Pengertian Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara.
Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonimi di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting. Contoh bentuk kerja sama ekonomi di berbagai kawasan di dunia, antara lain: ASEAN (AFTA/ ASEAN Free Trade Area), kawasan Asia Pasifik (APEC), kawasan Amerika Utara (NAFTA/North America Free Trade Area), dan lain-lain.
Dengan demikian, semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting.
Memahami Budaya dan Perbedaannya
Setiap orang hidup, tumbuh dan berkembang dalam suatu kelompok-kelompok tertentu, baik yang berkaitan dengan kelompok keagamaan, profesi, dan nisnis. Mereka masing-masing menerapkan suatu aturan maupun perilaku yang sesuai dengan budayanya.
Definisi Budaya
Berikut ini adalah arti budaya menurut para ahli.
Lehman, Himstreet dan Baty, budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup mereka tentu sangatlah banyak dan variatif, termasuk didalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.
Hofstede mengartikan budaya sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dengan kategori lainnya. Dalam hal ini yang menjadi kata kunci budaya adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di dunia ini. Sebagai contoh di
tidur di kamar orang tuanya. Sedangkan di Inggris dan Amerika bayi yang baru lahir ditempatkan di kamar yang berbeda beberapa minggu atau bulan kemudian.
Bovee dan Thill, budaya adalah system sharing atas simbol-simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, norma-norma untuk berperilaku. Dalam hal ini, semua anggota dalam budaya memiliki asumsi-asumsi yang serupa tentang bagaimana seorang berpikir, berperilaku dan berkomunikasi dan cenderung untuk melakukan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Beberapa budaya ada yang dibentuk dari berbagai kelompok yang erbeda-beda dan terpisah, tetapi ada yang juga memiliki kecenderungan homogen. Kelompok berbeda (distinct group) yang ada dalam wilayah budaya mayoritas lebih tepat dikatakan sebagai subbudaya (subculture). Indonesia adalah sebuah contoh negara yang memiliki subbudaya yang sangat beragam baik etnis maupun agama. Hal ini berbeda dengan Jepang yang hanya memiliki beberapa subbudaya dan cenderung bersifat homogen.
Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya merupakan tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian tersebut juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelopok tersebut dan cenderung unik dan berbeda dengan yang lainnya.
Menurut Mitchle, budaya adalah seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan standar, ,pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang linnya, budaya suatu masyarakat disampaikan dari generasi ke generasi dan aspek-aspek seperti bahasa, kepercayaan/keyakinan, adat, dan hukum akan salingberkaitan dan membentuk pandangan masyarakat akan otoritas, moral, dan etika. Pada akhirnya budaya akan bermanifestasi ke dalam bagaimana seseorang menjalankan bisnis, bernegosiasi, kontrak atau menangani hubungan bisnis potensial.
Berdasarkan beberapa pengertian budaya tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, antara lain: bahwa budaya mencakup sekumpulan pengalamn hidup, pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasuk di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma-norma, simbol-simboldan kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.
Budaya mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, terutama yang berkaitan dengan dimensi hubungan antarmanusia, meskipun bentuk dari setiap komponen budaya dapat berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lain.
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap komponen terbangun atas beberapa komponen utamanya, yaitu: nilai-nilai (baik atau buruk, diterima atau tidak), norma-norma (tertulis maupun tidak tertulis), simbol-simbol (warna logo suatu perusahaan). Bahasa dan pengetahuan.
Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain: bahasa, kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi sosial. Sementara itu menurut Ceteora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya material, lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika dan bahasa.
Budaya material (material culture) dibedakan ke dalam dua bagian yaitu teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya. Negara maju lebih mementingkan adopsi teknologi baru daripada negara berkembang.
Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang menggunakan segala kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, distribusi, konsumsi, cara pertukaran dan penghasilan yang diperoleh dari kegiatan kreasi.
Organisasi sosial (social institution) dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana orang berhubungan dengan orang lain. Mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan orang lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya. Penduduk pria dan wanita dalam suatu masyarakat, keluarga, kelas sosial, dan kelompok umur dapat ditafsirkan secara berbeda/berlainan dalam setiap budaya.
Estetika (aesthetics) ber kaitan dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama dan tari-tarian. Nilai-nilai setetika yang ditunjukkan masyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara efektif.
Bahasa (language) adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertentu kepada orang lain.
Tingkat Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunial praktis terdapat tiga tingkat budaya, yaitu:
a. Formal
Merupaka suatu tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke genarasi berikutnya dan hal tersebut bersifat formal/resmi. Contoh bahasa.
b. Informal
Pada tingkat ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan. Sebagai contoh, mengapa seseorang bersedia dipanggil nama julukan bukan nama aslinya.
c. Teknis
Pada tingkat ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting. Terdapat suatu penjelasan logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Contoh ilmu matematika.
Mengenal Perbedaan Budaya
Dalam kehidupan sehari-hari, orang kan selalu berhubungan dengan orang lain yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Di samping itu, orang juga berbeda dalam hal suku, agama, ras/etnis, pendidikan, usia, pekerjaan, status, dan jenis kelamin. Hal tersebut akan mempengaruhi cara seseorang mengirim, menerima, dan menafsirkan pesan-pesan kepada orang lain. Berikut adalah perbedaan budaya yang dapat dilihat.
a. Nilai-nilai sosial
Sementara di perkotaan nilai gotong-royong di perkotaan semakin memudar dengan semakin banyaknya sikap individualistis.
b. Peran dn Status
Budaya menuntut peran yang akan dimainkan seseorang, termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka berkomunikasi. Contoh, peran perempuan dalam dunia bisnis di negara berkembang relatif lemah daripada di negara maju.
Dalam hal status, yang cara pandangnya berbeda antara negara satu dengan negara lainny. Kebanyakan status para eksekutif Amerika Serikat dilihat dari simbol-simbol yang bernuansa materialistik. Status sebagai seorang eksekutif ditandai dengan ruang kantor yang reltif lebih luas, karpet mahal, meja kerja eksekutif, dan sejumlah aksesoris yang menarik.
c. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para manajemen puncak antara negara yang satu dengan negara lainnya nerbeda, ada yang lebih cepat ada juga yang lambat.
d. Konsep Waktu
Penilaian tehadap waktu antara negara satu dengan negara linnya juga berbeda, ada yang ketat tetapi ada juga yang longgar/luwes.
e. Konsep Jarak Komunikasi
Ada perbedaan jarak dalam hal melakukan pembicaraan bisnis, di Jepang jarak komunikasi yang dilakukan kurang dekat. Sebaliknya di Timur Tengah dilakukan pemicaraan dengan jarak yang dekat. Sementara, di Kanada, jarak komunikasi dirasa agak jauh.
f. Konteks Budaya
Pemanfaatan sinyal komunikasi verbal dan nonverbal tergantung pada konteks budaya. Di Taiwan, orang kurang tergantung pada komunikasi verbal, tetapi lebih banyak tergantung pada komunikasi nonverbal. Dalam melakukan percakapan, cenderung menyampaikan pesan-pesan disertai dengan ekspresi atau bahasa tubuh.secara tidak langsung (indirect). Sebaliknya seperti yang di Amerika Serikat yang bergantung pada komunikasi verbal.
g. Bahasa Tubuh
Misal dalam hal sinyal “Tidak” di Indonesia dilakukan dengan menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri, di Bulgaria dilakukan dengan mengangguk ke atas dan ke bawah, di Amerika Serikat dilakukan dengan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri.
h. Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan di satu negara dapat menjadi tidak sopan di negara lain. Misal di negara Arab memberi hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan, tetapi bila diberiak kepada anak-anak tak mengapa. Di jerman memberi bunga mawar menandakan pemberi sangat romantis, tetapi tidak boleh diberikan kepada sesuatu yang berkaitang dengan bisnis.
i. Perilaku Etis
Perilaku etis dan tidak etis di setiap negara akan berbeda. Di beberapa negara, perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin. Sedangkan di Amerika Serikat dan Swedia hal tersebut dipandang sebagai bentuk suap.
j. Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain, budaya perusahaan mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain. Juga terlihat dari cara pekerja menyelesaikan tugasnya, bagaimana mereka menafsirkan bereaksi satu sama lainnya, dan bagaimana mereka memandang perubahan.
-oOo-6
Study Case