikit juga siswa yang merasa malas

belajar IPA, mereka cenderung menganggap bahwa IPA merupakan pelajaran

yang susah karena banyak materi yang cenderung bersifat hafalan. Biasanya siswa

(3)

Padahal IPA merupakan mata pelajaran yang menentukan lulus tidaknya

seseorang dalam menempuh jenjang pendidikan sekolahnya

Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk mengembangkan anak berfikir

rasional dan ilmiah. Maka pelajaran IPA diupayakan mencapai hasil yang

maksimal. Peningkatan prestasi belajar merupakan tujuan yang diikuti upaya

peningkatan kualitas pembelajaran. Pelajaran IPA merupakan salah satu mata

pelajaran yang mencakup materi yang cukup luas, dalam pelaksanaannya guru

dituntut menjelaskan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode, media dan

alat peraga serta sumber belajar yang memadai pula. Namun tidak sedikit guru

dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan alat peraga yang sesuai dengan

materi, serta tidak menggunakan sumber belajar yang memadai.

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standarisasi mata

pelajaran IPA, guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada

metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang

kreatif, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan

media pembelajaran sehingga siswa kurang kreatif dalam pembelajaran guru

bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan

sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya.

Proses belajar yang dulunya didominasi dengan aktifitas menghafal dengan

hal-hal yeng telah dipelajari (Suprijono, 2009:3).

Pembelajaran di selenggarakan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa

tingkat intlektual dan tingkat perkembangan mental siswa. Konsep-konsep

tersebut tersusun secara hierarkis, logis dan sistematis mulai dari konsep yang

sederhana sampai kepada konsep yang kompleks. Oleh karenanya pembelajaran

tematik di pelajari di SD karena pembelajaran ini berdasarkan pengalaman siswa.

(4)

dalam jenajang sekolah dasar. Tantangan terbesar guru adalah menanamkan

konsep kepada siswa agar siswa itu dapat berkembang.

Dalam proses pendidikan, siswa bersetatus sebagai subyek didik-siswa

aktif belajar. Dalam evaluasi, kinerja siswa bersetatus sebagai objeg evaluasi

kinerja siswa di cermati dan diperhatikan oleh evaluator dalam Arikunto

Suharsismi (2012). Kegiatan belajar mengajar di rancang dan disusun dengan

mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan dalam Arikunto Suharsimi (2012).

Permasalahan tersebut juga terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran masih

sering dijumpai kendala sehingga siswa kurang memahami materi yang dipelajari.

Kendala dalam proses pembelajaran tersebut juga dihadapi oleh guru di SD

Negeri Kaliwungu 02 Kabupaten Semarag IPA kurang baik. Untuk menghambat

gejala-gejala tersebut, maka penelitian dalam proses kegiatan belajar mengajar

menggunakan Setrategi Inkuiri khususnya pada mata pelajaran IPA kelas IV yang

akan penulis teliti, sesuai dengan materi energi dan perubahannya. Setrategi

Inkuiri Ini bertujuan agar siswa dapat menangkap dengan jelas materi yang

dipelajari dan melatih siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih berkonsentrasi dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran, karena siswa diajak langsung dalam mengerjakan sesuatu

latihan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi dengan

menggunakan media gambar sehingga akan memperkuat kemampuan kognitifnya

dengan demikian pembelajaran menjadi bermakna dan tujuan pembelajaran IPA

dapat tercapai.

Strategi inkuiri menekankan pada semua pendidikan agar menerapkan

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses pemahaman materi

pembelajaran. Banyak penelitian yang menjadi bukti bahwa strategi inkuiri

sebagai strategi pembelajaran yang paling cocok digunakan untuk pembelajaran

Sains, akan tetapi masih banyak guru yang tidak mau menggunakan strategi ini.

Pada kenyataanya strategi inkuiri menjadi inti dari pembelajaran sains.

(5)

menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan

sederhana dalam pembelajaran sains. Proses pembelajaran inkuiri yang diawali

dengan pernyataan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat

fenomena alam IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan

mendapat pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi dan penyelidikan

sederhana. Pembelajaran ini dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang

diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan sehingga

mampu berfikir kritis melalui pembelajatan IPA dalam Susanto (2012:172).

Tabel 1.1

Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II tahun 2014/2015

Pada Kelas IV semester II tahun ajaran 2014/2015 materi energi dan

perubahannya. Hasil pengamatan awal menunjukkna bahwa siswa kelas IV SD N

kaliwungu 02 Kabupaten Semarang dalam mengikuti pelajaran masih rendah

karena masalah yang mendasar dalam pelaksanaan pembelajarana guru belum

memfasilitasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil pengamatan awal

terhadap proses pembelajaran siswa kelas IV SD N Kaliwungu 02 mencapai 42,9

% keadaan ini masih kurang dari tuntutan 100% siswa. Nilai mata pelajaran IPA

baru mencapai 12 anak yang tuntas dari 28 siswa. Siswa yang belum tuntas

sejumlah 57,1% atau sekitar 16 siswa. Berbagai upaya peningkatan kondisi

tersebut telah dilakukan, namun belum mencapai hasil yang maksimal, karena

belum menerapkan strategi pembelajaran yang memiliki potensi siswa untuk

meningkatkan ketrampilan proses dalam belajar siswa. Berdasarkan hasil kajian

pustaka menemukan bahwa strategi inkuiri berbantuan dengan media gambar No Ketuntasan (KKM = 70) Jumlah Persentase

(6)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada

mata pembelajaran IPA karena penggunaan gambar atau poster dengan strategi

inkuiri cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berbagai penelitian

tindakan kelas tentang penerapan strategi inkuiri dapat meningkatkan ketrampilan

proses sain dan hasil belajar siswa. Untuk memperbaiki proses dan kompetensi

hasil belajar tersebut akan diterapkan strategi inkuiri berbantuan dengan media

gambar. Diharapkan setelah tindakan pembelajaran dilakukan, rata-rata tingkat

ketrampilan mengamati siswa dapat meningkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan rendahnya

hasil belajar dikarenakan beberapa permasalahan yaitu :

1. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran IPA lebih cenderung

menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah jadi pembelajaran

di kelas berpusat pada guru sehingga tidak ada variasi dalam penggunaan

metode pembelajaran.

2. Siswa bosan dalam pembelajaran IPA karena terlalu banyak materi dan tidak

menarik.

3. Siswa malas membaca dan mendengarkan guru yang sedang memberikan

materi sehingga tidak benar-benar mengerti dan menguasai materi.

4. Hasil belajar rendah pada mata pelajaran IPA belum mencapai KKM 70

Berdasarkan observasi yang di lakukan nilai rata-rata ulangan pada mata

IPA baru 42,9 % keadaan ini masih kurang dari tuntutan 100% siswa. Nilai mata

pelajaran IPA baru mencapai 12 anak yang tuntas dari 28 siswa. Siswa yang

belum tuntas sejumlah 57,1% atau sekitar 16 siswa, karena model atau strategi

yang digunakan dalam pembelajatan masih menggunakan model konvensional

atau guru hanya melakukan pembelajaran dengan metode ceramah yang mungkin

dapat meningkatkan tingkat kejenuhan siswa untuk mengikuti pelajaran dikelas.

Ditambah lagi dengan matei IPA yang banyak, materi sangat rumit dan

(7)

mengikuti pembelajaran dikelas. Siswa yang di sekolah bermain, mendengarkan,

mencatat ini diberikan hal baru yaitu dengan bermain sambil belajar dan bertindak

atau melakukan yang diharapkan menjadi pembelajaran yang bermakna dan

menyenangkan. Semua itu yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

sehingga terjadi ketidakpuasan pada diri guru dikelas tersebut .

Berdasarkan hal-hal diatas perlu dilakukan penelitian dengan judul :

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaiwungu 02 Kabupaten Semarang

Semester II Tahun 2014/2015”

1.3 Cara Pemecahan Masalah

Untuk menjawab masalah maka di ambil tindakan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut yaitu. Dengan diterapkannya penggunaan media gambar

dengan strategi inkuiri, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa

sehingga membuat pembelajaran yang diikuti siswa itu menjadi bermakna.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut :

“Apakah pembelajaran IPA melalui strategi inkuiri berbantuan media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Kaliwungu 02 semester II

tahun 2014/2015?"

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi inkuiri

menggunakan media Gambar siswa kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten

(8)

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah khazanah teori keilmuan khususnya

dalam ilmu pendidikan dasar tentang strategi pengajaran yang tepat untuk

peserta didik.

1.6.2 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi guru : Dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di

kelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh

guru dapat diminimalkan.

2. Bagi siswa : Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang

baik bagi siswa untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa

dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah : Dapat memperoleh panduan inovatif strategi

pembelajaran inkuiri dan media gambar yang diharapkan dapat

diterapkan untuk kelas-kelas yang lain dan dengan Penelitian

Tindakan Kelas ini dapat memberikan sumber pemikiran sebagai cara

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pembelajaran

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Belajar IPA Pra Siklus
gambar. Diharapkan setelah tindakan pembelajaran dilakukan, rata-rata tingkat

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah ( weak ) yaitu tanah yang jika

Tabel 5 menunjukkan bahwa Sebagian besar responden memperoleh standar pelayanan pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan dengan kategori

Tahap kedua, pada tahap ini dilakukan dengan cara membuat catatan harian makanan untuk melihat makanan apa saja yang menyebabkan perubahan perilaku pada anak selain

Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan.. meanghasilkan tanah

memperlihatkan bahwa dari 50 responden yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang tumbuh kembang anak dan menunjukkan sikap yang cukup

Dengan nilai maksimum dan minimum proporsi penduduk pada masing-masing kelompok umur sebagai berikut, pada kelompok umur 1 (0 - 4 tahun), proporsi populasi penduduk yang paling