• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbisnisan pastilah memiliki data keuangan (transaksi) perusahaan kemudian - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Auditor Switchng Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbisnisan pastilah memiliki data keuangan (transaksi) perusahaan kemudian - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Auditor Switchng Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia perbisnisan pastilah memiliki data keuangan (transaksi) perusahaan kemudian dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah laporan keuangan. Laporan ini dibuat berisikan informasi keuangan sebagai pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen berkepentingan menyajikan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dapat menggambarkan prestasi kinerja perusahaan. Maka dibutuhkannya seorang Akuntan Publik (AP) sebagai pemeriksa laporan keuangan tersebut agar pihak eksternal atau sebagai pihak pengguna laporan keuangan dapat mempercayai keakuratan laporan keuangan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat. Pengertian Akuntan Publik menurut Zulen (2013) adalah :

Akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa yaitu mengurangi potensi ketidakwajaran dalam penyajian laporan keuangan dan menengahi kedua belah pihak (manajemen dan pemilik) yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu dengan cara menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Ketentuan mengenai Akuntan Publik di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Setiap Akuntan Publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh pemerintah.

(2)

auditor dalam menjalankan profesinya. Kepercayaan klien akan menurun jika terdapat bukti bahwa sikap independensi yang dimiliki oleh auditor adalah palsu, dan secara tidak langsung menyebabkan seluruh perusahaan berargumen bahwa semua Akuntan Publik tidak independen. Untuk diakui pihak lain sebagai pihak yang independen, seorang auditor harus tidak memiliki kewajiban dengan kliennya sebelum melaksanakan jasanya. Secara umum menurut Mulyadi (2002) ada 3 aspek independensi auditor yaitu:

Independence in fact (independensi dalam fakta) yaitu auditor harus mempunyai kejujuran dan objektifitas yang tinggi sesuai dengan kenyataan. Independence in appearance

(independensi dalam penampilan) yaitu pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Independence in competence (independen sesuai keahliannya) artinya keahlian seorang auditor menentukan independensinya.

Salah satu ancaman independensi auditor adalah audit tenure berkepanjangan. Panjangnya masa audit di perusahaan, memungkinkan auditor untuk membangun “hubungan nyaman” atau hubungan kekeluargaan yang kuat dengan klien mereka, yang dapat mengancam independensi auditor. Sebab itu audit tenure yang berkepanjangan dengan klien sebagai salah satu ancaman pada independensi auditor. Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan publik dalam fungsi audit dan untuk melindungi objektivitas auditor, seorang auditor dilarang memiliki hubungan pribadi dengan klien mereka yang dapat menimbulkan ketidak independensian. Salah satu anjuran adalah memiliki rotasi wajib auditor, menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) dalam Wijayanti (2010) “karena dapat meningkatkan kemampuan auditor dalam melindungi publik melalui peningkatan kewaspadaan untuk setiap kemungkinan ketidaklayakan, peningkatan kualitas pelayanan dan mencegah hubungan yang lebih dekat dengan klien”.

Indonesia adalah salah satu negara yang telah mengatur kewajiban rotasi auditor atau

(3)

Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002) peraturan ini menyatakan “bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu “Pemberian jasa audit umum menjadi 6 (enam) tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1), akuntan publik (AP) dan kantor akuntan (KAP) boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3)”. Maka penelitian ini membahas penyebab sebuah perusahaan mengganti auditor atau KAP secara sukarela (Voluntary) bukan karena peraturan wajib oleh pemerintah (Mandatory).

Ada beberapa kasus yang terjadi di Indonesia yang melanggar kode etik profesionalisme seorang auditor atau Akuntan Publik. Beberapa kasus tersebut berakhir dengan diberikannya hukuman, baik berupa hukuman tindak pidana maupun berupa pembekuan izin akuntan publik (AP). Berdasarkan www.djlk.depkeu.go.id dalam Zulen (2013) Salah satu contohnya adalah :

Pembekuan izin akuntan publik (AP) yang dilakukan oleh Menteri Keuangan kepada Thomas Iguna karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhdap Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT. Bank Global International Tbk. Selain itu, Menteri Keuangan juga membekukan izin Akuntan Publik Drs. Joseph Susilo selama 24 bulan karena tidak mematuhi kode etik dan standar yang berlaku dalam audit atas laporan keuangan Bank Asiatic.

(4)

Publik Arthur Andersen. Harga saham perusahaan Enron menurun dan akhirnya mengalami kebangkrutan setelah diketahui bahwa laba yang diungkapkan selama ini merupakan manipulasi. KAP Arthur Andersen tidak mampu menjaga independensi yang dimilikinya sehingga menyebabkan KAP tersebut menjadi pihak yang menanggung akibatnya. Selain bertugas sebagai auditor, KAP Arthur Andersen juga berperan dalam memberikan jasa akuntansi. Hal ini menyebabkan independensi KAP Arthur Andersen terganggu karena terjadi hubungan financial

terhadap perusahaan. Akibat peristiwa tersebut, KAP Arthur Anderson akhirnya ditutup. Banyak hal kasus seperti Enron dan Thomas Iguna yang belum terdengar isunya, tetapi pastilah ada kasus-kasus yang menyerupai, diluar dari jangkauan peneliti yang nantinya dapat dianalisa oleh peneliti selanjutnya.

Maka berdasarkan semua isu tersebut, penelitian ini memberikan keterangan atas penyebab switching pada independensi auditor di Indonesia khususnya pada periode dan objek penelitian yang terkini. Banyak peneliti yang telah menguji faktor-faktor auditor switching ini dan memiliki hasil empiris yang berbeda-beda namun ada pula yang sama, beberapa diantaranya adalah penelitian Sihombing Mutiara (2012) dengan objek penelitian perusahaan manufaktur, menggunakan variabel independen ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien,

financial distress, audit tenure, dewan komisaris, opini audit, dengan hasil empiris variabel audit tenure signifikan. Kemudian Wijayanti (2010) dengan menggunakan objek penelitian manufaktur, menggunakan variabel independen hampir menyerupai Sihombing Mutiara (2012) yaitu ukuan KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, pergantian manajemen, opini audit,

(5)

audit tenure, dengan hasil empiris variabel audit tenure yang signifikan sama hal nya dengan penelitian Sihombing Mutiara (2012).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yaitu Zulen (2013) dengan objek penelitian perusahaan jasa, variabel dependennya adalah auditor switching dan variabel independennya opini audit, pergantian manajemen, ukuran auditor, ukuran klien, financial distress, dengan hasil empiris ukuran auditor dan ukuran klien yang signifikan. Pada dasarnya penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama dengan perbedaan pada tahun dan objek penelitian, Sebab adanya perbedaan waktu dan jenis perusahaan dapat membedakan hasil dari penelitian tersebut. Maka peneliti memutuskan menggunakan 5 (lima) variabel independen sesuai peneliti terdahulu yaitu: Opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien,

financial distress. Masing-masing variabel ini akan dijelaskan di pembahasan selanjutnya. Dengan hal itu, membuat peneliti tertarik untuk menganalisis penyebab terjadinya auditor switching, maka adapun judul penelitian ini adalah:

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switching pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

 Apakah opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan financial

(6)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah diatas adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah : 1.3.1 Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah:

 Untuk memperoleh bukti empiris apakah opini audit, pergantian manajemen, audit

tenure, ukuran klien dan financial distress berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain bagi: 1. Bagi Profesi Akuntan Publik

Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang auditor switching yang dilakukan perusahaan-perusahaan di objek penelitian ini.

2. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat dan wawasan terkini terhadap pekembangan pengauditan khususnya mengenai auditor switching.

3. Bagi Pemerintah

(7)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis data untuk skor postes dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dapat disimpulkan peningkatan kemampuan koneksi matematis pada kelas yang

Theoretically, this research can enrich the study on semiotics especially on the terms of warning icons used on foods and beverages cartons.... Organizations of

Pengaruh Efisiensi Keuangan Daerah terhadap Kesejahteraan Masyarakat Melalui Alokasi Belanja Modal

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajran Mind Ma pping dapat meningkatkan penerapan konsep

THE ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTION AND IMPLEMENTATION ON COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) METHOD:1. A CASE STUDY AT SMA

Kemudian minyak hasil ekstraksi tersebut digunakan untuk bahan baku produksi biodiesel yang meliputi tahap esterifikasi dan transesterifikasi.. Dari hasil penelitian,

The treatments were plow tillage (PT) and no-tillage (NT), with summer fodder maize (Zea mays L.) double-cropped in rotation with winter oat (Avena sativa L.); permanent pasture

Tiga buah gaya F1, F2, dan F3 memiliki arah dan besar seperti pada gambar berikut ini.. Hubungan yang benar untuk ketiga gaya tersebut